Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan (arahan, masukan) terhadap seseorang, pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengungkapkan kemampuan yang dimilikinya. Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Bimbingan dan konseling yaitu serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis.
2. TUJUAN DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk tuhan, sosial, dan pribadi. Dalam penyelanggraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah- kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas yang dimaksud adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus dan tutwuri handayani. 3. KONSELING TRAUMATIK Pada saat terjadi bencana, seseorang rentan mengalami suatu trauma pada dirinya. Trauma adalah kejadian jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani yang ditimbulkan oleh faktor eksternal, jiwa yang timbul akibat peristiwa traumatik. Peristiwa traumatik bisa sekali terjadi, bertahan dalam jangka lama, atau berulang-ulang dialami oleh penderita. Namun, tidak semua penyebab tersebut punya efek sama terhadap tiap orang. Faktor penyebab trauma ada 2 yaitu faktor internal (psikologis) seperti kepribadian lemah, kurang percaya diri, terjadinya konflik sosial budaya akibat adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat, pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan. Para korban bencana alam dan di tempat-tempat konflik, karena stress terhadap harta bendanya yang hilang. . . .
4. KETERAMPILAN KONSELING TRAUMATIK
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor dalam konseling traumatik yaitu pandangan realistis terhadap peran mereka dalam membantu, orientasi holistik, fleksibeliti, keseimbangan antara empati dan ketegasan. Trauma sebagai penyakit emosional tidak dapat sembuh langsung jadi, tetapi memerlukan proses dan tahapan-tahapan mulai dari tahapan pencegahan, penanggulangan dan penyembuhan.
5. PROSES DALAM STRATEGI KONSELING TRAUMATIK
Dalam upaya penyembuhan/tindak lanjut upaya pemulihan dapat digunakan dengan tiga bentuk terapi yaitu terapi dengan penggunakan obat-obatan, terapi melalui elektronik (eletro-shock therapy) dan terapi melalui pendekatan psikologi (psycho-therapy) yang dilaksanakan oleh para ahli di bidangnya masing-masing. 6. TAHAPAN KONSELING TRAUMATIK Sebagaimana proses konseling pada umumnya, proses dalam strategi konseling traumatik juga dibagi atas tiga tahapan, yaitu tahap awal konseling, tahap pertengahan (tahap kerja), dan tahap akhir konseling.