Вы находитесь на странице: 1из 3

SAHABAT SPESIAL

Karya: MUHAMAD FADLI


XII IPA1

Baru beberapa hari aku naik kelas XI, Aku sudah mempunyai teman yang
dekat walaupun sewaktu kelas X kami sudah berteman tetapi kami tiba kelas XI
baru kami berteman dekat. Namanya Fika dan menurut kebanyakan orang dia
cantik tetapi menurutku dia itu tidak cantik-cantik amat. Hanya yang Aku suka
sama dia itu, asyik kalau diajak bicara dan nyambung.
Pagi itu, bel istirahat berbunyi. Aku pun pergi ke kelas Fika. Dan setibanya di
kelasnya, Aku menghampiri Fika yang sedang asyik-asyik cerita sama teman-
teman kelasnya.
“Hayy, Fika! Boleh kau temanin saya nggak. Aku lagi bosan niiih.” Aku
mengajak Fika.
“Aku mau cerita-cerita juga…..” lanjutku.
“Hmmm,,,, iya betul, kebetulan ada yang mau saya ceritakan juga sama
kamu…” Ujar Fika.
“Iyo kh,,, sama lagi paeng diii…” ujarku mengajak Fika bercanda.
“Hmmm, kita duduk-duduk di Gazebo sana, banyak yang ganggu disini” ujar
Fika sambil memegang tanganku dan mengajakku menuju Gazebo di
depan kelasnya.
Begitulah setiap hari Aku dan Fika. Kalau bukan dia yang cerita pasti Aku
yang cerita. Dan yang saya herankan, pasti ada-ada saja yang kami bahas tidak
ada habis-habisnya. Dan apabila Aku tidak ke kelasnya, Fika pasti datang di
kelasku. Kami sering sekali jalan bersama dan duduk-duduk bersama sambil
cerita-cerita sehingga teman-teman kelasku dan teman-teman kelas Fika
menganggap kami mempunyai hubungan yang special. Padahal itu semua tidak
benar, sudah berulang-ulang kami menjelaskan kepada mereka tetapi mereka
semua tidak percaya. Memang Aku dan Fika menyadari hubungan kami terlalu
dekat walaupun itu semua hanyalah sebuah teman.
Pada suatu ketika, seperti biasa Aku dan Fika duduk bersama sambil cerita-
cerita di Gazebo depan kelasku. Tidak sengaja teman-teman kelasku melihat itu
semua, mereka pun kembali mengolok-olok kami.
“cie…cie…cie…” ujar teman-temanku sambil menertawakan kami.
“Ada yang lagi bahagia niiiih,,,,” lanjut salah satu temanku.
“Tidak koneee….” Ujarku dan Fika.
Mereka pun masuk ke kelas sambil menertawakan kami berdua. Mereka
semua seakan tidak perduli
“Pasti mereka pikirannya lain-lain lagi itu….!!!” Ujar Fika sambil menutup
mukanya.
“Tidak kone,,, santai saja kaliii…!” ujarku.
“Mau diapa, kan kita udah berulang-ulang kita jelaskan tetapi mereka
semua tidak percaya toooh…!” ujarku menenangkan Fika.
“Iya juga siiih,,,” ujar Fika yang sudah mulai tenang.
“Begitu doooong….” Ujarku.
Ting…..Ting…..Ting….. Bel masuk pun berbunyi.
“Hmmm, aku mau ke kelas dulu paeng, kayanya gurunya mau masuk miih.”
Ujar Fika
“Iyoo paeng,,, guru kami juga kayanya mau masuk miiih juga.” Ujarku.
“Nanti kita lanjutkan lagi…” lanjutku.
“Okey, SMS eeeeh…!” ujar Fika seraya berdiri dari tempat duduknya.
“Iyoo…. Sampai jumpa” Jawabku seraya berdiri pula.
“Sampai jumpa juga…”Kata Fika sambil melambaikan tangannya.
Kami pun menuju ke kelas kami masing-masing.
Begitulah Aku dan Fika diolok-olok oleh teman-teman kami. Meskipun
demikian Aku dan Fika tidak menghiraukannya karena kami menganggap apa
yang mereka katakan itu tidak benar. Tetapi, kadang kala kami berdua
tersinggung juga. Namanya juga manusia pasti memiliki tingkat kesabaran,
sesabar apapun orang itu. Untungnya apabila Aku yang lagi emosi tentang apa
yang dikatakan teman-teman kami, pasti Fika yang menenangkanku begitupun
sebaliknya, apabila Fika yang lagi emosi tentang hal tersebut, maka giliran saya
yang menenangkan Fika.
Tetapi dengan berjalannya waktu, kami semua pun sudah mengijak kelas
XII, Fika pun begitu dan pikiran mulai dewasa, akhirnya mereka semuapun
mengerti bahwa Aku dan Fika itu hanya temanan. Fika pun sudah mempunyai
teman yang lebih spesial. Tetapi, hal itu tidak memengaruhi pertemana kami,
malahan pertemanan kami semakin erat dan semakin baik.

Вам также может понравиться