Вы находитесь на странице: 1из 25

I.

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaaan
asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua
kategori yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan
perkembangan gagal ginjalm yang progresif dan lambat pada setiap nefron
(biasanya berlangsung selama beberapa tahun dan tidak reversibel). Gagal
ginjal akut seringkali berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang cepat
dalam hitungan bebarapa minggu, dan biasanya reversible bila pasien
dapat bertahan dengan penyakit kritisnya. (Price& Wilson, 2006)
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kemunduran fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit
yang mengakibatkan uremia atau azotemia. (Brunner & Suddarth, 2000)
Kegagalan ginjal menahun (CRF=Chronic Renal Failure)
merupakan suatu kegagalan fungsi ginjal yang berlangsung perlahan-
lahan, karena penyebab yang berlangsung lama, sehingga tidak dapat
menutupi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit. (Purnawan
Junadi, 1989)
B. Etiologi
Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik
Klasifikasi penyakit Penyakit
Penyakit infeksi tubulointerstitial Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati
Penyakit peradangan glomerulonefritis
Penyakit vaskuler Nefrosklerosis benigna
Nefrosklerosis maligna
Stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan ikat Lupus eritematosus sistematik

1
Poliarteritis nodosa
Gangguan kongenital dan herediter Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolic Diabetes melitus
Goat
Hiperparatiroidisme
Amiloidosis
Nefropati toksis Penyalahgunaan analgesic
Nefropati timah
Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas: batu,
neoplasma, fibriosis retroperitoneal
Traktus urinarius bagian bawah:
hipertrofi prostat struktur uretra,
anomaly congenital, leher vesiks
urinaria dan uretra

2
C. Mnifestasi Klinis
Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik:
1. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat
menurun hingga 25% dari normal.
2. Insufiensi ginjal, selama keadaah ini pasiaen mengalami poliuria dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin serum
dan BUN sedikit meningkat diatas normal.
3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah,
letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan
(volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejn sampai koma), yang ditandai dengan GFR
kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat
tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang kompleks.

Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrifi renal,


payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit
(sodium, kalium, khlorida). (Amin & Hardi,2015)

D. Klasifikasi
1. Gagal ginjal kronik terbagi atas 3 stadium, yaitu:
a. Stadium 1: Penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatin
serum normal dan penderita asimptomatik
b. Stadium 2: Infusiensi ginjal dimana lebih dari 75% jaringan telah
rusak, Blood Urea Nitrogen (BUN) meningkat dan kreatin serum
meningkat
c. Stadium 3: Gagal ginjal stadium akhir atau uremia
2. Pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat enurunan LFG
a. Stadium 1: Kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria
persisten dan LGF yang masih normal (>90ml/menit/1,73 m2)
b. Stadium 2: Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG
antara 60-89 ml/menit/1,73m2

3
c. Stadium 3: Kelainan gijal dengan LFG antara 30-
59ml/menit/1,73m2
d. Stadium 4: Kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29 ml/ menit/
1,73m2
e. Stadium 5: Kelainan ginjal dengan LFG <15ml/ menit/1,73m2 atau
gagal ginjal terminal
Untuk menilai GFR (Gumelular Fitrate Rate)/ CCT
(Clearance Creatin Test) dapat digunakan rumus:
(140-umur)x berat badan (kg)
Clearance creatin(ml/menit) =
72 x creatin serum
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85
3. Stadium Gagal Ginjal Kronik
a. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, ditandai dengan kehilangan fungsi
nefron 40-75%. Pasien biasanya tidak mempunyai gejala kerena
sisa nefron yang ada dapat membawa fungsi-fungsi normal ginjal.
b. Stadium II
Kehilngan fungsi ginjal 75-90%. Pada tingkat ini terjadi kreatinin
dan nitrogen urea darah, ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mengembangkan urin pekat dan azotemia. Pasien mungkin
melaporkan adanya poliuria dan nokturia.
c. Stadium III
Tingkat ginjal dari GGK yaitu sisa nefron yang berfungsi <10%.
Pada keadaan ini kreatin serum dan kadar BUN akan meningkat
dengan menyolok sekali sebagaimana respon terhadap GFR yang
mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan kadar
ureum nitrogen dalam darah dan elektrolit, pasien diindikasikan
untuk dialisis.

4
E. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glumerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yng lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorbsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal
berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban bahan yang dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorbsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuria dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang
rusak bertambah banyak oliguria timbul disertai produk sisa. Titik dimana
timbunya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-
gejala khas kegagalan ginjal telah hilang 80-90%. Pada tingkat ini fungsi
renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15ml/menit
atau lebih rendah( Barbara C Long,1996 dalam Wijaya&Putri, 2013).
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya di ekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejalanya semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah di dialisis( Brunner&Suddart,2001 dalam
Wijaya&Putri,2013).
F. Manifestasi klinis
1. Manifestasi klinis(Long,1996 dalam Wijaya&Putri,2012)
a. Gejala dini: Lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung dan depresi
b. Gejala yang lebih lanjut: anoreksia,mual diseertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas, udem yang disertai lekukan pruritis
mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah

5
2. Manifestasi klinis(Smeltzer,2001 dalam Wijaya&Putri,2012)
a. Terjadi hipertensi akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas
sistem renin-angiotension-aldostron
b. Gagal jatung kongestif dan udemapulmoner akibat cairan yang
berlebihan
c. Perikarditis akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh
toksis,pruritis, anoreksia,mual, muntah dan cegukan,kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran dan sulit untuk
berkonsentrasi.
3. Manifestasi klinis(Suyono,2001 dalam Wijaya&Putri,2013)
a. Gangguan kardiovaskuler
Terjadi hipertensi, nyeri dada, sesak nafas, efusi perikarial, gagal
jantung , gangguan irama jantung dan udema jantung
b. Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kusmaaul, batuk dengan sputum kental dan riak,
suara krekels
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nousea, fomitus, perdarahan pada saluran
gastroinstestinal,ulserasi dan perdarahan mulut, nafas berbau
amonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom, burning fet sindrom,tremor, miopati
e. Gagguan integumen
Kulit berwarna pucat, gatal-gatal, kuku tipis dan rapuh
f. Gangguan endoktrin
Libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan ,menstruasi dan
aminore
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia,hipomagnesia,
hipokalsemia.

6
h. Sistem hematologi
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi
eritopoetin sehingga rangasangan eritopoesis pada sumsum tulang
berkurang, hemolisis berkurang akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksis dapat juga terjadi gangguan
fungsi trombosis dan trombositopenia.
G. Komplikasi
1. Gangguan kardiovaskuler
2. Gangguan keseimbangan asam basa, cairan dan elektrolit
3. Osteodistropi renal
4. Anemia
H. Pemeriksaan Labratorium dan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Urine Darah
Volume: <400ml/24jam BUN: Meningkat
Warna: Keruh Hitungan darah lengkap : Hct
Berat jenis <1,105 menurun, Hb <7-8gr/dl
Osmoalitas <350 m osm /kg Erirosit waktu hidup menurun
Klirens kreatin turun GDA, pH menurun
Na++ >40 mEq/lt Na++ serum menurun
Protein : Proteinuria (3-4+) K+ meningkat
Mg++ meningkat
Albumin menurun

2. Pielogram retrograd: identifikasi ekstraseluler, massa


3. Sistouretrogram berkemih: ukuran kandung kemih, refluks kedalaman
ureter dan retensi
4. USG ginjal: Sel jaringan untuk diagnostik histologist
5. Endoskopi ginjal, nefroskopi: Batu, hematuria dan tumor
6. EKG: Ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
7. Foto kaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan: demineralisasi

7
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Farmakologis
a. Kontrol tekanan darah
b. Kontrol gula darah
c. Koreksi asidosis metabolik
2. Penatalaksanaan Non Frmakologis
a. Pembatasan protein
1. Pasien non dialisis 0,6-0,75 gram/ kg BB/ hari sesuai CCT dan
toleransi pasien
2. Pasien hemodialisis 1-1,2 gram/kg BB ideal/ hari
3. Pasien peritoneal dialisis 1,3 gram.kg BB/ hari
b. Pengaturan asupan kalori :35 kal/ kg BB ideal/ hari
c. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan
mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh
dan tak jenuh
d. Pengaturan asupan KH: 50-60% dari total kalori
e. Garam Nacl: 2-3 gr/hari
f. Kalsium 1400-1600 mg/hari
g. Besi 10-18 mg/hari
h. Magnesium 200-300mg/hari
i. Asam folat pasien HD 5mg
j. Air : jumlah urine 24jam + 500ml(IWL)
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan adanya penyakit diabetes, nefrolitiasis,
hipertensi,GGA yang tidak teratasi, obstruksi, penyalahgunaan
analgetik
2. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat asidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik dalam
keluarga

8
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Aktivitas/ istirahat: Kelelahan yang ekstream, malaise
b. Sirkulasi: Riwayat hipertensi lama, palpitasi dan nyeri dada
c. Integritas ego: faktor stress dan perasaan tak berdaya
d. Eliminasi: Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen
kembung, diare/ konstipasi
e. Makanan/ cairan: Berat badan meningkat karena udema, berat
badan menurun karena anoreksia, nyeri uluhati, mual, muntah,
halitosis, penggunaan deuretik
f. Neurosensori: Sakit kepala, penglihatan kabur, kram/ kejang
otot, kesemutan
g. Nyeri/ kenyamanan: Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/
nyeri kaki
h. Pernafasan: Nafas pendek, dypsnoe, batuk dengan/tanpa sputum
yang kental dan banyak
i. Keamanan: Kulit gatal, ada berulangnya infeksi
j. Seksualitas: Penurunan libido, amenore, infertilitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhuungan dengan kongesti paru,
penurunan curah jatung, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat
2. Nyeri akut
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran
urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet
dan perubahan membran mukosa mulut
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perlemahan aliran darah keseluruh tubuh
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi
urine, produk sampah

9
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan pruritas, gangguan status
metabolik sekunder.

10
C. Intervensi Keperawatan
1 Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC:
Definisi: Kelebihan atau defisit pada 1. Respiratory status: Gas exchange Airway Management:
oksigenasi dan/atau eliminasi 2. Respiratory Status: Ventilation 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
karbondiokasida pada membrane 3. Vital Sign Status chin lip atau aw trust jika di
alveolar-kapiler. Kriteria Hasil: perlukan
Batasan Karekteristik: 1. Mendemostrasikan peningkatan 2. Posisikan pasien untuk
1. pH darah arteri abnormal ventilasi dan oksigenasi yang memaksimalkan ventilasi
2. Pernafasan abnormal adekuat 3. Identifikasi pasien perlunya
(Misalnya: kecepatan irama, 2. Memelihara kebersihan paru-paru pemasangan alat jalan nafas
kedalaman) dan bebas dari tanda-tanda distres buatan
3. Warna kulit pernafasan 4. Pasang mayo bila diperlukan
abnormal(misalnya: pucat atau 3. Mendemostrasikan batuk efektif 5. Lakukan fisioterapi dada jika
kehitaman) dan suara nafas yang bersih, tidak diperlukan
4. Konfusi ada sianosis dan dyspneu(mampu 6. Keluarkan sekret dengan batuk
5. Sianosis mengeluarkan sputu, mampu atau suction
6. Penurunan karbondioksida bernafas dengan mudah, tidak ada 7. Auskultasi suara nafas, catat
7. Diaforesis pursed lips) adanya suara tambahan
8. Dispnea 4. Tanda-tanda vital dalam batas 8. Berikan bronchodialator bila

11
9. Sakit kepala saat bangun normal perlu
10. Hiperkapnia 9. Atur intake untuk cairan
11. Hipoksia mengoptimalkan keseimbangan
12. Iritabilitas 10. Monitor respirasi da status O2
13. Nafas cuping hidung 11. Monitor rata-rata kedalaman,
14. Gelisah irama dan usaha respirasi
15. Somnolen 12. Catat pergerakan dada, amati
16. Takikardi kesimetrisan, penggunaan otot
17. Gangguan penglihatan tambahan
Faktor-faktor yang berhubungan 13. Monitor suara nafas
dengan: 14. Monitor pola nafas: Bradipneu,
1. Perubahan membran alveolar takipnea,kussmaul,
kapiler hiperventilasi,cheyne stokes, biot
2. Ventilasi-perfusi 15. Monitor kelemahan otot
diafragma
16. Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan/ tidak adanya
ventiasi dan suara tambahan

12
2 Nyeri akut NOC: NIC:
Definisi: Pengalaman sensori dan 1. Pain level Pain Management:
emosional yang tidak menyenangkan 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
yang muncul akibat kerusakan 3. Comfort level komprehensif
jaringan yang aktual atau potensial Kriteria Hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari
atau digambarkan dalam hal 1. Mampu mengontrol nyeri, ketidaknyamanan
kerusakan sedemikian rupa dan mampu menggunakan teknik 3. Gunakan teknik komunikasi
berlangsng <6bulan. nonfarmokoligi untuk terapeutik untuk mengetahui
Batasan Karakteristik: mengurangi nyeri, mencari pengalaman nyeri pasien
1. Perubahan selera makan bantuan) 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
2. Perubahan tekanan darah 2. Melaporkan bahwa nyeri respon nyeri
3. Perubahan frekuensi jantung berkurang dengan menggunakan 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
4. Perubahan frekuensi management nyeri lampau
pernafasan 3. Mampu mengenali nyeri(skala, 6. Bantu pasien dan keluarga untuk
5. Laporan isyarat intensitas, frekuensi dan tanda menemukan dukungan
6. Sikap melindungi area nyeri nyeri) 7. Kontrol lingkungan yang dapat
7. Fokus menyempit 4. Menyatakan rasa nyaman setelah mempengaruhi nyeri seperti suhu
8. Indikasi nyeri yang dapat yeri berkurang ruangan, pencahayaan dan
diamati kebisingan

13
9. Perubahan posisi untuk 8. Kurangi faktor presipitasi nyeri
menghindari nyeri 9. Piih dan lakukan penanganan
10. Sikap tubuh melindungi nyeri
11. Dilatasi pupil 10. Kaji tipe dan sumber nyeri
12. Melaporkan secara verbal 11. Ajarkan teknik nonfarmakologi
13. Gangguan tidur 12. Berikan analgetik untuk
Faktor yang berhubungan: mengurangi nyeri
1. Adanya cedera(biologis, 13. Evaluasi ketidakefektifan kontrol
fisik,zat kimia dan psikologis) nyeri
14. Tingkatkan istirahat
15. Kolaborasi dengan dokter
Analgetic administrasi:
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih anelgetik yang diperlukan

14
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgetik pilihan,rute
pemberian dan dosis maksimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor pemberian vital sign
sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
3 Kelebihan Volume cairan: NOC: NIC:
Definisi: Peningkatan retensi cairan 1. Electrolit and acid base balance Fluid mnagement:
isotonik 2. Fluid balance 1. Timbang popok/ pembalut jika
Batasan Karakteristik: 3. Hydration diperlukan
1. Bunyi nafas adventisius Kriteria Hasil: 2. Pertahankan catatan intake dan
2. Gangguan elektroit 1. Terbebas dari edema, efusi dan output yang akurat
3. Anasarka anaskarsa 3. Pasang urin kateter jika diperlukan

15
4. Ansietas 2. Bunyi nafas bersih tidak ada 4. Monitor hasil HB yang sesuai
5. Azotemia dipsneu dengan retensi cairan(BUN, HCT,
6. Perubahan tekanan darah 3. Terbebas dari distensi vena osmoalitas urin)
7. Perubahan status mental jugolaris, refleks hepatojugular 5. Monitor status hemodinamik
8. Perubahan pola nafas 4. Memelihara tekanan vena sentrl, termasuk CVP, MAP,PAP dan
9. Penurunan hematokrit tekanan kapiler paru, output PCWP
10. Penurunan hemoglobin jantung dan vital sign dalam batas 6. Monitor vital sign
11. Dispneu normal 7. Monitor masukan makanan/ cairan
12. Edema 5. Terbebas dari kelelahan, dan hitung intake kalori
13. Peningkatan tekanan vena kecemasan atau kebingungan 8. Monitor status nutrisi
sentral 6. Menjelaskan indikator kelebihan 9. Kolaborasi pemberian diuretik
14. Asupan melebihi haluaran cairan sesuai instruksi
15. Distensi vena jagularis Fluid Monitoring:
16. Oliguria 1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe
17. Ortopnea intake cairan dan eliminasi
18. Efusi pleura 2. Tentukan kemungkinan faktor
19. Perubahan tekanan arteri resiko dari ketidakseimbangan
pulmonal cairan
20. Gelisah 3. Monitor berat badan

16
21. Penurunan berat jenis urin 4. Monitor serum dan elektrolit urin
22. Bunyi jantung S3 5. Monitor serum dan osmolalitas
23. Penambahan berat badan yang urine
singkat 6. Monitor vital sign
Faktor yang berhubungan: 7. Monitor paraeter hemodinamik
1. Gangguan mekanisme regulasi infasif
2. Kelebihan asupan cairan 8. Monitor tanda dan gejala dari
3. Kelebihan asupan natrium odema
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC: NOC:
dari kebutuhan tubuh 1. Nutritional status: Food and fluid Nutrion Management
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup 2. Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
untuk memenuhi kebutuhan 3. Nutritional status: Nutrient intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
metabolik. 4. Weight untuk menentukan jumlah kalori
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: dan nutrisi yang diutuhkan
1. Kram abdomen 1. Adanya peningkatan berat badan pasien
2. Nyeri abdomen sesuai dengan tujuan 3. Anjurkan pasien untuk
3. Menghindari makanan 2. Berat badan ideal sesuai dengan meningkatkan konsumsi Fe
4. Berat badan 20% atau lebih tinggi badan 4. Anjurkan pasien untuk
dibawah berat badan ideal 3. Mampu mengidentifikasi meningkatkan protein dan vit.c

17
5. Kerapuhan kapiler kebutuhan nutrisi\ 5. Berikan substansi gula
6. Diare 4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 6. Beri diet tinggi serat
7. Kehilangan rambut berlebihan 5. Menunjukkan peningkatan 7. Monitor jumlah nutrisi dan
8. Bising usus hiperaktif fungsi pengecapan dari menelan jumlah kalori
9. Kurang makanan 6. Tidak terjadinya penurunan berat 8. Berikan informasi tentang
10. Kurang informasi badan yang berarti keutuhan nutrisi
11. Kurang minat pada makanan 9. Kaji kemampuan pasuen untuk
12. Penurunan berat badan dengan mendapatkan nutrisi yang
asupan makanan yang adekuat dibutuhkan
13. Kesalahan konsepsi Nutrion Monitoring
14. Kesalahan informasi 1. Berat badan pasien dalam batas
15. Kurang minat pada makanan normal
16. Tonus otot menurun 2. Monitor adanya penurunan berat
17. Membran mukosa pucat badan
18. Sariawan pada rongga mulut 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
Faktor yang berhubungan dengan: yang biasa dilakukan
1. Faktor biologis 4. Monitor interaksi anak atau
2. Faktor ekonomi orangtua selama makan
3. Ketidakmampuan untuk 5. Monitor ingkungan selama makan

18
mengabsorbsi nutisi 6. Jadwalkan pengobatan dan
4. Ketidakmampuan untuk tindakan tidak selama jam makan
mencerna makanan 7. Monitor kulit kering dan
5. Ketidakmampuan untuk perubahan pigmentasi
mencerna makanan 8. Monitor turgor kulit
6. Ketidakmampuan menelan 9. Monitor kekeringan, rambut
makanan kusam dan mudah patah
7. Faktor psikologis 10. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb dan kada HCT
11. Monitor pucat, kemerahan dan
kekeringan pada konjungtiva
5. Ketidakseimbangan Perfusi jaringan NIC: NOC:
perifer 1. Circulation status Peripheral Sensation
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke 2. Tissue perfusion: Cerebral Mnagement(Manajemen sensasi
perifer yang dapat mengganggu Kriteria Hasil: perifer)
kesehatan Mendemostrasikan status sirkulasi 1. Monitor adanya paretese
Batasan Karakteristik: yang ditandai dengan: 2. Monitor daerah yang peka
1. Tidak ada nadi 1. Tekanan sistol dan diastol dalam terhadap panas/ dingin
2. Perubahan fungsi motorik tentang yangdiharapkan 3. Istruksikan keluarga jika ada isi

19
3. Perubahan karakteristik kulit 2. Tidak ada ostostatik hipertensi atau laserasi
4. Perubahan tekanan darah di 3. Tidak ada tanda peningkatan 4. Monitor kemampuan Bab
ekstremitas intrakranial)
5. Waktu pengisian kapiler Mendemostrasikan kemampuan
>3detik kognitif yang ditandai dengan:
6. Klaudikasi 1. Berkomunikasi dengan jelas dan
7. Warna tidak kembali sesuai dengan kemampuan
ketungkai saat tungkai 2. Menunjukkan perhatian,
diturunkan konsentrasi dan orientasi
8. Kelambatan penyembuhan 3. Memproses informasi
luka perifer 4. Membuat keputusan dengan
9. Edema benar
10. Nyeri ekstremitas Menunjukkan fungsi sensori motori
11. Bruit femoral kranial yang utuh: tingkat kesadaran
Faktor yang berhubungan dengan: membaik, tidak ada gerakan gerakan
1. Kurang pengetahuan tentang involunter
faktor pemberat
2. Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit

20
3. Diabetes melitus
4. Hipertensi
5. Gaya hidup monoton
6. Merokok
6. Intoleransi aktivitas NOC: NIC:
Definisi: Ketidakcukupan energi 1. Energy conservation Activity Therapy:
psikologi atau fisiologis untuk 2. Activity tolerance 1. Kolaborasi dengan tenaga
melanjutkan atau menyelesaikan 3. Self care: ADLs rehabilitasi mem merencanakan
aktifitas kehidupan sehari hari yang Kriteria Hasil: program terapi yang tepat
harus atau yang ingin dilakukan. 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 2. Bantu klien untk mengidentifikasi
Batasan karakteristik: tanpa diserti peningkatan tekanan aktivitas yang mampu dilakukan
1. Respon tekanan darah darah nadi dan respirasi rate 3. Bantu untuk memilih aktivitas
abnormal terhadap aktivitas 2. Mampu melakukan aktivitas kosisten yang sesuai dengan
2. Respon frekensi jantung sehari-hari secara mandiri kemampuan fisik, psikologi dan
abnormal terhadap aktivitas 3. Tanda-tanda vital normal sosial
3. Perubahan EKG yang 4. Energy psikomotor 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mencerminkan aritmia 5. Leve kelemahan mendapatkan sumber yang
dan/atau iskemia 6. Mampu berpindah dengan atau diperlukan untuk aktivitas yang
4. Ketidaknyamanan setelah tanpa bantuan alat diinginkan

21
beraktivitas 7. Status kardiopulmunari adekuat 5. Bantu untuk mendapatkan alat
5. Dypsneu setelah beraktivitas 8. Status sirkulasi baik bantuan aktivitas seperti tongkat
6. Menyatakan merasa letih 9. Status respirasi: pertukaran gas dan atu kursi roda
7. Menyatakan perasaan lemah ventilasi adekuat 6. Bantu untuk mengidentifikasi
Faktor yang berhubungan dengan: aktivitas yang disukai
1. Tirah baring atau imobilisasi 7. Bantu klien untuk membuat
2. Kelemahan umum jadwal latihan diwaktu luang
3. Ketidakseimbangan antara 8. Bantu pasien/ keluarga untuk
sulai dan kebutuhan mengidentifikasi kekurangan
oksigenasi dalam beraktivitas
4. Imobilisais 9. Sediakan engutan positif bagi
5. Gaya hidup monoton yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
peguatan
7. Kerusakan integritas kulit NOC: NIC:
Definisi: Perubahan/ gangguan 1. Tissue integrity: Skin and Mucous Preasure Management
epidermis dan/atau dermis. 2. Membranes 1. Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik: 3. Hemodyalisis Akses menggunakan pakaian yang

22
1. Kerusakan lapisan Kriteria hasil: longgar
kulit(dermis) 1. Integritas kulit yang baik bisa 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
2. Gangguan permukaan kulit dipertahankan perfusi jaringan baik 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap
(epidermis) 2. Menunjukkan pemahaman dalam bersih dan kering
3. Invasi struktur tubuh proses perbaikan kulit dan 4. Mobilisasi pasien setiap 2jam
Faktor yang berhubungan: mencegah terjadinya cedera 5. Monitor kulit akan adanya
1. Eksternal berulang kemerahan
a. Zat kimia, radiasi 3. Mampu melindungi kulit dan 6. Oleskan lotion atau baby oil pada
b. Usia yang ektream mempertahankan kelembaban kulit daerah yang tertekan
c. Kelembapan dan perawatan alami 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi
d. Hipotermia pasien
e. Medikasi 8. Monitor status nutrisi pasien
f. Lembab 9. Memandikan pasien dengan sabun
g. Imobilisasi fisik dan air hangat
2. Internal: Insision site care:
a. Perubahan status cairan 1. Membersihkan memantau dan
b. Perubahan pigmentasi meningkatkan proses
c. Perubahan turgor penyembuhan pada luka yang
d. Faktor perkembangan ditutupi dengan jahitan, klip atau

23
e. Kondisi ketidakseimnagn stapler
f. Penurunan sirkulasi 2. Monitor proses kesembuhan atau
g. Kondisi gangguan insisi
metabolik 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
h. Gangguan senasasi pada area insisi
i. Tonjolan tulang 4. Bersihkan area sekitar jahitan,
insisi atau stapler
Dyalisis acces mantenence

24
D. Implementasi Keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan
E. Evaluasi keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya (Setiadi,
2012).

25

Вам также может понравиться