Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Di Susun Oleh :
Andita Mas Pebrianti (P17324417013)
Jalum 1A
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan emosional itu, yang diibaratkan pada kursi
“goyang”. Teori ini sering disebut teori kursi goyang karna tingkat emosional seorang ibu
harus berada pada titik seimbang (stabil) sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban
harus seimbang pada titik tumpu, karena jika tidak kursi akan condong kearah yang memiliki
beban yang berat, begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang, jika seseorang
(wanita) mampu mengendalikan tingkat emosionalnya berarti orang tersebut memiliki tingkat
emosional yang rendah dan terkendali atau sebaliknya. Semua itu dapat kita lihat dalam
berbagai keunikan tindakan yang diambil ibu dalam mendidik dan membesarkan anak-
anaknya.
Tujuan asuhan maternis agar seorang wanita mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu,
baik fisik maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tetapi
juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua
terpenuhi. Kehamilan persalinan dan masa post partum adalah masa mengadopsi peran baru,
sehingga bagi wanita yang baru menjadi ibu sangat membutuhkan arahan-arahan dan
bimbingan dari bidan tentang tindakan-tindakan yang harus diambil maupun tindakan-
tindakan yang harus dihindari demi keselamatan dan kesehatan ibu dan anak. Dalam hal ini
dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis (kejiwaan) seorang ibu.
Menurut Jean Ball respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan
dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dukungan yang berarti,
mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Ibu sebagai penerus keturunan sekaligus
pendidik utama dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Seorang anak
yang dibesarkan dalam asuhan keluarga yang baik, ketika ia berinteraksi di lingkungan
masyarakat maka ia akan terbiasa dengan perilaku yang baik pula.
Persiapan yang sudah di antisipasi oleh bidan dalam masa post natal atau sesudah melahirkan
anak akan mempengaruhi respon emosional wanita dalam perubahan yang dialaminya pada
proses kelahiran anak. Oleh karena itu asuhan kebidanan harus diberikan kepada seluruh
individu kelompok dan masyarakat secara professional baik pelayanan tersebut secara
mandiri, kolaborasi (kerjasama melebihi dari beberapa orang) maupun merujuk kesistem
yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan
sejahtera setelah melahirkan sangat tergantung pada personality (kepribadiannya), sistem
dukungan pribadi dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternis.
D. Pembagian Teori Jean Ball
1. Teori perubahan
Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah menjadi ibu akan jelas terlihat dalam kehidupan
baik itu secara fisik maupun psikologis si ibu. Secara fisik dapat kita lihat pada perubahan
bentuk tubuh setelah melahirkan anak. Sedangkan secara psikologis misalnya dalam
pematangan mental (pendewasaan sikap) setelah melahirkan (post partum) ibu tidak hanya
berfikir untuk anak dan keluarganya.
Tingkat emosional sangat mempengaruhi mental ibu, oleh karena itu dukungan atau support
dan motifasi dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan
yang bersifat positif, support dari orang-orang terdekat si ibu sangat di perlukan menghindar
stress, depresi, post partum dan dampak-dampak negatif lainnya.
3. Teori Dasar
Konsep dasar untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek di antaranya:
• Butuh persiapan jasmani dan rohani
• Dukungan dari pihak keluarga.
1. Pelayanan Maternitas
Bidan berkewajiban memberikan pelatanan kesehatan kepada remaja putrid, ibu masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita dan wanita monopouse. Dalam memberikan asuhan
kebidanan bidan harus mempertanggung jawabkan semua tindakan klinis yang diambil dan
harus melaksanakan tanggung jawab tersebut yang meliputi tugas bidan sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, peneliti dan lain-lain.
• Ibu
Kerja yang dilakukan Ball berfokus kepada ibu secara individual dan keberhasilan
perkembangan emosional, sosial, dan psikologisnya selama proses persalinan.
• Kesehatan
Kesehatan adalah pusat perhatian ini, dalam definisi tentang tujuan asuhan passcanatal
“memudahkan wanita agar berhasil menjadi seorang ibu” (Ball. 1987:127)
• Lingkungan
Lingkungan sosial dan organisasional dalam bentuk sistem pendukung dan layanan asuhan
pascanatal (dan masyarakat yang lebih luas) merupakan elemen penting dalam model ini,
dukungan dari pandangan krusial bagi kesejahteraan ibu.
• Kebidanan
Riset mengenai asuhan pascanatal didorong oleh adanya perhatian terhadap kurangnya
informasi mengenai efek asuhaan kebidanan pada kesejahteraan emosional. Model ini
memberikan pedoman pada banyak area intervensi oleh bidan yang dibahas Ball meliputi
pola asuhan dukungan dalam membuat keputusan tentang metode memberi makan,
membantu memberi makan, dan perencanaan asuhan individual.
• Diri
Teori ini secara jelas dimulai dari pandangan bahwa peran bidan adalah untuk mendukung
dan membantu ibu agar yakin dalam menjalankan peran sebagi ibu. Ball (1987) berpendapat
bahwa layanan dan pola asuhan harus berubah dalam berespon terhadap kebutuhan ibu,
biarpun mungkin menyakitkan bagi professional kesehatan. Jadi, pendirian-pendirian ini
berdasarkan pada asuhan, contohnya mendengarkan, pembelajaran , dan perubahan.
Nama : pasien
Usia : 23 thn
Pasien adalah seorang ibu yang melahirkan diluar nikah dan mempunyai anak diluar
nikah maka ibu, suami, dan anaknya itu akan dicap melakukan perzinahan oleh masyarakat
sehingga dapat membuat pasien setres dan mengganggu emosionalnya.
Penerapan :
1. Bidan harus membangun kepercayaan diri pasien agar dapat menerima kondisinya
2. Bidan memberikan solusi agar pasien lebih mendekatkan diri pada Tuhannya sehingga
pasien dapat merasakan ketenangan batin dan mengabaikan cemoohan dari masyarakat
3. Bidan menjalin hubungan yang baik dengan pasien dengan mengangga sebagai keluarga
sehingga pasien merasa nyaman untuk berkonsultasi dan merasa nyaman menjalani perannya
sebagai seorang ibu
4. Bidan memberikan pengarahan kepada keluarga pasien untuk selalu mendukung dan
mendampingi pasien agar pasien tidak merasa tertekan di lingkungan masyarakatnya.
5. Bidan melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan stress pasien