Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NIM : E2114124
Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya
aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk
mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Tidak ada kesamaan
definisi yang dikemukanan para ahli, perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan sudut
pandang. Perilaku manusia sangat komplek sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-
kata.
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer
behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing,
using, evaluating, and disposintog of products, services, and ideas they expect will satisfy
they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang
behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in
when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan
perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-
individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan,
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel et al. (1994 : 3) adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
Mowen (1990 : 5) mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses
pembuatan keputusan yang terlibat dalam menerima, menggunakan dan penentuan barang,
jasa, dan ide. Difinisi tersebut menggunakan istilah unit-unit pembuat keputusan, karena
keputusan bisa dibuat oleh individu atau kelompok. Difinisi tersebut juga mengatakan bahwa
konsumsi adalah proses yang diawali dengan penerimaan, konsumsi, dan diakhiri dengan
senyatanya menggunakan produk yang diperoleh. Tahap penentuan menunjukkan apa yang
Studi perilaku konsumen adalah studi bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk
menggunakan sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan dengan sesuatu
(barang atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991 : 5) mengatakan studi ini meliputi; apa yang
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets
of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a
product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu
Perilaku konsumen melibatkan interkasi antara pengaruh (afeksi) dan kognisi, perilaku dan
kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang
mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang
Secara umum, definisi dari perilaku konsumen adalah “interaksi dinamis antara pengaruh dan
kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita, dimana terdapat aspek pertukaran didalamnya”
(Peter & Olson, 1999). Dari definisi umum tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat tiga faktor penting didalam definisi tersebut, yaitu perilaku konsumen adalah
dinamis, melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian sekitar,
Perilaku konsumen adalah dinamis artinya bahwa seorang individu konsumen, suatu
komunitas konsumen, atau masayarakat luas akan selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu. Hal ini berdampak tidak hanya pada studi perilaku konsumen itu sendiri akan tetapi
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan berhasrat
mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya
Elemen kunci dalam definisi adalah pertukaran pelanggan dan penyuplai. Masing-masing
pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain yang bertujuan memenuhi
kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar
Pelanggan terletak pada inti proses tersebut. Semua yang dilakukan penyuplai dalam hal
produk, harga, promosi, dan distribusi (“Bauran pemasaran” atau “marketing mix”)
Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki akar utamnya di dalam
bidang ekonomi dan, yang lebih baru, dalam pemasaran. Pertanyaan mendasar yang menjadi
pedoman sebagian besar tulisan di dalam bidang ini adalah, seperti yang dicatat oleh
Belk,”Susunan apa dari bauran pemasaran akan memiliki efek apa pada perilaku pembelian
(purchase Behaviour) dari konsumen jenis apa?” oleh karena itu, proses pembelian (buying
process) lebih menjadi perhatian para pemasar ketimbang proses konsumsi. Dan, penelitian
konsumen harus memiliki relevansi manajerial yang jelas di dalam konteks ini sebelum
dipertimbangkan.
Analisis konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran. Perencanaan dan strategi
pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar
bagi perusahaan. Pentingnya pemahaman mengenai konsumen dapat dijumpai dalam definisi
pemasaran. Pemasaran adalah aktivitas manusia yang diarahkan untuk memeuni kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran. Dari definisi tersebut ada dua hal penting. Pertama
pemasar berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan orang lain. Kedua, pemasaran
melibatkan studi tentang pertukaran dalam mana orang saling menyerahakn sumber daya.
Agar menjadi pemasar yang berhasil mereka harus memahami factor-factor yang
1. Analisis konsumen menjadi dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu
menajer dalam:
b. segmentasi
a. Orientasi konsumen
Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli
Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000: 8), pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain.
Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana
masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap
Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs),
produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran,
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap
pemasarannya, yaitu:
1) Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan
2) Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan,
terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi,
dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana
kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini
perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan
5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada
penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta
1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha
terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah
dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau lebih besar dengan marginal
utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain.
2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat
kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-
Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan.
Demikian juga dalam model perilaku konsumen, keadaan lingkungan dan individu yang
Secara sederhana Assael (1994 : 14) mengemukakan bahwa ada tiga faktor pokok yang
pemilihan produk dan jasa dipengaruhi oleh; kebutuhan, persepsi, dan sikap terhadap
alternatif-alternatif serta demografi konsumen, gaya hidup dan kepribadian. Kedua adalah
faktor lingkungan yang dipelihatkan oleh kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan
faktor situasional. Ketiga adalah strategi pemasaran yang mengawasi konsumen dengan
lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti
lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi, dan ekonomi yang mempengaruhi
perilaku manusia.
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas
sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga
penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-
keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar
penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam
suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga
serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak
adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau
bersama.
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran
dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat
mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki
seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen.
Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat
antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
d. Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor
biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar,
rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik
yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari
dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberi tahu dan
Barang
Harga
Periklanan
konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin
berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung
akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan
mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi
informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli
atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif
terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk
yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan
kembali strategi pemasaran ke arah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
Keputusan Pembelian
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia,
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila
dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara
4. Keputusan Pembeli
1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada
pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli produk sepatu.
Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi
seperti sepatu olahraga,seperti sepatu roda dapat mempercepat waktu berjalan dan
menghemat tenaga. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting.
Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan
2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman
masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada
proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet
basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian
adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam
olah raga, sepatu sekolah dan sepatu kerja untuk dapat beraktivitas.Loyalitas merek
muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi
merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau
Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam
mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku
konsumen, yaitu: (1) proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha,
1990). Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,
yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya
menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.
Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya
tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu
penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Dan juga dapat
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama
adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi
dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus
group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan
apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan
keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba
teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji
coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow
(Teori hierarki kebutuhan Maslow) untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap
pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang
berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
Pemasar perlu mengetahui spesifik konsumen yang akan dipuaskannya, dan bagaimana
dengan menggunakan informasi itu untuk memilih produk atau merek. Mereka perlu
memahami bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian, dimana mereka lebih suka
penjualan. Pemasar juga perlu memahami bagaimana proses keputusan konsumen dan alasan
pembelian yang tidak sama di antara berbagai tipe konsumen. Misalnya, keputusan
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah
yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari
macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang
pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu
dipertimbangkan.
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.
Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya
akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
Anda ingin membeli buah mangga, maka yang termasuk ke dalam perilaku konsumen
sebelum membeli adalah mencium bau mangga tersebut untuk memastikan apakah sudah
matang, kemudian meneliti dari bentuknya, apakah ada sisi yang busuk, menekan-nekan
mangga tersebut juga untuk memastikan tingkat kematangan mangga tersebut, dan lain
sebaginya. Hal ini juga dapat diterapkan pada pembelian produk jangka panjang, misalnya
Untuk produk jasa, misalkan jasa tour wisata, pasti Anda akan mengecek terlebih dahulu dari
testimoni pembeli, track record perusahaan jasa travel itu sendiri, dan lain sebaginya. Pada
intinya, setiap konsumen yang akan membeli suatu produk atau menggunakan sebuah jasa,
maka konsumen tersebut pasti melakukan apa yang disebut sebagi perilaku konsumen.
Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perilaku konsumen
yang bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksudkan dengan perilaku konsumen yang
bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa
yang mengedepankan aspek-aspek konsumen secara umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan
mendesak, kebutuhan utama/primer, serta daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen
konsumen yang mudah terbujuk oleh iming-iming diskon atau marketing dari suatu produk
tanpa mengedepankan aspek kebutuhan atau kepentingan. Untuk lebih jelasnya, berikut
beberapa ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara perilaku konsumen yang bersifat
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik
2. Konsumen memilih barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
Dalam disiplin ilmu ekonomi terdapat 3 pendekatan untuk mengenali perilaku konsumen,
1. Pendekatan Interpretif.
Pendekatan ini adalah pendekatan yang membahas secara mendalam hal-hal mendasar
langsung yaitu menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam dan
makna suatu produk atau jasa bagi konsumen, serta perasaan yang dialami konsumen
2. Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Psikologi
Pendekatan ini menggunakan studi lapangan berupa eksperimen yang didukung dengan
survey dengan tujuan untuk menguji hipotesa penelitian yang berkaitan dengan teori.
perilaku konsumen tersebut. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk
mengembangkan teori dan metode yang relatif. Yang mana akan digunakan untuk
3. Pendekatan Sains Pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu
Maslow yaitu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Teori tersebut berisi tentang hierarki
kebutuhan manusia yang kemudian diuji coba dengan model Ilmu Matematika.
Pendekatan ini dilakukan untuk memprediksi moving rate analysis atau pengaruh startegi
Semua pendekatan yang dijelaskan diatas mempunyai nilai-nilai tertentu yang dapat
memberikan pemahaman mengenai perilaku konsumen. Selain itu dapat pula diterapkan
untuk strategi marketing jika dilihat dari tingkatan maupun sudut pandang analisis yang
berbeda-beda. Ketiga pendekatan ini dapat digunakan oleh suatu pemilik bisnis atau
perusahaan, baik dengan menggunakan salah satu dari pendekatan tersebut maupun
cara mudah untuk dapat mengidentifikasi perilaku konsumen. Pengenalan ini dapat dilakukan
sebelum dan sesudah proses pembelian oleh konsumen. Empat cara ini juga sering dilakukan
oleh para pelaku usaha di masa lalu yang kini terbukti telah sukses dalam mengenali
1. Membaca Buku
spesifik mengenai suatu hal. Usahakan Anda menjadi perpustakaan berjalan, yaitu
seseorang yang mengetahui segala hal dan segala informasi terkait passion Anda.
2. Menjelajahi Internet
mendapatkan pengetahuan.
Tidak ada salahnya bertanya langsung kepada konsumen yang lain ketika melakukan
proses pembelian, saling berkonsultasi dan mendapatkan masukan dari kedua belah
Pelaku pasar adalah penjual dan pembeli, maka dari itu biasanya seseorang yang akan
melakukan pembelian akan lebih sering berkomunikasi, bertanya, dan aktif untuk
mencari tahu.
Sebagai produsen atau penjual barang dan jasa, maka Anda perlu mengetahui cara-cara
mengenali masalah konsumen. Hal ini diperlukan agar masalah yang dialami oleh konsumen
tersebut dapat Anda ubah menjadi sebuah peluang. Jika Anda dapat memperbaiki kekurangan
penjualan atau mengetahui hal apa yang sering menjadi masalah konsumen, maka hal
tersebut akan menjadi perbaikan bagi penjualan dan bisnis Anda. Berikut terdapat beberapa
1. Jadilah Pelanggan
Anda harus melihat sisi dari seorang pelanggan, tidak selalu menjadi sisi seorang penjual.
Misalkan Anda pergi ke pusat perbelanjaan, tentu secara otomatis Anda harus
menempatkan diri sebagai konsumen. Nah, hal apa saja yang Anda temui di pusat
perbelanjaan tersebut yang Anda anggap merupakan suatu kekurangan. Misalnya tentang
pelayanan pegawai yang kurang tanggap atau kurang ramah, ketersediaan produk,
kualitas produk, dan lain sebagainya. Dari situ Anda akan dapat mengetahui dan belajar
Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah mengamati lingkungan dan keadaan di
sekeliling konsumen maupun kompetitor bisnis Anda. Dengan mengamati bisnis yang
hampir mirip atau serupa dengan bisnis Anda, maka Anda dapat melihat kekurangan-
kekurangan yang mungkin dapat terjadi pada sektor bisnis tersebut. Sehingga Anda dapat
dengan cepat melakukan tindakan pencegahan maupun perbaikan pada bisnis Anda.
Menambah kenalan dan jaringan pertemanan adalah hal yang sangat positif bagi Anda
dan bisnis Anda. Selain menambah relasi, partner kerja, juga dapat menambah
networking atau jaringan bagi bisnis Anda. Dalam memulai perkenalan yang baru,
usahakan untuk tidak mengatakan hal-hal yang negatif seperti menyinggung perasaan
lawan bicara, berbicara sombong dan egois, mengatakan hal-hal yang menyangkut
SARA, dan lain sebagainya. Pembicaraan dalam perkenalan baru hendaknya memiliki
hal-hal yang positif seperti kalimat-kalimat yang mendukung dan tidak merendahkan
lawan bicara.
Tidak ada salahnya bertanya kepada pelanggan lain tentang pandangannya mengenai
bisnis Anda. Anda dapat memulai sebuah perkenalan dengan pelanggan yang lainnya
dengan cara menanyakan hal-hal yang ringan terlebih dahulu, seperti sapaan, kalimat
basa-basi, dan lain sebagainya. Kemudian Anda juga dapat meminta masukan atau
pendapat mengenai bisnis yang Anda jalankan, sehingga Anda dapat mengetahui apa saja