Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan

merubah bunyi berupa energy mekanis menjadi energy elektris secara efisien dan

diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran,

telinga dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan sentral.[1]

Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang

berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam

dan saraf kokhlearis sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur yang

berada didalam batang otak dan otak.[1]

Inervasi sensorik aurikula diinervasi oleh nervus auriculotemporalis di depan

telinga, plexus cervicalis untuk region di belakang dan bawah telinga, nervus asialis

untuk auricula itu sendiri dan nervus vagus untuk tempat masuk (aditus) ke Meatus

acusticus externus.[2] sobota

Percabangan auricular dari nervus vagus (Auricular Branch of the vagus nerve

(ABVN)) atau dapat juga disebut sebagai Arnold’s nerve telah dipelajari secara

ekstensif pada manusia oleh Gray dan kawan-kawan pada tahun 1922,

memperlihatkan bahwa percabangan auricular dar nervus vagus memiliki jalur yang

berbeda melewati tulang temporal. Sebuah studi memperlihatkan bahwa percabangan

auricular dari nervus vagus konsisten berakhir di daerah cymba conchae.[3]


Percabangan auricular dari nervus vagus merupakan satu-satunya percabangan

perifer dari nervus vagus, utamanya menginervasi concha auricular dan kebanyakan

di area sekitar meatus auditorius.[4]

Kedua penelitian di Cina dan negara-negara di bagian Barat menemukan

adanya hubungan antara daun telinga dan regulasi nervus vagus. Arnold’s reflex

pertama kali dijelaskan pada tahun 1832 oleh Friederich Arnold, profersor anatomi di

Universitas Heidelberg di Jerman. Stimulasi fisik pada meatus acuticus externus yang

diinervasi oleh percabangan nervus vagus dapat menyebabkan batuk, sama seperti

reflex batuk lainnya yang disebabkan karena aktivitas nervus vagus.[4]

Percabangan auricular nervus vagus merupakan sisa saraf embrionik yang

menginervasi lekukan percabangan pertama dan diduga berasal dari saraf yang

menginervasi bagian lateral organ pada bagian terandah vertebra contohnya pada

ikan, yang berguna untuk mengarakan getaran dan pergerakan di sekitar air. Pada

mamalia, percabangan auricular dari nervus vagus terdistribusi pada kulit di telinga

dan meatus acusticus externus dan mengandung serat somatosensoris aferen, dengan

badan sel berlokasi di ganglion jugular.[5]


BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang

berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam

dan saraf kokhlearis sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur yang

berada didalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius

superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek serebri lobus temporalis

area wernicke.[1]

Gambar: skema organ pendengaran perifer dan sentral


Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane

timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan

duapertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.[6] buku tht hijo

Gambar: Anatomi telinga

Membrane timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

flaksida sedangkan bagian bawah disebut pars tensa. Membran timpani dibagi

menjadi empat kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus

dan garis tegak lurus pada garis iitu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan,
atas belakang, bawah depan serta bawah-belakang, untuk menanyakan letak perforasi

membrane timpani.[6]

Gambar: anatomi aurikulum

Aurikulum dari telinga dialiri arteri aurikularis posterior dan arteri temporalis

superfisialis. Aliran vena menuju ke gabungan vena temporalis superfisialis, vena

aurikularis posterior dan vena emissary mastoid. Inervasi oleh cabang nervus cranial

V, VII, IX dan X.[1]

MAE dialiri arteri temporalis superfisialis dan arteri aurikularis posterior serta

arteri aurikularis profundus. Darah vena mengalir ke vena maksilaris, jugularis

eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis

anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh cabang aurikularis dari n. vagus dan

cabang aurikulotemporalis dari n. mandibularis.[1]

MT bagian medial disuplai cabang arteri aurikularis posterior, lateral oleh

ramus timpanikus cabang arteri aurikularis profundus. Aliran vena menuju ke vena

maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus
aurikularis cabang nervus vagus, cabang timpanikus nervus glosofaringeus of

Jacobson dan nervus aurikulotemporalis cabang nervus mandibularis.[1]

Gambar : membran timpani

Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk seperti kubus dengan batas luar yaitu membrane

timpani, batas depan tuba eustachius, batas bawah vena jugularis (bulbus jugular),

batas belakang yaitu aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vetikalis, batas atas

tegmen timpani dan batas dalam berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi

sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar

(round window) dan promontorium.[6]

Ruang telinga tengah disebut juga kavum tympani (KT) atau tympanic cavity.

Telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran, susunan dari luar ke dalam yaitu

maleus, incus dan stapes yang saling berikatan dan berhubungan membentuk
artikulasi.. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat

pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak tingkap lonjong atau

foramen ovale yang berhubungan dengan koklea.[1]

Gambar: skema hubungan antara membrane timpani osikel

Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m.

stapedius. M tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor timpani dan

berinsersio di bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf trigeminu.[1]

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalais semisirkularis. Ujung

atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani

dengan skala vestibuler.[6]

Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang temporal bagian petrosa, di

dalamnya dijumpai labirin periotik yang mengelilingi struktur TD yaitu labirin,

merupakan suatu rangkaian berkesinambungan antara tuba dan rongga TD yang

dilapisi epitel. Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus
atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat keseimbangan. Kedua

organ tersebut saling berhubungan sehingga apabila salah satu organ tersebut

mengalami gangguan maka yang lain akan terganggu.[1]

Gambar: skema labirin

Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam membentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke

koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga


tengah melalui rangkaian tulang pendengaran. Energi getar yang telah diamplifikasi

ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakan tingkap lonjong sehingga perilimfa

pada skala vestibuli bergerak[6]

Getaran diteruskan melalui membrane reissner yang mendorong endolimfa,

sehingga akan menmbulkan gerakan relatif antara membrane basilaris dan membrane

tektoria. Proses ini merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya

defleksi sterosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion

bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel

rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus

auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.[6]


BAB III

AURICULAR BRANCH

OF THE VAGUS NERVE (ABVN)

Percabangan auricular dari nervus vagus (Auricular Branch of the vagus nerve

(ABVN)) atau dapat juga disebut sebagai Arnold’s nerve telah dipelajari secara

ekstensif pada manusia oleh Gray dan kawan-kawan pada tahun 1922,

memperlihatkan bahwa percabangan auricular dar nervus vagus memiliki jalur yang

berbeda melewati tulang temporal. Sebuah studi memperlihatkan bahwa percabangan

auricular dari nervus vagus konsisten berakhir di daerah cymba conchae.[3]

Gambar: inervasi sensorik aurikula

Percabangan auricular nervus vagus merupakan sisa saraf embrionik yang

menginervasi lekukan percabangan pertama dan diduga berasal dari saraf yang

menginervasi bagian lateral organ pada bagian terandah vertebra contohnya pada

ikan, yang berguna untuk mengarakan getaran dan pergerakan di sekitar air. Pada
mamalia, percabangan auricular dari nervus vagus terdistribusi pada kulit di telinga

dan meatus acusticus externus dan mengandung serat somatosensoris aferen, dengan

badan sel berlokasi di ganglion jugular.[5]

Gambar: nervus fasialis, nervus glossopharyngeus dab nervus vagus, sisi kanan

Pada manusia ABVN merupakan satu-satunya sumber inervasi ke cymba

concha dan juga sebagian ke antehelix, tragus dan cavitas dari concha.

Bagaimanapun, bagian kulit dari telinga mendapatkan inervasi dari aferen trigeminal

(nervus auriculotemporal) dan aferen spinal cervical (nervus terbesar auricular dan

nervus occipitas terkecil), dengan berbagai macam derajat dari daerah dermatom.[5]

Bagaimana bisa stimulasi nervus kecil pada telinga bisa mengakibatka sebuah

respon psikologis yang luas? Jawabannya menjadi sangat jelas ketika nervus vagus

dipetimbangkan secara keseluruhan. Dianggap sebagai output parasimpatis utama

dari sistem nervus otonom, nervus vagus memiliki distribusi luas disepanjang thoraks
dan abdomen. Dalam hal ini sebagai “great wandering protector” dari tubuh, yang

mengirimkan informasi sensorik mengenai status dari organ dalam tubuh ke sistem

saraf sentral melalui serabut aferen yang membentuk 80% dari nervus.[5]

Beberapa tahun terakhir ini stimulasi nervus vagus invasive (i-VNS) telah

ditunjukkan efek antikejang dan meningkatkan suasana hati, i-VNS telah digunakan

pada pasien dengan resisten obat atau surgical refraktori epilepsy. Sudah lebih dari

30.000 pasien telah dirawat dengan i-VNS. Penurunan dari kejang bisa mencapai

50%. Selain efek terapeutik pada epilepsy dan depresi, i-VNS dapat menambah

kognisi, meningkatkan tidur.[3]

Kedua penelitian di Cina dan negara-negara di bagian Barat menemukan

adanya hubungan antara daun telinga dan regulasi nervus vagus. Arnold’s reflex

pertama kali dijelaskan pada tahun 1832 oleh Friederich Arnold, profersor anatomi di

Universitas Heidelberg di Jerman. Stimulasi fisik pada meatus acuticus externus yang

diinervasi oleh percabangan nervus vagus dapat menyebabkan batuk, sama seperti

reflex batuk lainnya yang disebabkan karena aktivitas nervus vagus.[4]

Ada juga laporan klinis dari respon aktifitas nervus vagus seperti deselerasi

cardiac dan juga respon asistol dan depressor, disebabkan oleh stimulasi termasuk

pengambilan serumen pada canalis auditory atau concha auricular.[4]

Dari studi yang dilakukan Ryan dan kawan-kawan (2014) menyatakan batuk

bisa berasal dari manapun pada distribusi nervus vagus. Batuk yang timul dari telinga

(Arnold ear-cough reflex) sangat jarang dengan hanya 15 kasus yang telah dilaporkan

sebelumnya. Ini dianggap sebagai rasa ingin tahu medis, tapi sekarang sudah sangat
signifikan dapat meningkatkan pengamatan bahwa batuk kronik refrakter bisa

dievaluasi kembali sebagai bentuk dari neuropati sensorik dari nervus vagus.[7]
BAB IV

RINGKASAN

Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan

merubah bunyi berupa energy mekanis menjadi energy elektris secara efisien dan

diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran,

telinga dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan sentral. Sistem organ

pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang berada di luar otak

dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Percabangan auricular dari nervus vagus (Auricular Branch of the vagus nerve

(ABVN)) atau dapat juga disebut sebagai Arnold’s nerve telah dipelajari secara

ekstensif pada manusia oleh Gray dan kawan-kawan pada tahun 1922. Pada manusia

ABVN merupakan satu-satunya sumber inervasi ke cymba concha dan juga sebagian

ke antehelix, tragus dan cavitas dari concha.

Beberapa tahun terakhir ini stimulasi nervus vagus invasive (i-VNS) telah

ditunjukkan efek antikejang dan meningkatkan suasana hati, i-VNS telah digunakan

pada pasien dengan resisten obat atau surgical refraktori epilepsy.

Dari studi yang dilakukan Ryan dan kawan-kawan (2014) menyatakan batuk

bisa berasal dari manapun pada distribusi nervus vagus. Batuk yang timul dari telinga

(Arnold ear-cough reflex) sangat jarang dengan hanya 15 kasus yang telah dilaporkan

sebelumnya. Selain efek terapeutik pada epilepsy dan depresi, i-VNS dapat

menambah kognisi, meningkatkan tidur


DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться