Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan
luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik.
Manajemen puskesmas yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun
upaya kesehatan penunjang.
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen yang
ada di Puskesmas Jagasatru dapat:
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh UPTD
Puskesmas Jagasatru dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau dua
tahun kedepan.
Puskesmas Jagasatru adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang kesehatan
dimana Puskesmas Jagasatru merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Kota Cirebon
dalam upaya menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kelurahan
Jagasatru.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik yang
ada di Dinas Kesehatan Cirebon maupun kebijakan dari daerah kota Cirebon, maka UPTD
Puskesmas Jagasatru pada tahun 2014 ini memiliki visi dan misi barumenyesuaikan dengan
visi misi Kota Cirebon dan Dinas Kesehatan yang baru :
VISI
UPTD Puskesmas Jagasatru MITRA bagi masyarakat, menuju kota Cirebon yang RAMAH
MISI
STRATEGI
MOTO
UPTD Puskesmas Jagasatru melayani dengan CANTIK
Dengan Visi, Misi, Strategi serta Moto pelayanan yang jelas, maka diharapkan arah
pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru dapat berjalan dengan
baik,berMutu, Inovatif, Terpercaya, Responsif dan Akurat sehinggabermanfaat secara
optimal bagi masyarakat.
BAB. II
GAMBARAN UMUM
1. ANALISA SITUASI
1. Analisa Geografi
Puskesmas Jagasatru merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kota Cirebon. Kota
Cirebon terletak di pantai utara propinsi Jawa Barat. Secara geografis Kota Cirebon terletak
pada posisi 108,33° dan 6,41° LS pada pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian 5 m dari
permukaan laut . Kota Cirebon beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 24°C −
33°C. Kota Cirebon memiliki 5 Kecamatan, yaitu:
– Kecamatan Kejaksan
– Kecamatan Kesambi
– Kecamatan Pekalipan
– Kecamatan Lemahwungkuk
– Kecamatan Harjamukti
Adapun situasi geografis di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.1
Tabel 2.1
Situasi Geografi RW
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2012
Jarak Kondisi
Rata-
Jumlah terjauh ke Keterjangkauan RW
No RW Kategori Rata Waktu
RT Fasilitas
Tempuh ke PKM
Kesehatan Roda 2 Roda 4 Jalan
KUTAGARA
1 Perkotaan 5 ± 75 m V V V ± 5 Menit
UTARA
KUTAGARA
2 Perkotaan 5 ± 50 m V V V ± 3 Menit
SELATAN
3 JAGASATRU Perkotaan 4 ± 100 m V V V ± 7 Menit
PEGAJAHAN
4 Perkotaan 6 ± 300 m V V V ± 17 Menit
UTARA
PEGAJAHAN
5 Perkotaan 5 ± 250 m V V V ± 15 Menit
SELATAN
SUCI
6 MANAH Perkotaan 5 ± 100 m V V V ± 7 Menit
TIMUR
SUCI
7 MANAH Perkotaan 5 ± 155 m V V V ± 8 Menit
BARAT
8 KR. ANYAR Perkotaan 5 ± 175m V V V ± 10 Menit
Kra.
9 JAGASATRU Perkotaan 5 ± 200 m V V V ± 11 Menit
BARAT
Kra.
10 JAGASATRU Perkotaan 6 ± 225 m V V V ± 12 Menit
SELATAN
Dari Tabel 2.1 di atas, waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai ke fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas Jagasatru relatif singkat, waktu tempuh yang terjauh 17 menit dan waktu
tempuh yang terdekat 5 menit ini diukur dengan menggunakan kendaraan umum.Wilayah
terjauh dari lokasi Puskesmas Jagasatru adalah RW IV yang berjarak ± 300 m dengan jarak
tempuh ± 10 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua.
1. Kependudukan / Demografi
Wilayah Kerja Puskesmas Jagasatru meliputi Kelurahan Jagasatru Kecamatan Pekalipan Kota
Cirebon dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 menurut sumber data Kantor Kelurahan
Jagasatru sebanyak 10.572jiwa terdiri dari 5.452 jiwa penduduk laki laki dan 5.120 jiwa
perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.439 KK (Kepala Keluarga) .
Jumlah penduduk per-RW di Kelurahan Jagasatru yang paling banyak adalah RW 05
Pegajahan Selatan yaitu 1.626 jiwa (%), sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah RW
01 yaitu 595 Jiwa (%).
Secara rinci jumlah kepala keluarga, rumah dan penyebaran penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru ditampilkan di Tabel 2.2
Tabel 2.2
Luas Rata-
Jumlah Jumlah Kepadatan
No RWJagasatru daerah rata Jumlah pddk
rumah KK pddk (km2)
(km²) jiwa/KK
1 I 2.50 129 132 4 238 595
2 II 2.53 162 151 7 426 1.079
3 III 4.92 202 245 5 224 1.103
4 IV 2.46 206 283 4 499 1.228
5 V 4.42 218 386 4 368 1.626
6 VI 2.96 178 259 4 332 983
7 VII 3.28 183 241 4 306 1.004
8 VIII 3.96 151 262 4 275 1.091
9 IX 3.64 152 207 4 206 750
10 X 3.92 173 273 4 284 1.113
1. 572
Jumlah 34.59 1.754 2.439 6 306
Berdasarkan UU No. 56/1960 tentang kategori jumlah penduduk, maka kriteria kepadatan
penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3
Luas wilayah Kelurahan Jagasatru menurut data yang kami peroleh dari Kelurahan Jagasatru
adalah kurang lebih 34,595 Ha meliputi 10 RW ( Rukun Warga ) serta 51 RT ( Rukun
Tetangga ).Dengan cara pembagi jumlah penduduk dengan luas daerah maka dapat
diketahuikepadatan penduduk Kelurahan Jagasatru rata-rata 30.563jiwa/km2, dengan tingkat
hunian > 6 jiwa/rumah, ini merupakan tingkat hunian yang sangat padat dan potensial
terhadap penularan penyakit.
Komposisi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang ada di
Kelurahan Jagasatru dapat dilihat pada Tabel 2.4 dibawah ini.
Tabel 2.4
Jumlah penduduk Kelurahan Jagasatru yang berada pada golongan usia antara usia 15 – 64
tahun sebanyak 7.613 jiwa ( 72,01 % ) dimana golongan usia tersebut merupakan usia
produktif serta merupakan sasaran program yang paling efektif.
Untuk mengetahui angka beban tanggungan di Kelurahan Jagasatru maka digunakan formula
sebagai berikut :
Jumlah usia tidak produktif
Beban Tanggungan = x 100
Jumlah usia produktif
3.504
Beban Tanggungan = x 100
7.069
3.504
Beban Tanggungan = x 100 = 49,57
7.069
yang berarti setiap 100 jiwa penduduk produktif harus menanggung 49 jiwa yang tidak
produktif, tingginya rasio beban tanggungan yang mencapai angka 49,57 ini merupakan
faktor penghambat pembangunan ekonomi di Kelurahan Jagasatru, karena sebagian
pendapatan yang diperoleh oleh golongan usia produktif, harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan usia yang tidak produktif.
Rasio jenis kelamin biasanya dihitung dengan menggunakan jumlah pria yang terdapat dalam
penduduk tertentu dan kemudian di bagi oleh jumlah perempuan yang temasuk kedalam
penduduk itu juga, dengan demikian ratio jenis kelamin sesuai dengan definisi tersebut akan
mencerminkan/100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin penduduk kelurahan Jagasatru dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Berdasarkan dari data yang ada ternyata jumlah penduduk perempuan (5.120 jiwa) di
Kelurahan Jagasatru lebih sedikit dari jumlah penduduk laki-laki (5.452 jiwa) dengan Sex
Ratio 106,48 %, oleh karenanya selain perlu memberikan perhatian pada penduduk golongan
perempuan upaya yang lebih intensif juga perludilakukan terhadap penduduk golongan laki-
laki sebagai pencari nafkah pada keluarganya.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di kelurahan Jagasatru dapat dilihat
pada gambar 2.2 tentang Komposisi Penduduk Laki-laki dan Perempuan.
Gambar 2.2
Dari jumlah penduduk di kelurahan Jagasatru yaitu 10.572 jiwa, 6.099 jiwa ( 57,69%)
diantaranya merupakan Masyarakat Miskin (lihat Tabel 2.5), tentunya ini merupakan
permasalahan yang memerlukan penanganan serta prioritas kebijakan tersendiri.
Sampai tahun 2013 ini belum ada data terbaru mengenai jumlah penduduk menurut jenis
mata pencaharian, oleh sebab itu masih menggunakan data th 2011 dari Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.5
Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Jagasatru sebagian besar adalah karyawan swasta
sebanyak 246 orang (37%) serta PNS/TNI/Polri 208 orang (31%) sedangkan yang tidak
bekerja/pensiunan pegawai sebanyak 152 orang (23%). Bila melihat Tabel 2.5 tersebut
diatas kita gabungkan golongan yang bekerja sebagai karyawan swasta ditambah dengan
pensiunan dan yang tidak bekerja serta yang bekerja sebagai buruh tidak tetap sebagai
golongan yang berpenghasilan rendah, maka jumlah penduduk yang berpenghasilan rendah
ada sebanyak 431 orang (64,1%), hal ini tentunya akan mempengaruhi daya beli masyarakat
Kelurahan Jagasatru.
Tabel 2.6
LAKI –
NO JENIS PEKERJAAN PEREMPUAN JUMLAH %
LAKI
1 PNS 129 61 190 28%
2 Industri Rumah tangga 18 9 27 4%
3 Pedagang keliling 5 2 7 1%
4 Montir 5 0 5 1%
5 Dokter Swasta 0 1 1 0%
6 Pembantu Rumah Tangga 0 21 21 3%
7 TNI 9 0 9 1%
8 POLRI 8 1 9 1%
9 Pensiun PNS/TNI/POLRI 56 96 152 23%
10 Notaris 0 1 1 0%
11 Jasa Pengobatan Alternatif 1 0 1 0%
12 Dosen Swasta 2 0 2 0%
13 Karyawan perusahaan swasta 182 64 246 37%
Karyawan perusahaan
14 1 0 1 0%
pemerintah
JUMLAH 416 256 672 100%
Perlu adanya antisipasi kedepan dengan bekerjasama antara Lintas Sektoral seperti
Kelurahan, Kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan agar tidak bertambah lagi
jumlah anak yang hanya lulusan SD, maupun yang hanya bisa baca tulis saja namun tidak
lulus SD karena kedaan tersebut berpotensi menimbulkan berbagai masalah di masyarakat
seperti masalah ekonomi, kesehatan dan keamanan seperti Kriminalitas, Narkoba, Miras
maupun PSK.Oleh karena salah satu penentu keberhasilan pembangunan salah satunya
adalah bidang pendidikan. Diharapkan dengan lebih meningkatnya pendidikan masyarakat,
dapat mengungkit pembangunan diberbagai sektor.
Tabel 2.7
NO URAIAN JUMLAH %
1 Tidak Sekolah 0 0
2 Pernah SD 1.783 23,24 %
3 Lu Lulus SD 0 0
4 Lulus SLTP 3.465 45,17 %
5 Lulus SLTA 1.993 25,99%
Lulus Perguruan Tinggi /
.6 431 5,6 %
Akademi
JUMLAH 7.672 100%
Tabel 2.8
Tahun 2013
SASARAN
NAMA
NO IBU IBU BAYI0-
RW IBUMENYUSUI NEONATUS BALITA LANSIA ANAKS
HAMIL BERSALIN 11 BL
Kutagara
1 13 12 24 10 10 32 57
Utara
Kutagara SD
2 25 24 48 23 23 59 70
Selatan
3 Jagasatru 26 25 50 24 24 58 27
Pegajahan
4 25 24 48 23 23 75 45
Utara
Pegajahan
5 31 30 60 27 27 88 65 SLTP
Selatan
Cucimanah
6 36 33 66 34 34 63 34
Timur
Cucimanah
7 18 18 36 17 17 60 52
Barat
Kra.
8 Jagasatru 31 30 60 29 29 69 32
Timur
Kra. SMA
9 Jagasatru 17 16 32 15 15 46 33
Barat
Kra.
10 Jagasatru 19 18 36 17 17 51 41
Selatan
JUMLAH 241 230 460 219 219 597 456 2.695
Sumber: Data Sasaran Wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru 2013 – Dinas Kesehatan
Kota Cirebon
Yang merupakan sasaran pelayanan kesehatan yang lainnya adalah masyarakat miskin. Di
wilayah kerja Puskesmas Jagasatru, jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan progam
JAMKESMAS sebanyak 3.634 jiwa dan KCMS2.877 jiwa. Proporsi penduduk miskin
terhadap jumlah penduduk seluruhnya juga tinggi yaitu sebesar 61,58 % di wilayah
Kelurahan. Keadaan ini tentunya sangat berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat
Kelurahan Jagasatru dan keberhasilan intervensi program UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.9
JUMLAH
NO RW JUMLAH SKTM JUMLAH TOTAL
JAMKESMAS
1 I 276 198 465
2 II 241 246 487
3 III 331 308 639
4 IV 315 300 615
5 V 499 379 878
6 VI 437 413 850
7 VII 231 234 465
8 VIII 332 264 596
9 IX 142 145 287
10 X 427 390 817
3.222ditambah 6.511( 412 jiwa
JUMLAH 412(tidak diketahui 2.877 tidak diketahui
RT/RW) RT/RW)
Dari jumlah seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan Kartu Jamkesmas dan Kartu
Cirebon Menuju Sehat (KCMS) yaitu sebanyak 6.511 jiwa, ada tambahan lagi masyarakat
miskin di wilayah Kelurahan Jagasatru yang akan mendapatkan Kartu Jamkesmas baru
sebanyak 412 jiwa.
a) ANALISA KETENAGAAN
Puskesmas Jagasatru mempunyai tenaga 28 orang karyawan dengan rincian dapat dilihat
pada Tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10
UPTD Puskesmas Jagasatru hanya memiliki 1 (satu) orang tenaga fungsional dokter umum.
Kunjungan BP Umum di UPTD Puskesmas Jagasatru rata-rata perhari ± 130 pasien, dengan
komposisi tenaga dokter seperti diatas, maka upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat
akan menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak
hanya upaya kesehatan perorangan saja, tetapi ada upaya kesehatan masyarakat yang masih
banyak memerlukan perhatian dari semua komponen puskesmas termasuk oleh dokter umum
fungsionalnya.
Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter umum akan
maksimal melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan perorangan berkisar 80
orang / hari. Oleh sebab itu UPTD Puskesmas Jagasatru sejak 2 tahun kebelakang telah
mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga dokter umum.
Demikian pula jumlah tenaga bidan, perawat dan tenaga administrasi/pelaksana di UPTD
Puskesmas Jagasatru masih perlu penambahan tenaga. Oleh karena tenaga bidan, perawat dan
tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas tambahan lebih dari satu tugas
tambahan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan di wilayah UPTD
Puskermas Jagasatru, kurangnya dukungan sumber daya manusia (SDM) ini tentunya akan
berdampak pada hasil pencapaian cakupan program-program yang ada di UPTD Puskermas
Jagasatru.
Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, yang
ditandai dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan
Jagasatru.
Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru juga telah mendapatkan
prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung Siaga
tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02 Kutagara Utara,
pada tahun 2008 .
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi masyarakat miskin di
masing masing RW yang berperan dalam menentukan sasaran masyarakat miskin yang
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan melalui progam Jamkesmas. Tim tersebut di
bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh warga masyarakat kemuadian akan
disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani
oleh Lurah dan Camat.
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Jagasatru, terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan. Kegiatan tersebut adalah hasil
kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon. Kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman pohon di seluruh RW di
Kecamatan Pekalipan dan telah dilatih RW Percontohan yaitu RW 10 Kelurahan Jagasatru
dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dibuat kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Jagasatru sudah baik
khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu Tingkat Kota Tahun
2012 oleh Posyandu Anggrek RW 08 Jagasatru.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama Puskesmas
dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
3) Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di Kelurahan
Jagasatru.
4) Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, IBI, PC
Muslimat.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Jagasatru dan Kecamatan
Pekalipan.
Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan indikator yang
dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas yang bersangkutan.
Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPTD Puskesmas Jagasatru, yang terdiri
dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan .
Tabel 2.11
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar
gedung di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru secara umum telah berjalan dengan cukup baik.
Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui RW
siaga aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah
perlu ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya
menjaga dan memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya
untuk meningkatkan strata UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya
kampung siaga aktif dapat terwujud sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan perorangan dan kelompok di tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di seluruh wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.12
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Kurang dari
1 K1 95 % 111,06% 97.5% 80,91% ↓↓
target
Kurang dari
2 K4 90 % 76,63% 84.64% 77,17% ↑↓
target
3 Deteksi Risti 20 % 37,29% 36.92% 37,34% Melebihi target ↓↑
Persalinan Kurang dari
4 90 % 79,82% 100% 79,13% ↑↓
Nakes target
Kurang dari
5 KN1 90 % 82,88% 84.47% 83,56% ↑↓
target
Kurang dari
6 N2 90 % 82,88% 84.01% 83,56% ↑↓
target
Kurang dari
7 N3 90 % 79,72% 83.56% 83,56% ↑=
target
Kurang dari
8 B2 90 % 79,27% 78.99% 82,19% ↓↑
target
Kurang dari
10 B8 90% 76,57% 79.90% 73,51% ↑↓
target
Kurang dari
13 B9 90 % 78,82% 78.99% 84,01% ↑↑
target
Kurang dari
14 B12 90 % 77,47% 75.92% 84,01% ↓↑
target
PELAYANAN
15 70% 79% 76,97% 78,51% Melebihi target ↑↑
KB
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang
belum memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan
trend 2011 – 2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan tahun
2012 (12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan kader
kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta
neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal dapat
dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga
dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil
cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib
administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas
dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
cakupan program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 – 2013 menunjukan peningkatan
dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih
banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor
yang telah memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader,
lintar sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu lagi
digalakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru
memiliki satu anak mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa
balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Jagasatru sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.
Tabel 2.13
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 MTBS (2bl-5th)
Balita
10% 19% 19.61% 16,23% Melebihi target ↑↓
2 MTBM (0-2bl)
Neonatus (0-
28 hr) 100 % 100 % 100% 100% Mencapai target =
Bayi
100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
(0- 2 bl)
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Jagasatru Tahun 2011 – 2013 sudah cukup
baik. Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi wabah
seperti campak, diare serta kasus – kasus yang harus segera mendapat penanganan yang cepat
dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang aktif,
evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik. Dengan
demikian program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga
penangannya dapat dilakukan sedini mungkin.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas
program dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
Tabel 2.14
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Klinik sanitasi 10 % 7,1 % 5,6% 5,2% Kurang dari target ↓↓
Pengawasan dan
2 93 % 97,2 % 100% 100% Lebih dari target ↑=
Pembinaan TTU
Pengawasan dan
3 Pembinaan 90 % 90 % 94,28% 100% Lebih dari target ↑↑
TPM
4 Pengawasan 93 % 100 % 100% 100% Lebih dari target ↑=
TPS
Kunjungan
5 100 % 91,4 % 90% 82% Kurang dari target ↓↓
Rumah
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, perlu
ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya
wilayah kelurahan jagasatru yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat
kesehatan masyarakat Kelurahan Jagasatru pun akan meningkat.
Tabel 2.15
CAKUPAN
NO NAMA KEGIATAN TARGET KETERANGAN TREND
2011 2012 2013
1 Jumlah balita ( S ) 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
Balita Yg mempunyai
2 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
kartu (K)
Balita yg ditimbang
3 naik berat badannya ( 80% 68,2% 69,2% 68,3% Kurang dari target ↑↓
N/D )
Balita dgn berat Kurang dari target
4 badankurang (BGM 5% 2.45% 0,01% 0,01% (Jumlah BGM ↓=
) / KEP nyata berkurang)
Cakupan Penimbangan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
(K/S)
Tingkat partisipasi
6 85% 83,2% 87,4% 84,4% Mencapai target ↑↓
masyarakat (D/S)
Pencapaian program
7 45% 56,6% 60,5% 57,6% Mencapai target ↑↓
(N/S)
Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik.
Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu
oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian cakupan D/S
(84,4%)namun demikian ada penurunan trend dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan
oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan
pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas
sektor dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti pula dengan
adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang prilaku hidup
ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru dapat
tumbuh dengan sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta intervensi yang tepat
tidak ada lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru.
1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target
sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal
ini pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian
yang trendnya mengalami peningkatan.
Tabel 2.16
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan
karena jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru berdasarkan
proyeksi terlalu besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Jagasatru.Selain itu, tingakat mobilisasi penduduk Kelurahan Jagasatru sangat
tinggi, banyak penduduk yang hanya andon untuk beberapa lama, kemudian pindah / pulang
ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, juga
mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa RW rendah
karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat bahwa bahan baku
untuk pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal sehingga masyarakat tidak
mau membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok
rentan perlu dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok
agar program imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah
Puskesmas Jagasatru dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tabel 2.17
Hasil Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 DT 95 % 94,9 % 95,84% 93,5% Lebih dari target ↑↓
2 TD 95 % 97,8 % 96,20% 92,57% Lebih dari target ↓↓
3 Campak 95 % 97,0 % 94,46% 92,57% Kurang dari target ↓↓
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami
penurunan, oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun
2013 ada beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di imunisasidi sekolah
karena ada pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi, kedepannya kerjasama yang
sudah baik antara petugas imunisasi, petugas UKS dan pihak sekolah termasuk guru UKS
agar lebih ditingkatkan lagi agar hal-hal tersebut dapat diantisipasi sebelumnya misalnya
dengan kegiatan sosialisasi/penyuluhan tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang
cukup tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan kejadian DBD,
karena pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang lain. Namun
demikian berkat kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta
meningkatkan kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus
DBD dapat dihentikan.
Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena adanya
sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah Dengue,
Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi Kesehatan dapat
menindaklanjuti dengan cepat.
Tabel 2.18
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan
jentik berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua masyarakat kelurahan
jagasatru untuk melakukan gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur) dalam rangka
pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari kegiatan dalam
dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh petugas. Dengan
adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan penyakit dapat
dilaksanakan dengan mudah dan cepat sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah
KLB dapat dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Pudkesmas Jagasatru,
sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem
pengamatan penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah
timbulnya penyakit menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
Tabel 2.19
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di
wilayah UPTD Puskesmas Jagasatru hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu
karena kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi
kurang baik, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan pribadi.
Tabel2.20
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang
paling penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran
serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui
kegiatan rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita
diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Jagasatru telah berjalan cukup baik, hal ini ditandai
dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang
memerlukan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan
pemantauan pasca perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah
kematian bayi / balita akibat Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang
masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel2.21
NAMA HASIL
TH SASARAN TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN CAKUPAN
2011 146 166 221 Lebih dari target
Penemuan Kurang dari
2012 90 90 67
kasus ISPA target ↓↑
pneumonia Kurang dari
2013 105 105 73
target
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih ditingkatkan
lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas, petugas bina
wilayah (binwil) serta dengan kader kesehatan.
Pelaksanaan program TB Paru di UPTD Puskesmas Jagasatru sudah cukup baik, penemuan
kasus serta penemuan suspek sudah melampaui target yang seharusnya dicapai. Angka
konversi belum mencapai target ini disebabkan oleh karena penderita yang ditemukan pada
tahun tsb ada beberapa yang belum menyelesaikan pengobatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa penderita
ada yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu
hasilnya – (negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala
yang mengarah pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan RÖ + (positif) maka
penderita diberikan pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru
pada orang-orang sekitarnya.
Tabel 2.22
PENCAPAIAN
NAMA
NO TARGET 2011 2012 2013
KEGIATAN
SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPAN SASARAN CAPAIAN CAKU
Penemuan
1 100% 21 100% 11 109% 10 11 110%
kasus
Perkiraan
2 68% 210 68.57% 110 122% 100 147 147%
Suspek
Angka
3 85% 21 85.71% 12 75% 11 9 81,8%
konversi
Angka
4 100% 19 100% 21 100% 12 12 100%
kesembuhan
Angka
5 kesalahan < 5% 144 0 135 0 100 0 0
laborat
6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33% 1 2 200%
RO (+)BTA
7 < 10% 21 4.76% 12 16.66% 1 2 200%
(-)
.
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang
penderita pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman
BTA sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja
suspek/penderita yang ada di wilayah UPTD puskesmas Jagasatru yang sebenarnya adalah
lebih dari angka proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over diagnosis
dari petugas. Untuk mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis) petugas UPTD
Puskesmas selalu diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP penatalaksanaan TB pada
anak (termasuk didalamnya sistem skoring).
1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Jagasatru ditunjuk sebagai Layanan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) – IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan masyarakat yang
membutuhkan. Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit agar semakin sehat,
yang sakit agar makin sehat, yang belum terinfeksi agar tidak tertular dan yang sudah
terinfeksi agar kualitas hidup meningkat.
UPTD Puskesmas Jagasatru telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV (Human
Immunodeficiency Virus)–IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif Berkesinambungan
(LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter umum, dokter gigi,
bidan, perawat dan analis.
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru terkait layanan LKB
HIV- IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23
No Kegiatan Tujuan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Camat Kecamatan Sosialisasi dan
1
Pekalipan dan ke Lurah Kelurahan Jagasatru Koordinasi lintas sektor
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Kecamatandan Koordinasi dan
2
Kelurahan membangun jejaring
Sosialisasi dan
3 Pertemuan Petugas Puskesmas
membangun jejaring
Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, PKK) bekerja sama Sosialisasi dan
4
dengan KPA, LSM Cipta Rasa, LSM Duta Remaja membangun jejaring
Sosialisasi pada pertemuan tingkat Kecamatan dan Sosialisasi dan
5
Kelurahan membangun jejaring
Test Mobile VCT dan
6 Mobile Klinik
IMS
Mendeteksi dini dan tata
7 Screening IMS – HIV
laksana IMS – HIV
Hasil deteksi dini IMS – HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas
Jagasatru adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24
Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang tersebut
harus dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan pertama.
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 – 2012 tidak ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.25
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0 −
2013 Rabies 0 0 0 −
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
Tabel 2.26
Ada 16 (enam belas) sekolah di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru, daftar sekolah
dapat dilihat pada Tabel.2.27 di bawah ini :
Tabel 2.27
Tahun 2011-2013
Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah PAUD − 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada
anak-anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah
berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi lintas
program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas Jagasatru
dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak sekolah sudah terjalin cukup baik.
Tabel 2.29
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam melakukan
deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus gangguan kesehatan
jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Jagasatru belum pernah mendapatkan
pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja untuk penemuan/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa bisa mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Tabel 2.30
Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai dibina
adalah 23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan kesehatan
masyarakat di UPTD Puskesmas Jagasatru beberapa tidak mencapai target. Perlu adanya
kerjasama dan koordinasi yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan perkesmas
selanjutnya.
Tabel 2.31
Tabel 2.32
Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Jagasatru telah berjalan dengan baik
trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pelayanan lansia resti
belum terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar ± 433 orang,
lansia yang secara aktif datang ke posbindu dan puskesmashanya 297 orang lansia
saja.Meskipun demikian, lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di
lapangan maupun pelayanan di dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas,
binwil dan kader kesehatan.
UPTD Puskesmas Jagasatru memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-masing
Pos Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.
1. Baru
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
peningkatan 106 kunjungan (1,31%).
1. Lama
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
2.842 kunjungan (5,36%).
1. Baru
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
858 kunjungan (15,67%).
1. Lama
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan
733 kunjungan (39,17%)
1. Baru
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 104
kunjungan (6,72%).
1. Lama
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 434
kunjungan (10,02%).
Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan
Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada
penurunan skitar 6.940 pengunjung.
Tabel 2.47
Tahun 2013
No Diagnosa Jumlah
%
Kunjungan
1 ISPA 11.781 42,08
2 Hipertensi 3.606 12,88
3 Myalgia 3.261 11,65
4 Diare & diare akut 2.400 8,57
5 Dispepsia 1.539 5,5
6 Migren & sindrom nyeri kepala 1.347 4,81
7 DM tidak spesifik 1.256 4,49
8 Gout 1.215 4,34
9 Dermatitis Kontak 840 3
10 Low Back Pain 749 2,68
Jumlah 27.994 100
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2013, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Jagasatru. Dari data tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi (12,88%), Myalgia
(11,65%), Diare (8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih merupakan penyakit terbanyak di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah
Kelurahan Jagasatru merupakan wilayah yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat
tinggi rata-rata 30.563 jiwa/Km2, dengan tingkat hunian >6 jiwa/rumah, ini merupakan
tingkat hunian yang cukup padat dan potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69% (6.099
jiwa)Penduduk di Kelurahan Jagasatru adalah mayarakat miskin, tentunya ini erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Jagasatru yang akan berdampak
baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu serta masyarakat di
kelurahan Jagasatru.
6.1. KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal dari
Dinas Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota
Cirebon ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal
dari pusat.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Jagasatru dapat di lihat
pada Tabel 2.48.
Tabel 2.48
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
Pengembalian
0 68.812.750 68.812.750 0
Retribusi
UKS 0 500.000 500.000 0
Wabah, Bencana dan
0 1.423.523 1.423.523 0
Kesling
KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0
Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0
P2P 0 6.655.000 6.655.000 0
Lansia 2.731.227 2.731.227 0
BOK 74.010.000 0 74.010.000 0
Jamkesmas Des 10 s.d
59.179.000 0 59.179.000 0
Nop 2011
Jamkesmas Des 11 s.d
64.274.500 0 64.274.500 0
Nop 2012
Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0
BAB. III
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon
serta Tugas pokok UPTD Puskesmas Jagasatru, sasaran yang ingin dicapai pemerintah Kota
Cirebon pada tahun 2013 – 2018 dalam bidang kesehatan adalah “Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas” dengan arah kebijakan “Menyediakan
Jaminan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan menyediakan
biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Rujukan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di
UPTD Puskesmas Jagasatru, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa
masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Jagasatru dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Jagasatru dapat
menemukan alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi
secara efektif dan efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan
khususnya bidang kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jagasatru.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Tabel 3.1
Kesehatan Lingkungan :
10 %100 (-) 4,8% dengan trend ↓(-
3 1. Klinik Sanitasi 5,2 %82 %
% ) 18 % dengan trend ↓
2. Kunjungan Rumah
1. PRIORITAS MASALAH
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena
dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi
masalah tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
Kapan
Yang terkena Dimana Masalah
No MasalahKesehatan Besarnya Masalah
Masalah TerjadinyaMasalah tersebut
Terjadi
Ibu
Tidak
Hamil
terpantau
Bayi
nya resti
bumil
Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
Kesehatan Ibu dan
oleh
Anak:K1 & K4Kn1
petugas
s/d N3B2 s/d B12 Wilayah Kerja Kurun
kesehatan
1 UPTD Puskesmas waktu 1
Penyulit
Jagasatru tahun
intra dan
post partum
dapat
menyebabk
an beberapa
kejadian pd
bayi spt
:IUFD,
Asfiksia,
BBLR dll.
Gangguan
Perbaikan Tumbuh
3 GiziMasyarakat :– Kembang
Rendahnya Balita Anak
Yang naik Berat Daya tahan Wilayah Kerja Kurun
Badannya saat Balita anak terhap UPTD Puskesmas waktu 1
Penimbangan- penyakit Jagasatru tahun
Tingkat partisipasi sangat rendah
masyarakat di Kecerdasan
Posyandu anak menurun
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok
masalah tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.
– Perencanaan
kurang
sempurna
– Promosi
Kesehatan
– Masih
kurang-
rendahnya
Penemuan /
kebiasaan – Sebagian status
pencarian kasus
Perbaikan memberikan sosial ekonomi
kurang-
GiziMasyarakat :– ASI eksklusif- masih rendah-
Efektivitas
Rendahnya Balita Kurangnya Jumlah penduduk
– Kebiasaan meja IV
yang naikberat pengetahuan miskin sangat
memberikan posyandu masih
badannya tentang tinggi-
3 makanan padat rendah-
saatPenimbangan- makanan Banyaknya
sebelum Kurangnya
Rendahnya Tingkat bergizi- Pola Jumlah anak
wktunya Koordinasi
partisipasi makan yang dengan berat
lintas program
masyarakat di kurang baik- badan kurang–
& lintas sektor
Posyandu Malas Jarak kelahiran
membawa dekat
– Kompetensi
anak balita ke
petugas
posyandu
kesehatan
belum optimal
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak
sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI BALITA
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Imunisasi)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan sasaran estimasi).
– Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT
PENIMBANGAN
Sebab
2D
2B
2C
2A
BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG
SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS
SEKTORAL
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN
BERGIZI
KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT
BADAN KURANG
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN
Keterangan :
– Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)
– Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan pelacakan
dan pendampingan ibu hamil K4.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
– Penemuan / pencarian
kasus kurang
– Perencanaan kurang
sempurna
– Kurangnya Koordinasi – Penyuluhan tentang
lintas program dan lintas pentingnya imunisasi bagi balita
Imunisasi:– sektoral- Tugas rangkap di posyandu– Sweeping
Semua Antigen / petugas kesehatan- imunisasi– Koordinasi lintas
2
Jenis imunisasi Kompetensi petugas program dan lintas sektoral–
dasar kesehatan kurang optimal- Evaluasi program
Sasaran estimasi terlalu
tinggi
– Promosi Kesehatan kurang
– Perencanaan kurang
sempurna
– Kurangnya Koordinasi
lintas program dan lintas
sektoral- Malas membawa
anak balita ke posyandu-
Kompetensi petugas
kesehatan kurang optimal- – Penyuluhan kepada
Banyaknya jumlah anak masyarakat ttg pentingnya
balita dengan berat badan memelihara kesehatan bayi &
Perbaikan
kurang balita di posyandu– Rujukan
GiziMasyarakat :–
berjenjang balita dengan berat
Balita dgn berat
3 – Promosi Kesehatan kurang badan kurang– Pemberian PMT
badankurang
Pemulihan bagi balita dengan
(BGM) / KEP
– Petugas kurang perhatian berat badan kurang (BGM)/KEP
nyata
terhadap balita dengan berat nyata– Evaluasi program
badan kurang
– Efektivitas meja IV
posyandu masih rendah
BAB. IV
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2015.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
(Jamkesmas / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2014 ini, meliputi upaya
kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yaitu
berupa :
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun
2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam
format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015 dapat dilihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut :
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun
upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan
satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun 2015
ini, semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Jagasatru dapat melaksanakan fungsinya
sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal sehingga dapat
tercipta Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan Jagasatru.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Jagasatru, untuk
kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan
Jagasatru.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Jagasatru tahun
2015 ini.