Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB III

“ Memahami Sistem Produksi Tanaman Berdasarkan Daya


Dukung Yang Dimiliki Oleh Daerah Setempat ”

Nama Kelompok
Alan Maulana
Fadlillah Fani
Ilham Novrizal
Mahfud Arif Dian Saputra
Monalisa Putri
Reza Ermita
Rita Riskiani

SMA NEGERI 1 SEPUTIH SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017


A. Sistem Produksi Tanaman Pangan
Didalam satu sitem terdapat beberapa subsistem(komponen) yang mempunyai sifat
sifat saling mempengaruhi sesuai tugas dan fungsinya, jadi suatu sistem dapat berjalan dengan
normal apabila keseluruhan subsistem dalam sistem tersebut dinyatakan berjalan sesuai dengan
tugas dan fungsinya dan apabila masing-masing subsistem(komponen) tidak berjalan dengan baik
maka dapat dinyatakan bahwa sistem tersebut tidak akan berjalan secara normal.

Bila ditinjau dari segi kompleksnya sistem dapat dikelompokan dalam beberapa
bagian yaitu:

· Sistem kompleks kecil

· Sistem kompleks sedang

· Sistem kompleks besar (sangat kompleks)

Dalam kegiatan pertanian, tanaman merupakan sistem alami yang bersifat sangat
kompleks yang terdiri atas beberapa komponen yaitu akar, batang, daun, dan buah. Dari subsistem
ini mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing yang bekerja saling mempengaruhi terhadap
seluruh proses pertumbuhan samapai pada menghasilkan suatu produk tanaman baru.

B. Penyiangan Media Atau Lahan


Penyiangan adalah istilah umum di indonesia dalam kegiatan pertanian, yaitu
kegiatan mencabut gulma yang berada diantara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus
menggemburkan tanah.

Tujuan Penyiangan:
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan
penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi
sinar matahari. Hal ini disebabkan tanaman harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan
oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.

Penyiangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

Secara manual dengan tangan, yaitu dilakukan dengan menggunakan tangan yang mencabut rumput
disela-sela tanaman. Mencabut rumput penganggu atau gulma dengan tangan cenderung
melelahkan dan pada umumnya dikerjakan dengan tenaga kerja yang banyak atau pada lahan yang
sempit, misalnya pertanian dalam pot atau polybag.

Secara kimiawi dengan herbisida, yaitu dilakukan dengan memberikan herbisida pada rumput yang
menjadi gulma disekitar tanaman utama (tanaman produksi) . Herbisida yang di pilih secara selektif
mampu membunuh gulma, namun tidak menyakiti tanaman produksi. Herbisida digunakan ketika
mekanisasi tidak memungkinkan atau tidak diinginkan.

Secara mekanis dengan mesin, yaitu dilakukan dengan menggunakan berbagai mesin pertanian yang
berfungsi untuk penyiangan tanpa merusak tanaman produksi. Penyiangan dengan cara seperti ini
harus ditunjang dengan alur tanam yang tepat, yaitu posisi tanaman tidak akan terganggu oleh
kegiatan penyiangan secara mekanis (dengan mesin).

Penyiangan dengan cara Pemulsaan, yaitu dengan cara menutupi tanah pada ruang lingkup tanaman
dengan Mulsa, dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk tanaman utama (tanaman produksi).
Pemulsaan ini bisa menggunakan mulsa dari bahan plastik ataupun organik (jerami, serbuk kayu dan
sejenisnya). Gulma yang dimatikan dapat juga digunakan sebagai mulsa.

C. Penyiapan Bibit
Benih sebelum disemai, diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup
untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih
yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian
benih yang telah diuji, direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam
selama 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi
empat ukuran 20 x 20 cm. Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam

D. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan menanam bibit di polybag ataupun di tempat
pembibitan. Penanaman dari bibit sampai berkecambah memerlukan perawatan khusus. Ketika bibit
sudah berkecambah atau sudah berdaun, bibit dapat dipindahkan dari polybag ke tanah. Hal yang
perlu diperhatikan saat pemindahan tanaman dari polybag yaitu:

1. Pindahkan tanaman beserta tanah yang melekat pada akar.


2. Pindahkan tanaman dengan cara menyobek polibag supaya tanah yang telah menyatu
dengan akar tidak rontok.

E. Pengairan
Setiap budidaya tanaman pangan hendaknya didukung dengan penyediaan air sesuai
kebutuhan dan peruntukannya. Air hendaknya dapat disediakan sepanjang tahun, baik bersumber
dari air hujan, air tanah, air embun, tandon, bendungan ataupun sistem irigasi/pengairan. Air yang
digunakan untuk irigasi memenuhi baku mutu air irigasi, dan tidak menggunakan air limbah
berbahaya. Air yang digunakan untuk proses pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan
memenuhi baku mutu air yang sehat. Pemberian air untuk tanaman pangan dilakukan secara efektif,
esien, hemat air dan manfaat optimal. Apabila air irigasi tidak mencukupi kebutuhan tanaman guna
pertumbuhan optimal, harus diberikan tambahan air dengan berbagai teknik irigasi. Penggunaan air
pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat di sekitarnya dan mengacu pada
peraturan yang ada. Pengairan tidak boleh mengakibatkan terjadinya erosi lahan maupun tercucinya
unsur hara, pencemaran lahan oleh bahan berbahaya, dan keracunan bagi tanaman serta lingkungan
hidup. Kegiatan pengairan sebaiknya dicatat sebagai bahan dokumentasi. Penggunaan alat dan mesin
pertanian untuk irigasi/penyediaan air dari sumber, harus memenuhi ketentuan sesuai peraturan
perundang-undangan dan dapat diterima oleh masyarakat.

F. Pemupukan
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesuburan tanah dan
penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik
pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan
sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa
berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap
pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

G. Pengendalian Hama dan Penyakit


1. Pengendalian hama secara kimia

Pengendalian hama secara kimia yaitu pemberantasan hama dan penyakit menggunakan obat-
obatan kimia. Obat-obatan yang digunakan disebut pestisida. Penggunaan pestisida harus
disesuaikan dengan jenis, dosis, dan waktu yang tepat agar tidak merusak lingkungan.

Jenis-jenis pestisida yang beredar di masyarakat umumnya.


Insektisida jenis pestisida untuk memberantas hama serangga.

• Rodentisida jenis pestisida untuk memberantas hama pengerat.

• Herbisida jenis pestisida untuk memberantas hama gulma.

• Fungisida jenis pestisida untuk memberantas hama jamur.

• Nematisida jenis pestisida untuk memberantas hama cacing.


• Larvasida jenis pestisida untuk memberantas hama larva atau ulat.

• Bakterisida jenis pestisida untuk memberantas hama bakteri.

Kelebihan pengendalian hama secara kimia

Keuntungan yang didapatkan jika menggunakan pestisida antara lain :


Praktis tidak repot (Siap pakai).

• Mudah didapatkan karena dijual bebas.

• Reaksi zat akan tanaman sangat cepat.

• Sangat ampuh untuk membunuh serangga (Daya racun tinggi).

• Awet karena terbuat dari bahan kimia.

Kekurangan pengendalian hama secara kimia

Dampak penggunaan pestisida secara berlebihan yaitu antara lain :


Peledakan hama.

• Tingkat kesuburan tanah berkurang.

• Gangguan keseimbangan lingkungan.

• Kontaminasi zat-zat berbahaya pada tanaman.

• Matinya spesies tertentu (Musuh alami hama).

• Punahnya organisme berguna.

2. Pengendalian hama secara mekanik

Pengendalian hama secara mekanik yaitu pemberantasan hama dengan alat-alat atau dengan tangan
secara langsung.

Jenis-jenis cara pemberantasan hama secara mekanik


Pemberantasan babi hutan dengan perangkap.

Pemberantasan lalat buah dengan perangkap lalat.

Pemberantasan ulat langsung diambil dengan tangan.

Pemberantasan serangga dengan menggunakan jaring serangga.

Kelebihan pengendalian hama secara mekanik

Nilai tambah atau keuntungan jika menerapkan cara ini yaitu :


• Ramah Lingkungan

• Tidak menimbulkan resistensi dan resurgengsi hama.

• Biaya lebih murah.

• Pengendalian hama yang spesifik (Terarah).

Kekurangan pengendalian hama secara mekanik

Dampak yang kurang baik jika kita menerapkan cara ini yaitu :
Hasilnya tidak langsung terlihat (Lama).

• Diperlukan pengetahuan khusus mengenai biologi dan ekologi hama.

• Resiko hama berkembang masih besar.

3. Pengendalian hama secara biologis

Pengendalian hama secara biologis yaitu pemberantasan hama atau penyakit dengan
mendatangkan musuh alaminya (Predator).

Jenis-jenis cara pemberantasan hama secara biologis

• Pemberantasan tikus dengan kucing atau burung hantu.

• Pemberantasan kutu loncat dengan semut rang-rang.

• Pemberantasan ulat pada tanaman pisang dengan burung gagak.

• Pemberantasan wereng dengan laba-laba.

• Pemberantasan kutu daun dengan tengau.

• Pemberantasan ulat kupu artona pada tanaman kelapa dengan lebah penyengat.

1Kelebihan pengendalian hama secara biologis

Beberapa keuntungan yang akan kita rasakan antara lain :


Ramah lingkungan (Tanpa bahan kimia).

• Solusi terbaik untuk jangka panjang.

• Hasil panen tidak terkontaminasi zat adiktif.


Kekurangan pengendalian hama secara biologis

Beberapa kerugian yang akan kita rasakan antara lain :


Cara ini kadang justru menimbulkan hama baru.
• Tidak bekerja secara efektif.

• Butuh proses waktu yang lama untuk hasil optimal.

• Hama dan penyakit pada tumbuhan memang sangat bermacam-macam, jika tidak ditangani
segera akan menimbulkan masalah buat ke depannya. Dari beberapa cara pengendalian
hama tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi bijak dalam
melakukan sesuatu akan lebih bermanfaat dalam menjaga lingkungan sekitar kita.

• H. Teknik Pengemasan

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang


menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah
atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang
ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,
getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau
produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai
perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu
diperhatikan dalam perencanaannya.

Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses
pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti
dedaunan atau anyaman bambu sampai teknologi modern seperti saat ini. Dalam teknologi
pengemasan modern misalnya jaman dulu orang membuat tempe di bungkus dengan daun pisang
atau daun jati, membungkus gula aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering. Teknologi
pengemasan yang semakin maju dan modern telah hampir meniadakan penggunaan bahan
pengemas tradisional. diantara contoh-contoh pengemasan modern diantaranya menggunakan
bahan plastik, kaleng/logam, kertas komposit, dan lain sebagainya.

Вам также может понравиться