Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik
yaitu skualena. Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya,
steroid, saponin dan glikosida jantung. Triterpena merupakan kelompok terpenoid
yang mempunyai keanekaragam kedua dari diterpena. Kelompok ini terdiri atas
kelompok triterpena dan steroid yang terbagi lagi menjadi 15 sub kelompok.
Sejauh ini lebih dari 4.000 senyawa telah dilaporkan dengan 40 struktur kerangka
karbon. Triterpena tidak dibentuk melalui perpanjangan GFDP dengan IPP tetapi
dibentuk melalui pengabungan ekor-ekor FDP menghasilkan squalena. Squalena
juga merupakan prekursor steroid awalnaya diisolasi dari live ikan hiu (Squalus
sp.) dan juga ditemukan juga pada live mamalia.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok
senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris:
saturated tetracyclic hydrocarbon :1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene)
dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid
berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17
atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak
pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi
tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan
dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada
tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku
berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun
berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari

1
siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain
lemak sterol yang umum dijumpai.
Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon,
nandrolon dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat
mengakibatkan sejumlah efek samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio
lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung, menurunkan rasio
lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat, kelainan koagulasi dan
gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut, tumbuhnya jerawat dan timbulnya
payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik dapat membuat seseorang
menjadi agresif.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari triterpenoid dan steroid ?
2. Bagaimana klasifikasi dari triterpenoid dan steroid ?
3. Bagaiamana struktur dari triterpenoid dan steroid ?
4. Apa saja kegunaan dari triterpenoid dan steroid ?
5. Bagaimana biosintesis dari triterpenoid dab steroid ?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari triterpeniod dan steroid.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari triterpenoid dan steroid.
3. Untuk mengetahui struktur dari triterpenoid dan steroid.
4. Untuk mengetahui kegunaan dari triterpenoid dan steroid.
5. Untuk mengetahui biosintesis dari triterpenoid dan steroid.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Triterpenoid dan Steroid


2.1.1 Pengertian Triterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik,
yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi
dan bersifat optis aktif (Harborne,1987).Menurut Harborne (1987) senyawa
triterpenoid dapat dibagi menjadi empat golongan,yaitu: triterpen sebenarnya,
saponin, steroid, dan glikosida jantung.
Triterpenoid tersebar luas dalam damar, gabus dan kutin tumbuhan. Damar
adalah asam triterpenoid yang sering bersama-sama dengan gom polisakarida
dalam damar gom. Triterpenoid alkohol juga terdapat bebas dan sebagai glikosida.
Triterpenoid asiklik yang penting hanya hidrokarbon skualena yang diisolasi
untuk pertama kali dari minyak hati ikan hiu tetapi juga ditemukan dalam
beberapa malam epikutikula dan minyak nabati (minyak zaitun). Senyawa
triterpenoid yang paling dikenal seperti lanosterol yang terdapat dalam lemak wol,
khamir dan beberapa senyawa tumbuhan tinggi. Triterpenoid tetrasiklik seperti
alkohol eufol dari euphorbia sp dan asam elemi dari canarium commune.
Triterpenoid yang terpenting ialah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini
ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah
pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid nonglikosida sering
ditemukan sebagai ekskresi dan dalam kutikula bekerja sebagai pelindung atau
menimbulkan ketahanan terhadap air.
Beberapa macam aktivitas fisiologi dari triterpenoid yang merupakan
komponen aktif dari tumbuhan telah digunakan sebagai tumbuhan obat untk
penyakit diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan
hati dan malaria.

3
2.1.2 Pengertian Steroid
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok
senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris:
saturated tetracyclic hydrocarbon: 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene)
dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid
berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyaistrukturdasar yang terdiridari 17
atom karbon yang membentuktigacincinsikloheksanadansatucincinsiklopentana.
Perbedaanjenis steroid yang satudengan steroid yang lain
terletakpadagugusfungsional yang diikatolehke-empatcincininidan tahap oksidasi
tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugushidroksil pada atom C-3, banyak
ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel
dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau
fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di
atas terbuat dari siklisasisqualena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain
lemak sterol yang umum dijumpai.

2.2 Klasifikasi Triterpenoid dan Steroid


2.2.1 Klasifikasi Triterpenoid
Berdasarkan jumlah cincin yang terdapat dalam struktur molekulnya
triterpen sebenarnya dapat dibagi atas:
1. Triterpen asiklik yaitu triterpen yang tidak mempunyai cincin tertutup,
misalnya skualena.
2. Triterpen trisiklik adalah triterpen yang mempunyai tiga cincin tertutup pada
struktur molekulnya, misalnya: ambrein.
3. Triterpen tetrasiklik adalah triterpen yang mempunyai empat cincin tertutup
pada struktur molekulnya, misalnya:lanosterol.

4
4. Triterpen pentasiklik adalah triterpen yang mempunyai lima cincin tertutup
pada struktur molekulnya, misalnya α-amirin.

2.2.2 Klasifikasi Steroid


Berdasarkan sumbernya, steroid diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pada
hewan, tumbuhan, dan jamur. Pada hewan vertebrata, steroid dapat berupa
kolestrol dan hormon (seks, cortico, dan anabolik). Pada serangga, steroid berupa
ecdysteron sedangkan pada tumbuhan dan jamur, steroid berbentuk phytosterol
dan ergosterol.
 Hewan
1. Serangga
 Ecdysteroids seperti ecdysterone

Gambar 1. Struktur ecdysterone

5
Sebuah ekdisteroid adalah jenis hormon steroid pada serangga yang berasal
dari modifikasi enzimatik kolesterol oleh p450 enzim. Hal ini terjadi dengan
mekanisme yang mirip dengan sintesis steroid dalam vertebrata. Ecdysone dan
20-hydroxyecdysone mengatur molts larva, onset pembentukan puparium, dan
metamorfosis. Menjadi bahwa hormon ini hidrofobik, mereka melintasi membran
lipid dan menembus jaringan dari suatu organisme. Memang, reseptor utama dari
sinyal-sinyal hormon - yang reseptor ecdysone - adalah intraseluler protein.
2. Bertulang belakang
Hormon-hormon steroid alami umumnya disintesis dari kolesterol dalam
gonad dan kelenjar adrenal . Bentuk-bentuk hormon adalah lipid . Mereka dapat
melewati membran sel karena mereka larut dalam lemak, dan kemudian mengikat
reseptor hormon steroid yang mungkin nuklir atau sitosol tergantung pada hormon
steroid, untuk membawa perubahan dalam sel. Hormon steroid umumnya
dilakukan dalam darah terikat dengan operator tertentu protein seperti hormon
seks pengikat globulin atau kortikosteroid-binding globulin . Konversi lebih lanjut
dan katabolisme terjadi di hati, di lain "perifer" jaringan, dan dalam jaringan
target.

Gambar 2 Biosintesis Hormon Steroid

6
1. Steroid seks adalah subset dari hormon seks yang menghasilkan
perbedaan jenis kelamin atau dukungan reproduksi . Mereka termasuk
androgen , estrogen, dan progestagens.
2. Kortikosteroid termasuk glukokortikoid dan mineralokortikoid .
Glukokortikoid mengatur banyak aspek metabolisme dan fungsi kekebalan
tubuh , sedangkan mineralokortikoid membantu mempertahankan volume
darah dan mengontrol ginjal ekskresi elektrolit . Kebanyakan medis
'steroid' obat adalah kortikosteroid.
2.3 Srtuktur Triterpenoid dan Steroid
2.3.1 Srtuktur Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam


satuan isoprena dansecara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik,
yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh
tinggi dan bersifat optis aktif, senyawa triterpenoid dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu: triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung.
Senyawa ini berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam
karboksilat. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Buchard
(anhidrida asetat-H2SO4 pekat) yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol
memberikan warna hijau- biru. Inti steroid sama dengan inti triterpenoid
tetrasiklik. Steroid alkohol biasanya disebut dengan sterol. Sterol adalah
triterpena yang kerangka dasarnya cincin siklopentana perhidrofenantrena.
Dahulu steroid dianggap sebagai senyawa hormone (asam empedu), tetapi
sekarang banyak ditemukan pada jaringan tumbuhan.

7
2.3.2 Srtuktur Steroid

Gambar 2. Struktur Steroid

 Perbedaan jenis steroid ditentukan subtituen R1, R2, dan R3


 Perbedaan dalam satu kelompok tergantung juga pada :
♣ Panjang subtituen R1
♣ Gugus fungsi subtituen R1, R2, dan R3
♣ Jumlah dan posisi ikatan rangkap
♣ Jumlah dan posisi oksigen
♣ Konfigurasi pusat asimetris inti dasar

( Trans )
( Cis )

8
Gambar 3. Konfigurasi dengan struktur Planar Steroid
Steroid merupakan molekul planar, sehingga kedudukan gugus pada inti dasar
dapat :
i. β Di atas bidang
1. garis penuh
2. Cis dengan metil C10 dan C13
3. steroid konfigurasi β

ii. α Di bawah bidang


1. garis putus-putus -------
2. trans dengan metil C10 dan C13
3. steroid konfigurasi α
 Penggolongan Senyawa Steroid
Gonane adalah steroid yang paling sederhana mungkin dan terdiri dari tujuh
belas karbon atom, terikat bersama untuk membentuk empat cincin menyatu. Tiga
sikloheksana cincin (ditunjuk sebagai cincin A, B, dan C pada gambar di bawah)
membentuk kerangka fenantrena , cincin D memiliki siklopentana struktur. Oleh
karena itu, bersama-sama mereka disebut cyclopentaphenanthrene.

9
Gambar 4: Penomoran cincin dan atom karbon dalam gonane , steroid sederhana
mungkin.

Gambar 5: Struktur kolestan , salah satu steroid relatif sederhana

Gambar 6: Struktur complexer dari asam kolat , suatu asam empedu .


Umumnya, steroid memiliki kelompok metil pada karbon C-10 dan C-13 dan
rantai samping alkil pada karbon C-17. Selanjutnya, mereka berbeda-beda
berdasarkan konfigurasi dari rantai samping, jumlah kelompok metil tambahan,
dan kelompok-kelompok fungsional yang melekat pada cincin. Misalnya, sterol
memiliki gugus hidroksil yang melekat pada posisi C-3. Beberapa contoh steroid
dengan struktur mereka :

10
Gambar 7: Progesteron , hormon steroid yang terlibat dalam kehamilan
menstruasi perempuan, siklus dan embriogenesis.

Gambar 8: Medrogestone , obat sintetik dengan efek yang sama seperti


progesteron.

Gambar 9: Contoh dari kelompok fungsional adalah kelompok hidroksil pada C-3
umum untuk sterol.

11
Gambar10: β-sitosterol , yang fitosterol menunjukkan gugus hidroksil pada C-3.

2. 4 Kegunaan Triterpenoid dan Steroid


Dilihat dari kegunaan secara industri dan kegunaan terapautiknya,
triterpenoid dan steroid merupakan metabolit sekunder yang cukup penting.
 Digunakan sebagai glikosida jantung, dimana belum ada produk sintetik
yang dapat menggantikannya.
 Spirostan-tipe saponin, sitosterol dan stigmasterol digunakan sebagai
starting material pada berbagai pendekatan bioteknologi. Mereka juga
berperan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi untuk pengobatan
dengan steroid (kontrasepsi, anabolic, dan antiinframasi).
 Beberapa saponin digunakan dalam campuran obat, digunakan untuk
ekstraksi senyawa aktif (aescin glycyrrhizin), untuk menghasilkan galenik
sederhana atau untuk menyiapkan produk fotiterapeutik.
 Licorice digunakan sebagai pemanis rendah kalori, digunakan secara luas
pada industri makanan.
 Saponin digunakan untuk menurunkan nutrisi heawan ternak (alfalfa) atau
menanam tumbuhan yang familiar dilingkungan kita yang tidak bersifat
toksik.
 Mempunyai banyak potensi pada berbagai bidang, contohnya sebagai
sitotoksik, insektisida, anti-inflamasi, untuk membasmi hewan moluska,
analgesic, dan banyak lagi.

12
2. 5 Biosintesis Triterpenoid dan Steroid
2.5.1 Biosintesis Triterpenoid
Triterpenoid terdiri dari tiga unit isopren, untuk dapat mengetahui jalur
biosintesis triterpenoid, terlebih dahulu harus diketahui bagaimana jalur
biosintesis terpenoid yang menghasilkan isopren-isopren penyusun triterpenoid

Biosintesis terpenoid melalui jalur asam mevalonat, pertama reaksi antara


asam asetat dengan enzim CoA-SH membentuk molekul asetil-koenzim A (asetil-
CoA), lalu dilanjutkan dengan reaksi kondensasi dua molekul asetil-koenzim A
(asetil-CoA) membentuk asetoasetil-CoA dengan katalis enzim asetil-CoA
asetiltransferase (tiolase). Kemudian asetoasetil-CoA berkondensasi lagi dengan
satu unit asetil-CoA lainnya membentuk molekul β-hidroksi-β-metilglutaril-CoA
(HMG-CoA) dengan katalis enzim HMG-CoA sintase. Selanjutnya reaksi reduksi
HMG-CoA oleh NADPH dengan katalis enzim HMG-CoA reduktase
menghasilkan asam mevalonat. Selanjutnya asam mevalonat mengalami
fosforilasi oleh ATP menjadi asam-5-pirofosfat-3-fosfomevalonat dengan bantuan
enzim mevalonat kinase dan enzim fosfomevalonat kinase. Lalu asam-5-
pirofosfat-3-fosfomevalonat mengalami dekarboksilasi menjadi
isopentenilpirofosfat (IPP) dengan enzim pirofosfat mevalonat dekarboksilase,
proses selanjutnya yaitu mengubah isopentenilpirofosfat (IPP) menjadi
dimetilalilpirofosfat (DMAPP) dengan bantuan enzim IPP isomerase. IPP dan

13
DMAPP berkondensasi secara berturut membentuk geranilpirofosfat (GPP)
dengan bantuan enzim geranilpirofosfat sintase dan farnesilpirofosfat (FPP)
dengan bantuan enzim farnesilpirofosfat sintase dan geranil-geranil pirofosfat
(GGPP) dengan bantuan enzim geranil-geranil pirofosfat sintase. Selanjutnya
berturut-turut menjadi monoterpena (10 C), seskuiterpena (15 C), dan diterpena
(20 C).
 Jalur biosintesis triterpenoid
Jalur biosintesis triterpenoid, farnesilpiroposfat (15 C) yang dihasilkan pada
biosintesis terpenoid mengalami reaksi oksidasi menjadi farnesildifosfat,
selanjutnya dua molekul farnesildifosfat berkondensasi dengan ujung difosfat
untuk membentuk pra skualen difosfat yang melibatkan reaksi eliminasi pirofosfat
kemudian diikuti dengan reduksi NADPH yang disertai dengan reaksi eliminasi
radikal pirofosfat sisanya sehingga dihasilkan skualen. Selanjutnya skualen
mengalami siklisasi menghasilkan lanosterol, lalu lanosterol akan melepaskan tiga
gugus metil nya sehingga membentuk kolesterol.
2.5.2 Biosintesis Steroid7
Steroid adalah salah satu bentuk triterpena termodifikasi, sehingga unit
penyusunnya adalah isoprena, yaitu IPP dan DMAPP. IPP dan DMAPP
dibiosintesis oleh tubuh dari Asetil Koenzim A, suatu C-2 hasil pelepasan CO2
oleh piruvat pada jalur metabolisme, lewat jalur asam mevalonat atau
deoksisilulosafosfat. Unit – Unit IPP dan DMAPP bereaksi memanjangkan
rantaimem bentuk C-15, disebut farnesil. DuaFPP (FarnesilPirofosfat) bergabung
ekor-ekor membentuk skualena. Skualena teroksidasi membentuk epoksida,
memungkinkan terjadinya siklisasi membentu klanosterol.
1. Ekstraksi
Ekstraksi steroid teripang dilakukan dengan dua tahap,yaitu ekstraksi lemak
kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi steroid. Ekstraksi lemak dilakukandengan
pelarut aseton dengan cara maserasi, selanjutnya dilakukan proses penyabunan
dengan menggunakan larutan KOH 1 M dan dilakukan refluks pada suhu 70oC
selama 1 jam. Steroid diekstrak dengan menggunakan pelarut dietil eter.

14
2. ldentifikasi senyawa steroid
Identifikasi keberadaan senyawa steroid pada teripang dilakukan denganreaksi
warna menggunakan pereaksi Liebermann burchard yang terdiri dari kloroform,
asam asetat anhidrid dan asam sulfat pekat.
Sintesis dalam tubuh dimulai dengan satu molekul asetil KoA dan satu molekul
acetoacetyl-CoA, yang terhidrasi membentuk 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA
(HMG-CoA). Molekul ini kemudian dikurangi menjadi mevalonate oleh enzim
HMG CoA reduktase. Langkah ini adalah, diatur tingkat membatasi dan langkah
akhir reversible dalam sintesis kolesterol dan merupakan tempat aksi untuk statin
obat (HMG-CoA reduktase inhibitor kompetitif).
Mevalonate kemudian diubah menjadi 3-isopentenil pirofosfat dalam
tiga reaksi yang memerlukan ATP. Mevalonate ini dekarboksilasi untuk pirofosfat
isopentenil, yang merupakan kunci untuk metaboli treaksi biologis berbagai. Tiga
molekul mengembun pirofosfat isopentenil untuk membentuk pirofosfat farnesyl
melalui aksi geranyltransferase. Dua molekul pirofosfatfarnesyl kemudian menge-
mbun untuk membentuk squalen oleh aksisintase squalen dalam retikulum endo
plasma. Oxido squalene adenilat kemudian cyclizes squalene untuk membentuk
klanosterol. Akhirnya, lanosterol kemudian dikonversi menjadi kolesterol melalui
proses yang kompleks 19 langkah.

15
 Biosintesis senyawa steroid

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik
yaitu skualena. Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya,
steroid, saponin dan glikosida jantung.Triterpenoid berupa senyawa tak berwarna,
berbentuk kristal, biasanya bertitik leleh tinggi.Senyawa triterpenoid dapat
dikelompok kan menjadi triterpenoid triskiklik, tetrasiklik, dan pentasiklik.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok
senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris:
saturated tetracyclic hydrocarbon: 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene)
dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen.

17
DAFTAR PUSTAKA

Murray,K.,Robert dkk. (2009). Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

Martoharsono, Soeharsono. (1993). Biokimia Jilid I. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Martoharsono, Soeharsono. 1993. Biokimia Jilid II. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Raharjo, J.,T. (2012). Kimia Hasil Bahan Alam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://maswira.wordpress.com/2009/02/01/hormon-steroid--2/ di unduh 29 April


2018.

18

Вам также может понравиться