Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mata kuliah Higiene dan Sanitasi ini bertujuan untuk
mengetahui kontaminan pada bahan pangan.
1
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Mencegah kontaminasi atau pencemaran tidak berarti bahwa hasil olah menjadi
bebas sama sekali dari cemaran tetapi sampai batas yang dapat diterima oleh konsumen.
Cemaran ini terutama yang membahayakan tergolong cemaran yang tidak terindera
sehingga seringkali cemaran ini mengganggu kesehatan manusia berupa keracunan,
menderita sakit dan bahkan dapat merenggut nyawanya. Rusaknya hasil olah ini
sebenarnya bermula dari cemaran yang karena sifatnya menyebabkan perubahan-
perubahan sifat inderawi hasil olah seperti rasa bau, warna dan tekstur. Perubahan ini
dapat terjadi sewaktu bahan dalam pengolahan misalnya karena cemaran mikroba
pembusuk pada bahan yang diolah atau hasil olahnya menyimpang dari yang dikehendaki
(Siswati, 2014).
Ikan merupakan komoditas yang mudah mengalami kerusakan (perishable food)
karena + 80 % dari komposisi ikan adalah air sehingga mudah ditumbuhi oleh
mikroorganisasi terutama mikroorganisme yang bersifat pembusuk dan perusak. Ikan
yang akan diolah tidak boleh berasal dari daerah atau perairan yang tercemar. Ikan yang
diolah harus bersih , segar, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas
dari tanda dekomposisi dan pemalsuan sehingga tidak membahayakan kesehatan. Ikan
yang telah rusak/terkontaminasi tidak boleh diolah sehingga harus yang bermutu baik.
Karena itu harus diperhatikan darimana ikan itu berasal, apakah lingkungan bersih apa
lingkungan yang kotor (Stevi, 2013).
Potensi produk sayuran mempunyai manfaat cukup besar bagi kesehatan tubuh
namun dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan dengan adanya berbagai
kontaminan yang ada di dalam sayuran, juga mempunyai beberapa kendala terutama
rendahnya mutu dan keamanan produk sayuran akibat kontaminasi mikroba patogen,
cemaran insektisida dan logam berat. Munculnya beberapa kasus mengenai keracunan
makanan dan penyakit pada seseorang yang disebabkan oleh konsumsi sayuran segar,
mengindikasikan bahwa kontaminasi produk sayuran oleh bahan kontaminan seperti
pestisida dan mikroba patogen relatif tinggi. Kendala ini cukup rumit untuk dipecahkan
karena melibatkan berbagai pihak dalam rantai produksi sayuran sampai ke tangan
konsumen (Fauzul, 2015).
2
Universitas Sriwijaya
Kontaminasi pestisida khususnya jenis insektisida pada umumnya terjadi pada
waktu budidaya tanaman, sedangkan kontaminasi oleh mikroba patogen umumnya terjadi
pada saat pemanenan, penanganan pasca panen dan rantai distribusi dari petani sampai
kepada konsumen. Kontaminasi pestisida khususnya jenis insektisida pada sayuran segar
diakibatkan karena penggunaan insektisida secara berlebihan oleh petani dalam
pemberantasan hama dan penyakit tanaman, sehingga residu insektisida pada produk
sayuran segar yang dihasilkan masih relatif tinggi. Hal ini dapat di atasi dengan mencuci
sayuran sampai bersih sebelum di olah. Pencucian memang tidak menghilangkan
kontaminasi mikroba secara 100%, namun dengan melakukan pencucian setidaknya kita
mengurangi mikroba yang ada pada sayuran yang hendak kita olah atau masak (Fuad,
2015).
3
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
4
Universitas Sriwijaya
Bayam
Ikan
10. Berikan pembahasan pada hasil pengamatan.
5
Universitas Sriwijaya
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum yang dilakukan ialah :
Bahan Uji Jumlah mikroorganisme Keterangan
Sawi 1028
Bayam 125
Ikan 90
6
Universitas Sriwijaya
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapat pembuktian
bahwa pada umumnya terdapat kontaminasi mikroba pada bahan pangan seperti sayuran
dan ikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil praktikum yang telah dilakukan. Terdapat koloni
mikrobia yang tumbuh pada bahan-bahan pangan yang diujikan tersebut. walaupun pada
setiap bahan terdapat mikrobia, tetapi jumlah koloni dari mikrobia yang tumbuh tersebut
berbeda satu sama lainnya. Jumlah terbanyak ditunjukkan dari bahan uji sayur sawi yang
menunjukkan jumlah mikroorganisme yang hidup sebanyak 1028 yang kemudian disusul
oleh bayam yang berjumlah 125 mikroorganisme dan untuk ikan sebanyak 90
mikroorganisme. Jumlah yang cukup banyak tersebut diakibatkan dari bahan-bahan yang
akan diuji tidak dilakukan proses penanganan sebelum diuji seperti dicuci dengan air
mengalir atau dibersihkan, sehingga bahan yang dibeli dari pasar langsung diuji. Tanpa
dilakukannya pencucian, maka jumlah mikrobia yang ada pada bahan cukup banyak dan
jumlahnya dapat diturunkan setelah dicuci dengan air mengalir.
Mikroorganisme yang merupakan bakteri seperti Erwinia carotovora,
Pseudomonas sp., Corynobacterium, Xanthomonas campestris, dan bakteri asam laktat,
biasanya menyerang pada tiap jenis sayuran. Pada sayuran seperti sawi dan bayam besar
kemungkinannya terkena kontaminasi dari bakteri tersebut. adanya bakteri tersebut pada
sayuran memiliki dampak negative karena mampu mempercepat keruskaan dari
sayurannya sendiri. Selain bakteri, jamur yang umumnya tumbuh pada sayuran adalah
Rhizopus sp. Kemudian pada ikan Vibrio anguillarum Lactococcus piscium
Mycobcaterium marinum dan Staphilococcus sp. Merupakan bakteri yang umumnya
tumbuh pada ikan yang dikonsumsi. Bakteri tersebut bersifat negative karena mampu
mempercepat kerusakan dan terdapat bakteri yang dapat memberikan toksik serta sifatnya
yang pathogen dimana mampu merugikan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Kontaminasi dapat terjadi pada lingkungan pasar tempat bahan tersebut dijajakan
untuk dijual. Kontaminasi yang umumnya terjadi merupakan kontaminasi silang, yaitu
dimana pelaku kontaminasi merupakan manusia yang menjadi calon pembeli bahan
tersebut. kontaminasi silang sendiri merupakan kontaminasi dari bahan satu kebahan lain
melalui sentuhan tangan manusia. Pada fakta lapangan di pasar dapat kita lihat bahwa
sebagian besar para calon pembeli umumnya melihat bahan yang ingin dibeli dengan
menggunakan tangannya danberpindah dari satu bahan kebahan lainnya.
7
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
8
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, M. 2015. Kajian Efektifitas Sanitizer Untuk Peningkatan Higiene Sayuran Segar Di
Tingkat Petani. Jurnal Pengolahan Pangan. Vol. 5, No. 2, Hal 7-20.
9
Universitas Sriwijaya