Вы находитесь на странице: 1из 55

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Ilmu Kebidanan
(2009; h. 213), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan
adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi
perubahan fisik, mental dan sosial. Kebutuhan dasar yang diperlukan ibu selama
hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian, eliminasi, seksualitas,
mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling,
aktivitas dalam dan luar rumah.
Kebutuhan dasar ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin
selama masa kehamilan. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar ibu hamil, akan
berdampak pada kesehatan ibu selama kehamilan dan juga secara langsung
mempengaruhi proses persalinan kelak.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah bagaimanakah
kebutuhan dasar ibu hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian,
eliminasi, seksualitas, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur,
imunisasi, traveling, aktivitas dalam dan luar rumah?

1
1.3 TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan kebutuhan dasar ibu hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal
hygiene, pakaian, eliminasi, seksualitas, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam
hamil, istirahat/tidur, imunisasi, traveling, aktivitas dalam dan luar rumah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OKSIGEN
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dsar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh bagi individu dan untuk mempertahankan hidupnya.
Dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh terdapat sistem organ yang
berperan,diantaranya (1) aluran pernapasan bagian atas, yang terdiri atas hidung,faring,laring
dan epiglotis; (2) saluran pernapasan bagian bawah yang terdiri atas trakea, tandan bronkus,
segmen bronki, dan bronkiolus; serta(3) paru.
Dalam proses pemenuhan selanjutnya, organ-organ tersebut memiliki peranan dalam
proses oksigenasi (pemenuhan kebutuhan oksigenasi), kita mengenal ada tiga tahapan proses
oksigenasi, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses Oksigenasi
Udara masuk secara berurutan, yaitu :
Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer.
2. Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari
kapiler ke alveoli.
3. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.

2.1.1 KEBUTUHAN OKSIGEN KEPADA IBU HAMIL


Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:
 Udara yang bersih
 Tidak kotor / polusi udara
 Tidak bau, dsb.

3
Pada prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi oleh polusi udara (terminal,
ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).

2.1.2 PENURUNAN LEVEL OKSIGENASI PADA IBU HAMIL


Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi adaptasi
bayi segera setelah lahir) Aspirasi mekonium tinja bayi pertama di dalam kandungan)
yang dapat berakibat sindrom gawat nafas Hipoglikemi (kadar gula rendah) Kesulitan
mempertahankan suhu tubuh janin Polisitemia (kebanyakan sel darah merah) Pada
kasus-kasus PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat). yang sangat parah dapat berakibat
janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun
Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan
perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan
makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat
menekan risiko munculnya PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar
65% wanita pada negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali
selama kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat. Angkanya tinggi pada negara
Amerika Latin dan Karibia (83%) sementara rendah pada negara Asia Selatan (51%).

2.2 KEBUTUHAN NUTRISI

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan oleh tubuh


untuk menghasilkan energi atau digunakan dalam aktivitas tubuh. Dalam proses
pemenuhannya terdapat sistem tubuh yang berperan yakni sistem pencernaan yang terdiri
atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan terbagi atas dua bagian
distal, dan organ aksesori yang terdiri atas hati, kandung empedu, dan pankreas.

Organ aksesori terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini
membantu proses pencenaan makanan secara kimiawi. Hati merupakan kelenjar terbesar di
dalam tubuh yang terletak di rongga abdomen. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan
empedu , fagositis bakteri dan benda asing lainnya, pembuatan sel darah merah dan
menyimpan glikogen. Kantong empedu, merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah
kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai di pinggiran depan yang memiliki
panjang 8-12 cm, dengan kapasitas 40-60 cm3.

4
Komponen penting dlam kebutuhan nutrisi dalah zat gizi karena dari zat gizi inilah
akan dapat menghasilkan energi. Dengan energi manusia dapat melakukan aktivitasnya.
Unsur unsur yang termasuk zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan lain-lain.
Zat gizi (nutrient) merupakan zat yang terdapat di dalam makanan, yang terdiri atas :
a. Karbohidrat, merupakan zat gizi berbentuk amilum.
b. Lemak Pencernaawn, lemak diurai dalam lambung karena dalam mulut tidak ada
enzim pemecah lemak.
c. Protein Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease terdapat dalam
lambung.
d. Mineral tidak menbutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu
sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya.
e. Vitamin Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi
sederhana.Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh system transport
aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh, sedangkan vitamin yang larutdalam
air mempunyai beberapa variasi mekanisme transport aktif.
f. Air merupakan zat gizi yang paling mendasar. Tubuh manusia terdiridari kira-
kira 50-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting dibandingkan dengan
asupan nutrisi lain.

5
6
2.2.1 NUTRISI PADA IBU HAMIL

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita


normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan
dikonsumsi ibu hamil 40 % digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60 %)
digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13
kg. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :

a. Pertumbuhan dan perkembangan janin


b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
c. Sumber tenaga
d. Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan

Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan yang
sehat, antara lain :
a. Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b. Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas
c. Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
d. Hindari makanan dan minuman yang mengandung alcohol
e. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna
f. Hindari merokok
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi
terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber
tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
A. Sumber Tenaga (Sumber Energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari sekitar 15
% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
B. Sumber Pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang
dianjurkan sekitar 800 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai
untuk kebutuhan janin dan kandungan.
C. Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan
mineral. Sumber ini dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan

7
penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh. Kebutuhan
makanan sehari-hari untuk ibu hamil, yaitu :
 Kalori : 2500 Kkal
 Protein : 85 g
 Kalsium (Ca) : 1,5 g
 Zat besi (Fe) : 15 mg
 Vitamin A : 6000 IU
 Vitamin B : 1,8 mg
 Vitamin C : 100 mg
 Riboflavin : 2,5 mg
 As nicotin : 18 mg
 Vitamin D : 400-800 IU
Pada umumnya kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk setiap trimester berbeda-
beda, hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada setiap trimester tersebut. Pada kehamilan
trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa
mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh
baik. Makanlah makanan dengan porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-
buahan segar dan jus. Pada trimester kedua (s/d usia 28 minqgu), nafsu makan sudah pulih
kembali kebutuhan makan harus lebih banyak dari biasanya meliputi zat sumber tenaga,
pembangun, pelindung dan pengatur. Hal ini untuk kebutuhan janin. Pada trimester ketiga
(sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi
karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap
dikonsumsi. Selain itu kurangi makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti
garam, ikan asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya keracunan saat kehamilan.
Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan untuk mengolah
makanan secara sehat pula.

8
2.2.2 SETIAP TAHAP KEHAMILAN BERBEDA
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan
dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh
dan perkembangan janin. Masa kehamilan ibu dibagi dalam tiga tahapan atau
trimester. Trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 – 3 bulan, adalah masa
penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama
ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun
masih relatif kecil. Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa
untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap
hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini
biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan,
sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk
kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian yang sering. Jika diperlukan, bisa juga
mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan janin.
Namun, hal itu perlu konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 – 6 bulan, janin mulai
tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu
mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi,
misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk
itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai
menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI
(air susu ibu) saat menyusui nanti. Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester
ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 – 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral
untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan
energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap
sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu
pada formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga
golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga
yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian,
kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega;
sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu,
tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari
vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga
unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara

9
proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan,
telur, sayur, buah, susu, dan lemak.

2.2.3 PEDOMAN MENU IBU HAMIL


Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
a. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun
lebihditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi.
b. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan
ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa
mual, pusing, dan ingin muntah.
c. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe,
makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol
semacam tape.
d. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan
susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir
telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @
100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm
minyak atau lemak.
e. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah
seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai
pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan
sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan
janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan
soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
f. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat
membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan
dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada
kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat,
formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
g. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak
namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat,
karena akan mengakibatkan mual dan muntah.

10
h. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi
kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang
lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
i. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak
sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang
membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang
benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan
sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
j. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

2.2.4 ZAT-ZAT GIZI PENTING PADA IBU HAMIL


Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah
sebagai berikut:
a. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan
biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru,
pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan
hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg.
Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
b. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan
protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan
berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan
pembentuk otak.
c. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam
tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1
dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein
tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin
C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk
membantu penyerapan kalsium.
d. Mineral, antara lain :
 Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta
persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium
akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan
11
mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu
mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang
dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
 Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah
sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang
disebabkan oleh :
 Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
 Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
 Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita,
sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan
mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan
sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir
kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk
dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir.
Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet
zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya
anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan
tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

2.2.5 MACAM MACAM DIET


a. Diet Wanita Hamil
Pada wanita, masa hamil merupakan saat dimana zat gizi diperlukan dalam jumlah
yang lebih banyak, secara kuantitas maupun kualitas dibandingkan dengan saat tidak
hamil. Asupan zat gizi tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan juga
untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan.
b. Diet ibu menyusui
Masa menyusui juga memerlukan asupan gizi yang baik agar dapat menghasilkan air susu
dalam jumlah yang maksimal untuk bayinya.

12
2.2.6 GANGGUAN/MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN NU T R I S I
a. Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat
badan seseorang. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata
wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.Perbandingan
yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada
wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan
lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat
badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
 Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%.
 Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%.
 Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga
kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan
wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria
biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti
buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada
beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel,
terutama setelah masa menopause.

b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh.

c. Diabetes melitus merupakan masalah kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat dikarenakan kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
d. Hipertensi

13
e. Penyakit jantung koroner
f. Kanker
g. Anoreksia nervosa merupakan kehilangan berat badan yang secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi , badan bengkak , adanya nyeri
abdomen, kedinginan, letargi dan adanya kelebihan energi.\

2.2.7 FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapt disebabkan oleh kurangnya iinformasi,
sehingga dapat terjadi kesalaahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertantu
dapat juga memengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan
yang bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status
gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status
ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi.
Sebaliknya, orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan
makanan yang bergizi.

14
2.3 PERSONAL HYGIENE

Kebutuhan personal hygiene merupakan suatu kebutuhan perawatan diri yang


dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatannya, baik fisik maupun psikologis. Kebutuhan
personal higiene meliputi perssonal higiene kulit , kuku dan kaki, mulut dn gigi, rambut dan
alat kelamin.

Pemeliharaan higiene perseorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,


keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat
untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial
budaya mempengaruhi praktik higiene klien. Perawat menentukan kemampuan klien untuk
melakukan perawatan diri dan memberikan perawatan hygiene menrut kebutuhan dan pilihan
klien. Di lingkungan rumah, perawat membantu klien dan anggota keluarga beradaptasi
teknik dan pendekatan hygiene. Ketika memberikan perawatan kesehatan rutin, perawat
mengkaji status fisik dan emosional klien, dan mengimplementasi proses perawatan bagi
kesehatan total klien. Misalnya, pengkajian lengkap tentang integumen dapat dilakukan
selama klien mandi dan bidan mengkaji tingkat psikososial klien juga. Tujuan dari personal
hygiene adalah:

a. Meningkatkan derajat kesehatan.

b. Memelihara kebersihan diri.

c. Memperbaiki personal hygiene.

d. Pencegahan penyakit.

e. Meningkatkan percaya diri.

f. Menciptakan keindahan

2.3.1 DAMPAK YANG TIMBUL PADA MASALAH PERSONAL HYGIENE

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Tarwoto & Wartonah,
2004) meliputi:

a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

15
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.3.2 JENIS-JENIS PERSONAL HYGIENE

Jenis-jenis perawatan personal hygiene menurut Perry & Potter (2005) dibedakan
menjadi dua, yaitu :

a. Berdasarkan Waktu
 Perawatan dini hari
Perawatan dini hari merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu
bangun tidur untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam pemeriksaan,
mempersiapkan pasien melakukan sarapan dan lain-lain.
 Perawatan pagi hari
Perawatan pagi hari merupakan perawatan yang dilakukan setelah
melakukan pertolongan dalam memnuhi kebutuhan eliminasi mandi sampai
merapikan tempat tidur pasien.
 Perawatan siang hari
Perawatan siang hari merupakan perawatan yang dilakukan setelah
melakukan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain mencuci mukan
dan tangan, mebersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan
pembersihan lingkungan pasien.
 Perawatan menjelang tidur
Perawatan menjelang tidur merupakan perawatan yang dilakukan pada saat
menjelang tidur agar pasien dapat tidur beristirahat dengan tenang. Seperti
mencuci tangan dan muka membersihkan mulut, dan memijat dareah
punggung
b. Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien
wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.Pasien yang harus
istirahat di tempat tidur (misalnya,karena hipertensi,pemberian infus,section

16
caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang
dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang
hajat.Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat,daerah
daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif.

Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari),biasanya daerah
perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang
disediakan khusus untuk keperluan tersebut.Penggantian tampon harus sering
dilakukan,sedikitnya sesudah pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang
atau sehabis menggunakan pispot.Payudara harus mendapatkan perhatian khusus pada
saat mandi yang bisa dilakukan dengan memakai spons atau shower dua kali
sehari.Payudara dibasuh dengan menggunakan alat pembasuh muka yang disediakan
khusus untuk keperluan ini.Kemudian masase payudara dilakukan dilakukan dengan
perlahan – lahan dan puting secara hati – hati ditarik keluar.Jangan menggunakan
sabun untuk membersihkan putting.

Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan, yaitu
perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan
simpisis pubis, labia mayora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk
vulva, labia minora, dua lipatan kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah
jaringan eriktil yang serupa dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait
di sekitarnya seperti uretra, vagina, perineum, dan anus.

2.3.3 TUJUAN PERAWATAN PERINEUM

Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002),adalah mencegah terjadinya


infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.Sedangkan menurut Moorhouse et. al.
(2001),adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam
28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi. Tujuannya antara lain :

o Pengeluaran sekresi perineal (lochea, vaginal discharge)


o Untuk pencegahan dan meringankan infeksi
o Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal
o Memberikan rasa nyaman

17
a. Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
 Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat
proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan
yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
 Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi
(Eisenberg, A., 1996). Episiotomi,suatu tindakan yang disengaja pada
perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang.Tindakan ini
dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala
janin,harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal,kecuali bila
pasien sudah diberi anestasi epiderual.Insisi episiotomi dapat dilakukan di
garis tengah atau mediolateral.Insisi garis tengah mempunyai keuntungan
karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini
lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).

Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan
yaitu :

 Episiotomi medial
 Episiotomi mediolateral

Sedangkan rupture meliputi :

 Tuberositas ischii
 Arteri pudenda interna
 Arteri rektalis inferior

18
2.3.4 LINGKUP PERAWATAN

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ


reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui
vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan
penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001). Sedangkan menurut Hamilton (2002),
lingkup perawatan perineum adalah :

 Mencegah kontaminasi dari rektum.


 Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma.
 Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

a. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah :
 Saat mandi
Pada saat mandi,ibu post partum pasti melepas pembalut,setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut,demikian pula pada perineum ibu,untuk itu diperlukan
pembersihan perineum.
 Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil,pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
 Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar,diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar


anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.

19
2.3.5 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

Indikasi : Dikhususkan pada area genital yang terkena edema

Kontra indikasi : Berikan perhatian pada wanita yang mengalami menstruasi

2.3.6 DAMPAK DARI PERAWATAN LUKA PERINIUM

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini
:

a. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.
b. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi
kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
c. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada
ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga,
2004).

2.3.7 PERSONAL HYGIENE PADA IBU HAMIL

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene yang berarti sehat. Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan
yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan
yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu
proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-
perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan sosial. Kesehatan
pada ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu
dalam keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan
kebersihan diri (personal hygiens) pada ibu hamil itu sendiri, sehingga dapat

20
mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya
pencegahan terhadap infeksi.

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)
dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu
mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu
yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan
perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y,
dkk.2008).

a. Tujuan perawatan personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006 dan Ambarwati,
E.R dan Sunarsih T. 2009)
 Meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang
 Memelihara kebersihan diri seseorang
 Memperbaiki personal hygiene yang kurang
 Pencegahan penyakit
 Meningkatkan percaya diri seseorang
 Menciptakan keindahan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Tarwoto dan Wartonah. 2006


dan Ambarwati, E.R dan Sunarsih T. 2009)
 Body image
 Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
 Praktik Sosial
 Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene
 Status sosioekonomi
 Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, sabun mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
 Pengetahuan

21
 Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
 Budaya
 Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
 Kebiasaan seseorang
 Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
 Kondisi Fisik

c. Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

d. Personal Hygiene yang Berkaitan dengan Perubahan Sistem pada Tubuh Ibu Hamil.
(Rukiyah A Y, dkk.2009)
 Selama kehamilan pH vagina menjadi asam dari 4 – 3 menjadi 5-6,5 akibat vagina
mudah terkena infeksi.
 Stimulus estrogen menyebabkan adanya Flour Albus (keputihan).
 Peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering
berkeringat.
 Uterus yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan
wanita hamil untuk sering berkemih.
 Mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan ke
belakang.

e. Manfaat Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil (Rio. 2011)
 Dengan mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi kemungkinan
adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya
Infeksi, khususnya sesudah melahirkan.
 Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan

22
f. Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Personal Hygiens Ibu Hamil (Rio. 2011)

Pada personal hygiens ibu hamil, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
personal hygiens pada ibu hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit
kepala, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebersihan kuku
tangan dan kaki.

 Kebersihan rambut dan kulit kepala


Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena
over activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan keramas
lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama kehamilan dan mungkin
memerlukan pemotongan lebih sering. Menjaga kebersihan rambut dan kulit
kepala pada ibu hamil sangatlah penting. Disarankan ibu hamil untuk mencuci
rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu dan endapan
minyak yang menumpuk pada rambut membantu memberikan stimulasi
sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut
dan kulit kepala.

 Kebersihan gigi dan mulut


Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi dan mulut untuk menjaga dari
semua kotoran dari sisa makanan yang masih tertinggal di dalam gigi yang
mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Tidak ada dokumentasi yang
mendukung peningkatan rongga gigi selama kehamilan. Kebersihan dan
perawatan gigi dapat dilakukan dengan oral hygiens dengan menggunakan sikat
dan pasta gigi sedangkan untuk kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan
dengan menggunakan kasa yang dicampur dengan antiseptik.

Penjadwalan untuk trimester I terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme


(produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu
terjaga, misalnya pencegahan karies pada gigi. Sedangkan untuk trimester III,
terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga
diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.
Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentan terhadap terjadinya karies dan gingivitis.

23
 Kebersihan payudara
Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu harus dibersihakan kalau
terbasahi oleh kolostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi edema pada putting susu
dan sekitarnya. Putting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan
pemijatan keluar setiap kali mandi. Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi
lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami eneg dan mual (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan peran perawatan gigi tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Tindakan
penembalan gigi dan pencabutan gigi jarang merupakan kontraindikasi. Bila
kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik hal ini dapat
mengakibatkan komplilkasi, seperti nefritis, septikemia, sespsis puerperalis,
oloeh karena infeksi di rongga mulut misalnya pulpitis yang telah menahun,
dapat menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro dalam Prawihardjo, 2005 dalam Rukiyah
A.Y, dkk.2009)

2.4 KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL AKAN PAKAIAN

Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang
longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat, bagian dada harus
longgar karena payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat
tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar, brach disiapkan paling sedikit dua buah
dengan bukan didepan untuk memudahkan menyusui, sepatu kenakan yang bertumit tetapi
jangan yang rata dan hindari sepatu yang bertali karena akan merepotkan anda.

Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk/pita yang menekan
bagian perut/pergelangan tangan, pakaian juga tidak terlalu baik kalau ketat di leher, stoking
di tungkai yang digunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat
sirkulasi darah, pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik karena wanita hamil
tubuhnya akan tambah menjadi besar. Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu

24
bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan
ketika stabilitas tubuh terganggu dan cedera kaki yang sering terjadi.

Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga payudara yang tambah menjadi
besar pada kehamilan dan memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus tali besar
sehingga tidak terasa sakit di bahu. Pemakaian BH dianjurkan terutama pada kehamilan di
bulan ke 4 sampai ke 5 sesudah terbiasa boleh menggunakan BH tipis/tidak memakai BH
sama sekali jika tanpa BH terasa lebih nyaman. Ada dua pilihan BH yang biasa tersedia, yaitu
BH katun biasa dan BH nylon yang halus.

Korset yang khusus untuk ibu hamil, dapat membantu menekan perut bawah yang
melorot dan mengurangi nyeri punggung. Korset ibu hamil didesain untuk menyangga bagian
perut di atas sympisis pubis disebelah depan dan masing-masing disisi bagian tengah
pinggang disebelah belakang. Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain
menyangga dengan ketat tapi lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita
hamil yang mempunyai tonus otot perut yang rendah. Korset yang tidak didesain untuk
kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil
tidak dianjurkan untuk mengenakannya.

2.5 KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL AKAN ELIMINASI

Kebutuhan ini berkaitan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menyebabkan


penurunan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik
usus lebih lambat sehingga menyebabkan obstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, meningkatkan gerak atau
aktivitas, bila perlu dapat dibantu dengan obat pelunak feses (laksatif) dosis ringan dan
banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air
putih hangat dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi obstipasi.

Tonus otot yang berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih, otot abdomen dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai
pengontrolan pengeluaran urine. Penekanan kandung kemih kerena pengaruh Hormon
Progesteron dan Hormon Estrogen sehingga menyebabkan sering buang air kecil.

Sering buang air kecil merupakan keluhan umum pada Trimester I dan III, hal
tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi

25
pembesaran uterus yang mendesak kantung kemih sehingga kapasitasnya berkurang.
Sedangkan pada Trimester III terjadi pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada
kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan sangat tidak dianjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi.

2.6 KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL AKAN SEKSUAL

Pengertian :

 Seksual merupakan kebutuhan dasar manusia brupa ekspresi perasaan 2


individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan dan
menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua
individu tersebut.
 Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasika perasaan tersebut terhadap orang lain
melalui tindakan seperti : sentuhan, ciuman, pelukan senggama atau melalui
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian dan
perbendaharaan kata.
 Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep,
konstruksi sosial terhadap nilai, orientasi dan perilaku yang berkaitan dengan
seks.
 Kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek
somatik, emosional, intelektual dengan cara yang positif, memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta.

Tinjauan seksual dari beberapa aspek :

 Aspek biologis : pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi,


kemampuan organ seks dan adanya hormonal serta sistem syaraf yang
berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.
 Aspek psikologis : pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah
perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya serta memandang
gambaran seksual.
 Aspek sosial budaya : pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di
masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.

26
Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan
meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan hubungan intercourse sebaiknya
ketakutan akan injuri pada ibu ataupun janin akan mengakibatkan menurunnya pola
seksualitas, anjuran yang diberikan yaitu jangan melakukan hubungan intercourse sesudah
buang air kecil.

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit

 Sering abortus dan prematur


 Perdarahan pervaginam
 Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
 Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intrauteri
2.7 Persiapan Laktasi
Laktasi merupakan proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.
Laktasi atau menyusui merupakan proses integral dari daur reproduksi dan
mempunyai dua pengertan yaitu: produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya
harus sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan
terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi yaitu terdiri dari
proses:
 Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara
 Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi asi
 Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI

Keunggulan & Manfaat ASI

• ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.


• Mengandung semua zat
• Dapat diberikan dimana dan kapan saja
• Bebas dari kesalahan takaran.
• Problem kesulitan pemberian makanan dipermudah
• Mengandung imunoglobulin.
• Mencegah gizi buruk.

27
Reflek Laktasi

a. Refleks Prolaktin

Rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin.


Hormon yang akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Apabila bayi sering menghisap, maka akan makin
banyak prolaktin yang lepas, lalu makin banyak pula ASI yang
diproduksi.

b. Refleks Aliran (Lew Down Refleks)

• Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah : melihat bayi,


mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk
menyusui bayi.

• Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:


keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

28
KEHAMILAN MERANGSANG PERUBAHAN BUAH DADA

Impuls syaraf dari hisapan

Stimulasi hipofise anterior Stimulasi hipotalmus Stimulasi hipofise posterior

Sekresi Porolaktin Sekresi Oksitosin

Let down Reflek


Produksi ASI dalan sel Kontraksi sel myoepitel sekitar
(Mengalirnya ASI ke sinus laktiferus)
alveolar alveoli

LAKTASI

2.8 KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL AKAN ISTIRAHAT/TIDUR

Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kriri, letakan beberapa bantal untuk menyangga,
pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau
tidur walau bukan tidur betukal hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah,
jangan bekerja terlalu capek

29
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlalu berat. Lakukan istirahat sebanyak
mungkin. Hendaknya menasihatkan pada wanita hamil agar segera kedokter atau kerumah
sakit bila terjadi perdarahan per vaginam. Demikian pula bila ada rasa sakit diperut, bila suhu
badannya nauk tingi, berkeringat banyak, penglihatan berkurang atau berkunang-kunang,
kencing sedikit, keluar cairan dari vagina dan sebagainya. Hendaknya keluhan ini ditanggapi
dengan baik oleh pengawas kehamilannya.

Pada trimester ke III keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah seringnya
buang air kecil. Janin yang sudah sedemikian membesar menekankan ibu yang sering BAK.
Dorongan untuk bolak balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan menganggu
waktu tidurnya. Kurang tidur yang berkepanjangan dapat menganggu kesehatan fisik
danpsikis. Kurang tidur dari segi fisik, akan menyebabkan muka pucat, mata sembab, badan
lemas, dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit. Kehamilan
menyebabkan terjadinya perubahan baik anatomis dan fisiologis yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan atau keluhan fisik selama kehamilan.

Penelitian juga memperoleh hasil 3 ibu (30,0%) mempunyai kualitas tidur yang baik
(waktu yang dibutuhkan untuk tidur dimalam hari 5-6 jam, mulai tertidur di malam hari 16-
30 menit dan 1-2 kali terbangun dimalam hari) dimana 1 ibu (33,3%) mengalami cemas
ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, ghelisah ataupun takut bila memikirkan akan
menghadapi persalinan) dan 2 ibu (66,7%) mengalami cemas sedang (tidak pernah merasa
mudah tersinggung, namun sering gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi
persalinan). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III
mempunyai kualitas tidur kategori buruk meskipun mereka mengalami cemas kategori
ringan.

2.9 IMUNISASI TT

Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit
yang dapat dicegah , hal ini kerena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin.
Iminusasi harus diberikan pada wanita hamil hanya vaksin tetanus untuk mencegah
kemungkinan tetanus neonatorum.

Dalam masa kehamilan ibu dapat diberikan vaksinasi, pemberian vaksinasi untuk ibu
hamil dibagi menjadi tiga, yaitu direkomendasikan, yang tidak direkomendasikan, dan
rekomendasi khusus. Untuk di Indonesia sendiri, pemberiaan vaksin TT diwajibkan untuk ibu
hamil karena tingginya kasus kematian tetanus neonatorum. Persalinan di Indonesia masih

30
sering dilakukan oleh tenaga non medis seperti dukun beranak yang menggunakan alat yang
tidak steril sehingga meningkatnya kemungkinan terjadi Tenanus Neonatorum.

Berikut merupakan pemberian vaksinasi

DIPERTIMBANGKAN KONTRAINDIKASI REKOMENDASI KHUSUS


AMAN SELAMA KEHAMILAN
TT BCG ANTRAX
DIPTHERI MEASLESS HEPATITIS A
HEPATITIS B MUMPS YELLOW FEVER
INFLUENZA RUBELLA JAPANESE
MENINGCOCOAL VARICELLA ENCHEPALITIS
RABIES PNEUMOCOCCAL, POLIO
(IPV), TYPHOID,
VACCINIA

Pemberian Imunisasi TT

ANTIGEN INTERVAL Lama Perlindungan % Perlindungan


(Selang Waktu Minimal)
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 Minggu setelah TT1 3 Tahun 80
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 Tahun 95
TT4 1 Tahun setelah TT3 10 Tahun 99
TT5 1 Tahun setelah TT4 25 Tahun/seumur 99
hidup

2.10 PERAWATAN PAYUDARA

Untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan putting susu ibu
perlu diperiksa kelenturannya dengan cara:

 Sebelum dipegang periksa dulu bentuk putting susu


 Cubit areola disisi putting susu dengan ibu jari dan telunjuk

31
 Dengan perlahan putting susu dan areola ditarik
 Untuk membentuk “dot”
 Bila puting susu mudah ditarik berarti lentur
 Tertarik sedikit berarti kurang lentur
 Masuk kedalam, berarti putting susu terbenam

Massage payudara selama kehamilan tidak dianjurkan disebabkan ibu bisa mengalami
kontraksi apabila ada stimulasi pada payudara, apaagi bagi ibu hamil yang mempunyai resiko
mengalami ancaman keguguran atau lahir prematur, sehingga perawatan payudara cukup
dengan sering ibu merawat kebersihan payudara, menggunakan brach yang bersih, putting
susu selalu bersih jika putting susu kotor cukup dengan membersihkannya saat mandi, jika
sulit dibersihkan lakukan pengompresan dengaan kapas yang sudah diberi baby oil atau
minyak kelapa bersih lalu kebersihan dengan air hangat atau mandi.

Terakhir, bersihkan payudara dan putting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya
untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakaian handuk (Varney’s 2007).

2.11 SENAM HAMIL

Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa
dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Senam ibu hamil
sebenarnya mengembangkan gerakan senam kegel yang ditemukan oleh Dokter Arnold
Kegel. Dr Arnold Kegel adalah dokter penyakit kandungan dan juga kebidanan di negara Los
Angeles. Dr ini menemukan senam kegel pada tahun 1950 saat menangani pasien.

2.11.1 FUNGSI SENAM HAMIL

 Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik


pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi persalinan.
 Memperkuat elastisitas otot.
Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, sehingga dapat
mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut bagian bawah dan
keluhan wasir.
 Mengurangi keluhan.

32
Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang timbul akibat
perubahan bentuk tubuh.
 Melatih relaksasi.
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan relaksasi
yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan.
 Menghindari kesulitan.
Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta
menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.

2.11.2 TATALAKSAAN SENAM HAMIL

 Lakukan senam hamil sejak usia kehamilan 22 minggu atau 6 bulan, sebaiknya pada
kehamilan normal dengan rekomendasi dokter/bidan.
 Klien yang pertama kali hamil, serta klien yang pernah mengalami kesulitan dalam
persalinan atau melahirkan anak prematur dianjurkan mengikuti senam hamil.
 Senam sebaiknya dilakukan secara teratur dan dalam suasana tenang dengan
menggunakan pakaian yang cukup longgar. Senam bisa dilakukan sambil melakukan
kegiatan sehari-hari seperti nonton TV, menjahit, dll. Posisi ideal untuk melakukan
senam adalah duduk bersila.
 Jika pasien tidak sempat atau tidak memiliki akses ke tempat senam,pasien dapat pula
melakukan senam hamil sendiri di rumah. Senam sebaiknya dilakukan secara teratur
dan dalam suasana tenang dengan menggunakan pakaian yang cukup longgar.

2.11.3 MANFAAT PEMANASAN SEBELUM SENAM HAMIL


 Peforma olahraga menjadi maksimal Pemanasan dapat peningkatan metabolisme,
peningkaran peredaran darah di dalam tubuh, fleksibilitas.peningkatan mental dan
fokus, tentunya sangat baik agar manfaat yang diperoleh dari olahraga yang dilakukan
menjadi lebih maksimal.
 Membuat jiwa lebih bersemangat
 Pemanasan membuat fisik dan juga pikiran lebih tenang (rileks) sehingga berbagai
perasaan atau mood yang buruk menjadi berkurang.
 Mental lebih siap

33
 Kondisi mental yang tidak siap berakibat stres pada tubuh yang nantinya
memproduksi hormon yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga anda
menjadi rentan cedera saat melakukan olahraga inti.
 Agar tubuh lebih fleksibel dan elastis
 Pemanasan sendiri mampu meningkatkan 13% metabolisme di dalam tubuh.\
 Menurunkan resiko cidera
 Pemanasan yang biasanya dilakukan sekitar 5-10 menit, dapat meningkatkan aliran
darah ke otot, yang meningkatkan performa dan mengurangi risiko cedera, juga
menurunkan ketegangan pada otot,Ketika seseorang langsung berolahraga tanpa
melakukan pemanasan terlebih dahulu, berakibat pada kondisi otot-otot yang menjadi
sangat kaku.
 Memperlancar peredaran darah
 sehingga suplai oksigen keseluruh tubuh menjadi lancar secara maksimal. Kondisi
suplai oksigen yang optimal memberikan dampak baik bagi performa fisik saat
berolahraga.
 Agar pembakaran kalori di dalam tubuh lebih optimal
 Dengan melakukan pemanasan selama 5-10 menit membuat memasimalkan proses
membakar kalori di dalam tubuh.
 Melebarkan pembuluh darah
 Pembuluh darah yang lebih lebar membuat beban jantung menjadi tidak terlalu berat
serta mencegah terjadinya hambatan pada aliran darah,Dengan lancarnya aliran darah,
maka pemanasan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya jantung koroner.
 Agar tidak terjadinya keram perut
 Pemanasan yang biasanya dilakukan sekitar 5-10 menit, dapat meningkatkan aliran
darah ke otot, yang meningkatkan performa dan mengurangi risiko keram pada
perut,juga menurunkan ketegangan pada otot pada otot perut ibu ,Ketika seseorang
ibu berolahraga tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu, berakibat pada kondisi
otot-otot perut ( fundus ) yang menjadi sangat kaku.
 Mencegah terjadinya kontrak pada janin
 Pemanasan sebelum senam dapat mencegah terjadinya kontraksi pada janin yang telah
dikandung yang di akibatkan terjadinya dehidrasi

34
2.11.4 SYARAT MENGIKUTI SENAM HAMIL

 Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan
 Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu
 Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin sebaiknya laihan dilakukan di rumah
sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. (Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH.1998)
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum senam hamil :

 Petugas kesehatan sebaiknya mengadakan pengawasan selama melatih


 Latihan fisikatau olahraga dapat dianjurkan, dimulai mulai kehamilan 7 bulan
 Makan yang cukup agar tenaga selalu adaTidak ada kontra indikasi melakukan
senam hamil (Hamilton P. ( 1995 )

2.12 Mobilisasi Tubuh

Kebutuhan fisik ibu hamil akan mobilisasi, body mekanik.


Berhubungan dengan system musculoskeletal seperti persendian sakro-
iliaka, sakro-koksigia dan public yang akan menyebabkan adanya
keretakan, pusat gravitasi berubah sehingga postur tubuh berubah,
terajadi perubahan postur tubuh menjadi lordosis fisiologis. Penekanan
pada ligament dan pelvic, cara baring, duduk, berjalan dan berdiri
dihindari jangan sampai mengakibatkan cedera akibat jatuh.

Mobilisasi pada Ibu Hamil


1. Trimester 1 : Berjalan santai seperti sebelum hamil.
2. Trimester 2 : Posisi dagu harus tegak, gerakan pinggul lebih perlahan,
ayunan kaki harus memerhatikan betul keseimbangan tubuh.
3. Trimester 3 : Hindari medan berat karena dapat menganggu
keseimbangan. Mendekati persalinan, berjalan kaki sebagai bentuk
olahraga ringan.
Posisi yang Perlu Diperhatikan
1) Sikap duduk

35
Hal yang perlu diperhatikan :
 Punggung lurus dan bahu ditarik ke belakang
 Menyandarkan tubuh sepenuhnya
 Hindari duduk tanpa berubah
 Lakukan peregangan
2) Berdiri
Hal yang perlu diperhatikan :
 Berdiri dengan tegak, bahu tetap lemas, dada diangkat, bokong
ditarik dan menahan perut.
 Angkat salah satu kaki dan letakkan di atas penyangga kaki
 Tempelkan tubuh bagian belakang pada tembok dengan tubuh
tegak lurus (kaki diregangkan) Turunkan tubuh secara perlahan
3) Bangun dari posisi berbaring
 memiringkan tubuh perlahan
 salah satu tangan bagian sisi arah kita miring menyangga tubuh
bagian atas sejajar bahu dan satu tangan lain diletakkan di sisi
depan dada.
 kemudian dengan gerakan menggeser tangan dan bangkit dari
posisi tidur lalu mengubah ke posisi duduk.
4) Mengambil benda di lantai
 SPerlahan berlutut (tekuk 1 kaki).
 Menundukkan punggung sedikit ke arah depan lalu ambil
bendanya.
 Berdiri dilakukan dengan salah satu tangan bertumpu memegang
ujung lemari atau meja.
 Perlahan kembali ke posisi berdiri dengan punggung tetap tegak

36
2.13 Mekanisme exercise/senam hamil

Berhubung dengan adanya peregangan otot-otot, perlunakan


ligament dan perlonggaran persendian sehingga area paling bawah
terpengaruh adalah : tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan),
otot-otot abdominal (meregang diatas uterus), otot dasar panggul
(menahan berat badan dan tekanan uterus).
Tujuan : menyangga dan menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam
menyangga kehamilan, memperkuat otot untuk menopang tekanan
tambahan, membangun daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi dan
respirasi, menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan
perubahan keseimbangan, meredekan ketegangan berat badan dan
perubahan keseimbangan, meredakan ketegangan dan membangun
relaksasi, membentuk kebiasaan bernafas baik, memperoleh kepercayaan
sikap mental yang baik.
a) Senam Hamil
Dapat menjaga kondisi otot dan persendian yang berperan dalam
proses, mekanisme persalinan. Mempertinggi kesehatan fisik dan
psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam
menghadapi persalinan. Membimbing wanita menuju suatu
persalinan yang fisiologis
b) Latihan senam hamil atau yoga
Senam hamil yoga bagi kehamilan memfokuskan perhatian pada
ritme nafas mengutamakan kenyamanan serta keamanan dalam
berlatih sehinga memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil yaitu
dapat meningkatkan aliran darah dan nutrisi janin secara adequate
serta berpengaruh pada organ reproduksi dan panggul (memperkuat
otot perineum) untuk persiapan kelahiran secara alami.

37
Selain itu yoga dapat meringankan edema dan kram yang sering
terjadi pada ibu hamil di trimester ke-3, membantu janin turun
kearah pintu atas panggul, memperbaiki suasana hati, mengurangi
rasa mual, meredakan ketegangan sekitar leher Rahim dan jalan
lahir, membantu saat perawatan postpartum untuk mengembalikan
uterus, perut dan dasar panggul.
Yoga terdiri dari teknik-teknik untuk meningkatkan kejernihan
pikiran, kesempurnaan pernapasan, dan kesehatan tubuh. Yoga
adalah jenis olah tubuh, ppikiran dan mental yang membantu
melenturkan persendia dan menenangkan pikiran terutama pada
trimester ke 3

Olahraga yang Tepat Selama Kehamilan

Setiap tahun diperkirakan bahwa minimal wanita hamil


berpartisipasi dalam aktivitas fisik setiap tahun, dengan jumlah rata-rata
aktivitas ini meliputi pelatihan kardiovaskular yang terus menerus dari
itensitas menengah sampai tinggi. Mulai dari berjalan dan yoga hingga
berenang, berlari dan latihan aerobik. Selama program latihan itensitas
menengah sampai tinggi yang dirancang dengan baik, kemampuan tubuh
untuk mengantarkan dan menggunakan oksigen dan bergerak dengan
ketahanan, kekuatan, elastisitas, keseimbangan, koordinasi dan efisiensi
menjadi baik. Sebagai hasil latihan tersebut tubuh tidak terlalu stress saat
bekerja pada itensitas yang lebih rendah. Hal ini sangat bermanfaat dalam
mempertahankan aktivitas ketahanan saat hamil, persalinan, kelahiran,
dan perawatan bahkan saat mengantarka oksigen dan nutrisi ke janin

Manfaat dan Dampak Olahraga pada kehamilan dan kelahiran,


wanita yang giat berlatih memerlukan sedikit itervensi dalam proses
melahirkan, dan memperpendek kala 2 proses melahirkan disbanding
dengan wanita yang jarang berolahraga.

38
Manajemen Olahraga pada kehamilan

1. Menetapkan data dasar


 Motivasi
 riwayat latihan,
 nutrisi
2. Menapis
 Kontraindikasi terhadap latihan
 Kondisi pengkajian
 Kondisi yang bermanfaat dari latihan
 Tanda-tanda kewaspadaan
3. Membuat rekomendasi latihan
 Prioritas dan komponen latihan
 Jenis aktivitas yang tepat
 Latihan khusus untuk kehamilan
 Isu keamanan
4. Mengkaji dan mengevaluasi program latihan secara periodic
5. Mengevaluasi program latihan berkaitan dengan hasil

2.14 TEKNIK RELAKSASI

a. Metode pernafasan
Metode pernafasan dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengambil
posisi yang nyaman, dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring. Usahakan
untuk bersikap santai, pejamkan mata dan usahakan untuk membuat otot-otot di
seluruh tubuh (terutama wajah dan otot kaki) mendapatkan posisi terbaik kemudian
anda dapat bernafas melalui hidung sedikit demi sedikit. Latihan ini dapat anda
lakukan selama 10 menit sampai 12 menit untuk memberikan kenyamanan bagi
tubuh anda. Posisi terbaik dalam melakukan latihan pernafasan yaitu dengan
menahan otot perut yang diikuti dengan tarikan nafas.

39
b. Menenangkan perasaan
Relaksasi bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada ibu hamil,senam dapat
dilakukan dengn cara duduk dengan posisi bersila sambil meletakan kedua tangan di
sebelah badan dan membuat siku lurus, kemudian angkat tangan pada sebelah
samping ke kepala sambil menahan nafas hingga jari-jari tangan anda saling
bertemu, turunkan ke depan dengan menembuskan nafas secara perlahan.
c. Menggunakan waktu singkat untuk relaksasi
Menggunakan waktu yang singkat untuk melakukan relaksasi selama kehamilan,
ambil posisi duduk di kursi yang nyaman, usahakan duduk tegak. Dengan cara
menyangga punggung dengan bantal dan buatlah kaki rileks, lakukan pernapasan
denga tenang, tarik napas dan buang melalui mulut dengan perlahan, ibu dapat
mengulanginya hingga berulang kali sehingga membuat tubuh nyaman.
d. Membuat suasana tenang
Sebelum mengawali rileksasi sebaiknya ibu telah mendapatkan perasaan yang
tenang. Bantuan musik yang lembut akan membuat anda mudah mendapatkan
ketenangan, tutup mata anda dan konsentrasi dengan nafas yang teratur. Biarkan
tubuh benar-benar rileks dan mendapatkan kebahagian di dalam diri ibu, lakukan
latihan ini selama 20 menit kemudian perlahan lahan dapat membuka mata seusai
melakukan latihan.

2.15 TANDA DIMULAINYA PERSALINAN

TANDA-TANDA KELAHIRAN

a. Kontraksi (His)

Ibu terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari pinggang ke
paha.Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara fisiologis
membantu dalam proses pengeluaran janin.
Ada 2 macam kontraksi
 Kontraksi palsu (Braxton hicks) Pada kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak
terlalu sering dan tidak teratur, semakin lama tidak ada peningkatan kekuatan
kontraksi.
 Kontraksi yang sebenarnya kontraksi yang sebenarnya bila ibu hamil merasakan
kenceng-kenceng makin sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa,
diserta mulas atau nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang.

40
Kontraksi bersifat fundal recumbent /nyeri yang dirasakan terjadi pada bagian atas
atau bagian tengah perut atas atau puncak kehamilan (fundus), pinggang dan
panggul serta perut bagian bawah. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi
(His) palsu. Kontraksi ini merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim
untuk bersiap mengadapi persalinan.
b. Pembukaan serviks . primi >1,8cm dan multi 2,2cm
Terjadi pembukaan serviks . primi (Pertama hamil) >1,8cm dan multi (lebih dari
satu kali hamil) 2,2cm. Biasanya pada ibu hamil dengan kehamilan pertama,
terjadinya pembukaan ini disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak
kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri
terjadi karena adanya tekanan panggul saat kepala janin turun ke area tulang
panggul sebagai akibat melunaknya rahim. Untuk memastikan telah terjadi
pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan pemeriksaan dalam (vaginal
touche).
c. Pecahnya ketuban dan keluarnya bloody show.
Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu
terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan,pelebaran,dan
penipisan mulut rahim. Bloody show adalah lendir yang kental dan bercampur darah.
Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim akan
keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang mengelilingi janin dan
cairan ketuban mulai memisah dari dinding rahim.
Lalu selanjutnya pecahnya ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang
membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar
terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak
sadar saat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan terkadang menganggap bahwa
yang keluar adalah air pipisnya.
Ciri-ciri cairan ketuban :
 Cairan ketuban umumnya berwarna benin
 Tidak berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan.
 Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bisa
juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis
(locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu akan mengalami
kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.

41
Terjadinya pecah ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan membuka
potensi kuman/ bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera dilakukan penanganan dan
dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum lahir dalam waktu kurang
dari 24 jam maka dilakukan penangana selanjutnya misalnya caesar.

2.16 PESIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN BAYI

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota
keluarganya dan bidan. Rencana ini lebih hanya sekadar diskusi untuk memastikan bahwa ibu
dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan
mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5
komponen penting dalam rencana persalinan :

Langkah 1: Membuat rencana persalinan.

Misalnya memutuskan tempat persalinan, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana


transportasi ketempat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk persalinan.

Langkah 2: Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan


pada saat pengambil keputusan tidak ada.

Misalnya mendiskusikan siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga? Siapa yang akan
membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan?

Langkah 3: Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.

Langkah 4: Membuat rencana/ pola menabung.

Langkah 5: Mempersiapkan langkah yang dibutuhkan untuk persalinan.

Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya
dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprei dan
menyimpannya untuk persiapan persalinan.

42
2.17 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN KESEJAHTERAAN JANIN

Pemeriksaan antenatal rutin tidak hanya ditujukan untuk terciptanya kehamilan dan
kondisi ibu yang aman, tetapi juga memastikan kondisi janin yang baik. Pemeriksaan
antenatal yang berorientasi pada janin ini difokuskan pada dua hal, yaitu pemantauan
pertumbuhan janin (fetal growth) dan pemantauan kesejahteraan janin (fetal well-being).

Dalam pemantauan kesejahteraan janin, bidan dapat melakukannya dengan


menggunakan alat sederhana dan teknologi. Namun, bidan perlu mengetahui kemampuan alat
untuk dapat menegakkan diagnosis pasti. Bidan dapat memikirkan alternatif pemeriksaan
penunjang yang tepat sebagai rujukan asuhan. Beberapa alat dan metode pemantauan
pertumbuhan janin dan pemantauan kesejahteraan janin adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Primer
 Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu metode
pengukuran sederhana yang dilakukan pada kehamilan trimester kedua dan ketiga,
dengan cara mengukur perut ibu dari simfisis pubis hingga fundus uteri
mengunakan pita ukur. Pengukuran TFU ini pertama kali diperkenalkan di
Amerika oleh Mc. Donald pada tahun 1906-1910 (pengukuran Mc. Donald).

Ada juga metode pengukuran lain yaitu teknik pengukuran Caliper. Teknik ini
menggunakan jangka lengkung (Caliper), pengukuran dilakukan dengan
meletakkan salah satu ujung Caliper di vagina ibu, sedangkan ujung yang lainnya
di fundus. Karena pemeriksaan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu dan
berisiko terjadinya infeksi, maka jarang digunakan.

The American College Of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) dan the


Public Health Service Expert Panel (1989) melakukan advokasi untuk
merekomendasikan pengukuran TFU dengan menggunakan pita ukur ini menjadi
pemeriksaan rutin pada kunjungan prenatal. Berdasarkan studi Kayem (2009),
pengukuran berat janin dengan cara pengukuran TFU memiliki tingkat sensitifitas
42,2% dan spesifisitas 94,2%.

Meskipun validitas dan reliabilitas hasilnya masih kontroversial, namun masih


dijadikan pilihan pemeriksaan pada pelayanan antenatal primer karena merupakan

43
metode yang cukup terpercaya, murah, mudah dilaksanakan dan tindakannya
relatif non-invasif.

Berdasarkan beberapa studi,validitas dan reliabilitas hasil pengukuran TFU


menggunakan pita ukur ini dapat ditingkatkan dengan cara memastikan bahwa
pengukuran dilakukan secara berkelanjutan (continuity) dan menggunakan teknik
yang sama/ seragam (uniformity technique). Selain saat pemeriksaan ibu dalam
posisi telentang, memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong serta pita
ukur dalam keadaan terbalik. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mengurangi bias
pengukuran.

Worthen dan Bustillo (1980) memperlihatkan bahwa pada 17 hingga 20


minggu, letak fundus 3 cm lebih inggi jika kandung kemih penuh. Dengan
demikian, sebelum melakukan pengukuran kandung kemih perlu dipastikan
kosong.

b. Perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT)


Penambahan berat badan merupakan suatu hal yang menjadi bagian pada
proses kehamilan, dimana hal ini menggambarkan keadaan suatu kehamilan
seseorang. Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya komposisi uterus,
berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban. Selain itu juga karena
penambahan volume darah, peningkatan retensi cairan serta produksi lemak selama
kehamilan. Penambahan berat badan selama kehamilan ditentukan dengan

44
menggunakan rumus indeks masa tubuh (IMT). Dimana IMT dihitung dengan
menggunakan rumus :

IMT = BB Keterangan :

TB² IMT = Indeks Masa Tubuh/ Body Mass Index (BMI)

BB = Berat Badan Sebelum Hamil (dalam kg)

TB = Tinggi Badan (dalam meter)

Asuhan yang dapat bidan lakukan adalah dengan memeriksa penambahan


berat badan ibu setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan menyesuaikannya
dengan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil, sehinga dapat ditentukan jumlah
kenaikan berat badan yang harus dan atau tidak boleh dialami ibu selama
kehamilanya.

c. Taksiran Berat janin (TBJ)

Taksiran berat badan janin merupakan suatu estimasi atau perkiraan berat
badan berdasar pada hasil perhitungan kasar pengukuran luar uterus. Taksiran berat
baadan janin dapat dihitung dengan menggunakan beberapa cara yaitu :

 Jhonson's, yaitu :

Taksiran berat janin (gram) = 155 x (TFU-K)

Keterangan :

TFU = dalam 1 cm, dihitung dengan menggunakan pita ukur dan dilakukan 2 kali

pengukuran

K = 12 jika kepala belum memasuki pintu atas panggul (stasion +)

11 jika sudah memasuki pintu atas panggul (stasion 0)

 Metode TFU sederhana


Metode ini memiliki akurasi 80% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga
metode ini dapat digunakan untuk memprediksi berat janin kasar.

45
Taksiran berat janin (gram) = 100 (TFU- 5 cm)

Keterangan :

TFU = dalam satuan cm, dihitung dengan menggunakan pita ukur dan dilakukan 2
kali pengukuran.

5 cm sebagai standar devisiasi pengukuran yang telah menjadi konstanta baku.

 Dare's Formula

Taksiran berat janin (gram) = TFU x Lingkar Perut

Keterangan :

TFU = dalam satuan cm, dihitung dengan menggunakan pita ukur dan dilakukan 2
kali pengukuran

Lingkar perut dalam satuan cm, dihitung dengan menggunakan pita ukur.

Dari ketiga cara pengukuran perkiraan berat badan janin, tidak terdapat
perbedaan yang mencolok diantara ketiganya. Dimana ketepatan dalam mendeteksi
berat badan lahir rendah serta berat badan lahir berlebih, dapat ditentukan dengan
hampir tepat.

d. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung merupakan salah satu penentu kesejahteraan janin. Perubahan


dari ritme dan frekuensi denyut jantung janin menandakan adanya gangguan dalam
vaskulerisasi plasenta, yang menyebabkan turunnya kadar oksigen yang diterima oleh
janin sehingga menimbulkan keadaan fetal distress, yang dapat mempengaruhi
keadaan bayi saat dilahirkan.

Denyut jantung janin mulai mengalami penurunan pada usia kehamilan 20 minggu
dari 155 denyutan/ menit menjadi 144 denyutan/menit hingga usia 30 minggu. Pada
kehamilan aterm denyutan memiliki jumlah rerata 140 denyutan/ menit.

46
Denyut jantung normal janin berfrekuensi antara 110-160 denyutan/ menit.
Jika denyut jantung <110 disebut bradikardi dan jika >160 denyutan/menit disebut
takhikardi. Hal ini menandakan bahwa keadaan janin tidak baik.

Alat auskultasi denyut jntung janin yaitu dengan menggunakan fetoscope,


monoaural/ pinald, dan intermittent auscultation (IA) atau yang dikenal dengan
sebutan Doppler.

Baik leannac, pinard ataupun fetal stethoscope, dapat mendengar denyut


jantung janin dengan jelas saat usia kehamilan lebih dari 16 minggu, tanpa dapat
mendeteksi jika terjadinya aselerasi ataupun deselerasi denyut jantung dengan baik.

e. Gerakan Janin

Pergerakan janin atau quickening yaitu keadaan dimana ibu merasakan


gerakan janin pertama kali pada masa kehamilannya. Seorang multigravida, biasanya
mulai merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia 16-18 minggu, sedangkan
pada primigravida pergerakan mulai dirasakan pada minggu ke 18-20. Akan tetapi,
beberapa studi menyatakan bahwa sebagian ibu merasakan janin setelah usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.

Terdapat beberapa metode perhitungan gerakan janin sederhana, yaitu :

 Metode Cardiff
Menghitung 10 gerakan pertama yang dirasakan ibu dalam sehari.
 Metode Sadovsky

47
Perhitungan dilakukan selama 30 menit setelah makan dan menjelang tidur.
Jumlah gerakan janin yang baik haruslah tidak kurang dari 4 gerakan saat
dilakukannya perhitungan.
 Metode Modifikasi Cardiff
Perhitungan dilakukan pada awal pagi atau malam hari sesuai kenyamanan ibu
dengan jumlah gerakan janin minimal 10 gerakan.
 Grafik Pergerakan Janin
Mencatat hasil perhitungan setiap 30 mnit setelah makan dan sebelum tidur,
dimana jika hasil perhitungan didapatkan hasil 10 atau lebih, maka keadaan janin
normal.
 Grafik count to ten
 Grafik count to ten digunakan untuk mencatat jumlah gerakan janin setiap
waktunya (pada saat ibu merasakan gerakan)

f. Pemeriksaan Penunjang atau Pemeriksaan Pencitraan


 Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi merupakan alat yang bekerja menggunakan gelombang suara,
dimana gelombang tersebut akan memantul pada jaringan sehingga menimbulkan
refleksi bentuk dari jaringan yang ditumbuknya. Gelobang suara yang dikeluarkan
oleh USG sebesar 1-10 MHz.

USG memiliki keakurasian untuk menghitung usia kehamilan pada usia 12


minggu. Namun, USG sudah dapat mendeteksi kehamilan pada usia kehamilan 6
minggu, dimana dengan menggunakan USG kantung kehamilan dapat
terperangkap dan tervisualisasikan pada monitor USG. Pada usia 8 minggu telah
dapat melihat gerakan jantung.

Tidak ada keuntungan melakukan USG secara rutin, dianjurkan melakukan


USG pada awal kehamilan sebagai penegakan diagnosis pasti, yaitu pada usia
lebih dari 6 minggu. Pemeriksaan USG kedua yaitu pada usia 16-24 minggu untuk
mendeteksi gangguan pada pertumbuhan janin dan usia diatas 32 minggu sebagai
deteksi kelainan letak plasenta, posisi janin dan perkembangan janin.

48
Terdapat beberapa jenis USG yaitu USG 2 dimensi, 3 dimensi, 4
dimensi, USG Doppler serta USG transvaginal. Kelima jenis USG tersebut
memiliki kemampuan yang berbeda dalam menentukan diagnosis kehamilan
serta deteksi dini kelainan yang terjadi selama kehamilan.

 Ultrasonografi Doppler
USG Doppler merupakan alat yang menggunakan gelombang panas dan suara
untuk dapat memberikan hasil berupa gambar mengenai saturasi oksigen, menilai

49
aliran darah maternal ke janin melalui plasenta dan mendeteksi adanya gangguan
yang mengakibatkan terjadinya PJT ataupun preeklamsia.

USG Doppler dapat mendiagnosis kehamilan pada usia 5 minggu, yaitu lebih
awal dibandingkan dengan USG biasa (baik 2D, 3D maupun 4D). kerugian USG
Doppler adalah dapat terjadi gangguan perkembangan sel akibat panas yang
ditimbulkan jika dilakukan terlalu sering.

 Cardiotopograpy (CTG)
Cardiotopograpy adalah alat pendeteksi kesejahteraan janin dengan menilai
denyut jantung janin dan kontraksi uterus sebagai pengindikasi terjadinya
keabnormalan pada janin akibat dari faktor resiko ibu selama kehamilan.

Cardiotopograpy digunakan pada akhir trimester III serta mendeteksi


terjadinya asselerasi dan deselerasi abnormal pada jantung janin, sehinga dapat
mencegah terjadinya kematian janin dengan melakukan penatalaksanaaan yang
tepat terkait diagnosis yang ditegakkan.

Pada beberapa penelitian penggunaan CTG secara rutin tidak dianjurkan,


karena CTG memiliki kelemahan yaitu dapat menunjukkan hasil yang positif
palsu yang dapat mempertinggi angka kejadian section caecarea. Penggunakan
CTGdianjurkan pada ibu dengan resiko kehamilan dan penyakit penyerta yang
dapat memperburuk keadaan janin.

g. Pemeriksaan Biokimia

50
 Amniosintesis
Amniosintesis adalah pemeriksaan yang biasa digunakan untuk uji
abnormalitas kromosom, penyakit genetik dan infeksi pada fetus. Waktu
pelaksanaaana amniosintesis ini adalah pada usia kehamilan 15-18 minggu.

Secara teknis pelaksanaan amniosintesis adalah dengan cara memasukan


jarum menembus perut ibu, kemudian diambil 20 ml amnion. Selanjutnya dari
amnion tersebut dilakukan pemeriksaan sesuai dengan tujuannya. Menurut
Henderson (2004) adalah sebagai berikut :

 Dilakukan kultur sel yang ada dalam amnion, kemudian diobservasi


pertumbuhannya (biasanya selama 2-3 minggu), selanjutnya dilakukan
penilaian terhadap terhadap sel tersebut.
 Diagnosis neural tube deffect
 Menilai maturasi paru dengan melihat ratio lesitin: spingomielin.
 Tindakan amniosintesis untuk pemeriksaan DNA dapat memberikan
hasil yang tepat.
 Dalam Fanjzylbera (2010), amniosintesis dikombinasikan dengan
Chorionic Villus Sampling (CVS) dapat digunakan sebagai metode
diagnosis Down Syndrome dan kelainan genetik lainnya.

Pada akhir pelaksanaan amniosintesis, perlu dilakukan auskultasi suara


jantung janin atau visualisasi janin dan ijinkan ibu untuk turut mendengarkan atau
melihat hasil pemeriksaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk memastikan janin
dalam keadaan baik pasca tindakan.

51
 Kordosintesis

Kordosintesis atau percutaneous umbilical cord blood sampling adalah


pemeriksaan dengan cara mengambil sampel darah janin dari tali pusat atau dari
vena hepatis, biasanya dilakukan pada trimester II (usia kehamilan ≥ 14 minggu)
(Henderson 2004). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kesejahteraan
janin, misalnya terkait dengan penyakit akibat Rhesus, diagnosis kelainan
kromosom, diagnosis terjadinya infeksi pada fetus (citomegalovirus), diagnosis
gangguan metabolisme dan gangguan hematologi.

Metode kordosintesis ini beresiko terjadinya miscarriage, infeksi maternal dan


pendarahan (Henderson, 2004). Selain itu, metode ini juga beresiko menyebabkan
terjadinya karioamniotis, komplikasi maternal, fetal loss, sindrom distres
pernapasan pada fetus, perdarahan intraamnion, bradikardi fetus, ketuban pecah
prematur dan persalinan prematur. Komplikasi yang paling sering terjaadi adalah
fetal loss, dengan angka kejadian 1,9-31 tahun.

Keberhasilan tindakan kordosintesis dipengaruhi oleh pengalaman pemberi


asuhan, kualitas pencitraan USG yang digunakan, usia genetasi, kerjasama dari
ibu, ibu obesitas, posisi fetus, probabilitas fetus, lokasi plaasenta, lokasi tali pusat
dan ukuran jarum yang digunakan.

52
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana
dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Kebutuhan dasar ibu hamil sesuai
dengan tahap perkembangan meliputi : nutrisi, oksigen, personal hygiene,
pakaian, eliminasi, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil,
istirahat/tidur, imunisasi, traveling, seksualitas, ativitas dalam dan luar rumah.
Asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil meliputi kalori, asam
folat, protein, kalsium dan zat besi.Adapun kriteria oksigen yang baik dan
dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebagai berikut : Bersih dan Segar, tidak
berpolusi dan kotor dan tidak bau.
Personal hygine yang perlu diperhatikan adalah Perawatan rambut,
Perawatan gigi, Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi,
Perawatan payudara dan Perawatan vulva dan vagina.
Pakaian yang baik untuk dikenakan pada ibu hamil harus nyaman, mudah
menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan
dibagian perut atau pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu ketat
dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak
dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah.
Eliminasi yang terjadi pada IBU Hamil adalah sebagai berikut: Trimester I
Frekuensi BAK menigkat karena kandungan kencing tertekan oleh
pembesaran uterus, BAB normal konsistensi lunak; Trimester II : Frekuensi
BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga panggul;
Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB
sering obstipasi ( sembelit ) karena hormone progesteron meningkat.
Rentang dalam mobilisasi adalah : rentang garak aktif,rentang garak pasif
dan rentang garak fungsional. Faktor-faktor yang mempengaruhi body
mekanik adalah sebagai berikut : status kesehatan, pengetahuan, situasi dan
kebiasaan, gaya hidup, emosi dan nutrisi.
Manfaat senam hamil bagi ibu hamil adalah sebagai berikut :Memperkuat
dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul

53
yang penting dalam proses persalinan;Melatih sikap tubuh guna menghindari
/memperingan keluhan-keluhan seperti sakit;Perempuan mengandung yang
mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan secara lancar,
dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses
persalinan normal langsung relatif cepat;Membuat tubuh lebih
rileks(membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his ketika bersalin.
Ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar 30
menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam.
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus.
Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi
mengemudi bisa jadi sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat
melelahkan.
Berhubungan seks pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak ada
masalah tapi pada kasus-kasus tertentu ibu hamil dilarang atau harus
membatasi untuk melakukan hubungan seksual selama kehamilan. Kasus-
kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat kelahiran premature, ancaman
keguguran, keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebnya, penyakit
menular seksual,plasenta previa,dan lain-lain. Oleh karena itu hubungan seks
waktu hamil, bukan merupakan halangan. Seorang wanita sehat dengan
kehamilan normal bisa terus berhubungan seks sampai usia kandungannya
mencapai 9 bulan, tanpa perlu takut melukai diri sendiri atau janinnya.
Pada saat hamil, kurangilah pekerjaan rumah tangga yang biasa Ibu
lakukan. Kurangilah bersentuhan dengan bahan-bahan kimia dalam rumah
tangga, seperti cairan pembersih lantai,pestisida tanaman,dan obat serangga
lainnya, Wanita hamil juga boleh melakukan pekerjaan sehari hari, dikantor
ataupun di pabrik asal bersifat ringan.
3.2 SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswi kebidanan


mampu mempratekkan ilmu yang kita peroleh berdasarkan materi dalam
makalah ini yakni kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap
perkembangannya dalam lingkup masyarakat.

54
DAFTAR PUSTAKA

1. Husin, Farid. 2013. Asuhan Kebidanan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto
2. Rukiah Ai Yeyen, dkk. Asuhan Kebidanan 1 edisin revisi. Trans Info Media. Jakarta.
2009
3. Vasra, Elita. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia dan Keterampilan Dasar Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media.
4. Yeyeh Rukiah, Ai. (2009). Asuhan Kebidanan Kehamilan 1. Jakarta : Trans Info
Media.
5. Bandiyah, Siti. (2009). Kehamilan, Persalinan, dan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta
: Nuha Medika.
6. Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
7. Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
8. Ai Yeyeh Rukiah dan Tim. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta : Trans
Info media

55

Вам также может понравиться

  • Cover Dan BAB I
    Cover Dan BAB I
    Документ26 страниц
    Cover Dan BAB I
    selvia
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ10 страниц
    Bab Iii
    selvia
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ18 страниц
    Bab Ii
    selvia
    Оценок пока нет
  • Proposal Bismillah
    Proposal Bismillah
    Документ26 страниц
    Proposal Bismillah
    selvia
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ7 страниц
    Bab Iii
    selvia
    Оценок пока нет
  • Cover Dan BAB I
    Cover Dan BAB I
    Документ29 страниц
    Cover Dan BAB I
    selvia
    Оценок пока нет
  • Planing
    Planing
    Документ4 страницы
    Planing
    sri ajeng syafillah apriani
    Оценок пока нет
  • BAB IV & V Selfi Udah Di Edit
    BAB IV & V Selfi Udah Di Edit
    Документ10 страниц
    BAB IV & V Selfi Udah Di Edit
    selvia
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ10 страниц
    Bab Iii
    selvia
    Оценок пока нет
  • BAB II Selfi Akper
    BAB II Selfi Akper
    Документ28 страниц
    BAB II Selfi Akper
    selvia
    Оценок пока нет
  • BAB III Selfi Akper
    BAB III Selfi Akper
    Документ38 страниц
    BAB III Selfi Akper
    selvia
    Оценок пока нет
  • Target Pengganti Pap Smear
    Target Pengganti Pap Smear
    Документ5 страниц
    Target Pengganti Pap Smear
    selvia
    Оценок пока нет
  • DAFTAR PUSTAKA Selfi Akper Udh Di Edit
    DAFTAR PUSTAKA Selfi Akper Udh Di Edit
    Документ3 страницы
    DAFTAR PUSTAKA Selfi Akper Udh Di Edit
    selvia
    Оценок пока нет
  • Soap Fixxx
    Soap Fixxx
    Документ61 страница
    Soap Fixxx
    sri ajeng syafillah apriani
    Оценок пока нет
  • SDIDTK
    SDIDTK
    Документ3 страницы
    SDIDTK
    selvia
    Оценок пока нет
  • KF 3
    KF 3
    Документ3 страницы
    KF 3
    selvia
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ4 страницы
    Bab Iv
    smknsatu pakuanratu
    Оценок пока нет
  • Rekap INC Patologis
    Rekap INC Patologis
    Документ11 страниц
    Rekap INC Patologis
    selvia
    Оценок пока нет
  • BBL Patologi
    BBL Patologi
    Документ4 страницы
    BBL Patologi
    selvia
    Оценок пока нет
  • Nifas Patologi Dan Pos SC
    Nifas Patologi Dan Pos SC
    Документ4 страницы
    Nifas Patologi Dan Pos SC
    selvia
    Оценок пока нет
  • Rekapan Selpi
    Rekapan Selpi
    Документ28 страниц
    Rekapan Selpi
    selvia
    Оценок пока нет
  • BBL Patologi
    BBL Patologi
    Документ3 страницы
    BBL Patologi
    selvia
    Оценок пока нет
  • Target Pengganti Pap Smear
    Target Pengganti Pap Smear
    Документ5 страниц
    Target Pengganti Pap Smear
    selvia
    Оценок пока нет
  • Rekap INC Patologis
    Rekap INC Patologis
    Документ11 страниц
    Rekap INC Patologis
    selvia
    Оценок пока нет
  • Nifas Fisiologis
    Nifas Fisiologis
    Документ11 страниц
    Nifas Fisiologis
    selvia
    Оценок пока нет
  • Rekap INC Fisiologis
    Rekap INC Fisiologis
    Документ43 страницы
    Rekap INC Fisiologis
    selvia
    Оценок пока нет
  • Iva Test
    Iva Test
    Документ1 страница
    Iva Test
    selvia
    Оценок пока нет
  • Kel 1 Orman
    Kel 1 Orman
    Документ10 страниц
    Kel 1 Orman
    selvia
    Оценок пока нет
  • Rekap Imunisasi
    Rekap Imunisasi
    Документ5 страниц
    Rekap Imunisasi
    selvia
    Оценок пока нет
  • ANC Fisiologis
    ANC Fisiologis
    Документ26 страниц
    ANC Fisiologis
    selvia
    Оценок пока нет