Вы находитесь на странице: 1из 30

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum PT Ultra Jaya


4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Ultra Jaya.PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company,Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi
minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia6.
Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung.
Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang
didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan
terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang
industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki
mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. PT Ultrajaya
Milk, Tbk. menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi,
yaitu SAP, sejak tahun 2002. Bahkan perusahaan ini merupakan salah
satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam
mengadopsi hampir semua modul SAP.
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company didirikan
pada tahun 1975. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah
rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu.
Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam
kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak,
Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita
dan Gogo dibeli oleh PT Unilever Indonesia, Tbk.
Perseroan ini memiliki visi menjadi perusahaan industri
makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan
senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi
kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.Untuk
mencapai visi tersebut, perusahaan memiliki misi yaitu menjalankan
usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta

6
www.ultra-jaya.co.id [19 Desember 2011]
28

kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan


secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud
pertanggung jawaban kepada pemegang saham.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4. Struktur organisasi PT Ultrajaya Tbk

PT Ultrajaya memiliki stuktur organisasi yang cukup kompleks,


mengingat perusahaan ini merupakan perseroan yang besar dan memiliki
unit usaha yang cukup banyak. Berdasarkan akta risalah Rapat Umum
Pemegang Saham no. 12 tanggal 29 Juni 2004 dari Ny. Fani Andayani,
S.H., Notaris di Cimahi, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang
saat ini menjabat ditetapkan untuk masa jabatan sampai dengan Rapat
Umum Pemegang Saham tahun 2009, dan pada tanggal 31 Desember
2007 komposisinya adalah:

1. Dewan Komisaris:

• Tn. Supiandi Prawirawidjaja - Presiden Komisaris


• Tn. drh. Endang Suharya - Komisaris Independen
• Tn. Soeharsono Sagir, S.E. – Komisaris
29

2. Direksi:

• Tn. Sabana Prawirawidjaja - Presiden Direktur


• Tn. Samudera Prawirawidjaja - Direktur
• Tn. Ir. Jutianto Isnandar – Direktur
Berikut merupakan informasi yang menunjukan komposisi
karyawan PT Ultrajaya menurut penempatan dan jenjang
pendidikan.Informasi ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Komposisi karyawan menurut penempatan
Jumlah
Divisi / Division
(orang)
Sales & Distribution 530
Marketing 12
Plant / Manufacturing 488
Personnel & General Affairs 93
Finance & Accounting 23
I.T. 13
Engineering 43
Internal Audit 14
Management 23
Sumber: Annual Report(2008)

Tabel 5.Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan


Jumlah
Pendidikan / Education
(orang)
S-1 dan S-2 / Undergraduate and Master
202
degrees
D-1, D-2 dan D-3 / Bachelor 123
SMA dan sederajat / Senior highschool 745
SMP dan sederajat / Junior highschool 120
SD dan sederajat / Primary school 49
Sumber: Annual Report (2008)

4.2. Produk

Susu cair Ultra Milk merupakan susu segar berkualitas tinggi


mengandung manfaat alami dan seimbang dari protein, karbohidrat, vitamin,
mineral seperti Kalsium, Magnesium, Fosfor, dan dicampur dengan gula dan
bahan baku lainnya seperti bubuk coklat, sari buah stroberi atau bubuk kopi.
sehingga menjadikan susu sebagai makanan yang lengkap. Susu Ultra Milk
30

diproses melalui proses Ultra High Temperature (UHT) dengan suhu 140 oC
selama 4 detik. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri yang berbahaya
bagi tubuh dengan meminimalisasi kerusakan gizi yang terkandung. Setelah
diproses secara UHT, lalu susu dikemas dengan kemasan aseptik 6 lapis yang
menjaga susu tetap awet selama 10 bulan tanpa bahan pengawet.

4.3. Analisis Data Validitas dan Reabilitas Kuesioner


4.3.1. Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen
alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya (Wijaya, 2009). Suatu skala
pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya diukur
dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka tabel korelasi
nilai r. Sebagai penelitian awal, kuesioner disebarkan sebanyak 30
kuesioner kepada responden. Setelah dilakukan uji validitas, didapatkan
45 pertanyaan sahih. Artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi
syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel=
0,361 untuk n= 30 pada α = 5%). Hasil perhitungan uji validitas dapat
dilihat pada Lampiran 2,3 dan 4.
4.3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner
Uji reliabilitas adalah suatu uji untuk mengukur kepercayaan
terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen
tersebut menunjukan hasil yang tetap (Wijaya, 2009). Dalam penelitian
ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai 0,9026 untuk variabel
kekuatan kepentingan, nilai 0,8879 untuk evaluasi kepercayaan dan
0,8586 untuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

4.4. Karakteristik Responden


Pertanyaan untuk karakteristik responden meliputi nama, no telepon,
jenis kelamin, usia, departemen/angkatan, daerah asal dan pengeluaran
31

responden. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah


mahasiswa S1 IPB dari semester 3 hingga semester 8 yang pernah meminum
susu cair Ultra Milk.
4.4.1 Jenis Kelamin
Karakteristik konsumen susu cair Ultra Milk berdasarkan jenis
kelamin adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 62%
dan selebihnya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38%. Hal ini
menjelaskan bahwa perempuan lebih banyak mengkonsumsi susu cair
Ultra Milk dibandingkan laki-laki. Konsumen dengan jenis kelamin
perempuan cenderung lebih memperhatikan asupan gizi yang masuk
ke dalam tubuh dibandingkan laki-laki. Karakteristik konsumen susu
cair Ultra Milk berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 5.

38%

Perempuan

62% Laki-laki

Gambar 5. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

4.4.2 Usia
Karakteristik konsumen susu cair Ultra Milk berdasarkan usia
kepada 100 mahasiswa adalah 46% berusia 21 tahun, 27% mahasiswa
berusia 20 tahun, 14% mahasiswa berusia 19 tahun, 12% mahasiswa
berusia 22 tahun dan 1% mahasiswa berusia 18 tahun. Usia yang
paling banyak adalah 44% mahasiswa berusia 21 tahun, hal ini
dikarenakan oleh penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa yang rata-
rata berkisar 18 tahun - 22 tahun, seperti dimuat pada Gambar 6 .
32

12% 1%
14%

18
19
20
27%
21

46% 22

Gambar 6. Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia


4.4.3 Asal Daerah
Karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi susu cair Ultra
Milk berdasarkan asal daerah adalah mayoritas berasal dari
Jabodetabek sebesar 41% dan minoritas berasal dari Yogyakarta,
Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Irian jaya sebesar 0%
atau tidak ada sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen
dengan daerah asal Jabodetabek lebih banyak mengkonsumsi susu cair
dibandingkan daerah lain. Karakteristik konsumen yang didapatkan
berdasarkan asal daerah ditunjukkan pada Gambar 7.

28% Jabodetabek
41%

Jawa Tengah

Jawa Barat

1% Jawa Timur

10%
20% Sumatera

Gambar 7. Karakteristik mahasiswa berdasarkan jenis asal daerah

4.4.4 Pengeluaran
Karakteristik mahasiswa yang mengkonsumsi susu cair Ultra
Milk berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan adalah mayoritas
memiliki pengeluaran sebesar Rp500.0001– Rp 1.000.000 sebesar 67%
dan minoritas memiliki pengeluaran sebesar > Rp 2.000.001 sebesar
33

3%. Hasil tersebut dapat menginformasikan bahwa sebagian besar


konsumen mahasiswa memiliki pengeluaran yang tidak terlalu besar,
dapat dikaitkan dengan pendapatan konsumen mahasiswa yang
umumnya masih terbatas. Karakteristik konsumen yang didapatkan
berdasarkan pengeluaran ditunjukan Gambar8 .
3% 7%
5%
< Rp. 500.000

18% Rp.500.001-
Rp.1.000.000
Rp.1.000.001-
Rp.1.500.000
Rp.1.500.001-
Rp.2.000.000
67% >Rp.2.000.001

Gambar 8. Karakteristik mahasiswa berdasarkan pengeluaran

4.5. Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian terjadi apabila seseorang merasakan sesuatu untuk


memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut terdapat langkah-langkah
yang umumnya dilakukan seseorang jika ingin memutuskan membeli
sesuatu. Proses keputusan pembelian itu meliputi lima tahap, antara lain:
(a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluasi alternatif,
(d) keputusan pembelian, (e) pasca pembelian. Data mengenai proses
pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang melakukan
pembelian susu cair Ultra Milk pada mahasiswa S1 Institut Pertanian
Bogor.
4.5.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya
masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara
kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.
Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun
eksternal. Faktor-faktor seperti motivasi dan manfaat akan
mempengaruhi tindakan untuk memenuhi kebutuhan. Motivasi
34

utama konsumen dalam pembelian susu cair Ultra Milk dapat dilihat
pada Gambar 9.

12%
Menjaga kesehatan
3%
39%
3% Pengganti sarapan

Coba-coba

Dorongan
iklan/promosi
43% Rasa produk

Gambar 9. Motivasi utama konsumen membeli Ultra Milk

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen


dalam membeli susu cair Ultra Milk adalah sebagai pengganti
sarapan sebesar 43%. Untuk motivasi kedua terbanyak adalah untuk
menjaga menjaga kesehatan sebesar 39%. Sedangkan motivasi paling
sedikit adalah karena dorongan iklan/promosi sebesar 3% dan saran
dari teman sebesar 0%. Hasil tersebut menunjukan bahwa motivasi
konsumen dalam mengkonsumsi susu cair Ultra Milk belum
didasarkan keinginan menjaga kesehatan, tetapi lebih sebagai
pengganti sarapan.

19% 2%

Tubuh yang sehat

Menjadi gaya hidup

Menunjukan status
sosial

79%

Gambar 10. Manfaat yang dicari konsumen dari Ultra Milk


35

Hasil penelitian mengenai manfaat yang dicari dalam


mengkonsumsi susu cair Ultra Milk ditunjukkan pada Gambar 10.
Sebanyak 79% konsumen berpendapat bahwa produk susu cair Ultra
Milk dikonsumsi agar mendapatkan tubuh yang sehat. Manfaat
lainnya adalah menjadi gaya hidup sebesar 19% dan menunjukkan
status sosial sebesar 2%. Dapat dikatakan susu cair Ultra Milk
dikonsumsi untuk membuat tubuh menjadi sehat.
4.5.2 Pencarian Informasi
Langkah selanjutnya setelah mengenali kebutuhan adalah
pencarian informasi. Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya
akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Informasi yang
dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa
memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya. Pencarian
informasi ini diharapkan akan memberi pengetahuan tentang produk
secara lengkap sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat
pula. Tahap pencarian pada susu cair Ultra Milk dapat diidentifikasi
dengan melihat pengalaman melihat promosi, sumber informasi
mengenai produk, fokus perhatian pada informasi dan pengaruh
promosi produk terhadap pembelian.

4%

Ya
Tidak

96%

Gambar 11. Pengalaman konsumen melihat promosi Ultra MIlk

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan Gambar 11, sebanyak


96% konsumen pernah melihat promosi mengenai susu cair Ultra
Milk sedangkan sebanyak 4% konsumen mengaku belum pernah
melihat promosi susu cair Ultra Milk. Hal ini menunjukkan informasi
36

mengenai susu cair Ultra Milk mudah untuk didapatkan oleh


konsumen sehingga sebagian besar konsumen susu cair Ultra Milk
pernah melihat promosinya.

8% 3%
3%
9% Internet
TV
2%
Radio
Keluarga
Teman

75% Lainnya

Gambar 12. Sumber informasi tentang Ultra Milk

Mayoritas konsumen memperoleh informasi tentang susu cair


Ultra Milk melalui Televisi dan yang kedua melalui teman sebanyak
9%. Minoritas konsumen memperoleh informasi mengenai susu cair
Ultra Milk melalui radio sebesar 2% dan brosur sebesar 0%. Hal ini
bisa dilihat pada Gambar 12.

1%
1% 1% 11%
13%
harga
rasa
kualitas
manfaat
rekomendasi
30% kepopuleran
43% lainnya

Gambar 13. Fokus perhatian saat mendapatkan informasi Ultra Milk

Bila dilihat dari Gambar 13, sebanyak 43% konsumen


mengaku bahwa yang menjadi fokus perhatian pada saat menerima
informasi mengenai susu cair Ultra Milk adalah rasa, kedua terbanyak
memilih kualitas produk sebesar 30%. Sedangkan minoritas memilih
37

rekomendasi, kepopuleran dan lainnya sebagai fokus utama saat


mendapatkan informasi. Hal ini menunjukan bahwa hal yang menjadi
perhatian konsumen saat menerima promosi susu cair Ultra Milk
adalah rasa yang beragam.

27% 44%

Tidak terpengaruh
Tertarik membeli
Tertarik mencoba

29%

Gambar 14. Pengaruh promosi terhadap pembelian


Selanjutnya mengenai pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian susu cair Ultra Milk akan ditunjukan pada Gambar 14.
Sebanyak 44% konsumen mengaku bahwa promosi tidak berdampak
kepada keputusan pembelian, 29% konsumen tertarik untuk membeli
dan 27% konsumen tertarik untuk mencoba.
4.5.3 Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen telah cukup banyak
mendapatkan informasi tentang suatu produk. Setelah konsumen
mengumpulkan informasi tentang jawaban alternatif terhadap suatu
kebutuhan yang dikenali, maka konsumen mengevaluasi pilihan serta
menyempitkan pilihan pada alternatif yang diinginkan. Gambar 15
akan menunjukkan hal yang menjadi pertimbangan dalam membeli
susu cair Ultra Milk.
Terlihat pada Gambar 15 sebanyak 53% konsumen susu cair
Ultra Milk menyatakan bahwa rasa adalah pertimbangan awal dalam
memutuskan untuk membeli. Terbesar ke dua adalah kualitas produk
dengan persentase sebesar 23%.
38

1%
10%
13%
harga
23% rasa
kualitas
manfaat
kepopuleran
53%

Gambar 15. Pertimbangan awal memutuskan membeli Ultra Milk

Pertanyaan selanjutnya mengenai pengkonsumsian susu cair


lain selain merek Ultra Milk sebanyak 79% konsumen menjawab ya
dan 21% konsumen menjawab tidak yang dapat dilihat pada Gambar
16. Hal ini menunjukkan konsumen loyal pada susu Ultra Milk lebih
sedikit dibandingan yang tidak loyal.

21%

Ya
Tidak

79%

Gambar 16. Pengkonsumsian susu cair selain Ultra Milk

Dari konsumen yang mengkonsumsi produk susu cair lain


selain merek Ultra Milk menjawab bahwa alasan mereka adalah karena
rasa sebanyak 35% dan harga sebanyak 26 %. Alasan paling sedikit
yaitu 4% adalah kepopuleran merek lain. Untuk selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 17.
39

3% 10%
26% harga
4%
11% rasa
kualitas
manfaat
rekomendasi
11% kepopuleran

35% lainnya

Gambar 17. Alasan menggunakan merek lain

4.5.4 Proses Pembelian


Tahap berikutnya dalam proses keputusan pembelian adalah
proses pembelian. Setelah konsumen memiliki berbagai alternatif
mengenai produk yang dibutuhkan maka keputusan pembelian dapat
dilakukan. Pada proses pengambilan keputusan, konsumen mengambil
keputusan mengenai siapa yang paling mempengaruhi dalam
pembelian, bagaimana cara memutuskan pembelian dan dimana
melakukan pembelian.

13% 12%

Diri sendiri
Keluarga
Teman
75%

Gambar 18. Orang yang paling mempengaruhi pembelian


40

Dari Gambar 18 dapat diketahui bahwa orang yang paling


mempengaruhi dalam pembelian susu Cair Ultra Milk adalah diri
sendiri sebesar 75%. Selanjutnya konsumen yang menjawab keluarga
berpengaruh sebesar 13 % dan teman sebesar 12%. Dapat dilihat
dorongan diri internal lebih besar daripada dorongan eksternal dalam
melakukan pembelian susu cair Ultra Milk
Terlihat pada Gambar 19 bahwa sebanyak 50% konsumen
melakukan pembelian susu cair Ultra Milk tergantung situasi saat itu
artinya konsumen sudah ingin membeli susu cair tetapi belum
mengetahui merek apa yang akan dibeli. Sebanyak 36% konsumen
melakukan pembelian dengan tidak pernah direncanakan atau
mendadak artinya niat membeli muncul ketika melihat produk susu
cair Ultra Milk dan 14% konsumen melakukan pembelian secara
terencana sebelumnya.

50% 14%

Selalu direncanakan

Tidak pernah
direncanakan
Tergantung situasi

36%

Gambar 19. Cara memutuskan pembelian Ultra Milk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa


tempat pembelian susu cair paling banyak adah di supermarket sebesar
55%, disusul warung sebanyak 40%, rumah makan 3%, lainnya 2%
dan yang terakhir adalah di tempat rekreasi sebesar 0% atau dapat
dikatakan tidak ada yang dapat dilihat pada Gambar 20. Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa tempat yang paling sering digunakan untuk
membeli susu cair Ultra Milk adalah supermarket. Ultra Milk dapat
41

menggiatkan promosi di supermarket agar konsumen lebih tertarik


dalam pembelian.

3% 2%
40%

Warung
Supermarket
Rumah makan
Lainnya
55%

Gambar 20. Tempat pembelian Ultra Milk


4.5.5 Pasca Pembelian
Evaluasi alternatif tidak hanya terjadi sebelum pembelian,
tetapi juga akan tetap berlaku setelah terjadi proses pembelian.
Pemakaian produk memberikan informasi baru mengenai produk yang
akan dibandingkan dengan kepercayaan dan sikap yang ada.
Konsumen akan mengevaluasi hasil yang diperoleh apakah sesuai atau
tidak dengan harapan mereka. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah
hasil dari tahap pasca pembelian ini. Gambar 21 menunjukan tingkat
kepuasan konsumen susu cair Ultra Milk.

4%

Ya
Tidak

96%

Gambar 21.Tingkat kepuasan konsumen Ultra Milk

Dilihat dari Gambar 21 terlihat bahwa dari 100 konsumen


sebanyak 96% konsumen menyatakan puas dengan produk susu cair
Ultra Milk dan hanya 4% konsumen yang menyatakan tidak puas
dengan susu cair Ultra Milk. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar
42

konsumen merasa puas setelah proses pembelian yang mereka lakukan.


Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen diharapkan akan membentuk
sikap positif terhadap susu cair Ultra Milk dan memberikan dorongan
untuk melakukan pembelian berkelanjutan.

24%

Beralih ke produk lain

Tidak melakukan
pembelian

76%

Gambar 22. Tindakan jika Ultra Milk tidak tersedia

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 22


mayoritas konsumen (76%) akan membeli susu cair merek lain jika
tidak tersedia susu cair Ultra Milk ditempat mereka membeli.
Konsumen yang tidak akan melakukan pembelian susu cair selain
Ultra Milk sebesar 24%.

4%
35%
Tetap membeli

Beralih ke produk lain

Tidak melakukan
pembelian
61%

Gambar 23. Tindakan jika harga Ultra Milk naik

Gambar 23 menunjukan data mengenai tindakan yang akan


diambil jika harga susu cair Ultra Milk mengalami kenaikan.
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas konsumen mengatakan akan
tetap membeli susu cair Ultra Milk (60%). Sebanyak 35 % konsumen
43

akan beralih ke produk lain jika terjadi kenaikan harga susu cair Ultra
Milk dan 4% yang menyatakan tidak akan membeli susu cair Ultra
Milk jika terjadi kenaikan harga.

46%

54% Ya
Tidak

Gambar 24. Pendapat konsumen mengenai harga Ultra Milk

Sebanyak 54% konsumen menyatakan bahwa harga dari susu


cair Ultra Milk tidak mahal dan sebagian lain menyatakan bahwa harga
susu cair Ultra Milk relatif mahal. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
24.
44

Tabel 6.Tahap-tahap proses keputusan untuk membeli susu cair


Ultra Milk
Tahap-Tahap Proses Keputusan Untuk Membeli Susu
Keterangan
Cair Ultra Milk
Pengenalan Kebutuhan
1. Alasan/motivasi apa yang membuat anda memilih Pengganti
untuk mengkonsumsi susu cair Ultra Milk? sarapan
2. Apa saja manfaat yang anda dapat setelah Tubuh yang
mengkonsumsi susu cair Ultra Milk? sehat
Pencarian Informasi
3. Apakah Anda pernah melihat iklan/promosi Ya
mengenai susu cairUltra Milk?
4. Darimana anda memperoleh informasi tentang TV
produk susu cair Ultra Milk?
5. Berdasarkan Informasi yang anda terima, apa yang
Rasa
menjadi fokus perhatian anda?
6. Apa pengaruh promosi bagi anda dalam pembelian Tidak
produk susu cair Ultra Milk? terpengaruh
Evaluasi Alternatif
7. Hal apa yang menjadi pertimbangan anda dalam Rasa
membeli dan mengkonsumsi susu cair Ultra Milk?
8. Apakah anda mengkonsumsi produk susu cair lain, Ya
selain Ultra Milk?
9. Jika “Ya”, mengapa? Rasa
Proses Pembelian
10.Siapakah yang mempengaruhi anda untuk membeli
susu cair Ultra Milk? Diri sendiri
11. Bagaimana Anda akan memutuskan untuk Tergantung
pembelian susu cair Ultra Milk? situasi
12. Dimana biasanya Anda membeli produk susu cair Supermarket
Ultra Milk?
13. Apakah Anda merasa puas dengan susu cair Ultra Ya
Milk?
14. JikaUltra Milk tidak tersedia, apa yang akan anda Beralih ke
lakukan? produk lain
15. Apabila harga susu cair Ultra Milk akan Tetap
mengalami kenaikan, apa yang anda lakukan? membeli
16. Apakah menurut Anda susu cair Ultra Milk tersebut Tidak
relatif mahal harganya?
Sumber : Data olahan (2012)
45

4.6. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Susu


Cair Ultra Milk

Analisis faktor merupakan salah satu bentuk analisis multivariat yang


dapat menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel
secara simultan. Tujuan dari analisis faktor adalah menyederhanakan dari
bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi faktor-faktor
yang lebih kecil tetapi tetap mencerminkan variabel awalnya. Analisis faktor
tergolong metode interdependence dimana semua variabel berstatus sama.
Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan dianalisis sebanyak 10
atribut. Variabel yang akan dianalisis antara lain status sebagai mahasiswa,
saran dari teman, saran dan kebiasaan keluarga, besar pengeluaran, ukuran
netto produk, kemudahan menemui produk, pengetahuan mengenai atribut
produk, kepribadian, iklan dan pengalaman mengkonsumsi merek lain.
Untuk mengetahui apakah analisis faktor layak untuk dilakukan atau
tidak, uji statistik yang digunakan adalah KMO and Bartlett’s Test. Apabila
indeks KMO tinggi (berkisar antara 0,5 sampai1,0) analisis faktor layak
dilakukan. Sebaliknya, jika nilai KMO di bawah 0,5 analisis faktor tidak
layak dilakukan (Simamora, 2005). Hasil dari uji KMO-MSA yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,687 dan Bartlett’s Test
dengan angka chi-squared sebesar 234,948 dengan signifikansi 0,000
(Lampiran 5). Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa analisis faktor layak dilakukan dan antarvariabel terdapat
korelasi.
Tabel 7 menunjukan ringkasan nilai MSA yang dimiliki setiap
variabel yang diteliti. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai
MSA yang dimiliki oleh masing-masing variabel dalam penelitian ini lebih
besar dari 0,5 sehingga semua variabel dapat digunakan dalam analisis
faktor. Jika variabel memiliki nilai MSA lebih kecil dari 0,5 maka variabel
yang memiliki nilai paling kecil harus dikeluarkan terlebih dahulu kemudian
dilakukan pengolahan ulang tanpa memasukan variabel tersebut hingga tidak
terdapat variabel dengan nilai MSA kurang dari 0,5. Hasil perhitungan MSA
46

ditunjukan pada Tabel anti-image matrices (Lampiran 6) pada output anti-


image correlation.
Tabel 7. Ringkasan nilai MSA
No Variabel Nilai MSA
1 Status sebagai mahasiswa 0.680
2 Saran dari teman 0.617
3 Saran dan kebiasaan keluarga 0.548
4 Besar pengeluaran 0.709
5 Ukuran netto produk 0.745
6 Kemudahan menemui produk 0.661
7 Pengetahuan mengenai atribut produk 0.654
8 Kepribadian 0.742
9 Iklan 0.791
10 Pengalaman mengkonsumsi merek lain 0.880
Sumber: Data olahan (2012)

Langkah selanjutnya dalam analisis faktor adalah melakukan ekstraksi


terhadap variabel-variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor
yang lebih sedikit dari variabel yang ada. Metode yang digunakan dalam
proses ekstraksi adalah principal component analysis (PCA) dimana dalam
proses ini akan menghasilkan nilai communalities. Angka-angka dalam
matriks PCA menyatakan korelasi parsial antarvariabel, yaitu korelasi yang
tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Pada Tabel communalities (Lampiran 7),
nilai extraction yang terbentuk menunjukan besarnya persentase varian suatu
variabel yang dapat dijelaskan dari faktor yang terbentuk dan dapat
menunjukan seberapa pengaruh variabel tersebut terhadap keputusan
pembelian konsumen. Variabel saran dari teman misalnya, nilai extraction
yang terbentuk adalah 0,796 artinya 79,6% varian dari variabel tersebut dapat
dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dan merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel yang memiliki nilai
communalities terbesar kedua adalah pengetahuan mengenai atribut produk,
76,1 % varian dari variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Tabel
8 menunjukan nilai communalities setiap variabel yang telah diurutkan dari
nilai yang terbesar hingga nilai terkecil.
47

Tabel 8.Nilai communalities


No Variabel Communalities
1 Saran dari teman 0.796
2 Pengetahuan mengenai atribut produk 0.761
3 Besar pengeluaran 0.715
4 Saran dan kebiasaan keluarga 0.688
5 Ukuran netto produk 0.66
6 Status sebagai mahasiswa 0.481
7 Kemudahan menemui produk 0.464
8 Iklan 0.444
9 Kepribadian 0.391
10 Pengalaman mengkonsumsi merek lain 0.346
Sumber: Data olahan (2012)

Tabel Total Variance Explained digunakan untuk mengetahui berapa


banyak faktor yang terbentuk (Lampiran 8). Faktor yang terbentuk harus
memiliki nilai eigenvalues ≥ 1. Nilai eigenvalues menunjukan kepentingan
relatif masing-masing faktor dalam menghitung ragam seluruh peubah yang
dianalisis. Berdasarkan output total variance dapat diketahui bahwa jumlah
faktor yang terbentuk ada tiga faktor, yaitu faktor pertama yang mempunyai
eigenvalue= 3,283 , faktor kedua dengan nilai eigenvalue= 1,340 dan faktor
ketiga dengan nilai eigenvalue= 1,121. Faktor-faktor yang terbentuk ini
memiliki nilai total percentage of variance sebesar 57,442% yang berarti
57,442% dari seluruh variabel dapat dijelaskan oleh tiga faktor yang
terbentuk.
Tabel Component Matrix digunakan untuk mendistribusikan peubah-
peubah yang telah diekstrak kedalam factor loading (Lampiran9). Tabel
Rotated Component Matrix yang menunjukan distribusi 10 variabel yang
memiliki factor loaded > 0,4 telah diekstrak ke dalam faktor yang telah
terbentuk (Lampiran 10). Peubah yang memiliki factor loaded < 0,4 dianggap
memiliki kontribusi lemah terhadap faktor yang terbentuk, sehingga harus
direduksi dari faktor yang dibentuknya.Component Transformaton Matrix
menunjukan bahwa peubah yang telah secara tepat ditunjukan oleh faktor
terbentuk (Lampiran 11). Grafik scree plot bertujuan untuk memudahkan
dalam melihat pola penurunan eigenvalues.
48

Tabel 9. Pembagian variabel-variabel ke dalam faktor-faktor


Faktor Pengetahuan
Faktor Karakteristik Faktor Sumber
tentang Produk dan
Individu Informasi
Kepribadian
Kemudahan menemui
Status sebagai mahasiswa Saran dari teman
produk
Pengetahuan mengenai
Besar pengeluaran Saran dari
atribut produk
keluarga
Ukuran netto produk Kepribadian
Pengalaman mengkonsumsi
Iklan
merek lain
Sumber: Data olahan (2012)
Penamaan terhadap faktor-faktor yang terbentuk dalam analisis faktor
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu nama faktor yang mewakili nama-
nama variabel yang membentuk faktor tersebut dan nama faktor berdasarkan
variabel yang memiliki nilai factor loaded tertinggi. Pada penelitian ini,
pemberian nama faktor-faktor yang terbentuk berdasarkan variabel-variabel
yang memiliki factor loaded tertinggi.
Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor karakteristik
individu dimana variabel penciri memiliki factor loading tertinggi adalah
besar pengeluaran. Variabel lainnya yang memiliki nilai factor loading cukup
tinggi adalah ukuran netto produk dan yang selanjutnya adalah status sebagai
mahasiswa. Besarnya pengeluaran memiliki pengaruh kuat terhadap
keputusan konsumen dalam pembelian susu cair Ultra Milk. Konsumen yang
cenderung meminum susu cair Ultra Milk sebagai pengganti sarapan akan
cenderung mengalihkan pilihannya kepada produk atau merek lain yang lebih
murah ketika pengeluaran mereka semakin besar.
Faktor kedua yang terbentuk terdiri dari variabel penciri seperti
kemudahan mendapatkan produk, pengetahuan mengenai atribut produk,
kepribadian, dan iklan. Faktor ini dinamakan faktor pengetahuan tentang
produk dan kepribadian. Pengetahuan mengenai atribut produk yang
memiliki factor loading tertinggi mempengaruhi individu untuk melakukan
pembelian jika atribut yang melekat pada produk sesuai dengan yang
diinginkan individu tersebut.
49

Faktor ketiga dinamakan sebagai faktor sumber informasi. Faktor ini


terdiri dari variabel penciri saran dari teman dan saran dari keluarga. Perilaku
pengambilan keputusan dapat terjadi ketika individu mendapatkan informasi
mengenai suatu produk dari orang terdekatnya. Individu ini dapat dipengaruhi
pola pikir terhadap suatu produk ketika adanya perpindahan informasi dari
teman atau keluarga kepada individu tersebut.

4.7. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Susu Cair Ultra Milk
4.7.1 Analisis Tingkat Kepentingan (ei)
Sikap yang terbentuk terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku atau tindakan dari orang tersebut. Metode
analisis sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis sikap multiatribut Fishbein. Model sikap Fishbein ini berfokus
pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap atribut obyek
tertentu. Dalam hal ini atribut yang diteliti adalah atribut-atribut yang
melekat pada susu cair Ultra Milk. Berdasarkan data primer yang
didapatkan dari kuesioner kepada 100 orang responden dapat diketahui
penilaian konsumen terhadap atribut dalam bentuk skor evaluasi
kepentingan (e1) dan skor kepercayan (bi), sehingga pada akhirnya akan
diketahui sikap konsumen (Ao) terhadap atribut-atribut susu cair Ultra
Milk.
Atribut-atribut yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 15
atribut yaitu harga produk yang terjangkau, brand image merek, tingkat
kemudahan mengingat merek, keamanan kemasan produk, kemasan
yang menarik, ukuran kemasan, kualitas produk, komposisi/ kandungan
nutrisi produk, kehalalan produk, keamanan mengkonsumsi, promosi
yang diberikan, kemudahan mendapatkan produk, variasi rasa produk
dan kesesuaian rasa & aroma. Evaluasi tingkat kepentingan diukur
dengan menggunakan skala Likert dengan rentang 1= sangat tidak
penting, 2=tidak penting, 3=netral, 4=penting, dan 5=sangat penting.
Hasil evaluasi tingkat kepentingan akan menunjukan atribut-
atribut mana saja yang dinilai penting oleh konsumen dalam pembelian
produk susu cair Ultra Milk. Semakin tinggi skor evaluasi suatu atribut
50

maka semakin penting juga atribut tersebut dimata konsumen. Tabel 10


menunjukan hasil evaluasi tingkat kepentingan (ei) terhadap atribut-
atribut susu cair Ultra Milk. Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa
atribut kehalalan produk memiliki skor e1 tertinggi (4,67), hal ini
menunjukkan bahwa kehalalan produk merupakan atribut yang paling
penting dan diinginkan oleh konsumen. Atribut penting lainnya adalah
kualitas produk (4,56) dan keamanan produk (4,65), sedangkan
perolehan skor terkecil oleh atribut promosi yang diberikan (3,47).
Dapat dikatakan dalam proses pembelian susu cair Ultra Milk,
konsumen tidak terlalu mementingkan promosi yang diberikan tetapi
lebih melihat dari segi kehalalan produk, kualitas produk dan keamanan
produk susu cair Ultra Milk itu sendiri.
Tabel 10. Peringkat tingkat kepentingan (ei) atribut konsumen susu
cair Ultra Milk
Skor
Frekuensi pada setiap evalu
No Atribut nilai skala asi
(ei)
1 2 3 4 5
1 Kehalalan produk 0 2 5 17 76 4.67
2 Kualitas produk 0 0 7 21 72 4.65
3 Keamanan mengkonsumsi 0 0 4 27 69 4.65
Komposisi/ kandungan nutrisi
4 0 0 5 30 65 4.6
produk
5 Keamanan kemasan produk 0 2 4 33 61 4.53
6 Kesesuaian rasa & aroma 0 0 15 42 43 4.28
7 Harga produk yang terjangkau 0 1 21 39 39 4.16
8 Variasi rasa produk 1 1 22 42 34 4.07
Fleksibel untuk semua
9 0 2 24 40 34 4.06
kalangan
10 Ukuran Kemasan 0 1 20 54 25 4.03
Kemudahan mendapatkan
11 1 0 20 56 23 4
produk
12 Kemasan yang menarik 1 7 21 48 23 3.85
13 Brand image merek 2 5 25 45 23 3.82
Tingkat kemudahan mengingat
14 1 16 22 44 17 3.6
merek
15 Promosi yang diberikan 0 12 40 37 11 3.47

Sumber: Data olahan (2012)


51

4.7.2 Analisis Tingkat Kepercayaan (bi)


Dalam penelitian ini, diketahui pula skor rataan kepercayaan (bi)
terhadap atribut-atribut susu cair Ultra Milk dengan melakukan analisis
tingkat kepercayaan. Hasil yang didapatkan pada skor kepercayaan
akan menunjukan seberapa besar konsumen mempercayai bahwa suatu
atribut melekat pada produk/objek tertentu. Skor tingkat kepercayaan
setiap atribut didapatkan dari rataan perkalian antara frekuensi dan
skala Likert. Pada Tabel 11 menunjukan perolehan skor hasil tingkat
kepercayaan konsumen terhadap atribut- atribut yang melekat pada
produk susu cair Ultra Milk.
Tabel 11. Peringkat skor kepercayaan (bi) atribut konsumen susu
cair Ultra Milk
Frekuensi pada skor
setiap nilai skala keperc
No Atribut
ayaan
1 2 3 4 5
(bi)
1 Kualitas produk 0 0 5 31 64 4.59
2 Kehalalan produk 0 1 5 32 62 4.55
3 Keamanan mengkonsumsi 0 1 5 32 62 4.55
Komposisi/ kandungan nutrisi 0 0 4 42 54 4.5
4
produk
5 Keamanan kemasan produk 0 1 6 46 47 4.39
6 Variasi rasa produk 1 0 21 50 28 4.04
7 Kesesuaian rasa & aroma 1 0 21 50 28 4.04
Fleksibel untuk semua 0 3 22 48 27 3.99
8
kalangan
9 Ukuran Kemasan 0 2 20 58 20 3.96
10 Brand image merek 0 0 27 51 22 3.95
Kemudahan mendapatkan 0 1 22 59 18 3.94
11
produk
Harga produk yang 0 3 23 53 21 3.92
12 terjangkau
13 Kemasan yang menarik 0 2 28 48 22 3.9
Tingkat kemudahan 0 3 33 45 19 3.8
14
mengingat merek
15 Promosi yang diberikan 0 4 39 47 10 3.63
Sumber: Data olahan (2012)
Pada Tabel 11 dapat kita ketahui bahwa atribut yang paling
dipercaya konsumen melekat pada produk susu cair Ultra Milk adalah
atribut kualitas produk dengan nilai 4,59. Pada hasil evaluasi tingkat
52

kepentingan (ei) yang telah dijelaskan sebelumnya, atribut kualitas


produk menempati urutan kedua dengan skor 4,65. Dapat dilihat bahwa
pada kenyataannya konsumen menganggap bahwa kualitas produk susu
cair Ultra Milk lebih baik jika dibandingan dari yang diharapkan
konsumen. Atribut kehalalan produk menempati urutan kedua pada
tingkat kepercayaan (bi) dengan skor sebesar 4,55 berbeda dengan hasil
yang diperoleh pada hasil evaluasi tingkat kepentingan (ei) dimana
atribut kehalalan produk menempati urutan pertama (4,67). Atribut
keamanan mengkonsumsi menempati urut ketiga dengan skor 4,55
sama dengan hasil yang didapat pada evaluasi tingkat kepentingan
sebelumnya. Sedangkan perolehan nilai terkecil (3,63) diperoleh atribut
promosi yang diberikan yang menunjukan kepercayaan yang rendah.
4.7.3 Analisis Sikap Konsumen
Analisis sikap konsumen terhadap susu cair Ultra Milk
didapatkan setelah skor kepercayaan (bi) dikalikan dengan skor evaluasi
(ei) yang sesuai menurut masing-masing atribut. Nilai sikap secara
keseluruhan akan didapatkan dengan menjumlahkan nilai sikap pada
masing-masing atribut. Tabel 12 memperlihatkan hasil secara lengkap
analisis sikap multiatribut Fishbein terhadap susu cair Ultra Milk yang
diurutkan dari yang terbesar.
Sikap konsumen (Ao) secara keseluruhan adalah 258,68. Nilai
keseluruhan sikap yang didapatkan akan digunakan untuk mengetahui
skala penilaian sikap konsumen terhadap atribut-atribut Ultra Milk.
Kategori sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk susu cair Ultra
Milk dapat diketahui dengan menetapkan skala interval terlebih dahulu.
Langkah pertama perhitungan skala interval adalah menghitung skor
maksimum dan minimum sikap. Skor maksimum diperoleh dari (skor
evaluasi maksimum x skor kepercayaan maksimum x jumlah atribut),
maka skor maksimumnya adalah 375 (5 x 5 x 15). Sedangkan skor
minimum diperoleh dari jumlah atribut, yaitu 15. Dengan menetapkan
skala interval maka akan dapat diketahui kategori sikap konsumen susu
cair Ultra Milk berikut:
53

Skala Interval = = 82

15 - 87 : Sangat tidak baik


88 - 160 : Tidak baik
161 - 233 : Biasa saja
234 - 306 : Baik
307 - 379 : Sangat baik

Tabel 12. Hasil analisis sikap multriatribut Fishbein terhadap


konsumen
Skor Evaluasi Skor Sikap Ao
No Atribut Kepentingan
(ei) bi Ao(eixbi)
1 Kualitas produk 4.65 4.59 21.34
2 Kehalalan produk 4.67 4.55 21.25
3 Keamanan mengkonsumsi 4.65 4.55 21.16
Komposisi/ kandungan nutrisi
4 4.6 4.5 20.7
produk
5 Keamanan kemasan produk 4.53 4.39 19.89
6 Kesesuaian rasa & aroma 4.28 4.04 17.29
7 Variasi rasa produk 4.07 4.04 16.44
8 Harga produk yang terjangkau 4.16 3.92 16.31
9 Fleksibel untuk semua kalangan 4.06 3.99 16.2
10 Ukuran Kemasan 4.03 3.96 15.96

11 Kemudahan mendapatkan produk 4 3.94 15.76

12 Brand image merek 3.82 3.95 15.09


13 Kemasan yang menarik 3.85 3.9 15.02
Tingkat kemudahan mengingat
14 3.6 3.8 13.68
merek
15 Promosi yang diberikan 3.47 3.63 12.6
∑ei x bi 258.68
Sumber: Data olahan (2012)

Berdasarkan kategori sikap konsumen tersebut dapat diketahui


bahwa sikap konsumen terhadap susu cair Ultra Milk memiliki nilai
258,68 berada di interval 234 – 306. Hal ini menunjukan bahwa produk
susu cair Ultra Milk dinilai baik oleh konsumennya, diantaranya
54

kualitas produk, kehalalan produk dan keamanan mengkonsumsi dari


susu cair Ultra Milk.

4.9. Implikasi Manajerial

Strategi pemasaran utama paling tidak terdiri dari tiga langkah utama
yaitu : segmentasi, targeting dan positioning pasar (STP). Strategi tersebut
dapat ditentukan apabila perusahaan mengetahui karakteristik konsumennya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakteristik mahasiswa
yang mengkonsumsi Ultra Milk didominasi oleh wanita, umur 21 tahun,
besar pengeluaran Rp 500.001- Rp 1.000.000 dan berasal dari daerah
Jabodetabek. Segmentasi susu Ultra Milk sebaiknya berdasarkan demografi
profesi dan usia yaitu mahasiswa berumur 21 tahun. Adapun targeting Ultra
Milk adalah mahasiswa yang memperhatikan kesehatan tubuhnya, dan
positioning produk sebagai susu cair penjaga kesehatan. Hal ini dapat
diketahui dari hasil penelitian bahwa motivasi sebagian besar mahasiswa
dalam mengkonsumsi susu cair Ultra Milk adalah sebagai pengganti sarapan
dan menjaga kesehatan untuk mendapatkan tubuh yang sehat.
Hasil penelitian dapat dikaitkan dengan bauran pemasaran yaitu:
produk, harga, tempat, dan promosi. Apabila dilihat dari sisi produk,
konsumen menyatakan bahwa mereka telah puas dengan produk susu cair
Ultra Milk. Atribut kualitas produk, kehalalan produk, dan keamanan
mengkonsumsi telah mendapatkan nilai yang baik dimata konsumen. Atribut-
atribut tersebut sebaiknya tetap dijaga agar tetap dinilai baik oleh konsumen.
Selain itu manajer perlu mengetahui rasa dari Ultra Milk yang diinginkan
oleh konsumen, karena mayoritas konsumen yang mengkonsumsi susu cair
merek lain beralasan bahwa rasa dari produk merek lain mempengaruhi
keputusan pembelian.
Dari sisi promosi, dilihat pada analisis multiatribut Fishbein bahwa
atribut promosi ternyata tidak dipentingkan oleh konsumen dan dinilai tidak
melekat pada susu cair Ultra Milk. Selain itu diketahui bahwa mayoritas
konsumen telah melihat promosi yang dilakukan Ultra Milk terutama melalui
televisi dengan fokus utama konsumen setelah melihat promosi tersebut
55

adalah rasa dari Ultra Milk, namun promosi tersebut ternyata tidak
berdampak pada keputusan pembelian Ultra Milk. Hal ini dapat diakibatkan
karena merek Ultra Milk telah dikenal luas oleh masyarakat sehingga
promosi lewat televisi yang dilakukan oleh Ultra Milk tidak terlalu
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Ultra Milk perlu tetap
memuaskan keinginan-keinginan dari konsumennya sehingga konsumen yang
puas dapat menginformasikan produk ke orang sekitarnya, terutama teman.
Hasil analisis faktor menunjukan bahwa saran teman memiliki pengaruh
paling kuat pada keputusan pembelian. Selain itu juga dapat dilakukan
promosi yang Ultra Milk yang berkaitan dengan pertemanan, karena
konsumen mahasiswa dengan umur rata-rata 21 tahun lebih sering
berinteraksi dengan teman-temannya. Promosi yang dapat dilakukan
misalnya saja melakukan lomba yang berhubungan dengan kegiatan anak
muda, mensponsori kegiatan yang berhubungan dengan hobi mahasiswa,
membuat kompetisi mengajak orang lain untuk meminum susu cair Ultra
Milk dan memanfaatkan jejaring pertemanan seperti Facebook dan Twitter
untuk media promosi yag sedang marak digunakan oleh mahasiswa untuk
lebih mempromosikan atribut-atribut yang ada dalam Ultra Milk.
Harga produk juga dianggap belum memenuhi keinginan konsumen,
dapat terlihat bahwa atribut harga memiliki nilai yang cukup kecil
dibandingkan atribut lain dan masih banyak konsumen yang beranggapan
harga susu Ultra Milk mahal. Konsumen mahasiswa yang mayoritas memiliki
pengeluaran Rp 500.0001 – Rp 1.000.000 per bulan menunjukan konsumen
berstatus mahasiswa memiliki pengeluaran yang tidak begitu banyak, hal ini
dapat disebabkan karena faktor pendapatan mahasiswa yang umumnya masih
terbatas. Padahal apabila dilihat dari hasil analisis faktor, besarnya
pengeluaran sangat mempengaruhi keputusan pembelian produk. Perusahaan
seharusnya menyadari hal ini sehingga adanya efisiensi dan efektivitas mulai
dari pendatangan bahan baku hingga produk didistribusikan ke tangan
konsumen agar harga produk dapat ditekan.
Dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa ketersediaan produk sangat
penting bagi konsumen, apabila Ultra Milk tidak tersedia maka konsumen
56

akan beralih ke produk lain. Selain itu banyak konsumen yang membeli susu
cair belum mengetahui akan membeli merek apa dan baru memutuskan
ditempat pembelian. Sebaiknya manajer lebih memperhatikan ketersediaan
Ultra Milk agar konsumen tertarik untuk membeli dan tidak beralih ke
produk lain. Pendistribusian produk diseluruh daerah di Indonesia juga perlu
diperhatikan agar penjualan Ultra Milk tidak hanya terpusat di daerah
Jabodetabek saja.

Вам также может понравиться