Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama Kelompok
Alan Maulana
Fadlillah Fani
Ilham Novrizal
Mahfud Arif Dian Saputra
Monalisa Putri
Reza Ermita
Rita Riskiani
Bila ditinjau dari segi kompleksnya sistem dapat dikelompokan dalam beberapa
bagian yaitu:
Dalam kegiatan pertanian, tanaman merupakan sistem alami yang bersifat sangat
kompleks yang terdiri atas beberapa komponen yaitu akar, batang, daun, dan buah. Dari subsistem
ini mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing yang bekerja saling mempengaruhi terhadap
seluruh proses pertumbuhan samapai pada menghasilkan suatu produk tanaman baru.
Tujuan Penyiangan:
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan
penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi
sinar matahari. Hal ini disebabkan tanaman harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan
oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.
Secara manual dengan tangan, yaitu dilakukan dengan menggunakan tangan yang mencabut rumput
disela-sela tanaman. Mencabut rumput penganggu atau gulma dengan tangan cenderung
melelahkan dan pada umumnya dikerjakan dengan tenaga kerja yang banyak atau pada lahan yang
sempit, misalnya pertanian dalam pot atau polybag.
Secara kimiawi dengan herbisida, yaitu dilakukan dengan memberikan herbisida pada rumput yang
menjadi gulma disekitar tanaman utama (tanaman produksi) . Herbisida yang di pilih secara selektif
mampu membunuh gulma, namun tidak menyakiti tanaman produksi. Herbisida digunakan ketika
mekanisasi tidak memungkinkan atau tidak diinginkan.
Secara mekanis dengan mesin, yaitu dilakukan dengan menggunakan berbagai mesin pertanian yang
berfungsi untuk penyiangan tanpa merusak tanaman produksi. Penyiangan dengan cara seperti ini
harus ditunjang dengan alur tanam yang tepat, yaitu posisi tanaman tidak akan terganggu oleh
kegiatan penyiangan secara mekanis (dengan mesin).
Penyiangan dengan cara Pemulsaan, yaitu dengan cara menutupi tanah pada ruang lingkup tanaman
dengan Mulsa, dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk tanaman utama (tanaman produksi).
Pemulsaan ini bisa menggunakan mulsa dari bahan plastik ataupun organik (jerami, serbuk kayu dan
sejenisnya). Gulma yang dimatikan dapat juga digunakan sebagai mulsa.
C. Penyiapan Bibit
Benih sebelum disemai, diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup
untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih
yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian
benih yang telah diuji, direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam
selama 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi
empat ukuran 20 x 20 cm. Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap ditanam
D. Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan menanam bibit di polybag ataupun di tempat
pembibitan. Penanaman dari bibit sampai berkecambah memerlukan perawatan khusus. Ketika bibit
sudah berkecambah atau sudah berdaun, bibit dapat dipindahkan dari polybag ke tanah. Hal yang
perlu diperhatikan saat pemindahan tanaman dari polybag yaitu:
E. Pengairan
Setiap budidaya tanaman pangan hendaknya didukung dengan penyediaan air sesuai
kebutuhan dan peruntukannya. Air hendaknya dapat disediakan sepanjang tahun, baik bersumber
dari air hujan, air tanah, air embun, tandon, bendungan ataupun sistem irigasi/pengairan. Air yang
digunakan untuk irigasi memenuhi baku mutu air irigasi, dan tidak menggunakan air limbah
berbahaya. Air yang digunakan untuk proses pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan
memenuhi baku mutu air yang sehat. Pemberian air untuk tanaman pangan dilakukan secara efektif,
esien, hemat air dan manfaat optimal. Apabila air irigasi tidak mencukupi kebutuhan tanaman guna
pertumbuhan optimal, harus diberikan tambahan air dengan berbagai teknik irigasi. Penggunaan air
pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat di sekitarnya dan mengacu pada
peraturan yang ada. Pengairan tidak boleh mengakibatkan terjadinya erosi lahan maupun tercucinya
unsur hara, pencemaran lahan oleh bahan berbahaya, dan keracunan bagi tanaman serta lingkungan
hidup. Kegiatan pengairan sebaiknya dicatat sebagai bahan dokumentasi. Penggunaan alat dan mesin
pertanian untuk irigasi/penyediaan air dari sumber, harus memenuhi ketentuan sesuai peraturan
perundang-undangan dan dapat diterima oleh masyarakat.
F. Pemupukan
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesuburan tanah dan
penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik
pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan
sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa
berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap
pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.
Pengendalian hama secara kimia yaitu pemberantasan hama dan penyakit menggunakan obat-
obatan kimia. Obat-obatan yang digunakan disebut pestisida. Penggunaan pestisida harus
disesuaikan dengan jenis, dosis, dan waktu yang tepat agar tidak merusak lingkungan.
Pengendalian hama secara mekanik yaitu pemberantasan hama dengan alat-alat atau dengan tangan
secara langsung.
Dampak yang kurang baik jika kita menerapkan cara ini yaitu :
Hasilnya tidak langsung terlihat (Lama).
Pengendalian hama secara biologis yaitu pemberantasan hama atau penyakit dengan
mendatangkan musuh alaminya (Predator).
• Pemberantasan ulat kupu artona pada tanaman kelapa dengan lebah penyengat.
•
Kekurangan pengendalian hama secara biologis
• Hama dan penyakit pada tumbuhan memang sangat bermacam-macam, jika tidak ditangani
segera akan menimbulkan masalah buat ke depannya. Dari beberapa cara pengendalian
hama tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi bijak dalam
melakukan sesuatu akan lebih bermanfaat dalam menjaga lingkungan sekitar kita.
• H. Teknik Pengemasan
Teknologi Pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses
pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti
dedaunan atau anyaman bambu sampai teknologi modern seperti saat ini. Dalam teknologi
pengemasan modern misalnya jaman dulu orang membuat tempe di bungkus dengan daun pisang
atau daun jati, membungkus gula aren dengan daun kelapa atau daun pisang kering. Teknologi
pengemasan yang semakin maju dan modern telah hampir meniadakan penggunaan bahan
pengemas tradisional. diantara contoh-contoh pengemasan modern diantaranya menggunakan
bahan plastik, kaleng/logam, kertas komposit, dan lain sebagainya.