Вы находитесь на странице: 1из 18

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigm sehat,
pertanggung jawaban wilayah. Kemandirian masyarakat, Pemerataan,
pemanfaatan, pemanfaatan teknologi tepat

2
MANUAL MUTU
PUSKESMAS GIMPU

I. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
1. PROFIL PUSKESMAS
a. Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas Gimpu terletak didalam Wilayah kerja Kecamatan Kulawi
Selatan dengan wilayah kerja meliputi 12 desa dengan luas wilayah
4.418,12 km2 .Rinciannya yaitu:
1. Desa Oo Parese dengan luas wilayah 35,59 km2
2. Desa Watukilo dengan luas wilayah 12,65 km2
3. Desa Salutome dengan luas wilayah 2,08 km2
4. Desa Wangka dengan luas wilayah 21,96 km2
5. Desa Lawua dengan luas wilayah 25,19 km2
6. Desa Palamaki dengan luas wilayah 12,02 km2
7. Desa Tompi Bugis dengan luas wilayah 33,88 km2
8. Desa Tomua dengan luas wilayah 31,96 km2
9. Desa Gimpu dengan luas wilayah 28,79 km2
10. Desa Lempelero dengan luas wilayah 25,64 km2
11. Desa Pilimakujawa dengan luas wilayah 96,76 km2
12. Desa Moa dengan luas wilayah 91,60 km2
Batas wilayah kerja Puskesmas Gimpu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kecamatan Kulawi
Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kecamatan Lore Barat Kab.Poso
Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kecamatan Pipikoro
2
Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kecamatan Kulawi
Bentuk geografis wilayah kerja Puskesmas Gimpu berupa daerah
pegunungan dan berada disepanjang aliran sungai lariang. Berdasarkan
elevasi terletak pada ketinggian 412-508m diatas permukaan
laut,kemiringan tanah cukup curam yaiyu berkisar antara 0%-30% dan
bahkan ada yang mencapai 50%.Namun adapula terdapat beberapa desa
yang secara keseluruhan bentuk permukaan tanahnya merupakan daerah
datar.Ada beberapa desa dan dusun yang wilayahnya hanya dapat dilalui
dengan kendaraan roda dua yaitu desa Moa,Desa Pilimakujawa Dusun
Wahi, Desa Lempelero Dusun Tompi Bangka dan Dusun Wua. Jika cuaca
tidak bersahabat ( Hujan terus menerus dalam jangka waktu lama ),Maka
desa dan dusun tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Secara administrasi lokasinya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar 1. Peta Administrasi Wilayah Kerja Puskesmas Gimpu
Oo Parese S

Salutome SUNGAI MEWE

Watukilo

Lempelero Wangka

PKM GIMPU KAB.

Lawua POSO
Ibu Kota

Palamaki KEC.KULAWI SELATAN

Tompi Bugis

Dsn Wua Tomua


Klinik BK GIMPU

Dsn Katebua
Dsn Tompi Bangka

SUNGAI

LARIANG Gimpu

KETERANGAN
Dsn Muria

Lempelero
KEC. PIPIKORO Pilimakujawa
= Jalan Poros Dsn Wahi

Moa

= Jalan Desa
Fasilitas Pelayanan Puskesmas Gimpu, meliputi :
= Batas Kecamatan
=No. Fasilitas Layanan
Sungai Jumlah Frekuensi Pelayanan
=1.Jembatan Gantung
Poliklinik umum 1
Setiap hari kerja (jam 08.00-13.00
WITA)
= Jembatan
2. Poliklinik Gigi dan Setiap hari kerja (jam 08.00-13.00
1
MulutKec. Kulawi
= Ibu Kota WITA)
3. Setiap hari kerja (jam 08.00-13.00
Selatan Poliklinik KIA 1
WITA)
=4.Desa Setiap hari kerja (jam 08.00-13.00
Laboratorium 1
WITA)
= Dusun 2
= Puskesmas/Klinik
= Cakupan Baik ( > 86 % )
= Cakupan Sedang (65%-
5. Klinik Imunisasi 1 Setiap Senin (jam 08.00-13.00 WITA)
6. Setiap Senin kerja (jam 08.00-13.00
Klinik Konsultasi 1
WITA)
7. Unit Rawat Inap 14 bed 24 jam
8. Unit Gawat Darurat 2 bed 24 jam
9. Kamar Bersalin 4 bed 24 jam
10. Puskesmas
1 Terjadwal
Pembantu
11. Poskesdes 11 Terjadwal
12. Puskesmas Keliling 1 Terjadwal
13. Ambulance 1 unit
14. Mobil jenasah 1 unit
15. Kendaraan Roda
12 unit Dipakai untuk kegiatan program
dua
16. 18 posyandu balita,4 desa siaga aktif,12
UKBM
posyandu lansia

b. Visi Puskesmas
Menjadi Puskesmas yang mampu berdaya saing,demi terwujudnya
masyarakat Kulawi Selatan sehat mandiri.
c. Misi Puskesmas
1. Memotivasi kinerja tenaga kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas SDM Tenaga Kesehatan.
3. Menerapkan sikap dan perilaku yang baik dalam memberikan
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana.
5. Meningkatkan pembinaan dan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan.
d. Motto
“ KOI SEHA”KAI GOE “
e. Struktur Organisasi Puskesmas
f. Budaya Kerja
“EKSIS”
ENERJIK : Cepat,tanggap,cekatan,dan penuh semangat dalam
menjalankan tugas.
KREATIF : Mampu membuat perubahan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan puskesmas gimpu.
SENYUM : Bersikap ramah sehingga membuat pasien merasa
nyaman.
INOVATIF : Mampu melahirkan ide-ide baru yang sifatnya
membangun serta dapat diterapkan di puskesmas gimpu.
SOPAN : Melayani dengan sepenuh hati,tulus dan ikhlas dengan
memperhatikan norma-norma yang berlaku.
2
2. KEBIJAKAN MUTU
a. Kami pimpinan dan seluruh karyawan Puskesmas Gimpu berkomitmen
untuk :
1) Melaksanakan sistem manajemen mutu dengan penuh kesadaran
dan rasa tangganggung jawab.
2) Memberikan pelayanan prima yang sesuai dengan standar
kompetensi dan mengutamakan kepuasan pelanggan.
3) Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu dengan menjamin
keselamatan pasien.
4) Melaksanakan perbaikan mutu secara berkesinambungan.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada
pada lampiran manual ini.

3. PROSES PELAYANAN
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan
Perkesmas meliputi:
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
4) Pelayanan gizi
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Mayarakat Pengembangan,
meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Lansia
c. Pengelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan, meliputi:
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan

B. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan fungsi pokok puskesmas, Puskesmas Gimpu melakukan 3
fungsi pokok yaitu sebagai :
1. Pusat penggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, yaitu
melakukan koordinasi dan motivasi agar setiap kegiatan pembangunan
yang ada tidak berdampak negatif terhadap kesehatan setidaknya
terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat..
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat yaitu membina
masyarakat di wilayah kerja untuk berperan serta aktif dan diharapkan
mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan.
2
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu memberikan
pelayanan kesehatan strata pertama baik perorangan maupun
masyarakat. Didalam pelaksanaannya mengutamakan kegiatan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Bertolak dari ketiga fungsi tersebut diatas maka usaha pokok
Puskesmas Gimpu bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas meliputi:
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Lingkungan.
- Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana.
- Perbaikan Gizi.
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan meliputi:
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
3. Upaya Kesehatan Perorangan
- Rawat jalan
- Pelayanan gawat darurat
- Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan
Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan pelayanan dikelola dan
diatur dalam satu sistem administrasi dan manajemen.

C. Tujuan
Manual mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Gimpu dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM
maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.

D. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun manual mutu ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 42;
2
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 24;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN Tahun 2015 – 2019;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148 Tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464 Tahun
2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktek Bidan;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun
2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

2
HK.02.02/MENKES/148/3/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Perawat;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun
2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2015 tentang Komisi
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
24. Peraturan Bupati Kulon Progo no 65 tahun 2012 tentang Management
Resiko
25. Pedoman Penyusnan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
pertama tahun 2015
Acuan yang digunakan dalam menyusun manual mutu ini adalah: standar
akreditasi puskesmas.

E. Istilah dan Definisi


a. Pelanggan
Orang yang membeli atau menggunakan barang dan jasa secara tetap.
b. Kepuasan Pelanggan
Kelegaan orang yang membeli atau menggunakan barang secara tetap
terhadap barang yang diterima.
c. Pasien
Orang sakit atau yang dirawat oleh dokter.
d. Koreksi
Pembetulan, perbaikan, pemeriksaan terhadap diri sendiri akan
menumbuhkan sikap rendah hati dan tidak cepat menyalahkan oranglain
2
e. Tindakan Korektif
Sesuatu yang dilakukan, perbuatan memperbaiki, teliti, berdisiplin
f. Tindakan Preventif
Sesuatu yang dilakukan bersifat mencegah, supaya tidak terjadi apa-apa
g. Manual Mutu
Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus
dilakukan berdasarkan ukuran baik atau buruk.
h. Dokumen
Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti
keterangan
i. Rekaman
Semua dokumen hasil kegiatan baik berupa arsip tertulis, audio, foto
maupun film baik dalam bentuk hardcopi maupun softcopi.
j. Efektivitas
Kemampuan menghasilkan output / hasil yang diinginkan atau
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
k. Efisiensi
Ketepatan cara (usaha, kerja, dll) menjalankan sesuatu (dengan tidak
membuang waktu, tenaga, biaya) atau dapat diartikan juga penggunaan
sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.
l. Proses
Runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu
m. Sasaran Mutu
Sesuatu yang menjadi tujuan berdasarkan ukuran baik atau buruk
n. Perencanaan Mutu
Dokumen penetapan proses, prosedur dan sumber daya untuk menjamin
bahwa proses pelayanan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran-
sasaran mutu dengan efektif dan efisien, dan konsisten memenuhi
persyaratan-persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
o. Kebijakan Mutu
Pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis pedoman
bagi manajemen dalam usaha mencapai sasaran mutu.
p. Sarana
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam rangka mencapai
maksud atau tujuan
q. Prasarana
Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses dalam rangka mencapai maksud atau tujuan
I. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
Puskesmas Gimpu menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas.
2
Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan
pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayanan
klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana
yang disusun, pelaksanaan pelayanan,dan verifikasi terhadap proses
pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu
yang disusun meliputi:
Dokumen level 1 : Kebijakan, dokumen level 2 : pedoman/manual, dokumen
level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4 : rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman,
dan prosedur.
Seluruh dokumen sistem manajemen mutu dikendalikan oleh
Puskesmas agar dokumen yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat
dan benar. Cara pengendalian dokumen diatur dalam SPO Pengendalian
Dokumen yang secara garis besar mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Cara pembuatan dokumen
b. Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan
c. Cara melakukan peninjauan dan revisi dokumen
d. Cara menempatkan/menggunakan dokumen
e. Cara mengidentifikasi dan menelusuri dokumen
f. Cara menangani dokumen eksternal
g. Cara menyimpan dokumen yang sudah tidak berlaku
Proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa bermanual pada daftar
retensi puskesmas.
C. PENGENDALIAN REKAM IMPLEMENTASI
Semua catatan/arsip yang memberikan bukti bahwa sistem
manajemen mutu telah dilaksanakan, dikelola dengan baik agar aman,
teridentifikasi dengan jelas dan mudah ditemukan bila diperlukan.
Cara pengendalian arsip diatur dalam SPO Pengendalian Rekaman yang
secara garis besar mengatur hal hal sebagai berikut:
a. Cara memberi identifikasi arsip
b. Cara menyimpan arsip
2
c. Cara melindungi arsip
d. Cara pengambilan arsip
e. Cara menentukan masa simpan
f. Cara memusnahkan arsip

II. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN


A. KOMITMEN MANAJEMEN
a. Manajemen puncak melakukan sosialisasi kepada para staf tentang
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan regulasi melalui
berbagai kesempatan seperti rapat, surat edaran, pidato pembukaan
acara dan sebagainya.
b. Manajemen puncak menerbitkan Kebijakan Mutu.
c. Manajemen puncak menetapkan Sasaran Mutu.
d. Manajemen puncak memastikan adanya kegiatan untuk menilai
efektifitas sistem manajemen mutu melalui pelaksanaan Prosedur
Tinjauan Manajemen.
e. Manajemen puncak memastikan sumberdaya untuk melaksanakan
sistem manajemen mutu tersedia.

Kepala Puskesmas, Penanggungjawab manajemen mutu, penanggung


jawab upaya, penanggung jawab pelayanan klinis dan seluruh karyawan
puskesmas bertanggungjawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang
ada pada manual mutu ini.

B. FOKUS PADA SASARAN/PASIEN


Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan
berfokus pada pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi
kebutuhan dan harapan pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya
puskesmas dan pelayanan klinis pelaksanaan pelayanan, monitoring dan
evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
a. Manajemen puncak harus mengetahui persyaratan yang diminta oleh
pelanggan. Untuk mengetahui persyaratan pelanggan maka Puskesmas
akan menjalankan Prosedur Identifikasi Persyaratan Pelanggan.
b. Manajemen puncak memastikan bahwa persyaratan tersebut telah
terpenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan.

C. KEBIJAKAN MUTU

2
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan
yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan
dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
a. Manajemen puncak menyusun Kebijakan Mutu sesuai dengan tujuan
Puskesmas, mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan
perbaikan berkelanjutan serta menyediakan kerangka kerja untuk
menetapkan dan meninjau sasaran mutu.
b. Manajemen puncak memastikan bahwa Kebijakan Mutu
dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap staf.
c. Manajemen puncak akan meninjau Kebijakan Mutu secara berkala
minimal setiap tahun agar tetap sesuai.

KEBIJAKAN MUTU PUSKESMAS GIMPU


Kami pimpinan dan seluruh karyawan Puskesmas Gimpu berkomitmen untuk:
1) Melaksanakan sistem manajemen mutu dengan penuh kesadaran dan
rasa tangganggung jawab.
2) Memberikan pelayanan prima yang sesuai dengan standar kompetensi
dan mengutamakan kepuasan pelanggan.
3) Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu dengan menjamin
keselamatan pasien.
4) Melaksanakan perbaikan mutu secara berkesinambungan.

D. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENCAPAIAN


SASARAN KINERJA/MUTU
a. Manajemen puncak menetapkan Sasaran Mutu (termasuk persyaratan
produk) sesuai pada fungsi dan tingkatan yang relevan, dapat diukur
dan konsisten dengan Kebijakan Mutu.
b. Manajemen puncak menetapkan Rencana Pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu termasuk Rencana Pencapaian Sasaran Mutu.
c. Manajemen puncak memastikan integritas pelaksanaan sistem
manajemen mutu tetap terjaga meski sedang melakukan
perbaikan/penyempurnaan sistem manajemen mutu.

Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan


minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
2
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban
pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-
program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan
pasien

E. TANGGUNGJAWAB, WEWENANG DAN KOMUNIKASI


a. Manajemen puncak menetapkan dan mengkomunikasikan Uraian
Tanggung Jawab dan Wewenang seluruh staf terkait dengan sistem
manajemen mutu
b. Manajemen puncak menetapkan Wakil Manajemen melalui Surat
Keputusan Pengangkatan Wakil Manajemen yang memiliki tanggung
jawab dan wewenang sebagai berikut :
1) Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara.
2) Melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja Sistem
Manajemen Mutu dan perbaikan yang ada.
3) Membangkitkan kesadaran akan persyaratan pelanggan di
seluruh bagian/unit
c. Manajemen puncak menetapkan Prosedur Komunikasi Sistem
Manajemen Mutu dan memastikan telah terjadi komunikasi untuk
membahas efektivitas Sistem Manajemen Mutu.

F. WAKIL MANAJEMEN MUTU/PENANGGUNG JAWAB MANAJEMEN MUTU


Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang
bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
a. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan,
dan dipelihara
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu
dan kinerja pelayanan
c. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan sasaran/pasien.

2
Wakil manajemen bertanggung jawab untuk melaksanakan tinjauan
manajemen dan memastikan proses dan hasilnya terdokumentasi. Cara
pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Tinjauan Manajemen.
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal dilaksanakan dengan lokakarya mini puskesmas,
pertemuan rutin puskesmas, buku peningkatan mutu puskesmas, buku kerja
harian dan bentuk komunikasi lain baik manual atau digital yang disahkan
oleh kepala puskesmas

III. TINJAUAN MANAJEMEN


A. UMUM
Pertemuan tinjauan manajemen dilakukan oleh tim manajemen minimal
setahun 2 kali untuk mengevaluasi pelaksanaan proses manajemen mutu,
dan kinerja pelayanan/upaya puskesmas untuk memastikan kelanjutan,
kesesuaian, kecukupan dan efektivitas system manajemen mutu dan system
pelayanan.
B. MASUKAN TINJAUAN MANAJEMEN
Masukan tinjauan manajemen meliputi hasil audit internal, umpan balik
pelanggan, kinerja proses, pencapaian sasaran mutu/indikator kinerja, status
tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan, tindak lanjut terhadap hasil
tinjauan manajemen yang lalu, kebijakan mutu dan kebijakan
pelayanan/upaya puskesmas, perubahan yang perlu dilakukan terhadap
system manajemen mutu dan system pelayanan/penyelenggaraan upaya
puskesmas.
C. OUTPUT TINJAUAN MANAJEMEN
Keputusan dan tindakan yang berupa peningkatan efektivitas sistem
manajemen mutu dan system pelayanan, peningkatan pelayanan yang terkait
dengan persyaratan pelanggan, identifikasi perubahan yang diperlukan,
penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar system pelayanan efektif.

IV. MANAJEMEN SUMBER DAYA


A. PENYEDIAAN SUMBER DAYA
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan
sumber daya meliputi : UKP (Unit pendaftaran & RM, BP Umum, BP Gigi,
KIA/KB, Imunisasi, Gizi Institusi, Laboratorium, Farmasi, Kasir, UGD, Rawat
Inap), UKM Esensial dan Perkesmas (Unit P2M, Kesling, Promkes, Gizi
2
Masyarakat, Kesehatan Ibu, Anak, Keperawatan Kesehatan Msyarakat), UKM
Pengembangan meliputi Pelayanan Kesehatan Lansia, proses pendukung
lain yaitu Unit Rumah Tangga, Logistik dan Tata Usaha.
B. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
a. Puskesmas menetapkan Standar Kompetensi Staf (terdiri dari tingkat
pendidikan, jenis pelatihan, jenis keahlian dan pengalaman kerja) bagi
setiap staf sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
b. Puskesmas menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk memenuhi
atau meningkatkan kompetensi staf, baik diselenggarakan secara
mandiri atau oleh pihak luar. Pelatihan dan kegiatan tersebut antara lain:
a. Program Orientasi Staf Baru
b. PMKK (Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik) bagi staf
perawat dan bidan.
c. Puskesmas menilai efektifitas pelatihan dan kegiatan tersebut diatas
melalui Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan atau Kegiatan Lain
Dalam Peningkatan Kompetensi Staf
d. Puskesmas melalui berbagai kesempatan akan mendorong setiap staf
untuk menyadari arti penting dan kontribusi mereka dalam mencapai
sasaran mutu termasuk menyadari kaitan antara kompetensi dengan
tugas dan wewenangnya.
e. Puskesmas memelihara rekamanan mengenai pendidikan, pelatihan,
keahlian dan pengalaman kerja yang dialami oleh setiap staf
C. INFRASTRUKTUR
a. Puskesmas menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur
yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan
produk, terdiri dari :
1. Gedung, ruang kerja dan peralatan penunjang (misal: mebel,
komputer)
2. Peralatan yang dipakai dalam proses Produk (misal: tensimeter,
timbangan)
3. Sarana pendukung (misal: mobil ambulance, pusling)
b. Penetapan infrastruktur dituangkan dalam Daftar Infrastruktur yang
dibutuhkan setiap unit
c. Penyediaan infrastruktur sesuai dengan Prosedur Pengadaan
d. Pemeliharaan infrastruktur sesuai Prosedur Pemeliharaan

D. LINGKUNGAN KERJA

2
Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan produk, antara
lain:
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik di dalam dan luar gedung
Puskesmas merupakan daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman dari
limbah infeksius.
2. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5R (5R=
Ringkas-Rapi-Resik-Rawat-Rajin) sesuai Manual Pelaksanaan Prinsip
5R

V. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses, dan pengukuran
kinerja (Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP))
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan Kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
f. Manajemen resiko dan keselamatan.
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasa pelanggan
2) Audit Internal
3) Penilaian kinerja puskesmas
a) Pemantauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan Pengukuran hasil Layanan
c. Pengendalian jika ada hasil tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif

B. PELAYANAN KLINIS:
1. Pelayanan klinis yang berorientasi pasien
2. Penunjang pelayanan klinis
3. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
2
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko

VII. PENUTUP
Demikian manual mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas
Gimpu dalam membangun sistem manajemen mutu baik untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis. Sehingga diharapkan semua komponen
dari Puskesmas Gimpu harus menjadikan manual mutu ini sebagai pegangan
utama dalam seluruh kegiatan di Puskesmas.

Вам также может понравиться