Вы находитесь на странице: 1из 191

PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PALANG MERAH REMAJA (PMR)


DI MAN 3 TANGERANG

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
MIFTAHUN NAJAT
NIM. 1113018200029

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PALANG MERAH REMAJA (PMR)
DI MAN 3 TANGERANG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :
Miftahun Najat
NIM. 1113018200029

Di bawah Bimbingan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd Dr. H. Nurochim, MM


NIP. 19570710 197903 1 002 NIP. 19590715 198403 1 003

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah


Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang disusun oleh Miftahun Najat, NIM.
1113018200029, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 14 Februari 2017

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd Dr. H. Nurochim, MM


NIP. 19570710 197903 1 002 NIP. 19590715 198403 1 003
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Pengelolaan Kegiatan Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja


(PMR) di MAN 3 Tangerang disusun oleh Miftahun Najat, NIM:
1113018200029, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 4 April 2017 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) di bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 4 April 2017


Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Prodi Manajemen Pendidikan


Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd …………….. ……………..
NIP. 19661009 199303 1 0004

Penguji I
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd …………….. ……………..
NIP. 19661009 199303 1 0004

Penguji II
Dr. Jejen Musfah, MA …………….. ……………..
NIP. 19770602 200501 1 004

Mengetahui,
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA


NIP. 19550421 198203 1 007
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Miftahun Najat
NIM : 1113018200029
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Alamat : Kp. Pabuaran Leutik RT. 01/05 Desa Buaranjati
Kec. Sukadiri Kab. Tangerang Provinsi Banten 15530

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang


Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd


NIP : 19570710 197903 1 002
Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan
Nama Pembimbing II : Dr. H. Nurochim, MM
NIP : 19590715 198403 1 003
Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 14 Februari
2017
Yang menyatakan,

Miftahun Najat
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul


“Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di MAN
3 Tangerang”, yang disusun oleh Miftahun Najat, 1113018200029, Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK),
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 27 Februari 2017.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd Dr. H. Nurochim, MM


NIP. 19570710 197903 1 002 NIP. 19590715 198403 1 003
ABSTRAK

Miftahun Najat (NIM: 1113018200029). Pengelolaan Kegiatan


Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang. Skripsi
Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan kegiatan


ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang, meliputi: (1) Perencanaan, (2)
Pengorganisasian, (3) Pelaksanaan, (4) Pengawasan, (5) Evaluasi serta (6) Faktor
penghambat.
Penelitian dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif melalui analisis data berupa wawancara, observasi dan studi
dokumen. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler, pembina PMR dan peserta
ekstrakurikuler PMR. Lokasi penelitian pada MAN 3 Tangerang
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) Perencanaan berjalan
belum efektif, yaitu dengan adanya perencanaan tujuan dan sasaran kegiatan
PMR, perencanaan pembina, perencanaan waktu pelaksanaan, perencanaan sarana
dan biaya kegiatan ekstrakurikuler PMR. (2) Pengorganisasian berjalan efektif,
yaitu dengan adanya perincian kerja berdasarkan tanggungjawab masing-masing
personil, adanya penyusunan pengurus terlihat dalam struktur kegiatan
ekstrakurikuler PMR dan koordinasi dilakukan oleh pihak terkait mulai dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator
ekstrakurikuler dan pembina PMR. (3) Pelaksanaan berjalan belum efektif, yaitu
dengan adanya rekrutmen peserta kegiatan dan pelaksanaan kegiatan PMR secara
umum. Rekrutmen dilakukan diawal tahun ajaran dengan diberikan angket.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakrurikuler PMR sabtu sore dengan alokasi waktu dua
jam efektif. Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah
terkait kepalangmerahan. Metode yang dilakukan oleh pembina PMR adalah
dengan semenarik mungkin tidak hanya materi di kelas. (4) Pengawasan sudah
berjalan cukup efektif, yaitu adanya pengawasan internal dilakukan oleh wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan serta pengawasan eksternal yang dilakukan oleh
pembina PMR. (5) Evaluasi berjalan cukup efektif, karena sudah melibatkan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator
ekstrakurikuler serta pembina. (6) Faktor penghambat, terletak pada siswa dan
pembina PMR seringkali tidak hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Selanjutnya kendala lain dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
terletak pada sarana dan prasarana yang belum memadai. Kurang optimalnya
dukungan dari pihak sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
memberikan efek kurang maksimalnya pembina PMR dan siswa dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler PMR.

Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakulikuler, Palang Merah Remaja (PMR),


Pengelolaan

i
ABSTRACT

Miftahun Najat. NIM: 1113018200029. Management of Extracurricular


Activities Youth Red Cross (YRC) in MAN 3 Tangerang. Thesis Program Tier
One (S-1) Faculty of Tarbiya and Theacing Science of State Islamic University
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

This study aimed to describe the management of extracurricular YRC


activities at MAN 3 Tangerang, include: (1) Planning, (2) Organizing, (3)
Actuating, (4) Controlling, (5) Evaluating and (6) Inhibiting factors.
The study was conducted using a qualitative approach with descriptive
methods through the analysis of data such as interviews, observation and
document study. The subject of this research is the principal, vice-principal field
of student, extracurricular coordinator, YRC builder and YRC extracurricular
participants. Location of research at MAN 3 Tangerang.
The results showed as follows: (1) Planning run not yet effectively, with
planning of goals and objectives YRC activities, planning builder, planning of
execution time, planning of facilities and YRC extracurricular activities costs. (2)
Organizing runs effectively, with the details of the work is based on the
responsibility of each personnel, drafting of administrators seen in the stucture of
YRC extracurricular activities and coordination carried out by the relevant
parties from the principal, vice-principal field of student, coordinator of
extracurricular and YRC builder. (3) Actuating running yet effectively, with the
recruitment of activities participants and actuating of YRC activities in general.
Recruitment is done at the beginning of the school year to be given a
questionnaire. The implementation of YRC extracurricular Saturday afternoon
with a two-hour time allocation effectively. The material provided in
extracurricular activities is related to the red cross. The method is performed by
YRC is as attractive as possible not only the material in the classroom. (4)
Controlling has been running quite effectively, that their internal controlling
carried out by the vice principal areas of student and external controlling
conducted by YRC builder. (5) Evaluating runs quite effectively, because it
involves the principal, vice-principal areas of student, extracurricular
coordinator and YRC builder. (6) Inhibiting factors, are located to students and
YRC builder often absent in YRC extracurricular activities. Furthermore, another
obstacles in the actuating of YRC extracurricular activities lies in facilities and
infrastructure are inadequate. Less optimal support from the school to the
implementation of YRC extracurricular activities provides less effect maximal of
YRC builder and students in participating of YRC extracurricular activities.

Keywords: Extracurricular Activities, Youth Red Cross (YRC), Management

ii
KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta sehat wal’afiat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mendobrak pintu kebatilan, pintu
kemungkaran kepada pintu kebeneran hingga membawa cahaya islam sebagai
pedoman hidup manusia yang diridhoi Allah SWT hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, yang
telah memberikan arahan, nasehat serta dorongan dalam penulisan skripsi
ini.
3. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan ilmu dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah
senantiasa meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. H. Nurochim, MM., Dosen pembimbing II yang senantiasa
memberikan bimbingannya hingga penulisan skripsi ini selesai.
6. Drs. H. Ihwan Kamil, M.Pd., Kepala MAN 3 Tangerang serta Dewan
Guru MAN 3 Tangerang yang telah menyediakan waktu dan tempat untuk
penelitian ini.
7. Adik-adik Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang yang telah
membantu penelitian ini hingga selesai.

iii
8. Terisitmewa untuk Ayahanda Saipi DE, S.Pd.I serta Ibunda Khaeriah
tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang tulus, do’a serta
motivasi sehingga penulisan skripsi ini selesai tepat waktu.
9. Kakakku terhebat (Miftahul Ulum, Neneng Nurhasanah, Mimi Miftahul
Hasanah & Eep Samsudin), adikku tercinta (Andika Nisfus Safari),
ponakanku terlucu (Maghfiratul Aliyah) serta Emak Iyong, bibi, paman
serta keluarga tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan do’anya.
10. Sahabat seperjuangan Manajemen Pendidkan angkatan 2013 yang telah
memberikan kehangatan persahabatan dengan canda tawa, suka duka
manis pahit dirasa yang akan jadi kenangan masa kuliah.
11. Sahabat-sahabat tercinta Masih Kita Lagi (Desti, Ansor, Oky, Anzanni,
Azis, Ahlil, Devi, Azizi, Lia, Andriawan) yang selalu memberikan
dukungan dan canda tawanya.
12. Sahabat-sahabat terbaikku yaitu Tedi Nurhadi, Siti Masriah, Hiazatul
Fauziah, Afriana serta Taufiq yang selalu setia menemani penulis dalam
penulisan skripsi ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini tepat waktu.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini, bisa bermanfaat untuk menambah
khazanah wawasan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca sekalian.

Jakarta, 14 Februari 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6
D. Perumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian Penulisan ................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI


A. Deskriptif Teori
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ........................... 8
b. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler .............. 10
c. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler ..................... 12
2. Palang Merah Remaja (PMR)
a. Pengertian Palang Merah Remaja (PMR) .................... 14
b. Visi dan Misi Palang Merah Remaja (PMR) ................. 15
c. Tujuan Palang Merah Remaja (PMR) ........................... 15
d. Tri Bhakti Palang Merah Remaja (PMR) ...................... 16
e. Keanggotaan Palang Merah Remaja (PMR) .................. 16
f. Kegiatan Palang Merah Remaja (PMR) ....................... 18
3. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Pengelolaan ................................................ 19
b. Fungsi-fungsi Pengelolaan Ekstrakurikuler

v
1) Perencanaan .......................................................... 20
2) Pengorganisasian .................................................. 23
3) Pelaksanaan .......................................................... 26
4) Pengawasan .......................................................... 28
5) Evaluasi ................................................................ 29
c. Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan Ekstrakurikuler . 30
4. Faktor Pendukung Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kebijakan Satuan Pendidikan ....................................... 33
b. Ketersediaan Pembina................................................... 33
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan . 33
B. Penelitian Yang Relevan ...................................................... 34
C. Kerangka Pikir ...................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 37
B. Metode Penelitian ................................................................. 37
C. Sumber Data ......................................................................... 38
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................. 39
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 40
F. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data .................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum MAN 3 Tangerang dan Kegiatan
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
1. Gambaran Umum MAN 3 Tangerang ............................. 44
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) .. 49
B. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian
1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 50
2. Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 59

vi
3. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 65
4. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 74
5. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 76
6. Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) ................................................................ 78

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 80
B. Saran .................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 83

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi ................................................... 37


Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara ............................................................... 41
Tabel 3.3 Pedoman Observasi ................................................................. 43
Tabel 3.4 Pedoman Studi Dokumen ........................................................ 44
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai ........................................................... 47
Tabel 4.2 Data Siswa .............................................................................. 48
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................... 48

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Hasil Wawancara Kepala Sekolah ................................. 85


Lampiran 2. Transkrip Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan .................................................................... 88
Lampiran 3. Transkrip Hasil Wawancara Koordinator Ekstrakurikuler .............. 91
Lampiran 4. Transkrip Hasil Wawancara Pembina PMR ................................... 93
Lampiran 5. Transkrip Hasil Wawancara Anggota PMR MAN 3 Tangerang ..... 96
Lampiran 6. Transkrip Hasil Wawancara Anggota PMR MAN 3 Tangerang ..... 98
Lampiran 7. Transkrip Hasil Wawancara Anggota PMR MAN 3 Tangerang ..... 100
Lampiran 8. Transkrip Hasil Wawancara Anggota PMR MAN 3 Tangerang ..... 102
Lampiran 9. Hasil Observasi.............................................................................. 104
Lampiran 10. Hasil Studi Dokumen ................................................................... 108
Lampiran 11. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler PMR MAN 3 Tangerang ........ 109
Lampiran 12. Jadwal Ekstrakurikuler MAN 3 Tangerang .................................. 117
Lampiran 13. Daftar Pilihan Ekstrakurikuler MAN 3 Tangerang ....................... 118
Lampiran 14. Daftar Hadir Kelas X Kegiatan Ekstrakurikuler PMR
MAN 3 Tangerang ....................................................................... 119
Lampiran 15. Daftar Hadir Kelas XI Kegiatan Ekstrakurikuler
PMR MAN 3 Tangerang .............................................................. 143
Lampiran 16. Daftar Prestasi Kegiatan Ekstrakurikuler PMR MAN 3 Tangerang 155
Lampiran 17. Daftar Nilai Kelas X Kegiatan Ekstrakurikuler PMR
MAN 3 Tangerang ...................................................................... 156
Lampiran 18. Daftar Nilai Kelas XI Kegiatan Ekstrakurikuler PMR
MAN 3 Tangerang ....................................................................... 161
Lampiran 19. Surat Bimbingan Skripsi .............................................................. 164
Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 165
Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 166
Lampiran 22. Lembar Uji Referensi................................................................... 167
Lampiran 23. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 172
Lampiran 24. Biodata Penulis ............................................................................ 175

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah upaya dalam mencerdaskan kehidupan
anak bangsa melalui berbagai proses pembinaan serta pembelajaran yang akan
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan tujuan
meningkatkan kemampuan baik kemampuan dalam hal kognitif, psikomotorik
maupun afektif. Pendidikan bukan sesuatu yang sederhana melainkan sesuatu
yang kompleks yang dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian serius
dengan salahsatu upaya melakukan pengelolaan yang baik. Pendidikan selalu
mengalami proses perubahan mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan
kebutuhan di masyarakat.
Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
menjelaskan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. 1

Sebagai bentuk menjalankan amanat pendidikan yang tercantum dalam


undang-undang, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai
peran dalam pembentukan karakter, pengembangan potensi serta pengetahuan
peserta didik. Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang
dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 2
Dalam mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak peserta didik
dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan pendukung pendidikan yang

1
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 4.
2
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, h. 3.

1
2

diberikan melalui kegiatan yang dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah.


Peserta didik merupakan klien penting yang harus diberikan pelayanan
atau suguhan yang baik dalam proses pendidikan. Tidak hanya proses belajar
mengajar di dalam kelas, melainkan kegiatan di luar sekolah. Sekolah harus
memberikan porsi yang seimbang antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan
melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang terkait langsung dengan mata
pelajaran, misalnya tugas individu, tugas kelompok, dan pekerjaan rumah
berbentuk proyek atau bentuk lainnya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang bersifat umum dan tidak terkait
langsung dengan mata pelajaran, misalnya kepramukaan, palang merah
remaja, festival seni, bazar dan olahraga.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.3
Beragam jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan oleh
sekolah untuk menyalurkan minat dan bakat peserta didik. Salah satunya yang
dapat dikembangkan oleh sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR). Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah
pembinaan dan pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia
(PMI), yang selanjutnya disebut PMR.
Kegiatan ekstarakurikuler di sekolah ini mempunyai peran penting
sehingga membutuhkan pengelolaan yang baik dalam proses pelaksanaannya
baik dari pihak guru dan sekolah untuk dapat menyeimbangkan dan
memfasilitasi berbagai hal yang berkaitan dengan ketercapaian pelaksanaan
kegaiatan ekstrakurikuler tersebut di sekolah. Meskipun kegiatan

3
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, h. 2.
3

ekstrakurikuler bukan menjadi program intruksional yang dilaksanakan secara


reguler, tetapi kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang
mendukung kegiatan intrakurikuler yang masih tercakup dalam kurikulum
yang mendapat bobot penilaian tertentu.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dalam pelaksanaanya melalui program
yang baik serta serius bukan tidak mungkin akan menghasilkan berbagai
prestasi yang membanggakan baik bagi siswa khususnya, dan umumnya bagi
sekolah dan masyarakat luas karena dalam konteks kekinian, sekolah acap kali
lebih mementingkan dalam kegiatan akademik yang dijadikan sebagai patokan
keberhasilan siswa. Siswa dianggap berprestasi atau sudah bertambah
kemampuannya jika sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
untuk setiap bidang pelajaran.
Selanjutnya dalam sebuah sekolah seringkali sebuah kegiatan
ekstrakurikuler hanya dijadikan sebagai ajang promosi atau sebagai pencitraan
yang pada tataran pelaksaannya tidak berjalan dengan baik atau bahkan
kegiatan ekstrakurikuler justru tidak ada sama sekali. Meskipun ada kegiatan
ekstrakurikuler yang di jadikan bahan promosi, itu tidak semua berjalan
dengan baik akibat salah pengelolaan dan ketidakseriusan pihak sekolah dalam
mengelola kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) tidaklah mudah dibutuhkan profesionalisme serta kerjasama dari
berbagai pihak yang ada di lingkungan sekolah seperti kepala sekolah, guru,
staf dan siswa dalam mewujudkan tercapainya kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR).
Selanjutnya dalam pelaksanaannya terdapat hambatan-hambatan
seringkali ditemui seperti siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
hanya sebatas ikut-ikutan teman dan tidak serius dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Siswa belum sepenuhnya menyadari dan memahami
begitu pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dalam hal untuk menyalurkan
minat dan bakat yang ia miliki.
4

Selanjutnya permasalahan lain yang terjadi ialah ketika proses


rekrutmen siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak mendapat
pendampingan dari pihak bimbingan konseling (BK) yang ada di sekolah
untuk memberikan masukan kepada siswa agar mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat bakatnya. Karena siswa dalam
memilih kegiatan ekstrakurikuler pada awal masuk sekolah hanya sekedar
mengisi formulir calon anggota kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Pembina Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang 4,
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)
dibutuhkan sarana dan prasarana baik dari segi kualitas maupun kuantitas
yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler, karena tanpa adanya sarana dan
prasarana maka akan menghambat kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR). Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) ini masih kurang mendapatkan dukungan penuh
dari pihak sekolah.
Adapun faktor lain yang tidak kalah penting yaitu faktor dana atau
uang. Dana dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran
penting, karena jika tidak adanya dana yang memadai untuk mendukung
kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) maka kegiatan
ekstrakurikuler akan berjalan tidak optimal atau bahkan terhenti. Dana disini
dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang dapat digunakan untuk
memudahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dana ini bisa bersumber dari
berbagai hal seperti dari dana awal masuk sekolah/daftar ulang. Dengan
keterbatasan dana terkadang kegiatan ekstrakurikuler terhambat hingga
seringkali pembina harus mengeluarkan uang pribadi demi terlaksananya
kegiatan ekstrakurikuler dan kesejahteraan pembina pun masih jauh dari kata
sejahtera. Penggunaan dana ini harus dilakukan dengan tanggungjawab hingga
dana yang ada bisa digunakan secara efisien dan efektif agar dengan sejumlah
dana yang disediakkan tersebut bisa menunjang dan mengisi kegiatan
ekstrakurikuler secara baik dan tepat guna.
4
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (22 Oktober 2016, pukul 16.25), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
5

Dari berbagai faktor yang bisa menghambat kegiatan ekstrakurikuler


Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang tersebut harus dilakukan
penanganan yang tepat melalui pola pengelolaan yang baik. Keberhasilan
kegiatan ekstrakurikuler bisa dicapai apabila dilakukan pengelolaan yang baik
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta
evaluasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diawal.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dan membahas skripsi dengan judul “Pengelolaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di MAN 3 Tangerang”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidenfikasi
sebagai berikut :
1. Masih terdapat siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler belum
serius atau hanya sebatas ikut-ikutan teman.
2. Belum optimalnya dukungan dari pihak sekolah terhadap kegiatan
ekstakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).
3. Belum adanya pendampingan dari pihak sekolah melalu bimbingan
konseling (BK) untuk membimbing siswa memilih kegiatan
ekstrakurikuler.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan
ekstakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).
5. Terbatasnya dana dalam menunjang kegiatan ekstakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR).

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian
ini dibatasi pada Pengelolaan Kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) mencakup proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, evaluasi dan faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan di
MAN 3 Tangerang.
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang?
2. Bagaimana pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang?
4. Bagaimana pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang?
5. Bagaimana evaluasi kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) di MAN 3 Tangerang?
6. Apa saja faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka penulis dalam penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang.
2. Mengetahui pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang.
3. Mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang.
4. Mengetahui pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang.
5. Mengetahui evaluasi kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) di MAN 3 Tangerang.
6. Mengetahui faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang.
7

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Sebagai informasi yang berguna yang menambah wawasan keilmuan yang
bisa dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Sekolah
Sebagai bahan evaluasi terkait pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang agar lebih baik dimasa
yang akan datang.
3. Siswa
Menumbuhkan kesadaran siswa tentang kesehatan itu penting untuk
dipelajari serta menambah wawasan ilmu pengetahuan siswa dan
meningkatkan minat siswa untuk meningkatkan prestasinya khusunya
dalam bidang non akademik.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai kegiatan yang dapat
menunjang keberhasilan mencapai tujuan pendidikan, mulai dari kegiatan
yang ada di dalam kelas seperti kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun
kegiatan yang di luar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, banyak
pengertian menurut para ahli. Menurut Oemar Hamalik dalam
bukunya manajemen pengembangan kurikulum, menyebutkan
pengertian kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar ketentuan
kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan
menunjang pendidikan dalam rangka menunjang ketercapaian tujuan
sekolah.1 Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meskipun diluar
kurikulum formal tetapi memberikan manfaat sehingga dapat
mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Senada dengan pengertian di atas, Eka Prihatin menjelaskan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar
jam pelajaran biasanya dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan
baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai
mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. 2
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan
dampak positif bagi perkembangan siswa dalam hal pengetahuan
terlebih dapat mengembangkan bakat serta minatnya.

1
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosadakarya, 2010), Cet. IV, h. 181
2
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 164

8
9

Pendapat lain menurut Wahjosumidjo, “Kegiatan ekstrakurikuler


yaitu kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan
di sekolah atau di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran,
penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk
meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi
pekerti luhur dan sebagainya. 3
Selain dapat mengembangkan minat dan bakat siswa, kegiatan
ekstrakurikuler dapat meningkatkan kualitas siswa dari segi keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT Sang Pencipta alam semesta
sehingga menjadi siswa yang mempunyai perilaku yang baik.
Selanjutnya pengertian lain dari kegiatan ekstrakurikuler adalah
wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai
aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan
materi kurikulum, sebagai bagian tak terpisahkan dari tujuan
kelembagaan SMA. 4 Kegiatan ektrakurikuler dilakukan dengan
berbagai aktivitas yang mempunyai kaitan yang secara langsung
maupun tidak dengan kurikulum yang telah ditetapkan sekolah
sehingga dengan kegiatan ektrakurikuler ini dapat mencapai tujuan
lembaga sekolah.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang baik dan penting
karena memberikan nilai tambah bagi para siswa dan dapat menjadi
barometer perkembangan/kemajuan sekolah yang sering diamati oleh
orangtua siswa maupun masyarakat.5 Kegiatan ektrakurikuler
dijadikan sebagai bahan penilaian langsung oleh masyarakat pada
umumnya yang melihat dari aspek berjalannya kegiatan ektrakurikuler
dalam mengembangkan minat dan bakat siswa.
Kegiatan ekstarkurikuler dalam hal ini bisa dikatakan sebagai
pendamping dari kegiatan belajar mengajar dalam kelas yang mana

3
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 256
4
Prihatin, op.cit., h. 172
5
Ibid., h. 164
10

lebih menonjolkan sisi akademik dan dampak dari akademik tersebut


memberikan pengetahuan baru yang tidak ada dalam pelajaran
sehingga kemudian perlunya siswa untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan di luar jam belajar pada umumnya biasanya dilaksanakan
pada hari libur dengan memiliki berbagai tujuan diantaranya untuk
mengembangkan minat serta bakat siswa, mengembangkan
pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran serta dapat
dijadikan suatu ukuran keberhasilan/perkembangan pendidikan
sekolah yang sering diamati oleh orangtua siswa dan masyarakat luas
pada umumnya.

b. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung di sekolah tentunya
mempunya berbagai tujuan serta manfaat agar dalam pelaksanaan
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai serta
mempertimbangkan nilai manfaat atas terlaksananya kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan beberapa
kegiatan di luar jam belajar yang diberikan kepada peserta didik di
sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menonjolkan
potensi diri yang belum terlihat diluar kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas serta memperkuat potensi yang telah dimiliki peserta
didik sebelumnya untuk secara optimal meningkatkan minat serta
bakat yang dimiliki peserta didik.
1) Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
disekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
yang dikutip oleh Eka Prihatin, adalah:
a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan
kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotor.
11

b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya


pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya
yang positif.
c) Dapat mengetahui, mengenal sera membedakan antara
hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya6.
Tujuan dilaksanakan kegiatan ektrakurikuler tentunya
merupakan hal positif yang pada intinya untuk mengembangkan
segala potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat menjadikan
siswa sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai bakat dan
minat serta berbagai pengetahuan.
Selanjutnya kegiatan ekstrakurikuler pula bertujuan
menumbuhkan pribadi peserta didik yang sehat jasmani dan
rohani, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki kepedulian dan
tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitarnya serta menanamkan nilai sikap sebagai warga negara
yang baik dan bertanggungjawab melalui berbagai kegiatan positif
dibawah tanggungjawab sekolah. 7 Dengan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler menjadikan siswa sebagai manusia yang bukan
hanya dapat mengenali dirinya sendiri, akan tetapi menjadikan
siswa mengenali segala apa yang yang ada di alam semesta.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Wahjosumdjo,
bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan :
1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,
dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki
pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran-
mata pelajaran sesuai dengan program kurikuler yang ada.
2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan
pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa.
3) Untuk membina dan meingkatkan bakat, minat dan
keterampilan. 8

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa


tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menyalurkan

6
Ibid., h. 160
7
Ibid., h. 172
8
Wahjosumidjo, op.cit., h. 264
12

bakat minat siswa serta mengembangkan kognitif, afektif dan


psikomotorik sehingga siswa lebih memilik kepedulian terhadap
lingkungan sekitar yang pada akhirnya menjadikan siswa tidak
hanya pintar secara pengetahuan saja melainkan pintar secara
sosial.

2) Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler


Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tentunya
memiliki sebuah manfaat yang khususnya untuk siswa sendiri dan
umumnya untuk sekolah dan masyarakat luas.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini mengandung nilai
tertentu atau manfaat, antara lain :
a) Memenuhi kebutuhan kelompok
b) Menyalurkan minat dan bakat
c) Memberikan pengalaman eksplotorik
d) Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata
ajaran
e) Mengikat para siswa disekolah
f) Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
g) Mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial
h) Mengembangkan sifat-sifat tertentu
i) Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan
secara informal
j) Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah9
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstakurikuler dapat menjadikan siswa sebagai manusia yang bisa
memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya, mengembangkan
sikap sosial dan bergaul dengan teman dalam berbagai aktifitas
positif dalam kegiatan ektrakurikuler disekolah. Bukan hanya
mempunyai manfaat untuk siswa saja, akan tetapi dengan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tentunya
memberikan manfaat untuk sekolah sebagai bahan penilaian
masyarakat atas keberhasilan sekolah.

9
Hamalik, op.cit., h. 182
13

c. Macam-macam Kegiatan Ekstrakurikuler


Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah biasanya
terdiri dari beragam tawaran kegiatan yang dapat menunjang
terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Hadari Nawawi
dalam Eka Prihatin, jenis/macam kegiatan ekstrakurikuler yaitu :
1) Pramuka Sekolah
2) Olahraga dan kesenian
3) Kebersihan dan keamanan sekolah
4) Tabungan pelajar dan pramuka (Tapelpram)
5) Majalah sekolah
6) Warung/kantin sekolah
7) Usaha kesehatan sekolah10
Beragam tawaran kegiatan ekstrakurikuler tentunya
menyesuaikan dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa.
Dengan beragam tawaran tersebut menjadikan siswa mempunyai
berbagai kemampuan yang dimilikinya sehingga memperkaya diri
siswa dengan berbagai kemampuan.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa:
a) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa
(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
lainnya;
c) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater,
teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca
tulis alquran, retreat; atau
e) Bentuk kegiatan lainnya.11

10
Prihatin, op.cit., h. 160
11
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, h. 2.
14

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan


ekstrakurikuler yang sangat beragam yang ada di sekolah. Dari
beragam kegiatan ekstrakurikuler dikategorikan berdasarkan jenis
kegiatannya, seperti krida, karya ilmiah, latihan olah bakat-minat serta
keagaamaan dan bentuk kegiatan lainnya sebagai bentuk untuk
memfasilitasi minat serta bakat yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Palang Merah Remaja (PMR)


a. Pengertian Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI), yang
selanjutnya disebut PMR.12 Sedangkan pengertian lain menyebutkan
bahwa Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan
generasi muda/anggota remaja yang berumur antar 10-17 tahun yang
berada di sekolah dan atau diluar sekolah serta belum menikah. 13
PMR sebagai wadah pembinaan remaja yang dalam usia sekolah
maupun luar sekolah serta belum menikah.
Pengertian lain dari Palang Merah Remaja atau PMR adalah
organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang
berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan
pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang
berhubungan dengan kesehatan umum dan pertolongan pertama pada
kecelakaan. 14 PMR sebagai organisasi pemuda dari PMI yang berada
di sekolah yang tujuannya memberikan pengetahun dasar tentang
kesahatan dan P3K.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan PMR adalah
wadah pembinaan remaja yang berusia 10-17 tahun dibawah naungan
PMI yang berada di sekolah dengan tujuan pengetahuan dasar tentang
kesehatan umum dan P3K.

12
Manajemen Palang Merah Remaja, (Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008), h. 1
13
Ibid., h. 59
14
Buku Pelatihan Palang Merah Remaja (PMR), h. 12
15

b. Visi dan Misi Palang Merah Remaja (PMR)


1) Visi Palang Merah Remaja (PMR)
PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap
menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah
Internasional.

2) Misi Palang Merah Remaja (PMR)


a) Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip-
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah
Internasional serta Tri Bhakti PMR
b) Menambahkan jiwa sosial kemanusiaan
c) Menanamkan rasa kesukarelaan. 15
Dengan adanya sebuah visi dan misi Palang Merah Remaja
(PMR) tentunya akan memberikan arah tujuan yang jelas sehingga
dalam pelaksanaaanya tepat sasaran.

c. Tujuan Palang Merah Remaja (PMR)


Dalam pelaksanaan PMR mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Membangun manusia seutuhnya
2) Mendidik dan melatih generasi dalam kegiatan positif
3) Menumbuhkan minat para remaja di bidang kemanusiaan dan
sosial. 16
Tujuan dalam Palang Merah Remaja (PMR) tentunya
memberikan dampak positif bagi siswa dalam pelaksanaannya
terutama dalam membentuk generasi yang mengerti akan
kemanusiaan dan sosial.

15
Manajemen Palang Merah Remaja, op.cit, h. 60
16
Buku Pelatihan Palang Merah Remaja (PMR), h. 12
16

d. Tri Bhakti Palang Merah Remaja (PMR)


Melibatkan anggota PMR dalam berbagai kegiatan
kepalangmerahan merupakan karya dan bakti nyata setelah mengikuti
pelatihan, pengakuan terhadap keberadaan dan kompetensi dalam
meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta memberikan
jawaban atas berbagai minat bergabungnya remaja dengan PMI.
Adapun isi Tri Bakti PMR adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2) Berkarya dan berbakti di masyarakat
3) Mempererat persahabatan nasional dan internasional17
Tri Bakti PMR dapat dicapai melalui berbagai pelatihan seperti
sanitasi dan kesehatan, pertolongan pertama, kesehatan remaja,
kesiapsiagaan bencana, kepemimpinan dan gerakan kepalangmerahan
sehingga dapat memunculkan karakter bersih sehat, kepemimpinan,
peduli, kreatif, kerjasama, bersahabat dan ceria.

e. Keanggotaan Palang Merah Remaja (PMR)


1) Syarat anggota PMR
a) Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang
sedang berdomisili di wilayah Indonesia
b) Terbuka untuk seluruh agama, ras, golongan, maupun mereka
yang mempunyai keterbatasan fisik
c) Berusia 10 tahun sampai dengan 17 tahun, belum menikah,
atau seusia siswa SD/MI s/d SMU/MA atau yang sederajat
d) Mendapatkan persetujuan orang tua/wali
e) Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan, dan pelaksanaan
kegiatan kepalangmerahan
f) Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada
Pembina PMR di unit PMR masing-masing, untuk selanjutnya
disampaikan kepada Pengurus Cabang Palang Merah Indonesia
setempat. 18

17
Manajemen Palang Merah Remaja, op.cit., h. 23
18
Ibid., h. 41
17

Untuk menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR) terdapat


persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar secara legalitas sah
sebagai anggota PMR.

2) Anggota PMR dibedakan atas beberapa tingkatan sebagai berikut :


a) Anggota remaja PMI berusia 10-12 tahun atau setingkat
SD/MI/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR Mula
b) Anggota remaja PMI berusia 12-15 tahun atau setingkat
SMP/MTs/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR
Madya
c) Anggota remaja PMI berusia 15-17 tahun atau setingkat
SMU/SMK/MA/sederajat dapat bergabung sebagai anggota
PMR Wira. 19

Tingkatan dalam anggota Palang Merah Remaja (PMR) lebih


seperti mengarah kepada jenjang pendidikan anggotanya yang
tentunya memiliki tujuan dalam pelaksanaannya.

3) Hak Anggota Palang Merah Remaja (PMR)


a) Mendapatkan KTA
b) Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari PMI
c) Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan PMI melalui
kegiatan atau rapat PMI
d) Mendapatkan pengakuan dan penghargaan berdasarkan
prestasi

4) Kewajiban Anggota Palang Merah Remaja (PMR)


a) Membayar iuran keanggotaan
b) Melaksanakan Tri Bakti PMR
c) Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip-Prinsip
Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional
d) Mematuhi AD/ART PMI
e) Menjaga nama baik dan kehormatan PMI
5) Keanggotaan Palang Merah Remaja (PMR) dinyatakan berakhir
jika yang bersangkutan:
a) Berakhir masa keanggotaan

19
Ibid, h. 11
18

b) Mohon berhenti
c) Diberhentikan (Anggota PMR dapat diberhentikan oleh
Pengurus PMI Cabang, apabila yang bersangkutan
mencemarkan nama baik PMI dan atau dijatuhi hukuman
pidana yang telah berkekuatan hukum tetap. Mekanisme
penghentian anggota PMR ditetapkan oleh unit PMR yang
bersangkutan, yang dikoordinasikan dengan PMI Cabang)
d) Meninggal dunia. 20

Setelah menjadi anggota PMR terdapat ketentuan hak serta


kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai anggota PMR yang
baik serta terdapat ketentuan anggota dinyatakan masih aktif atau
tidak sebagai anggota PMR.

f. Kegiatan Palang Merah Remaja (PMR)


Dalam pelaksanaanya PMR tentunya mempunyai beragam
kegiatan yang dapat menunjang minat serta bakat anggotanya, antara
lain :
1) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
2) Perawatan Keluarga
3) Dapur Umum
4) Bongkar Pasang Tenda
5) Teknik Hidup di Alam Bebas
6) Jumpa Bhakti Gembira (Jumbara)
7) Kemping, Heking dan Cross Country
8) Pengenalan obat – obatan
9) Pembinaan fisik dan mental
10) Keterampilan organisasi/kepemimpinan. 21

Dengan begitu beragam kegiatan PMR dapat memberikan


pengetahuan serta pengalaman berharga bagi anggota PMR yang akan
menjadi pemicu anggota PMR untuk berbuat baik untuk sesama
terlebih masalah kesehatan dan kemanusiaan.

20
Ibid., h. 41
21
Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang,
(Tangerang, 2016), h. 3.
19

3. Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler


a. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan berasal dari kata kelola, dengan tambahan
imbuhan pe-an. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengelolaan
berarti proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan
tenaga orang lain atau pengertian lain juga menyebutkan bahwa
pengelolaan adalah proses membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi. 22 Pengelolaan dapat dikatakan juga sebagai
rangkaian proses untuk merumuskan tujuan dengan menggerakan
sumber daya manusia yang ada.
Istilah pengelolaan merupakan terjemahan dari kata
management, yang berasal dari “to manage” yang berarti mengatur,
melaksanakan, mengelola, mengendalikan dan memperlakukan.
Namun kata management sendiri sudah diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah
“pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan
secara efisien dan efektif. 23 Sebuah pengelolaan menghubungkan
proses kerja sehingga sesuai dengan yang seharusnya dan berjalan
dengan tepat.
Selanjutnya menurut Winarno Hamiseno dalam Suharsimi,
pengelolaan adalah substantifa dari mengelola, sedangkan mengelola
berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana,
mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
penilaian. Dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan
sesuatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan
peningkatan pengelolaan selanjutnya. 24 Dengan pengelolaan akan

22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1995), Ed. II, h. 470.
23
Rita Mariyana, dkk., Pengelolaan Lingkungan Belajar, (Jakarta : Kencana, 2010), h. 16
24
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif,
(Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 1996), Cet. IV, h. 8
20

dapat meningkatkan sebuah pengelolaan sebelumnya karena dalam


pengelolaan terdapat kegiatan yang penialain atau bisa disebut juga
evaluasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan sampai dengan pengawasan sehingga dapat tercapainya
tujuan yang ditetapkan dengan cara yang efektif dan efisien.
Pengelolaan ini merupakan patokan keberhasilan kegiatan
ekstarkurikuler yang telah di cita-citakan sebelumnya.
Selanjunya adapun pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
adalah serangkain kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengawasan kegiatan ekstrakurikuler yang
pelaksanaannya di luar kelas dengan mendayagunakan segala potensi
yang miliki siswa guna mengembangkan minat dan bakat. Dengan
pengelolaan yang baik maka berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang
ada di sekolah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Fungsi-fungsi Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler


1) Perencanaan
Perencanaan terjadi dalam setiap kegiatan. Perencanaan
merupakan tahapan pertama dalam fungsi manajemen. Dengan
adanya sebuah perencanaan yang baik, maka dapat menghasilkan
hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Perencaan membahas
sesuatu hal yang akan dilaksanakan di masa mendatang yang
ditentukan dari proses perencanaan. Dari proses perencanaan yang
baik menentukan keberhasilan sebuah kegiatan yang dilaksanakan.
T. Hani Handoko menjelaskan bahwa perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa
yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. 25 Dengan
kata lain perencanaan tersebut merupakan kegiatan awal yang

25
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2014), Cet. XXVI, h. 77
21

dilakukan untuk melaksanakan kegiatan lainnya serta dalam


perencanaan berbicara tentang waktu pelaksanaan, cara
melaksanakannya dan siapa yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Senada dengan pendapat di atas, George J. Terry
menjelaskan bahwa perencanaan (planning) adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai
tujuan yang digariskan.26 Perencanaan dalam hal ini dikatakan
sebagai sebuah pekerjaan kelompok atau organisasi dalam
mencapai tujuan kelompok.
Selanjutnya menurut Samuel Certo (Ais) perencanaan
adalah proses penentuan bagaimana sistem menajemen
(organisasi) akan mencapai atau merealisasikan tujuannya. 27
Perencanaan merupakan sebuah sistem dalam organisasi yang
dalam pelaksanaannya menentukan apa saja yang harus dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari pengertian para ahli diatas memiliki persamaan bahwa
perencanaan ialah serangkaian kegiatan atau langkah awal yang
dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan sebelumnya.
Selanjutnya T. Hani Handoko menyebutkan ada empat
tahap dasar dalam perencanaan, diantaranya :
a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
b) Merumuskan keadaan saat ini
c) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan.28

26
Georga R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013), Cet.
XII, h. 17
27
Ais Zakiyudin, Teori dan Praktik Manajemen : Sebuah Konsep yang Aplikatif Disertai
Profil Wirausaha Sukses, (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 19
28
Handoko, op.cit., h. 79
22

U
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 J
Menetapkan Merumuskan Mengidentifikasikan Mengembangka
tujuan keadaan kemudahan dan n serangkaian U
sekarang hambatan kegiatan
A

N
Dengan sebuah perencaan yang baik tentunya dapat
mempertimbangkan segala kemungkinan yang terjadi.
Merumuskan tujuan yang hendak dicapai, melihat kondisi saat ini,
menganalisa segala kemudahan dan hambatan serta
mengembangkan beragam kegiatan yang dapat mencapai tujuan
organisasi.
Selanjutnya untuk merencanakan kegiatan ekstrakurikuler
dapat dibuat rambu-rambu perencanaan sebagai berikut :
a) Jenis Kegiatan
b) Waktu kegiatan
c) Sasaran : peserta didik yang akan dikenai kegiatan
d) Rangkaian kegiatan
e) Tempat kegiatan : sekolah/madrasah sendiri, dan atau
sekolah/madrasah yang menyelenggarakan kegiatan yang
sama, dan atau tempat lain.
f) Peralatan yang digunakan : sesuai dengan karakteristik
jenis kegiatan
g) Pelaksana : pelaksana utama dan pihak-pihak yang terlibat
h) Pengorganisasian kegiatan.

Adapun perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu


pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur-unsur :
a. Sasaran kegiatan
b. Substansi kegiatan
c. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak terkait, serta
keorganisasiannya
d. Waktu dan tempat
e. Sarana29

29
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2008),
Cet. II, h. 214
23

Perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler membahas


langkah kegiatan yang sesuai dengan tujuan mulai dari apa yang
dilaksanakan, kapan dilaksanakan, siapa yang menjadi sasaran
kegiatan, dimana dilaksanakannya, sarana dan prasarana apa saja
yang dibutuhkan, siapa saja yang terlibat serta bagaimana kegiatan
tersebut dilakaksanakan. Dengan mengikuti unsur-unsur tersebut
diharapkan dalam perencaannya kegiatan ekstrakurikuler dapat
berjalan dengan baik sesuai tujuan.

2) Pengorganisasian
Proses kedua setelah adanya sebuah perencanaan ialah
proses pengorganisasian. Pengorganisasian merupakan tahapan
menuju realisasi atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kata “organisasi” mempunya dua pengertian umum.
Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok
fungsional, seperti organisasi perubahan, rumah sakit, perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua
berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara
dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan di tugaskan di
antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien.30 Pengorganisasian dimaksudkan sebagai
pembagian kerja di dalam anggota organisasi agar tercapainya
tujuan organisasi.
Pengorganisian menurut Schermerhorn (Ais) adalah proses
mengatur orang-orang dan sumber daya lainnya untuk bekerja
kearah tujuan bersama. 31 Pengorganisasian ini lebih mengarah
kepada bagaiamana mengatur sumber daya manusia serta sumber
daya lain untuk bekerja berdasarkan tujuan bersama.

30
Handoko, op.cit., h. 167
31
Zakiyudin, op.cit., h. 33
24

Selanjutnya menurut Handoko (Husaini) pengorganisasian


merupakan pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik
dan manusia dalam berorganisasi. 32 Pengorganisasian merupakan
proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan
yang melingkupinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengorganisasian adalah sebuah proses atau cara organisasi untuk
mengatur sumber daya yang ada baik sumber daya manusia,
keuangan, fisik untuk bekerja sehingga mencapai tujuan
organisasi.
Selanjutnya manusia perlu berorganisasi dengan tujuan dan
manfaat, antara lain :
a) Mengatasi keterbatasnya kemampuan, kemauan dan
sumber daya yang dimilinya dalam mencapai tujuan
b) Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena
dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan)
c) Wadah memafaatkan sumber daya dan teknologi bersama-
sama
d) Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang
dimiliki seseorang (motif berprestasi)
e) Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
f) Wadah mengelola lingkungan bersama-sama
g) Wadah mencari keuntungan bersama-sama (motif uang)
h) Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan (motif
kekuasaan)
i) Wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan)
j) Wadah memenuhi kebutuhan yang semakin banyak dan
kompleks
k) Wadah menambah pergaulan
l) Wadah memanfaatkan waktu luang. 33
Dengan berorganisasi manusia dapat mengembangkan
berbagai potensi yang ia miliki di dalam dirinya serta beragama
manfaat positif lainnya dan sebagai makhluk sosial tentunya

32
Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2014), Ed.4, Cet. 2, h. 170
33
Ibid., h. 170
25

manusia sudah sepantasnya berorganisasi sebagai wujud eksistensi


diri.
Sebuah oganisasi yang baik akan menghasilkan proses
pengorganisasian yang baik pula. Dalam sebuah proses
pengorganisasian yang tepat memiliki beberapa manfaat
diantaranya :
a) Pengorganisasian dapat menciptakan dan memelihara
hubungan diantara semua sumber daya organisasi dengan
menunjukkan sumber daya mana yang harus digunakan
untuk kegiatan-kegiatan tertentu, kapan, dimana, dan
bagaimana menggunakannya.
b) Pengorganisasian dapat membantu manajer dalam
mengurangi kelemahan, yaitu biaya tinggi, seperti
duplikasi kegiatan dan sumber daya organisasi yang tidak
terpakai secara penuh.
c) Pengorganisasia memiliki peran untuk meningkatkan
keterampilan manajerial agar sesuai dengan kebutuhan
sistem manajemen yang sedang berjalan.
d) Pengorganisasian dapat mendorong dan menciptakan
iklim organisasi yang lebih kondusif dalam sistem
manajemen baik secara keseluruhan maupun parsial. 34

Dengan beragam dampak yang diperoleh dari proses


pengorganisasian yang tepat tentunya akan meningkatkan
kemajuan serta mencapai efiensi dan efektifitas organisasi serta
dapat menciptakan hubungan baik bagi manajer dengan semua
personil yang ada di dalam organisasi tersebut.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan
membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini
akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-
aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian. Adapun
proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah
prosedur berikut:35

34
Zakiyudin, op.cit., h. 34
35
Prihatin Triyanto, Manajemen Unggul : Konsep dan Aplikasi untuk Bisnis, (Palu:
Edukasi Mitra Grafika, 2009), h. 65
26

a. Pemerincian seluruh pekerjaan harus dilaksanakan untuk


mencapai tujuan organisasi.
b. Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan-kegiatan
yang secara logic dapat dilaksanakan.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi
menjadi terpadu dan harmonis.
Struktur organisasi yang memperhatikan unsur diatas
diharapkan akan memberikan dampak baik demi berjalannya
organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Adanya sebuah
pemerinciaan seluruh pekerjaan, yang selanjutnya adanya
pembagian kerja yang jelas antara anggota organisasi yang jelas
dan adanya koordinasi untuk menjalin harmonisasi antar personil.

3) Pelaksanaan
Setelah melakukan proses perencanaan dan
pengorganisasian maka tahapan selanjutnya ialah pelaksanaan.
Pelaksanaan dapat diartikan sebagai langkah untuk merealisasikan
yang telah direncanakan dan di organisirkan menuju aksi sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelaksanaan
berasal dari kata laksana dengan tambahan imbuhan pe-an.
Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan
36
(rancangan, keputusan, dsb). Pelaksanaan merupakan sebuah
rancangan keputusan untuk melaksanakan kegiatan.
Dalam hal ini pelaksana kegiatan ekstrakurikuler adalah
pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan
ekstrakurikuler yang dimaksud. 37 Pelaksana atau pembina kegiatan
ekstrakurikuler disesuaikan dengan kompetensinya yang biasanya
merupakan delegasi dari kepala sekolah.

36
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 554
37
Tim Pustaka Yustisia, op.cit., h. 214
27

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi 2


yaitu :
a) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan
dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru,
konselor dan tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah.
b) Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan
sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu,
tempat, dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan. 38
Dari segi waktu pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler
ada yang rutin yang dalam pelaksanaanya langsung di sekolah
sedangkan yang terprogram menyesuaikan dengan rencana.
Dalam panduan pengembangan diri melalui kegiatan
ekstrakurikuler, terdapat rambu-rambu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, isi dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
meliputi:
a) Rekrutmen peserta kegiatan
b) Penyiapan perlengkapan dan peralatan
c) Penyiapan pelaksana kegiatan
d) Kegiatan awal: menyiapkan peserta untuk dapat
melaksanakan kegiatan inti.
e) Kegiatan inti: sesuai dengan substansi untuk mencapai
tujuan kegiatan.
f) Kegiatan akhir
g) Evaluasi. 39
Dalam pelaksanaan tentunya ada beragam hal yang perlu
dipersiapkan mulai dari proses rekrutmen peserta, sarana dan
prasana, pembina, proses kegiatan serta adanya penilaian.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang tepat akan
meningkatkan kompetensi siswa baik secara pengetahuan, sikap
dan keterampilan serta sebagai alat untuk menyalurkan bakat dan
minat siswa. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler dalam
pelaksanaannya harus diketahui dan disahkan oleh kepala sekolah
sebagai bentuk kegiatan ektrakurikuler tersebut dilaksanakan
untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.

38
Ibid., h. 214
39
Ibid., h. 244
28

4) Pengawasan
Langkah selanjutnya dalam pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler ialah pengawasan. Pengawasan pada dasarnya
untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah direncanakan
terlaksana. Dengan pengawasan yang baik akan diketahui sejauh
mana keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun pengertian pengawasan adalah proses untuk
menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat
tercapai. 40 Pengawasan yang dilaksanakan bertujuan untuk
meminimalisir segala hal yang dapat menghambat berjalannya
kegiatan ekstrakurikuler dalam mencapai tujuan. Pengawasan
dapat dilakukan sejak awal kegiatan, selama berjalannya kegiatan
ekstrakurikuler maupun di akhir kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah/madrasah dipantau, di
evaluasi dan dibina melalui kegiatan pengawasan.41 Pengawasan
mempunyai kaitan yang penting dengan perencanaan karena
pengawasan merupakan kegiatan tindak lanjut dari perencanaan.
Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara :
a) Intern, oleh kepala sekolah/madrasah
b) Ekstern, oleh pihak yang secara struktural/fungsional
memiliki kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler
yang dimaksud. 42

Pengawasan internal dapat dilakukan langsung oleh kepala


sekolah sebagai manajer puncak di lembaga sekolah, sedangkan
pengawasan eksternal dapat dilakukan oleh pembina kegiatan
ekstrakurikuler yang telah diberikan tugas oleh kepala sekolah.
Pembina kegiatan ekstrakurikuler memberikan informasi

40
Triyanto, op.cit., h. 103
41
Tim Pustaka Yustisia, op.cit., h. 214
42
Ibid.
29

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai


bahan evaluasi kepala sekolah.
Hasil dari pengawasan selanjutnya dijadikan sebagai
patokan untuk melihat sejauh mana keberhasilan kegiatan
ekstrakurikuler, baik pada saat kegiatan masih berlangsung
maupun ketika kegiatan sudah selesai. Selanjutnya yang terpenting
ialah bahwa hasil dari pengawasan kegiatan ekstrakurikuler perlu
adanya tindak lanjut yang tepat. Dengan tindak lanjut yang tepat
dari pengawasan dapat dijadikan pengambilan keputusan oleh
pihak sekolah dalam meningkatkan perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler di masa mendatang.

5) Evaluasi
Dalam proses pengelolaan, evaluasi merupakan tahapan
terakhir setelah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan. Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation yang berarti penilaian. Evaluasi diartikan sebagai suatu
proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan
seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada tujuan yang
telah dirumuskan.
Definisi yang dituliskan dalam kamus Oxford Advanced
Learner’s Dictionary of Current English, evaluasi adalah to find
out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk
menentukan nilai atau jumlah. Selain arti berdasarkan terjemahan,
kata-kata yang terkandung di dalam definisi tersebut pun
menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-
hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat
dipertanggungjawabkan. 43

43
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program Pendidikan.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 1.
30

Adapun tujuan evaluasi sebagai berikut :


a) Untuk memperoleh dasar pertimbangan akhir suatu periode
kerja apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai dan
apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
b) Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang
membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya
pendidikan (manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara
efisien ekonomis.
c) Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan,
penyimpangan dilihat dari aspek tertentu seperti program
tahunan, kemajuan belajar. 44
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk
mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator dalam
mencapai efisiensi dan efektifitas atas yang telah ditetapkan dalam
perencanaan sekolah. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler serta pembina
ekstrakurikuler mempunyai peran penting terhadap berjalannya
proses evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Diperlukan keseriusan
pihak tersebut dalam melakukan evaluasi agar dapat melihat
apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan saat
berjalannya kegiatan atau di akhir kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan hasil evaluasi, dapat dijadikan bahan dalam
pengambilan keputusan untuk perbaikan rencana tindak lanjut
kegiatan berikutnya.

c. Penanggungjawab Pelaksana Kegiatan Ekstrakurikuler


Dalam berbagai kegiatan harus ada pihak yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaannya agar pelaksanaan kegiatan
dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Sama halnya
kegiatan lain, maka kegiatan ekstrakurikuler pun ada pihak yang
bertanggungjawab.

44
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. XI, h.108.
31

1) Unit PMR sekolah dan luar sekolah


Kegiatan PMR merupakan kegiatan ekstrakurikuler, yang
jika dilaksanakan disekolah berkoordinasi dengan OSIS.
Penanggung jawab unit PMR sekolah adalah Kepala Sekolah,
sedangkan luar sekolah adalah seseorang yang ditunjuk PMI
cabang/ranting/kepala instansi/lembaga luar sekolah yang akan
membentuk unit PMR luar sekolah. Penanggung jawab unit PMR,
secara fungsional adalah anggota Tenaga Sukarela (TSR) PMI
cabang/ranting
Adapun tugas unit PMR sekolah dan luar sekolah, antara
lain :
a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan
pengembangan PMR di sekolah/luar sekolah.
b) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan unit PMR.
c) Bersama dengan PMI Cabang memantau dan
mengevaluasi tugas Pembina PMR, fasilitator, dan pelatih
PMI di unit PMR.
d) Melakukan pemantauan dan evaluasi pada setiap tahap
pembinaan dan pengembangan PMR.
e) Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat
45
Kota/Kabupaten /Kecamatan.
Seorang kepala sekolah sebagai penanggungjawab utama
harus mengetahui serta memahami dengan baik tugasnya.
Melakukakan berbagai tugas koordinasi dengan pihak lain demi
terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler PMR dengan baik.

2) Pembina PMR
Dalam pelaksanaannya, pembina PMR adalah wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, atau guru yang ditunjuk oleh sekolah
untuk melakukan pembinaan dan pengembangan unit dan anggota
PMR di sekolah. Pembina PMR merupakan seseorang yang
ditunjuk oleh penanggung jawab unit PMR untuk melakukan
pembinaan dan pengembangan unit dan anggota PMR luar

45
Manajemen Palang Merah Remaja, op.cit, h. 40
32

sekolah. Pembina PMR secara fungsional adalah anggota Tenaga


Sukarela (TSR) PMI cabang/ranting. Mengikuti orientasi
kepalangmerahan dan orientasi pembina PMR
Adapun tugas pembina PMR, antara lain :
a) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PMR di unit
PMR masing-masing, yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh relawan PMI.
b) Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan, antara lain
melakukan sosialisasi dan advokasi ke sekolah/lembaga,
memfasilitasi pembentukan unit PMR baru, meningkatkan
jaringan komunikasi dan koordinasi antar Pembina PMR
maupun sekolah/lembaga.
c) Menjadi fasilitator dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan PMR.
d) Membantu PMI Cabang memfasilitasi pembentukan unit
PMR baru.
e) Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara unit PMR
dan PMI Cabang.
f) Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait
pengembangan PMR, pelaksanaan standarisasi pelatihan
PMR, kualitas pelatih, perkembangan metode dan media
pelatihan, kegiatan-kegiatan Tri Bakti.
g) Melakukan pemantauan dan evaluasi pada setiap tahap
pembinaan dan pengembangan PMR. 46
Pembinan PMR memiliki peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR. Perlunya kesigapan
dan pemahaman penuh akan tugas serta tanggungjawab maka
dapat mengembangkan PMR.

3) Pengurus Unit PMR


Pengurus unit PMR berasal dari anggota PMR kelompok
sekolah tersebut. Terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan seksi-seksi sebagaimana tercantum dalam struktur.
Adapun tugas Pengurus unit PMR, antara lain :
a) Memberikan usulan rencana kegiatan melalui Forpis.
b) Mengkoordinir anggotanya untuk melaksanakan program
kerja unit PMR, dan hasil kesepakatan Forpis, dengan
pendekatan Youth Centre.
46
Ibid.,
33

c) Melakukan evaluasi kegiatan dan memberikan laporan


kepada Pembina PMR. 47
Pengurus unit PMR yang merupakan anggota PMR harus
selalu berperan aktif memberikan masukan kepada pembina PMR
dan melaksanakan program kerja sesuai rencana.

4. Faktor Pendukung Kegiatan Ekstrakurikuler


Faktor pendukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi:48
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan
pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan
melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan satuan
pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak
langsung.
b. Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan
ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan
pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang
termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik,
sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana
seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana
kesenian, serta prasarana lainnya.

47
Ibid.,
48
Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014, op.cit., h. 5
34

B. Penelitian yang Relevan


1. Nurul Annisa Ramanitia. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Dengan judul penelitian “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta” dengan hasil penelitian
bahwa minat siswa pada saat awal masuk ekstrakurikuler dan setelah
mengikuti ektrakurikuler adalah sudah Baik. 49
Penelitian tersebut membahas mengenai minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler. Terdapat perbedaan dalam penelitian tersebut karena
peneliti hendak membahas mengenai pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
palang merah remaja (PMR).

2. Ulfah Azizah. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.
Dengan judul penelitian “Pengelolaan Program Ekstrakurikuler di MAN
19 Jakarta” dengan hasil penelitian bahwa dalam proses pengelolaan
program ekstrakurikuler di MAN 19 Jakarta secara umum sudah berjalan
cukup efektif. 50
Penelitian tersebut membahas secara keseluruhan mengenai program
ekstrakurikulernya akan tetapi peneliti akan memfokuskan penelitian
kegiatan ekstrakurikuler palang merah remaja (PMR).

3. Nurul Hidayati. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014.
Dengan judul penelitian “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam
menumbuhkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang” dengan
hasil penelitian bahwa menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5
Tangerang, dengan melihat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler,
peran kegiatan ekstrakurikuler, dan faktor pendukung serta
penghambatnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam
menumbuhkan disiplin siswa. 51
Penelitian tersebut membahas mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler
dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa. Terdapat perbedaan dalam

49
Nurul Annisa Ramanitia, “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
(Jakarta: 2012).
50
Ulfah Azizah, “Pengelolaan Program Ekstrakurikuler di MAN 19 Jakarta”, Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: 2014).
51
Nurul Hidayati, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam menumbuhkan Kedisiplinan
Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
2014).
35

penelitian tersebut karena peneliti hendak membahas mengenai


pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler palang merah remaja (PMR).

C. Kerangka Pikir
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan remaja yang
berusia 10-17 tahun dibawah naungan PMI yang berada di sekolah dengan
tujuan pengetahuan dasar tentang kesehatan umum dan P3K. Namun dalam
prosesnya kegiatan ekstrakurikuler PMR tidak berjalan dengan baik, tidak
adanya keseriusan pihak sekolah untuk mengelola kegiatan ekstrakurikuler.
Dengan ketidakseriusan sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
PMR mengakibatkan tidak bisa mengakomodir minat dan bakat yang dimiliki
oleh siswa yang apabila tidak di dukung oleh pihak sekolah dengan kegiatan
ekstrakurikuler ini maka hal tersebut sama saja mengubur bakat dan minat
siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut pihak sekolah perlu
melakukan upaya dalam hal pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi agar kegiatan
ekstrakurikuler dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Dengan demikian dapat dikatakan keberhasilan kegiatan
ekstrakurikuler PMR ditentukan oleh pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
secara baik. Dengan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler PMR yang baik
akan mampu dan lebih mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh
siswa. Serta akan menghasilkan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
36

cita-citakan oleh sekolah. Kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada


gambar dibawah ini:

Upaya mengembangkan Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler


minat dan bakat siswa Palang Merah Remaja (PMR)

Pengorganisasian Kegiatan
Kegiatan Ekstrakurikuluer
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
PMR sebagai wadah untuk
mengembangkan minat dan
bakat siswa dibidang Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR)

Pengelolaan Kegiatan
Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler Palang
Palang Merah Remaja (PMR)
Merah Remaja (PMR)

Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Palang


Merah Remaja (PMR)

Faktor penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler


Palang Merah Remaja (PMR)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MAN 3 Tangerang yang beralamatkan di
Jl. Raya Mauk KM. 16 Desa Buaranjati Kecamatan Sukadiri Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten 15530. Adapun waktu penelitian direncanakan
mulai dari bulan September 2016 sampai dengan Februari 2017 dengan
rincian sebagai berikut
Tabel 3.1
Rencana Penyusunan Skripsi
No Jenis Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Penyerahan proposal skripsi

2 Konsultasi dengan pembimbing

3 Pengumpulan data

4 Pengolahan data dan analisis data

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif menurut Lincoln dan Guba,
disebut sebagai “Naturalistik Inquiry. Penggunaan pendekatan ini dikarenakan
cara pengamatan dan pengumpulan data dilakukan dalam latar/setting alamiah,
artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti. 1
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. 2

1
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, h. 61.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 3.

37
38

Sehingga dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif


mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi pada objek yang diteliti, aspek,
gejala atau keadaan dari hasil temuan di lapangan yang terkait dengan
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR).

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh.3 Terdapat 3 sumber data yaitu :
1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 4 Adapun
sumber data yang berupa person dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah MAN 3 Tangerang, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan,
Koordinator Ekstrakurikuler, Pembina PMR dan siswa-siswi anggota
kegiatan ekstrakurikuler PMR.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam
dan bergerak.5 Sumber data ini berasal pada tempat penelitian yaitu MAN
3 Tangerang.
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar, atau simbol-simbol lain. 6 Sumber data ini meliputi data
guru, data tenaga kependidikan dan buku panduan kegiatan
ekstrakurikuler, struktur organisasi, jadwal kegiatan, prestasi, daftar siswa,
daftar nilai siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR dan
dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu data primer
dan sekunder:
1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, sumber data primer berasal
dari Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, Wakil Kepala Sekolah Bidang

3
Ibid., h. 172.
4
Ibid.,
5
Ibid.,
6
Ibid.,
39

Kesiswaan, Koordinator Ekstrakurikuler, Pembina PMR dan siswa-siswi


anggota kegiatan ekstrakurikuler PMR.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini berasal dari data tertulis lembaga.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Wawancara
Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner
lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewe).7
Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data-data dari
informan terkait dengan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang. Adapun untuk mendapatkan
data tersebut maka akan dilakukan wawancara dengan pihak sekolah mulai
dari Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan, Koordinator Ekstrakurikuler, Pembina PMR dan siswa-siswi
anggota kegiatan ekstrakurikuler PMR.
2. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh
alat indra. 8 Observasi ini digunakan untuk mengetahui secara langsung
lingkungan MAN 3 Tangerang dan proses pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta
evaluasi. Dari obervasi ini kemudian diperkuat dengan teknik wawancara
dan studi dokumen.

7
Ibid., h. 198.
8
Ibid., h. 199.
40

3. Studi Dokumen
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 9 Dokumentasi
adalah pengumpulan data melalui dokumen, dalam hal ini melalui
dokumen mengenai profil MAN 3 Tangerang, data guru, data tenaga
kependidikan dan buku panduan kegiatan ekstrakurikuler, struktur
organisasi, jadwal kegiatan, prestasi, daftar siswa, daftar nilai siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR dan sarana prasarana sekolah,
sehingga dapat menjelaskan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler
secara menyeluruh. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data Interactive Model dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam
Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh10. Berikut ini adalah langkah-langkah
analisis data model interaktif:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan padahal-hal yang terpenting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika
diperlukan.11 Peneliti mereduksi data yang diperoleh pada waktu penelitian

9
Ibid., h. 201.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan R&B, (Bandung:
Alfabeta, 2006), Cet. I, h. 276.
11
Ibid., h. 278.
41

dengan pengamatan dan mempermudah peneliti untuk menemukan


kembali data tersebut jika diperlukan.
2. Display Data (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 12
Peneliti menuangkan data hasil wawancara, hasil observasi dan studi
dokumen secara deskriptif sesuai rumusan masalah penelitian yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta
faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penelitian ini dimulai. Hal ini
karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pemaparan hasil
penelitian disertai bukti-bukti lapangan dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Dari hasil penelitian kemudian peneliti membandingkan
dengan teori.

F. Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data


1. Kisi-kisi Wawancara
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara
Fokus Deskripsi
Dimensi Indikator
Penelitian Wawancara
Pengelolaan Perencanaan 1. Merumuskan tujuan dan
Kegiatan Kegiatan sasaran kegiatan
Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler ekstrakurikuler PMR
Palang Merah Palang Merah 2. Menentukan pembina
Remaja (PMR) Remaja (PMR) kegiatan ekstrakurikuler
PMR

12
Ibid., h. 278.
42

3. Perencanaan waktu
pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR
4. Perencanaan sarana dan
biaya kegiatan
ekstrakurikuler PMR

Pengorganisasian 1. Perincian kerja kegiatan


Kegiatan ekstrakurikuler PMR
Ekstrakurikuler 2. Penyusunan pengurus
Palang Merah kegiatan ekstrakurikuler
Remaja (PMR) PMR
3. Koordinasi pihak terkait
dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR

Pelaksanaan 1. Rekrutmen peserta kegiatan


Kegiatan ekstrakurikuler PMR
Ekstrakurikuler 2. Waktu pelaksanaan kegiatan
Palang Merah ekstrakurikuler PMR
Remaja (PMR) 3. Materi kegiatan
ekstrakurikuler PMR
4. Metode kegiatan
ekstrakurikuler PMR
5. Sarana dan prasarana
kegiatan ekstrakurikuler
PMR
6. Partisipasi siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler
PMR
7. Hasil kegiatan
ekstrakurikuler PMR
43

Pengawasan 1. Pengawasan Internal


Kegiatan 2. Pengawasan Eksternal
Ekstrakurikuler
Palang Merah
Remaja (PMR)

Evaluasi 1. Waktu evaluasi


Kegiatan 2. Hal-hal yang di evaluasi
Ekstrakurikuler 3. Pihak yang melakukan
Palang Merah evaluasi
Remaja (PMR) 4. Tindak lanjut dari evaluasi

Faktor 1. Faktor penghambat kegiatan


Penghambat ekstrakurikuler PMR
Kegiatan 2. Upaya mengatasi hambatan
Ekstrakurikuler kegiatan ekstrakurikuler
Palang Merah PMR
Remaja (PMR)

2. Pedoman Observasi
Tabel 3.3
Pedoman Observasi

Komponen Hal yang diamati Deskripsi Observasi

Kegiatan 1. Waktu pelaksanaan


Ekstrakurikuler Palang Kegiatan
Merah Remaja (PMR) 2. Kegiatan Awal

3. Kegiatan Inti

4. Kegiatan Penutup

5. Partisipasi siswa

6. Sarana
44

3. Pedoman Studi Dokumen


Tabel 3.4
Pedoman Studi Dokumen
Keadaan
Deskripsi Studi
No Dokumen Tida
Ada Dokumen
ada
Buku panduan kegiatan ekstrakurikuler
1.
Palang Merah Remaja (PMR)

Struktur Organisasi kegiatan ekstrakurikuler


2.
Palang Merah Remaja (PMR)

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler Palang


3.
Merah Remaja (PMR)

4. Angket penjaringan bakat dan minat siswa

Absensi siswa yang mengikuti kegiatan


5. ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR)
Prestasi kegiatan ekstrakurikuler Palang
6.
Merah Remaja (PMR)

7 Hasil karya siswa

Daftar nilai siswa yang mengikuti kegiatan


8 ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MAN 3 Tangerang dan Kegiatan Ekstrakurikuler


Palang Merah Remaja (PMR)
1. Gambaran Umum MAN 3 Tangerang
Pada awal berdirinya bernama Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Mauk berdiri berdasarkan Surat keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 515A Tahun 1995, yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 25 November 1995. Mulai mengadakan kegiatan belajar mengajar
pada Tahun pelajaran 1996/1997. Selanjutnya pada tahun 2016 berubah
nama menjadi MAN 3 Tangerang dan merupakan salah satu MAN yang
ada di Kabupaten Tangerang.
Saat ini MAN 3 Tangerang di kepalai oleh Bapak Drs. H. Ihwan
Kamil, M.Pd yang dibantu oleh Wakamad lain, Ibu Dra. Hj. Siti
Maemunah (Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum), Bapak Nurta A.
Syahril, S.Pd, MM (Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan), Bapak
Khitfi, S.Ag (Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas).
Selain itu dalam rangka menunjang proses pembelajaran yang
bermutu, MAN 3 Tangerang dilengkapi dengan beberapa fasilitas, antara
lain gedung belajar terdiri dari kampus 1 dan 2, ruang laboratorium
komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, perpustakaan, ruang
TU, ruang guru, ruang kepala sekolah, sarana mushola, koperasi, toilet dan
kantin.
MAN 3 Tangerang membuka 3 jurusan, yaitu program Agama,
IPA dan IPS dengan jumlah siswa saat ini 809 orang. Dalam setiap calon
siswa yang ingin belajar di MAN 3 Tangerang selalu mengalami
peningkatan ini buktikan dengan tingginya minat siswa yang mendaftar di
MAN 3 Tangerang ini.

45
46

Adapun dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas


dalam pendidikan dan administrasi di MAN 3 Tangerang terdapat 41
orang guru dan 14 pegawai.
a. Identitas MAN 3 Tangerang
Nama Madrasah : MAN 3 Tangerang
Alamat Madrasah : Jl. Raya Mauk Km. 16
Kelurahan : Buaranjati
Kecamatan : Sukadiri
Kabupaten : Tangerang
Provinsi : Banten
Kode Pos : 15530
Kepala Madrasah : Drs. H. Ihwan Kamil, M.Pd
Status Madrasah : Negeri
Luas tanah : Kampus I : 3.165 m2
Kampus II : 6.586 m2

b. Visi, Misi dan Tujuan MAN 3 Tangerang


1) Visi MAN 3 Tangerang
“Terwujudnya MAN 3 Tangerang yang Unggul dalam Mutu
Lulusan, Sukses dalam Pembinaan, Kreatif dalam Pemberdayaan,
Serta Responsive Terhadap Pembaharuan, agar Tercipta Manusia
Muslim yang Berilmu, Berketerampilan, dan Berakhlak Mulia “

2) Misi MAN 3 Tangerang


a) Meningkatkan profesionalisme dan etos kerja guru, serta
meningkatkan peran guru, disamping sebagai pengajar juga
sebagai pendidik dan peneliti.
b) Menyiapkan Generasi Muda sebagai Muslim yang berilmu,
berketerampilan, dan berakhlak Mulia.
c) Menjadi madrasah yang unggul.
47

3) Tujuan MAN 3 Tangerang


a) Memiliki staf pengajar dan pegawai yang handal dan
berdedikasi tinggi, berkualitas dan berkelayakan.
b) Dapat bersaing dengan sekolah lain yang setingkat.
c) Lulusan dapat bersaing di perguruan tinggi diperguruan tinggi
favorit.
d) Memiliki fasilitas kegiatan belajar mengajar yang memadai.
e) Lulusan yang dapat memadukan antara IMTAQ dan IPTEK.
f) Lulusan yang dapat mengembangkan ilmu dan pengetahuan di
masyarakat.
g) Lulusan dapat menggunakan, mengamalkan dan
mengembangkan ilmunya.

c. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa


1) Data Guru dan Pegawai di MAN 3 Tangerang
Tabel 4.1 Data Guru dan Pegawai

GURU PEGAWAI
JUM
PENDIDIKAN TIDAK TIDAK LAH
TETAP TETAP
TETAP TETAP

S2 6 3 - - 9

S1 17 15 2 6 40

D3 - - - 1 1

D2 - - - - 0

D1 - - - - 0

SLTA - - 1 4 5

JUMLAH 23 18 3 11 55
48

2) Data Siswa di MAN 3 Tangerang


Tabel 4.2 Data Siswa
PROGRAM
NO KELAS JUMLAH
AGAMA IPA IPS
1 X 70 113 106 289
2 XI 68 80 133 281
3 XII 47 77 115 239
JUMLAH 809

d. Sarana dan Prasarana di MAN 3 Tangerang


Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana

KONDISI
JUMLAH

LUAS
NO RUANG BELUM
(M2) BAIK RUSAK
SELESAI
1 Kepala Madrasah 1 33 1 0 0
2 Guru 1 99 1 0 0
3 Tata Usaha 1 88 1 0 0
4 Kelas 13 1199 10 3 0
5 Laboratorium Komputer 1 88 1 0 0
6 Laboratorium Bahasa 1 88 1 0 0
Laboratorium Interactive
7 1 88 1 0 0
teaching
8 Laboratorium IPA 1 144 1 0 0
9 Laboratorium Menjahit 1 88 1 0 0
10 Perpustakaan 1 132 1 0 0
11 Koperasi 1 33 1 0 0
12 OSIS/Pramuka/PMR 1 33 1 0 0
13 Wc/Wudhu 2 55 1 0 1

JUMLAH 26 2168 22 3 1
49

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3
Tangerang dilaksanakan untuk menyalurkan dan mengembangkan minat
serta bakat peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) pada MAN 3 Tangerang dilaksanakan berdasarkan:
a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang
memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
f. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September
1995 No. 459 tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di Madrasah.

B. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian


Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan intrakurikuler yang tujuannya mengembangkan minat dan bakat
yang dimiliki oleh siswa serta mendukung kegiatan intrakurikuler yang ada di
satuan pendidikan.
Dengan adanya proses perencanaan yang tepat, sehingga selanjutnya
terjadi pengorganisasian atas rencana yang sudah ditetapkan dan dalam proses
pelaksanaan disesuaikan dengan tujuan awal. Dalam proses tentunya
diperlukan pengawasan yang tepat sehingga apa yang sudah direncanakan
dapat tercapai namun jika belum tercapai akan dijadikan bahan evaluasi
terkait pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR diperlukan daya dukung serta adanya koordinasi yang
50

tepat dari pihak-pihak yang berkepentingan agar pelaksanaan kegiatan


ekstakurikuler dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan di awal.
Berikut ini disajikan hasil temuan penelitian berkaitan dengan
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler PMR mulai dari proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta faktor
penghambat. Adapun hasil temuan di lapangan diperoleh melalui instrumen
wawancara, observasi serta studi dokumen. Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan, maka dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Kegiatan ekstrakurikuler PMR diselenggarakan atas dasar untuk
memenuhi serta meningkatkan kemampuan, potensi dan bakat yang
dimiliki peserta didik khususnya dalam bidang kesehatan. Dengan
perencanaan yang baik, maka dapat dijadikan patokan keberhasilan atau
kunci sukses dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR disusun oleh kepala sekolah dengan melibatkan
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler serta
pembina PMR untuk memperolah hasil perencanaan yang baik.
T. Hani Handoko menjelaskan bahwa perencanaan adalah
pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. 1 Dengan kata lain
perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan untuk
melaksanakan kegiatan lainnya serta dalam perencanaan membahas
tentang waktu pelaksanaan, cara melaksanakannya dan siapa yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Selanjutnya T. Hani
Handoko menyebutkan ada empat tahap dasar dalam perencanaan,
diantaranya :
a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

1
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2014), Cet. XXVI, h. 77.
51

b) Merumuskan keadaan saat ini


c) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan.2
Kegiatan ekstrakurikuler PMR diselenggarakan berdasarkan tujuan
untuk dapat mengembangkan potensi serta minat peserta didik khususnya
dalam bidang kesehatan. Selain itu, dengan penyelenggaraan kegiatan
ekstrakurikuler PMR bukan tidak mungkin akan memberikan prestasi
yang membanggakan baik bagi sekolah maupun bagi peserta didik yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR tersebut yang merupakan salah
satu bentuk prestasi non akademik.
Perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR. Beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah
dalam merencanakan kegiatan ekstrakurikuler PMR, antara lain :
a. Merumuskan Tujuan dan Sasaran Kegiatan Ekstrakurikuler
PMR
Berikut akan dipaparkan hasil temuan penelitian berkaitan
dengan perumusan tujuan dan sasaran kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Langkah awal dalam meyusun perencanaan kegiatan ektrakurikuler
PMR ialah merumuskan tujuan kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh
Eka Prihatin, adalah:
1) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotor.
2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya
pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang
positif.
3) Dapat mengetahui, mengenal sera membedakan antara
hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya 3.

2
Handoko, op.cit., h. 79.
3
Ibid., h. 160.
52

Berdasarkan hasil temuan langsung melalui wawancara dengan


kepala sekolah menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler
PMR sebagai berikut :
Hal yang prinsip dulu ekstrakurikuler itu kan kegiatan yang
dilaksanakan diluar KBM untuk mendukung kegiatan intrakurikuler.
Walaupun terkadang anak, apalagi anak yang hobi ekskul terkadang
kegiatan belajar dikelas itu dikalahkan oleh ekstra. Ekstrakurikuler
PMR yang ada ini untuk memfasilitasi anak yang hobi atau punya
bakat bidang kesehatan, anak memahami dasar-dasar kesehatan
mulai dari P3K, tanggap darurat. Yang kedua untuk mengarahkan,
khususnya anak IPA PMR ini sebagai dasar kesehatan serta
meningkatkan kedisiplinan.4
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
diadakannya kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah sebagai pendukung
kegiatan intrakurikuler, untuk memfasilitasi siswa yang mempunyai
hobi/bakat dibidang kesehatan, sebagai pemahaman tentang dasar
kesehatan mulai dari pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
hingga tanggap darurat serta sebagai usaha untuk mengarahkan
khususnya anak jurusan IPA dalam bidang kesehatan serta untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa.
Hal senada juga diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan menjelaskan tujuan kegiatan ekstrakurikuler PMR ialah,
“kegiatan itu karena memang pertama di sekolah itu merupakan suatu
kegiatan tambahan yang memang sudah harus diadakan dan
dilaksanakan di dalam kurikulum dan diwajibkan yang penting tidak
mengganggu KBM”.5
Adapun yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR ialah seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah
bahwa, “yang menjadi sasaran itu kelas X dan kelas XI yang pokok
atau wajib, untuk kelas XII hanya sampai semester 5 karena untuk

4
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
5
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
53

semester 6 sudah di stop untuk fokus ujian dan persiapan kuliah”.6


Hal senada dipaparkan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswan
bahwa:
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah kelas X dan XI
karena kelas XII sudah fokus untuk menghadapi ujian, namun
untuk kelas XII ekskul sudah mulai berkurang bahkan dia duduk di
kelas XII itu sudah mulai adanya LPJ, seperti LPJ PMR sudah
dilakukan karena kelas XII sudah tidak di sibukkan dengan
kegiatan itu dan dialihkan ke kelas X dan XI sasarannya. 7
Adapun berdasarkan hasil studi dokumen bahwa di MAN 3
Tangerang jumlah siswa kelas X sebanyak 289 siswa, kelas XI
sebanyak 281 siswa dan XII sebanyak 239 siswa. 8
Dengan adanya sebuah perencanaan yang tepat tentunya akan
dapat memudahkan dalam hal pelaksanaan serta pengawasan kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
Sesuai hasil temuan penelitian mengenai tujuan dan sasaran
kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang secara teori
sudah cukup baik, karena sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3
Tangerang akan berjalan dengan baik karena sudah memiliki tujuan
dan sasaran yang tepat sehingga dapat mengembangkan bakat dan
minat siswa terutama dalam bidang kesehatan.

b. Menentukan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Penetapan pembina dalam kegiatan ekstrakuriler PMR di MAN
3 Tangerang adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, namun
dalam pelaksanaannya wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
menunjuk guru yang dianggap mampu serta memiliki kompetensi

6
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
7
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
8
Profil MAN 3 Tangerang, h. 2.
54

untuk melakukan pembinaan dan pengembangan unit dan anggota


PMR di sekolah.
Adapun tugas pembina PMR, sebagai berikut :
1) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PMR di unit PMR
masing-masing, yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh
relawan PMI.
2) Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan, antara lain
melakukan sosialisasi dan advokasi ke sekolah/lembaga,
memfasilitasi pembentukan unit PMR baru, meningkatkan
jaringan komunikasi dan koordinasi antar Pembina PMR maupun
sekolah/lembaga.
3) Menjadi fasilitator dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan PMR.
4) Membantu PMI Cabang memfasilitasi pembentukan unit PMR
baru.
5) Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara unit PMR dan
PMI Cabang.
6) Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait
pengembangan PMR, pelaksanaan standarisasi pelatihan PMR,
kualitas pelatih, perkembangan metode dan media pelatihan,
kegiatan-kegiatan Tri Bakti.
7) Melakukan pemantauan dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan
dan pengembangan PMR. 9

Kunci sukses kegiatan ekstrakurikuler PMR dapat dilihat dari


pengelolaan oleh pembinanya. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan bahwa penentuan pembina PMR di MAN 3 Tangerang
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Pembina kita ambil, pertama : dia memahami ilmu tentang
kepalangmerahan, kedua : aktivis dulunya dan minimal pernah
mengikuti semacam pelatihan untuk jadi pembina PMR selanjutnya
kriteria pembina PMR juga harus memiliki jaringan yang kuat
terutama dengan instansi terkait minimal dengan PMI kabupaten
maupun provinsi ataupun BPBD. 10
Awalnya menindak-lanjuti pembina yang sudah ada, rekrutmen
awalnya karena pastinya mereka harus punya link disana seperti
pembina PMR Pak Rustam yang mempunyai link kuat di
kabupaten sehingga informasi lomba, informasi kegiatan apapun itu
9
Manajemen Palang Merah Remaja, (Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008), h. 40
10
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
55

selalu muncul dan kita mempunyai informasi terupdate, ketika


lomba kita punya informasi pertama dan dari segi kompetensi
dibidangnya, minimal dulunya pernah menjadi anggota PMR dan
yang pastinya mereka menyukainya. 11
Senada dengan hal tersebut koordinator ekstrakurikuler
menjelaskan, “untuk menentukan para pembina, kami dari pihak
sekolah memilih mereka yang benar-benar sudah mengikuti pelatihan
khusus sehingga memiliki dan mampu serta berwenang memberikan
ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta atau siswa MAN 3
Tangerang.”12
Dalam pelaksanaanya, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
sebagai pengawas dibantu oleh koordinator kegiatan ekstrakurikuler.
Namun yang menjadi penanggungjawab kegiatan ekstrakurikuler
tetaplah kepala sekolah.
Berdasarkan hasil temuan penelitian mengenai perencanaan
pembina kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang dengan
melihat teori maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembina
kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah berjalan cukup efektif
dikarenakan pembina yang ditunjuk memiliki kompetensi dan
kemampuan dalam bidang kepalangmerahan sehingga dapat
mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.
Namun yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan kinerja
pembina PMR salah satunya dengan cara lebih memperhatikan
kepantasan pemberian kompensasi/honorarium untuk pembina PMR.

c. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Waktu dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR memiliki peranan
penting. Penyusunan jadwal bertujuan agar dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan dengan tertib sesuai

11
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
12
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
56

dengan yang telah dijadwalkan. Dengan adanya sebuah penjadwalan


yang baik akan menjadi bahan pegangan dalam pelaksanaan baik oleh
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator
ekstrakurikuler, pembina PMR dan peserta kegiatan ekstrakurikuler
PMR.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 menjelaskan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler.13 Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di
sekolah harus memperhatikan waktu agar tidak menggangu KBM..
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator
ekstrakurikuler menjelaskan, “kegiatan penyusunan jadwal di susun
oleh koordinator ekstrakurikuler bersama dengan pembina PMR
dalam program kerja dan setiap tahunnya adanya kegiatan program
tersebut”.14 Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan menuturkan bahwa, “kegiatan
ekstrakurikuler PMR dilaksanakan di hari sabtu sore diluar jam
KBM”. 15 Adapun jadwal kegiatan ekstrakurikuler PMR terlampir.16
Berdasarkan hasil penelitian dan mengacu kepada teori yang
sudah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa perencanaan waktu
kegiatan ekstrakurikuler PMR berjalan dengan efektif dikarenakan
waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR tersebut di luar
KBM sehingga tidak mengganggu pembelajaran di kelas.

13
Lampiran III Permendikbud RI No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
14
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
15
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
16
Jadwal kegiatan ekstrakurikuler PMR terdapat dalam lampiran.
57

d. Perencanaan Sarana dan Biaya Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Hal yang tidak kalah penting dalam menunjang kesuksesan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR ialah sarana prasarana
serta biaya atau dana. Dalam perencanan kegiatan ekstrakurikuler
PMR membahas mengenai sarana prasarana serta biaya yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai tujuan atau maksud. 17 Seperti halnya dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler PMR juga
membutuhkan sarana prasarana yang mendukung. Ketersediaan sarana
dan prasarana dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah segala yang
mendukung mulai dari kuantitas maupun kualitasnya. Yang dimaksud
dengan kuantitas dalam hal ini ialah jumlah sarana prasarananya,
sedangkan kualitas ialah kelayakan dari sarana prasarana tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara terkait perencanaan sarana dan
prasarana kepala sekolah menjelaskan, “kebutuhannya itu pembina
yang mengusulkan ke sekolah nanti sekolah yang mengusahakan”. 18
Senada dengan hal tersebut wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
menjelaskan, “siswa mengajukan kekurangannya apa, misalnya ketika
mau lomba tidak ada selimut padahal sudah punya. Jadi penentuan
sarana dan prasarana itu tanggungjawab sekolah”.19
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa alur
perencanaan sarana dan prasarana mulai dari peserta PMR melalui
pembina PMR selanjutnya dari pembina PMR yang mengusulkan
kepada pihak sekolah dan nanti sarana prasarana tersebut diusahakan
oleh sekolah sebagai bentuk tanggungjawab.

17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1995), Ed. II, h. 880.
18
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
19
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
58

Berkaitan dengan pembiayaan atau dana dalam setiap kegiatan


kurikulum membutuhkan dana. Dana dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR memiliki peranan penting untuk mencukupi
segala kebutuhan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2008 Bab V Pasal 6 Ayat 1 menyebutkan bahwa pendanaan
pembinaan kesiswaan di sekolah dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS).20 Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa, “Dana dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR berasal dari BOS, komite kemudian sumbangan
lain dari inisiatif anak. Siswa diminta iuran lewat komite, untuk
kegiatan harian kaitannya dengan PDH itu dari siswa langsung,
kecuali untuk inventaris sekolah misalnya matras, lemari P3K dan
tandu itu sekolah yang menyiapkan”. 21
Selanjutnya berkaiatan dengan perencanaan dana kegiatan
ekstrakurikuler PMR diperkuat lagi dengan penjelasan dari wakil
kepala bidang kesiswaan bahwa anggaran yang dikeluarkan
berdasarkan:
Melakukan kegiatan terlebih dahulu, sesudah melakukan kegiatan
selanjutnya membuat kwitansi, nota pembelanjaan obat-obatan.
Nota dibarengi bukti kegiatan dan stempel misalnya beli obat dari
apotik maka akan adanya nota dan kwitansi. Jika pembelanjaan
dibawah Rp. 500.000,- maka menggunakan materi 3000 dan untuk
pembelanjaan obat-oabatan atau pembelanjaan kegiatan diatas Rp.
500.000,- maka menggunakan materi 6000. Dengan bukti nota
kesiswaan mengajukan ke bendahara, dari bendahara mengajukan
ke pemerintah. Sehingga jika mengadakan lomba maka kesiswaan
menggalangi dana terlebih dahulu sebelum dana turun, dan siswa
tidak melibatkan siswa. 22

20
Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan, h. 6.
21
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
22
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
59

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa


dana dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR berasal dari BOS dan
komite namun dalam pelaksanaannya dana yang dikeluarkan hanya
sebatas atas kegiatan yang sudah terlaksana terlebih dahulu dengan
dibuktikan dengan adanya nota pembelanjaan kegiatan dan untuk
kegiatan harian kaitannya dengan PDH itu dari siswa langsung.
Dalam perencanaan dana di MAN 3 Tangerang masih kurang
optimal, dikarenakan masih terdapat kekurangan anggaran untuk
mencukupi berbagai kegiatan. Meskipun dalam proses penganggaran
ini melibatkan pembina PMR, namun dalam pelaksanaannya masih
belum maksimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hal
perencanaan sarana prasarana dan pembiayaan masih belum efektif,
dikarenakan berdasarkan pengakuan dari pembina PMR dan anggota
PMR bahwa sarana prasarana yang tersedia belum memadai
dikarenakan ada beberapa peralatan yang belum ada. Hal ini
dikarenakan kebijakan sekolah dalam hal penganggaran pembiayaan
masih kurang memperhatikan kebutuhan yang setiap tahun diajukan
oleh pembina PMR.
Meskipun demikian, di MAN 3 Tangerang pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR masih berjalan dengan baik dikarenakan masih
bisa di atasi oleh anggota PMR dan masih bisa menghasilkan prestasi
yang membanggakan bagi pihak sekolah.

2. Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja


(PMR)
Proses kedua setelah perencanaan ialah proses pengorganisasian.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR tentunya terdapat orang
yang bertanggungjawab atas pelaksaannya. Di dalam pengorganisasian ini
orang tersebut diarahkan sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengorganisasian
selanjutnya orang tersebut dibentuk menjadi sebuah struktur organisasi
60

yang jelas sehingga terdapat tanggungjawab atas kegiatan ekstrakurikuler


PMR yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat
suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada
struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan
proses pengorganisasian. Adapun proses pengorganisasian dapat
ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut23 :
a. Pemerincian seluruh pekerjaan harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
b. Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logic dapat dilaksanakan.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
terpadu dan harmonis.
Berdasarkan teori diatas, maka proses pengorganisasian kegiatan
ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang sebagai berikut :
a) Perincian Kerja Kegiatan Ekstrakurikuler PMR
Perincian kerja dapat diartikan sebagai bentuk
pendistribusian tugas-tugas kepada individu berdasarkan
kompetensi yang dimiliki. Dengan demikian tidak terjadi
tumpang-tindih pekerjaan karena setiap individu hanya
melaksanakan tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada
individu tersebut akan memudahkan organisasi dalam mencapai
tujuan.
Pengorganisasian berkaitan dengan adanya pemilihan
personil untuk melakukan pekerjaan dengan menyesuaikan tugas
personil dalam organisasi berdasarkan kompetensi dan struktur
organisasinya. Kepala sekolah bertugas sebagai penanggungjawab
kegiatan, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sebagai

23
Prihatin Triyanto, Manajemen Unggul : Konsep dan Aplikasi untuk Bisnis, (Palu:
Edukasi Mitra Grafika, 2009), h. 65
61

pengawas, koordinator ekstrakurikuler sebagai yang melakukan


koordinasi serta pembina bertugas menjalankan pelatihan dan
pengajaran kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Berdasarkan hasil studi dokumen ditemukan terkait
dengan tugas kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler dan pembina PMR dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang sebagai
berikut24:
1) Kepala Sekolah
a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan
pengembangan PMR.
b) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dikelompok
PMR.
c) Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi tugas
Pembina PMR.
d) Berkoordinasi dengan pihak terkait dalam
pelaksanaan kegiatan PMR.
2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
a) Membantu kepala sekolah dalam penyusunan
program kerja.
b) Berkoordinasi dengan kepala sekolah, koordinator
ekstrakurikuler serta pembina PMR.
c) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR.
3) Koordinator Ekstrakurikuler
a) Membuat jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
b) Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan serta pembina PMR.

24
Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang,
(Tangerang, 2016), h. 4.
62

c) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap


pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR.
4) Pembina PMR
a) Melaksanakan pembinaan PMR.
b) Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan.
c) Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara
kelompok PMR dan PMI Cabang.
d) Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI
terkait pelaksanaan standarisasi pelatihan PMR,
kualitas pelatih, perkembangan metode dan media
pelatihan.
e) Melakukan pengawasan dan evaluasi pada setiap
tahap pembinaan PMR.
Setiap pengurus yang terdapat dalam struktur organisasi
melakukan tugasnya dalam rangka mencapai tujuan.
Dari temuan yang ada serta mengacu pada teori tentang
perincian kerja maka dapat disimpulkan bahwa perincian kerja
kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang berjalan
dengan efektif, dikarenakan setiap pengurus sudah mendapatkan
tugasn dan tanggungjawab yang berbeda sehingga dapat mencapai
tujuan kegiatan ekstrakurikuler PMR yang telah direncanakan.

b) Penyusunan Pengurus Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


Dengan adanya sebuah susunan pengurus sebagai bentuk
pembagian kerja dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR. Kepala sekolah sebagai manajer puncak dalam pendidikan
harus mampu mengidentifikasikan kemampuan atau kinerja yang
dimiliki oleh berbagai guru dan staf yang ada. Pengurus yang
termasuk ke dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR haruslah yang
memilki tanggungjawab serta memahami tugas yang diberikan
kepadanya.
63

Berdasarkan hasil studi dokumen terkait penyusunan


pengurus kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang
sebagai berikut:25
Struktur Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang
Penanggungjawab : Drs. H. Ikhwan Kamil, M.Pd
Pembina PMR : Suparji Rustam, S.Pd
Ketua : Ahmad Romadhon
Wakil Ketua : Siti Juhaeriah
Sekretaris 1 : Maulia Rahayu
Sekretaris 2 : Bukhori Muslim
Bendahara 1 : Khofifah
Bendahara 2 : Alfani Romadhon
Bid. PP : Yuyun Yuningsih
Bid. Tandu Putra : Sahrul Haryadi
Bid. Tandu Putri : Lisah Anjiani
Bid. LCC : Siti Hujjatul
Bid. PRS : Subhi Rosida
Bid. ASB : Rizka Azkal A
Anggota : Kelas X dan XI
Dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah disusun
pengurus yang memiliki tanggunggjawab yang berbeda namun
mempunyai tujuan utama yang sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Berdasarkan hasil temuan penelitian penyusunan pengurus
kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang dapat
disimpulkan sudah berjalan dengan efektif karena sudah terdapat
pengurus yang melaksanakan tugas yang jelas untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

25
Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) MAN 3 Tangerang,
(Tangerang, 2016), h. 5.
64

c) Koordinasi Pihak Terkait dalam Pelaksanaan Kegiatan


Ekstrakurikuler PMR
Salah satu hal yang dapat menunjang kesuksesan dalam
berjalannya sebuah organisasi ialah koordinasi yang dilakukan
oleh pihak-pihak terkait yang berkepentingan dalam organisasi.
Dengan koordinasi tersebut dimaksudkan adanya sinergi antara
personil-personil dalam kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan
kegiatan tersebut. Adapun pengertian koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan
yang terpisah terpisah untuk tujuan organisasi secara efisien. 26
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan menjelaskan, “koordinasi dilakukan
dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab mengenai PMR
mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler dan pembina PMR”. 27 Hal
senada dijelaskan oleh koordinator ekstrakurikuler bahwa,
“koordinasi dilakukan mulai dari pembina PMR kepada
koordinator ekstrakurikuler, lalu dari koordinator ekstrakurikuler
kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan dari wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan kepada kepala sekolah”. 28
Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi, ditemukan
bahwa proses koordinasi sudah dilakukan secara baik antar pihak-
pihak sekolah dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR. Dalam pelaksanaannya untuk
meningkatkan koordinasi antar pihak sekolah selalu melakukan
rapat koordinasi secara rutin. Selanjutnya menurut kepala sekolah
menjelaskan bahwa:

26
Triyanto, op.cit., h. 70
27
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
28
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
65

Koordinasi bagus, tadi jika ada kegiatan butuh dana nanti dari
pembina mengajukan ke kesiswaan nanti dari kesiswaan
mengajukan ke kepala madrasah. Untuk sarana nanti di
inventarisir jika ada di anggaran tahun berjalan langsung
difasilitasi kalau tidak akan dicatat untuk anggaran tahun
mendatang. 29
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
dalam rapat koordinasi membahas tentang pengajuan dana
kegiatan dan sarana yang diajukan oleh pembina PMR kepada
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan selanjutnya kepada kepala
sekolah..
Berdasarkan hasil temuan dalam hal koordinasi kegiatan
ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang sudah berjalan efektif
dikarenakan selalu mengadakan rapat koordinasi antara pembina
PMR, koordinator ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan serta kepala sekolah dalam rangka meningkatkan
koordinasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Pelaksanaan merupakan aspek penting dalam pengelolaan yang
dapat diartikan sebagai langkah untuk merealisasikan yang telah
direncanakan dan di organisirkan menuju aksi sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pelaksanaan berasal dari kata laksana dengan tambahan imbuhan pe-an.
Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dsb).30 Sehingga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
berarti proses yang dirancang untuk melaksanakan tujuan yang telah
ditetapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Dalam panduan pengembangan diri melalui kegiatan
ekstrakurikuler, terdapat rambu-rambu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, isi dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:

29
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
30
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 554
66

a) Rekrutmen peserta kegiatan


b) Penyiapan perlengkapan dan peralatan
c) Penyiapan pelaksana kegiatan
d) Kegiatan awal: menyiapkan peserta untuk dapat melaksanakan
kegiatan inti.
e) Kegiatan inti: sesuai dengan substansi untuk mencapai tujuan
kegiatan.
f) Kegiatan akhir
g) Evaluasi. 31
Dengan melihat rambu-rambu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di atas maka dalam penelitian ini, peneliti hanya
membahas mengenai rekrutmen peserta dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR secara umum. Selanjunya pada bagian pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR ini peneliti akan menguraikan berdasarkan
hasil temuan mengenai rekrutmen peserta dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR secara umum.

a. Rekrutmen Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah


Remaja (PMR)
Perekrutan adalah peningkatan jumlah anggota dan kelompok
PMR. Melalui proses promosi, pendaftaran, dan wawancara, maka
perekrutan memberitahukan remaja bahwa dengan bergabung dengan
PMI, mereka dapat melakukan sesuatu yang memang mereka ingin
lakukan. 32 Sehingga dapat di artikan bahwan rekrutmen peserta
kegiatan ekstrakurikuler PMR ialah peningkatan jumlah anggota dan
kelompok PMR yang dilakukan di sekolah dengan media promosi,
pendaftaran dan wawancara.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang
menjelaskan bahwa, “rekrutmennya biasanya ketika MOS itu
pengurus unit promosi pada MOS nanti dia demo, nanti di awal masuk

31
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, (Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2008),
Cet. II, h. 244
32
Manajemen Palang Merah Remaja, op.cit., h. 10
67

anak dikasih angket wajib memilih satu diantara 3 ekskul itu”.33


Selanjutnya hal senada diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan yang menjelaskan, “cara perekrutan melalui angket di tahun
ajaran baru, jadi nanti siswa memilih berdasarkan minat dari siswa”.34
Dalam rekrutmen peserta di lakukan ketika ajaran baru dengan satu
pilihan wajib diantara 3 ekstrakurikuler yaitu Pramuka, PMR dan
PASKO serta ekstrakurikuler lain yang berkaitan dengan seni dan
olahraga. Adapun contoh angket yang digunakan dalam rekrutmen
peserta terdapat dalam lampiran. 35
Setelah siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, pihak sekolah
melalui koordinator ekstrakurikuler melakukan pengelompokan
berdasarkan jenis ekstrakurikuler yang ada.
Berdasarkan hasil temuan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
rekrutmen kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang sudah
berjalan efektif, namun yang harus diperhatikan ialah keseriusan
pengawasan pihak sekolah terhadap peserta yang telah memilih
kegiatan ekstrakurikuler PMR.

b. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja


(PMR)
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3
Tangerang dilaksanakan dalam seminggu hanya 1 kali pertemuan. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan yang menjelaskan bahwa, “pelaksanaan kegiatan di
setiap hari sabtu sore diluar KBM, hal ini dimaksudkan karena
kegiatan ekstrakurikuler merupakan pendukung kegiatan

33
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
34
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
35
Contoh angket rekrutmen peserta kegiatan ekstrakurikuler terlampir.
68

intrakurikuler maka dalam pelaksanaannya tidak boleh mengganggu


jam belajar dikelas”.36
Selanjutnya sesuai jadwal kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan selama dua jam mulai dari 15.30-17.30 WIB. Hal ini
senada dengan hasil wawancara dengan pembina PMR yang
menjelaskan bahwa :
Alokasi kegiatan ekstrakurikuler PMR di tingkat mula, madya, wira
ini berbeda-beda yaitu ditentukan oleh panduannya adalah buku
manajemen PMR, namun alokasi yang diberikan oleh sekolah pada
umumnya itu satu minggu itu hanya satu kali pertemuan dan alokasi
waktunya hanya 2 jam efektif. Itu yang di alokasikan oleh satuan
pendidikan biasanya.37
Persiapan yang di persiapkan oleh pembina PMR yaitu
mempersiapkan program kerja, anggaran serta RPP untuk pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan pembina PMR yang menjelaskan bahwa, “yang dipersiapkan
dalam kegiatan ektrakurikuler PMR, pertama adalah pra diklat dengan
mempersiapkan program kerja, include dengan anggarannya, kemudian
pada saat proses pembelajaran ekstrakurikuler PMR itu harus dibuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran itu harus disiapkan oleh pembina”.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR terdapat
beberapa materi yang disampaikan. Adapun materi yang dipelajari
berdasarkan hasil wawancara dengan pembina menjelaskan bahwa :
Untuk materi ini tergantung atau mengacu kepada kurikulum yaitu
ada 7 materi yang disampaikan diantaranya adalah materi kepalang
merahan itu isinya tentang sejarah palang merah internasional,
kemudian palang merah Indonesia, prinsip dasar kepalang merahan,
kemudian yang kedua yaitu materi pertolongan pertama, ketiga
materi siaga bencana, keempat remaja sehat peduli sesama, yang
kelima donor darah sukarela, yang keenam pendidikan remaja
sebaya, yang ketujuh yaitu kepemimpinan, namun judul bukunya

36
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
37
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
69

berbeda-beda dari ke tujuh tersebut itu sudah diatur didalam


kurikulum.38
Hal ini senada dengan pengakuan beberapa siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR yang menjelaskan bahwa,
“banyak yang dipelajari, belajar tolong menolong, kepedulian, dan
P3K”, 39 “yang dipelajari di PMR yaitu mungkin bidang saya kan PP
(Pertolongan Pertama) maksudnya pertolongan pertama terjadi luka
kepada seseorang dan untuk materi dasarnya tentang sejarah kepalang
merahan, terbentuknya palang merah, bulan sabit merah dan palang
merah indonesia juga”, 40 “tentang bencana-bencana, kesehatan,
penyakit, tolong menolong, disiplin”,41 “di PMR yang diajarin banyak
materi, meskipun ada tantangannya juga tapi tantangan yang berpositif
tentang PMR juga, jadi lebih ke materi macam-macam dia ngasih
materinya”.42
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi bahwa dalam
proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR terlalu banyak
materi yang disampaikan dibandingkan dengan praktiknya. Hal ini
yang seringkali membuat anggota PMR jenuh dan bosan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR, berdasarkan hasil wawancara pembina
PMR menjelaskan bahwa :
Metode yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ini
lagi-lagi dibuat semenarik dan sesenang mungkin peserta didik ini
mengikuti proses pembelajaran jadi tidak hanya di dalam kelas
seperti fun game, outbond, latihan gabungan, kunjungan ke markas

38
Ibid.,
39
Wawancara dengan Vivin Adena, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari 2017,
pukul 14.30), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
40
Wawancara dengan Ahmad Romadhon, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari
2017, pukul 16.00), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
41
Wawancara dengan Putri Habibah, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (21 Januari 2017,
pukul 16.20), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
42
Wawancara dengan Subhi Rosida, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (4 Februari 2017,
pukul 17.15), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
70

PMI dan juga partisipasi lomba jadi ada evaluasi setelah proses diklat
itu dilaksanakan”.43
Hal tersebut belum sesuai karena berdasarkan hasil observasi
menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh pembina PMR
dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ialah hanya sebatas
ceramah/materi, belum adanya praktik. Menurut siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler PMR metode yang seharusnya dilakukan oleh
pembina, “mungkin agar lebih menarik itu praktik lebih dilakukan
karena inti dari PMR itu pada praktiknya jadi siswa lebih tertarik
dengan praktiknya, misalkan melukis, sampah karena 1 sampah seribu
bencana ada ASB dan pertolongan juga”.44 Hal serupa juga
disampaikan oleh siswa lain yang menjelaskan, “kan PMR itu lebih
banyak di ruangan, jadi menurut saya jangan terlalu banyak di
ruangan meskipun lapangan sudah di pake tapi lebih biar gak bosen
meskipun materi doang enakan di luar lebih kayanya mendapat
insipirasi, lebih asyik dan gak terlalu bosen apalagi dari pulang
sekolah di kelas terus di kelas kayanya bete bosen gitu”.45
Berkaitan dengan sarana dan prasarana tentunya sangat
dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR. Berdasarkan hasil observasi masih ditemukan
kekurangan atau tidak memadainya sarana dan prasarananya. Hal ini
sesuai dengan pengakuan siswa berdasarkan hasil wawancara
menjelaskan bahwa, “untuk sarana mungkin ada kekurangan juga, di
PP juga masih banyak kekurangannya misalkan peralatan-peralatan
yang lengkap juga tapi itu bisa di handle dengan alat serupa.46 Hal

43
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
44
Wawancara dengan Ahmad Romadhon, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari
2017, pukul 16.00), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang
45
Wawancara dengan Subhi Rosida, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (4 Februari 2017,
pukul 17.15), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
46
Wawancara dengan Ahmad Romadhon, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari
2017, pukul 16.00), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang
71

serupa juga di ungkapkan langsung oleh pembina PMR yang


menjelaskan bahwa :
Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran
kegiatan ekstrakurikuler PMR ini mungkin pada saat ini, saya sebagai
pembina masih merasakan masih jauh dari yang diharapkan karena
kembali kepada kebijakan sekolah, jadi kita sebagai pembina ingin
selalu memaksimalkan sarana dan prasarana jadi setiap tahunpun kita
berusaha mengajukan, mengusulkan apa yang dibutuhkan namun
lagi-lagi kebijakan yang kurang perhatiannya terhadap ekskul.47
Selanjutnya siswa lain pula menyebutkan terkait sarana dan
prasarana yang ada sebagai berikut :
Sebenernya kekurangannya banyak, karena saya mendapat dari
temen-temen lainnya PMRnya lebih wah jika ada lomba dibantu di
dukung sama sekolah meskipun lomba ini itu apalagi dari bidang
PP membutuhkan yang banyak sedangkan sarana di MAN 3
Tangerang itu PMR masih banyak kurang apalagi alat-alat
pertolongannya itu yang disusahkan.48
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
tentunya diperlukan partisipasi aktif siswa agar dapat terlaksana
dengan baik. Berdasarkan hasil studi dokumen terkait partisipasi siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR terdapat 111 orang
siswa kelas X dan 58 orang siswa kelas XI. Adapun absensi siswa
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR terlampir. 49 Namun
berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa partisipasi siswa sangat
kurang karena banyak siswa yang belum hadir dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR disetiap latihan pertemuannya. Hal tersebut
didukung oleh hasil studi dokumen bahwa kehadiran siswa dalam satu
tahun pertemuan hanya 44,85%. Hal ini menandakan belum adanya
keseriusan dari siswa yang sudah memilih dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR serta kurangnya perhatian dari pembina PMR
maupun pihak sekolah yang bertanggungjawab.

47
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
48
Wawancara dengan Subhi Rosida, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (4 Februari 2017,
pukul 17.15), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
49
Daftar Hadir Kegiatan Ekstrakurikuler PMR terlampir.
72

Disisi lain menurut pendapat siswa yang selalu hadir dalam


kegiatan ekstrakurikuler PMR, menuturkan, “seneng banget, apalagi
karena udah dikasih kepercayaan sama pembinanya buat ikut lomba
yang di Makasar JUMBARA, meskipun sebelumnya belum ikut
lombapun udah seneng banget karena PMR lebih mengasyikan bukan
menghina ekskul lain tetapi mencari pengalaman baru terutama itu”.50
Ya senang karena PMR mengajarkan keceriaan, bahagia banyak
teman-teman yang tadinya cuma dikelas doang temannya ini
sampai satu sekolah menjadi teman kita dan PMR juga kadang
berhubungan dengan Pramuka, PASKO jadi gak cuma PMR doang
karena kadang ada kegiatan barengan dan tidak terlalu terkurung
dikelas-kelas saja, banyak teman dan banyak pengalaman. 51
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR tentukan
terdapat hasil yang diharapkan baik dari segi prestasi maupun
menambah wawasan pengetahuan siswa. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah menjelaskan, “banyak PMR itu,
PMR itu belakangan cukup lumayan prestasinya, kita pernah juara 1
di Provinsi Banten, terus kalau ada kegiatan yang diselenggarakan
oleh PMI di kabupaten sering dapat juara, pernah dulu di Untirta dapet
juara 1”.52 Selanjutnya menurut wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan menjelaskan, “untuk prestasi ketika mengikuti lomba selalu
ada hasilnya atau prestasinya”.53
Sedangkan menurut pembina PMR menjelaskan, bahwa:
Prestasi yang pernah di raih khususnya PMR unit MAN 3 Tangerang
ini, saya bergabung ke dalam satuan di MAN 3 Tangerang ini dari
tahun 2005 dan memang proses prestasi ini cukup baik bahkan secara
grafik selalu meningkat baik ditingkat kecamatan, kabupaten bahkan
ditingkat nasional ini hampir setiap tahun kita mengikuti, jadi kalau
prestasi mungkin saya cukup membanggakan untuk MAN 3

50
Wawancara dengan Subhi Rosida, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (4 Februari 2017,
pukul 17.15), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
51
Wawancara dengan Ahmad Romadhon, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari
2017, pukul 16.00), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang
52
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
53
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
73

Tangerang hanya penghargaan ataupun motivasi yang diberikan oleh


sekolah ini jauh diharapkan oleh pembina.54
Hal tersebut diperkuat dengan hasil studi dokumen terkait
dengan prestasi kegiatan ekstrakurikuler PMR dalam buku catatan
prestasi yang dipegang oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
namun data prestasi tersebut tidak lengkap hanya memuat sedikit data
prestasi. Adapun data prestasi kegiatan ekstrakurikuler PMR
terlampir. 55
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, menjelaskan bahwa hasil
yang di dapat dari kegiatan ekstrakurikuler PMR, “mengajarkan
kemandirian”, 56 dan ada pula yang mengatakan, “ya saya dapatkan di
PMR seperti ilmu-ilmu dasar untuk kedokteran dan buat jadi dokter
itu sudah tahu dan memperbanyak teman bukan hanya satu daerah
tangerang, se-Banten bahkan se-Nasional”,57 dan siswa lain senada
juga menuturkan, “lebih tahu tentang penyakit dan kesehatan”.58
Banyak, waktu tanggal 25 Juli 2016 kemarinyang ikut JUMBARA
Nasional itu pengalaman paling wah deh, itu kan se-Nasional gitu
seumur hidup belum pernah melaksanakan lomba kaya gitu apalagi
lomba paling tingkat kabupaten paling tinggi, ini baru pertama
kalinya dikasih kepercayaan ikut lomba se-Nasional dan se-
Indonesia mewakili Provinsi Banten dan mewakili MAN 3
Tangerang itu yang dibanggain terus materi-materinya kita bisa
dapat materi pengetahuan, teman baru lagi itu yang didapatkan. 59
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahuibahwa
beragam manfaat kegiatan ekstrakurikuler PMR mulai dari dapat

54
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
55
Data prestasi kegiatan ekstrakurikuler PMR terdapat dalam lampiran.
56
Wawancara dengan Vivin Adena, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari 2017,
pukul 14.30), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
57
Wawancara dengan Ahmad Romadhon, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (7 Januari
2017, pukul 16.00), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
58
Wawancara dengan Putri Habibah, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (21 Januari 2017,
pukul 16.20), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
59
Wawancara dengan Subhi Rosida, Anggota PMR MAN 3 Tangerang, (4 Februari 2017,
pukul 17.15), di Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
74

menyalurkan bakat dan minat serta menambah wawasan berkaitan


dengan kesehatan, mengajarkan kemandirian dan menambah teman.
Dari hasil temuan penelitian dan berdasarkan teori yang ada
maka dapat disimpulkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR sejauh ini sudah berjalan efektif. Namun masih ada hal yang
perlu diperhatikan guna meningkatkan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR, yaitu pengadaan sarana dan prasarana
pendukung yang memadai serta meningkatkan inovasi metode dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR agar siswa merasa tertarik dan senang
mengikuti kegiatan PMR serta perlunya peningkatan apresiasi dari
pihak sekolah bagi siswa yang sudah berprestasi di kegiatan
ekstrakurikuler PMR.

4. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Pengawasan pada dasarnya untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan yang telah direncanakan terlaksana. Dengan pengawasan yang
baik akan diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pengertian
pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen dapat tercapai.60
Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler menurut Tim Pustaka
Yustisia dilakukan secara, “Intern, oleh kepala sekolah/madrasah dan
Ekstern, oleh pihak yang secara struktural/fungsional memiliki
kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud”.61
Pengawasan dapat dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung
ataupun diakhir kegiatan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
koordinator ekstrakurikuler yang menjelaskan bahwa, “pengawasan
langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung yang lakukan
oleh koordinator dengan mengawasi jalannya kegiatan yang dilakukan

60
Triyanto, op.cit., h. 103
61
Tim Pustaka Yustisia op.cit., h. 214
75

oleh siswa dalam ekstrakurikuler, sedangkan pengawasan tidak langsung


dari laporan siswa dan pembina PMR”.62
Pengawasan internal berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan
oleh pembina PMR. Namun tidak hanya di satuan pendidikan PMI
kabupaten Tangerang pun melakukan monitoring dan evaluasi terhadap unit-
unit PMR yang ada di wilayahnya.63
Pengawasan yang dilakukan rutin setiap hari sabtu sore. Adapun
yang diawasi oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan ialah kehadiran
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR dan terkadang memberikan
teguran kepada pembina PMR jika anak ikut PMR latihan dengan baik,
jika tidak lebih baik dikeluarkan daripada diberikan nilai tetapi tidak serius
mengikuti kegiatan.64 Selanjutnya menurut kepala sekolah menjelaskan,
“pelaksanaannya yang diawasi mulai dari pembina dan peserta ekskul
PMR juga”.65 Senada dengan hal tersebut dijelaskan pula oleh koordinator
ekstrakurikuler, “yang diawasi adalah peserta dari anggota PMR tersebut,
mengawasi pelatih yang hadir atau tidak hadir dalam kegiatan PMR”.66
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam pengawasan
yang dilihat mulai dari kehadiran pembina PMR serta anggota PMR.
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan teori tentang adanya
pengawasan internal dan eksternal maka dapat disimpulkan bahwa
pengawasan kegiatan ekstrakurikuler PMR di MAN 3 Tangerang sudah
berjalan efektif karena terdapat pihak internal dan eksternal yang terlibat
dalam pengawasan kegiatan ekstrakurikuler PMR namun yang perlu

62
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
63
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
64
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
65
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
66
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
76

diperhatikan dari segi pengawasan ialah kurang optimalnya kehadiran siswa


dan pembina PMR serta belum adanya buku panduan pengawasan khusus
dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR.

5. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR)


Evaluasi diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil
keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan
berpatokan kepada tujuan yang telah dirumuskan. Evaluasi kegiatan
ekstrakurikuler dapat dilakukan saat berjalannya kegiatan atau di akhir
kegiatan ekstrakurikuler.
Berkaitan dengan waktu evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR di
MAN 3 Tangerang, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah
menjelaskan bahwa, “evaluasi biasanya dilakukan pada saat kepengurusan
unit berakhir, atau terkadang sekolah suka mengevaluasi jika tidak
berprestasi kita cari dimana kekurangannya misal latihannya kurang atau
pembinanya kurang”.67 Sedangkan menurut koordinator ekstrakurikuler
menjelaskan bahwa, “evaluasi dilaksanakan setiap setelah pelaksanaan
lomba atau diakhir semester”.68 Hal senada diungkapkan oleh pembina
PMR bahwa “
Evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ini kalau di unitnya kita
mengadakan rapat bulanan, rapat pertiga bulan atau persemester untuk
mengevaluasi diklat atau pelatihan yang dilakukan, nah untuk jenjang
yang lebih tinggi itu berupa perlombaan jadi sampai dan tidaknya atau
diserap dan tidaknya oleh siswa terkait materi atau praktik yang diberikan,
jadi tolak ukurnya pun salah satunya adalah perlombaan.69
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa waktu
pelaksanaan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR ialah di akhir
kepengurusan, setelah perlombaan dan tiap bulan untuk mengevaluasi
diklat atau pelatihan yang telah dilakukan.

67
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
68
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
69
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
77

Hal yang dievaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR


berdasarkan hasil wawancara ialah peserta dari anggota PMR, pelatih yang
hadir atau tidak hadir dalam kegiatan PMR serta prestasi dalam mengikuti
perlombaan. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR dilakukan oleh kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator
ekstrakurikuler serta pembina PMR.
Keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
dapat dilihat sejauh mana keikutsertaan siswa. Berdasarkan pengakuan
siswa menjelaskan bahwa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR
merasa senang dan sesuai dengan minat yang dimiliki.
Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan serta pengembangan
kegiatan ekstrakurikuluer di periode mendatang. Adapun dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR dilakukan tindak lanjut berupa kegiatan lomba
seperti yang diungkapkan oleh pembina PMR, “tindak lanjut dari kegiatan
ekstrakurikuler PMR ini salah satunya adalah perlombaan, namun di unit
PMR MAN 3 Tangerang ini sudah beberapa kali menyelenggarakan
perlombaan seperti lomba ektrakurikuler di tingkat kabupaten Tangerang”.70
Selanjutnya berkaitan dengan tindak lanjut evaluasi diperkuat
dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menyatakan bahwa,
“tindak lanjut dari evaluasi ditekankan hasilnya misalnya terdapat
kekurangan maka biasanya di pantau langsung oleh wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan lalu ditekankan kepada pembina PMR”.71
Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa
evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di MAN 3 Tangerang sudah berjalan
cukup efektif karena sudah melibatkan kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler serta pembina.
Namun masih terdapat kelemahan ialah belum adanya buku atau

70
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
71
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
78

instrumen evaluasi secara tertulis karena evaluasi hanya dilakukan dengan


rapat langsung.

6. Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja


(PMR)
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
terletak pada siswa dan pembina PMR. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan kepala sekolah yang menyebutkan bahwa, “semua itu
adanya keseriusan dari peserta, ada keseriusan juga dari pembina, kalau
pembina jarang datang pada saat latihan itu jadi masalah”.72 Hal senada
diungkapkan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, “yang
mendukung itu jika pembinanya semangat itulah faktor penting, jika
pembina jarang hadir maka akan merembet ke anggota”.73 Hal tersebut
diperkuat dengan hasil observasi, siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR seringkali tidak hadir meskipun sudah memilih
kegiatan ekstrakurikuler PMR dilihat absensi kegiatan ekstrakurikuler
PMR, banyak siswa yang sering tidak masuk dalam setiap pertemuan
latihannya dikarenakan dengan metode yang membosankan hanya sekedar
materi dan kehadiran pembina PMR dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR
sangat jarang berdasarkan hasil observasi selama satu bulan, pembina
hanya hadir satu kali pertemuan.
Selanjutnya kendala lain dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR terletak pada sarana dan prasarana. Hal ini sesuai
dengan hasil observasi bahwa dalam hal sarana prasarana masih belum
memadai sehingga sering dikeluhkan oleh pembina PMR dan siswa yang
mengikuti PMR. Kurang opimalnya dukungan dari pihak sekolah terhadap
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR sehingga memberikan efek
kurang maksimalnya pembina dan siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR.

72
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
73
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
79

Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi


hambatan dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler PMR menurut
kepala sekolah, “kita sering setiap ada rapat atau kita lihat latihannya kurang
disiplin hari sabtu di pantau, selalu adanya evaluasi sebagai upaya
peningkatan”.74 Sedangkan menurut wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
menjelaskan, “upaya diberikan peringatan untuk pembina agar
75
memperbaikinya jika tidak akan diganti dengan pembina baru” , senda
dengan hal tersebut koordinator menjelaskan, “memotivasi anggota atau
mereka yang sudah masuk dalam ekskul tersebut, yang kedua adalah
memotivasi para pembinanya dan yang terakhir ialah memfasilitasi
kebutuhan siswa atau anggota PMR sehingga anak mempunyai motivasi
tinggi untuk memajukan ekskul PMR tersebut”.76 Berbeda dengan
pendapat diatas bahwa menurut pembina PMR menjelaskan bahwa:
Upaya untuk mengatasi hambatan ini itu harus adanya sinergitas baik di
PMI maupun dengan SKPD yang ada, dengan dinas pendidikan ataupun
kementerian agama harus diseleraskan terkait perhatian terhadap pembina,
fasilitator dan juga untuk ekskul PMRnya karena yang saya tahu bahwa
sudah ada kesepakatan atau MoU dengan kementerian pendidikan dan
kementerian agama terkait adanya ekstrakurikuler PMR, nah ini juga
harus disosialisasikan ke madrasah-madrasah atau sekolah-sekolah yang
ada di seluruh Indonesia bahwa MoU itu sudah disepakati dari sebelum
tahun 2000-an agar satuan pendidikan juga mengetahui bahwa adanya
kewajiban di setiap atuan pendidikan untuk menyelenggarakan atau
mengadakan ekstrakurikuler PMR. 77
Dari berbagai faktor penghambat yang ada dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR tentunya dari pihak sekolah selalu berusaha
untuk meningkatkan guna mendapatkan keberhasilan dan prestasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR dan memerlukan kerjasama antar pihak
terkait dengan serius dan sungguh-sungguh.

74
Wawancara dengan Ihwan Kamil, Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang, (9 Januari 2017,
pukul 09.00), di Kantor Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang.
75
Wawancara dengan Nurta A. Syahril, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, (9
Januari 2017, pukul 10.00), di Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
76
Wawancara dengan Abdul Hakim, Koordinator Ekstrakurikuler, (14 Januari 2017,
pukul 10.05), di Ruang Guru MAN 3 Tangerang.
77
Wawancara dengan Suparji Rustam, Pembina PMR, (14 Januari 2017, pukul 16.35), di
Ruang Kelas MAN 3 Tangerang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengelolaan
kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di
MAN 3 Tangerang berjalan belum efektif, yaitu dengan adanya
perencanaan tujuan dan sasaran kegiatan PMR, perencanaan pembina,
perencanaan waktu pelaksanaan, perencanaan sarana dan biaya
kegiatan ekstrakurikuler PMR. Namun yang perlu diperhatikan ialah
dalam hal perencanaan sarana dan biaya masih belum efektif, karena
masih terdapat sarana yang belum memadai serta kebijakan sekolah
yang masih kurang memperhatikan kebutuhan yang setiap tahun
diajukan oleh pembina PMR.
2. Pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) di MAN 3 Tangerang berjalan efektif, yaitu dengan adanya
perincian kerja berdasarkan tanggungjawab masing-masing personil,
adanya penyusunan pengurus terlihat dalam struktur kegiatan
ekstrakurikuler PMR dan koordinasi dilakukan oleh pihak terkait
mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
koordinator ekstrakurikuler dan pembina PMR.
3. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di
MAN 3 Tangerang berjalan belum efektif, yaitu dengan adanya
rekrutmen peserta kegiatan dan pelaksanaan kegiatan PMR secara
umum. Rekrutmen dilakukan diawal tahun ajaran dengan diberikan
angket. Pelaksanaan kegiatan ekstrakrurikuler PMR sabtu sore dengan
alokasi waktu dua jam efektif. Materi yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR adalah terkait kepalangmerahan. Metode yang
dilakukan oleh pembina PMR adalah dengan semenarik mungkin

80
81

tidak hanya materi di kelas. Namun masih ada hal yang perlu
diperhatikan guna meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR, yaitu pengadaan sarana dan prasarana, meningkatkan inovasi
metode dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR serta perlunya
peningkatan apresiasi dari pihak sekolah bagi siswa yang sudah
berprestasi di kegiatan ekstrakurikuler PMR.
4. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di
MAN 3 Tangerang sudah berjalan cukup efektif, yaitu adanya
pengawasan internal dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan serta pengawasan eksternal yang dilakukan oleh pembina
PMR. Namun yang perlu diperhatikan dari segi pengawasan ialah
kurang optimalnya kehadiran siswa dan pembina PMR serta belum
adanya buku panduan pengawasan khusus dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
5. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di
MAN 3 Tangerang berjalan cukup efektif, karena sudah melibatkan
kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator
ekstrakurikuler serta pembina. Namun masih terdapat kelemahan ialah
belum adanya buku atau instrumen evaluasi secara tertulis karena
evaluasi hanya dilakukan dengan rapat langsung.
6. Faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) di MAN 3 Tangerang adalah terletak pada siswa dan pembina
PMR. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR seringkali
tidak hadir meskipun sudah memilih kegiatan ekstrakurikuler PMR.
Selanjutnya kendala lain dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR terletak pada sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang
belum memadai. Kurang opimalnya dukungan dari pihak sekolah
terhadap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR sehingga
memberikan efek kurang maksimalnya pembina dan siswa dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR.
82

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dipaparkan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan perhatian serta memberikan dukungan penuh atas
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR
b. Membuat aturan serta tata tertib yang jelas agar adanya
keteraturan dan meningkatkan disiplin siswa dan pembina.
c. Perlunya peningkatan sarana dan prasarana serta anggaran dalam
menghadapi berbagai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR agar berjalan lebih baik lagi.
d. Pihak sekolah lebih meningkatkan koordinasi untuk
meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR.

2. Bagi Pembina Ekstrakurikuler


a. Meningkatkan disiplin dan kinerjanya dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR agar dapat memberikan
motivasi kepada siswa.
b. Pembina PMR harus menggunakan metode yang lebih menarik
lagi tidak hanya sebatas teori melainkan praktik langsung.

3. Bagi Siswa
a. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR
diharapkan lebih serius dan bersungguh-sungguh agar dapat
menghasilkan prestasi yang membanggakan dibidang non
akademik.
b. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat
dan bakat yang dimilikinya bukan ikut-ikutan teman.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan


Evaluatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Cet. IV, 1996.

_________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program


Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta : Balai Pustaka. Ed. II, 1995.

Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Cet. XI, 2011.

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja


Rosadakarya. Cet. IV, 2010.

Handoko, T. Hani. Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Cet. XXVI, 2014.

Manajemen Palang Merah Remaja, Jakarta: Palang Merah Indonesia, 2008.

Mariyana dkk., Rita. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta : Kencana, 2010.

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.

Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada


Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung : Alfabeta, 2011.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

R. Terry, Georga. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Cet.


XII, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan R&B.


Bandung: Alfabeta. Cet. I, 2006.

83
84

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.


Cet. II, 2008.

Triyanto, Prihatin. Manajemen Unggul : Konsep dan Aplikasi untuk Bisnis. Palu:
Edukasi Mitra Grafika, 2009.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Husaini. Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta :


Bumi Aksara. Ed.4, Cet. 2, 2014.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo


Persada, 2007.

Zakiyudin, Ais. Teori dan Praktik Manajemen : Sebuah Konsep yang Aplikatif
Disertai Profil Wirausaha Sukses. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media,
2013.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Kepala Sekolah


Nama : Drs. H. Ihwan Kamil, M.Pd
Hari/Tanggal : Senin, 9 Januari 2017
Waktu : 09.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Kepala Sekolah MAN 3 Tangerang

1. Apa tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler PMR di sekolah


ini?
Jawab : Hal yang prinsip dulu ekstrakurikuler itu kan kegiatan yang
dilaksanakan diluar KBM untuk mendukung kegiatan intrakurikuler.
Walaupun terkadang anak, apalagi anak yang hobi ekskul terkadang
kegiatan belajar dikelas itu dikalahkan oleh ekstra. Ekstrakurikuler PMR
yang ada ini untuk memfasilitasi anak yang hobi atau punya bakat bidang
kesehatan, anak memahami dasar-dasar kesehatan mulai dari P3K, tanggap
darurat. Yang kedua untuk mengarahkan, khususnya anak IPA PMR ini
sebagai dasar kesehatan serta meningkatkan kedisiplinan.
2. Siapa yang menjadi sasaran dan strategi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Yang menjadi sasaran itu kelas X dan kelas XI yang pokok atau
wajib, untuk kelas XII hanya sampai semester 5 karena untuk semester 6
sudah di stop untuk fokus ujian dan persiapan kuliah.
3. Bagaimana cara menentukan pembina dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR di sekolah ini? Apa saja kriterianya?
Jawab : Pembina kita ambil, pertama : dia memahami ilmu tentang
kepalangmerahan, kedua : aktivis dulunya dan minimal pernah mengikuti
semacam pelatihan untuk jadi pembina PMR selanjutnya kriteria pembina
PMR juga harus memiliki jaringan yang kuat terutama dengan instansi
terkait minimal dengan PMI kabupaten maupun provinsi ataupun BPBD.
4. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Kegiatan ekstrakurikuler yang terlibat mulai dari pembina, PKM
kesiswaan dan kepala madrasah.
5. Berasal dari mana dana yang digunakan dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Dana dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR berasal dari BOS,
komite kemudian sumbangan lain dari inisiatif anak. Siswa diminta iuran
lewat komite, untuk kegiatan harian kaitannya dengan PDH itu dari siswa

85
86

langsung, kecuali untuk inventaris sekolah misalnya matras, lemari P3K


dan tandu itu sekolah yang menyiapkan.
6. Bagaimana penentuan sarana dan prasarana dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Kebutuhannya itu pembina yang mengusulkan ke sekolah nanti
sekolah yang mengusahakan.
7. Bagaimana pembagian tugas masing-masing personil dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Nanti dilihat di unit PMR.
8. Bagiamana koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Koordinasi bagus, tadi jika ada kegiatan butuh dana nanti dari
pembina mengajukan ke kesiswaan nanti dari kesiswaan mengajukan ke
kepala madrasah. Untuk sarana nanti di inventarisir jika ada di anggaran
tahun berjalan langsung difasilitasi kalau tidak akan dicatat untuk
anggaran tahun mendatang.
9. Bagaimana struktur organisasi kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Struktur organisasi lihat di anak PMR.
10. Bagaimana cara rekrutmen peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Rekrutmennya biasanya ketika MOS itu pengurus unit promosi
pada MOS nanti dia demo, nanti di awal masuk anak dikasih angket wajib
memilih satu diantara 3 ekskul itu.
11. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di setiap hari sabtu
sore diluar KBM, hal ini dimaksudkan karena kegiatan ekstrakurikuler
merupakan pendukung kegiatan intrakurikuler maka dalam
pelaksanaannya tidak boleh mengganggu jam belajar dikelas.
12. Apa tugas bapak dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Melakukan evaluasi serta pengawasan terkait pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR.
13. Apakah bapak pernah melakukan pengawasan langsung saat
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Kepala terkadang lewat kesiswaan, kita pantau kegiatan tiap hari
sabtu
14. Hal apa saja yang diawasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Pelaksanaannya yang diawasi mulai dari pembina dan peserta
ekskul PMR juga.
87

15. Apakah siswa/i yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah


memberikan prestasi yang membanggakan bagi sekolah?
Jawab : Banyak PMR itu, PMR itu belakangan cukup lumayan
prestasinya, kita pernah juara 1 di Provinsi Banten, terus kalau ada
kegiatan yang diselenggarakan oleh PMI di kabupaten sering dapat juara,
pernah dulu di Untirta dapet juara 1.
16. Bagaimana evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Evaluasi biasanya dilakukan pada saat kepengurusan unit
berakhir, atau terkadang sekolah suka mengevaluasi jika tidak berprestasi
kita cari dimana kekurangannya misal latihannya kurang atau pembinanya
kurang.
17. Siapa saja yang melakukan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Semua PKM dan pembina
18. Bagaimana tindak lanjut dari evaluasi kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Tindak lanjut dari evaluasi ya kita tekankan hasilnya misal
kekurangannya disini nanti biasanya di pantau langsung oleh kesiswaan lalu
ditekankan kepada pembina
19. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Semua itu adanya keseriusan dari peserta, ada keseriusan juga dari
pembina, kalau pembina jarang datang pada saat latihan itu jadi masalah
20. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Kita sering setiap ada rapat atau kita lihat latihannya kurang disiplin
hari sabtu di pantau, selalu adanya evaluasi sebagai upaya peningkatan.
Lampiran 2

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


Nama : Nurta A. Syahril, S.Pd, MM
Hari/Tanggal : Senin, 9 Januari 2017
Waktu : 10.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

1. Apa tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler PMR di sekolah


ini?
Jawab : Kegiatan itu karena memang pertama di sekolah itu merupakan
suatu kegiatan tambahan yang memang sudah harus diadakan dan
dilaksanakan di dalam kurikulum dan diwajibkan yang penting tidak
mengganggu KBM.
2. Siapa yang menjadi sasaran dan strategi pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Sasaran kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah kelas X dan XI
karena kelas XII sudah fokus untuk menghadapi ujian, namun untuk kelas
XII ekskul sudah mulai berkurang bahkan dia duduk di kelas XII itu sudah
mulai adanya LPJ, seperti LPJ PMR sudah dilakukan karena kelas XII
sudah tidak di sibukkan dengan kegiatan itu dan dialihkan ke kelas X dan
XI sasarannya.
3. Bagaimana cara menentukan pembina dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR di sekolah ini? Apa saja kriterianya?
Jawab : Awalnya menindak-lanjuti pembina yang sudah ada, rekrutmen
awalnya karena pastinya mereka harus punya link disana seperti pembina
PMR Pak Rustam yang mempunyai link kuat di kabupaten sehingga
informasi lomba, informasi kegiatan apapun itu selalu muncul dan kita
mempunyai informasi terupdate, ketika lomba kita punya informasi
pertama dan dari segi kompetensi dibidangnya, minimal dulunya pernah
menjadi anggota PMR dan yang pastinya mereka menyukainya.
4. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Yang merencanakan kepala sekolah, cuma sepenuhnya
diserahkan kepada kesiswaan mulai dari jadwal latihan sampai kegiatan
lomba, dari hasil kegiatan lomba dan evaluasi juga diserahkan kepada
kesiswaan, tetapi di bawah kesiswaan juga ada koordinator.

88
89

5. Berasal dari mana dana yang digunakan dalam kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Melakukan kegiatan terlebih dahulu, sesudah melakukan kegiatan
selanjutnya membuat kwitansi, nota pembelanjaan obat-obatan. Nota
dibarengi bukti kegiatan dan stempel misalnya beli obat dari apotik maka
akan adanya nota dan kwitansi. Jika pembelanjaan dibawah Rp. 500.000,-
maka menggunakan materi 3000 dan untuk pembelanjaan obat-oabatan
atau pembelanjaan kegiatan diatas Rp. 500.000,- maka menggunakan
materi 6000. Dengan bukti nota kesiswaan mengajukan ke bendahara, dari
bendahara mengajukan ke pemerintah. Sehingga jika mengadakan lomba
maka kesiswaan menggalangi dana terlebih dahulu sebelum dana turun,
dan siswa tidak melibatkan siswa.
6. Bagaimana penentuan sarana dan prasarana dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Siswa mengajukan kekurangannya apa, misalnya ketika mau
lomba tidak ada selimut padahal sudah punya. Jadi penentuan sarana dan
prasarana itu tanggungjawab sekolah.
7. Bagaimana pembagian tugas masing-masing personil dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Sudah ada bagiannya sesuai dengan jabatan masing-masing.
8. Bagiamana koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab :Koordinasi dilakukan dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab
mengenai PMR mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler dan pembina PMR.
9. Bagaimana struktur organisasi kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Struktur organisasi bisa dilihat diruangan PMR.
10. Bagaimana cara rekrutmen peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Cara perekrutan melalui angket di tahun ajaran baru, jadi nanti
siswa memilih berdasarkan minat dari siswa.
11. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Pelaksanaan kegiatan di setiap hari sabtu sore diluar KBM.
12. Apa tugas bapak dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Monitoring atau pengawasan.
13. Apakah bapak pernah melakukan pengawasan langsung saat
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Ya tiap hari sabtu melakukan pengawasan.
14. Hal apa saja yang diawasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Melihat berapa siswa yang hadir dan tidak hadir, dan terkadang
memberikan teguran kepada pembina jika anak ikut PMR latihan dengan
90

baik, jika tidak lebih baik dikeluarkan daripada diberikan nilai tetapi tidak
serius mengikuti kegiatan.
15. Apakah siswa/i yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah
memberikan prestasi yang membanggakan bagi sekolah?
Jawab : Untuk prestasi ketika mengikuti lomba selalu ada hasilnya atau
prestasinya.
16. Bagaimana evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Evaluasi dalam satu bulan sekali bapak suka memanggil
pembina, karena untuk evalusi anggota merupakan tanggungjawab
pembina. Jadi bapak langsung evaluasi ke pembina.
17. Siapa saja yang melakukan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Kesiswaan, OSIS dan koordinator ekstrakurikuler
18. Bagaimana tindak lanjut dari evaluasi kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Dari hasil evaluasi jika pembina kurang bagus maka adanya
pergantian.
19. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Yang mendukung itu jika pembinanya semangat itulah faktor
penting, jika pembina jarang hadir maka akan merembet ke anggota.
20. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Upaya diberikan peringatan untuk pembina agar memperbaikinya
jika tidak akan diganti dengan pembina baru.
Lampiran 3

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Koordinator Ekstrakurikuler


Nama : Abdul Hakim, S.Ag
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Januari 2017
Waktu : 10.05 s.d selesai
Tempat : Ruang Guru MAN 3 Tangerang

1. Bagimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR?


Jawab : Kegiatan ekstrakurikuler PMR mencakup dua kegiatan. Ada
kegiatan intern dan ada kegiatan ekstern. Kegiatan intern itu pertama
orientasi PMR biasanya diikuti oleh siswa siswi baru, selanjutnya pendidikan
dan pelatihan dasar untuk para calon anggota PMR. Yang kedua kegiatan
ektern yaitu kegiatan yang bersifat undangan-undangan yang
diselenggarakan oleh PMI cabang, PMR unit sekolah dan organisasi lain.
Bentuk kegiatannya adalah latihan gabungan, Jumpa Bakti Gembira
(JUMBARA), baksos, lomba-lomba.
2. Bagaimana cara menentukan pembina dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR di sekolah ini? Apa saja kriterianya?
Jawab : Untuk menentukan para pembina, kami dari pihak sekolah
memilih mereka yang benar-benar sudah mengikuti pelatihan khusus
sehingga memiliki dan mampu serta berwenang memberikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta atau siswa MAN 3
Tangerang
3. Bagaimana penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini
dan siapa penyusunnya?
Jawab : Kegiatan penyusunan jadwal di susun oleh koordinator
ekstrakurikuler bersama dengan pembina PMR dalam program kerja dan
setiap tahunnya adanya kegiatan program tersebut.
4. Berasal dari mana dana yang digunakan dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Berasal dari siswa melalui komite, kedua dana DIPA anggaran
dari pemerintah.
5. Bagaimana penentuan sarana dan prasarana dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Untuk sarana dan prasarana, mulai dari kesekretariatan, alat bantu
latihan, sarana kegiatan UKS.

91
92

6. Bagaimana pembagian tugas masing-masing personil dalam


kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Job deskripsi dari kegiatan PMR mulai dari pembina, koordinator
ekstrakurikuler serta kesiswaan sesuai dengan tugas masing-masing.
7. Bagiamana koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Koordinasi dilakukan mulai dari pembina PMR kepada
koordinator ekstrakurikuler, lalu dari koordinator ekstrakurikuler kepada
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan dari wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan kepada kepala sekolah.
8. Bagaimana perekrutan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Melalui angket yang diberikan di awal tahun ajaran baru, siswa
wajib memilih satu kegiatan ekstrakurikuler.
9. Bagaimana pengawasan kegiatan ekstrakurikuler PMR di sekolah ini?
Jawab : Pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
langsung koordinator langsung mengawasi jalannya kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam ekstrakurikuler, sedangkan pengawasan tidak
langsung dari laporan siswa dan pembina.
10. Hal apa saja yang diawasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Yang diawasi adalah peserta dari anggota PMR tersebut,
mengawasi pelatih yang hadir atau tidak hadir dalam kegiatan PMR.
11. Bagaimana evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : evaluasi dilaksanakan setiap setelah pelaksanaan lomba atau
diakhir semester.
12. Bagaimana tindak lanjut dari evaluasi kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : Setelah anak melakukan kegiatan beberapa bulan dan akhirnya
anak juga harus di evaluasi dengan kegiatan-kegiatan lomba yang diikuti.
13. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Yang sangat mendukung kegiatan ekstrakurikuler tersebut yang
pertama adalah sarana, siswa misalkan mempunyai kemauan yang kuat,
pembina juga mempunyai kompeten tapi kalau sarananya tidak
mendukung maka siswa dan pembina akan menurun prestasinya.
14. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Memotivasi anggota atau mereka yang sudah masuk dalam
ekskul tersebut, yang kedua adalah memotivasi para pembinanya dan yang
terakhir ialah memfasilitasi kebutuhan siswa atau anggota PMR sehingga
anak mempunyai motivasi tinggi untuk memajukan ekskul PMR tersebut.
Lampiran 4

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Pembina PMR


Nama : Suparji Rustam, S.Pd
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Januari 2017
Waktu : 16.35 s.d selesai
Tempat : Ruang Kelas MAN 3 Tangerang

1. Apa saja yang dipersiapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?


Jawab : yang dipersiapkan dalam kegiatan ektrakurikuler PMR, pertama
adalah pra diklat dengan mempersiapkan program kerja, include dengan
anggarannya, kemudian pada saat proses pembelajaran ekstrakurikuler PMR
itu harus dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran itu harus disiapkan oleh
pembina,
2. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Proses kegiatan ekstrakurikuler PMR ini dikemas segembira
mungkin agar peserta didik itu merasa senang, jadi tidak monoton dan tidak
harus terpaku ke dalam kurikulum yang ditetapkan oleh PMI, jadi sekreatif
mungkin pembina mendesain proses pembelajaran semenarik mungkin.
3. Berapa alokasi waktu kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Alokasi kegiatan ekstrakurikuler PMR di tingkat mula, madya, wira
ini berbeda-beda yaitu ditentukan oleh panduannya adalah buku manajemen
PMR, namun alokasi yang diberikan oleh sekolah pada umumnya itu satu
minggu itu hanya satu kali pertemuan dan alokasi waktunya hanya 2 jam
efektif. Itu yang di alokasikan oleh satuan pendidikan biasanya.
4. Materi apa saja yang disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler
PMR?
Jawab : untuk materi ini tergantung atau mengacu kepada kurikulum yaitu
ada 7 materi yang disampaikan diantaranya adalah materi kepalang merahan
itu isinya tentang sejarah palang merah internasional, kemudian palang
merah Indonesia, prinsip dasar kepalang merahan, kemudian yang kedua
yaitu materi pertolongan pertama, ketiga materi siaga bencana, keempat
remaja sehat peduli sesama, yang kelima donor darah sukarela, yang keenam
pendidikan remaja sebaya, yang ketujuh yaitu kepemimpinan, namun judul
bukunya berbeda-beda dari ke tujuh tersebut itu sudah diatur didalam
kurikulum.
5. Metode apa yang anda gunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : metode yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ini
lagi-lagi dibuat semenarik dan sesenang mungkin peserta didik ini mengikuti
proses pembelajaran jadi tidak hanya di dalam kelas seperti fun game,

93
94

outbond, latihan gabungan, kunjungan ke markas PMI dan juga partisipasi


lomba jadi ada evalusi setelah proses diklat itu dilaksanakan.
6. Bagaimana tindak lanjut dari tugas yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : tindak lanjut dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ini hanya
bertumpu kepada tri bakti PMR, jadi ada 3 tugas yang memang harus mereka
laksanakan tri bakti tersebut diantaranya adalah meningkatkan keterampilan
hidup sehat, berkarya dan berbakti di masyarakat, mempererat persahabatan
baik nasional maupun internasional.
7. Apakah sarana dan prasarana sudah mendukung pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR dengan baik?
Jawab : sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran
kegiatan ekstrakurikuler PMR ini mungkin pada saat ini, saya sebagai
pembina masih merasakan masih jauh dari yang diharapkan karena kembali
kepada kebijakan sekolah, jadi kita sebagai pembina ingin selalu
memaksimalkan sarana dan prasarana jadi setiap tahunpun kita berusaha
mengajukan, mengusulkan apa yang dibutuhkan namun lagi-lagi kebijakan
yang kurang perhatiannya terhadap ekskul.
8. Prestasi apa saja yang telah diraih sekolah ini dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR ?
Jawab : prestasi yang pernah di raih khususnya PMR unit MAN 3
Tangerang ini, saya bergabung ke dalam satuan di MAN 3 Tangerang ini
dari tahun 2005 dan memang proses prestasi ini cukup baik bahkan secara
grafik selalu meningkat baik ditingkat kecamatan, kabupaten bahkan
ditingkat nasional ini hampir setiap tahun kita mengikuti, jadi kalau prestasi
mungkin saya cukup membanggakan untuk MAN 3 Tangerang hanya
penghargaan ataupun motivasi yang diberikan oleh sekolah ini jauh
diharapkan oleh pembina.
9. Bagaimana pengawasan kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : pengawasan kegiatan ekstrakurikuler PMR ini dilakukan oleh
koordinator ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan
kepala sekolah. Namun tidak hanya di satuan pendidikan PMI kabupaten
Tangerang pun melakukan monitoring dan evaluasi terhadap unit-unit PMR
yang ada di wilayahnya.
10. Bagaimana evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR ini kalau di unitnya
kita mengadakan rapat bulanan, rapat pertiga bulan atau persemester untuk
mengevaluasi diklat atau pelatihan yang dilakukan, nah untuk jenjang yang
lebih tinggi itu berupa perlombaan jadi sampai dan tidaknya atau diserap dan
tidaknya oleh siswa terkait materi atau praktik yang diberikan, jadi tolak
ukurnya pun salah satunya adalah perlombaan.
95

11. Bagaimana tindak lanjut dari evaluasi kegiatan ekstrakurikuler


PMR?
Jawab : tindak lanjut dari kegiatan ekstrakurikuler PMR ini salah satunya
adalah perlombaan, namun di unit PMR MAN 3 Tangerang ini sudah
beberapa kali menyelenggarakan perlombaan seperti lomba ektrakurikuler di
tingkat kabupaten Tangerang.
12. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat jalannya
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : faktor yang mendukung dan yang menghambat jalannya kegiatan
ekstrakurikuler PMR diantaranya adalah kalau untuk yang mendukung kita
pertama adalah dukungan dari pihak madrasah atau sekolah, kemudian
sarana dan prasarana dan penunjang-penunjang berupa materi. Kalau
berhubungan dengan daya dukung apabila daya dukung itu tidak diberikan
maka menghambat proses berjalannya ekstrakurikuler, saya akui disini
belum ada yang namanya standar honorarium untuk bagi pembina ataupun
pelatih oleh PMI Kabupaten Tangerang, kalau seandainya distandarkan
contoh disatuan pendidikan ini perbulan sekian nominal yang sudah
ditentukan mungkin itupun akan adanya pemerataan.
13. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : upaya untuk mengatasi hambatan ini itu harus adanya sinergitas
baik di PMI maupun dengan SKPD yang ada, dengan dinas pendidikan
ataupun kementerian agama harus diseleraskan terkait perhatian terhadap
pembina, fasilitator dan juga untuk ekskul PMRnya karena yang saya tahu
bahwa sudah ada kesepakatan atau MoU dengan kementerian pendidikan
dan kementerian agama terkait adanya ekstrakurikuler PMR, nah ini juga
harus disosialisasikan ke madrasah-madrasah atau sekolah-sekolah yang ada
di seluruh Indonesia bahwa MoU itu sudah disepakati dari sebelum tahun
2000-an agar satuan pendidikan juga mengetahui bahwa adanya kewajiban
di setiap atuan pendidikan untuk menyelenggarakan atau mengadakan
ekstrakurikuler PMR.
Lampiran 5

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Anggota PMR MAN 3 Tangerang


Nama : Vivin Adena (X MIPA 3)
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Januari 2017
Waktu : 14.30 s.d selesai
Tempat : Ruang Kelas MAN 3 Tangerang

1. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : karena seru, gak terlalu capek dan ringan
2. Apakah orang tua anda mendukung untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Ya, orang tua mendukung karena dulu memang tidak terlalu
capek dan berat
3. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : proses kegiatan yang dilaksanakan cukup menyenangkan.
4. Apakah anda merasa senang dengan kegiatan ekstrakurikuler PMR
yang telah dilaksanakan? Berikan alasan!
Jawab : senang karena seru dan menarik
5. Apa saja yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : banyak yang dipelajari, belajar tolong menolong, kepedulian,
dan P3K
6. Bagaimana metode yang digunakan pembina untuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : kadang-kadang materi, kadang-kadang ngejelasin tapi ga pernah
ada praktik
7. Menurut anda metode kegiatan apa yang tepat digunakan
supaya kegiatan ekstrakurikuler PMR lebih menarik?
Jawab : mungkin tidak hanya materi di dalam kelas namun harus adanya
praktik langsung
8. Menurut anda apakah sarana yang digunakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah memadai? Berikan alasan!
Jawab : sudah cukup, obat-obatan, tandu.
9. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : sering, ga terlalu sering sih, maksudnya Cuma kemarin pas
MOKRAB gak ikut
10. Kesulitan apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : senang aja sih gak ada kesulitan yang berarti

96
97

11. Apakah guru membantu mengatasi kesulitan yang anda alami?


Jawab : cukup membantu
12. Hasil apa yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : mengajarkan kemandirian,
Lampiran 6

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Anggota PMR MAN 3 Tangerang


Nama : Ahmad Romadhon (XI MIPA 2)
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Januari 2017
Waktu : 16.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Kelas MAN 3 Tangerang

1. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : tertarik dengan PMR mungkin berhubungan dengan cita-cita
saya, PMR itu kesehatan, pertolongan pertama dan saya juga ingin
menjadi dokter, menjadi penolong terus juga di PMR banyak kegiatan gak
Cuma nolong-nolong doang tapi ada kegiatan kepedulian juga
persahabatan dan itulah yang membuat saya tertarik kepada PMR.
2. Apakah orang tua anda mendukung untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Ya, orang tua dukung-dukung aja asalkan itu baik untuk anaknya
kenapa tidak mendukung gitu dan itu bermanfaat juga buat kedepannya.
3. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : proses kegiatan PMR seperti biasanya lah lancar-lancar begitu aja
ya, materi diselingi dengan praktik juga dan materi tidak terlalu
membebani dan sambil ceria-ceria juga
4. Apakah anda merasa senang dengan kegiatan ekstrakurikuler PMR
yang telah dilaksanakan? Berikan alasan!
Jawab : Ya senang karena PMR mengajarkan keceriaan, bahagia banyak
teman-teman yang tadinya cuma dikelas doang temannya ini sampai satu
sekolah menjadi teman kita dan PMR juga kadang berhubungan dengan
Pramuka, PASKO jadi gak cuma PMR doang karena kadang ada kegiatan
barengan dan tidak terlalu terkurung dikelas-kelas saja, banyak teman dan
banyak pengalaman.
5. Apa saja yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : yang dipelajari di PMR yaitu mungkin bidang saya kan PP
(Pertolongan Pertama) maksudnya pertolongan pertama terjadi luka
kepada seseorang dan untuk materi dasarnya tentang sejarah kepalang
merahan, terbentuknya palang merah, bulan sabit merah dan palang merah
indonesia juga.

98
99

6. Bagaimana metode yang digunakan pembina untuk kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : materi diselingi dengan praktik itulah metode yang diajarkan
pembina agar tidak terbebani dengan materi apalagi kan sekolah pulang
agak sore, jadi tidak terbebani dan demi keceriaan juga.
7. Menurut anda metode kegiatan apa yang tepat digunakan
supaya kegiatan ekstrakurikuler PMR lebih menarik?
Jawab : mungkin agar lebih menarik itu praktik lebih dilakukan karena
inti dari PMR itu pada praktiknya jadi siswa lebih tertarik dengan
praktiknya, misalkan melukis, sampah karena 1 sampah seribu bencana
ada ASB dan pertolongan juga.
8. Menurut anda apakah sarana yang digunakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah memadai? Berikan alasan!
Jawab : untuk sarana mungkin ada kekurangan juga. Di PP juga masih
banyak kekurangannya misalkan peralatan-peralatan yang lengkap juga
tapi itu bisa di handle dengan alat serupa.
9. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : selama satu semester kemarin, kadang saya ikut kadang saya
enggak karena kan banyak tugas sekolah juga kadang terbebani oleh tugas
jadi tidak ikut diklat dulu.
10. Kesulitan apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : kesulitan yang dialami mungkin dalam proses diklatnya itu
kadang anak-anak tidak menerapkan 7 prinsip seperti cuek, tidak
bersahabat dan mungkin itu yang menghambat proses PMR ini.
11. Apakah pembina membantu mengatasi kesulitan yang anda alami?
Jawab : pembina menyerahkan kepada pengurus karena mereka percaya
kepada pengurus, pengurus pasti bisa dan pengurus juga belajar
12. Hasil apa yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : ya saya dapatkan di PMR seperti ilmu-ilmu dasar untuk
kedokteran dan buat jadi dokter itu sudah tahudan memperbanyak teman
bukan hanya satu daerah tangerang, se-banten bahkan se-nasional.
Lampiran 7

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Anggota PMR MAN 3 Tangerang


Nama : Putri Habibah (X MIPA 2)
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2017
Waktu : 16.20 s.d selesai
Tempat : Ruang Kelas MAN 3 Tangerang

1. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : ingin menambah pengalaman dan mendalami tentang kesehatan,
seru dan karena membantu dibidang biologi.
2. Apakah orang tua anda mendukung untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Ya, karena selagi masih positif kegiatannya pasti orangtua
mendukung.
3. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : proses kegiatan hanya sebatas materi dalam kelas belum sampai
praktik dilapangan.
4. Apakah anda merasa senang dengan kegiatan ekstrakurikuler PMR
yang telah dilaksanakan? Berikan alasan!
Jawab : senang, ya menambah teman, pengalaman serta wawasan.
5. Apa saja yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : tentang bencana-bencana, kesehatan, penyakit, tolong menolong,
disiplin.
6. Bagaimana metode yang digunakan pembina untuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : hanya sebatas penjelasan atau ceramah.
7. Menurut anda metode kegiatan apa yang tepat digunakan
supaya kegiatan ekstrakurikuler PMR lebih menarik?
Jawab : lebih ke banyak praktik daripada materi.
8. Menurut anda apakah sarana yang digunakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah memadai? Berikan alasan!
Jawab : belum, karena banyak yang kurang.
9. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : sering mengikuti kegiatan.
10. Kesulitan apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : gak ada kesulitan.

100
101

11. Apakah pembina membantu mengatasi kesulitan yang anda alami?


Jawab : pembina kurang membantu
12. Hasil apa yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : lebih tahu tentang penyakit dan kesehatan.
Lampiran 8

Transkrip Hasil Wawancara


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Responden : Anggota PMR MAN 3 Tangerang


Nama : Subhi Rosida
Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Februari 2017
Waktu : 17.15 s.d selesai
Tempat : Ruang Kelas MAN 3 Tangerang

1. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Awalnya juga kan dari PMR baru masuk dari SMA, awalnya
pengen nyoba doang tapi ya mungkin karena PMR asyik, buat temen-
temennya apalagi mereka bisa bergabung sama PMI apalagi PMI itu se-
Indonesia bahkan sedunia, itu yang membuat kita tertarik dengan PMR.
2. Apakah orang tua anda mendukung untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Orangtua mendukung banget, justru disuruh terjun dari PMR,
bahwa PMR itu lebih manusiawi terutama jadi orangtua pasti bakal
mendukung dan kita disuruh ikut alurnya aja.
3. Bagaimana proses kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Memang awal kelas X ikut PMR prosesnya kayanya
membosankan, terus kita merasa bosan dan untuk sekarang prosesnya
sudah seru sudah ada perubahan lebih baik lagi dari sebelumnya.
4. Apakah anda merasa senang dengan kegiatan ekstrakurikuler PMR
yang telah dilaksanakan? Berikan alasan!
Jawab : Seneng banget, apalagi karena udah dikasih kepercayaan sama
pembinanya buat ikut lomba yang di Makasar JUMBARA, meskipun
sebelumnya belum ikut lomba pun udah seneng banget karena PMR lebih
mengasyikan bukan menghina ekskul lain tetapi mencari pengalaman baru
terutama itu.
5. Apa saja yang dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Di PMR yang diajarin banyak materi, meskipun ada
tantangannya juga tapi tantangan yang berpositif tentang PMR juga, jadi
lebih ke materi macam-macam dia ngasih materinya.
6. Bagaimana metode yang digunakan pembina untuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Ceramah/materi dalam kelas, belum terlalu banyak praktiknya.

102
103

7. Menurut anda metode kegiatan apa yang tepat digunakan


supaya kegiatan ekstrakurikuler PMR lebih menarik?
Jawab : Kan PMR itu lebih banyak di ruangan, jadi menurut saya jangan
terlalu banyak di ruangan meskipun lapangan sudah di pake tapi lebih biar
gak bosen meskipun materi doang enakan di luar lebih kayanya mendapat
insipirasi, lebih asyik dan gak terlalu bosen apalagi dari pulang sekolah di
kelas terus di kelas kayanya bete bosen gitu
8. Menurut anda apakah sarana yang digunakan dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah memadai? Berikan alasan!
Jawab : Sebenernya kekurangannya banyak, karena saya mendapat dari
temen-temen lainnya PMRnya lebih wah jika ada lomba dibantu di
dukung sama sekolah meskipun lomba ini itu apalagi dari bidang PP
membutuhkan yang banyak sedangkan sarana di MAN 3 Tangerang itu
PMR masih banyak kurang apalagi alat-alat pertolongannya itu yang
disusahkan.
9. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Alhamdulillah selalu mengikuti meskipun ada kegiatan pribadi
tapi lebih penting ekskul karena sudah ada perjanjian itu sama aja
mengingkari.
10. Kesulitan apa yang anda alami selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : kesulitannya di bawa santai masih bisa dihadapi
11. Apakah pembina membantu mengatasi kesulitan yang anda alami?
Jawab : Pembina membantu tentang masalah sederhana
12. Hasil apa yang anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Jawab : Banyak, waktu tanggal 25 Juli 2016 kemarinyang ikut
JUMBARA Nasional itu pengalaman paling wah deh, itu kan se-Nasional
gitu seumur hidup belum pernah melaksanakan lomba kaya gitu apalagi
lomba paling tingkat kabupaten paling tinggi, ini baru pertama kalinya
dikasih kepercayaan ikut lomba se-Nasional dan se-Indonesia mewakili
Provinsi Banten dan mewakili MAN 3 Tangerang itu yang dibanggain
terus materi-materinya kita bisa dapat materi pengetahuan, teman baru lagi
itu yang didapatkan.
Lampiran 9

Hasil Observasi
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang

Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Januari 2017


Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Tempat : Kampus 1 MAN 3 Tangerang
Komponen Hal yang diamati Deskripsi Observasi
Kegiatan Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Ekstrakurikuler pelaksanaan waktu yang telah ditentukan.
PMR Kegiatan
Kegiatan Awal  Melakukan apel
 Memulai kegiatan ekstrakurikuler PMR
dengan berdo’a
 Membaca 7 prinsip dasar PM
 Menyanyikan mars PMI
 Operasi Semut
 Pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas
kegiatan ekstrakurikuler PMR
Kegiatan Inti  Pengurus PMR mengevaluasi kegiatan
PMR selama satu semester lalu dan sharing
tentang PMR kedepannya
 Mengadakan game bersama dengan ekskul
PASKO
Kegiatan Penutup  Siswa di absen oleh pengurus PMR
 Menyanyikan mars PMI
 Memberikan motivasi anggota PMR untuk
semangat kegiatan ekstrakurikuler PMR
 Menutup kegiatan ekstrakurikuler dengan
berdo’a
Partisipasi siswa  Pastisipasi siswa sangat kurang dari begitu
banyak peserta yang tidak hadir pada
latihan PMR pertama di semester genap.
 Siswa yang masuk kegiatan ekstrakurikuler
PMR sejumlah 8 orang siswa kelas X dan 9
orang siswa kelas XI.
Sarana  Sarana yang digunakan berupa alat tulis,
buku absen dan syal.

104
105

Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Januari 2017


Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Tempat : Kampus 1 MAN 3 Tangerang
Komponen Hal yang diamati Deskripsi Observasi
Kegiatan Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai
Ekstrakurikuler pelaksanaan dengan waktu yang telah ditentukan.
PMR Kegiatan
Kegiatan Awal  Melakukan apel
 Memulai kegiatan ekstrakurikuler PMR
dengan berdo’a
 Membaca 7 prinsip dasar PM
 Menyanyikan mars PMI
 Operasi Semut
 Pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas
kegiatan ekstrakurikuler PMR
Kegiatan Inti  Pembina hadir dalam kegiatan PMR
dengan memberikan materi tentang
bencana kepada siswa kelas X. Sedangkan
siswa kelas XI sebagai pengurus
melakukan koordinasi sesama pengurus
untuk persiapan pelaksanaan pelantikan.
 Memberikan informasi berkaitan dengan
rencana pelantikan kepada siswa kelas X
Kegiatan Penutup  Siswa di absen oleh pengurus PMR
 Menyanyikan mars PMI
 Memberikan motivasi anggota PMR
untuk semangat kegiatan ekstrakurikuler
PMR
 Menutup kegiatan ekstrakurikuler dengan
berdo’a
Partisipasi siswa  Pastisipasi siswa cukup baik dengan
meningkatnya siswa yang hadir dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR, siswa
berperan aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
 Siswa yang masuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR sejumlah 39 orang
siswa kelas X dan 35 orang siswa kelas
XI.
Sarana  Sarana yang digunakan berupa alat tulis,
laptop dan buku absen.
106

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2017


Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Tempat : Kampus 1 MAN 3 Tangerang

Komponen Hal yang diamati Deskripsi Observasi


Kegiatan Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai
Ekstrakurikuler pelaksanaan dengan waktu yang telah ditentukan.
PMR Kegiatan
Kegiatan Awal  Melakukan apel
 Memulai kegiatan ekstrakurikuler PMR
dengan berdo’a
 Membaca 7 prinsip dasar PM
 Menyanyikan mars PMI
 Operasi Semut
 Pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas
kegiatan ekstrakurikuler PMR
Kegiatan Inti  Pengurus PMR kelas XI memberikan
materi tentang RPBS (Remaja Sehat
Peduli Sesama) kepada siswa kelas X.
 Melakukan latihan berdasarkan bidangnya
masing-masing.
Kegiatan Penutup  Siswa di absen oleh pengurus PMR
 Menyanyikan mars PMI
 Memberikan motivasi anggota PMR
untuk semangat kegiatan ekstrakurikuler
PMR
 Menutup kegiatan ekstrakurikuler dengan
berdo’a
Partisipasi siswa  Pastisipasi siswa menurun dari pertemuan
sebelumnya, banyak siswa yang tidak
hadir.
 Siswa yang masuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR sejumlah 32 orang
siswa kelas X dan 28 orang siswa kelas
XI.
Sarana  Sarana yang digunakan berupa alat tulis
dan buku absen.
107

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Februari 2017


Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Tempat : Kampus 1 MAN 3 Tangerang
Komponen Hal yang diamati Deskripsi Observasi
Kegiatan Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai
Ekstrakurikuler pelaksanaan dengan waktu yang telah ditentukan.
PMR Kegiatan
Kegiatan Awal  Melakukan apel
 Memulai kegiatan ekstrakurikuler PMR
dengan berdo’a
 Membaca 7 prinsip dasar PM
 Menyanyikan mars PMI
 Operasi Semut
 Pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas
kegiatan ekstrakurikuler PMR
Kegiatan Inti  Pengurus PMR kelas XI membagikan
kelompok untuk acara pelantikan pekan
depan
 Melakukan sesi foto untuk kartu anggota
PMI
 Melakukan game di lapangan
Kegiatan Penutup  Siswa di absen oleh pengurus PMR
 Menyanyikan mars PMI
 Memberikan motivasi anggota PMR
untuk semangat kegiatan ekstrakurikuler
PMR
 Menutup kegiatan ekstrakurikuler dengan
berdo’a
Partisipasi siswa  Pastisipasi siswa cukup baik dengan
meningkatnya siswa yang hadir dalam
kegiatan ekstrakurikuler PMR, siswa
berperan aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler PMR.
 Siswa yang masuk kegiatan
ekstrakurikuler PMR sejumlah 43 orang
siswa kelas X dan 33 orang siswa kelas
XI.
Sarana  Sarana yang digunakan berupa alat tulis
dan buku absen.
Lampiran 10

Hasil Studi Dokumen


Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 3 Tangerang
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Januari 2017
Waktu : 16.35 s.d selesai
Tempat : Kampus 1 MAN 3 Tangerang
Kondisi
No Dokumen Deskripsi Studi Dokumen
Tidak
Ada
ada

Buku panduan kegiatan Buku panduan PMR yang berisi


1. ekstrakurikuler Palang  kurikulum, RAB dan program kerja
Merah Remaja (PMR) Palang Merah Remaja (PMR)

Struktur Organisasi Struktur organisasi yang ada memuat


kegiatan ekstrakurikuler struktur formal kegiatan
2. 
Palang Merah Remaja ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
(PMR) (PMR)
Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan berupa waktu
3. ekstrakurikuler Palang 
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Merah Remaja (PMR)
Angket penjaringan kegiatan
Angket penjaringan ekstrakurikuler berupa daftar pilihan
4. 
bakat dan minat siswa ceklist yang diberikan kepada siswa
saat tahun ajaran baru.
Absensi siswa yang Absensi siswa kegiatan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR terdapat 2 buku
5. 
ekstrakurikuler Palang berdasarkan tingkatan kelas yaitu
Merah Remaja (PMR) kelas X dan kelas XI
Prestasi kegiatan siswa tercatat dalam
Prestasi kegiatan
buku prestasi yang dipegang oleh
6. ekstrakurikuler Palang 
wakil kepala sekolah bidang
Merah Remaja (PMR)
kesiswaan

Hasil karya siswa PMR berupa


7. Hasil karya siswa 
mading dan lampion

Daftar nilai siswa yang


Daftar nilai siwa diberikan diakhir
mengikuti kegiatan
8.  semester yang di input ke buku raport
ekstrakurikuler Palang
siswa
Merah Remaja (PMR)

108
Lampiran 11

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER


PALANG MERAH REMAJA (PMR)
MAN 3 TANGERANG
TAHUN 2016-2017

A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional di sekolah terimplementasi dalam
layanan pendidikan mencakup kegiatan pembelajaran melalui mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Kegiatan mata pelajaran dan muatan lokal
tertuang dalam struktur kurikulum dengan pelaksanaan kegiatan melalui tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sementara itu
kegiatan pengembangan diri dilaksanakan melalui layanan bimbingan konseling,
dan kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk memandu kegiatan ekstrakurikuler serta kaitannya dengan kegian
pembinaan kesiswaan maupun kegitan kurikuler lainnya disekolah, perlu dibuat
panduan kegiatan ekstrakurikuler PMR yang digunakan oleh siswa, pembina,
maupun pelatih.

B. Tujuan
Tujuan umum kegiatan ekstrakurikuler adalah agar siswa mampu
mengembangkan potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Sebagai bagian dari kegiatan pembinaan kesiswaan,
kegiatan ekstrakurikuler PMR bertujuan: mengembangkan potensi siswa secara
optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas; memantapkan

109
110

kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan


pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan
dengan tujuan pendidikan; mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian
prestasi unggulan sesuai bakat dan minat dan menyiapkan siswa agar menjadi
warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi
manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).
Secara khusus tujuan kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah:
1. Membangun manusia seutuhnya
2. Mendidik dan melatih generasi muda dalam kegiatan positif
3. Menumbuhkan minat para remaja di bidang kemanusiaan dan sosial
4. Menyiapkan generasi dan pelajar menjadi penggerak dan pemerakarsa
perilaku hidup brsih dan sehat.

C. Landasan
1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34
tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang
memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
6. Perjanjian kerjasama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September
1995 No. 459 tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Kepalangmerahan di Madrasah.

D. Pengertian
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
111

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Palang Merah Remaja


atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia
yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan
dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan
umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Kegiatan PMR dikenal dengan
nama JUMBARA atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi
PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka

E. Prinsip Dasar Pelaksanaan


1. Meningkatkan iman dan takwa serta mengembangkan akhlak mulia
dan kepribadian
2. Mengembangkan rasa tanggung jawab,kemandirian dan jiwa social.
3. Membangun budaya perilaku hisup bersih dan sehat
4. Menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan nasional
5. Turut serta menjaga ketertiban, keamanan, dan kedamaian guna
mendukung pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

F. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan palam merah remaja antara lain :
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
2. Perawatan Keluarga
3. Dapur Umum
4. Bongkar Pasang Tenda
5. Teknik Hidup di Alam Bebas
6. Jumpa Bhakti Gembira (Jumbara)
7. Kemping, Heking dan Cross Country
8. Pengenalan obat – obatan
9. Pembinaan fisik dan mental
10. Keterampilan organisasi/kepemimpinan
112

G. Tugas dan Tanggungjawab


1) Kepala Sekolah
a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan PMR.
b) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dikelompok PMR.
c) Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi tugas Pembina PMR.
d) Berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan
PMR.

2) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


a) Membantu kepala sekolah dalam penyusunan program kerja.
b) Berkoordinasi dengan kepala sekolah, koordinator ekstrakurikuler
serta pembina PMR.
c) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR.

3) Koordinator Ekstrakurikuler
a) Membuat jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
b) Berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan serta
pembina PMR.
c) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler PMR.

4) Pembina PMR
a) Melaksanakan pembinaan PMR.
b) Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan.
c) Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara kelompok PMR
dan PMI Cabang.
d) Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait
pelaksanaan standarisasi pelatihan PMR, kualitas pelatih,
perkembangan metode dan media pelatihan.
e) Melakukan pengawasan dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan
PMR.
113

H. Struktur Organisasi Kegiatan Ekstrakurikuler PMR


114

I. Kurikulum PMR
115

J. Program Kerja
116

K. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rajeg, 16 Juli 2016


Pembina PMR,

SUPARJI RUSTAM, S.Pd.I


NKA. 129.02.02.04.4.01.0003.04
Lampiran 12

JADWAL EKSTRAKURIKULER
MAN 3 TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

EKSTRAKURIKULE
NO HARI WAKTU PEMBINA KET
R
MARAWIS DAN
SURYAWAN/ALBI
1 SENIN 15.30 – 17.30 HADROH
MARCHING BAND ZAENAL ARIFIN
TAHFIZ QUR’AN SYA’RONI, S.Pd.I
2 SELASA 15.30 – 17.30
KALIGRAFI MUHAYAR, MM
KITAB KUNING TAUFIQ MUNIR, Lc
3 RABU 15.30 – 17.30 KOLABORASI IMAN FIRDAUS, Lc
TEATER RUBI MAULIDI
TILAWAH SABRAWI, S.Pd.I
4 JUM’AT 15.30 – 17.30
ROBOTIK M.SOLI
KOKON ABDUL
5 SENIN 15.30 – 17.30 FUTSAL
KODIR
KOKON ABDUL
6 SELASA 15.30 – 17.30 BASKET BALL
KODIR
KOKON ABDUL
7 KAMIS 15.30 – 17.30 VOLLY BALL
KODIR
8 JUM’AT 15.30 – 17.30 SILAT ARI SUPRIYANTO
9 SABTU 15.30 – 17.30 PRAMUKA M. GHADAPI
10 SABTU 15.30 – 17.30 PMR SUPARJI RUSTAM
11 SABTU 15.30 – 17.30 PASKO IKHWANUDIN

Mengetahui,
Kepala MAN 3 Tangerang

Drs. H. Ihwan Kamil, M.Pd


NIP. 19650910 199303 1 005

117
Lampiran 13

DAFTAR PILIHAN EKSTRAKURIKULER


MAN 3 TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

NAMA :
KELAS :
CHEK JUMLAH
NO JENIS PILIHAN PEMBINA
LIST PILIHAN
1 TILAWAH SABRAWI, S.Pd.I
2 TAHFIZ QUR’AN SYA’RONI, S.Pd.I
3 KALIGRAFI MUHAYAR, MM
4 KITAB KUNING TAUFIQ MUNIR, Lc
5 KOLABORASI IMAN FIRDAUS, Lc
PILIH 1
6 TEATER RUBI MAULIDI
7 MARCHING BAND ZAENAL ARIFIN
MARAWIS DAN
8 SURYAWAN/ALBI
HADROH
9 ROBOTIK M.SOLI
10 SILAT ARI SUPRIYANTO
11 FUTSAL KOKON ABDUL KODIR
PILIH 1
12 BASKET BALL KOKON ABDUL KODIR
13 VOLLY BALL KOKON ABDUL KODIR
1 PRAMUKA M. GHADAPI
2 PMR SUPARJI RUSTAM PILIH 1
3 PASKO IKHWANUDIN

Mengetahui, Sukadiri, Agustus 2016


Kepala MAN 3 Tangerang Koordinator Ekstrakurikuler

Drs. H. Ihwan Kamil, M.Pd Abdul Hakim, S.Ag


NIP. 19650910 199303 1 005 NIP.

118
Lampiran 14

119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 15

143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
Lampiran 16

DAFTAR PRESTASI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PALANG MERAH REMAJA (PMR) MAN 3 TANGERANG

Tahun Pelajaran 2008/2009


 Juara I Lomba Pertolongan Pertama Tingkat WIRA se – Jabodetabek.
Lomba Cerdas Tangkas (LCT) KSR PMI UIN Jakarta Tahun 2009

155
Lampiran 17

DAFTAR NILAI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PALANG MERAH REMAJA (PMR) MAN 3 TANGERANG
MASA BAKTI 2016-2017
NO NAMA KELAS NILAI

1 Ade Yulianti X. MIPA 1 A

2 Alviena Oktavia X. MIPA 1 A

3 Dila Artika X. MIPA 1 A

4 Dewi Lidiawati X. MIPA 1 A-

5 Erika Widyaningsih X. MIPA 1 A

6 Nursainah X. MIPA 1 A-

7 Nuthianratu F.R X. MIPA 1 A-

8 Pipih Bahriani X. MIPA 1 A

9 Siti Komala X. MIPA 1 A-

10 Widya Aska X. MIPA 1 A-

11 Fahriyatu Karimah X. MIPA 1 A

12 Siti Rohmah X. MIPA 1 A

13 Indah Safitri X. MIPA 2 A-

14 Khairunnisa X. MIPA 2 A

15 Maulyddina X. MIPA 2 A-

16 M. Lukmanul Hakim X. MIPA 2 B

17 Nurlelah X. MIPA 2 A-

18 Revita Sabila X. MIPA 2 A-

19 Siti Imaswati X. MIPA 2 A-

20 Siti Masitoh X. MIPA 2 A

21 Sipah Paujiah X. MIPA 2 B

156
157

22 Siti Rohmatulaila X. MIPA 2 A-

23 Vivin Adela X. MIPA 2 A

24 Nurul Amalia Sintani X. MIPA 2 A

25 Alma Nidaul Jannati X. MIPA 3 B

26 Benyzar Rajendra Pasha X. MIPA 3 A

27 Debi Purnamasari X. MIPA 3 A-

28 Elisah Julianti X. MIPA 3 A

29 Fikaizzatul U X. MIPA 3 A

30 Indra Kurniadi X. MIPA 3 A

31 Intan Islamayanti X. MIPA 3 A

32 M. Adriansyah X. MIPA 3 A

33 Mulyana Faizah Rahma X. MIPA 3 A

34 Nurhayati Br. Ginting X. MIPA 3 A-

34 Nurlena X. MIPA 3 A-

35 Nurul Salsa Aulia X. MIPA 3 A

36 Putri Habibah X. MIPA 3 A

37 Ramdhoni Yusuf X. MIPA 3 B

38 Annisa Alifiya X. MIPA 3 A

39 Siti Agustin X. MIPA 3 A

40 Yumna Labibah X. MIPA 3 A-

41 Zaid Fadhilah X. MIPA 3 A

42 Aat Fauziah Nufus X. IIS 1 A

43 Fadilah Irawati X. IIS 1 A

44 Insun Furaidah X. IIS 1 A-

45 M. Noval AL Fikri X. IIS 1 A


158

46 M. Rikiyadi X. IIS 1 A-

47 NazliIrfan A D X. IIS 1 B

48 Siti Hayatin Nufus X. IIS 1 A

49 Siti Unayah X. IIS 1 A

50 Rosifah Febriyani X. IIS 1 A-

51 Depitasari X. IIS 2 A-

52 Herlinda X.IIS 2 A

53 Ida Maulidiya X. IIS 2 A-

54 Iis Hamlatun Falah X. IIS 2 A

55 Laelatul Fitriyah X. IIS 2 B

56 Mebby Haryanti X. IIS 2 A-

57 Putri X. IIS 2 A-

58 Siti Holipah X. IIS 2 A-

59 Siti Maysaroh X. IIS 2 A


60
Yulis X. IIS 2 A

61 Ahmad Faiz Rosbi X. IIS 3 A

62 Akne Putri Pramata X. IIS 3 A

63 Annisa Fitri X. IIS 3 A-

64 Chaidar Homam X. IIS 3 A

65 Evi Nurdiyani X. IIS 3 A

66 Habibi X. IIS 3 A-

67 Hamidah Azzahra Putri X. IIS 3 A-

68 Ike Puspa Dwi X. IIS 3 A

69 Muhamad Farhan Zainur X. IIS 3 A-

70 Muhamad Nurholis X. IIS 3 A-


159

71 Muhamad Vieril R X. IIS 3 A

72 Nurul Izmi X. IIS 3 A

73 Oriza Hisbullah X. IIS 3 A-

74 Padli Hadli X. IIS 3 A-

75 Pratiwi Nurwulandari X. IIS 3 A-

76 Rommiyanti Saskia X. IIS 3 B

77 Safinatus Salehah X. IIS 3 A-

78 Siti Hayati X. IIS 3 A-

79 Siti Suryani X. IIS 3 A-

80 Sri Widianti X. IIS 3 A

81 Dian Anggraeni X. AGAMA 1 A-

82 Eka Sri Sulastri X. AGAMA 1 A-

83 Fitri Handayani X. AGAMA 1 A

84 Husniati Diniyah X. AGAMA 1 A

85 Mutiara Ramadhanti X. AGAMA 1 A

86 Rifqi NurFauzih X. AGAMA 1 A

87 Siti Herlina Mayam X. AGAMA 1 A

88 Sri Nur Atika X. AGAMA 1 A

89 Syifa Fauziyah X. AGAMA 1 A-

90 Yastri Istiqomah X. AGAMA 1 A-

91 Denny Hendriawan X. AGAMA 1 A-

92 Adelia Rizky Cahyani X. AGAMA 1 A

93 Asriyah X. AGAMA 1 A-

94 Vika Ruliani X. AGAMA 1 A

95 Siti Apsiyah X. AGAMA 1 A-


160

96 Azmi Iqbal Rojab X. AGAMA 1 A

97 Puput Fitriani X. AGAMA 1 A

98 Dina Suciana X. AGAMA 2 A

99 Erlina Rahma P X. AGAMA 2 A-

100 Fitri Yanti X. AGAMA 2 A

101 Hana Agustina X. AGAMA 2 A

102 Intan Riana X. AGAMA 2 A-

103 Millati Adlinur H X. AGAMA 2 A-

104 Riri X. AGAMA 2 A

105 Septihani X. AGAMA 2 A-

106 Siti Marlina X. AGAMA 2 A-

107 Sri Hermawati X. AGAMA 2 A

108 Umdatul X. AGAMA 2 A

109 Widia Wati X. AGAMA 2 A-

110 Siti Fatlihatul Azka X. AGAMA 2 A-

111 Engly Dila Purnama X. AGAMA 2 A


Lampiran 18

DAFTAR NILAI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PALANG MERAH REMAJA (PMR) MAN 3 TANGERANG
MASA BAKTI 2016-2017

NO NAMA KELAS NILAI

1 Citria Dewi XI. MIPA 1 A

2 Lisah Anjiani XI. MIPA 1 A

3 Maulia Rahayu XI. MIPA 1 A

4 Nanda C.K XI. MIPA 1 A-

5 Novia Putri N XI. MIPA 1 A

6 Siti Juhaeriyah XI. MIPA 1 A-

7 Siti Rahmawati XI. MIPA 1 A-

8 Sellawati XI. MIPA 1 A

9 Umi Darajatun Salha XI.MIPA 1 A-

10 Yuyun Yuningsih XI. MIPA 1 A-

11 Ahmad Romadhon XI. MIPA 2 A

12 Alfani Romadhon XI. MIPA 2 A

13 Bukhori Muslim XI. MIPA 2 A-

14 Ayuni Quratul A XI. MIPA 2 A

15 Elvan Delias F XI. MIPA 2 A-

16 Julfikar XI. MIPA 2 B

17 Kartini XI. MIPA 2 A-

18 Khaidir Muslis XI. MIPA 2 A-

19 Ma’ruf Edwin P XI. MIPA 2 A-

20 Maryatul Kiftiyah XI. MIPA 2 A

21 Mywin Nurlela XI. MIPA 2 B

161
162

22 Nurindah Mayangsari XI. MIPA 2 A-

23 Ratih XI. MIPA 2 A

24 Rizka Azkal A XI. MIPA 2 A

25 Sahrul Haryadi XI. MIPA 2 B

26 Siti Nurhofifah XI. MIPA 2 A

27 Susilawati XI. MIPA 2 A-

28 Widia Ningsih XI. MIPA 2 A

29 Asmawati XI. IIS 1 A

30 Eulis Septian XI. IIS 1 A

31 Fitri XI. IIS 2 A

32 Iis Kholisah XI. IIS 2 A

33 Khodijah XI. IIS 2 A

34 Siti Mubayyinah XI. IIS 2 A-

35 Darsih Oktaviani XI. IIS 3 A-

36 Ega Awaliyah XI. IIS 3 A

37 Lulu Lutfiah XI. IIS 3 A

38 Mega Sulistiawati XI. IIS 3 B

39 Mutiara Nurul Afifah XI. IIS 3 A

40 Nurul Annisa XI. IIS 3 A

41 Novita Anggraini XI. IIS 3 A-

42 Subhi Rosida XI. IIS 3 A

43 Iin Indriyani XI. IIS 4 A

44 Megawati XI. IIS 4 A

45 Nadia XI. IIS 4 A-

46 Putri Ayu Lestari XI. IIS 4 A


163

47 Putri Mayangsari XI. IIS 4 A-

48 Suisniawati XI. IIS 4 B

49 Ai Suluhiyah XI AGAMA 1 A

50 Dea Dahlia XI AGAMA 1 A

51 Karlinah XI AGAMA 1 A-

52 Rika Rahmawati XI AGAMA 1 A-

53 Ruminah XI AGAMA 1 A

54 Siti Maslhatul K XI AGAMA 1 A-

55 Siti Salbiah XI. AGAMA 1 A

56 Siti Rowiyah XI. AGAMA 1 B

57 Tsania El Untsa XI. AGAMA 2 A

58 Siti Hujjatul XI. AGAMA 2 A-


Lampiran 19

164
Lampiran 20

165
Lampiran 21

166
Lampiran 22

167
168
169
170
171
Lampiran 23

DOKUMENTASI PENELITIAN
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI MAN 3 TANGERANG

Kegiatan apel PMR Kegiatan apel PMR

Kegiatan diklat PMR bersama pembina Rapat koordinasi pengurus PMR

Kegiatan games PMR Kegiatan games PMR

172
173

Kegiatan diklat PMR berdasarkan bidang Kegiatan diklat PMR berdasarkan bidang

Kampus 1 MAN 3 Tangerang Saat pembagian kelompok pelantikan

Buku Absensi Anggota PMR Formulir Pendaftaran Anggota PMR


174

Piala Prestasi MAN 3 Tangerang Buku PMR berupa materi tentang


kepalangmerahan

Ruang UKS MAN 3 Tangerang Ruang UKS MAN 3 Tangerang

Hasil karya anggota PMR berupa Mading Hasil karya anggota PMR berupa Lampion
Lampiran 24

Biodata Penulis

Miftahun Najat namanya. ia lahir di


Tangerang tanggal 26 Mei 1995.. Ayahnya
bernama Saipi DE dan Ibunya bernama Khaeriah.
Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Kakak pertamanya bernama Miftahul Ulum, yang
kedua Mimi Miftahul Hasanah dan si bungsu
bernama Andika Nisfus Safari. Tempat tinggal di
Jln. Raya Mauk KM. 16 Kp. Pabuaran Leutik
RT.01/05 Ds. Buaranjati Kec. Sukadiri Kab. Tangerang Banten.
Ia Sekolah Dasar di SDN Buaranjati 1 Angkatan 2006-2007 dan
Madrasah Tsanawiyah di MTs Negeri Rajeg (MTS Negeri 1 Tangerang) angkatan
2009-2010. Lalu Madrasah Aliyah di MAN Mauk Tangerang (MAN 3
Tangerang) Angkatan 2012-2013. Saat ini Ia mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulah Jakarta Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan
Manajemen Pendidikan dan lulus dengan menyandang Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada sidang munaqosah 4 April 2017 dengan dosen penguji Dr. Hasyim Asy’ari,
M.Pd selaku ketua prodi MP dan Dr. Jejen Musfah, MA selaku ketua prodi
magister MPI.
Setelah menyelesaikan strata satu ia bercita-cita untuk melanjutkan S2
dengan jalur beasiswa LPDP sembari menjalani karirnya nanti.

Moto Hidup : Man Jadda Wa Jada (Siapa bersungguh-sungguh akan


berhasil)

175

Вам также может понравиться