Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KOLESITITIS

(RADANG KANDUNG EMPEDU)

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas KMB 1

Di susun oleh :

Deby Tyasmayang P.P

Fajar Gumilar

Namiroh

Nendah Lestari

Yuradi

Wihda Firdayanti

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG

TAHUN 2014/2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan
sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini kami
banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan kami
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki kami, maka kami berusaha
semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manusia, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, terima kasih.

Serang, 13 Oktober 2014

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masaslah.......................................... .................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ........................................................................................................2
2.2. Etiologi ...........................................................................................................2
2.3 Tanda dan gejala ..............................................................................................3
2.4 Manifestasi klinik..............................................................................................3
2.5 Patofisologi dan Pathway.................................................................................4
2.6. Penanganan dan pelaksanaan............................................................................4
2.7 Asuhan keperawatan.........................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut,memiliki batu


empedu. Kadang suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kolesistitis diantarannya: Faktor biologi (jenis
kelamin), faktor lingkungan, faktor penyakit.

Kolesistitis juga merupakan keadaan yang membuat 10% hingga 25% pasien
harus menjalani pembedahan kandung empedu. Bentuk yang akut lebih sering
ditemukan di antara wanita yang berusia pertengahan; bentuk kronis di antara manula.
Kolesistitis dengan penanganan yang baik mempunyai prognosis yang cukup baik.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud dengan kolesistitis atau radang kandung empedu?
b. Apa saja penyebab terjadi kolesistitis?
c. Bagaimana patofisologi Kolesistitis?
d. Bagaiamana asuhan keperawatan pada pasien kolesistitis?
1.3.Tujuan

Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kolesititis hingga penyebab


juga asuhan keperawatan pada pasien kolesistitis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kolesistitis

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut


dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan.
Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).

Kolesistitisadalahreaksiinflamasidindingkandungempedu.Kolesistitis adalah
radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung
empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan.Dikenal
klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes
2009).

Kolesistitis akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu,biasanya


merupakan akibat dari adanya batu empedu di duktus sistikus,yang secara tiba-tiba
menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.

Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung


empedu,yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan
hebat.

2.2. Etiologi

Sekitar 95% penderita peradangan kandung empedu akut,memiliki batu


empedu. Kadang suatu infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan. Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kolesistitis :

 Faktor Biologi Jenis kelamin


 Faktor Lingkungan
 Faktor Penyakit

5
2.3. Tanda dan Gejala

Timbulnya gejala bisa dipicu oleh makan makanan berlemak. Gejala bisa
berupa:

 Tanda awal dari peradangan kandung empedu biasanya berupa nyeri di perut
kanan bagian atas.
 Nyeri bertambah hebat bila penderita menarik nafas dalam dan sering menjalar
ke bahu kanan.
 Biasanya terdapat mual dan muntah.
 Nyeri tekan perut
 Dalam beberapa jam, otot-otot perut sebelah kanan menjadi kaku.
 Pada mulanya, timbul demam ringan, yang semakin lama cenderung
meninggi.
 Serangan nyeri berkurang dalam 2-3 hari dan kemudian menghilang dalam 1
minggu.
 Gangguan pencernaan menahun
 Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar)
 Sendawa.

2.4. Manifestasi Klinik

Kolesistitis Akut :

 Nyeri hebat pada perut kanan atas disertai rasa tidak enak pada epigastrium.
 Mual,Muntah.
 Demam
 Lemah
 Ikterus (bila terdapat batu di duktus koledukus)
 Nyeri perut bertambah bila mengkomsumsi makanan berlemak.
 Yang khas yaitu nyeri menjalar sampai ke bahu/ scapula.

Kolesistitis Kronik :

 Kolik epigastrium
 Mual muntah

6
 Tidak toleransi terhadap makanan berlemak
 Demam ringan
 Hipoalbuminea ringan
 Dyspsepsia,sendawa,kembung,flatulence

2.5. Patofisiologi dan Pathway

Kolesistitis disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor biologi (jenis


kelamin), faktor lingkungan, dan faktor penyakit. Kolesistitis lebih sering diderita oleh
perempuan karena adanya pengaruh hormon esterogen dan penggunaan kontrasepsi (KB
suntik dan KB oral). Pola makan yang berlemak dapat mengakibatkan cairan empedu
kesulitan mencernanya, sehingga empedu menjadi jenuh karena adanya kolesterol. Sirosis
hati dan Thalasemia juga dapat menyebabkan kolesistitis. Pada penderita sirosis hati struktur
hati dan pembuluh darah yang memeliharanya akan mengalami perubahan, sehingga akan
terjadi hemolisis (penghancuran sel darah merah dengan penglepasan hemoglobin). Begitu
pula pada penderita Thalasemia (penurunan produksi hemoglobin).

2.6. Penanganan atau Penatalaksanaan

 Kolesistektomi untuk mengangankat kandung empedu yang mengalami inflamasi


lewat pembedahan
 Koledokostomi untuk membuat lubang lewat pembedahan pada duktus koledokus
drainase
 Kolesistostomi transhepatik perkutaneus
 Litotripsi untuk mengahancurkan batu empedu
 Pemberian obat oral asam kenodeoksikolat atau ursodeoksikolat untuk melarutkan
batu empedu
 Diet rendah lemat untuk mencegah serangan
 Pemberian vitamin K untuk mengurangi keluhan gatal-gatal,ikterus, dan
kecendurangan perdarahan yang di sebabkan oleh defisiensi vitamin K
 Pemberian antibiotik selama serangan akut mengatasi infeksi
 Pemasangan pipa nasogastrik selama serangan akut untuk dekompresi abdomen

7
PATHWAY KOLESTITIS

8
2.7. Asuhan Keperawatan pada pasien Kolesititis

a. Pengkajian
Menurut doengoes (1999). Hal yang perlu di kaji pada penderita kolesistitis adalah :
I. Aktivitas/ istirahat
 Gejala : Kelemahan.
 Tanda : Gelisah.
II. Sirkulasi
 Tanda : Takikardia, berkeringat.
III. Eliminasi
 Gejala : Perubahan warna urin dan feses.
 Tanda : Distensi abdomen.Teraba massa pada kuadran kanan
atas.Urine gelao, pekat. Feses warna tanah liat, steatorea.
IV. Makanan dan cairan
 Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tidak toleran terhadap lemak dan makanan “pembuat gas”; regurgitas
berulang, nyeri epigastrium, tidak dapat makan, flatus, dyspepsia. Bertahak.
 Tanda : Kegemukan, adanya penurunan berat badan.
V. Nyeri kenyamanan

 Gejala : Nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau

bahu kanan. Kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan.

Nyeri mulai tiba – tiba dan biasanya memuncak dalam 30 menit.

 Tanda : Nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas

ditekan ; tanda Murphy positif.

VI. Pernapasan

 Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.

 Pernapasan tertekan ditandai oleh napas pendek, dangkal.

VII. Keamanan

 Tanda : Demam,menggigil.

Ikterik, dengan kulit berkeringat dan gatal (puritus).

9
Kecendrungan perdarahan (kekurangan Vitamin K).

VIII. Penyuluhan dan pemebelajaran

 Gejala : Kecenderungan keluarga untuk terjadi batu empedu.

Adanya kehamilan/melahirkan ; riwayat DM, penyakit inflamasi usus,

diskrasias darah.

 Pertimbangan : DRG menunjukkan rata – rata lama dirawat 3 – 4 hari.

 Rencana pemulangan : Memerlukan dukungandalam perubahan diet/

penurunan berat badan.

b. Analisa data

N Data Etiologi Masalah

1. DS : terjadinya Gangguan
- Klien Mengatakan nyeri pada kuadran kanan
atas seperti ditusuk endapan/sumbatan rasa

DO : membentuk batu nyaman


Terdapa tnyeri tekan pada kuadran kanan atas
dengan skala 4. empedu (nyeri)
Klien tampak meringis.
(kolelitiasis)

inflamasi

Nyeri
2. DS : Inflamasi kekuranga
- Klien mengatakan tidak nafsu makan, terasa
mual. Nyeri n

DO : Peningkatan HCl kebutuhan


- Porsi makan habis ½ porsi
- Klien lemah dan lemas Mual, Muntah nutrisi
- BB menurun
Anoreksia

3. DS : Sirosis hati, Intoleran


- Klien mengatakan badan terasa lemas, hanya
dapat duduk dan tidur saja. Thalasemia aktivitas

DO : Hemolisis

10
- Klien tampak lemah dan lemas.
- Klien hanya tampak duduk dan berbaring Anemia
- Aktifitas klien dibantu
Pucat,lemas

intoleran aktivitas
4. DS: Pertumbuhan Hiperterm
Klien mengatakan badannya panas dan
menggigil. bakteri (ex: E.Coli i

DO: Inflamasi
Suhu : > 37oC
Klien terlihat menggigil Adanya respon
Nafas cepat imun

Peningkatan

jumlah leukosit

(sel darah putih

menyerang

kuman)

Hipertermi

c. Diagnosa Keperawatan

 Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri

 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah

 Intoleran aktivitas

 Hipertermi

d. Perencanaan

I. Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri

1) Jangka pendek(1x24 jam).

 Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri

11
 Klien tampak lebih segar

2) Jangka panjang (3x24 jam)

 Dapat melakukan aktifitas secara mandiri Jangka pendek(1x24 jam).

 Dapat melakukan aktifitas sederhana sendiri

 Klien tampak lebih segar

II. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah.

Tujuan :Untuk melaporkan mual /muntah hilang.

 Perkirakan/ hitungan pemasukan kalori.

 Timbang sesuai indikasi.

 Kaji makanan kesukaan/ketidaksukaan pasien.

 Berikan suasana menyenangkan pada saat makan, hilangkan rangsangan

berbau.

 Tawarkan minuman seduhan saat makan, bila toleran.

 Kolaborasi dalam pemberian diet dengan ahli gizi.

III. Intoleran aktivitas berhubungan dengan pucat dan lemas

Tujuan :

1) Jangka Pendek(1x24 jam)

 Terpenuhinya kebutuhan nutrisi.

 Klien tampak segar

2) Jangka panjang(3x24 jam)

 Porsi makan satu porsi habis

 Bertambahnya nafsu makan

 Klien tampak segar

 BB menurun

12
IV. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi

Tujuan : untuk menurunkan suhu tubh kembali normal

 Kaji penyebab hipertermi

 Observasi suhu badan

 Beri kompres hangat pada aksila

 Beri minum sering tapi sedikit

e. Implementasi dan evaluasi


N Data Implementasi Evaluasi
o
1 Gangguan  Mengatur posisi klien Pasien mengatakan nyeri
berkurang.
. rasa nyaman
 Memberikan kompres hangat  Klien tampak tenang
terhadap  Masalah teratasi
 Memberikan obat analgetik sebagian
nyeri
 Observasi dilanjutkan
 Mengalihkan perhatian klien
S:
 Menganjurkan klien untuk
S:
istirahat dan tidak beraktifitas
yang berat.
2 Gangguan  Menawarkan dan membantuKl
nutrisi klien untuk istirahat sebelumS : Klien mengatakan nafsu
.
kurang dari tidur makan bertambah.
kebutuhan  Klien tampak nafsu
tubuh  Menawarkan makan sedikit makan
berhubunga tapi sering  Masalah teratasi
n dengan sebagian
mual  Observasi dilanjutkan
muntah  Mempertahankan hygiene
mulut yang baik. S

 Mengajarkan pentingnya
untuk menggunakan bentuk
vitamin larut dalam air atau
lemak.

13
3 Intoleransi  Ajarkan pada klien untuk Kli
membatasi aktifitasnya dan
Kl Klien mengatakan mengerti
. aktifitas
menghemat energy secara tentang pemasukan nutrisi
yang tepat. dalam pembentukan ATP
 Klien tampak
ditandai
 Ajarkan pentingnya mengerti
dengan pemasukan nutrisi dalam  Masalah teratasi
pembentukan ATP sebagian
klien
 Observasi
tampak  Ajarkan pada klien untuk dilanjutkan
lemah. dibantu dalam melakukan
S : Klien tampak mengerti
aktifitas yang berat. tentang dibantunya dalam
melakukan aktifitas yang
berat.
 Klien tampak
mengerti
 Masalah teratasi
 Intervensi
dihentikan
4 Hipertermi  Memberikan kompres hangat Klien mengatakan tidak
pada daerah aksila merasa panas lagi dan tidak
. berhubunga
menggigil
n dengan  Anjurkan klien banyak  Klien tampak segar
minum air putih  Masalah teratasi
reaksi
 Intervensi
inflamasi  Kolaborasi dalam pemberian dihentikan
obat antipiretik dan antibiotik

14
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu yang disebabkan
oleh batu empedu, yaitu pada duktussisiskus yang menyebabkan distensi kandung
empedu dan gangguan aliran darah dan limfe.

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut


dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan panas badan.
Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker,2011).

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis


adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas
badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik. (Dr.
Suparyanto, M.Kes 2009).

15
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, 1990. Kapita Selekta Kedokteram, Media Aesculapius ; FKUI,


Jakarta.

Haznams Kompedium, 1992. Diagnostik dan Terapi Ilmu Pengetahuan, WB


Haznams : Bandung.

Marylin E. Dongoes, 1992. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Tiga, FKUI Jakarta
: EGC.

Price Sylvia Aderson, dkk, 1995, Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Edisi Empat,
Jakarta : EGC.

16

Вам также может понравиться