Вы находитесь на странице: 1из 29

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

KESEHATAN KERJA

PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

Disusun Oleh Kelompok III

Ketua : dr. Muhammad Faisal Alim


Anggota : dr. Muhammad Rezki saputra
dr. Mutiara Adisti
dr. Nadira Nursandi
dr. Nadya Muthia Risky
dr. Nita Widjaya
dr. Novita Sari
dr. Paramitha Fajarcahyaningsih
dr. Perdana Akbar Pratama
dr. Putri Cantika Reviera

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


JAKARTA
MEI 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini berkembang sangat pesat dan
telah menyumbang peranan penting dalam meningkaktan produktivitas,
khususnya dibidang perindustrian. Hal ini mendorong perusahaan secara
besar menggunakan alat-alat yang tentunya memiliki potensial bahaya
yang berbeda-beda. Potensial bahaya ini akan memberikan dampak negatif
pada para pekerja tersebut, seperti penyakit akibat kerja, penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan, terjadinya kecelakaan akibat kerja yang
tentu dapat menyebabkan kecacatan dan kematian pekerja. Dampak
tersebut dapat kita antisipasi dan cegah melalui penyesuaian dan
pengelolaan antara kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja.
Perkembangan di sektor industri, menuntut dukungan teknologi
maju dan peralatan canggih. Penggunaan teknologi dan peralatan canggih
tersebut di satu pihak akan memberikan kemudahan dalam proses produksi
dan meningkatkan produktivitas, namun di lain pihak penggunaan
teknologi maju cenderung untuk menimbulkan resiko bahaya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yang lebih besar. Untuk itu perlu diterapkan
paradigm sehat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta
prakteknya dengan mengdakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengecekan
kepada lingkungan agar pekerja terhindar dari penyakit dan bahaya akibat
kerja (Sabir, 2009).
Menurut Undang-Undang pokok Kesehatan RI No. 9 tahun 1960,
kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
baik fisik, mental dan sosial dengan usaha pencegahan dan pengobatan

1
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja.
Menurut Suma’mur, kinerja dan performa setiap petugas kesehatan
dan non kesehatan merupakan resultan dari tiga komponen kesehatan
kerja, meliputi kapasitas kerja, beban kera, dan lingkungan kerja yang
dapat menjadi beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga kelompok
tersebut sesuai dan serasi, maka dapat dicapai suatu derajat kesehatan yang
optimal dan peningkatan produktivitas.
Pemerintah telah menetapkan UU No. 1 Tahun 1970 mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai dasar K3. Dengan dasar
peraturan ini, diharapkan perusahaan mampu meningkatkan kewaspadaan
dan antisipasi terhadap segala risiko bahaya. Hal ini terbukti dengan
adanya penurunan prevalensi penyakit akibat kerja dari tahun 2013
sebanyak 97.144 kasus menjadi 40.694 kasus di tahun 2014 dan penurunan
angka kecelakaan kerja sebanyak 35.917 kasus di tahun 2013 menjadi
24.910 kasus di tahun 2014 (Kemenkes, 2015).
Salah satu hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam bidang
kesehatan kerja adalah pemenuhan gizi pekerja. Hal ini merupakan aspek
yang penting bagi kesejahteraan dan upaya peningkatan produktivitas
pekerja mengingat tenaga kerja menghabiskan waktunya 33-50% setiap
dari di tempat kerja.
Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pada batasan ini, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik, mental,
sosial, dan ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh
hygienitas, medis, diet (pola makan) dan olah raga, sehingga dalam hal ini
diberikan kesempatan untuk melakukan survey Hiperkes dan Keselamatan
Kerja di PT. Astra Daihatsu Motor.

2
B. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai objek survey pada kunjungan lapangan, yaitu
1. Penerapan aspek kesehatan kerja
2. Penerapan aspek gizi kerja

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Untuk mengetahui aspek kesehatan kerja pada pekerja di PT. Astra
Daihatsu Motor.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana di PT.
Astra Daihatsu Motor.
- Untuk mengetahui Penyakit Akibat Kerja di PT. Astra Daihatsu
Motor.
D. Manfaat
Kunjungan ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran mengenai
kesehatan kerja di perusahaan bagi para pekerja medis dan paramedis.

E. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari pelayanan kesehatan kerja
antara lain.
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pasal 8 menyebutkan kewajiban perusahaan untuk
a. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun yang akan
dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan diberikan
kepadanya.

3
b. Memeriksakan kesehatan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
2. Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
Pasal 6 ayat 1 menyatakan ruang lingkup program yang meliputi
a. Jaminan kecelakaan kerja
b. Jaminan kematian
c. Jaminan hari tua
d. Jaminan pemeliharaan kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Jamsostek
4. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul karena Hubungan Kerja.
5. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964 Tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kooperasi Nomor
per-01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor per-
01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Higiene Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis di
Perusahaan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.2/Men/1980 Tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dan Penyelenggaraan Tenaga Kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi Nomor
per-01/Men/1976 Tentang kewajiban Penyakit Akibat Kerja.
10. Permenakertrans No. per-03/Men/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.

4
Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan lembaga ketiga yang ada di
perusahaan sebagai sarana perlindungan tenaga kerja terhadap setiap
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan lembaga K3 yang sangat strategis
untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan
kesetaraan tenaga kerja, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas nasional pelayanan
kesehatan kerja (PKK).
Pelayanan kesehatan kerja adalah sarana penerapan sebagai upaya
kesehatan kerja yang bersifat komprehensif, meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai dengan kaidah yang universal.
PKK lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif, namun
tetap melaksanakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dalam peraturan
menteri disebutkan bahwa tujuan PKK adalah:
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian
pekerjaan dengan tenaga kerja
2. Melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan yang timbul
dari pekerjaan atau lingkungan kerja
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik
tenaga kerja
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor per-01/Men/1998 tentang
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja lebih
baik dari paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar jaminan
sosial tenaga kerja
b. Keputusan Menteri tenaga Kerja Nomor 33 tahun 1989 tentang
Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja. Diagnose
penyakit akibat kerja yang ditemukan saat melaksanakan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja. Diagnose dari penyakit akibat kerja
yang harus dilaporkan 2x24 jam.

5
c. Surat edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE 01/1979 tentang
pengadaan kantin dan ruang makan. Surat ini berisi anjuran
kepada semua perusahaan untuk:
1. Menyediakan ruang makan bagi perusahaan yang
mempekerjakan buruh antara 50-200 orang
2. Menyediakan kentin untuk perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 200 orang
3. Mengacu pelaksanaan dengan PMP No. 7 Tahun 1964
khususnya yang termasuk dalam pasal 8
d. Surat edaran Direktorat Jenderal No. SE 07/B W1996 tentang
pengujian Hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
Pengujian Hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
tidak boleh digunakan untuk menentukan vitamin atau bukan
vitamin yang diberikan terhadap tenaga kerja

F. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Astra Daihatsu Motor.

Alamat : Jalan Gaya Motor III No. 5, RW. 8, Sungai


Bambu, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta
14330

Jumlah Karyawan : ±500 karyawan, 90% Laki-laki dan 10%

Perempuan

Asuransi : BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

Jenis Perusahaan : Otomotif

PT Astra Daihatsu Motor merupakan agen pemegang merek


Daihatsu di Indonesia dan produsen kendaraan merek Daihatsu/ Toyota,
dan komponen serta bisnis terkait.

6
PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada
tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan hak untuk mengimpor
kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Pada tahun 1976, PT. Astra
International ditunjuk menjadi agen tunggal, importir dan distributor
tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia. PT. Astra International,
Daihatsu Motor Co,Ltd. dan Nichimen Corporation bersama-sama
mendirikan pabrik pengepresan plat baja PT Daihatsu Indonesia pada
tahun 1978. Kemudian pada tahun 1983, pabrik mesin PT. Daihatsu
Engine Manufacturing Indonesia (DEMI) didirikan. Pada tahun 1987, PT.
National Astra Motor didirikan sebagai agen tunggal dan pengimpor
kendaraan Daihatsu menggantikan posisi PT. Astra International.
Kemudian pada tahun 1992, PT. Astra Daihatsu Motor didirikan melalui
penggabungan 3 perusahaan yaitu PT. Daihatsu Indonesia, PT. Daihatsu
Engine Manufacturing Indonesia dan PT. National Astra Motor.

Peraturan jam kerja yang berlaku di PT. Astra Daihatsu Motor


yaitu:

1. Staff : 07.15 – 16.30 WIB

2. Karyawan terdiri dari 2 shift, pembagiannya sebagai berikut :

a) Shift I : 07.15 - 16.00 WIB

b) Shift II : 21.00 – 04.30 WIB

Dalam hal ini perusahaan tidak akan terlepas dari sebuah tenaga
kerja, karena ini merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan untuk
membentuk suatu kesatuan dalam operasional dari perusahaan sehingga
kegiatan untuk menghasilkan produksi dapat berjalan menurut fungsinya.
Pada perusahaan industri PT. Astra Daihatsu Motor status tenaga kerja
atau karyawan di bagi menjadi dua, yaitu:

a) Tenaga kerja tetap

b) Mitra kerja

7
Tenaga kerja yang bersifat mitra kerja disuplai dari beberapa
perusahaan labour suplai yang mendapatkan kontrak kerja dengan PT.
Astra Daihatsu Motor.

VISI

“Menjadi No. 1 di pasar mobil compact di Indonesia dan sebagai


basis produksi global utama untuk Grup Daihatsu/ Toyota yang sama
dengan standar kualitas pabrik Jepang.”

MISI

1. Kami memproduksi mobil compact bernilai terbaik dan menyediakan


layanan terkait yang penting bagi peningkatan nilai stakeholder dan
ramah lingkungan.
2. Kami mengembangkan dan memberikan inspirasi kepada karyawan
untuk mencapai kinerja tingkat dunia.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KESEHATAN KERJA
Ilmu kesehatan kerja mendalami masalah hubungan dua arah
antara pekerjaan dan kesehatan. Ilmu tidak hanya menyangkut hubungan
antara efek lingkungan kerja dengan kesehatan pekerja, tetapi hubungan
antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan untuk melakukan
tugas yang harus dikerjakan.
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya
dalam menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat
kerja adalah dengan penerapan peraturan perundangan antara lain melalui :
1. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
2. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
sejak tahap rekayasa.
3. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-
pemeriksaan langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial
yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan, pencegahan
terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan
dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia
dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan kerja, yaitu:
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja

9
2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung
keselamatan dan kesehatan
3. Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang
mendukung kesehatan dan keselamatan di tempat kerja juga
meningkatkan suasana sosial yang positif dan operasi yang lancar serta
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok
kesehatan kerja antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap
tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja
kepada pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan
kerja

B. KAPASITAS KERJA, BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA


Kapasitas kerja,beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga
komponen utama dalam system kesehatan kerja. Dimana hubungan
interaktif dan serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan
kesehatan kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

10
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat
beban kerja terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit
akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja
pada saat bekerja, misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat
merupakan bebam tambahan trhadap pekerja. Beban beban tambahan
tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi gangguan atau
penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko
bahaya di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam
bekerja. Dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa
kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program
perlindungan tenaga kerja

C. KEBIJAKAN UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)


Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya
kesehatan kerja di tempat pelayanan kerja yaitu :
1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu.
2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan
kesehatan pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan.
3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi,
surveilans & standar pelayanan sesuai dengan peraturan undang-
undang dan IPTEK.
4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna
5. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal
6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa.

11
7. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif
dibidang kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor
informal.
8. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos
UKK) sebagai mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

D. STRATEGI UPAYA KESEHATAN KERJA


1. Pembinaan Program
2. Pembinaan Institusi
3. Peningkatan Profesionalisme

- Pembinaan Program
1. Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat pekerja
formal & informal melalui sistem yankes yang sudah berjalan & potensi
pranata sosial yang sudah ada.
2. Peningkatan mutu pelayanan dengan standardisasi, akreditasi & SIM
(Sistem Informasi Manajemen)
3. Promosi K3 dilaksanakan dengan pendekatan Advokasi, Bina Suasana,
dan Pemberdayaan & Pembudayaan K3 dikalangan dunia usaha &
keluarganya serta masyarakat sekelilingnya.
4. Pengembangan program Upaya Kesehatan Kerja melalui
Kabupaten/Kota Sehat

- Pembinaan Institusi
1. Pengembangan jaringan yankesja yg meliputi Pos UKK, Klinik
Perusahaan, Puskesmas, BKKM (Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat) & Rumah Sakit
2. Pengembangan jaringan kerjasama & penunjang yankesja, baik lintas
program maupun lintas sektor

12
3. Pelembagaan K3 di tempat kerja yang merupakan wahana utama
penerapan program K3
4. Memperjelas peran manajemen & serikat pekerja dalam program K3.

- Peningkatan Profesionalisme
1. Penambahan tenaga ahli K3 di tingkat Pusat, Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
2. Peningkatan Kemampuan & Keterampilan K3 petugas kesehatan
melalui Diklat.
3. Pengembangan profesionalisme K3 bekerjasama dengan ikatan profesi
terkait.

E. PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap tenaga
kerja yang berdampak positif bagi peningkatan produktifitas kerja.
Syarat pengadaan pelayanan kesehatan kerja, didasarkan pada :
1. UU NO.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di
bidang medik.
3. Permenakertrans RI No.03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
kerja dimana Pelayanan Kesehatan kerja diadakan tergantung pada
jumlah tenaga kerja & tingkat bahayanya

RUANG LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA


1. Pemeriksaan dan seleksi calon pekerja & pekerja
2. Pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif & rehabilitatif)
3. Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
4. Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja

13
5. Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dalam
pelayanan kesehatan kerja

JENIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA


Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif dan
5. Pelayanan Rujukan

1. Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi :


a. Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
b. Pemeliharaan berat badan yang ideal
c. Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat
& aman, Higiene Kantin.
d. Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi)
e. Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran
f. Konseling berhenti merokok /napza
g. Koordinasi Lintas Sektor
h. Advokasi

2. Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi :


a. Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus)
b. Imunisasi
c. Identifikasi & pengukuran potensi risiko
d. Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi)
e. Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) &
penyakit lainnya.

14
f. Monitoring Lingkungan Kerja .

3. Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi :


a. Pertolongan pertama pada kasus emergency.
b. Pemeriksaan fisik dan penunjang
c. Melakukan rujukan
d. Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan
kesehatan.
e. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum
maupun penyakit akibat kerja.
f. Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama &
terapi simtomatis

4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi :


a. Rehabilitasi medik
b. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal.
c. Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.

5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita


ke sarana kesehatan yang lebih tinggi.
a. RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –
> Puskesmas –> BKKM –> RSU/RS.Khusus
b. RUJUKAN KESEHATAN :
1. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan/Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja
3. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Kota

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Sarana P3K

a. Klinik

Berdasarkan pengamatan yang sudah kami lakukan, PT. Astra Daihatsu


Motor, sudah memiliki klinik sendiri yang beroperasi 24 jam, dan berlokasi di
Gedung PT. Astra Daihatsu Motor. Klinik tersebut memiliki 1 perawat dan 1
dokter. Klinik bejarak sekitar 1 KM dari titik terjauh perusahaan. Fasilitas yang
disediakan diklinik berupa peralatan bedah minor, 2 kasur pasien, alat rekam
jantung, dan obat-obatan.

b. P3K dan Alur jika terjadi kecelakaan

Kotak P3K tersedia di setiap divisi. Perdivisi terdapat 1 kotak P3K dan
safety officer sebagai penanggung jawab. Ketersediaan kotak P3K sudah cukup
baik dan variasi obat sudah cukup memadai. Satu kotak P3K terdiri dari kassa,
povidone iodin, plester, gunting,dan sarung tangan. Kunci dari kotak P3K
disimpan oleh safety officer per divisi. Jika terjadi kecelakan ringan, missal
tergores benda tajam, maka pekerja harus melaporkan diri ke safety officer divisi,
lalu membuka kunci kotak P3K kepada pekerja tersebut, atau bisa juga langsung
dibawa ke klinik perusahaan. Jika kasus yang dialami tergolong berat, missal
terkena api, maka pekerja langsung dibawa kerumah sakit Sunter, Satya negara,
atau RS Royal Trauma menggunakan ambulans yang disediakan perusahaan
untuk ditindak lanjuti.

c. Asuransi Kesehatan

Setiap pekerja sudah memiliki asuransi kesehatan. Dimana jenis asuransi


yang dimiliki yaitu BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan Asuransi
Jaminan Kesehatan Perusahaan PT. Astra Daihatsu Motor.

16
Tempat Temuan Analisa Rekomendasi
Klinik  Dokter standby di Dokter klinik kurang Dokter perusahaan dan
klinik perusahaan terlibat dalam program timnya lebih
selama 24jam promotif dan melibatkan dokter
setiap hari dibagi preventif, lebih klinik dalam
2 shift berpusat pada upaya melaksanakan
 Dokter klinik kuratif dan program promotif dan
hanya terjun ke rehabilitative. preventif perusahaan
lapangan jika ada
permintaan dari
divisi perusahaan
 Dokter
perusahaan
datang
melakukan upaya
promotif dan
preventif 3 bulan
sekali
Alur  Alat-alat dan Pada kotak P3K yang PT. Astra Daihatsu
P3K obat-obatan yang disediakan di PT. Motor sebaiknya
kurang memadai Astra Daihatsu Motor melengkapi isi kotak
 Safety officer sesuai dengan standart P3K sesuai dengan
perdivisi isi kotak P3K menurut standar
bertanggung PERMENAKER No. PERMENAKER
jawab 15/MEN/VIII/2008, No.15/MEN/VIII/2008
menyimpan kunci yaitu:
kotak P3K dan  Kassa steril
membantu  Perban (5cm)
pertolongan  Perban (10cm)

17
pertama apabila  Plester (Lebar
ada yang 1,25cm)
membutuhkan,  Plester cepat
selanjutnya  Kapas
dibawa ke klinik  Kain
perusahaan. segitiga/mitella
 Gunting
 Peniti
 Sarung tangan
sekali pakai
 Sarung tangan
sekali pakai
berpasangan
 Masker
 Pinset
 Lampu senter
 Gelas cuci mata
 Kantong plastic
bersih
 Aquades (10ml
larutan saline)
 Povidone Iodin
6ml
 Alkohol 70%
 Buku panduan
P3K di tempat
kerja
 Buku catatan dan
daftar isi kotak
P3K

18
3.2 Program Kesehatan Kerja

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif


 Training  Pengukuran dan  Pelayanan  Follow up
(Safety Dojo, pemantauan Klinik MCU
First Aid, lingkungan kerja (pengobatan  Program
Ergonomi)  Hygiene sanitasi dan return to
 Health jasaboga perawatan) work dan
Campaign  Kegiatan PSN  P3K work
 Health Tips  Pengawasan KDM  Rujukan adjustment
 Health  Pemeriksaan Kualitas
Seminar: Air Minum
Jantung,  Penyediaan APD
HIV/AIDS  MCU

3.3 Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan Kesehatan atau Medical Check Up (MCU) yang dilakukan di


PT. Astra Daihatsu Motor terdiri dari MCU awal, MCU berkala, dan MCU
khusus. MCU awal dilakukan pada saat penerimaan pekerja. MCU berkala
dilakukan setiap satu kali dalam setahun dan MCU khusus disesuaikan
berdasarkan kebutuhan tiap pegawai. Pelaksanaan Medical Check Up di PT.ADM
menggunakan pihak eksternal.

3.4 Program Gizi Kerja

Program Gizi Kerja yang ada di PT. Astra Daihatsu Motor, terdiri dari :
kantin pekerja

19
Program Temuan Analisa Rekomendasi
Kantin  Tersedia kantin  Terdapat  Tetap menjaga
Pekerja untuk pekerja. pengaturan kebersihan
Kantin tidak nutrisi untuk kantin
berbayar dan para pekerja. dandapur
makanan bervariasi  Pekerja perusahaan.
sehingga pekerja diberikan  Tambahan
dapat makan di makan 1 kali wastafel di
kantin perusahaan. dan snack 2 kantin
 Kantin perusahaan kali perusahaan
bersih dan hanya karena tidak
terdapat 1 wastafel sesuai jumlah
pada kantin pekerja dengan
perusahaan. jumlah wastafel
 Di kantin yang ada
perusahaan terdapat
poster mengenai
pengaturan kalori
setiap pekerja yang
dibagi berdasarkan
jenis pekerjaan dan
jenis kelamin.
 Dapur untuk
memasak makanan
para pekerja bersih
dan para chef
memakai apron,
penutup kepala, dan
sepatu khusus.

20
3.5 Penyakit Tertinggi Pada Pelayanan Kesehatan

Pada PT. Astra Daihatsu Motor, penyakit yang ditemukan pada pelayanan
kesehatan dicatat dalam rekam medik klinik yang dilaporkan setiap bulan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dokter klinik PT. Astra Daihatsu
Motor, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan penyakit yang paling
banyak terjadi pada pekerja. Berdasarkan data rekam medis klinik, kurang lebih
30 pekerja tiap bulannya dapat mengalami ISPA. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan keterkaitan antara paparan debu berlebih dan juga kurangnya
proteksi pekerja terhadap kejadian infeksi saluran pernafasan yang tinggi.

3.6 Penyakit Akibat Kerja

Terdapat beberapa Accident yang terjadi pada tahun 2018 di PT. Astra
Daihatsu Motor:

1. Kaki kiri terjepit lifter jig under body


2. Kelopak mata tersangkut cable lock assy
3. Tertabrak shuttle
4. Tertabrak module
5. Terjepit besi ruller

Apabila terjadi Penyakit Akibat kerja, dilakukan pencatatan mengenai


kronologi kejadian dan dalam 1x24 jam akan dilakukan pelaporan kepada
manajemen. Selanjutnya akan dilakukan interview mengenai kronologi
kejadian, melihat via CCTV dan reka ulang kejadian. Setelah itu akan
dilakukan pemecahan masalah agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Setiap 3 bulan sekali bersama dengan Top Management diadakan rapat
mengenai perusahaan dan membahas mengenai penyakit akibat kerja yang
telah terjadi.

3.7 Tenaga Kesehatan

PT. Astra Daihatsu Motor sudah memiliki klinik perusahaan yang letaknya
didalam kantor. Saat ini, PT. Astra Daihatsu Motor memiliki satu dokter

21
perusahaan, dua dokter klinik dan dua perawat. Dokter perusahaan bertugas
bersama tim HSE mengutamakan program promotif dan preventif pada
perusahaan. Setiap tiga bulan sekali, dokter perusahaan melakukan kunjungan ke
setiap divisi untuk menilai potensi bahaya pada perusahaan tersebut. Dokter
perusahaan tidak bekerja di klinik perusahaan. Dokter klinik bertugas di klinik
perusahaan setiap Senin-Minggu selama 24 jam dibagi 2 shift pagi dan malam.
Terkadang dokter klinik ikut terjun ke lapangan apabila diminta perusahaan untuk
meninjau potensi bahaya. Klinik perusahaan dapat diakses 24 jam. Setiap harinya
dokter klinik melayani sebanyak 10-20 pasien.

Saat ini, dokter dan perawat pekerja di PT. Astra Daihatsu Motor sudah
memiliki sertifikasi hiperkes. Selain dokter dan perawat, terdapat tim khusus yaitu
Safety Dojo untuk P3K dan tanggap bencana. Tim ini terdiri dari tim HSE (Health
Safety Environment), dokter dan juga perawat. Selain itu, tim juga dilengkapi oleh
petugas yang sudah terlatih mengenai P3K guna menunjang penanganan pertama
pada kecelakaan.

22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Keselamatan dan keadaan kerja (K3) merupakan suatu upaya pencegahan yang
diawali dengan diawali mengidentifikasi hal- hal yang bisa menimbulkan kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja. Program K3 yang telah diterapkan dengan baik di perusahaan bagi
pekerjadalam suatu perusahaan bertujuan untuk mencegah kecelakaankerja atau penyakit
akibat kerja sehingga kerugian atas itusemua dapat dihindari dan meningkatkan produktifitas
perusahaan.
Program pencegahan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan awal, berkala, dan
khusus bagi pekerja dan menyediakanlingkungan kerja yang aman sehingga tercipta zero
accident. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan
penyuluhan tentang kesehatan kerja.

4.2 Saran

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting untuk mencegah kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Oleh
karena itu dibutuhkan dukungan dari segala pihak,tidak hanya pemerintah dan pekerja namun
dari perusahaan sebagai pemilik kebijakan di tempat kerja agar program K3 dapat terwujud
serta terlaksana dengan baik, sehingga produktifitas pekerja yang optimal dan profit
perusahaan yang baik.

23
PRINSIP – PRINSIP PENYENGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA

CHECK
NO URAIAN KETERANGAN
Ada Tidak
- Pencegahan
kecelakaan
kerja menjadi
fokus yang
lebih utama
dibandingkan
kesehatan,
namun masih
terlihat adanya
perbedaan
antara instruksi
Pelayanan dari pembicara
Kesehatan
dan instruksi
Kerja Wajib
Melaksanakan dari kertas yang
A Tugas Pokok Preventif 
dipasang.
Pelayanan
Kesehatan - Dilakukan
Kerja secara
Medical Check
menyeluruh
Up pada
pekerja tiap 6
bulan sekali
dengan
memilih
tempat
pemeriksaan
yang memiliki
harga murah
dan pelayanan
yang bagus.

24
- Penyuluhan
mengenai
kesehatan
kerja belum
terlalu banyak
didapatkan.
Penyuluhan di
perusahaan
lebih terfokus
Promotif  pada
keselamatan
kerja.
- Poster yang
berhubungan
mengenai
kesehatan
kerja tidak
terlalu banyak.

Keseluruhan
pemeriksaan dan
pengobatan pekerja
Kuratif  dilakukan melalui
kerja sama dengan
fasilitas kesehatan
swasta.
Keseluruhan
pemeriksaan dan
pengobatan pekerja
yang
membutuhkan
rehabilitasi medik.
Rehabilitatif 
Pihak perusahaan
tetap berkoordinasi
dengan pihak
fasilitas kesehatan
swasta sampai
dengan pekerja

25
dinyatakan dapat
kembali bekerja.
Dokter pemeriksa
Dokter Pemeriksa dari RS yang

Penanggung Tenaga bekerja sama
Jawab dengan
B Pelayanan Ada dokter
Dokter Perusahaan ada
Kesehatan perusahaan
Kerja Adanya petugas
Paramedis
 berlisensi dalam
Perusahaan
K3

26
TUGAS POKOK PELAYANAN KERJA

MENURUT PERMENAKERTRANS NO. 03/1982

FORMULIR OBSERVASI

Check
No Materi Uraian Rekomendasi
Ada Tidak
Melakukan Medical
Pemeriksaan Melakukan MCU
Check-up rutin dan
1 kesehatan tenaga awal, berkala, dan ada
khusus jika keluhan
kerja khusus
dirasakan karyawan
Didapatkan
Melakukan
karyawan yang
Penyesuaian pengendalian
mengalami ISPA &
pekerjaan penyakit dengan
2 Typhoid kemudian 
terhadap tenaga menggunakan
di istirahatkan
kerja masker bagi
sesuai instruksi
karyawan
dokter
Menstabilkan
Penggunaan APD penggunaan APD
Pembinaan dan sesuai indikasi sesuai indikasi
3 pengawasan pekerjaan dan  pekerjaan dan
lingkungan kerja penempatan APD perilaku
sesuai tempat menempatkan APD
sesuai tempat
- Meningkatkan
tingkat
Pembinaan dan Makanan karyawan kebersihan
4 Pengawasan diolah di tempat  dalam
Sanitarir khusus dan bersih mengolah
makanan
karyawan
Pemberian dan
Meneruskan budaya
Perlengkapan APD sudah
menggunakan APD
5 untuk digunakan dengan 
dan melanjutkan
Keselamatan baik oleh karyawan
diluar tempat kerja
Tenaga Kerja
Mengoptimalkan
dokter perusahaan
Pencegahan
Memiliki dokter dan dokter klinik
Terhadap
6 klinik dan dokter  dalam
Penyakit Umum
perusahaan promotif,preventif,
dan PAK
kuratif, dan
rehabilitatif
7 Pertolongan Adanya petugas √ Karyawan diberikan

27
Pertama Pada HSE di pabrik pelatihan tentang
Kecelakaan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan
Tetap harus
dirutinkan jika tidak
Pendidikan
ada APBD bias
Kesehatan untuk Diikutsertakan
refreshing training
8 Tenaga Kerja & dalam kegiatan √
dengan
Latihan untuk APBD HIPERKES
mengikutsertakan
Petugas P3K
klinik swasta dan
kawasan industri
Mengoptimalkan
kinerja dokter
Nasehat Tentang
perusahaandalam
Perencanaan dan
memberi Nasehat
Pembuatan
Tentang Perencanaan
Tempat Kerja,
Terdapat Dokter dan Pembuatan
9 Pemilihan APD √
Perusahaan Tempat Kerja,
& Gizi serta
Pemilihan APD &
Penyelenggaraan
Gizi serta
Makanan di
Penyelenggaraan
Tempat Kerja
Makanan di Tempat
Kerja
Membantu
Usaha Membantu Usaha
Rehabilitasi Terdapat Dokter Rehabilitasi Akibat
10 √
Akibat Perusahaan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan atau PAK
Kerja atau PAK
Pembinaan dan Mengoptimalkan
Pengawasan Dokter Perusahaan
Terhadap dalam Pembinaan
Tenaga Kerja dan Pengawasan
Terdapat Dokter
11 yang √ Terhadap Tenaga
Perusahaan
Mempunyai Kerja yang
Kelainan Mempunyai
Tertentu Dalam Kelainan Tertentu
Kesehatannya Dalam Kesehatannya
Memberikan 3 bulan sekali rapat Mengoptimalkan 3
Laporan Berkala bersama top bulan sekali rapat
Tentang manajemen bersama top
12 Pelayanan perusahaan ada manajemen
Kesehatan Kerja membahas tentang membahas tentang
Terhadap pelayanankesehatan pelayanan kesehatan
Pengurus kerja kerja

28

Вам также может понравиться