Вы находитесь на странице: 1из 13

MKM Vol. 03 No.

02 Desember 2008

HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE


PADA PENDUDUK DI KELURAHAN OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
KOTA KUPANG

Marylin Junias1, Eliaser Balelay2

Abstract: The research aim to know the relation between exile of garbage with
occurrence diarrhoea at resident in sub-district of oesapa of kelapa lima kupang
town. This research type is analytic obeservational with designed cross sectional
study. Big of sample early which is spesified counted 96 people, but to avoid risk
deflect and droup out of sample hence collected by sample as a whole counted 106
people. Methode intake of sample the used is the non random sampling technicsly
purposive sampling. This variabel’s will be analysed to use test of Chi Square with
degree of reability level 90% ( = 0,1). Result of analysis which have indicated that,
three from seven accurate variable namely the condition of usage of TPSS, habit of
eat something and density of fly in house there is link with occurrence of diarrhoea.
For a while variable namely type/ design TPSS, located TPSS to settlement and
SAB of resident, habit clean hand and habit of save dish there no link with
occurence of diarrhoea at resident in sub district of Oesapa.

Keywords: Occurrence of diarrhoea, Exile Of garbage

PENDAHULUAN penampungan sampah yang


Latar Belakang melibatkan berbagai sektor (Dinkes
Dalam rangka peningkatan Prop.NTT, 1995). Sampah
status kesehatan masyarakat, ada mempunyai pengaruh terhadap
berbagai upaya yang bisa dilakukan di kondisi lingkungan dan status
mana salah satunya adalah sanitasi kesehatan masyarakat. Pola aktifitas
lingkungan atau kesehatan dan kehidupan masyarakat juga
lingkungan. Hal ini sesuai dengan berpengaruh terhadap volume,
konsep H.L.Blum yang menyatakan komposisi dan produksi sampah.
bahwa faktor yang paling besar Sampah yang dibuang begitu saj akan
memberikan kontribusi bagi status mudah mencemari lingkungan dan
kesehatan masyarakat adalah faktor membahayakan masyarakat. Salah
lingkungan. Faktor lingkungan ini satu penyakit akibat sampah adalah
terdiri dari unsur fisik, kimia, biologi diare.
dan radioaktif. Faktor inipun sangat Diare merupakan salah satu
bergantung atau selalu berinteraksi masalah kesehatan utama di negara
dengan faktor perilaku, keturunan dan berkembang, termasuk Indonesia. Di
pelayanan kesehatan. Indonesia ditemukan sekitar 60 juta
Banyak upaya kesehatan kejadian diare setiap tahunnya dan
lingkungan yang dilakukan antara lain merupakan penyebab utama
program / kegiatan penyediaan air kesakitan dan kematian (Depkes RI,
minum, pengelolaan dan pembuangan 2003).
limbah cair, gas dan padat, mencegah Di Propinsi NTT, diare
kebisingan, mencegah kecelakaan, menduduki urutan ke tiga tertinggi dari
mencegah penyebaran penyakit seluruh penderita rawat jalan di saran
bawaan air, udara, makanan, kesehatan masyarakat (Dinkes
pemukiman dan bahan berbahaya Prop.NTT, 2003) dan selalu
(Soemirat, 1994). meningkat pada awal musim hujan
Upaya kebersihan suatu kota dan kemarau.
sangat ditunjang oleh upaya Dari data pada Puskesmas
pengawasan pembuangan dan Pasir panjang, jumlah kasus diare
1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Undana
2
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

pada tahun 2004 sebanyak 1099 pembuangan dan penampungan


kasus dan meningkat di tahun 2005 sampah
dengan 2731 kasus (Puskesmas Pasir
Panjang, 2003, 2004, 2005). DIARE
Dengan melihat kondisi sanitasi Definisi
pemukiman penduduk yang buruk dan Menurut WHO 1980, diare
tempat penampungan sampah adalah buang air besar encer atau
sementara (TPSS) yang hanya 5 buah cair lebih dari 3 kali sehari (Mansjoer,
di Kelurahan Oesapa dengan kondisi 1999).
yang kurang baik serta tidak Secara definisi, diare adalah
dimanfaatkan maka penulis tertarik defekasi (Buang Air Besar) lebih dari
untuk membuat penelitian ini. 3 kali sehari, dengan atau tanpa darah
Rumusan masalah dalam atau lendir dalam tinja atau
penelitian ini adalah : ‘Apakah ada berubahnya konsistensi tinja menjadi
hubungan antara pembuangan lembek atau encer dengan frekwensi
sampah dengan kejadian diare pada lebih dari 3 kali dalam 24 jam (Sarbini,
penduduk di Kelurahan Oesapa 2005)
Kecamatan Kelapa lima Kota Secara operasional, diare
Kupang?’ adalah buang air besar lembek/cair
Tujuan umum penelitian ini bahkan dapat berupa air saja yang
adalah untuk mengetahui hubungan frekwensinya lebih sering dari
antara pembuangan sampah dengan biasanya (3 kali atau lebih dalam
kejadian diare di pada penduduk di sehari) dan berlangsung kurang dari
Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa 14 hari (Depkes RI, 2003).
lima Kota Kupang. Sedangkan tujuan
khususnya adalah (a.) untuk Patogenesis dan penyebab
mengetahui hubungan antara jenis Secara klinis penyebab diare
TPSS dengan kejadian diare, (b.) dapat dikelompokkan dalam 6
mengetahui hubungan antara jarak golongan yaitu : (1.) Infeksi (virus,
TPSS terhadap pemukiman penduduk bakteri dan protozoa), (2.) alergi, (3.)
dan SAB dengan kejadian diare, (c. ) keracunan, (4.) Imunodefisiensi, (5.)
mengetahui hubungan penggunaan Malabsorpsi dan (6.) sebab-sebab lain
TPSS dengan kejadian diare, (d. ) (Depker RI, 2003)
untuk mengetahui hubungan
kebiasaan jajan dengan kejadian Penyebaran
diare, ( e.) untuk mengetahui Diare ditularkan secara fecal
hubungan kebiasaan mencuci tangan oral, melalui masukan makanan/
dengan kejadian diare, (f.) untuk minuman yang terkontaminasi,
mengetahui hubungan kebiasaan ditambah ekskresi yang buruk,
menyimpan hidangan dengan makanan yang tidak matang atau
kejadian diare, (g.) untuk mengetahui yang disajikan tanpa dimasak.
hubungan antara kepadatan lalat Penularannya adalah transmisi orang
dengan kejadian diare. ke orang melalui aerosolisasi
Dalam penelitian ini, manfaat (Norwalk Rota Virus), tangan yang
yang bisa didapat antara lain adalah terkontaminasi (Clostridium Defficile)
(a.) Sebagai salah satu sumber atau melalui aktifitas seksual
informasi dan bahan masukan bagi (Mansjoer, 1999).
peneliti selanjutnya , (b.) Sebagai Kontaminasi dapat terjadi
bahan masukan bagi pihak karena : (1.) makanan/minuman yang
Pemerintah Daerah serta instansi dimasak kurang matang atau sengaja
terkait lainnya dalam menetapkan dimakan mentah, (2.) makanan atau
program pemeliharaan kesehatan alat-alat makan yang dihinggapi lalat
lingkungan pemukiman, khususnya sehingga dapat memindahkan bibit

93
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

penyakit dari sampah ke makanan, yang terkandung, (2.) berdasarkan


(3.) tidak mencuci tangan sebelum dapat tidaknya terbakar, (3.)
makan, dan (4.) Makanan atau alat- berdasarkan karakteristik sampah.
alat makan yang disiapkan/disediakan Berdasarkan zat kimia yang
oleh orang yang mengandung bibit terkandung, sampah dibedakan lagi
penyakit/ carrier. menjadi : (a. ) sampah anorganik yang
Selain itu penyebaran penyakit adalah sampah yang umumnya tidak
diare erat hubungannya dengan dapat membusuk, seperti logam,
penyediaan air bersih dalam rumah besi,plastik, dll, (b.) sampah organik
tangga dan cara pembuangan kotoran yang adalah sampah yang mudah
yang tidak baik (Entjang, 2000). membusuk, seperti sisa makanan dan
Disamping itu faktor social ekonomi daun-daun.
dan adanya keseimbangan Untuk sampah yang
persediaan makanan merupakan berdasarkan dapat tidaknya terbakar,
faktor penting dalam pencegahan dibagi menjadi (a.) sampah yang
penyakit diare (Shulman, 1999). mudah terbakar seperti kertas, plastik,
Karenanya sering pula dikatakan dll, (b.) sampah yang tidak dapat
bahwa diare dapat berujung pada terbakar seperti logam, kaca,
malnutrisi atau kematian. Bahkan bila kaleng,dll
suatu ketika sumber penyediaan air Sedangkan pembagian
yang digunakan oleh keluarga dan sampah berdasarkan karakteristik
Masyarakat tersebut tercemar oleh sampahnya sendiri dibedakan atas :
virus penyebab diare dan atau (a.) garbage yaitu sampah hasil
terdapat E. colii maka bukan tidak pengolahan makanan yang umumnya
mungkin diare tersebut menjadi suatu mudah membusuk dan berasal dari
wabah yang menjangkiti banyak orang rumah tangga, restoran, hotel,dan
pada suatu daerah tertentu. sebagainya, (b.) Rubbish yaitu
sampah yang berasal dari
FAKTOR LINGKUNGAN perkantoran, perdagngan, baik yang
Sampah mudah terbakar atau tidak mudah
Sampah adalah bahan atau terbakar, seperti kertas, kaleng,
benda padat yang terjadi akibat kaca,dan sebagainya, (c.) Ashes/ abu
aktifitas manusia yang tidak terpakai yaitu sisa pembakaran bahan yang
lagi, tidak disenangi dan dibuang mudah terbakar seperti abu rokok, (d.)
dengan cara saniter, kecuali yang Street sweeping/ sampah jalanan
berasal dari tubuh manusia yaitu sampah yang berasal dari
(Kusnoputranto, 1985). Dan menurut pembersihan jalan yang terdiri dari
Apriadji (1992) sampah/waste adalah sampah daun, kertas, dan
zat atau benda yang sudah tidak sebagainya, (e.) Sampah industri yaitu
terpakai lagi baik dari bahan buangan sampah yang berasal dari industri
rumah tangga maupun dari pabrik atau pabrik-pabrik, (f.) Sampah
sebagai sisa proses industri. Bangkai binatang yaitu bangkai
Definisi Sampah dalam Dinas binatang yang mati karena alam,
Kebersihan Kota Kupang, 2005 ditabrak kendaraan atau dibuang oleh
adalah limbah yang bersifat padat manusia, (g.) Sampah bangkai
atau setengah padat yang terdiri dari kendaraan seperti bangkai mobil,
zat organik, berasal dari kegiatan sepeda, dan lain-lain, (h.) Sampah
manusia yang tidak berguna lagi dan pembangunan yaitu sampah dari
harus dikelola agar tidak proses permbangunan gedung, rumah
membahayakan lingkungan. dan sebaginya yang berupa puing-
Menurut Notoadmodjo (1997), puing/ potongan kayu, besi, bambu
sampah terdiri dari beberapa jenis, dan sebagainya.
yakni : (1.) berdasarkan zat kimia

94
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

Masih menurut Notoadmodjo memudahkan proses pengumpulan


(1997), sumber-sumber sampah sampah dan tidak membahayakan
berasal dari : (1.) sampah yang petugas pengumpul sampah baik
berasal dari pemukiman, seperti sisa petugas kota maupun pengumpul
makanan, kertas, pakaian bekas dan setempat.
sebagainya, (2.) sampah yang berasal Jenis TPSS yang baik adalah
dari tempat-tempat umum, seperti yang kedap air dan tertutup. Tetapi
pasar, tempat hiburan, terminal, TPSS ini tidak harus berupa bak
stasiun dan lain-lain yang berupa khusus dari batu bata dan semen,
kertas, plastik, botol, dan sebagainya, karena tidak setiap pemukiman dapat
(3.) sampah yang berasal dari menyediakannya (Apriadji, 1992).
perkantoran seperti kertas, karton, (4.) Menurut Dinkes Prop.NTT,
sampah yang berasal dari jalan raya, 1995, letak TPPS yang baik sehingga
seperti daun, plastik, logam dan dapat mengurangi risiko pencemaran
sebagainya, (5.) sampah dari adalah TPSS yang sedapat mungkin
pertanian/perkebunan, seperti jerami, harus dihindarkan atau jauh dari
sayur-mayur, ranting, batang padi dan saluran air dan tidak terletak pada
sebagainya, (6.) sampah dari tempat yang mudah terkena luapan
peternakan / perikanan seperti air.
kotoran ternak, sisa makanan ternak, Sedangkan Apriadji (1994)
bangkai binatang dan sebagainya, mengemukakan bahwa tempat
serta (7.) sampah yang berasal darii penampungan sampah sementara
pertambangan seperti batu-batuan, (TPSS) yang baik dan memenuhi
tanah dan sebagainya. syarat kesehatan haruslah : (1.)
mudah dibersihkan, (2.) tidak mudah
Tempat Pembuangan Sampah rusak, (3.) sebaiknya TPSS tidak
Sementara (TPSS) berupa lokasi terbuka/ tumpukan
Pengumpulan dan sampah yang dibuang atau dibiarkan
penampungan sampah merupakan beguitu saja diatas permukaan tanah,
rangkaian kegiatan yang termasuk (4.) sebaiknya TPSS mempunyai
dalam suatu proses pengelolaan dan tutup yang rapat untuk menghindari
pengolahan sampah. Pengumpulan kumpulan lalat dan (5.) kalau bisa
dan penampungan sampah ini adalah TPSS ditempatkan di luar atau jauh
merupakan tanggung jawab dari dari rumah dengan tujuan agar
masing-masing rumah tangga, kebersihan rumah terjaga, menjaga
institusi dan atau tempat yang kesejukan hawa/udara sekitar rumah
menghasilkan/ memproduksi dan mudah diangkut oleh petugas
sampah. . Untuk itu diperlukan suatu sampah/truk sampah. Diharapkan
temapt yang dapat menampung dengan terpenuhinya 5 syarat TPSS
sampah yang dikumpulkan sebelum diatas maka kebersihan lingkungan
diangkut ke tempat pembuangan dapat terjaga sehingga mengurangi
sampah akhir (TPA). resiko pencemaran dan penyebaran
Direktorat Bina Tehnik vektor penyakit akibat sampah-
Departemen PU (1999) sampah yang ada.
mengemukakan bahwa pewadahan/
penampungan sampah adalah suatu FAKTOR MANUSIA
cara penampungan sampah sebelum Dalam melihat factor manusia
dikumpulkan, dipindahkan, diangkut sebagai penyebab kejadian diare
dan dibuang ke TPA dengan tujuan : dalam Masyarakat, maka perlu
(1.) untuk menghindari terjadinya dipertimbangkan pula latar belakang
sampah yang berserakan sehingga kehidupan Masyarakat yang
mengganggu lingkungan dan bersangkutan.
kesehatan dan estetika dan (2.)

95
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

Kebiasaan Jajan lemari makan atau meja yang ditutup


Perilaku dan gaya hidup dengan tutupan saji (Heru, 1995 cit
sangat berpengaruh terhadap Toyo, 2005)
kejadian dan kegawatan penyakit Menurut Widyati (2002), faktor-
diare, terutama yang berhubungan faktor yang mempengaruhi tumbuh
dengan kebiasaan/ budaya pola dan berkembangnya bakteri dalam
makan dan minum tiap individu dalam makanan adalah : (a.) temperatur
masyarakat. tempat penyimpanan makanan, (b.)
Menurut Sarbini (2005), ada merebus atau memanaskan makanan
beberapa hal yang perlu dilihat sampai mendidih tetapi kurang
menyangkut persepsi dari masyarakat maksimal dengan suhu tertinggi
mengenai perilaku makan/minum 120oC, (c.) suhu terlalu rendah saat
yaitu : (a.) kebiasaan makan, (b.) jenis menyimpan hidangan, minimal 7oC,
makanan yang sering di konsumsi, (d.) kandungan cairan atau air dalam
(c.) tempat memperoleh makanan/ bahan makanan yang tinggi dan (e.)
minuman (warung, kaki lima, restoran, jangka waktu penyimpanan makanan
masak sendiri, dll), (d.) kesukaan yang lama (5-6 jam).
makan-minum (pedas, gorengan,
dingin, dll), (e.) kondisi sosial fisik FAKTOR AGENT (VEKTOR LALAT)
tempat penjualan makan/minuman, Pada dasarnya setiap mahluk
(f.) keamanan makanan yang dijual, di dunia ini mempunyai hubungan
(g.) tingkat hygiene sanitasi makanan dengan lingkungannya, baik secara
yang dijual atau dimakan. langsung maupun tidak langsung.
Lalat adalah salah satu mahluk yang
Kebiasaan mencuci tangan berperan dalam penyebaran kejadian
Sebagian besar kuman diare, bertindak sebagai agent dan
infeksius penyebab diare ditularkan atau vektor mekanis yang hanya
melalui jalur fecal oral. Penularannya bertindak sebagai alat pemindah pasif
dengan memasukkan ke dalam mulut, dengan pengertian bahwa kuman-
cairan atau benda tercemar (terutama kuman ptogen tidak mengalami
kotoran/tinja), misalnya air minum, perubahan apapun (Widyati, 2002)
jari-jari tangan, makanan yang Perkembangbiakan seekor
disiapkan dalam panci yang dicuci lalat dimulai pada saat seekor lalat
dengan air tercemar. betina yang bertelur. Biasanya sekali
Kebiasaan perorangan yang bertelur akan menghasilkan 75-150
berhubungan dengan penularan butir, setiap 30 hari. Setelah 10-24
kuman penyebab diare adalah jam dalam keadaan baik telur-telur
kebiasaan mencuci tangan, terutama tersebut akan menetas menjadi larva
saat selesai buang air besar, sesudah dan kepompong dalam waktu 4 hari.
membuang kotoran/sampah sebelum Setelah itu menjadi imago dan terakhir
menyiapkan makanan, seblum menjadi lalat dewasa. Setelah
menyuapi anak atau sebelum makan berumur 3 hari, lalat tersebut sudah
(Depkes RI, 2003) mampu untuk bertelur kembali. Siklus
hidup lalat, mulai dari telur hingga lalat
Kebiasaan dan cara menyimpan dewasa memerlukan waktu 14 hari.
hidangan Kebiasaan lalat untuk
Makanan yang kotor akan menempatkan telurnya pada tempat
berbahaya bagi anggota keluarga yang banyak mengandung zat-zat
karena dapat menyebabkan kejadian organik, seperti temapat sampah,
diare. Karena itu agar keamanan membuat kesulitan dalam
makanan terjaga, usahakan agar pemberantasannya. Lalat lebih
menyimpan makanan pad temapt menyukai makanan yang bersuhu
yang dingin dan tertutup, seperti pada lebih tinggi dari suhu udara sekitarnya

96
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

dan sangat membutuhkan air. Tanpa menggunakan rumus cohcran


air lalat tidak dapat hidup lebih dari 46 (Supriyanto, 2003) sebesar 96, tetapi
jam (Widyati, 2002) untuk menghindari drop out maka
jumlah sampel dibulatkan dengan
Hipotesis Penelitian menambah 10% dari 96 sehingga
Hipotesis dalam penelitian menjadi 106 orang.
adalah (1.) ada hubungan antara jenis
TPSS dengan kejadian diare, (2.) ada Data Dan Instrumen Yang
hubungan antara jarak TPSS Digunakan
terhadap pemukiman penduduk dan Data dalam penelitian ini ada
SAB dengan kejadian diare, (3.) ada dua data yaitu data primer dan data
hubungan penggunaan TPSS dengan sekunder. Data Primer adalah Data
kejadian diare, (4.) ada hubungan yang diperoleh melalui hasil observasi
kebiasaan jajan dengan kejadian langsung dengan pengisian form
diare, (5.) ada hubungan kebiasaan pemantauan dan wawancara.
mencuci tangan dengan kejadian Sedangkan Data Sekunder adalah
diare, (6.) ada hubungan kebiasaan Data-data yang diperoleh dari
menyimpan hidangan dengan beberapa instansi seperti instansi
kejadian diare, dan (7.) ada hubungan kesehatan dan Kelurahan serta
antara kepadatan lalat dengan literatur yang berhubungan dengan
kejadian diare. tujuan penelitian. Kemudian instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan
METODE PENELITIAN data penelitian berupa Kuisioner,
Jenis Penelitian Form Observasi TPSS dan kepadatan
Jenis penelitian yang digunakan lalat, Meter roll dan untuk mengukur
adalah penelitian observasional waktu digunakan Arloji/jam tangan.
analitik, dengan desain cross
sectional study (Supryanto, 2003), Teknik Pengolahan Dan Analisa
dimana dilakukan pengamatan Data
terhadap obyek yang diamati, Data hasil pemeriksaan sampel
wawancara dan pengisian pertanyaan di klasifikasi, dikode, ditabulasi
terstruktur (kuesioner) terhadap kemudian dihitung dengan analisis
responden dalam waktu yang statistik menggunakan komputer dan
bersamaan/ tertentu. kalkulator.
Untuk analisis data, dianalisis
Lokasi Penelitian secara statistik dengan menggunakan
Penelitian ini dilakukan di komputer kemudian disajikan secara
kelurahan Oesapa, kecamatan Kelapa deskriptif dalam bentuk narasi dan
lima, Kota Kupang tahun 2006. tabel.

Populasi Dan Sampel HASIL PENELITIAN DAN


Populasi dalam penelitian ini PEMBAHASAN
adalah : Seluruh penduduk kelurahan Hasil Penelitian
Oesapa sejumlah 16.096 jiwa. Karakteristik Responden menurut
Sedangkan Sampel dalam penelitian kelompok umur
ini diambil secara porpusive sampling, Dari 106 sampel dalam penelitian
dimana tehnik dicirikan oleh ini, kelompok umur bervariasi dari 16-
pemakaian keputusan dan upaya >60 tahun. Lebih jelas dapat dilihat
yang disengaja untuk memperoleh pada Tabel 1. berikut.
sampel representatif dengan
memasukkan area-area atau
kelompok orang yang bersifat tipikal
(Aswin, 1997). Besar sampel

97
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

Tabel. 1 Distribusi responden menurut Dari 106 sampel dalam


kelompok umur penelitian ini, tingkat pendidikan
Kelompok N (orang) %
umur (tahun) responden bervariasi. Lebih jelas
16-20 9 8 dapat dilihat pada tabel 3.
21-25 11 10 Berdasarkan tabel 3 maka
26-30 22 21 responden terbanyak adalah
31-35 24 23 berpendidikan SLTP sejumlah 47
36-40 12 11
orang(44%) dan paling sedikit
41-45 8 7
46-50 7 7
perpendidikan PT sebanyak 7 orang
51-55 3 3 (7%).
56-60 7 7
>60 3 3 Karakteristik responden menurut
Jumlah 106 100 jenis pekerjaan/profesi
Dari 106 sampel dalam
Berdasarkan tabel 1 maka penelitian ini, jenis profesi responden
responden terbanyak berumur antara dapat dilihat pada tabel 4.
31-35 tahun yaitu 24 orang (23%) dan
paling sedikit pada kelompok umur Tabel. 4 Distribusi responden menurut jenis
>60 tahun sebanyak 3 orang (3%). kelamin
Jenis pekerjaan/ N %
profesi (orang)
Karakteristik responden menurut Pengusaha/ 25 23.6
jenis kelamin wiraswasta
Dari 106 sampel dalam Nelayan 26 24.5
penelitian ini, jumlah laki-laki dan Ibu RT 50 47.2
Mahasiswa/ pelajar 5 4.7
perempuan hampir sebanding. Lebih
Jumlah 106 100
jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2 Distribusi responden menurut jenis Berdasarkan tabel 2 maka


kelamin respomden terbanyak adalah
Kelompok umur N (orang) % berprofesi sebagai ibu RT sejumlah
(tahun) 50 orang(47,2%) dan paling kecil
Laki-laki 50 47 berprofesi sebagai mahasiswa atau
Perempuan 56 53
Jumlah 106 100
peljar sebanyak 5 orang (4,7%).

Berdasarkan tabel 2 maka Hubungan antara jenis TPSS


dengan kejadian diare
respomden terbanyak adalah
perempuan sejumlah 56 orang(53%) Hubungan antara jenis TPSS
dan laki-laki sebanyak 50 orang dengan kejadian diare pada
responden dapat dilihat tabel 5.
(47%).
Tabel. 5 Hubungan jenis TPSS dengan
Karakteristik responden menurut kejadian diare
tingkat pendidikan Jenis kejadian diare Jumlah
TPSS Tidak Diare
Tabel. 3 Distribusi responden menurut (desain/ diare
tingkat pendidikan konstruks n % n % n %
Tingkat N % i)
pendidikan (orang) Baik 5 4.7 5 4.7 10 9.4
SD 21 20 Sedang 1 9.4 1 11. 22 20.
SLTP 47 44 0 2 3 8
SLTA 31 29 Buruk 2 27. 4 42. 74 69.
9 4 5 5 8
Perguruan Tinggi 31 7
(PT) Jumlah 4 41. 6 58. 10 100
4 5 2 5 6
Jumlah 106 100

98
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

Berdasarkan analisis statistik Hubungan antara kebiasaan


terhadap tabel 5 menunjukkan nilai  jajan responden dengan kejadian
= 0,74 yang berarti bahwa Ho ditolak diare dapat dilihat tabel 8
maka tidak ada hubungan antara jenis
Tabel. 8 Hubungan kebiasaan jajan dengan
TPSS dengan kejadian diare. kejadian diare
Kebiasaa kejadian diare Jumlah
Hubungan antara letak TPSS n jajan Tidak Diare
dengan kejadian diare diare
Hubungan antara letak TPSS n % n % n %
terhadap pemukiman dan SAB
Ya 2 23. 4 45. 73 68.
dengan kejadian diare pada 5 6 8 3 9
responden dapat dilihat tabel 6. Tidak 1 17. 1 13. 33 31.
9 9 4 2 1
Tabel. 6 Hubungan letak TPSS dengan Jumlah 4 41. 6 58. 10 100
kejadian diare 4 5 2 5 6
Letak kejadian diare Jumlah
TPSS Tidak diare Diare
Berdasarkan analisis statistik
n % n % n %
Baik 7 6.6 10 9.4 17 16 terhadap tabel 8 menunjukkan nilai 
Sedang 25 23.6 33 31.1 58 54.8 = 0,04 yang berarti bahwa Ho diterima
Buruk 12 11.3 19 17.9 31 29.2 sehingga ada hubungan antara
Jumlah 44 41.5 62 58.5 106 100 kebiasaan jajan responden dengan
kejadian diare.
Berdasarkan analisis statistik
terhadap tabel 6 menunjukkan nilai  Hubungan antara kebiasaan
= 0,92 yang berarti bahwa Ho ditolak mencuci tangan dengan kejadian
maka tidak ada hubungan antara letak diare
TPSS dengan kejadian diare. Hubungan antara kebiasaan
mencuci tangan responden dengan
Hubungan antara kondisi kejadian diare dapat dilihat tabel 9.
penggunaan TPSS dengan kejadian
diare Tabel 9 Hubungan kebiasaan mencuci
Hubungan antara kondisi tangan dengan kejadian diare
Kebiasaan kejadian diare Jumlah
penggunaan TPSS dengan kejadian
mencuci Tidak Diare
diare pada responden dapat dilihat tangan diare
tabel 7. n % n % n %
Ya 10 9.4 20 18.9 30 28.3
Tabel. 7 Hubungan kondisi penggunaan Tidak 34 32.1 42 39.6 76 71.7
TPSS dengan kejadian diare Jumlah 44 41.5 62 58.5 106 100
Jenis TPSS kejadian diare Jumlah
(desain/ Tidak Diare
konstruksi)
Berdasarkan analisis statistik
diare
n % n % n % terhadap tabel 9 menunjukkan nilai 
Baik 7 6.6 10 9.4 17 16 = 0,39 yang berarti bahwa Ho ditolak
Sedang 25 23.6 33 61.1 58 54.8 sehingga tidak ada hubungan antara
Buruk 12 11.3 19 17.9 31 29.2 kebiasaan mencuci tangan responden
Jumlah 44 41.5 62 58.5 106 100 dengan kejadian diare.
Berdasarkan analisis statistik
Hubungan antara kebiasaan
terhadap tabel 7 menunjukkan nilai  menyimpan hidangan dengan
= 0,03 yang berarti bahwa Ho diterima kejadian diare
sehingga ada hubungan antara Hubungan antara kebiasaan
kondisi penggunaan TPSS dengan menyimpan hidangan responden
kejadian diare. dengan kejadian diare dapat dilihat
Hubungan antara kebiasaan jajan tabel 10.
dengan kejadian diare

99
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

agar lokasi TPSS agak jauh dari


Tabel. 10 Hubungan kebiasaan menyimpan lokasi rumah dan tertutup sehingga
hidangan dengan kejadian diare
Kebiasaan / kejadian diare Jumlah tidak menjadi sarang perindukan
cara Tidak Diare vektor penyakit, seperti lalat, tikus, dll
menyimpan diare serta menimbulkan aroma yang tidak
hidangan n % n % n % sedap. Juga pemandangan yang
Ya 13 12.3 15 14.2 28 26.4 terjadi menjadi buruk dan tidak estetis.
Tidak 31 29.2 47 44.3 78 73.6
Hasil penelitian di kelurahan
Jumlah 44 41.5 62 58.5 106 100
Oesapa menunjukkan bahwa kejadian
diare banyak terjadi pada responden
Berdasarkan analisis statistik
yang menggunakan jenis TPSS yang
terhadap tabel 10 menunjukkan nilai 
buruk yaitu sebanyak 45 responden
= 0,69 yang berarti bahwa Ho ditolak
(42,5%). Tetapi berdasarkan hasil
sehingga tidak ada hubungan antara
analisis menunjukkan tidak ada
kebiasaan ataui cara menyimpan
hubungan antara kejadian diare
hiodangan responden dengan
dengan jenis TPSS yang digunakan.
kejadian diare.
Hal ini disebabkan walaupun jenis
TPSS yang ada buruk tetapi
Hubungan antara kepadatan lalat
responden biasanya lebih sering
dengan kejadian diare
untuk langsung membakar
Hubungan antara kebiasaan
kotoran/sampah yang tertumpuk atau
kepadatan lalat dengan kejadian diare
membuangnya ke laut sehingga
dapat dilihat tabel 11.
lingkungan tetap terjaga
Tabel. 11 Hubungan kepadatan lalat dengan
kebersihannya.
kejadian diare
Kebiasaan kejadian diare Jumlah Letak TPSS
jajan Tidak Diare Letak /jarak TPSS terhadap
diare pemukiman dan Sarana Air Bersih
n % n % n %
(SAB) turut mendukung resiko
Rendah 24 22.6 8 7.5 13 12.3 pencemaran lingkungan terutama
Sedang 5 4.7 18 17 42 39.6 pencemaran air permukaan. TPSS
Tinggi 15 14.2 36 34 51 48.1 dengan lokasi /titik pengumpulan yang
Jumlah 44 41.5 62 58.5 106 100 terbuka dan dibiarkan begitu saja
akan lebih memperbesar resiko
Berdasarkan analisis statistik tersebut. Apabila air pada SAB
terhadap tabel 11 menunjukkan nilai  tersebut hanya diambil oleh satu
= 0,02 yang berarti bahwa Ho diterima keluarga, maka kemungkinan akan
sehingga ada hubungan antara mendapatkan penyakit hanya
kepadatan lalat di rumah responden keluarga tersebut. Tetapi bila yang
dengan kejadian diare. menggunakan air dari SAB tersebut
lebih banyak keluarga lagi/ sebagian
Pembahasan besar Masyarakat sekitarnya, maka
Jenis TPSS bukan tidak mungkin kejadian diare
TPSS tidak selalu berupa bak tersebut akan menjadi wabah atau
khusus yang terbuat dari batu bata epidemi. Akan menjadi lebih berat,
dan semen, karena tidak semua bila ditambah dengan Sanitasi dan
pemukiman dapat menyediakannya hygiene Masyarakat yang tidak sehat,
(Apriadji, 1992). TPSS dapat kondisi geografis yang tropis panas
disediakan dalam bentuk bin /tong dan musim kemarau dengan angin
sampah atau dibuat sendiri oleh kencang. Kejadian diare ini bisa
masyarakat berupa lubang galian menjadi pandemic (Soemirat, 2005).
dengan desain/konstruksi sederhana. Dari hasil penelitian
Yang terpenting diupayakan adalah menunjukkan bahwa responden yang

100
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

terkena kejadian diare mempunyai seperti misalnya ketidakmampuan


terbanyak adalah responden dengan mencerna zat gula/susu sapi dalam
letak TPSS sedang terhadap diet (Addy,1993) dan juga perilaku
pemukiman dan SAB. Tetapi setelah menyimpan hidangan yang tidak baik
dianalisis tidak menunjukkan ada sehingga terkontaminasi bibit penyakit
hubungan antara kejadian diare yang dibawa oleh vektor/lalat. Hal ini
dengan letak/jarak TPSS yang sejalan dengan hasil penelitian Toyo
digunakan. Hal ini disebabkan (2005), bahwa risiko terjadinya diare
walaupun jarak TPSS yang sedang pada balita yang keluarganya
bahkan bisa dikatakan dekat dengan menyimpan hidangan/makanan
pemukiman dan SAB tetapi secara terbuka mempunyai risiko
responden biasanya lebih sering terjadi diare 3,35 kali lebih besar
menggunakan air yang dibeli untuk daripada balita yang keluarganya
kebutuhan sehari-hari. Untuk kondisi menyimpan makanan/hidangan
sekarang, biasanya air yang secara tertutup. Selain itu, pendidikan
digunakan untuk minum adalah air ibu juga mempengruhi risiko kejadian
yang dibeli di depot air minum isi diare.
ulang (DAMIU). Sementara untuk
kebutuhan Sanitasi dan hygiene Kondisi penggunaan TPSS
keluarga menggunakan air tangki. Hal Menurut Apriadji (1992), TPSS
tersebut sejalan dengan penelitian yang baik adalah yang mudah
yang dilakukan oleh Ina Lopi, 2006, dibersihkan, kuat dan awet, tertutup
yang mengatakan bahwa walaupun dan ditempatkan jauh dari
hampir semua kepala keluarga penmukiman. Karena kondisi TPSS
memiliki sumur gali, tetapi tidak yang buruk akan mendukung
semua sumber air tersebut digunakan penyebaran penyakit lewat vektor
untuk minum. Dari 89 sampel, 6 penyakit.
responden (6,7%) membeli air dari Hasil penelitian menunjukkan
sumber air lainnya karena alasan TPSS dengan Kondisi sedang banyak
apabila diminum terasa tidak enak, terjadi kejadian diare. Hal ini terbukti
biarpun kebiasaan penduduk yang dengan hasil analisis yang
merebus air tersebut sampai mendidih menunjukkan hubungan antara
sebelum digunakan sebagai air kondisi TPSS dengan kejadian diare.
minum. Dan diantaranya 1(satu) Faktor musim kemarau pada saat
responden (1,1%) menderita diare. penelitian juga menjadi salah satu
Menurut Heru (1995) dalam Toyo pendukung karena tekanan udara
(2005) pemakaian air yang tidak yang tidak menentu dengan angin
bersih menjadi penyebab utama kencang membuat sampah-sampah
kejadian diare. Hal ini sejalan dengan yang sudah dikumpulkan kembali
Thaha (1995) dan Ahmad dalam beterbangan. Bahkan sebagaian
Astyani (2005) bahwa episode berserakan karena dikoyak-koyak
kejadian diare lebih mengacu pada oleh binatang peliharaan seperti
kesehatan lingkungan, jika sarana air anjing. Hal inilah yang menjadi pemicu
bersih kurang dan tidak memenuhi terjadinya kejadian diare pada
syarat sehingga resiko diare selalu responden.
ada. Sehingga kejadian diare yang
tinggi terjadi dimungkingkan karena Kebiasaan jajan
hygiene keluarga yang buruk atau Faktor perilaku manusia, gaya
faktor intrinsik lain dari responden itu hidup dan aktivitas juga
sendiri, seperti malnutrisi dan mempenagruhi jumlah sampah yang
immunodefisiensi. ada. Dan bila volume sampah yang
Selain itu, penyakit diare dapat banyak ini tidak dikelola dengan baik
disebabkan oleh banyak faktor,

101
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

akan mempengaruhi derajat 2005, salah satu kebiasaan yang erat


kesehatan masyarakat. kaitannya dengan penularan kuman
Demikian juga dengan perilaku dan diare adalah mencuci tangan. Hal
gaya hidup individu terkait kebiasaan senada juga ditunjukkan dalam hasil
makan-minum yang sembarangan penelitian Weraman dan Evi Sahrul
dan tidak memenuhi syarat (2004) (Dinkes. Prop. NTT, 2004).
kebersihan dan keamanan makanan, Dalam Hasil penelitian ini,
juga memberikan kontribusi kejadian menunjukkan bahwa kejadian diare
diare dan kegawatannya (Sarbini, banyak terjadi pada responden yang
2005). tidak biasa mencuci tangan sebelum
Hasil penelitian menunjukkan makan, sesudah bekerja dan sebelum
bahwa kejadian diare terbanyak menyiapkan makanan. Tetapi hasil
terjadi pada responden dengan analisis tidak menunjukkan hubungan
kebiasaan jajan di luar yang sangat yang berarti. Mungkin hal ini
sering. Dan hasil analisis juga disebabkan karena walaupun tidak
mendukung kenyataan tersebut mempunyai kebiasaan mencuci
dengan menunjukkan adanya tangan tetapi responden mempunyai
hubungan antara kebiasaan jajan kekebalan tubuh yang baik. Pendapat
yang sering dengan kejadian diare. ini sejalan dengan hasil penelitian
Makanan yang terkontaminasi dapat Astyani (2005) tentang hubungan
menyebabkan penyakit (food borne antara sanitasi makanan dan
disease), salah satunya adalah diare. lingkungan dengan kejadian diare
Hal ini disebabkan karena keamanan pada anak balita di Wilayah Kerja
dan kebnersihan makanan yang tidak Puskesmas Lepo-lepo Kecamatan
terjaga serta tempat penjualan Baruga Kota Kendari tahun 2005,
makanan/minum yang jauh dari kesan yang menunjukkan bahwa tidak ada
sehat. Sejalan dengan itu juga hasil hubungan antara pengolahan
penelitian Sarbini menunujukakan makanan dengan kejadian diare pada
bahwa anak atau orang dewasa balita. Dikatakan bahwa ada
biasanya terkena diare karena makan kemungkinan balita mempunyai
dan minum makanan yang immunitas/kekebalan tubuh yang baik
terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sehingga tidak terjadi penyakit diare.
parasit yang ada dalam makanan
(Dinkes Prop. NTT, 2005) Kebiasaan cara menyimpan
Selain itu kejadian diare pada hidangan
daerah penelitian bisa kemungkinan Makanan yang disajikan tanpa
disebabkan oleh kebiasaan ditutup atau dibiarkan terbuka akan
masyarakat/penduduk dalam proses mengundang lalat untuk datang
pengolahan makanan yang kurang berkumpul dan menebarkan bibit
sempurna. Menurut Mukono (2000), penyakit (Heru cit Toyo, 2005). Salah
pemasakan yang tidak sempurna satu kebiasaan lalat adalah suka pada
pada daging, telur dan susu akan aroma yang harum dan menyengat.
menyebabkan makanan tersebut peka Hasil penelitian menunjukkan
dan memudahkan organisme untuk bahwa kejadian diare banyak terjadi
berkembang didalamnya. pada responden yang tidak biasa
menutup hidangannya, baik sebelum
Kebiasaan mencuci tangan maupun sesudah makan. Tetapi
Selain itu, kebiasaan mencuci berdasarkan analisis tidak
tangan sebelum makan, sesudah menunjukkan adanya hubungan
bekerja atau mengangkat kotoran dan antara kebiasaan ini dengan kejadian
sebelum menyiapkan makanan juga diare. Ada kemungkinan hal ini terjadi
berpengaruh terhadap terjadinya karena kebiasaan responden yang
diare. Seperti yang diteliti oleh Toyo,

102
HUBUNGAN ANTARA PEMBUANGAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENDUDUK

menerapkan sistem ‘santap langsung’ hubungan antara kebiasaan/cara


dan sekali masak untuk sekali makan. menyimpan hidangan dengan
Hal demikian juga kejadian diare yang ditunjukkan
diungkapkan dalam penelitian Ina dengan nilai = 0,69; (5) ada
Lopi, 2006, yang menerangkan bahwa hubungan antara kepadatan lalat
tidak ada hubungan antara dengan kejadian diare yang
pengolahan makanan dengan ditunjukkan dengan nilai = 0,02.
kejadian diare pada balita.
Saran
Kepadatan lalat Berdasarkan hasil penelitian
Salah satu indikator diharapkan perlu adanya sosialisasi
kebersihan temapt adalah tingkat dan penyuluhan yang intensif tentang
kepadatan lalat. Lalat biasanya perilaku hidup bersih (PHBS) dan
menyukai tempat yang lembab dan pentingnya kesehatan lingkungan
hinggap pada zat-zat organik yang kepada masyarakat. Demikian juga
berbau tajam sebagai tempat perlu kerjasama lintas sektor baik
perindukkannya. pemerintah dan swasta dalam
Dari hasil penelitian menciptakan lingkungan hidup yang
menunjukkan bahwa kejadian diare bersih, terutama untuk masalah
terjadi paling banyak pada responden sampah mulai dari pengumpulan,
dengan tingkat kepadatan lalat dalam pengangkutan dan pengelolaan
rumah yang tinggi. Hasil ini sebanding akhirnya.
dengan hasil analisis yang
menunjukkan adanya hubungan DAFTAR PUSTAKA
antara kepadatan lalat dengan Apriadji.WH, 1992, Memproses
kejadian diare. Sampah, Jakarta, Penebar Swadaya
Hal ini juga sejalan dengan
pendapat Widyati (2002) yang Aswin.S, 1997, Metodologi Penelitian
menyatakan bahwa lalat merupakan Kedokteran, Yogyakarta, FK UGM
agen/vektor mekanis pasif yang paling
berperan dalam transmisi penyebaran Azwar.A, 1989, Pengantar Ilmu
penyakit diare. Kesehatan Lingkungan, Jakarta,
Mutiara Widya,
Simpulan
Dari hasil penelitian dapat diterik Depkes RI, 2000, Prinsip Hygienen
kesimpulan bahwa (1)Tidak ada dan Sanitasi Umum dan Perkotaan,
hubungan antara jenis TPSS dengan Jakarta, Grasindo
kejadian diare yang ditunjukkan
dengan nilai = 0,74; (2) Tidak ada Dep PU, 1999, Pengelolaan Sampah
hubungan antara letak/jarak TPSS Perkotaan, Jakarta, Direktorat Bina
dengan kejadian diare yang Tehnik
ditunjukkan dengan nilai = 0,92; (3)
Ada hubungan antara Kondisi Depkes RI, 2003, Pedoman
penggunaan TPSS dengan kejadian Pemberantasan Penyakit Diare,
diare yang ditunjukkan dengan nilai Jakarta, DitJend PPM
= 0,03; (4) ada hubungan antara
kebiasaan jajan dengan kejadian diare Dinkes Prop. NTT, 2003, Laporan
yang ditunjukkan dengan nilai = Tahunan Seksi Upaya Kesehatan
0,04; (5) Tidak ada hubungan antara Dasar Prop. NTT
kebiasaan mencuci tangan dengan
kejadian diare yang ditunjukkan Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005,
dengan nilai = 0,39; (4) Tidak ada Manajemen Persampahan Kora

103
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008

Kupang, Kupang, Dinas Kebnersihan Puskesmas Pasir Panjang,


Kota Kupang 2004,2005, Laporan Tahunan PKL
Sarbini, 2005, Diare, Jakrta, MERC
Kusnoputranto. H, 1985, Ke4sehatan
Lingkungan, Jakarta, FKM UI Slamet, Juli Soemirat, 1994,
Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta :
Ina Lopi. A, 2006, Hubungan Antara Gadjah Mada University Press
Sanitasi Makanan Dan Lingkungan
Dengan Kejadian Diare Balita Di Soemirat, Juli, 2005, Epidemiologi
Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lingkungan, Gajah Mada University
Lima Kupang Tahun 2006, Skripsi, Press, Yogyakarta
Kupang, FKM Undana
Supriyanto, 2003, Metodologi Risat,
Mansjoer.A, 1999, Kapita Selekta Surabaya, FKM Unair
Kedokteran jilid I, Jakarta, FK UI
(Media Asculapius) Toyo.MT, 2005, Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diare
Notoatmodjo, Soekidjo, 1997, Ilmu pada Balita di Puskesmas Oesao
Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT. Kabupaten Kupang, Skripsi, Kupang,
Rineka Cipta FKM Unadana
Purdom, P. W., 1980, Environmental
Health (2th Ed), Academic Press, Inc. Weraman, Sharul.E, 2004, Faktor-
Sydney faktor yang mempengaruhi Kejadian
Diare di Kota Kupang, Thesis,
Kupang, Dinkes Prop, NTT

104

Вам также может понравиться

  • Cover Demokrasi
    Cover Demokrasi
    Документ1 страница
    Cover Demokrasi
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • UNTUK BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    UNTUK BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Документ16 страниц
    UNTUK BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Asam Basa
    Asam Basa
    Документ6 страниц
    Asam Basa
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • ANATOMI Jantung
    ANATOMI Jantung
    Документ9 страниц
    ANATOMI Jantung
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • 654 1448 1 SM PDF
    654 1448 1 SM PDF
    Документ9 страниц
    654 1448 1 SM PDF
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • AKLIMATISASI BIBIT
    AKLIMATISASI BIBIT
    Документ3 страницы
    AKLIMATISASI BIBIT
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cover Demokrasi
    Cover Demokrasi
    Документ1 страница
    Cover Demokrasi
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Penyulaman 1 PDF
    Penyulaman 1 PDF
    Документ15 страниц
    Penyulaman 1 PDF
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Antagonisme
    Antagonisme
    Документ2 страницы
    Antagonisme
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cover Artikel
    Cover Artikel
    Документ1 страница
    Cover Artikel
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Hal 81 - 96
    Hal 81 - 96
    Документ21 страница
    Hal 81 - 96
    Dewi Novitasari
    Оценок пока нет
  • Bab II Belum Edit
    Bab II Belum Edit
    Документ14 страниц
    Bab II Belum Edit
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • ID Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Anti
    ID Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Anti
    Документ10 страниц
    ID Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas Anti
    inggrianti wiratama
    Оценок пока нет
  • Bal
    Bal
    Документ6 страниц
    Bal
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Lecanicillium lecanii sebagai Agens Hayati
    Lecanicillium lecanii sebagai Agens Hayati
    Документ10 страниц
    Lecanicillium lecanii sebagai Agens Hayati
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Tomat 1
    Tomat 1
    Документ18 страниц
    Tomat 1
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Jawaban LKM Homeostasis
    Jawaban LKM Homeostasis
    Документ3 страницы
    Jawaban LKM Homeostasis
    Shufi Ridho Laili Ay
    Оценок пока нет
  • Uji Antimikroba Tambahan
    Uji Antimikroba Tambahan
    Документ8 страниц
    Uji Antimikroba Tambahan
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Mbak Mon
    Mbak Mon
    Документ1 страница
    Mbak Mon
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cover Biokomia
    Cover Biokomia
    Документ2 страницы
    Cover Biokomia
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Prosedur Kerja Protein
    Prosedur Kerja Protein
    Документ33 страницы
    Prosedur Kerja Protein
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cyber Bu Lying
    Cyber Bu Lying
    Документ6 страниц
    Cyber Bu Lying
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Manajemen Waktu Untuk
    Manajemen Waktu Untuk
    Документ2 страницы
    Manajemen Waktu Untuk
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cover Biokomia
    Cover Biokomia
    Документ2 страницы
    Cover Biokomia
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ4 страницы
    Cover
    Lirofiatillah
    Оценок пока нет