Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Pengertian
B. Manifestasi Klinis
Gejalanya berupa:
a. Bengkak pada penis meskipun tidak dalam kondisi ereksi.
b. Terdapat tanda-tanda radang seperti nyeri atau terdapat luka pada penis dengan sebab
yang tidak jelas.
c. Lesi yang sulit sembuh, disertai “subtle induration” pada kulit, pertumbuhan kecil di kulit
(a small excrescence), papula, pustula, tumbuhnya kutil atau veruka (a warty growth),
atau pertumbuhan exophytic.
d. Perubahan warna pada kulit penis juga dapat menjadi tanda awalnya.
e. Terdapat benjolan pada lipat paha, artinya terjadi pembesaran kelenjar getah bening pada
daerah tersebut. Terkadang ditemukan suatu massa, ulceration, suppuration, atau
perdarahan (hemorrhage) di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases.
Kondisi ini menandakan bahwa stadium kanker sudah dalam taraf lanjut.
f. Nyeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lanjut).
g. Penderita dengan kanker yang telah menyebar luas (advanced metastatic cancer) dapat
mengeluhkan lemah (weakness), penurunan berat badan (weight loss), kelelahan
(fatigue), lesi pada penis kemungkinan dapat berdarah.
h. Banyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker mengerosi (eroded) preputium dan
menjadi berbau tidak sedap karena infeksi dan nekrosis.
(Dito Anurogo, 2008)
D. Patofisiologi
Kanker penis biasanya dimulai sebagai lesi kecil pada glans atau kepala penis. Kanker
penis berkisar dari putih-abu-abu, tidak teratur, exophytic, massa endofit datar dan ulserasi.
Sel kanker berangsur-angsur tumbuh secara lateral di sepanjang permukaan penis dan bisa
menutupi seluruh kelenjar serta preputium sebelum menyerang corpora dan keseluruhan
batang penis. Semakin luas lesi, semakin besar kemungkinan invasi lokal dan metastasis
nodal. Kanker penis mungkin papilari dan exophytic atau datar serta ulseratif. Jika kanker
penis ini tidak diobati secara dini makan dapat terjadi autoamputasi.
Lesi papilaris dan colitis memiliki tingkat pertumbuhan yang serupa, tetapi lesi ulseratif
cenderung bermetastasis ke kelenjar getah bening dan hal ini berpengaruh terhadap tingkat
kelangsungan hidup dimana lebih rendah dari 5 tahun. Ukuran kanker yang lebih besar dari 5
cm dan melibatkan lebih dari 75% dari poros tersebut berasosiasi dengan prevalensi tinggi
metastasis nodal dan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, tetapi hubungan yang
konsisten antara ukuran kanker, kehadiran metastasis inguinal node, dan kelangsungan hidup
belum diidentifikasi.
Fasia Buck, yang mengelilingi corpora, bertindak sebagai penghalang sementara. Jika
kanker telah menembus fasia Buck dan albuginea tunika, kanker telah dapat menyebar ke
pembuluh darah dan bahkan secara sistemik. Metastasis ke kelenjar getah bening femoral dan
inguinal adalah jalur awal untuk penyebaran kanker penis. Oleh karena, crossover kelenjar
getah bening maka sel kanker dapat menyebar secara bilateral ke kedua kelenjar getah bening
inguinalis. Metastase pada simpul-simpul daerah inguinal menyebabkan terjadinya nekrosis
kulit, infeksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat dari sepsis atau perdarahan sekunder
terhadap erosi ke dalam pembuluh femoral. Metastase jauh dari sel kanker dapat menyerang
hati, tulang, paru-paru, atau otak. Karsinoma penis terjadi secara progresif dan terbukti
berakibat fatal pada pasien yang tidak diobati dalam waktu 2 tahun (Brosman, 2011).
WOC
E. Penatalaksanaan
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan beratnya tumor, antara
lain:
a. Terapi Medikamentosa
Neoplasma intraepitel seperti Bowen disease atau erythroplasia of Queyrat dapat diterapi
dengan topical 5-fluorouracil.
b. Pembedahan
Pembedahan yang paling sering dilakukan untuk pengobatankanker penis adalah :
1) Eksisi local
Dilakukan jika kanker masih terbatas pada penis dan masih kecil.
2) Microsurgery
Adalah pembedahan pada tumor penis dengan mikroskop untuk menghilangkan
jaringan tumor dan mempertahankan jaringan yang sehat sekecil mungkin.
3) Bedah laser
Merupakan pembedahan dengan menggunakan sinar laser untuk membakar atau
memotong sinar laser. Bedah laser (Laser surgery) digunakan pada pasien dengan
lesi jinak (benign) dan ganas (malignant) yang ada di permukaan (superficial).
Terapi ini telah diterapkan pada kasus-kasus “local and limited invasive disease”.
Empat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu: carbon dioxide, argon,
dan potassium-titanyl phosphate (KTP) lasers.
4) Sirkumsisi
Sirkumsisi adalah memotong ujung kulit penis yang terkena kanker. Pada pasien
dengan tumor yang berukuran kecil yang terbatas pada preputium, cukup dengan
khitan (sirkumsisi).
5) Penektomi
Penektomi adalah pemotongan penis sebagian atau total. Penectomi merupakan
pengobatan yang tepat untuk kanker penis. Jika tumornya terbatas pada daerah kecil
di ujung penis, dilakukan penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil penis).
Untuk stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi (pembuatan
lubang uretra yang baru di daerah perineum). Amputasi sebagian (amputasi parsial)
cocok jika kanker meliputi glans penis dan bagian distal penis saat ereksi (distal
shaft).
Pada beberapa situasi/keadaan, local wedge resection dapat dikerjakan dengan
mudah, ini berhubungan dengan rata-rata rekurensi sebesar 50%. Jikasurgical
resection baik dengan wedge maupun partial penectomy tidak memberikan
kebebasan yang cukup (adequate margin), maka strategi total penectomy haruslah
dipertimbangkan. Jika sebagian sisa penis (residual penis) dan urethra tidak cukup
bagi pasien untuk kencing sambil berdiri, maka dapat dilakukan tindakan
perineal urethrostomy.
6) Mohs micrographic surgery (MMS)
Teknik bedah lainnya adalah Mohs micrographic surgery (MMS), yang dapat
dipakai (applicable) untuk pasien dengan noninvasive disease.
c. Kemoterapi
Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan tumor. Obat-obatan
yang paling banyak digunakan antara lain: cisplatin, bleomycin, methotrexate, dan
fluorouracil.
d. Terapi Radiasi/Radioterapi
Radioterapi perupakan pengobatan pelengkap dari pembedahan yang bertujuan
mengurangi resiko kekambuhan/rekurensi. Pada stadium lanjut kombinasi pembedahan,
kemoterapi dan radioterapi mungkin diperlukan.
Macamnya:
1. External beam radiation therapy
2. Brachytherapy
Indikasi terapi radiasi:
1) Pria muda dengan kanker pada glans atau coronal sulcus dengan ukuran kecil (<3
cm), superficial, lesi exophytic, atau noninvasive.
2) Pasien menolak tindakan bedah atau datang dengan metastatic disease dan
memerlukan terapi "palliative". Khitan/sunat (circumcision) direkomendasikan
sebelumnya untuk memulai terapi radiasi untuk kanker yang melibatkan/menyertai
preputium (kulup zakar).
3) Terapi radiasi memiliki kekurangan. Squamous cell carcinomas cenderung resistant,
dan dosis untuk “high tumor” yaitu 0.6 Gy yang diperlukan untuk merawat tumor
dapat menyebabkan urethral fistulae, strictures, penile necrosis, nyeri, dan edema
4) Jika kanker terinfeksi, maka efek terapi dapat berkurang, sedangkan risiko terjadinya
komplikasi akan meningkat.
Terapi radiasi dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir dan tumor
yang belum menyebar. Efek samping dari terapi radiasi adalah nafsu makan berkurang,
lelah, reaksi kulit (misalnya iritasi dan kemerahan), cedera atau luka bakar pada rektum,
sistitis dan hematuria. Radiasi biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8
minggu. (Asrul, 2010).
Penatalaksanaan berdasarkan stadium tumor:
A. Tumor primer.
1) Sirkumsisi.
Terbatas pada lesi superfisial, noninvasif terbatas pada/di preputium.
2) Partial panectomy.
Pilihan untuk lesi distal (amputasi 2 cm dati tepi tumor).
3) Total panectomy dengan oerineal urethrostomy.
Lesi proximal, ada infiltasi ke profunda.
4) Lymphadenectomy.
Radial ilioinguinal lymphadenectomy pada Ca Penis masih kontroversi.
5) Sentinel node biopsy (cabanas 1977).
Sentinel node terletak 32 jari laterodistal dari tuberculum pubicum pada pertemuan
v. epigastrica superficial dan v. saphena. Bila kelenjar positif dilakukan
Lymphadenectomy.
B. Tumor lanjut dan metastasis.
Bersifat paliatif.
Untuk mengatasi nyeri, perdarahan, massa inguinal superfisial.
1) Kemoterapi : Bleomycin, methorexate, cisplatin, 5FU.
2) Radiasi : Bila penderita menolak operasi.
6.000 rad selama 3 – 6 minggu.
Dapat digunakan brakiterapi dengan Iridium 192
(Tri Kurnianto, 2008).
F. Komplikasi
komplikasi pasca operasi awal dilaporkan setinggi 55.4% di sebuah studi baru yang
menganalisis data dari empat rujukan pusat di Amerika Serikat dan Eropa. Namun 65.7%
komplikasi ini yang dianggap minor sesuai dengan sistem Clavien-dindo sistem. Komplikasi
antara lain infeksi luka (34.8%) seroma (26.5%), lymphocele (10.4%) (tidak memerlukan
intervensi) dan luka dehiscence (7.2%). Dalam penelitian lain, besar dan kecilnya komplikasi
berhubungan dengan rendah dalam profilaksis / terapi lymphadenectomy dibanding paliatif
lymphadenectomy (Spiess, 2016).
G. Skrining/ Deteksi Dini
H. Peran Keluarga dan Perawatan di Rumah
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Dari anamnesis didapatkan adanya keluhan luka pada kemaluan yang timbul awalnya seperti
jerawat yang kian hari kian membesar, luka disertai nyeri, kemudian pecah menjadi luka dengan
permukaan yang tidak teratur. Kemudian benjolan mulai mengeluarkan darah. Kaji bagaimana
pola BAK, apakah ada nyeri serta tidak ada keluhan saat BAB. Demam tidak ada, riwayat
berhubungan seksual (bergonta-ganti pasangan), penurunan BB tidak ada. Dilakukan pengkajian
pada riwayat penyakit dahulu seperti diabetus miletus, hipertensi, serta riwayat psikososial.
Beberapa kepustakaan mengatakan bahwa gejala permulaan suatu karsinoma penis dapat timbul
nodul kecil, vesikel-vesikel atau ulserasi yang bisa disertai nyeri dan perubahan bentuk yang kian
hari kian membesar. Tidak adanya gangguan buang air kecil, disebabkan adanya fascia Buck di
penis yang berfungsi sebagai rintangan sementara sehingga uretra dan kandung kemih tidak
terkena. Anamnesis yang juga menunjang suatu tumor penis pada penderita ini yaitu penderita
tidak disunat dan tidak pernah membersihkan lipatan kulit penis bagian dalam. Menurut
kepustakaan, insiden tumor penis tinggi pada pria yang tidak di sirkumsisi serta higiene yang
buruk.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan benjolan berbentuk bunga kol dengan permukaan yang tidak
teratur pada glans penis. Ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa kelainan ini
dapat berupa papiler, eksofitik, rata atau tukak.
Diagnosa Keperawatan