Вы находитесь на странице: 1из 11

ANALISIS KEBIJAKAN INTEGRASI HOLISTIK POSYANDU, BKB, PAUD (Studi

Kasus : Kampung Tuguran RW 6, Potrobangsan, Magelang Utara)

Tema : Family and Childcare

DISUSUN OLEH :

RIMA ATIKAL KAFA (1710201057)

YULI DWI MARGIYANI (1710201055)

JIHAN ALFREDA (1710201112)

ADITYA PRANATA (1710201066)

DEWI CHANIZAH NUR R.P (1710201121)

ERWIN WAHYU SAPUTRA (1710201032)

DOSEN PENGAMPU :

CATUR WULANDARI, S.Sos., M.Si.

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TIDAR

2018
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan investasi bagi masa depan, sehingga kualitas anak akan
menentukan kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
bagi pertumbuhan dan perkembangan di masa usia dini. Tindakan maksimal ini
tidak akan terwujud tanpa adanya peran serta keluarga. Karena keluarga merupakan
satu unit yang memiliki peranan sangat mendasar dalam pengasuhan dan
pendidikan anak karena disanalah tempat utama anak menjalani proses tumbuh
kembang.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 47,
mengamanatkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Salah satu bagian dari program pembinaan ketahanan keluarga tersebut ialah Bina
Keluarga Balita (BKB). Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan salah satu program
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu dalam
pengasuhan dan pendidikan anak.
Menurut data di Kampung Tuguran RW 6, Program BKB itu sendiri
dilaksakanan sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga
khususnya ibu-ibu terhadap anaknya. Sebab, masih banyak masyarakat belum
mengerti merawat anak yang baik dikarenakan mereka yang sibuk bekerja serta
masih banyak masyarakat yang kurang mengerti bagaimana mendidik anak.
Program BKB ini sendiri diintegrasikan kedalam Holistik Integratif yaitu intergrasi
antara Posyandu, BKB, dan PAUD. Kegiatan pokok BKB meliputi sosialisasi peran
keluarga, bimbingan dan konsultasi, pemberdayaan dan peningkatan peran
perempuan. Parenting skills juga dilakukan agar keluarga memahami dan mampu
melakukan perawatan, pengasuhan, pengasahan, dan perlindungan terhadap anak.
2

KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi Peran Keluarga
Menurut Nyc dan Gecas (1976) mengidentifikasikan 8 peran dasar yang
membentuk posisi sebagai suami-ayah dan ibu-istri : Peran sebagai provider
(penyedia); Peran sebagai sebagai pengatur rumah tangga; Peran perawatan
anak; Peran sosialisasi anak; Peran rekreasi; Peran persaudaraan(lainship)
memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal; Peran terapeutik
(memenuhi kebutuhan afektif pasangan); Peran seksual.
2. Definisi Pengasuhan Anak
Menurut Brooks (2001) pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk
pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan oleh orang tua untuk
mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah sebuah
hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun lebih
dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak
yang dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak
dibesarkan.
3. Definisi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial dapat ditafsirkan dalam konteks kelembagaan sebagai
terdiri atas program-program yang disediakan berdasarkan criteria selain
criteria pasar untuk menjamin tingkatan dasar dari penyediaan kesehatan-
pendidikan-kesejahteraan, untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan
keberfungsian individual, untuk memudahkan akses pada pelayanan-
pelayanan dan lembaga-lembaga pada umumnya, dan untuk membantu
mereka yang berada dalam kesulitan dan kebutuhan.
3

STUDI KASUS
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat
membentuk karakter serta moral seoarang anak. Keluarga tidak hanya sebauah
wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya
lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari
keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi,
mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang. Keluarga
merupakan payung kehidupan bagi seoarang anak. Keluarga merupakan tempat
ternyaman bagi seoarang anak. Terkadang setiap orang tua memiliki pekerjaan yang
sibuk sehingga mereka kurang memerhatikan anaknya.
Di Kampung Tuguran RW 6 terdiri dari 10 RT ini terletak di Kelurahan
Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang misalnya. Di Kampung
Tuguran RW 6 ini memiliki keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan
swasta, pegawai negeri sipil dan buruh harian lebas. Dilihat dari segi pekerjaannya,
mereka tergolong kedalam pekerjaan yang sibuk. Terkadang mereka hanya
berangkat pagi pulang sore, dan terkadang jarang memerhatikan anaknya
khususnya anak balitanya. Sehingga mereka memiliki seorang penjaga anak (baby
sitter) untuk menjaga anak balitanya sewaktu orang tuanya bekerja. Padahal,
seorang baby sitter tidak sepenuhnya mengerti bagaimana merawat anak, malah
terkadang mereka mengganggap sepele pekerjaan seperti itu. Hal ini akan
berdampak pada tumbuh kembang sang anak. Apalagi anak yang masih dalam umur
balita, yang masih membutuhkan kasih sayang serta didikan dari orang tuanya
langsung.
Di Kampung Tuguran RW 6 sendiri sudah melaksanakan program
POSYANDU yang telah berdiri sejak tahun 1983. Jadi bisa dibilang lembaga
layanan kesehatan masyarakat khusunya masalah anak sudah ada sejak dulu.
Namun, dulu masih banyak kader-kader yang masih belum dibekali oleh
keterampilan. Dalam kenyataanya program ini masih saja dirasa kurang. Meskipun
sudah memiliki layanan kesehatan, ternyata masih dibutuhkan pula pendidikan bagi
orang tua yang memiliki anak khususnya anak balita tentang bagaimana cara
merawat anak serta pendidikan anak pra-taman kanak-kanak.
4

Berdasarkan Surat Keputusan Lurah Potrobangsan Nomor


445.7/03/515/2016 Potrobangsan Kecamatan Magelang Utara. Dengan
diterbitkannya surat keputusan tersebut, maka di Kampung Tuguran RW 6 sudah
memiliki program layanan masyarakat yaitu POSYANDU, Bina Keluarga Balita,
dan PAUD. Semua itu diintegrasikan menjadi Holistik Integrasi. Menurut pengurus
Posyandu, Bina Keluarga Balita menjadi program dengan tujuan memberikan
pendidikan kepada orang tua tentang merawat balita. Serta PAUD digunakan untuk
memberikan pendidikan kepada anak sampai umur 6 tahun.
Program Holistik Integrasi ini merupakan program yang masih baru
diterapkan di Kampung Tuguran RW 6, sehingga dampaknya masih kurang terlihat.
Dalam penelitian ini, program Bina Keluarga Balita yang akan kami fokuskan.
Dengan adanya pemberian pengetahuan tentang merawat anak diharapkan setiap
orang tua sudah dibekali ilmu untuk mendidik anaknya. Melalui program BKB
diharapkan setiap keluarga mampu miningkatkan kemampuannya terutama
membina anak balitanya sehingga anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak
yang berkepribadian luhur, cerdas serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5

PEMBAHASAN
Undang-undang nomor 52 Tahun 2009 pasal 47 tentang Kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 47 dilaksanakan dengan cara: peningkatan kualitas anak
dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan dan pelayanan tentang
perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak. Dalam UUD 1945 pasal 28b ayat
(2) berbunyi setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Implementasi
kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan keluarga dalam peningkatan
kualitas anak dilakukan melalui Bina Keluarga Balita.
Program BKB di Kampung Tuguran RW 6 masih dirasa kurang dalam
pelaksanaan programnya. Dikarenakan program ini masih terbilang baru.
Partisipasi orang tua yang bisa dibilang masih cukup rendah sehingga pelaksanaan
kurang maksimal. Menurut kepala
6
7
8

ALTERNATIF DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN


9
10

KESIMPULAN
REFERENSI

Вам также может понравиться