Вы находитесь на странице: 1из 2

Deep breathing merupakan latihan pernapasan dengan teknik bernapas secara

perlahan dan dalam menggunakan otot diagfragma, sehingga memungkinkan


abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh (Smeltzer, et al., 2008).

Tujuan deep breathing exercise yaitu untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol
dan efisien serta mengurangi kerja pernapasan; meningkatkan inflasi alveolar
maksimal, relaksasi otot dan menghilangkan ansietas; mencegah pola aktivitas otot
pernapasan yang tidak berguna, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi
udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernapas (Smeltzer, et al., 2008).

Latihan pernapasan dengan teknik deep breathing membantu meningkatkan


compliance paru untuk melatih kembali otot pernapasan berfungsi dengan baik serta
mencegah distress pernapasan (Ignatavicius, et al, 2006).

Pemulihan kemampuan otot pernapasan akan meningkatkan compliance paru


sehingga membantu ventilasi lebih adequat sehingga menunjang oksigenasi jaringan
(Westerdahl, et al., 2005).

Tujuan latihan deep breathing adalah untuk meningkatkan volume paru,


meningkatkan dan redistribusi ventilasi, mempertahankan alveolus tetap
mengembang, meningkatkan oksigenasi, membantu membersihkan sekresi,
mobilisasi torak dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan serta efisiensi dari otot-
otot pernapasan (Nurbasuki, 2008).

Mekanisme Fisiologi Deep Breathing


Selama metode inspirasi dengan deep breathing berlangsung, akan menyebabkan
abdomen dan rongga dada terisi penuh mengakibatkan terjadinya peningkatan
tekanan intratoraks di paru. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar oksigen di dalam
jaringan tubuh. Oksigen yang meningkat akan mengaktivasi kemoreseptor yang peka
terhadap perubahan kadar oksigen di dalam jaringan tubuh, kemudian kemoreseptor
akan mentransmisikan sinyal saraf ke pusat pernapasan tepatnya di medula oblongata
yang juga menjadi tempat medullary cardiovascular centre.

Sinyal yang ditransmisikan ke otak akan menyebabkan aktivitas kerja saraf


parasimpatis meningkat dan menurunkan aktivitas kerja saraf simpatis sehingga akan
menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan tekanan intratoraks di paru
tidak hanya menyebabkan peningkatan oksigen jaringan, namun juga mampu
mengaktivasi refleks baroreseptor melalui peningkatan tekanan arteri di pembuluh
akibat terjadinya peningkatan stroke volume dan curah jantung di jantung kiri.
Akibatnya adalah terjadi penurunan tekanan darah dari aktivasi refleks baroreseptor
yang mengirimkan sinyal ke medullary cardiovascular centre di medula oblongata
yang menyebabkan peningkatan kerja saraf parasimpatis dan penurunan kerja saraf
simpatis (Joohan, 2000).

Metode Latihan Deep Breathing


Deep breathing exercise merupakan bagian dari fisioterapi khususnya dalam kasus
yang berhubungan dengan sistem kardiorespirasi. Latihan pernapasan ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan otot-otot pernapasan yang berguna untuk
meningkatkan compliance paru untuk meningkatkan fungsi ventilasi dan
memperbaiki oksigenasi.

Teknik deep breathing exercise yang dipublikasikan oleh Smeltzer, et al., (2008)
adalah sebagai berikut:

1. mengatur posisi klien dengan semi fowler/fowler di tempat tidur/kursi;

2. meletakkan satu tangan klien di atas abdomen (tepat di bawah iga) dan
tangan lainnya pada tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen
saat bernapas;

3. menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan
abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama
inspirasi, tahan napas selama 2 detik;

4. menghembuskan napas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit


terbuka sambil mengontraksikan otot- otot abdomen dalam 4 detik;

5. melakukan pengulangan selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap


pengulangan, mengikuti dengan periode istirahat 2 menit;

6. melakukan latihan dalam 5 siklus selama 15 menit, 2 kali sehari.

Вам также может понравиться