Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah” dan “spadon“
yang berarti keratan yang panjang.
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan di
ujung penis. Hipospadia merupakan kelainan kelamin bawaan sejak lahir.
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru lahir.
Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada
glans penis.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah batang penis
atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum.
Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang
menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.
1.3 Tujuan
LANDASAN TEORI
Konsep Dasar
2.1 Pengertian
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana uretra terbuka di permukaan bawah penis, skrotum
atau peritonium. Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu “hypo” yang berarti “di bawah”
dan “spadon“ yang berarti keratan yang panjang
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru lahir.
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenital dimana meatus uretra externa terletak
di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans
penis). (Arif Mansjoer, 2000 : 374).
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis pada
kehamilan miggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra tertinggal disuatu
tempat dibagian ventral penis antara skrotum dan glans penis. (A.H Markum, 1991 : 257).
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra yang terletak di bagian
bawah dekat pangkal penis. (Ngastiyah, 2005 : 288).
Hipospadia adalah keadaan dimana uretra bermuara pada suatu tempat lain pada bagian
belakang batang penis atau bahkan pada perineum ( daerah antara kemaluan dan anus ). (Davis
Hull, 1994 ).
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak-anak yang sering ditemukan dan
mudah untuk mendiagnosanya, hanya pengelolaannya harus dilakukan oleh mereka yang betul-
betul ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
2.2 Etiologi
Penyebabnya sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab
pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling
berpengaruh antara lain :
Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon androgen yang mengatur organogenesis
kelamin (pria). Atau bisa juga karena reseptor hormon androgennya sendiri di dalam tubuh yang
kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormon androgen sendiri telah terbentuk cukup akan
tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya.
Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormon androgen tidak mencukupi pun akan berdampak
sama.
2.2.2 Genetika
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada
gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.
2.2.3 Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang
bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
2.3 Patofisiologi
Penyebab dari Hypospadia belum diketahui secara jelas dan dapat dihubungkan dengan
faktor genetik dan pengaruh Hormonal. Pada usia gestasi Minggu ke VI kehamilan terjadi
pembentukan genital, pada Minggu ke VII terjadi agenesis pada moderm sehingga genital tubercel
tidak terbentuk, bila genital fold gagal bersatu diatas sinus urogenital maka akan timbul
Hypospadia.
Perkembangan urethra dalam utero dimulai sekitar usia 8 minggu dan selesai dalam 15
minggu, urethra terbentuk dari penyatuan lipatan urethra sepanjang permukaan ventral penis.
Glandula Urethra terbentuk dari kanalisasi furikulus ektoderm yang tumbuh melalui glands untuk
menyatu dengan lipatan urethra yang menyatu. Hypospadia terjadi bila penyatuan digaris tengah
lipatan urethra tidak lengkap sehingga meatus urethra terbuka pada sisi ventral penis. Derajat
kelainan letak ini antara lain seperti pada glandular (letak meatus yang salah pada glans), Korona
(pada Sulkus Korona), penis (disepanjang batang penis), penuskrotal (pada pertemuan ventral
penis dan skrotum) dan perineal (pada perinium) prepusium tidak ada pada sisi ventral dan
menyerupai topi yang menutupi sisi darsal gland. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai
Chordee, pada sisi ventral menyebabkan kuruatura (lingkungan) ventral dari penis. Pada orang
dewasa, chordec tersebut akan menghalangi hubungan seksual, infertilisasi (Hypospadia
penoskrotal) atau (perineal) menyebabkan stenosis meatus sehingga mengalami kesulitan dalam
mengatur aliran urine dan sering terjadi kriotorkidisme.
Klasifikasi Hypospadia adalah tipe glandulan (balantik) yaitu meatus terletak pada pangkal
penis, tipe distal penil yaitu meatus terletak pada distal penis, tipe penil yaitu meatus terletak antara
perineal dan scrotum, tipe scrotal yaitu meatus terletak di scratum, tipe perineal yaitu meatus
terletak di perineal.
2.5 Klasifikasi
Middle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan pene-escrotal.
Pada tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya disertai dengan kelainan
penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat melengkung
ke bawah atau glands penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan
bedah secara bertahap, mengingat kulit di bagian ventral prepusium tidak ada maka sebaiknya
pada bayi tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk tindakan
bedah selanjutnya.
Posterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal. Pada tipe ini, umumnya
pertumbuhan penis akan terganggu, kadang disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka
lebar dan umumnya testis tidak turun.
2.7.1 Infertility
2.7.2 Resiko hernia inguinalis
2.7.3 Gangguan psikososial
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1.1 Fisik
1.1.1 Pemeriksaan genetalia
1.1.2 Palpasi abdomen untuk melihat distensi vesika urinaria atau pembesaran pada
ginjal.
1.1.3 Kaji fungsi perkemihan
1.1.4 Adanya lekukan pada ujung penis
1.1.5 Melengkungnya penis ke bawah dengan atau tanpa ereksi
1.1.6 Terbukanya uretra pada ventral
1.1.7 Pengkajian setelah pembedahan : pembengkakan penis, perdarahan, dysuria,
drinage.
1.2 Mental
1.3 Keluarga
Diagnosa
No. Intervensi NIC Hasil NOC Kriteria Evaluasi
Keperawatan
http://id.scribd.com/doc/127387867/92048088-ASKEP-HIPOSPADIA-2010
Buku saku Diagnosis Keperawatan edisi 9 oleh Judith M. Wilkinsos, Nancy R dan Ahern
Buku Diagnosis keperawatan Definisi dan klasifikasi Nanda Internasional 2013-2014
Rencana asuhan keperawatan edisi 3 oleh Marilnn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse dan
Alice C. Geissler.