Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang masalah yang berhubungan dengan temuan data-data

dari hasil pengkajian, serta akan membahas tentang proses rencana,implementasi dan evaluasi

mengenai ketenagaan perawat yang telah dilaksanakan di RSUD dr. Kanujoso Djatowibowo

Balikpapan dari tanggal 22 Oktober -12 Desember 2013.

Kalau kita pelajari dari kalimat manajemen keperawatan yang dikemukan oleh

Gillies,1989 tersebut kita akan mendapatkan makna bahwa asuhan keperawatan yang kita

berikan harus memiliki unsur-unsur manajemen sehingga pekerjaan kita lebih terarah, teratur dan

profesinal.

Berdasarkan delapan masalah yang ditemukan pada saat residensi pertama, namun hanya

ada tiga masalah yang diangkat untuk dilakukan pemecahan masalahnya, dari 4 masalah tersebut

akan bahas satu persatu, yang meliputi :

A. Sistem perhitungan ketenagaan Di Ruang Flamboyan A

Pada saat perhitungan jumlah ketenagaan di Ruang Flamboyan A dengan menggunakan

wawancara, observasi ada beberapa hal yang menjadi masalah dan tidak sesuai dengan standar

perhitungan ketenagaan pada ruang rawat inap. Hasil Observasi dan wawancara di dapatkan

jumlah tenaga perawat di Ruang Flamboyan A adalah 19 orang yang terdiri 1 karu dengan

jumlah tempat tidur 40 buah dan BOR 57%.


Setelah di lakukan implementasi dengan melakukan FGD jumlah ketenagaan dengan

menggunakan metode Lokakarya PPNI, Douglas, Ilyas, Swamberg dan Rasio. Metode yang

paling mendekati untuk ketenagaan adalah dengan menggnakan metode Ilyas 2011.

Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat,

dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara

mandiri. Selain itu keperawatan merupakan bagian terbesar dalam pelayanan kesehatan di suatu

rumah sakit sehingga pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan

strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu faktor

utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang

efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia. Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam

keperawatan sangat menunjang untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang optimal

(Rakhmawati, 2008; Ali, 2001).

Kualitas asuhan keperawatan dapat mencapai hasil yang optimal apabila beban kerja dan

sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang (Gillies, 1994 dalam Sukardi,

2005). Namun saat ini mutu pelayanan keperawatan masih belum memuaskan dan masih

dipengaruhi oleh berbagai masalah termasuk masalah perencanaan dan pengadaan tenaga

perawat sebagai sub sistem dari sistem ketenagaan kesehatan secara 3 nasional. Berdasarkan

penelitian WHO (2005) menunjukkan bahwa dunia kekurangan 2 juta perawat, baik di Amerika

Serikat, Eropa, Australia dan Timur Tengah (Handayani, 2012). Kemudian pada tahun 2006,

dilaporkan oleh WHO bahwa kekurangan jumlah perawat masih terjadi dibanyak negara.

Sedangkan di Indonesia juga terjadi kekurangan perawat yaitu sampai tahun 2010 masih

membutuhkan sekitar 276.049 perawat (Wuryanto, 2011).


Berdasarkan sejumlah penelitian yang berkaitan denga ketenagaan di Rumah Sakit, salah

satu aspek yang paling penting tercapainya mutu pelayanan Rumah Sakit adalah ketersedianya

tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan sehingga perlunya perencanaan

yang baik tentang ketenagaan. Perencanaa ketenagaan harus benar benar di perhitunggkan

sehingga tidak menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi yang mengakibatkan kialitas

pelayanan menurun. Dalam melakukakan perhitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit,

kiat dapat menggunakan beberapa rumus, dimana setiap metode perhitungan prinsipnya hampir

sama, akan tetapi memiliki kekhasan bagisituasi dan kondisi tertentu dari system pemberian

pelayanan asuhan keperawatan pada klien.

Вам также может понравиться