Вы находитесь на странице: 1из 27

KEPUTUSAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KEP.66/MEN/SJ/2010

TENTANG

PROGRAM PERCEPATAN LAYANAN (QUICK WINS) DI LINGKUNGAN


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan percepatan pelayanan


publik di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
guna mendukung reformasi birokrasi, perlu menetapkan
program percepatan layanan (quick wins) di lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
b. bahwa untuk itu perlu menetapkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan tentang Program Percepatan Layanan
(quick wins) di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman dan Penyusunan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);

5. Peraturan …
-2-

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2010;
7. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor
72 Tahun 2004;
9. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun
2010;
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG PROGRAM PERCEPATAN LAYANAN (QUICK WINS)
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN.

KESATU : Menetapkan program percepatan layanan (quick wins) di


lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terdiri atas:
1. Pelayanan usaha penangkapan ikan; dan
2. Pelayanan jaminan mutu, keamanan dan kesehatan produk
perikanan.
KEDUA : Program percepatan layanan (quick wins) sebagaimana dimaksud
diktum KESATU adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri
ini.
KETIGA : Program percepatan layanan (quick wins) sebagaimana dimaksud
diktum KEDUA digunakan sebagai acuan bagi pejabat/unit kerja
dalam meningkatkan pelayanan usaha penangkapan ikan dan
pelayanan jaminan mutu, keamanan dan kesehatan produk
perikanan.

KEEMPAT …
-3-

KEEMPAT : Program percepatan layanan (quick wins) sebagaimana dimaksud


diktum KEDUA digunakan sebagai model percontohan (role
model) bagi unit kerja eselon I lainnya di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan pelayanan.
KELIMA : Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan
Menteri ini dibebankan pada anggaran Kementerian Kelautan dan
Perikanan Tahun Anggaran 2011.
KEENAM : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2010

a.n. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN R.I.


SEKRETARIS JENDERAL,

Ttd.

GELLWYNN JUSUF
1

Lampiran: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor KEP.66/MEN/SJ/2010
tentang Penetapan Program Percepatan
Layanan (Quick Wins) di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

A. PROGRAM PERCEPATAN LAYANAN (QUICK WINS) USAHA


PENANGKAPAN IKAN

BAGIAN SATU : INFORMASI DASAR

1. Nama Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian


Kementerian/ Kelautan dan Perikanan
Lembaga/ Pemda
2. Alamat lengkap/ Jl.Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
Kementerian/
Lembaga/ Pemda
3. Tim Kerja Nama Jabatan
Reformasi
1. Sekretaris Jenderal
Birokrasi
Pelayanan Usaha 2. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
Penangkapan Ikan 3. Direjtur Jenderal P2HP
Kementerian
Kelautan dan 4. Direjtur Jenderal PSDKP
Perikanan 5. Kepala BKIPM
6. Kepala Balitbang KP
7. Kepala BPSDMKP
8. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat
Jenderal
9. Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
10. Direktur Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan,
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
11. Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkap
Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
12. Direktur Pelabuhan Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap
13. Direktur Pengembangan Usaha Penangkapan
Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
14. Direktur Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap
2

15. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas,


Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap
4. Latar Belakang Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
mengamanatkan agar pemanfaatan sumberdaya ikan
diarahkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat Indonesia. Sumberdaya ikan dimanfaatkan
untuk pembangunan perekonomian nasional, namun
demikian dalam memanfaatkan sumber daya ikan
tersebut harus senantiasa menjaga kelestariannya.
Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber
daya ikan dilakukan dengan pengendalian usaha
perikanan melalui perizinan.
Sesuai dengan amanah Undang Undang Perikanan
No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan dan No. 45
tahun 2009 tentang perubahan UU 31 tahun 2004,
bahwa setiap orang yang melakukan usaha perikanan
di bidang penangkapan wajib memilki Surat Izin usaha
penangkapan (SIUP) dan setiap orang yang memilki
dan atau mengoperasikan kapal penangkapan
ikan/pengangkutan ikan untuk melakukan
penangkapan/ pengangkutan ikan di WPP NRI dan
atau Laut lepas wajib memilIki Surat Izin Penangkapan
Ikan/ Surat izin Kapal Pengangkut Ikan (SIPI/SIKPI).
Perizinan selain berfungsi sebagai alat untuk menjaga
kelestarian sumberdaya ikan juga berfungsi untuk
membina usaha perikanan dan memberikan kepastian
usaha perikanan. Perizinan usaha perikanan tangkap
merupakan perwujudan fungsi manajemen perikanan
tangkap dalam rangka mengontrol pemanfaatan
sumberdaya ikan agar tercapai kelestarian
sumberdaya ikan (SDI) dan lingkungannya. Adapun
jenis perizinan di maksud adalah Surat Izin Usaha
Penangkapan Ikan (SIUP), Surat Izin Penangkapan
Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan
(SIKPI).
Proses penerbitan perizinan usaha perikanan tangkap
(SIUP, SIPI/SIKPI) yang dilakukan Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. PER.05/MEN/2008
tentang usaha perikanan tangkap dan
PER.12/MEN/2009 tentang perubahan
PER.05/MEN/2008. Dimana di dalam Peraturan
tersebut telah diatur tentang persyaratan perizinan,
jangka waktu tahapan proses perizinan, mekanisme
dan ketentuan lainnya terkait usaha perikanan
tangkap.
3

Dalam rangka meningkatkan pelayanan perizinan


usaha penangkaan ikan kepada
masyarakat/pengguna jasa, Ditjen Perikanan Tangkap
KKP selalu berusaha meningkatkan kinerja pelayanan
perizinan usaha penangkapan potensi dan peluang
usaha yang masih tersedia dapat dimanfaatkan secara
baik dan benar, berkesinambungan serta untuk
meningkatkan investasi usaha perikanan tangkap.
Mekanisme dan waktu yang dibutuhkan sejak dari
permohonan izin usaha penangkapan ikan sampai
dengan penerbitan dokumen izin sesuai peraturan
yang berlaku membutuhkan waktu 45 (empat puluh
lima) hari.
Khusus untuk penerbitan SIUP PM (Surat Izin Usaha
Perikanan Penanaman Modal) yakni pada usaha
perikanan tangkap terpadu, prosesnnya melalui
BKPM mengingat dalam persyaratan perizinan SIUP
PM wajib mendapatkan surat persetujuan penanaman
modal dari BKPM.
Permasalahan yang timbul yaitu adanya penilaian
terhadap pelayanan perizinan usaha penangkapan
yang masih belum optimal, meskipun sudah
dilaksanakan rata-rata dibawah 45 hari kerja
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
Guna lebih memberikan pelayanan yang lebih cepat,
murah, transparan dan memberikan kepuasan kepada
pengguna jasa, maka perlu dilakukan upaya-upaya
reformasi birokrasi pelayanan publik terhadap
pelayanan perizinan usaha penangkapan ikan.
Dengan program percepatan (Quick Wins, khusus
untuk dokumen penggantian SIUP dan perpanjangan
izin (SIPI/SIKPI), pelayanan perizinan menjadi 7
(tujuh) hari kerja per dokumen izin yakni waktu proses
pelayanan perizinaan dilakukan setelah seluruh
persyaratan telah dipenuhi/persyaratan lengkap dan
tidak termasuk waktu pelaksanaan pemeriksaan fisik
kapal perikanan. Sedangkan untuk permohonan izin
baru (SIUP,SIPI/SIKPI), perubahan atau perluasan
(SIUP), pelayanan perizinan dilakukan selambat –
lambatnya selama 14 hari kerja. Hal ini disebabkan
untuk izin baru perlu diverifikasi dan ditelaah secara
lebih intensif khususnya terkait peluang alokasi usaha
penangkapan yang masih tersedia.
5. Tujuan Meningkatkan pelayanan perizinan usaha
penangkapan ikan yang efektif dan efisien, lebih cepat
dan transparan, sesuai dengan ketersediaan
sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan peraturan
4

perundang - undangan serta meningkatkan kepuasan


pengguna jasa/pelaku usaha.
6. Sasaran Terciptanya pelayanan perizinan prima dengan
mempersingkat waktu proses pelayanan dari 45 hari
menjadi 7 hari untuk perpanjangan dan penggantian
dan menjadi 14 hari untuk izin baru, perubahan dan
perluasan.

BAGIAN DUA : RENCANA UMUM PELAKSANAAN PROGRAM DAN


KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
7. Agenda dan a. Perubahan/revisi Peraturan
Prioritas
Perubahan/revisi Peraturan tentang usaha
perikanan tangkap dilakukan atas dasar iklim usaha
perikanan yang semakin berkembang dan
menuntut peningkatan pelayanan usaha
penangkapan ikan, serta pengendalian terhadap
pemanfaatan sumberdaya ikan antara lain melalui
penyederhanaan persyaratan penerbitan perizinan
serta mendorong peningkatan investasi.
b. Pemberian Wewenang Penerbitan Izin Kapal
Perikanan (SIPI/SIKPI) di atas 30 GT sampai
dengan 60 GT.
Pemberian wewenang penerbitan izin kapal
perikanan (SIPI/SIKPI) di atas 30 GT sampai
dengan 60 GT kepada Gubernur guna memberikan
pelayanan prima dalam proses penerbitan izin
sesuai domisili dimana kapal berpangkalan.
c. Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan
Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan guna
meyamakan persepsi terhadap peraturan yang
berlaku dan sinergitas instansi pemerintah dan
pelaku usaha perikanan tangkap.
d. Penataan Tata Ruang Pelayanan
Penataan Tata ruang Pelayanan untuk penataan
ruang kerja agar dapat memberikan pelayanan
lebih nyaman dan transparan serta meningkatkan
ketertiban pengurusan layanan usaha.
e. Ruang Pemotretan beserta Peralatannya
Untuk meningkatkan akuntabilitas dalam
pengurusan SIUP, dilakukan pengambilan photo
bagi pemilik kapal/penanggung jawab usaha
penangkapan ikan. Peningkatan sarana dan
prasarana.
5

f. Sarana dan prasarana pendukung yang memadai


yaitu berupa: peralatan pencetakan, sistem aplikasi
pelayanan usaha, sarana informasi elektronik
(display), papan pengumuman, ruang pengaduan,
pengarsipan dokumen dan kotak saran.
g. Pengembangan system pelayanan usaha
penangkapan ikan dan pengangkutan ikan secara
online antara pusat dan daerah. System ini
dibangun untuk mempermudah akses petugas di
daerah untuk melaksanakan pemberian
kewenangan penerbitan SIPI/SIKPI kapal berukuran
di atas 30 GT sampai dengan 60 GT.
h. Peningkatan keterampilan SDM pelayanan usaha
penangkapan ikan baik di pusat maupun di daerah.
Peningkatan keterampilan ini akan dilakukan
melalui pelatihan, bimbingan teknis maupun studi
banding.
i. Akreditasi ISO 9001: 2008 pelayanan perizinan, hal
ini untuk menciptakan standar pelayanan yang lebih
baik.
8. Waktu a. Dilaksanakan pada bulan Nopember tahun 2010
sampai dengan Mei 2011
b. Dilaksanakan secara bertahap : penetapan provinsi
pemberi izin pada bulan November 2010,
penyiapan SDM dan pengembangan aplikasi
perizinan pada bulan Oktober 2011
c. Dilaksanakan bulan Mei 2011
d. Dilaksanakan bulan Januari sampai dengan Juni
2011
e. Dilaksanakan bulan Mei 2011
f. Dilaksanakan bulan Januari sampai dengan April
2011
g. Dilaksanakan bulan Oktober 2011
h. Dilaksanakan bulan Oktober 2011
9. Tenaga Pelaksana Pelaksana kegiatan :
a. Direktorat Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan
sebagai pelaksana kegiatan.
b. Direktorat Kapal an Alat Penangkap Ikan
menerbitkan rekomensasi hasil cek fisik kapal dan
API.
c. Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan
Ikan menerbitkan rekomensasi usulan investasi
6

usaha perikanan tangkap terpadu


d. Direktorat Sumber Daya Ikan memberikan
pertimbangan teknis tentang data pemanfaatan
sumber daya ikan di WPPNRI.
Pihak terkait dalam proses pelayanan usaha
penangkapan ikan meliputi :
a. BKPM mengeluarkan surat persetujuan Rencana
Alokasi Penangkapan Ikan Penanaman Modal
(RAPIPM) dalam rangka penerbitan Surat Izin
Usaha Penangkapan Ikan Penanaman Modal
(SIUP-PM)
b. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Nakertrans) menerbitkan surat Izin Mempekerjakan
Tenaga Asing (IMTA).
c. Ditjen Imigrasi menerbitkan surat kemudahan
khusus keimigrasian (DAHSUSKIM).
d. Ditjen Perhubungan Laut : menerbitkan Gross Akte
, surat ukur, surat kelaikan dan keselamatan kapal
sebagai salah satu persyaratan penerbitan izin
pelayanan usaha penangkapan ikan.
e. Ditjen PSDKP : menerbitkan Surat Keterangan
Aktivasi Transmiter (SKAT) yang merupakan salah
satu syarat dalam rangka penerbitan surat izin
kapal penangkap/pengangkut ikan (SIPI/SIKPI).
f. Ditjen P2HP/BKIPM : menerbitkan surat
rekomendasi verifikasi UPI untuk penerbitan SIPI
usaha perikanan tangkap terpadu, yaitu dengan
Pola PMA, Swasta Nasional pengadaan kapal dari
luar negeri dan swasta nasional dengan pengadaan
kapal dalam negeri dan memiliki jumlah komulatif
GT kapal di atas 2000 GT.
10. Rencana Kerja Persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi
Umum pengumpulan bahan, penyusunan rencana kerja,
penyusunan KAK.
Pelaksanaan kegiatan terdiri dari : pelaksanaan lelang
pengadaan barang dan jasa, penandatanganan
kontrak, pelaksanaan kegiatan, pelaporan dan
evaluasi.
11. Anggaran Anggaran bersumber dari APBN dan PNBP.
12. Rencana tindak Menindaklanjuti hasil evaluasi terhadap pelaksanaan
lanjut pelayanan usaha penangkapan ikan pada tahun
anggaran berikutnya.
7

BAGIAN TIGA : RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN MASING-MASING


PROGRAM/KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
1. Nama Aktivitas Revisi PERMEN tentang usaha perikanan tangkap
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja :
rinci
- Menyusun Draft Revisi/Perubahan
- Melakukan rapat pembahasan jajaran Dit. PUP,
DJPT , Stake holders
- Melakukan rapat pembahasan lingkup KKP
- Penetapan oleh Menteri
b. Pelaksana : Dit PUP
c. Sumber dana: APBN TA. 2011
d. Parameter keberhasilan: terbitnya Permen KP usaha
penangkapan ikan.
b. Rencana tindak Melaksanakan pelayanan usaha penangkapan ikan
lanjut sesuai dengan Permen KP yang baru tentang usaha
penangkapan ikan.
2. Nama Aktivitas Pemberian kewenangan penerbitan izin kapal
perikanan (SIPI/SIKPI) di atas 30 GT sampai dengan
- 60 GT
a. Rencana Kerja a. Tahapan kerja
rinci
- Penetapan daerah provinsi yang diberi
kewenangan
- Membangun sistem aplikasi perizinan
- Penyiapan SDM di daerah
- Sosialisasi dan pelatihan system aplikasi
perizinan
- Pembinaan dan pemeliharaan software
perizinan pada daerah yang diberi kewenangan
b. Penanggung jawab : Dit. PUP
c. Sumber dana : APBN TA. 2011 (Rp. 714.000.000)
d. Parameter keberhasilan : (1). tersedianya system
aplikasi SIPI/SIKPI untuk kapal di atas 30 GT
sampai dengan 60 GT dan (2) terselenggaranya
penerbitan SIPI/SIKPI untuk kapal di atas 30 GT
sampai dengan 60 GT di provinsi yang ditetapkan.
b. Rencana tindak Melakukan pemantauan dan peningkatan efektivitas
lanjut pelaksanaan penerbitan SIPI/SIKPI untuk kapal yang
berukuran di atas 30 GT sampai dengan 60 GT.
8

3. Nama Aktivitas Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan terkait perizinan


a. Rencana kerja a. Tahapan kerja
rinci
- Persiapan meliputi: penyiapan bahan,
narasumber, penyiapan tempat
- Pelaksanaan sosialisasi
- Pelaporan
b. Penanggung jawab : Dit. PUP
c. Sumber dana : APBN TA. 2011 (Rp. 847.940.000)
d. Parameter keberhasilan: (1). Terselenggaranya
sosialisasi peraturan dengan baik dan lancar dan
(2). Meningkatnya pemahaman peserta sosialisasi
b. Rencana tindak Pemantauan terhadap ketaatan pelaku usaha terhadap
lanjut pelaksanaan peraturan menteri dimaksud.
4. Nama Aktivitas Penataan Tata Ruang Pelayanan
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja
rinci
- Pembuatan layout ruang pelayanan
- Melakukan penataan ruang loket pelayanan
b. Penanggung jawab: Dit. PUP
c. Sumber dana: PNBP
d. Parameter keberhasilan: tersedianya ruang
pelayanan sesuai layout yang direncanakan.
b. Rencana tindak Pemeliharaan terhadap kenyamanan ruang pelayanan
lanjut untuk menunjang ketertiban, keterbukaan, dan
kelancaran pelayanan.
5. Nama Aktivitas Penyediaan Ruang Pemotretan beserta
peralatannya
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja
Rinci Menyiapkan ruang, alat dan sarana pendukung
pemotretan
b. Penanggung jawab : Dit. PUP
c. Sumber dana: APBN TA. 2011 (Rp. 25.000.000) dan
PNBP
d. Parameter keberhasilan : tersedianya ruang, alat dan
sarana pendukung pemotretan.
b. Rencana tindak Melakukan pemotretan terhadap penanggung
lanjut jawab/pemilik dalam proses penerbitan SIUP
9

6. Nama Aktivitas Peningkatan Sarana dan Prasarana pendukung


informasi perizinan
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja : menyiapkan loket pelayanan yang
rinci lebih nyaman dan informatif, meliputi: papan
pengumuman, monitor display informasi, dan kotak
saran
b. Penanggung jawab: Dit. PUP
c. Sumber dana: APBN TA. 2011 (Rp. 85.000.000) dan
PNBP
d. Parameter keberhasilan: mudahnya mengakses
informasi perizinan yang dibutuhkan dan pelayanan
yang semakin lancar.

b. Rencana tindak Meningkatkan kualitas dan efektifitas sarana dan


lanjut prasarana pelayanan yang ada.
7. Nama Aktivitas Pengembangan system online perizinan usaha
penangkapan ikan di pusat dan di daerah
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja :
Rinci
Persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi
pengumpulan bahan, penyusunan rencana kerja,
penyusunan KAK.
Pelaksanaan kegiatan terdiri dari : pelaksanaan
lelang pengadaan barang dan jasa,
penandatanganan kontrak, pelaksanaan kegiatan,
pelaporan dan evaluasi (pembahasan).
a. Penanggung jawab : Dit. PUP
b. Sumber dana : APBN TA. 2011 (Rp.639.899.000)
c. Parameter keberhasilan : terbangunnya system
aplikasi perizinan usaha penangkapan ikan online di
pusat dan di daerah yang mudah diakses oleh
pengguna jasa dan stakeholders.
b. Rencana rindak Pemeliharaan sistem aplikasi perizinan usaha
lanjut penangkapan ikan sehingga pelayanan perizinan usaha
penangkapan ikan dapat beroperasi dengan lancar dan
terkendali.
8. Nama Aktivitas Peningkatan ketrampilan SDM pelayanan usaha
penangkapan ikan di pusat dan di daerah.
10

a. Rencana kerja a. Tahapan kerja :


Rinci Persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi
pengumpulan bahan, penyusunan rencana kerja,
penyusunan KAK,
Pelaksanaan kegiatan terdiri dari : pelaksanaan
lelang pengadaan barang dan jasa,
penandatanganan kontrak, pelaksanaan kegiatan,
pelaporan dan evaluasi (pembahasan).
b. Penanggung jawab: Dit. PUP
c. Sumber dana : APBN TA. 2011 (Rp. 268.800.000)
d. Parameter keberhasilan :Terakreditasinya sistem
pelayanan perizinan berdasarkan ISO 9001:2008.
b. Rencana rindak Melakukan kontrol terhadap sistem pelayanan perizinan
lanjut agar tetap sesuai ISO 9001:2008
9. Nama Aktivitas Persiapan akreditasi ISO 9001: 2008 Pelayanan
Perizinan.
a. Rencana kerja a. Tahapan kerja: menyiapkan petugas yang akan
Rinci dilatih untuk proses penerbita SIPI/SIKPI
b. Penanggung jawab : Dit. PUP
c. Sumber dana : APBN TA. 2011 (Rp. 275.000.000)
d. Parameter keberhasilan: meningkatnya keterampilan
SDM dalam memberikan pelayanan.
b. Rencana rindak Melakukan evaluasi dan pengawasan internal terhadap
lanjut pelaksanaan tugas sesuai SOP.
11

JANGKA WAKTU PROSES PELAYANAN PERIZINAN USAHA


PENANGKAPAN IKAN

(HARI KERJA)

No. Tahapan Proses SIUP (Baru, SIUP (Penggantian),


Perluasan), SIPI/SIKPI
SIPI/SIKPI (Baru) (Perpanjangan)
Pelayanan Quick Pelayanan Quick
Sebelumnya Wins Sebelumnya Wins
1 Verifikasi dokumen 10 10
Verifikasi data 3 1
administrasi
Verifikasi rencana 5 2
usaha
Verifikasi faktual 2 0
(Kapal/UPI)
Surat Perintah
2 Pembayaran (SPP) 30 3 30 3
untuk PPP dan PHP
Wajib membayar
SPP (PPP dan PHP)
ke Bank
3 Penerbitan izin 5 1 5 1
Total Waktu 45 14 45 7

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Waktu


Revisi PERMEN tentang usaha
1 Nopember 2010 - Mei 2011
perikanan tangkap
Pemberian kewenangan penerbitan
2 izin kapal perikanan (SIPI/SIKPI) di Nopember 2010 - Oktober 2011
atas 30 GT sampai dengan 60 GT
Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan
3 Mei 2011
terkait perizinan
4 Penataan Tata Ruang Pelayanan Januari - Juni 2011

5 Penyediaan Ruang Pemotretan Mei 2011


12

beserta peralatannya

Peningkatan Sarana dan Prasarana


6 Januari - April 2011
pendukung informasi perizinan

Pengembangan system online


7 pelayanan usaha penangkapan ikan Oktober 2011
di pusat dan di daerah
Peningkatan keterampilan SDM
8 pelayanan usaha penangkapan ikan Oktober 2011
di pusat dan di daerah.

B. PROGRAM PERCEPATAN LAYANAN (QUICK WINS) JAMINAN MUTU,


KEAMANAN DAN KESEHATAN PRODUK PERIKANAN (CBIB, SKP,
HACCP DAN KESEHATAN IKAN)

BAGIAN SATU: INFORMASI DASAR

1. Nama Kementerian Kelautan dan Perikanan


Kementerian/
- Ditjen Perikanan Budi Daya;
Lembaga/
Pemda - Ditjen P2HP;
- Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan
Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM)
2. Alamat lengkap/ Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta Pusat
Kementerian/
Lembaga/Pemda
3. Tim Kerja Nama Jabatan
Reformasi
1. Sekretaris Jenderal
Birokrasi
Kementerian/ 2. Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya
Lembaga/ 3. Direktur Jenderal P2HP
Pemda
4. Kepala BKIPM
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budi
Daya
6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
7. Direktur Produksi , Direktorat Jenderal Perikanan
Budi Daya

8. Sekretaris Direktorat Jenderal P2HP


13

9. Sekretaris BKIPM
10. Kepala Pusat Karantina Ikan, BKIPM
11. Kepala Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan, BKIPM
12. Kepala Pusat Manajemen Mutu, BKIPM
13. Direktur Pengolahan Hasil, Direktorat Jenderal
P2HP
14. Bagian Hukum, Organisasi dan Humas, Direktorat
Jenderal Perikanan Budi Daya
15. Bagian Hukum dan organisasi Direktorat Jenderal
P2HP
16. Bagian Kepegawaian, Hukum, dan Organisasi
BKIPM
17. Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat,
BKIPM
4. Latar Belakang Tuntutan terhadap produk pangan dan non pangan
yang memenuhi standar mutu, aman, bebas hama
penyakit dan ramah lingkungan saat ini terus
meningkat. Negara – negara tujuan ekspor seperti Uni
Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Korea, China semakin
memperketat kriteria persyaratan komoditi-komoditi
yang akan diimpor yang berpotensi merugikan.
Ketentuan persratan tersebut antar lain dalam hal
keamanan pangan (food safety), standar mutu (Quality)
dan bebas hama penyakit ikan (Healthy). Penetapan
persyaratan tersebut dilakukan dalam rangka
melindungi warga negara dan lingkungan/sumberdaya
alamnya.
Adanya persyaratan keamanan pangan (food safety)
dari pasar internasional / negara importir memberikan
konsekuensi dan menuntut negara (produsen) eksportir
hasil perikanan untuk tidak hanya mengejar target
produksi tetapi juga harus memperhatikan kualitas
produk yang, ramah lingkungan dan berkelanjutan serta
aman untuk dikonsumsi.
Program peningkatan produksi dalam rangka
mewujudkan Indonesia sebagai penghasil produk
perikanan dan kelautan terbesar tahun 2015 dengan
misi mensejahterakan masyarakat kelautan dan
perikanan memerlukan dukungan, partisipasi,
koordinasi, sinergi diantara satuan kerja lingkup
Kementerian Kelautan dan Perikanan dari sektor hulu
(sektor produksi),pengolahan sampai hilir (distribusi).
Satuan-satuan kerja pada setiap titik-titik kritis tersebut
14

telah ditetapkan, diberikan tugas dan tanggungjawab


untuk memberikan dukungan pembinaan dan
bimbingan.
Satuan-satuan kerja tersebut diarahkan berperan
strategis untuk :
1. Mewujudkan hasil perikanan yang akan diekspor
ataupun diimpor terbebas dari hama dan penyakit
ikan dan memenuhi standar mutu dan keamanan
yang dipersyaratkan.
2. Mewujudkan pengelolaan dan produksi hasil-hasil
perikanan yang memenuhi standar kelestarian
sumber daya hayati perikanan.
3. Mewujudkan terbukanya akses pasar yang dapat
diindikasikan melallui menurunnya kasus
penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra.
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 01/MEN/2007
telah mengatur upaya-upaya yang harus dilakukan
dalam pencapaian persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan oleh negara-negara importir, berupa
persyaratan teknis yang disempurnakan dengan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER
19/MEN/2010 tentang “Pengendalian Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Gambaran
keterkaitan dan sinergitas satuan kerja dalam
mendukung mewujudkan produk memiliki daya saing,
bermutu, aman dan sehat dengan
berlandaskan pengelolaan yang lestari dan
keberlanjutan dalam rangka membangun dan
memperlancar akses pasar dituangkan dalam peraturan
tersebut.
Dalam peraturan tentang Pengendalian Sistem Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan tersebut ditetapkan
perlunya dilakukan bimbingan, pembinaan dan
sertifikasi pada titik /sektor hulu sampai hilir. Pada
sektor hulu untuk hasil perikanan secara budidaya
dilakukan bimbingan, pembinaan dan sertifikasi
terhadap unit-unit budidaya melalui program Cara
Berbudidaya Ikan yang Baik (CBIB) sedangkan
terhadap hasil perikanan tangkap dilakukan bimbingan,
pembinaan dan sertifikasi terhadap unit-unit
penangkapan melalui progran Cara Penangan Ikan
yang Baik (CPIB). Pada sektor suplier dan unit
pengolahan dilakukan bimbingan, pmbinaan dan
sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP) dan penerapan
sistem pengendalian mutu produksi (HACCP). Pada
sektor distribusi dilakukan terhadap produk yang akan
15

diperdagangkan / dipasarkan dilakukan pemeriksaan


dan pengujian kesehatan, mutu dan keamanan melalui
pelayanan sertifikat kesehatan, mutu dan keamanan
(HC). Pemberian jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan agar produk yang dihasilkan dapat diterima
dan mempunyai daya saing di pasar global.
Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) adalah
penerapan cara memelihara dan atau membesarkan
ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang
terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari
pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi,
pakan, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologi.
Guna menjamin penerapan CBIB, diperlukan sertifikasi
terhadap unit-unit usaha budidaya sebagai pelaksana
utama dalam penerapan CBIB dilapangan.
Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) adalah
sertifikasi yang diberikan sebagai bentuk pengakuan
bahwa ubit pengolahan ikan (UPI) tersebut layak
sebagai unit pengolah ikan yang telah memenuhi
standar nasional indonesia (SNI) atau internasional.
Output lebih lanjut atas pengakuan SKP adalah
pengakuan atas telah diimplementasikannya sistem
pengendalian mutu pada titik-titik kritis tertentu
(Hazzard analysis critical control point/ HACCP).
Implementasi dan pelayanan pada zonasi-zonasi
tersebut oleh satuan-satuan kerja saat ini telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya berdasarkan
pedoman dan ketentuan yang telah ditetapkan dan
diregulasikan. Namun demikian dalam upaya lebih
meningkatkan pencapaian target produksi dengan tetap
berorientasi akses pasar perlu dilakukan langkah
efisiensi dan efektifitas malalui percepatan dan pelayan
prima (Quick Wins).
Dalam melakukan pengendalian sistem jaminan mutu
dan keamanan hasil perikanan mengunakan sistem
Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP). Sistem
HACCP melalui sertifikasi HACCP merupakan dokumen
persyaratan ekspor yang telah disyaratkan melalui
MoU/MRA dengan beberapa Negara mitra diataranya
Uni Eropa, Canada, Korea dan China. Prosedur pada
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
01/MEN/2007 yang lama dirasakan perlu untuk
disempurnakan dalam rangka percepatan (quick wins)
proses sertifikasi HACCP
Saat ini sertifikasi HACCP terhadap Unit Pengolahan
Ikan (UPI) diterbitkan berdasarkan pada permohonan
baru dan perpanjangan sertifikasi HACCP. Untuk
16

permohonan baru sesuai dengan Peraturan Menteri


Kelautan dan Perikanan No. PER 19/MEN/2010 bahwa
UPI harus mendapatkan Sertifikat Kelayakan
Pengolahan (SKP) sebagai hasil Pembinaan dari
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan terlebih dahulu, sebagai kelengkapan untuk
mengajukan permohonan sertifikat Penerapan HACCP
kepada Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM).
Berdasarkan peraturan baru, dengan SKP hasil
pembinaan berarti UPI telah mendapatkan pembinaan
oleh Ditjen P2HP, sehingga saat di inspeksi oleh Badan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan UPI telah dikondisikan menerapkan
sistem HACCP dengan baik, dan proses sertifikasi
HACCP tidak memakan waktu yang lama yaitu kurang
lebih 54 hari (Prosedur Operasional Standar (POS)
sebagaimana terlampir).
Perpanjangan Sertifikasi HACCP bagi UPI dilakukan
oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan setiap 1 tahun sekali
setelah dilakukan verifikasi untuk melihat konsistensi
penerapan HACCP.
Dalam upaya mewujudkan palayanan yang lebih
efisien, efektif, cepat dan murah BKIPM di unit-unit
pelaksana teknisnya melakukan reformasi pelayanan
secara elektonik (On line System).
Quick wins diharapkan menjadi perbaikan proses
layanan KKP yang merupakan jawaban/respon nyata
KKP atas keluhan masyarakat.
5. Tujuan a. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku
usaha budidaya dalam menerapkan prinsip CBIB
sehingga kualitas produk dapat diterima di pasar
internasional dan meningkatkan pelayanan sertifikasi
cara berbudidaya ikan yang baik (CBIB)
b. Meningkatkan pelayanan sertifikat kelayakan
pengolahan (SKP)
c. Meningkatkan pelayanan sertifikasi hasil perikanan
dalam rangka jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan untuk memperlancar ekspor hasil
perikanan berdasarkan sistem HACCP.
d. Meningkatkan pelayanan sertifikat kesehatan ikan
terhadap media pembawa/ hasil/ komoditi perikanan
yang dilalulintaskan baik impor, ekspor ataupun antar
area
e. Untuk memberikan jaminan bahwa unit usaha
17

budidaya yang dinilai sudah menerapkan CBIB dan


bahan-bahan yang digunakan selama proses
produksi aman bagi konsumen.

f. Memberikan kepastian jaminan bahwa unit


pengolahan ikan telah memenuhi persyaratan
standar pengolahan ikan
g. Memberikan kepastian jaminan mutu dan keamanan
hasil perikanan terhadap konsumen.
h. Memberikan kepastian bahwa media pembawa/hasil
perikanan yang dilalulintaskan bebas Hama dan
Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan yang
dipersyaratkan.
6. Sasaran a. Untuk memberikan jaminan produk perikanan yang
diekspor, ataupun diimpor untuk dipasarkan didalam
negeri bebas penyakit, memenuhi standar mutu dan
aman terhadap manusia, sumberdaya perikanan
dan ramah lingkungan.
b. Terciptanya pelayanan prima penerbitan sertifikat
komoditi perikanan mulai dari hulu (tambak/kolam
budidaya), dalam proses pengolahan dan produk
akhir sampai tahap distribusi dengan waktu proses
penerbitan CBIB dari 112 hari (termasuk tindakan
perbaikan oleh pihak ketiga) menjadi 67 hari
(termasuk tindakan perbaikan oleh pihak ketiga),
waktu proses penerbitan SKP dari 190 hari
(termasuk tindakan perbaikan oleh pihak ketiga)
menjadi 5 hari, proses penerbitan sertifikat HACCP
dari 129 hari menjadi selambat-lambatnya 54 hari
serta proses penerbitan Sertifikat kesehatan untuk
ekspor / pengeluaran dari 18 hari menjadi 8 hari,
sertifikat pelepasan impor / pemasukan dari 18 hari
menjadi 10 hari yang dapat dilakukan secara
elektronik (On line system).
c. Memberikan kepuasan kepada pengguna jasa
BAGIAN DUA: RENCANA UMUM PELAKSANAAN PROGRAM DAN
KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
7. Agenda dan a. Sosialisasi dan pembinaan pemenuhan
Prioritas persyaratan keamanan pangan hasil
pembudidayaan, meliputi :
 pencegahan pencemaran, pemilihan lokasi,
persiapan lahan, pengelolaan air,
penggunaan pakan, obat ikan dan bahan
kimia.
18

 persyaratan sanitasi sistem pembudidayaan


dalam rangka CBIB.
b. Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal P2HP
No. : Per 09.DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan,
Tata cara penerbitan, Bentuk dan Format
Sertifikat Kelayakan Pengolahan, guna
penyamaan persepsi terhadap peraturan yang
berlaku dan sinergitas antara instansi yang
terlibat dalam proses pelayanan sertifikat.
c. Identifikasi UPI dalam rangka pembinaan SKP.
d. Peningkatan sarana dan prasarana Penerbitan
SKP.
e. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan selaku Otoritas Kompeten tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
f. Sosialisasi Peraturan Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan selaku Otoritas Kompeten tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
g. Standardisasi Sarana Pelayanan Sertifikat. Agar
pelayanan lebih cepat, transparan dan nyaman
serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa.
Sarana yang informatif berupa papan
pengumuman, meja information, peralatan
pencetakan.
h. Pembangunan sistem pelayanan sertifikat
kesehatan secara elektronik (online system)
system ini dibangun agar mudah diakses dan
mempercepat proses pelayanan serta dapat
mengurangi kontak person antara pengguna jasa
dan petugas perizinan serta mengurangi
calo/broker.
i. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
pusat dan daerah, sebagai ujung tombak
tercapainya keberhasilan suatu tujuan, maka
melalui pelatihan/bimbingan teknis bagi petugas
pelayanan secara berkelanjutan.
j. Peningkatan sarana uji laboratorium penyakit
ikan, pengadaan alat dan bahan uji laboratorium
penyakit ikan.
19

8. Waktu Target waktu implementasi kegiatan operasional


reformasi birokrasi sbb :
a. Dilaksanakan pada Januari - Desember 2011
b. Dilaksanakan secara bertahap sesuai bidangnya
masing-masing :
CBIB : Juni 2011
SKP : Juni 2011
HACCP : Juni 2011
Sertifikat Kesehatan : Juni 2011 (program
percepatan), Juni 2011 (elektronisasi)
9. Tenaga Pelaksana Pihak yang terlibat didalam proses pelayanan dan
penerbitan sertifikat CBIB, SKP, HACCP dan
Kesehatan Ikan meliputi instansi ekstern KKP dan
Intern KKP.
- CBIB
Ekstern : Dinas Perikanan
Provinsi/Kabupaten/Kota
Intern : Ditjen PB
- SKP
Ekstern : Dinas Perikanan Provinsi
Intern : Ditjen P2HP
- HACCP :
BKIPM, Ditjen P2HP
- HC
BKIPM
 Sekjen KKP (Biro Hukum), terkait dengan
peraturan perundang-undangan
 Sekretaris BKIPM.
10. Rencana Kerja Persiapan secara umum menyangkut pengumpulan
Umum bahan, peralatan, surat perintah tugas, rapat
pembahasan, konsinyasi, pengadaan jasa konsultan
dsb.
11. Anggaran Anggaran bersumber dari APBN dan PNBP
12. Rencana tindak Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan
lanjut pelayanan sertifikat CBIB, SKP, HACCP dan
Kesehatan Ikan
20

BAGIAN TIGA: RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN MASING-MASING


PROGRAM/REFORMASI BIROKRASI
1. Nama Aktivitas Optimalisasi Pelayanan Sertifikasi Cara
Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
a. Rencana kerja rinci a. Tahapan kerja :
- Melakukan rapat pembahasan jajaran
- Melakukan Rapat dengan stakeholder
- Melakukan Rapat pembahasan
- Konsinyasi
- Pembahasan tim kecil
b. Penanggung jawab : Direktur Produksi
c. Jangka waktu pelaksanaan : selama 12 bulan.
d. Target waktu implementasi : Desember 2011
e. Target 2011 : 2000 unit
f. Perkiraan Biaya : Rp. 997.748.000
g. Sumber dana : APBN KKP
h. Kriteria keberhasilan : tersertifikasinya 2000
farm / sentra budidaya yang telah menerapkan
sistem / cara berbudidaya ikan yang baik.
b. Rencana tindak Pengawasan terhadap pelaksanaan proses
lanjut pelayanan dan penerbitan sehingga diperoleh tertib
administrasi CBIB sesuai ketentuan yang berlaku
dan sumberdaya ikan lestari dan berkelanjutan
2. Nama Aktivitas Optimalisasi Pelayanan Sertifikat Kelayakan
Pengolahan (SKP) Unit Pengolahan Ikan (UPI)
a. Rencana kerja rinci a. Tahapan kerja
- Penyiapan sistem dan prosedur
- Penyiapan SDM
- Pembinaan, pemeliharaan, dan pemantauan.
b. Penanggung jawab : Panitia Teknis
c. Jangka waktu pelaksanaan 1 tahun
d. Target waktu implementasi : Juli 2011
e. Sumber dana : APBN
f. Kriteria keberhasilan : jumlah UPI yang dilakukan
pembinaan dan disertifikasi, 505 UPI di 20 lokasi
b. Rencana tindak Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
lanjut pelaksanaan implementasi pelayanan
21

3. Nama Aktivitas Optimalisasi Pelayanan Sistem Jaminan Mutu /


Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Unit Pengolahan Ikan (UPI)
a. Rencana kerja rinci 1. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan selaku Otoritas Kompeten tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikan
a. Tahapan kerja:
- Penyiapan draf peraturan perundang-
undangan
- Pembahasan
- Pelaporan
b. Penanggung jawab : Pusat Sertifikasi Mutu
dan Kemanan Hasil Perikanan
c. Jangka waktu pelaksanaan : Januari s/d
Februari 2011
d. Sumber dana : APBN
e. Kriteria keberhasilan : terwujudnya Pedoman
Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan.
2. Sosialisasi Peraturan Kepala Badan Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan selaku Otoritas Kompeten tentang
Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan
Mutu dan Keamanan Hasil Perikan
a. Tahapan kerja
- Pembentukan tim panitia sosialisasi
peraturan
- Penyusunan kerangka acuan dan rencana
biaya
- Pelaksanaan sosialisasi
- Pelaporan hasil kegiatan
b. Penanggung jawab : Pusat Sertifikasi Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan, BKIPM
c. Jangka waktu pelaksanaan : Maret 2011
d. Sumber dana : APBN
e. Kriteria keberhasilan : 504 UPI di 30 Propinsi
b. Rencana tindak Melakukan pelayanan dan evaluasi sertifikasi
lanjut HACCP
22

4. Nama Aktivitas Optimalisasi Pelayanan Sertifikat Kesehatan /


Karantina Ikan melalui Online system
a. Rencana kerja rinci a. Tahapan kerja
- Pembentukan tim pengadaan jasa konsultan
pengembangan sistem on line
- Penyusunan kerangka acuan dan rencana
biaya
- Pembuatan Sistem Aplikasi
- Pembahasan oleh tim
- Launching dan Uji coba online system
- Melakukan Pelatihan, Apresiasi
- Penyiapan sdm pusat dan daerah untuk
pengoperasian system on line
- Menyiapkan sarana pendukung di setiap
UPT pelayanan
b. Penanggung jawab : Kepala Bagian Informasi
dan Hubungan Masyarakat
c. Jangka waktu pelaksnaan : 60 hari
d. Sumber dana APBN
e. Kriteria keberhasilan :
- 4 Lokasi, sistem pelayanan on line
permohonan pemeriksaan kesehatan ikan,
pusat dan daerah. Mudah diakses
- Penerbitan sertifikat karantina ikan lebih
cepat dan sesuai dengan ketentuan serta
memberikan kepuasan pengguna jasa.
b. Rencana tindak Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
lanjut mekanisme pelayanan
5. Nama Aktivitas Peningkatan Sumberdaya Manusia Pusat dan
Daerah
a. Rencana kerja rinci a. Tahapan kerja : menyiapkan petugas yang akan
dilatih untuk penerbitan sertifikat
b. Penanggung jawab : masing-masing satker
c. Jangka waktu pelaksanaan : 2011
d. Sumber dana : APBN
e. Kriteria Keberhasilan :
- tersedianya SDM yang profesional
- proses pelayananan dan penerbitan Sertifikat
23

kesehatan ikan (HC) untuk pemasukan


(Impor/antar area) 10 hari dan untuk
pengeluaran (Ekspor/antar area) 8 hari
b. Rencana tindak a. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
lanjut keterampilan petugas pelayanan sertifikat
b. Pemeliharaan sistem aplikasi sehingga
pelayanan dapat beroperasi dengan lancar dan
terkendali

JANGKA WAKTU PELAYANAN PENERBITAN SERTIFIKAT


(HARI KERJA)

No. Sertifikat Pelayanan Quick Wins


Sebelumnya
1. CBIB 112 67
2. Sertifikat Kelayakan 120 10
Pengolahan (SKP)
3. HACCP 129 54
4. Sertifikat Kesehatan
Ikan/Health Sertificate (HC)
 Ekspor
10 8
 Impor 18 10

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Kegiatan Waktu


1. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Januari - Februari 2011
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan selaku Otoritas
Kompeten tentang Pedoman Teknis
Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
2. Sosialisasi Peraturan Kepala Badan Maret 2011
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan selaku Otoritas
24

Kompeten tentang Pedoman Teknis


Penerapan system Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
3. Pengembangan Online Sistem Februari – April 2011
4. Peningkatan Sumberdaya Manusia Pusat Mei – Desember 2011
dan Daerah

a.n. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN


REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIS JENDERAL,

ttd.

GELLWYNN JUSUF

Вам также может понравиться