Вы находитесь на странице: 1из 3

OTITIS MEDIA AKUT

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


0 1/2
Jl. Kapten Pierre Tendean
No. 56, Yogyakarta
No.Telp (0274)374393

Tanggal Terbit Ditetapkan Pimpinan Klinik


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr. dr. Arlina Dewi, M.Kes, AAK
NIK 19681031200310 173060

PENGERTIAN Otitis Media akut adalah peradangan yang disertai infeksi pada
sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu
kurang dari 3 minggu, sering terjadi pada anak dan bayi seiring
dengan infeksi saluran napas
TUJUAN Sebagai acuan petugas dalam menentukan diagnosis dan
penatalaksanaan kasus otitis media akut.
KEBIJAKAN Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Firdaus Tentang Layanan
Klinis Yang Berorientasi Pasien Di Klinik Pratama 24 Jam Firdaus
Nomor 02/B/II/SK/01/2016
DOKUMEN
TERKAIT
ALAT DAN 1. Otoskop
BAHAN 2. Head lamp
3. Garpu tala

PROSEDUR 1. Pemeriksa memanggil pasien ke ruang periksa


2. Pemeriksa membuka rekam medis di kms
3. Pemeriksa membaca data rekam medis pasien
4. Pemeriksa memeriksa kesesuaian identitas pasien dengan
data pada rekam medis.
5. Petugas mendapatkan hasil anamnesis berupa:
a. Keluhan:
1. Rasa sakit pada telinga (otalgia), yang bervariasi dari
ringan hingga hebat
2. Pendengaran dapat berkurang
3. Terdengar suara mendengung
4. Keluhan penyerta lain yang dapat timbul: demam atau
meriang, telinga penuh
b. Faktor risiko:
1. Riwayat sering beraktivitas di air
2. Riwayat trauma yang mendahului keluhan, misalnya:
OTITIS MEDIA AKUT
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
0 2/2
Jl. Kapten Pierre Tendean
No. 56, Yogyakarta
No.Telp (0274)374393

memasukkan cotton bud, memasukkan air ke dalam


telinga.
3. Riwayat penyakit sistemik, seperti: diabetes mellitus,
psoriasis, dermatitis atopik, SLE, HIV.
4. Pasien anak.
5. Pasien dengan infeksi napas berulang
6. Petugas mendapatkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
sederhana (Objective)
a. Pemeriksaan fisik:
1. Otoskop: pada okulsi tuba terlihat retraksi membran
timpani dan warna yang suram, stadium hiperemis
terlihat membran timpani yang kemerahan, stadium
supurasi terlihat membran timpani yang kekuningan,
stadium perforasi terjadi ruptur membran dan nanah
mengalir keluar, stadium resolusi membran timpani
perlahan pulih
2. Tes garputala: normal atau tuli konduktif
7. Petugas melakukan diagnosis klinis dan diagnosis banding
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosis banding: otitis eksterna, cerumen impacted
8. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan)
berupa:
a. Non-medikamentosa:
Pada stadium perforasi, irigasi dan cuci dengan
perhidrol 3% atau tetes telinga erlamicetynBila
terdapat abses, dilakukan insisi dan drainase.
b. Medikamentosa:
1. Antibiotik sistemik: amoksisilin 3x500, eritromisin 4x
500, cotrimoxazole 2x160mg,
2. Analgetik, seperti paracetamol atau ibuprofen dapat
diberikan
9. Pemeriksa melakukan konseling dan edukasi
Pasien dan keluarga perlu diberi penjelasan, di antaranya:
a. Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat
lainnya
b. Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
OTITIS MEDIA AKUT
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
0 3/2
Jl. Kapten Pierre Tendean
No. 56, Yogyakarta
No.Telp (0274)374393

c. Penyakit dapat berulang sehingga harus menjaga liang


telinga agar dalam kondisi kering dan tidak lembab
10. Pemeriksa melakukan kriteria rujukan sebagai berikut:
a. Otitis media dengan komplikasi
b. Otitis media suppuratif kronis
11. Petugas melakukan dokumentasi
Petugas mendokumentasikan data hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis,
rencana terapi, konseling dan edukasi dalam rekam medis

Ruang pendaftaran
Ruang konsultasi pemeriksaan umum
Ruang farmasi

REKAMAN HISTORIS

Вам также может понравиться