Вы находитесь на странице: 1из 13

Artikel Ilmiah

NORMALISASI SUNGAI REMENENG UNTUK PENGENDALIAN


BANJIR DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM

Oleh :
FIYAN PUTRA SATRIA JAYA
F1A 108 039

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
Artikel Ilmiah

NORMALISASI SUNGAI REMENENG UNTUK PENGENDALIAN


BANJIR DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM

Oleh :
FIYAN PUTRA SATRIA JAYA
F1A 108 039

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing :

1. Pembimbing Utama

Agus Suroso, ST., MT.


NIP. 19680813 199703 1 002 Tanggal : Januari 2016

ii
Artikel Ilmiah

NORMALISASI SUNGAI REMENENG UNTUK PENGENDALIAN


BANJIR DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM

Oleh :
FIYAN PUTRA SATRIA JAYA
F1A 108 039

Telah dipertahankan didepan dosen penguji


Pada tanggal 11 Januari 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji :

1. Penguji I

Dr. Eng. Hartana, ST., MT.


NIP. 19740315 199803 1 002 Tanggal : Januari 2016

2. Penguji II

Ir. Bambang Harianto, MT.


NIP. 19580531 198703 1 002 Tanggal : Januari 2016

3. Penguji III

Ir. Lilik Hanifah, MT.


NIP. 19590610 198803 2 001 Tanggal : Januari 2016

iii
NORMALISASI SUNGAI REMENENG UNTUK PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN
BABAKAN KOTA MATARAM

Fiyan Putra Satria Jaya¹, Agus Suroso, ST., MT.2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama

ABSTRAK
Sungai Remeneng adalah salah satu anak sungai unus yang terletak di Kelurahan Babakan
Kota Mataram. Panjang Sungai Remeneng yang akan dinormalisasi yaitu + 868,045 m, dimana pada
saat musim hujan sering terjadi banjir di bagian hilir sungai. Meluapnya air Sungai Remeneng
disebabkan karena perubahan tata. Perubahan tata guna lahan menyebabkan peningkatan debit
limpasan air hujan karena bertambah luasnya lapisan kedap air, sehingga akan menambah debit air di
Sungai Remeneng. Selain karena perubahan tata guna lahan, banjir pada Sungai Remeneng juga
disebabkan karena berkurangnya kapasitas pengaliran sungai tersebut. Pengurangan kapasitas
pengaliran sungai ini disebabkan oleh pengendapan dari erosi tanggul sungai yang berlebihan,
sedimentasi ini menyebabkan terjadinya pendangkalan tampang saluran pada sungai.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kapasitas eksisting sungai dalam
mengalirkan debit banjir dan normalisasi Sungai Remeneng sebagai upaya penanggulangan banjir.
Upaya penanggulangan banjir direncanakan menggunakan perbaikan penampang sungai dengan
memperbesar kapasitas pengaliran sungai (normalisasi). Analisa profil aliran dilakukan dengan
menggunakan program HEC-RAS Version 4.1.5.
Dari hasil perhitungan didapat debit banjir rancangan Q25th sebesar 13,693 m3/dt. Upaya
Normalisasi dengan pelebaran penampang sungai dengan bentuk trapesium dengan lebar 7 m;
kemiringan lereng 1:1 dengan tinggi saluran 1,8 m. Setelah penangan normalisasi, Sungai Remeneng
mampu menampung debit banjir dengan kala ulang 25 tahun. Dari analisis stabilitas tanggul didapat
angka keamanan yang memenuhi persyaratan untuk keamanan terhadap penggeseran, penggulingan
dan kapasitas dukung tanah.
Kata kunci : Banjir, Normalisasi, Stabilitas
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sungai mempunyai peranan yang Salah satu fenomena alam yang menimbulkan
sangat penting bagi perkembangan peradaban kerugian besar yang selalu mengancam
manusia, terutama menyediakan daerah-daerah beberapa wilayah di Indonesia adalah bencana
subur yang umumnya terletak di lembah-lembah banjir. Pada umumnya, banjir disebabkan oleh
sungai dan sumber mata air sebagai sumber curah hujan yang tinggi dalam durasi lama
kehidupan yang paling utama bagi manusia. sehingga menimbulkan aliran permukaan
Demikian pula sungai menyediakan dirinya karena daya infiltrasi tanah yang kurang baik
sebagai sarana transportasi guna meningkatkan serta kondisi daerah pengaliran sungai yang
mobilitas dan komunikasi antar manusia. tidak mampu menahan air hujan.
Bagaimanapun juga, sungai-sungai sebagai
saluran pembuang yang terbentuk secara Meskipun tidak dapat dicegah, banjir
alamiah dan berfungsi sebagai saluran dapat diusahakan untuk dikendalikan. Usaha
penampung air hujan yang turun diatas pengendalian banjir tidak bertujuan untuk
permukaan bumi dan mengalirkan ke laut dan ke menghilangkan sama sekali kemungkinan
danau. terjadinya banjir, tetapi hanya memperkecil
kemungkinan tersebut sampai batas tertentu.
Indonesia merupakan wilayah yang Batas ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
rawan terhadap berbagai jenis bencana alam. besarnya debit puncak banjir untuk periode
Bencana alam dapat mengakibatkan terjadinya ulang tertentu, misalnya lima tahun, sepuluh
kerusakan dan kehancuran lingkungan yang tahun, lima puluh tahun dan seterusnya.
pada akhirnya dapat menyebabkan korban jiwa,
kerugian harta benda dan kerusakan Penanggulangan banjir merupakan
pembangunan yang telah dibangun selama ini. salah satu usaha dalam rangka pengendalian
banjir, sedangkan pengendalian banjir
1
merupakan salah satu manfaat dari pengaturan 1. Mengetahui berapa besarnya debit banjir
sungai. Pengaturan sungai pada dasarnya rencana,
adalah upaya untuk memperoleh manfaat 2. Mengetahui berapa kapasitas pengaliran
sebesar-besarnya dan mengurangi sungai,
kerusakan/kerugian sampai sekecil-kecilnya. 3. Menentukan alternatif penanganan untuk
memperbesar kapasitas pengaliran sungai.
Sungai Remeneng adalah salah satu
anak sungai unus yang terletak di Kelurahan 1.4 Manfaat Penelitian
Babakan Kota Mataram. Panjang Sungai Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
Remeneng yang akan dinormalisasi yaitu + maka penelitian ini diharapkan dapat
841.96 m, dimana pada saat musim hujan sering memberikan manfaat sebagai berikut :
terjadi banjir di bagian hilir sungai. Meluapnya air 1. Mencegah dan melindungi fasilitas umum
Sungai Remeneng disebabkan karena dan pemukiman warga dari ancaman
perubahan tata guna lahan yang sangat pesat. bahaya banjir.
Pada daerah hulu dan hilir Sungai 2. Menekan angka kerugian baik material
Remeneng mengalami perubahan tata guna maupun korban jiwa akibat banjir.
lahan. Perubahan tata guna lahan yang 3. Memberikan informasi, masukan dan
sebelumnya adalah daerah persawahan yang rekomendasi kepada pihak atau instansi
merupakan daerah retensi banjir (daerah terkait sebagai upaya penanggulangan
resapan) berubah menjadi daerah pemukiman bencana banjir.
dan kawasan industri. Perubahan tata guna 4. Memberikan masukan pengetahuan
lahan menyebabkan terjadinya perubahan debit khususnya bagi mahasiswa teknik sipil
limpasan air hujan pada kawasan tersebut, tentang normalisasi sungai.
dimana air hujan tidak dapat diserap maksimal
oleh tanah. Peningkatan volume limpasan 1.5 Batasan Masalah
umumnya terjadi akibat bertambah luasnya Batasan masalah pada penelitian ini
lapisan kedap air, sehingga akan terjadi resiko adalah sebagai berikut :
genangan pada kawasan tersebut dan 1. Perencanaan bangunan pengendali banjir
menambah debit air di Sungai Remeneng. pada daerah yang mengalami banjir yaitu di
Kelurahan Babakan dan lingkungan yang
Selain karena perubahan tata guna ada disekitarnya,
lahan, banjir pada Sungai Remeneng juga 2. Data hujan yang dipakai dari tahun 2000 s/d
disebabkan karena berkurangnya kapasitas tahun 2011 pada stasiun hujan
tampungan sungai tersebut. Pengurangan Cakranegara,
kapasitas tampungan sungai ini disebabkan 3. Tidak dilakukan analisis ekonomi.
oleh pengendapan dari erosi DAS dan erosi
tanggul sungai yang berlebihan, sedimentasi ini 2. Dasar Teori
menyebabkan terjadinya pendangkalan
tampang saluran pada sungai. Salah satu usaha 2.1 Analisis Hidrologi
untuk mengurangi dampak banjir pada daerah a. Analisis Data Curah Hujan
hilir Sungai Remeneng dapat dilakukan dengan Ada tiga macam cara yang umum dipakai
memperbesar kapasitas tampungan saluran dalam menghitung hujan rata-rata suatu
sungai tersebut. kawasan, yaitu :
1.2 Rumusan Masalah 1) Rata-rata aljabar
Berdasarkan uraian latar belakang di atas 2) Metode poligon thiesen
dapat dirumuskan permasalahan sebagai 3) Metode isohyet
berikut : b. Uji Konsistensi Data
1. Berapakah besar debit banjir rencana pada Data hujan yang diperoleh dan
Sungai Remeneng? dikumpulkan dari instansi pengolahnya perlu
2. Berapakah kapasitas pengaliran Sungai mendapat perhatian. Beberapa kemungkinan
Remeneng saat ini? kesalahan dapat terjadi sehingga data yang ada
3. Apa alternatif penanganan untuk menjadi tidak konsisten. Untuk menguji ketidak
memperbesar kapasitas pengaliran Sungai panggahan antara data dalam stasiun itu sendiri
Remeneng? dengan mendeteksi pergeseran nilai rata-rata
(mean), yaitu dengan metode RAPS (Rescaled
1.3 Tujuan Penelitian Adjusted Partial Sums).
Terkait dengan rumusan masalah diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
ini adalah :

2
c. Analisis Frekuensi Curah Hujan 2
Rencana  R   t 3
Jenis distribusi frekuensi yang banya
R t   24  x  
 t  T
digunakan dalam hidrologi yaitu (Soemarto,
dengan:
1987) :
Rt = curah hujan rata-rata sampai
1. Agihan Normal,
jam ke-t (mm)
2. Agihan Log Normal,
R24 = curah hujan harian maksimum
3. Agihan Log Person Tipe III,
dalam 24 jam (mm)
4. Agihan gumbel.
T = periode hujan (jam)
Tabel 1. Syarat penentuan agihan t = jumlah jam hujan (jam)
No Agihan Syarat
1 Agihan Normal Cs = 0, Ck = 3 2) Hidrograf satuan sintetik Nakayasu
2 Agihan Log Normal Cs = 3Cv Rumus dari Hidrograf Satuan Nakayasu
3 Agihan Gumbel Cs = 1.4, Ck = 5.4 adalah sebagai berikut (CD. Soemarto,
4 Agihan Log Person Tidak ada syarat 1987).
III (seluruh nilai c.Ax .R0
diluar ketiga Qp 
agihan lainnya) 3,6(0,3Tp  T0,3 )

d. Uji Kecocokan Agihan


1) Uji Smirnov Kolmogorov
Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov dapat
dihitung dengan rumus :
D  maksimumPXm  P' Xm
dengan:
D = selisih terbesarnya antara
peluang pengamatan dengan
peluang teoritis, Gambar 1. Hidrograf satuan sintetik Nakayasu
P(Xm) = nomor urut data,
P’(Xm)= jumlah data. Bagian lengkung naik (rising limb)
2, 4
 t 
2) Uji Chi Kuadrat Qa  Q p  
T 
Uji Chi-Kuadra dimaksudkan untuk  p
menentukan apakah persamaan distribusi dengan:
peluang yang dipilih dapat mewakili dari Qa = limpasan sebelum mencapai debit
distribusi statistik sample data yang puncak (m3/dtk),
dianalisis. Parameter uji Chi-Kuadrat t = waktu (jam).
dapat dihitung dengan rumus (Soewarno, Bagian lengkung turun (desreasing limb)
1995) : Untuk Qd > 0,3 Qp
2
n
O  Ei   t Tp 
X 2
hitung   i 

T


i 1  Ei  Qd  Q p 0,3  0, 3 

dengan : Untuk 0,3Qp > Qd > 0,32Qp


X2 = parameter chi kuadrat terhitung,  t Tp 0,5T0 , 3 
 
Oi = jumlah nilai pengmatan pada sub  1,5T 

kelompok ke-I,
Qd  Qp 0,3  0, 3 

Ei = jumlah nilai teoritis pada sub ke-i. Untuk 0,32Qp > Qd


 t Tp 1,5T0 , 3 
 
e. Curah Hujan Rancangan  
Qd  Qp 0,3  2T0 , 3 
1) Distribusi hujan jam-jaman
Besarnya debit banjir rancangan
diperlukan curah hujan jam-jaman. Pada Dengan ketentuan :
umumnya data hujan tersedia pada a. Untuk daerah pengaliran biasa α = 2,
stasiun meteorologi adalah data hujan b. Untuk bagian naik hidrograf yang
harian, artinya data yang tercatat secara lambat dan bagian menurun yang cepat
kumulatif selama 24 jam. Perhitungan α = 1,5,
distribusi hujan jam-jaman dapat dicari c. Untuk bagian naik hidrograf yang cepat
dengan menggunakan persamaan dan bagian menurun yang lambat α = 3.
berikut.
3
Tenggang waktu ∑Pah = jumlah gaya-gaya horizontal (t)
t p  tg  0,8t r ∑Pav = jumlah gaya-gaya vertikal (t)
Untuk, b. Stabilitas terhadap geser
R
L < 15 km
Tg =
Fgs   1,5
h
0,21L0,7
L > 15 km
(2.30)
P h

Tg = 0,4 + 0,058 - Untuk tanah granuler (c = 0):


L (2.31) ∑Rh = W f = W tg δb ; dengan δb ≤ φ
dengan : -Untuk tanah kohesif (φ =0):
L = panjang sungai (km) ∑Rh = caB
Tg = waktu konsentrasi (jam) - Untuk tanah c – φ (φ > 0 dan c > 0)
Tr = 0,5 tg sampai tg ∑Rh = cB + W tg δb
dengan:
2.2 Analisis Profil Aliran dengan Program ∑Rh = tahanan dinding penahan tanah
HEC-RAS terhadap pergeseran
Elevasi muka air pada alur sungai perlu W = berat total dinding penahan dan tanah
dianalisis untuk mengetahui pada bagian diatas pelat fondasi
manakah terjadi luapan pada alur sungai,
sehingga dapat ditentukan dimensi untuk δb = sudut gesek antara tanah dan dasar
perbaikan sungai. fondasi, basanya diambil (1/3 – 2/3) 
Sebagai alat bantu untuk menganalisa ca = adhesi antara tanah dan dasar dinding
profil muka air digunakan program HEC-RAS c = kohesi tanah
versi 4.1.0. Sofware HEC-RAS adalah salah ad = faktor adhesi
satu perangkat lunak yang dikeluarkan oleh U.S. B = lebar fondasi (m)
Army Corps of Engineer. ∑Ph = jumlah gaya-gaya horizontal
F = tg δ b = koefisien gesekantara tanah
Program HEC-RAS ini untuk menghitung
dasar dan dasar fondasi
profil muka air sepanjang sungai. Data masukan
untuk program ini adalah data cross section c. Stabilitas terhadap daya dukung tanah
disepanjang sungai, profil memanjang sungai,
parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar Kapasitas dukung ultimit (qu) untuk
dan tebing sungai), parameter bangunan fondasi memanjang dihitung dengan persamaan
sungai, debit aliran (debit rencana), dan tinggi berikut (Terzaghi, 1943):
muka air dimuara. q u  cN C  D f γN q  0,5B γ N γ
Output dari program ini dapat berupa dengan:
grafik maupun tabel. Diantaranya adalah plot c = kohesi tanah (t/m2)
dari skema alur sungai, potongan melintang, Df = kedalam fondasi (m)
profil, lengkung debit (rating curve), hidrograf, γ = berat volume tanah (t/m2)
juga variabel hidrolik lainnya. B = lebar fondasi dinding penahan tanah (m)
Nc, Nq, dan Nγ = faktor-faktor kapasitas
2.3 Analisis Stabilitas dukung Terzaghi
Pada stabilitas bangunan, diperhitungkan Faktor aman terhadap daya dukung tanah :
terhadap: qU
F 3
a. Stabilitas terhadap guling q

Fgl 
M W
 1,5
ΣP  6e 
q  V  1   bila e 
B
M gl
B  B 6
dengan: 2Σ M V B
q bila e 
∑Mw = Wb1 3B - 2e  6
∑Mgl = ∑P ah h1 + ∑P av B
∑Mw = momen yang melawan penggulingan
B ΣM V  ΣM h
(tm) e 
∑Mgl = momen yang mengakibatkan 2 ΣPV
penggulingan (tm)
W = berat tanah di atas pelat fondasi +
berat sendiri dinding penahan (t)
B = lebar kaki dinding penahan (m)

4
3. Metode Penelitian hujan yang diperoleh adalah data hujan harian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di selama 12 tahun yaitu dari tahun 2000 sampai
Sungai Remeneng yang terletak di Kelurahan tahun 2011. Untuk perencanaan normalisasi
Babakan, Kecamatan Sandubaya, Kota sungai data curah hujan yang digunakan adalah
Mataram. data curah hujan harian maksimum.

Tabel 2. Curah hujan harian maksimum


CH Rerata
Tahun Tanggal
Maksimum (mm)
2000 15-Mar-2000 81.00
2001 17-Apr-2001 71.00
2002 07-Mar-2002 35.00
2003 06-Dec-2003 61.00
2004 18-Feb-2004 81.00
2005 22-nov-2005 93.00
2006 01-Jan-2006 95.00
Gambar 2. Lokasi penelitian
2007 25-Dec-2007 60.00
2008 22-May-2008 66.50
Mulai
2009 10-Jan-2009 175.00
Identifikasi masalah
2010 23-Oct-2010 161.00
2011 18-Dec-2011 62.00
Study Pustaka
2012 29-Oct-2012 105
Pengumpulan Data 2013 25-Feb-2015 96.2
2014 24-Oct-2014 61.3
Data Primer : Data Sekunder Sumber: BMKG Bertais
- Data geometri sungai yaitu - Data hujan
panjang, lebar dan kemiringan - Peta DAS
dasar sungai - Peta tata guna lahan b. Uji Konsistensi Data
Uji kepanggahan data hujan dengan
Analisis Profil Aliran
Kondisi Eksisting
Analisis Hidrologi
1. Analisis data hujan
menggunakan metode RAPS menunjukkan
2. Uji konsistensi data bahwa dengan tingkat kesalahan α = 10%
3. Perhitungan Analisis frekuensi
dan Pemilihan jenis agihan menghasilkan Qy/√n < Ry/√n sehingga data
Kapasitas Sungai Ya 4. Uji kecocokan terhadap agihan hujan ketiga stasiun memenuhi syarat
Mencukupi 5. Perhitungan debit banjir
rencana kepanggahan.
Tidak
c. Analisis Frekuensi Curah Hujan
Alternatif Rencana
Pengendalian Banjir

Analisis Profil Aliran Tabel 4. Analisis Pemilihan Agihan


Kondisi Rencana No Xi (Xi-Xr) (Xi-Xr)2 (Xi-Xr)3 (Xi-Xr)4
1 80.256 -5.879 34.561 -203.180 1194.467
2 70.348 -15.787 249.231 -3934.633 62116.307
Tidak Kapasitas Sungai 3 34.679 -51.457 2647.780 -136245.726 7010739.851
Rencana 4 60.440 -25.695 660.247 -16965.213 435925.653
5 80.256 -5.879 34.561 -203.180 1194.467
Ya 6 92.146 6.011 36.132 217.187 1305.508
7 94.128 7.993 63.882 510.583 4080.896
Analisis Sabilitas Kesimpulan dan Saran
8 59.449 -26.686 712.147 -19004.420 507153.564
9 65.890 -20.246 409.891 -8298.545 168010.311
Selesai 10 173.394 87.258 7613.996 664383.700 57972935.496
11 159.522 73.387 5385.613 395232.539 29004825.501
12 61.431 -24.704 610.310 -15077.361 372477.831
Gambar 3. Bagan alir perencanaan 13 104.036 17.901 320.439 5736.122 102681.259
14 95.317 9.182 84.302 774.025 7106.786
15 60.737 -25.398 645.059 -16383.231 416101.612
Jumlah 1292.03 19508.15 850538.67 96067849.51
Xr 86.135
Sumber: Hasil Perhitungan
4. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh
4.1 Analisis Hidrologi harga-harga untuk parameter yang digunakan
a. Analisis data curah hujan dalam pemilihan jenis distribusi curah hujan
Dalam perencanaan ini digunakan data rancangan yang akan digunakan dari data curah
curah hujan harian dari stasiun hujan terdekat hujan maksimum harian, yaitu:
dengan lokasi studi yaitu stasiun Bertais. Data
5
1) Nilai Rerata e. Curah Hujan Rancangan
X = 86,135
2) Standar deviasi Tabel 7. Rekapitulasi debit puncak banjir
s = 42,113 rancangan HSS Nakayasu
Curah Hujan Debit Banjir
3) Koefisien variasi No
Kala Ulang
Rencana Rencana
Cv = 0,489 (Tahun) (mm) (m3/det)
4) Koefisien kepencengan
Cs = 1.242 1 2 78.539 7.663
5) Koefisien kurtosis 2 5 111.372 9.918
Ck = 4,443 3 10 134.816 11.528
Hasil analisis pemilihan jenis agihan hujan 4 25 166.332 13.693
5 50 191.108 15.395
pada tabel di atas menunjukkan bahwa jenis 6 100 217.094 17.180
agihan yang dipilih mendekati persyaratan Log 7 200 244.444 19.058
Pearson tipe III. 8 1000 295.258 22.548
Sumber Perhitungan
d. Uji Kecocokan Agihan
1) Uji Smirnov Kolmogorov
Tabel 5. Analisis Uji Smirnov Kolmogorov
Tahun X m P=m/(n+1) P' (P-P') ∆max

(mm) (%) (%) (%) (%)


2002 34.679 1 6.250 6.300 -0.050 0.050
2007 59.449 2 12.500 13.235 -0.735 0.735
2003 60.440 3 18.750 19.118 -0.368 0.368
2014 60.737 4 25.000 25.500 -0.500 0.500
2011 61.431 5 31.250 31.429 -0.179 0.179
2008 65.890 6 37.500 37.857 -0.357 0.357
2001 70.348 7 43.750 44.091 -0.341 0.341
2000 80.256 8 50.000 50.000 0.000 0.000
Gambar 4. Debit Banjir Rancangan HSS
2004 80.256 9 56.250 56.667 -0.417 0.417 Nakayasu
2005 92.146 10 62.500 62.500 0.000 0.000
2006 94.128 11 68.750 68.750 0.000 0.000 4.2 Analisis Profil Aliran dengan Program
2013 95.317 12 75.000 75.286 -0.286 0.286 HEC-RAS
2012 104.036 13 81.250 81.667 -0.417 0.417
2010 159.522 14 87.500 87.667 -0.167 0.167
Analisis profil aliran Sungai Remeneng
2009 173.394 15 93.750 94.000 -0.250 0.250 sepanjang + 868.045 m mulai patok FT.0
Dmax -4.067 4.067 sampai patok FT.38, pada studi ini
Sumber Perhitungan menggunakan program HEC-RAS 4.1.0
Untuk α = 5 % (Tabel 2.4)
n = 15
Do = 33,8 %
Maka, syarat : D maks < Do
4,067 % < 33,8 %
Kesimpulan : Hipotesa Log Person type III
diterima.

2) Uji Chi Kuadrat


Tabel 6. Analisis Uji Chi Kuadrat Gambar 5. Skema sistem Sungai Remeneng
Nilai Batas Jumlah Data
No. (Oi - Ei)2 (Oi - Ei)2 / Ei
Sub Kelas Oi Ei
1 X < 62.422 5 3.000 4.00 1.33
2 62.422 < X < 90.165 4 3.000 1.00 0.33
3 90.165 < X < 117.908 4 3.000 1.00 0.33
4 117.908 < X < 145.651 0 3.000 9.00 3.00
5 X > 173.394 2 3.000 1.00 0.33
Jumlah : Jumlah 15 15 5.33
Sumber Perhitungan

Untuk α =5%
Maka, syarat : Xh2(hitung) < Xh2
5,33 < 5,991
Kesimpulan : Hipotesa Log Person Type III
diterima. Gambar 6. Tampilan cross section Sungai
Remeneng patok FT.27 kondisi eksisting

6
Gambar 6. Tampilan cross section Sungai
Remeneng patok FT.0 kondisi eksisting dengan
Gambar 7. Potongan memanjang Sungai
Q25th
Remeneng kondisi Eksisting

Tabel 8. Hasil perhitungan elevasi muka air


maksimum serta kondisi eksisting Sungai
Remeneng
Min Ch WS Elv. LOB Elv. ROB Elv. Kondisi Tebing
Patok
Elv. (m) (m) (m) (m) Kiri Kanan
FT.0 98.550 100.260 100.014 100.144 meluap meluap
FT.1 98.650 100.260 99.740 100.080 meluap meluap
FT.2 98.670 100.250 99.806 100.100 meluap meluap
FT.3 98.680 100.240 99.880 100.110 meluap meluap
FT.4 98.690 100.210 100.391 100.130 meluap
FT.5 98.700 100.210 99.665 99.462 meluap meluap
Gambar 7. Tampilan cross section Sungai
FT.6 98.700 100.150 99.720 99.962 meluap meluap Remeneng patok FT.25 kondisi eksisting
FT.7 98.790 100.130 99.770 100.260 meluap dengan Q25th
FT.8 98.830 100.120 100.004 100.350 meluap
FT.9 98.500 100.090 99.874 100.444 meluap
FT.10 98.600 100.090 99.980 100.000 meluap meluap
FT.11 98.670 99.890 100.060 100.250
FT.12 98.430 100.010 99.557 100.091 meluap
FT.13 98.470 99.960 99.632 99.872 meluap meluap
FT.14 98.530 99.940 99.832 99.952 meluap
FT.15 98.580 99.910 99.746 99.746 meluap meluap
FT.16 98.620 99.900 99.431 99.790 meluap meluap
FT.17 98.550 99.770 99.422 99.752 meluap meluap
FT.18 98.480 99.860 99.174 99.308 meluap meluap
FT.19 98.420 99.850 99.080 99.250 meluap meluap
FT.20 98.380 99.840 99.150 99.280 meluap meluap
FT.21 98.330 99.820 99.220 99.300 meluap meluap Gambar 8. Tampilan cross section Sungai
FT.22 98.180 99.820 99.249 99.232 meluap meluap Remeneng patok FT.37 kondisi eksisting
FT.23 98.240 99.820 99.180 99.102 meluap meluap dengan Q25th
FT.24 98.280 99.820 99.219 98.919 meluap meluap
FT.25 98.040 99.800 99.180 99.296 meluap meluap
FT.26 98.190 99.800 99.342 99.184 meluap meluap
FT.27 98.250 99.770 99.582 99.285 meluap meluap
FT.28 98.340 99.770 99.410 99.257 meluap meluap
FT.29 98.450 99.590 99.652 99.272 meluap
FT.30 98.420 99.610 99.565 100.430 meluap
FT.31 98.500 99.620 99.475 99.280 meluap meluap
FT.32 98.530 99.600 99.380 99.398 meluap meluap
FT.33 98.590 99.600 99.328 99.437 meluap meluap
FT.34 98.690 99.380 99.275 99.441 meluap
FT.35 97.970 99.440 99.157 99.459 meluap
FT.36 98.550 99.400 99.132 99.128 meluap meluap
FT.37 98.540 99.200 99.024 99.498 meluap
FT.38 98.500 99.100 99.000 99.819 meluap
Sumber Perhitungan Gambar 9. Profil muka air kondisi eksisting
dengan Q25th
Dari hasil analisis profil muka air pada
kondisi eksisting dengan program HEC-RAS
dapat diketahui kapasitas tampungan eksisting
Sungai Remeneng tidak mampu menampung
besarnya debit banjir kala ulang 25 tahun, ini
terbukti dengan terlampauinya titik batas alur
(overbank) sungai.

7
Tabel 9. Hasil perhitungan elevasi muka air Dari hasil analisis profil muka air pada
maksimum serta kondisi setiap penampang kondisi rencana dengan program HEC-RAS
eksisting Sungai Remeneng untuk kala ulang dapat diketahui kapasitas tampungan rencana
25 tahun Sungai Remeneng mampu menampung
Patok Station
Ch Elv. WS Elv. LOB Elv. ROB Elv. Kondisi Tebing besarnya debit banjir kala ulang 25 tahun.
(m) (m) (m) (m) Kiri Kanan
FT.0 868.045 98.550 100.330 100.014 100.144 meluap meluap
FT.1 843.526 98.650 100.320 99.740 100.080 meluap meluap
FT.2 818.516 98.670 100.310 99.806 100.100 meluap meluap
FT.3 793.516 98.680 100.300 99.880 100.110 meluap meluap
FT.4 768.516 98.690 100.260 100.391 100.130 meluap
FT.5 747.596 98.700 100.270 99.665 99.462 meluap meluap
FT.6 718.056 98.700 100.220 99.720 99.962 meluap meluap
FT.7 693.056 98.790 100.190 99.770 100.260 meluap
FT.8 668.056 98.830 100.170 100.004 100.350 meluap
FT.9 640.066 98.500 100.140 99.874 100.444 meluap
FT.10 618.076 98.600 100.140 99.980 100.000 meluap meluap
FT.11 593.076 98.670 99.920 100.060 100.250
FT.12 564.186 98.430 100.060 99.557 100.091 meluap
FT.13 539.996 98.470 100.020 99.632 99.872 meluap meluap
FT.14 514.996 98.530 99.990 99.832 99.952 meluap meluap
FT.15 490.006 98.580 99.950 99.746 99.746 meluap meluap
Gambar 11. Tampilan cross section Sungai
FT.16 470.496 98.620 99.940 99.431 99.790 meluap meluap Remeneng patok FT.0 setelah normalisasi
FT.17 440.536 98.550 99.810 99.422 99.752 meluap meluap
FT.18 415.546 98.480 99.900 99.174 99.308 meluap meluap
FT.19 391.556 98.420 99.880 99.080 99.250 meluap meluap
FT.20 366.556 98.380 99.870 99.150 99.280 meluap meluap
FT.21 341.556 98.330 99.840 99.220 99.300 meluap meluap
FT.22 327.421 98.180 99.840 99.249 99.232 meluap meluap
FT.23 314.969 98.240 99.850 99.180 99.102 meluap meluap
FT.24 288.989 98.280 99.850 99.219 98.919 meluap meluap
FT.25 258.239 98.040 99.810 99.180 99.296 meluap meluap
FT.26 233.259 98.190 99.830 99.342 99.184 meluap meluap
FT.27 206.249 98.250 99.800 99.582 99.285 meluap meluap
FT.28 181.259 98.340 99.780 99.410 99.257 meluap meluap
FT.29 166.759 98.450 99.600 99.652 99.272 meluap
FT.30 146.791 98.420 99.660 99.565 100.430 meluap
FT.31 127.281 98.500 99.700 99.475 99.280 meluap meluap
FT.32 117.061 98.530 99.670 99.380 99.398 meluap meluap Gambar 12. Tampilan cross section Sungai
FT.33 101.521 98.590 99.670 99.328 99.437 meluap meluap
FT.34 76.501 98.690 99.560 99.275 99.441 meluap meluap
Remeneng patok FT.237 setelah normalisasi
FT.35 52.848 97.970 99.620 99.157 99.459 meluap meluap
FT.36 28.398 98.550 99.560 99.132 99.128 meluap meluap
FT.37 15.530 98.540 99.540 99.024 99.498 meluap meluap
FT.38 0.000 98.500 98.950 99.000 99.819
Sumber Perhitungan

4.3 Analisis Pengendalian Banjir


Pada studi ini alternatif penanganan
yang ditawarkan yaitu pengendalian banjir
dengan normalisasi sungai. Jenis penanganan
yang dilakukan adalah dengan normalisasi
dasar (pengerukan), pelebaran alur sungai,
serta perkuatan tebing sungai dengan Gambar 14. Profil muka air kondisi rencana
menggunakan pasangan batu kali. Penampang- dengan Q25th
penampang yang dinormalisasi yaitu dari FT.0
sampai FT.38 dengan lebar dasar rencana 7 m,
kemiringgan tebing kiri dan kanan (1:1) dan
tinggi saluran 1,8 m.

Gambar 10. Desain normalisasi sungai

8
Tabel 9. Hasil perhitungan elevasi muka air
maksimum serta kondisi rencana setiap
penampang Sungai Remeneng untuk kala a. Stabilitas Terhadap Gaya Guling
ulang 25 tahun
7,093
Fgl   3,689  1,5 (OK)
Min Ch WS Elv. Tinggi LOB Elv. ROB Elv. 1,923
Patok Station
Elv. (m) (m) Jagaan (m) (m) (m)
FT.0 868.045 98.640 99.850 0.60 100.450 100.450
FT.1 843.526 98.620 99.830 0.60 100.430 100.430
b. Stabilitas Terhadap Gaya Geser
FT.2 818.516 98.600 99.800 0.60 100.400 100.400
FT.3 793.516 98.580 99.780 0.60 100.380 100.380
Fgs 
4,1  1  9,989  tg 16,67   1,620  1,5 (OK)
FT.4 768.516 98.560 99.760 0.60 100.360 100.360 11,379
FT.5 747.596 98.540 99.740 0.60 100.340 100.340
FT.6 718.056 98.520 99.720 0.60 100.320 100.320
FT.7 693.056 98.500 99.700 0.60 100.300 100.300 c. Stabilitas Terhadap Daya Dukung
FT.8 668.056 98.480 99.680 0.60 100.280 100.280
FT.9 640.066 98.460 99.650 0.60 100.250 100.250
 7,309  3 (OK)
103,390
FT.10 618.076 98.440 99.630 0.60 100.230 100.230
F
14,146
FT.11 593.076 98.430 99.610 0.60 100.210 100.210
FT.12 564.186 98.400 99.590 0.60 100.190 100.190
FT.13 539.996 98.380 99.570 0.60 100.170 100.170 Dari hasil perhitungan stabilitas di atas
FT.14 514.996 98.370 99.540 0.60 100.140 100.140 dinding penahan tanggul rencana aman
FT.15 490.006 98.350 99.520 0.60 100.120 100.120
FT.16 470.496 98.330 99.500 0.60 100.100 100.100
terhadap gaya – gaya yang bekerja.
FT.17 440.536 98.310 99.480 0.60 100.080 100.080
FT.18 415.546 98.290 99.450 0.60 100.050 100.050 5. Penutup
FT.19 391.556 98.270 99.430 0.60 100.030 100.030
FT.20 366.556 98.250 99.410 0.60 100.010 100.010 5.1 Kesimpulan
FT.21 341.556 98.230 99.380 0.60 99.980 99.980
FT.22 327.421 98.220 99.370 0.60 99.970 99.970 Dari hasil perhitungan dan pembahasan
FT.23 314.969 98.210 99.360 0.60 99.960 99.960
FT.24 288.989 98.190 99.340 0.60 99.940 99.940
dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai
FT.25 258.239 98.170 99.300 0.60 99.900 99.900 berikut:
FT.26 233.259 98.150 99.270 0.60 99.870 99.870 1) Dari hasil perhitungan didapatkan
FT.27 206.249 98.130 99.240 0.60 99.840 99.840 besarnya debit banjir dengan kala ulang
FT.28 181.259 98.110 99.210 0.60 99.810 99.810
25 tahun sebesar 13,693 m3/dt, yang
FT.29 166.759 98.100 99.200 0.60 99.800 99.800
FT.30 146.791 98.080 99.170 0.60 99.770 99.770 digunakan untuk simulasi hidrolik
FT.31 127.281 98.070 99.150 0.60 99.750 99.750 dengan software HEC-RAS pada
FT.32 117.061 98.060 99.130 0.60 99.730 99.730 kondisi eksisting dan perencanaan
FT.33 101.521 98.050 99.110 0.60 99.710 99.710 normalisasi Sungai Remeneng.
FT.34 76.501 98.030 99.080 0.60 99.680 99.680
FT.35 52.848 98.010 99.040 0.60 99.640 99.640
2) Berdasarkan hasil simulasi
FT.36 28.398 97.990 99.000 0.60 99.600 99.600 menggunakan software HEC-RAS
FT.37 15.530 97.980 98.980 0.60 99.580 99.580 dapat diketahui kapasitas tampungan
FT.38 0.000 97.970 98.950 0.60 99.550 99.550 eksisting Sungai Remeneng tidak
Sumber Perhitungan
mampu menampung besarnya debit
banjir kala ulang 25 tahun, ini terbukti
4.4 Analisis Stabilitas
dengan terlampauinya titik batas alur
Setelah memperoleh nilai dimensi (overbank) sungai.
penampang sungai maka perencanaan tanggul 3) Alternatif penanganan untuk
harus aman terhadap beberapa hal yaitu: pengendalian banjir yaitu dengan
a. Stabilitas Terhadap Gaya Guling menormalisasi sungai untuk
b. Stabilitas Terhadap Gaya Geser memperbesar kapasitas tampungan
c. Stabilitas Terhadap Daya Dukung Sungai Remeneng. Dari hasil
perencanaan dan simulasi didapatkan
dimensi penampang sungai dengan
lebar dasar sungai 7 meter, kemiringan
tebing kiri dan kanan (1:1), dan tinggi
saluran 1,8 meter.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam
studi ini yaitu dalam perencanaan
penanggulangan banjir sungai hendaknya tidak
Gambar 15. Pembebanan dinding penahan hanya memperhatikan aspek teknis saja, tetapi
tanggul harus memperhatikan juga aspek non teknis,
misalnya merubah perilaku masyarakat dengan
9
meningkatkan kesadaran untuk menjaga Triatmojo, B., 1994, Hidraulika II, Beta Offset,
keseimbangan sungai. Yogyakarta.
6. Daftar Pustaka

Anonim, 1986, Kriteria Perencanaan (KP-02),


Galang Persada, Bandung.

Argianto, K. F., 2012, Aplikasi Software HEC-


RAS untuk Analisis Muka Air Sungai
Babak dalam Upaya Penanganan
Masalah Banjir di Dusun Jeranjang
Desa Kuranji Kecamatan Labuapi.
Universitas Mataram, Mataram. (Tidak
dipublikasikan).

Hadisusanto, N., 2010, Aplikasi Hidrologi, Jogja


Mediautama, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H. C., 1996, Teknik Fondasi I,


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hardiyatmo, H. C., 2002, Mekanika Tanah I,


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harto, Sri. B.R., 1993, Analisis Hidrologi, PT.


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Istiarto, 2014, Simulasi Aliran 1 Dimensi dengan


Bantuan Paket Program Hidrodinamika
HEC-RAS. Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.

Kurniawan, D., 2008, Alternatif Penanggulangan


Banjir Sungai Unus. Universitas
Mataram, Mataram. (Tidak
dipublikasikan).

Merianda, S., 2012, Studi Tinggi Muka Air Banjir


Di Sungai Pandai dan Alternatif
Penanggulangannya. Universitas
Mataram, Mataram. (Tidak
dipublikasikan).

Soemarto, C. D., 1987, Hidrologi Teknik, Usaha


Nasional, Surabaya.

Sosrodarsono, S., Takeda, K., 1985, Perbaikan


dan Pengaturan Sungai, Pradnya
Paramitha, Jakarta.

Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode


Statistik untuk Analisa Data, jilid 1,
Nova, Bandung.

Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang


Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta.

Triatmojo, B., 1994, Hidraulika I, Beta Offset,


Yogyakarta.

10

Вам также может понравиться