Вы находитесь на странице: 1из 16

M-KAJIAN KEPROFESIAN 3

MOBIL LISTRIK
23 APRIL 2018

DRAFT KAJIAN

Disusun oleh:
Anggi Firman – 13114049
Kemal Sabian Devara – 13115151

DIVISI ENGINEER
DEPARTEMEN KEPROFESIAN DAN PENGEMBANGAN KARYA
2017/2018
PENDAHULUAN

Pada draft ini akan dibahas mengenai perbandingan performa antara mobil konvensional
(motor bakar) dan mobil listrik (motor listrik) dengan melihat pada performa RPM dan torsi keluaran
dari mesin utama, sistem pendinginan pada batterai, dan kesiapan Indonesia untuk memproduksi
mobil listrik. Tentu pada penyusunan draft ini berdasarkan data literatur yang diperoleh dari
pengalaman anggota HMM ITB, materi kerja praktek, dan sharing dengan dosen Teknik Mesin ITB.

Untuk menentukan perbandingan antara mobil konvensional dengan mobil listrik, variabel
yang digunakan adalah motor bakar pada Bus HINO FB130 dan motor listrik Pindad dan UQM. Variabel
ini digunakan karena ketersediaan data yang diperoleh dari Kerja Praktek salah satu anggota HMM ITB
dan performa yang dibandingkan sudah dapat menggambarkan secara umum dari perbandingan
antara mobil konvensional dan mobil listrik.

Untuk sistem pendinginan batterai akan dibahas dikarenakan masalah utama pada mobil
listrik adalah keamanan untuk mengoperasikan batterai. Hal ini tentu menjadi masalah yang dapat
dianalisis oleh mahasiswa Teknik Mesin yang sudah mendapat kuliah Mekanika Fluida dan
Perpindahan Panas. Masalah yang muncul pada prototype mobil listrik yang sudah dibuat di Indonesia
adalah terbakarnya batterai pada saat digunakan. Hal ini terjadi akibat sistem pendinginan yang tidak
memenuhi performanya untuk melindungi batterai dari panas berlebih. Masalah lain muncul
dikarenakan ilmu yang digunakan untuk merancang sistem pendinginan pada batterai tidak mudah
untuk dipelajari dan diterapkan.

Terakhir akan dibahas mengenai kesiapan indonesia dalam memproduksi mobil listrik. Hal ini
juga menjadi bahasan oleh mahasiswa Teknik Mesin karena mendapat kuliah Proses Manufaktur.
Masalah yang ada selama ini adalah mobil listrik hanya dibuat sampai prototype, ketika sudah mulai
memproduksi secara massal tentu hal ini menjadi masalah yang tidak mudah diselesaikan. Teknologi
yang ada di Indonesia tidak siap untuk memproduksi secara massal dan juga tenaga kerja dengan
keahlian produksi massal tidak banyak (produksi produk satu buah dengan produksi produk satu juta
buah memerlukan ilmu dan teknologi yang sangat berbeda).

Mobil Listrik Tucuxi (sumber: google image, solopos.com)


PERBANDINGAN PERFORMA MOBIL KONVENSIONAL DAN MOBIL LISTRIK (RPM DAN TORSI)

Spesifikasi BUS HINO FB130:

Sumber: http://hino.co.id/m/en/product/detail/hino-bus/hino-bus2/fb-130
BUS HINO FB 130 akan dimodifikasi dengan mengganti motor bakar dengan motor listrik dan
perubahan lain seperti pemasangan batterai, dan pemasangan motor penggerak kompresor AC dan
penggerak powersteering. Untuk tipe motor terdapat dua jenis yang akan dipilih yaitu Motor Listrik
PINDAD 75 KW dan Motor Listrik UQM 60 KW.

Perhitungan Performa Torsi dan RPM BUS HINO FB130:


Perhitungan Performa Torsi dan RPM Motor PINDAD 75 KW
Bila dibandingkan dalam satu tabel (dengan melakukan perhitungan yang sama):

Dihitung juga untuk performa keluaran roda (sudah termasuk perhitungan dengan differential gear)

Error diperoleh dari perbandingan performa motor listrik dengan motor bakar.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa motor listrik masih bisa memenuhi kriteria dari mobil
konvensional. Terlihat dari Motor Listrik UQM 60KW hanya memiliki error sekitar 6% dari Motor Bakar
W04D – TN. Namun perhitungan ini hanya secara teoritik, apabila diterapkan maka akan muncul
permasalahan dari konstruksi motor listrik yang tentu tidak sama dengan motor bakar. Pada motor
bakar terdapat flywheel yang digunakan untuk membuat konstan keluaran putaran poros motor bakar
yang juga merupakan konstruksi dari gearbox (putaran keluaran motor bakar tidak konstan karena
pembakaran yang terjadi hanya pada waktu tertentu). Sementara pada motor listrik tidak diperlukan
flywheel dikarenakan putaran keluaran sudah konstan. Oleh karena itu agar motor listrik tetap dapat
memenuhi performa motor bakar diperlukan transmisi otomatis yang juga menimbulkan masalah
yaitu pembuatan transmisi otomatis tidak mudah dikarenakan konstruksinya yang cukup rumit.

Sumber: Google Image, How Flywheels Work

Sumber: Google Image, Roadrunner Converters


SISTEM PENDINGINAN BATTERAI MOBIL LISTRIK

Masalah lain yang muncul pada mobil listrik adalah sistem pendinginan batterai. Tentu hal ini
menjadi masalah apabila batterai mendapat beban panas berlebih dapat terbakar dan kandungan
material didalamnya menjadi sangat berbahaya bila terlepas ke lingkungan. Material didalam batterai
biasanya adalah Lithium, Kobalt dan Nikel. Untuk mencegah batterai menerima beban panas berlebih
diperlukan sistem pendinginan yang optimal untuk menjaga temperatur batterai saat beroperasi.
Sistem pendinginan yang biasa digunakan adalah fin dan coolant.

Thermal Fins (sumber: Google Image, https://himoto.wordpress.com/2011/02/25/77/)

Coolant (sumber: Google Image, Audi Q7)


Perancangan sistem pendinginan ini diperlukan ilmu dan teknologi yang sulit untuk diperoleh.
Sistem Pendinginan diperlukan yang optimal dalam menjaga temperatur batterai saat beroperasi,
apabila terlalu rendah temperaturnya maka daya yang dihasilkan batterai menjadi tidak maksimal,
apabila temperatur terlalu tinggi akan berakibat berkurangnya umur dari batterai bahkan dapat
terbakar. Berbeda dengan motor bakar yang memerlukan pendinginan yang lebih sederhana, hanya
menggunakan radiator dan menggunakan oli sudah cukup untuk menjaga temperatur dari motor
bakar.

KESIAPAN INDONESIA DALAM MEMPRODUKSI MOBIL LISTRIK

Bila melihat kesiapan Indonesia untuk memproduksi mobil listrik dapat dilihat dari produksi
mobil konvensional saat ini. Terdapat banyak pabrik yang dapat memproduksi beberapa komponen
otomotif dan pabrik untuk assembly dari mobil. Namun apabila dilihat lebih jauh, pabrik yang ada
hanya dapat memproduksi apabila sudah diberi rancangan serta dies and mold dari bagian RND.
Dengan kata lain pabrik di Indonesia hanya bisa membuat dari rancangan yang sudah ada dengan
menggunakan dies and mold yang sudah diberikan, tetapi tidak dapat memproduksi sendiri. Untuk
tahapan merancang, Indonesia sudah siap dan mampu untuk membuat (dapat dilihat pada
pembuatan prototype mobil listrik) namun untuk pembuatan dies and mold ini yang merupakan
tantangan terbesar untuk memproduksi mobil listrik.

DIES and MOLD (sumber: Google Image, SORALUCE)

Fungsi dari dies and mold ini adalah untuk cetakan dari komponen yang akan dibuat. Tentu
kualitas dari alat ini sangat penting karena menentukan kualitas dari produk yang dibuat. Tantangan
Indonesia saat ini adalah belum bisa membuat dies and mold yang berkualitas baik. Dies and mold
sangat berguna untuk produksi massal karena dapat mempersingkat waktu produksi dan menentukan
kepresisian dari produk yang dibuat.
Tentu tidak hanya dies and mold yang menjadi tantangan Indonesia, banyak komponen
produksi lain yang belum siap untuk digunakan sebagai produksi massal mobil listrik. Seperti mesin
perkakas, mesin penyambung komponen, dan otomasi industri yang harus disiapkan untuk
memproduksi mobil listrik.

Mass Production (sumber: Google Image, Toyota Mass Production)

Tantangan terakhir dalam memproduksi mobil listrik adalah kesiapan untuk produksi massal.
Tentu hal ini membutuhkan ilmu dan teknologi yang lebih lanjut dalam penerapannya. Banyak pihak
yang tidak mengetahui bahwa hal ini tidak mudah untuk dilakukan dan juga Indonesia masih dalam
tahap investasi terhadap calon tenaga kerja yang ahli di bidang ini. Diperlukan sistem produksi yang
dapat memenuhi target produksi dapat berupa lean production atau mass production.

Sumber: Google Image, Production Systems


MOBIL LISTRIK INDONESIA

2012
Dasep Ahmadi
Alumni Teknik Mesin ITB (M84)
• Seorang innovator dan juga
enterpreneur
• Direktur PT SARIMAS AHMADI
PRATAMA, Bergerak di bidang industri
pemesinan
• Mobil listrik buatannya yang sudah
diperkenalkan ke publik salah satunya
adalah EVINA
EVINA (Electric Vehicle Indonesia)
Spesifikasi:
• 36 baterai Lithium-Ion dengan
kapasitas 21 kWh
• Waktu pengisian 4-5 jam (220V)
• Sekali pengisian penuh: 135 km
• 50 Hp (setara mesin 900cc)
• Kecepatan maksimum 120 km/h

2012
Danet Suryatama
Alumni Teknik Sipil ITS 1988
• Gelar Doktor di University of Michigan
• Pernah bekerja di pabrik Chrysler di
Amerika
• Pendiri ElektrikCal LCC yang berada di
Michigan, Amerika Serikat

TUCUXI
Spesifikasi:
• Motor listrik berdaya 268 Hp (setara
mesin bensin dengan kapasitas 3000 cc)
• Pengisian fast-charging 3-5 jam
• Sekali pengisian penuh: 321 km
• Kecepatan maksimum 200km/h
2013
Ricky Elson
• Putra Petir Indonesia
• Alumni Universitas Andalas dan juga
menempuh kuliah di Jepang
• Memiliki 14 penemuan di bidang teori
motor listrik yang sudah dipatenkan di
Jepang
SELO dan GENDHIS
Spesifikasi:
• Motor listrik berdaya 182 Hp
• Kecepatan maksimal 220 km/h
• Jarak tempuh250 km sekali pengisian
• Waktu pengisian 4 jam
2013

HEVINA
Spesifikasi:
• 62 Hp
• Kecepatan maksimum 140 km/h
2013

EZZY I & EZZY II


Spesifikasi:
• Jarak tempuh 25 km & 130 km
• Kecepatan maksimum 50 km/h & 180
km/h
• Komponen body dan chassis adalah
pabrikan sendiri, kecuali motor listrik
masih impor
2014

UNIVERSITAS INDONESIA

Tim Molina (Mobil Listrik Nasional) UI


meluncurkan 4 jenis kendaraan listrik, yaitu
satu unit bus listrik, serta 3 unit city car
bernama Makara Electric Vehicle (MEV) Urban
01, Urban 02 dan Urban 03. Peluncuran
keempat kendaraan listrik ini bertepatan
dengan perayaan ulang tahun FTUI yang ke-52.
Adapun keempat unit kendaraan listrik tersebut
saat ini digunakan untuk keperluan transportasi
di dalam kampus UI.
KESIMPULAN

• Performa dari mobil konvensional dapat dicapai oleh mobil listrik dengan pemilihan motor
listrik yang tepat. Namun ada perbedaan konstruksi antara motor bakar dan motor listrik yang
juga membutuhkan mekanisme yang berbeda untuk digunakan.
• Diperlukan sistem pendinginan yang optimal agar batterai dapat menghasilkan daya yang
maksimal. Perancangan sistem pendinginan tidaklah mudah bahkan diperlukan riset untuk
mendapatkan rancangan yang optimal.
• Kesiapan Indonesia hanya sampai tahap perancangan mobil listrik, namun ketika memasuki
tahapan produksi massal Indonesia masih perlu menginvestasikan secara besar terhadap
tenaga kerja dengan keahlian sistem produksi dan teknologi yang digunakan untuk produksi
massal.

SUMBER

• https://hino.co.id
• https://elkimkor.com/tag/mobil-listrik/
• Hasil Perhitungan Torsi dan RPM motor bakar Bus Hino, motor listrik Pindad dan UQM
(Oleh: Reza Aulia Rahman M12 dan Anggi Firman M14)
• Sharing bersama Dosen Teknik Mesin ITB dari kelompok keahlian Konversi Energi, Teknik
Produksi dan Perancangan Mesin

Apabila ada kritik dan saran silahkan hubungi via Line @anggifirman4814 dan @kemalsabian
TENTANG PENULIS

Nama: Anggi Firman


NIM: 13114049
Program Studi: Teknik Mesin
(Mekatronika)
Asal Sekolah: SMAN 48 Jakarta Timur
TTL: Bekasi, 25 Juli 1996
“Tidak ada pihak manapun yang dapat
mencegah perkembangan teknologi di
Indonesia”

Nama: Kemal Sabian Devara


NIM: 13115151
Program Studi: Teknik Mesin
(Mesin Umum)
Asal Sekolah: SMAN 3 Bandung
TTL: Bandung, 27 Januari 1997
“Indonesia punya potensi, dan nasibnya
di masa depan ada di tangan kita”

Вам также может понравиться