Вы находитесь на странице: 1из 11

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Analisis Total Productive Maintenance untuk Peningkatan


Efisiensi Produksi dengan Menggunakan Metode Overall
Equipment Effectiveness di PT. Purna Baja Harsco
Heru Winarno dan Susilonoto
Teknik Industri, Universitas Serang Raya, Jl. Raya Serang-Cilegon KM 5 Kota Serang
Heruwinarno42@yahoo.co.id

Abstrak
PT. Purna Baja Harsco merupakan perusahaan yang bergerak dalam pelayanan jasa yang
tidak terlepas dari masalah yang berhubungan dengan efektivitas mesin/peralatan yang diakibatkan
oleh six big losses. Hal ini dapat terlihat dengan frekuensi kerusakan yang terjadi pada mesin/
peralatan target produksi tidak tercapai, ini di karenakan kurangnya penerapan manajemen perawatan
yang baik.
Tahapan pertama dalam usaha peningkatan efisiensi produksi pada perusahaan ini adalah
dengan melakukan pengukuran efektifitas mesin produksi PS Ball dengan menggunakan metode
Overall Equipment Effectifitas (OEE) yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran OEE six big
losses untuk mengetahui besarnya efisiensi yang hilang pada keenam faktor six big losses. Dari
keenam faktor tersebut Idling/Minor Stoppages Losses adalah faktor terbesar yaitu sebesar 50,95% ,
kemudian di ikuti Setup/Adjusment 26,22% yield/ scrap loss reduced 13,29% breakdown losses
5,35%, reduced speed losses 4,19% dan rework losse 0%..
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan OEE di mesin produksi PS
Ball Selama periode Januari 2015 – Desember 2015 diperoleh nilai Overall Equipment Effectiveness
(OEE) rata rata 55,19%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan mesin PS Ball dalam mencapai
target dan dalam pencapaian efektivitas penggunaan mesin/peralatan belum mencapai kondisi yang
ideal, Untuk standar benchmark world class yang dianjurkan JIPM, yaitu OEE = 85%.

Kata Kunci: Availability rate, Downtime, Overall Equipment Effectiveness, Performance


rate, Quality rate, six big losses

Abstract

PT. Purna Baja Harsco is a company engaged in service activities that can not be separated
from issues relating to the effectiveness of the machinery / equipment caused by the six big losses. This
can be seen with the frequency of damage caused to the machinery / equipment production target is not
reached, is in because of the lack of application of good maintenance management.
The first step in efforts to increase production efficiency in this company is by measuring the
effectiveness of the production machine PS Ball using Overall Equipment Effectifitas (OEE) followed
by measurement of OEE six big losses to determine the efficiency loss at six factors six big losses. Of
the six factors Idling / Minor Stoppages Losses is the biggest factor that is equal to 50.95%, then follow
the Setup / Adjustment 26.22% yield / scrap loss reduced 13.29% 5.35% breakdown losses, reduced
speed losses 4, 19% and rework losse 0% ..
The conclusion that can be drawn based on the calculation of OEE in the production machine
PS Ball During the period January 2015 - December 2015 obtained value of Overall Equipment
Effectiveness (OEE) average 55.19%. This condition indicates that the engine's ability PS Ball in
achieving their goals and in achieving the effectiveness of the use of machinery / equipment has not
reached the ideal conditions, the standard benchmark for world class recommended JIPM, namely OEE
= 85%.

Keywords: Availability rate, Downtime, Overall Equipment Effectiveness, Performance rate,


Quality rate, six big losses

1.1 Latar Belakang masalah masalah dalam mesin/peralatan


Terhentinya suatu proses pada lantai produksi mesin, lamanya waktu setup dan
produksi sering kali disebabkan adanya adjusment, mesin menghasilkan produk yang

304
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
cacat dan mesin beroperasi tetapi tidak 2. Tingkat produktivitas dan efisiensi
menghasilkan produk. Hal ini akan mesin/peralatan diukur dengan metode OEE.
menimbulkan kerugian pada perusahaan 3. Data hasil produksi PS Ball dan
karena selain dapat menurunkan tingkat maintenance yang diambil adalah data dari
efisiensi dan efektifitas mesin/peralatan PT. PURNA BAJA HARSCO.
mengakibatkan adanya biaya yang harus
dikeluarkan akibat kerusakan tersebut. Selain 1.3 Rumusan Masalah
pelayanan dalam mill service PT PBH juga Berdasarkan pemikiran diatas maka
memproduksi PS Ball, bahan baku produksi rumusan masalahnya adalah:
ini tidak lain adalah hasil limbah dari PT KS 1. Apakah Faktor-faktor yang
yaitu slag padat yang telah di recovery. PS mempengaruhi nilai OEE dan six big losses
Ball adalah Precious Slag Ball , merupakan dari mesin produksi PS Ball?
hasil dari slag cair yang di pouring 2. Bagaimana pengaruh dari faktor-faktor
menggunakan sistem Automizing plant yang nilai OEE dan six big losses?
kmudian di prosess untuk memisahkan 3. Bagaimana penerapan TPM yang di
ukuran.PS Ball berfungsi sebagai alat anjurkan setelah menghitung nilai OEE?
pengamplas atau penghilang karat, media
penyaring pengolahan air pada limbah 1.4 Tujuan
industri, pemberat, campuran beton dan jalan Beberapa ujuan dari penulisan ini
aspal. Untuk memenuhi target produksi PS adalah:
Ball dalam memenuhi kebutuhan konsumen 1. Untuk mengetahi faktor-faktor yang
maka di perlukan perawatan–perawatan mesin mempengaruhi nilai OEE dan six big losses
produksi agar lebih efektive dan efisien dalam dari peralatan.
penggunaannya.Berdasarkan latar belakang 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
permasalahan di atas masalah pokok yang nilai OEE dan six big losses.
menjadi fokus pembahasan dalam penelitian 3. Untuk mengetahui penerapan TPM
ini adalah masih rendahnya efisiensi dan dianjurkan setelah nilai OEE.
efektivitas penggunaan mesin/peralatan,
sehingga perlu dilakukan pengidentifikasian 1.5 Manfaat
terhadap faktor-faktor dominan dari kerugian Penelitian ini di harapkan memberikan
yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor
melakukan analisis terhadap penyebab yang mempengaruhi nilai OEE untuk
besarnya kontribusi faktor-faktor tersebut penggunaan dari suatu peralatan dan teknik
sehingga menjadi masukan dalam penererapan atau cara memperhitungan nilai dari tingkat
total productive maintenance. Penelitian ini penggunaan alat. Dapat menjadi suatu acuan
dilakukan pada mesin produksi PS. Ball ( dalam memperhitungkan sebuah nilai OEE
Precious Slag Ball ) karena pada mesin ini untuk penggunaan dari peralatan. Hasilnya
sering mengalami kerusakan yang dapat di pergunakan oleh perusahaan tempat
mengakibatkan berhentinya proses produksi di lakukan peneltian yang bertempat di PT.
sehingga target produksi sering kali tidak Purna Baja Harsco untuk sebuah perbaikan
tercapai kedepan. Agar penggunaan peralatan/mesin
lebih efisien dan efektive.

1.2 Batasan masalah 1.6.Metode Penelitian


Dalam melakukan penelitian faktor 1.6.1.Sumber data Penelitian
yang akan selalu menjadi penghalang dan
tidak dapat dihindarkan adalah faktor waktu, 1.Lokasi Penelitian
dana dan keterbatasan fasilitas: untuk itulah Penelitian dilakukan di PT. Purna Baja Harsco
dilakukan pembatasn masalah agar hasil yang dan pengambilan data dilakukan pada bagian
diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang administrasi maintenance.
diinginkan sebagai berikut: 2. Objek Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan hanya meneliti Objek yang diteliti adalah mesin/peralatan
pada mesin produksi PS Ball di PT. PURNA yang berada diarea pabrik yaitu pada mesin
BAJA HARSCO produksi PS Ball.

305
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
3. Variabel Penelitian c. Merangkum data tentang hal-hal yang
Menurut hubungan antara satu variabel dengan berkaitan denganpenelitian.
variabel yang lain, variabel- variabel 5. Pengolahan data
penelitian dibagi atas : Data yang terkumpul diolah dengan
1. Variabel independen (variabel bebas, sebab menggunakan metode Overall Equipment
mempengaruhi) Effectiveness.
6. Analisa dan pemecahan masalah
Variabel bebas adalah merupakan variabel Hasil dari pengolahan data yang berupa
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perhitungan akan dianalisa, dilakukan
perubahannya atau timbulnya variabel akibat pemecahan masalah, lalu diberikan
(variabel dependen). Variabel bebas dalam rekomendasi perbaikan.
penelitian ini adalah data perawatan 7. Langkah terakhir menarik kesimpulan dari
mesin/peralatan. hasil penelitian.
2. Variabel dependen (variabel terikat,
variable out put) 1.7. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
1.6.2.Instrumen Penelitian menggunakan metode overall equipment
Didalam penelitian dibutuhkan alat-alat effectiveness langkah-langkah yang dilakukan
yang mendukung serta digunakan yaitu: sebagai berikut :
a. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat 1. Perhitungan Availability.
keterangan yang diperoleh dalam melakukan Availability, adalah rasio waktu operation
penelitian. time terhadap loading time-nya.
b. Penerapan Total Productive Maintenance. 2. Perhitungan Performance Efficiency.
Performance effeciency adalah rasio kuantitas
produk yang dihasilkan dikalikan dengan
1.6.3.Pelaksanaan Penelitian waktu siklus idealnya terhadap waktu yang
Penelitian dilakukan pada PT. Purna tersedia untuk melakukan proses produksi
Baja Harsco dengan menentukan objek yang (operation time).
akan diteliti. Untuk memecahkan masalah 3. Perhitungan Rate of Quality Product.
dalam tugas, digunakan pendekatan- Rate of Quality Product adalah rasio produk
pendekatan dengan metode Total Productive yang baik (good products) yang sesuai dengan
Maintenance yang dimulai dengan : spesifikasi kualitas produk yang telah
1. Menentukan masalah ditentukan terhadap jumlah produk yang
Dalam menentukan permasalahan dilakukan diproses.
analisa dengan cara stratifikasi data yang ada 4. Perhitungan Overall Equipment
dari beberapa segi. Effectivenes (OEE).
2. Peninjauan lapangan Setelah nilai availability, performance
Peneliti melakukan tinjauan ke perusahaan efficiency dan rate of quality product pada
tempat melakukan penelitian serta mengamati mesin produksi PS Ball diperoleh maka
sesuai dengan tujuan yang telah dibuat. dilakukan perhitungan nilai overall equipment
3. Studi literatur effectiveness (OEE) untuk mengetahui
Peneliti melakukan studi literatur dari besarnya efektivitas penggunaan mesin.
berbagai buku yang sesuai dengan 5. Perhitungan Six Big Losses.
permasalahan yang diamati di perusahaan.
4. Pengumpulan data 1.7.1.Perhitungan Downtime Losses.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan 1 Perhitungan Equipment Failures
data, antara lain : (Breakdowns)Perhitungan Setup dan
a. Pengamatan langsung, melakukan 2.Adjustment
pengamatan langsung ke pabrik, terutama di 3 Perhitungan Speed Loss
bagian produksi PS Ball. 4 Perhitungan Idling dan Minor Stoppages
b. Wawancara, mewawancarai berbagai pihak 5 Perhitungan Reduced Speed
yang berhubungan dan berwenang dalam hal 6.Perhitungan Defect Loss
perawatan mesin serta operator mesin 7 Perhitungan Rework Loss
produksi. 8 Perhitungan Yield/Scrap Loss

306
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Mulai

Data :

1.7.2.Diagram Alir dan Pemecahan Down Time

Masalah
Analisa dilakukan pada hasil perhitungan Availabili ty  LoadingTime  DownTime
LoadingTime

equipment availability, performance Performanc eEfficiency = processed Amoun x Idealcycle Time


OperationTime
efficiency, rate quality product, OEE, six big Rate of Quality product = processed Amountx Defect Amount

losses, dan analisa diagram sebab akibat. Processed Amount

Langkah-langkah penelitian dan blok Overall Equipment Effctiveness = Availability x Proformance efficiency x Rate of Quality Product

Pengaruh Six Big Losess pada OEE :


diagram perhitungan overall aquipment
effectiveness ini dapat dilihat pada gambar 3.1
dan 3.3. analisis

Start selesa i

Studi Pendahuluan
Gambar 3.3 Blok Diagram Perhitungan
Pemecahan Masalah dan Tujuan pemecahan Overall Equipment Effective
masalah

Studi Pustaka Studi orientasi Pengumpulan Data


Mesin/peralatan yang dipakai dalam
Pengumpulan Data
penelitian ini adalah mesin produksi PS Ball.
1.Data primer PS Ball adalah suatu material yang digunakan
-Proses produksi

-Struktur Organisasi
untuk sanblasting yaitu proses penghilangan
-Jumlah tenaga kerja karat. Dalam memenuhi kebutuhan konsumen
-Mesin dan peralatan

2.Data skunder (Dokumen Perusahaan) yang besar maka perlu adanya upaya untuk
-Data waktu kerusakan mesin

-Data waktu pemeliharaan mesin


memaksimalkan produksi dan meminimalkan
-Data waktu setup mesin adanya kerusakan yang terjadi dalam mesin
-Data produksi mesin
tersebut.
A
Data yang digunakan adalah data dalam
periode januari 2015 – Desember 2015, yaitu:
Gambar 3.1 diagram alir penelitian
1. Data waktu downtime mesin PS Ball.
A 2. Planned downtime atau preventive untuk
mesin PS Ball.
Pengolahan data penerapan pengukuran tingkat efektifitas dan

efisiensi dengan metode OEE


3. Data waktu setup mesin PS Ball.
4. Data waktu produksi mesin PS Ball .
Analisa pemecahan
masalah
5. Data lain yang mendukung pemecahan
masalah.
1.Nilai OEE

2.NIlai Six Big Losses

3.diagram Sebab Akibat


4.Usulan penyelesaian masalah
1.7.3.Data waktu downtime

Kesimpulan dan
Waktu down time adalah waktu yang
saran
seharusnya digunakan untuk melakukan
proses produksi akan tetapi dikarenakan
selesai adanya kerusakan atau gangguan pada mesin
Gambar 3.2 diagram alir penelitian mengakibatkan mesin tidak dapat
(lanjutan) melaksanakan proses produksi sebagaimana
mestinya
Kerusakan (breakdowns) atau kegagalan
proses pada mesin/pealatan yang terjadi tiba-
tiba. Downtime merupakan kerugian yang
dapat terlihat dengan jelas karena terjadi
kerusakan mengakibatkan tidak adanya output
yang dihasilkan disebabkan mesin tidak
berproduksi. Data waktu downtime dapat
dilihat pada tabel 4.1.

307
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Januari
Tabel 4.1. Data Waktu Kerusakan 35,78
(Breakdown) Mesin PS Ball Februari
Periode Total 34,31
breekdown (jam) Maret
36,71
Januari April
4,41 36,09
Februari Mei
8,3 40,56
Maret 5,87 Juni
35,87
April 8,22 Juli
35,02
Mei 15,5 Agustus
39,66
Juni 4,05 September
35,26
Juli 6,5 Oktober
Agustus 35,45
13,42 November
September 32,41
5,22
Desember
Oktober 6,06 35,43
Sumber : PT PURNA BAJA HARSCO 2015
November 4,4
Desember 6,32
Sumber : PT PURNA BAJA HARSCO 2015 Setelah semua data dikumpulkan,
selanjutnya dilakukan pengolahan data.
1. Planned Downtime 1. Perhitungan Availability
Tabel 4.2. Data Waktu Pemeliharaan Availability, adalah rasio waktu
Mesin PS Ball operation time terhadap loading time-
Periode Total preventive nya. Nilai availability mesin produksi PS
(jam) Ball Januari 2015 adalah sebagai berikut :
Januari Loading Time = 744 – 22,76 = 721,24
22,76
Februari Downtime = 4,41 + 35,78 =
26,44 40,19
Maret 20,45 Operation time = 721,24 – 40,19 =
April 26,87
681,05
Mei 30,03 Availability = x 100%
Juni 24,56 = 94,43%
Juli 19,4
2. Perhitungan Performance Efficiency
Agustus 23,56 Performance effeciency adalah rasio
September 22,46 kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan
Oktober 24,98
dengan waktu siklus idealnya terhadap
November
waktu yang tersedia untuk melakukan
26,7 proses produksi (operation time).
Desember 23,29 Ideal Cycle Time produksi PS Ball =
Sumber : PT PURNA BAJA HARSCO 2015 6 jam/ 51ton = 0,1176 jam/ton Untuk
Produksi PS Ball bulan Januari 2015 :
2.Data Waktu Setup mesin PS Ball Performance Efficiency =
Tabel 4.3. Data Waktu Setup
Mesin Produksi PS Ball X 100%
Periode Total waktu set-up (jam) = 64,68%

308
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
3. Perhitungan Rate of Quality Product berikut :
Rate of Quality Product adalah rasio Untuk Mesin Produksi PS Ball bulan
produk yang baik (good products) yang Januai 2015:
sesuai dengan spesifikasi kualitas produk
yang telah ditentukan terhadap jumlah Breakdowns Loss = x100%
produk yang diproses.
= 0,61%
Untuk Mesin Produksi PS Ball b.Setup dan Adjustment
bulan Januari 2015 : Kerusakan pada mesin maupun
Rate of Quality Product = pemeliharaan mesin secara keseluruhan
akan mengakibatkan mesin tersebut harus
x 100% dihentikan terlebih dahulu. Sebelum
mesin difungsikan kembali akan
1.7.4.Perhitungan Overall Equipment dilakukan penyesuaian terhadap fungsi
mesin tersebut yang dinamakan dengan
Effectivenes (OEE) waktu setup dan adjustment mesin.
Untuk Mesin Produksi PS Ball bulan
Setelah nilai availability, performance Januari 2015 :
efficiency dan rate of quality product pada
mesin produksi PS Ball diperoleh maka Setup/adjustment Loss= x 100%
dilakukan perhitungan nilai overall
equipment effectiveness (OEE) untuk = 4,96%
mengetahui besarnya efektivitas penggunaan 2. Speed Loss
mesin produksi PS Ball di PT PURNA BAJA Speed loss terjadi pada saat mesin
HARSCO. tidak beroperasi sesuai dengan kecepatan
Perhitungan OEE adalah perkalian produksi maksimum yang sesuai dengan
nilai-nilai availability, performance kecepatan mesin yang dirancang.
efficiency dan rate of quality product yang 4.2.6.1. Idling dan Minor Stoppages
sudah diperoleh. Untuk Mesin Produksi PS Ball bulan
OEE (%) = Availability (%) × Performance Januari 2015 :
Rate (%) × Quality Rate (%) Nonproductive time = 744 - 681,05 =
Untuk mesin produksi PS Ball bulan Januari
62,95
2015 :
Idling and minor stoppages = x
OEE = (0,944277 × 0,6468 × 0,909091)
100%= 8,73%
x 100% = 55,52346%
3.Reduced Speed
1.7.5.Perhitungan Six Big Losses
Untuk Mesin Produksi PS Ball
1.Downtime Losses
bulan Januari 2015 :
Downtime adalah waktu yang
Ideal Production Time = (0,1176 x 744) =
seharusnya digunakan untuk melakukan
87,4944
proses produksi akan tetapi karena
adanya gangguan pada mesin (equipment x100
Reduce speed loss =
failures) mengakibatkan mesin tidak %
dapat melaksanakan proses produksi = 0,82%
sebagaimana mestinya. Dalam
perhitungan overall equipment 4.Defect Loss
effectiveness OEE), equipment failures Defect loss artinya adalah mesin
dan waktu setup and adjustment tidak menghasilkan produk yang sesuai
dikategorikan sebagai kerugian waktu dengan spesifikasi dan standar kualitas
downtime (downtime losses). produk yang telah ditentukan dan scrap
a.Break down sisa hasil proses selama produksi
perhitungan breakdowns loss sebagai berjalan. Faktor yang dikategorikan ke

309
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
dalam defect loss adalah rework loss dan mengakibatkan rendahnya efektivitas
yield/scrap loss. penggunaan mesin produksi PS Ball
yang menjadi perioritas utama untuk
5. Rework Loss diperbaiki.
Dikarenakan hasil rework tidak
ada maka Rework Loss bernilai 0 Untuk Tabel 4.15. Persentase Faktor Six Big
Mesin Produksi PS Bal bulan Januari Losses mesin produksi PS Ball
2015: TotalPersentase
No Six Big Losses Time (%)
x100%
Rework loss = Losse
= 0% 1 Idling/Minor Stoppages s840,60 50,95
4.2.7.2 Yield/Scrap Loss 2 Setup/Adj.
Losses 432,55 26,22
Untuk Mesin PS Ball bulan Januari 2015 3 Yield/Scrap Loss Reduced 219,30 13,29
: 4 Breakdown Losses 88,27 5,35
Yield/scrap loss = x 100% 5 Reduced Speed Losses 69,18 4,19
= 5,55% 6 Rework Loss 0,00 0,00
1649,90 100,00
1.7.6.Analisis Perhitungan Overall
Equipment Effectiveness(OEE)
Analisa perhitungan Overall
Equipment Effectiveness dilakukan untuk
melihat tingkat efektivitas produksi PS
Ball selama periode Januari2015 –
Desember 2015. Pengukuran Overall
equipment effectiveness ini merupakan
kombinasi dari faktor waktu, kualitas
pengoperasian mesin dan kecepatan
produksi mesin. Gambar 4.1 diagram batang Six Big
Selama periode Januari2015 – Losses mesin produksi PS Ball periode
Desember 2015 nilai OEE yang Jan 2015 – Des 2015.
diperoleh mesin Produksi PS Ball adalah
: 3.Analisis Diagram Sebab Akibat
1. Selama periode Januari2015 – Agar perbaikan dapat segera
Desember 2015 diperoleh nilai Overall dilakukan, maka analisa terhadap
Equipment Effectiveness (OEE) 55,19%, penyebab faktor-faktor six big losses
hasil ini menunjukan bahwa OEE PS ball yang mengakibatkan rendahnya
tidak sesuai dengan standar benchmark efektivitas mesin dalam perhitungan
world class. Untuk standar benchmark OEE dilakukan dengan menggunakan
world class yang dianjurkan JIPM, yaitu diagram sebab akibat.
OEE = 85%. Nilai OEE tertinggi pada
produksi PS Ball hanya dicapai pada 1.8. Kesimpulan
bulan November sebesar 62,36%, dengan Berdasarkan hasil perhitungan OEE di
rasio availability 94,69%, performance mesin produksi PS Ball Selama periode
efficiency 71,74% dan rate of quality Januari 2015 – Desember 2015 diperoleh
product 91,80%. nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
2 Analisis Perhitungan OEE Six Big Losses rata rata 55,19%. Kondisi ini menunjukkan
bahwa kemampuan mesin PS Ball dalam
Analisa OEE six big losses agar
mencapai target dan dalam pencapaian
perusahaan mengetahui faktor apa dari efektivitas penggunaan mesin/peralatan
keenam faktor six big losses yang belum mencapai kondisi yang ideal (≥85%)
memberikan kontribusi terbesar yang menurut jpim. Dengan penerapan Total

310
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
productive meaintenance menggunakan 1.9.Saran
metode OEE dalam usaha peningkatan Beberapa saran yang diharapkan yaitu: m
efisiensi produksi pada PT. PURNA BAJA 1. Melakukan perhitungan OEE pada setiap
HARSCO maka dapat diambil kesimpulan, mesin senantiasa dilakukan, sehingga
yaitu : diperoleh informasi yang representatif
untuk perawatan dan perbaikan secara terus
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai menerus (continuous improvement) dalam
six big losses dari mesin produksi PS Ball. upaya peningkatan efektivitas penggunaan
mesin. Penggunaan metode OEE relatif
Total Persent lebih mudah dan dapat dilakukan oleh
No Six Big Losses Time ase (%) setiap operator.
Losse 2. Melakukan pelatihan kepada operator
maupun personil maintenance agar dapat
1 Idling/Minor Stoppages s840,60 50,95
meningkatkan kemampuan dan keahlian
Losses
2 Setup/Adj. 432,55 26,22 operator dalam menanggulangi
3 Yield/Scrap Loss Reduced219,30 13,29 permasalahan yang ada pada
4 Breakdown Losses 88,27 5,35 mesin/peralatan sehingga perusahaan dapat
5 Reduced Speed Losses 69,18 4,19 menerapkan autonomous maintenance
6 Rework Loss 0,00 0,00 untuk dapat meningkatkan produktivitas
1649,90 100,00 dan efisiensi produksi pada bagian proses
Tabel 5.1 kesimpulan six big losses produksi terutama pada mesin produksi PS
Ball. Pelatihan tersebut antara lain.
Dengan nilai idling / minor stoppages terbesar 1. Untuk operator PS Ball agar lebih
yaitu 50,95%, setup/adjustment 26,22%, yield/ terampil dalam pembersihan screen
scrap loss reduced 13,29% breakdown losses maupun packing PS Ball.
5,35%, reduced speed losses 4,19% dan 2. Untuk operator SPC (slag pot carrier)
rework losse 0%. di lakukan pelatihan agar dalam proses
automizing ukuran material PS Ball
2. Pengaruh dari faktor-faktor nilai OEE six
dapat stabil.
big losses adalah produksi PS Ball tidak dapat
3. Untuk maintenance dilakukan pelatihan
secara optimal karena masih tinggi
agar lebih memahami alat dan
kerugiannya.
perlengkapan sehingga perbaikan lebih
Faktor idling / minor stoppages (Kerugian
cepat di selesaikan.
karena beroperasi tanpa beban maupun
berhenti sesaat) hal ini terjadi karena SOP 4. Penanaman kesadaran kepada seluruh
yang digunakan harus membersihkan screen karyawan untuk ikut berperan aktif
agar qualitas produksi terjaga. dalam peningkatan produktivitas dan
efisiensi untuk perusahaan dan bagi diri
3. Penerapan TPM yang di anjurkan setelah
mereka sendiri dari tingkat operator
menghitung nilai OEE dan six big lossess. 5
sampai tingkatan top management.
hal yang di lakukan jika telah dihitung nilai
OEE dan six big losses adalah sebagai berikut: 5. DAFTAR PUSTAKA
1. Melakukan Pelatihan operator dilakukan
secara berkala. Ahmed,Shamsudin, Hj.Hassan,
2. Foreman atau koordinator meningkatkan
Masjuki, and Toha, Zahari,
pengawasan dalam proses produksi
3. Melakukan perbaikan peralatan dan (2004), ”State of
perlengkapan kerja yang sesuai dengan implementation of TPM in
standar. SMIs: a survey study in
4. Membersihkan mesin dan area kerja Malaysia”, Journal of Quality
sebelum dan sesudah proses operasi. in Maintanance Engineering,
5. Menentukan standar operasi yang sesuai Vol.10,pp.93-106.
(SOP), baik divisi operasi dan Hunter, H., (1997), Depot
maintenance. Maintenance Capacity and
Utilization Measurement
Handbook, Under Secretary of

311
Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Defense for Acquisition and Ekonomi Universitas
Technology Washington, DC, Indonesia,.
diakses, 25 Maret 2012 Syarif, Syafrizal, (2010),
www.scholar.google.co.id. Pengukuran Overall Equipment
Hutagaol, Henry. (2009). “Penerapan Effectiveness Dengan Labview
Total Productive Maintenance 8.5 Sebagai Pengendali
Untuk Peningkatan Efisiensi maintenance”. Depok
Produksi Dengan Menggunakan Yoshikazu Takashi, Takashi Osada.,
Metode Overall Equipment (2000), Total Productive
Effectiveness DI PT. Perkebunan Maintenance-TPM, Technical
Nusantara II Gunung Para” Report, Lulea Tekniska
Sumatra Utara Medan. Universitet,
Jardine, A.K.S. (1973). Maintenance,
Replacement and Reliability.
Pitman Publishing. London.
Ljungberg, O. (1998). Measurment of
Overall Equipment Effectiveness
as a Basic for TPM Activities.
International Journal of
Operations & Productions
Management.
Mckellen, Chris. (2005), ”Overall
Equipment Effectiveness”,
Production Management.
Muhiddin, A. Rauf, Wahyuddin, Azis
Abdul Karim & A. Aswandi.
(2012). “Analisa Kapasitas
Terpasang dan Terpakai Mesin
Las SMAW Berdasarkan
Permintaan Pekerjaan Reparasi
Kapal”. Jurnal Hasil Penelitian
Fakultas Teknik. Universitas
Hasanudin. Vol. 6
Nakajima, S., (1986), “TPM – a
challenge to the improvement of
productivity by small group
activities”, Maintenance
management International,
Edition No.6, pp.73 -83.
Nakajima, S., (1988), Introduction to
Total Productive Maintenance,
Cambridge, MA, Producticity
Press, Inc.
Prof. Dr. Sugiyono., (1988), Metode
Penelitian Bisnis, Penerbit
Alfabeta, Bandung,.
Sofjan Assauri, (1999), Manajemen
Produksi dan Operasi,
Lembaga Penerbit Fakultas

312

Вам также может понравиться