Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Indrayana Sunarso
Fakultas Kedokteran Universitas Sebels Maret Surakarta
Pendahuluan
Insiden diabetes melitus tipe 1 sangat bervariasi di tiap negara. Dari data-
data epidemiologik memperlihatkan bahwa puncak usia terjadinya DM pada anak
adalah pada usia 5-7 tahun dan pada saat menjelang remaja. Sedangkan, insiden
1
penderita diabetes melitus tipe 1 pada anak meningkat secara signifikan di negara
Barat. Merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para orangtua dan dokter
dalam pengobatan diabetes melitus tipe 1 pada anak yang berumur di bawah 12
tahun. Seiring perkembangan teknologi yang makin pesat dan meningkatnya
permintaan pasien diabetes melitus yang mendambakan pengobatan efektif dan
aman tanpa terus-terusan harus menginjeksikan insulin ke tubuh mereka, sebagai
alternatif digunakanlah pompa insulin yang kini menjadi favorit penderita pasien
diabetes di Amerika, terutama diabetes melitus tipe 1. Akibatnya, terjadi
peningkatan yang signifikan terhadap pemakaian pompa insulin selama 1 dekade
ini karena pasien DM tidak perlu menghabiskan waktu terlalu banyak untuk
menginjeksikan insulin ke tubuhnya terus menerus.
2
anak. Studi 2002 Pickup dan Keen mengindikasikan lebih dari 130.000 pasien
diabetes yang berada di Amerika menggunakan pompa insulin. Namun, kini
produsen memperkirakan sekitar 375.000 pasien di Amerika Serikat
menggunakan pompa insulin (Weinzimer, 2004)
Patofisiologi
3
rendah pada bayi yang mendapatkan air susu ibu, disbanding dengan air susu sapi.
Paparan dini dengan susu sapi akan memicu timbulnya DM terutama pada
individu yang memiliki kerentanan terhadap penyakit ini. Bila secara klinis
menunjukkan gejala DM tipe-1 (sering dihubungkan dengan KAD) tetapi tidak
ditemukan antibody maka diklasifikasikan sebagai DM tipe-1B (idiopatik). Kasus
ini banyak ditemukan pada keturunan Afrika dan Asia (Buku Ajar IKA, 2010).
4
hipersekresi hormone stress (epinephrine, kortisol, glucagon dan hormone
pertumbuhan). Meningkatnya kadar hormon stress dan makin menurunnya kadar
insulin meyebabkan peningkatan glikogenolisis, gluconeogenesis, lipolysis dan
ketogenesis, ketoasidosis diabetic (KAD) (Buku Ajar IKA, 2010).
Manifestasi Klinis
5
Perjalanan klinis DM tipe 1 terbagi atas:
1. Pre-diabetes
3. Periode “Honeymoon”
6
Hal ini perlu dijelaskan kepada keluarga yag bisanya menganggap
fenomena ini sebagai tanda-tanda kesembuhan. Padahal keadaan ini
hanya bersifat sementara sebelum memesuki periode ketergantungan
total terhdap insulin(Buku Ajar IKA, 2010).
Diagnosis dapat ditegakan jika didapat salah satu dari gejala di bawah ini :
7
WHO (1985) menganjurkan pemeriksaan standar seperti di atas, tetapi di
Indonesia hanya memakai pemeriksaan glukosa darah 2 jam saja. Sedangkan,
TTGO pada anak seringkali tidak dibutuhkan karena gejala klinis yang khas.
8
- puasa 110-159 160-199 >200
-2 jam
HbA1c (%) 4-6 6-8 >8
Kolesterol total (mg/dl) <200 200-239 >240
Kolesterol LDL
- tanpa PJK <130 130-159 >159
- dengan PJK <100 11-129 >129
Kolesterol HDL (mg/dl) >45 35-45 <35
Trigliserida (mg/dl)
- tanpa PJK <200 <200-249 >250
- dengan PJK <150 <150-199 >200
BMI/IMT
- perempuan 18,9-23,9 23-25 >25 atau
- laki-laki 20 -24,9 25-27 <18,5
>27 atau <20
Tekanan darah (mmHg) <140/90 140-160/90- >160/95
95
1. Fase akut/ketoasidosis
3. Fase pemeliharaan
9
Pada fase ini tujuan utamanya ialah untuk mempertahankan status
metabolik dalam batas normal serta mencegah terjadinya komplikasi
10
Untuk mencapai tujuan ini penatalaksanaan dibagi menjadi :
1. Pemberian insulin
2. Penatalaksanaan dietetik
3. Latihan jasmani
4. Edukasi
5. Home monitoring (pemantauan mandiri )
6. Control metabolik
Pemberian Insulin
11
peredaran darah dan pengeluaran insulin oleh pankreas juga meningkat. Tugas
pokok insulin adalah mengatur pengangkutan atau masuknya glukosa dari darah
ke dalam sel sehingga glukosa darah bisa turun. Jadi, insulin berperan dalam
mengatur kestabilan glukosa di dalam darah. Insulin juga bekerja di hati. Setelah
makan, kadar insulin meningkat dan membantu penimbunan glukosa di hati. Pada
saat tidak makan, insulin turun. Maka hati akan memecah glikogen menjadi
glukosa dan masuk ke darah sehingga glukosa darah dipertahankan tetap dalam
kadar yang normal (Tandra, 2007; Katzung, 2002; Soegondo, 2005; Mansjoer,
2005)
Struktur kimia hormon insulin bisa rusak oleh proses pencernaan sehingga
insulin tidak bisa diberikan melalui tablet atau pil. Satu-satunya jalan pemberian
insulin adalah melalui suntikan, bisa suntikan di bawah kulit (subcutan/sc),
suntikan ke dalam otot (intramuscular/im), atau suntukan ke dalam pembuluh
vena (intravena/iv). Ada pula yang dipakai secara terus menerus dengan pompa
(insulin pump/CSII) atau sistem tembak (tekan semprot) ke dalam kulit (insulin
medijector).
Enam tipe insulin berdasarkan mulain kerja, puncak, dan lama kerja insulin
tersebut, yakni :
12
2. Insulin Kerja Sangat Cepat (Quick-Acting Insulin)
3. Insulin Kerja Sedang (Intermediate-Acting Insulin)
4. Mixed Insulin
5. Insulin Kerja Panjang (Long-Acting Insulin)
6. Insulin Kerja Sangat Panjang (Very Long Acting Insulin)
13
Gambar2. Farmako kinetik insulin manusia dan insulin analog. Dikutip
dari Hirsh IB. n Engl J Med 2005; 352: 174-183
Regimen Insulin
14
6. Sulit untuk mecapai keadaan normoglikemia yang kosisten. Kadar
HbA1c rata-rata 7-7.5%.
Seringkali tidak cocok untuk penderita DM tipe1 pada anak dan remaja.
Namun regimen ini dapat diberikan untuk jangka waktu pendek sementara pada
fase remisi. Insulin yang digunakan adalah insulin kerja menengah atau kombinasi
kerja cepat/pendek dengan insulin kerja menengah.
Insulin campuran kerja cepat dan menengah diberikan sebelum makan padi,
insulin kerja pendeka diberikan sebelum makan siang, atau snack sore, dan isulin
kerja menengah pada menjelang tidur malam. Pada anak-anak yang lebih tua, bial
regimen 2 kali sehari tidak mencukupi.
15
Menggunakan insulin kerja cepat/pendek diberikan sebelum makan utama,
dengan insulin kerja menengah diberikan pada pagi dan malam hari, atau dengan
insulin bsal yang diberikan sekali sehari (pagi/malam).
Pompa insulin merupakan suatu alat yang tampak seperti pager yang
digunakan untuk mengelola masuknya insulin ke dalam tubuh pasien diabetes.
Sebuah pompa insulin terdiri dari sebuah tabung kecil (Syringe) yang berisikan
insulin dan microcomputer yang membantu pasien untuk menentukan berapa
banyak insulin yang diperlukan. Insulin dipompakan melalui selang infus yang
terpasang dengan sebuah tube plastic ramping yang disebut cannula, yang
dipasang pada kulit subkutan perut pasien. Selang infus harus diganti secara
teratur setiap minggunya. Di Indonesia, alat ini masih jarang digunakan walaupun
sudah ada distributornya. Akan tetapi di negara lain seperti Amerika, penggunaan
alat ini kini menjadi favorit pasien diabetes karena keefektifan
penggunaanya.(Weinzimer, 2004)
16
1. Mengecek kadar glukosa darah ( setidaknya 4 hari sekali, sebelum
makan) untuk mengetahui berapa dosis insulin yang diperlukan untuk
mengontrol kadar glukosa darah tubuh
Sebelum adanya pompa insulin, satu cara yang bisa digunakan untuk
memasukan insulin ke dalam tubuh yakni dengan menyuntikan insulin secara
terus menerus ke tubuh setiap harinya. Pompa insulin bekerja seperti pankreas dan
telah diprogram secara otomatis untuk memasukan insulin ke dalam tubuh kapan
pun diperlukan.
17
menderita diabetes tipe 1. Kemajuan ini diikuti dengan penurunan insiden
hipoglikemia dan penambahan berat badan terhadap anak-anak tersebut yakni
36.5 menjadi 11.1 kejadian per 100 pasien-tahun. (Berhe,2006; Nimri, 2006;
Philip, 2007)
1. Selama periode honeymoon total dosis insulin harian <0.5 U/kg BB/
hari
18
(Buku Ajar IKA, 2010).
Pengaturan Makan
- Lemak 20-35%
- Protein 10-15%
Biasanya satu unit insulin menurunkan 15-20 gram karbohidrat (Buku Ajar
IKA, 2010).
Olahraga
19
mengurangi kebutuhan akan insulin. Pada beberapa penelitian terlihat bahwa
olahraga dapat meningkatkan kepasitan kerja jantung dan mengurangi terjadinya
komplikasi DM jangka panjang (Buku Ajar IKA, 2010).
Kontrol Metabolik
20
- Tidak terdapat komplikasi
Pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menilai control metabolic:
- Kadar glukosa darah
- Glycated hemoglobin (misal HbA1C)
- Glycated serum protein (misal fruktosamin)
Daftar Pustaka
21
Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2005. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
22