Вы находитесь на странице: 1из 17

Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.

2, September 2010
ISSN 2085-725X

KAJIAN PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK


SUPERDECISIONS DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BERULANG : STUDI KASUS PENENTUAN
GURU PENGAJAR SMA
Ria Kusuma Handayani
riakusuma@yahoo.com
Program Studi Magister Ilmu Komputer Pascasarjana
Universitas Budi Luhur

Abstrak

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian cepat memberi
dampak terhadap perubahan di segala bidang kehidupan termasuk diantaranya perubahan
terhadap kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan. Oleh karena itu, upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi mutlak diperlukan.
SMA Negeri 5 Depok terus berupaya meningkatkan kualitas. Salah satu upayanya adalah
melakukan peningkatan kualitas pelayanan prima kepada siswa dengan cara melakukan penilaian
terhadap kinerja guru per periode untuk menentukan guru dengan kualitas dan kemampuannya
yang terbaik dalam mengajar.
Kendala yang dihadapi adalah tidak adanya sistem informasi yang secara khusus dapat
memberikan dukungan bagi pengambil keputusan (Decision Support), yaitu Kepala SMA Negeri 5
Depok, sehingga sulit menghasilkan keputusan yang optimal.
Pada tesis ini dilakukan kajian mengenai Analytic Network Process (ANP) dan Software
SuperDecision dalam menentukan guru pengajar. Hal ini perlu dilakukan agar penelitian dapat
menghasilkan pengambilan keputusan optimal yang digunakan secara berulang oleh Kepala SMA
Negeri 5 Depok untuk menentukan guru pengajar terbaik.

Kata Kunci : Decision Support, Analytic Network Process, Software SuperDecision,


penentuan guru pengajar.

1. Pendahuluan maka seorang guru wajib memenuhi


Latar Belakang kualifikasi seperti yang dinyatakan dalam
Pendidikan mempunyai peranan strategis Undang-Undang RI Nomor 20/2003 tentang
dalam mempersiapkan generasi penerus Sistem Pendidikan Nasional, Undang-
yang memiliki pengetahuan dan kecerdasan undang RI Nomor 14/2005 tentang Guru
tinggi serta menguasai berbagai keahlian dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI
yang kompeten. Pendidikan merupakan Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional
jembatan penghubung dalam mengantarkan Pendidikan yang menyatakan guru adalah
kita pada tatanan masyarakat pembelajar pendidik professional. Untuk itu, ia
(learning society), yang terus belajar dari dipersyaratkan memiliki kualifikasi
waktu ke waktu sehingga tercapai suatu akademik minimal Sarjana/Diploma IV
acuan dasar yang dapat merefleksikan tugas (S1/D-IV) yang relevan dan menguasai
mulia pendidikan dalam meningkatkan taraf kompetensi sebagai agen pembelajaran.
hidup suatu bangsa. SMAN 5 Depok adalah salah satu sekolah
Untuk dapat berperan serta dalam menengah atas milik pemerintah Kota
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, Depok, yang didirikan di kecamatan

136
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

Sawangan. Tujuan didirikannya SMAN 5 periodenya untuk menentukan prioritas guru


Depok adalah kebutuhan yang sangat pengajar guna penyusunan penjadwalan.
mendesak, karena di wilayah pemukiman Kendala tersebut berakibat pada lambatnya
Kota Depok masih sedikit sekolah keputusan yang diambil dan kualitas
menengah negeri, sedangkan masyarakat keputusan yang tidak optimal. Sehingga
Kota Depok semakin bertambah. Banyaknya diperlukan satu sistem yang dapat
minat masyarakat untuk menyekolahkan memberikan dukungan informasi dalam
anak-anaknya di sekolah menengah negeri menunjang proses pengambilan keputusan,
inilah yang mendorong pemerintah kota yaitu Decision Support System (Sistem
selama 1 dekade ini terus menambah Penunjang Keputusan).
sekolah-sekolah baru. Dalam layanan Manfaat yang didapat bila
pendidikan, SMAN 5 Depok masih lemah mengimplementasikan DSS diantaranya;
untuk mengoptimalkan pengaturan guru (1) Meningkatkan efisiensi individu; (2)
pengajar sesuai dengan kompetensinya, Meningkatkan kualitas pengambilan
terlebih lagi banyak guru yang mampu keputusan; (3) Memfasilitasi komunikasi;
mengajar diluar bidang kompetensi yang (4) Meningkatkan proses learning dan
dimilikinya. training; (5) Meningkatkan kontrol
organisasi.
Masalah Penelitian
Identifikasi Masalah Batasan Masalah
Selama ini, untuk menentukan guru dengan Ruang lingkup permasalahan dibatasi hanya
kinerja terbaik, SMAN 5 Depok memiliki pada penerimaan perangkat lunak
beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: SuperDecisions di SMAN 5 Depok pada
1. Administrasi guru, penilaian yang tahun pelajaran 2009/2010 dalam penentuan
dilakukan oleh wakil kepala sekolah guru pengajar.
bidang sarana tentang kedisiplinan guru Individu yang dijadikan responden
dalam mengajar. Penilaian ini dilakukan mencakup kepala sekolah, wakil kepala
berdasarkan PERMENDIKNAS RI No. sekolah bidang sarana, wakil kepala sekolah
19, 20 dan 41 tahun 2007. bidang kurikulum dan wakil kepala sekolah
2. Kompetensi guru, penilaian yang bidang kesiswaan.
dilakukan oleh wakil kepala sekolah
bidang kurikulum berdasarkan PP RI Rumusan Masalah
No. 19 tahun 2005 pasal 28, Berdasarkan uraian di atas, maka didapat
PERMENDIKNAS RI No. 16 tahun rumusan masalah yaitu :
2007 tentang standar kualifikasi 1) Apakah terdapat kesesuaian penggunaan
akademik dan kompetensi guru. perangkat lunak SuperDecisions dengan
3. Metode guru mengajar, penilaian yang keputusan responden ahli?
dilakukan oleh wakil kepala sekolah 2) Apakah perangkat lunak SuperDecisions
bidang kesiswaan berdasarkan dapat dilakukan penerapannya di SMAN
PERMENDIKNAS RI No. 41 tahun 5 Depok?
2007 tentang standar proses dan 3) Bagaimana hasil pengukuran kualitas
mengacu pada buku “The seven laws of perangkat lunak SuperDecisions?
teaching” [1] Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan tujuan dan
Ada beberapa kendala yang dihadapi manfaat bagi SMAN 5 Depok.
dalam proses pengambilan keputusan, antara
lain dalam hal mempersiapkan data-data Tujuan Penelitian
yang diperlukan karena harus menunggu Penelitian ini bertujuan untuk
dari bidang lain. Serta sempitnya waktu per mengoptimalkan penggunaan perangkat

137
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

lunak SuperDecisions dalam menentukan kompleks sehingga tidak ada metode solusi
guru pengajar di SMAN 5 Depok. yang cut-and-dried. Simon juga
Manfaat Penelitian menggambarkan ada 3 fase dalam
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan, yaitu Intelligence
SMAN 5 Depok untuk meningkatkan (mencari kondisi yang membutuhkan suatu
penerimaan teknologi melalui penggunaan keputusan), design (menemukan,
perangkat lunak SuperDecisions sebagai membangun / mengembangkan, dan
perangkat lunak aplikasi yang dapat menganalisa kemungkinan arah tindakan)
membantu user atau pengguna dalam dan choice (memilih satu dari beberapa
menentukan guru pengajar. kemungkinan yang ada). Bila dalam
beberapa fase tersebut (bukan semua)
Landasan Pemikiran terdapat keputusan yang terstruktur maka
Tinjauan Pustaka Gorry dan Scott Morton menyebutnya
Decision Support Framework dengan istilah semi terstruktur.
Gory dan Scott Morton (1971), yang Pada masalah yang terstruktur, prosedur
mengkombinasikan hasil penelitian Simon untuk mendapatkan solusi yang terbaik (atau
(1977) dan Anthony (1965), mengajukan paling tidak yang cukup baik) sudah
sebuah framework sebagai berikut : diketahui. Sedangkan pada masalah yang
tidak terstruktur, intuisi manusia sering kali
menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan.
Dalam model pengambilan keputusan
berbasis kriteria majemuk, diperlukan
sebuah pengambilan keputusan. Keputusan
yang diambil adalah sebuah keputusan
semistruktur, dimana dibutuhkan sebuah
Decision Support System untuk mendukung
keputusan yang diambil pada setiap kriteria
dalam model pengambilan keputusan
berbasis kriteria majemuk. Keputusan yang
akan dihasilkan adalah sebuah strategic
planning, berupa penentuan guru untuk
sebuah matapelajaran.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan diuraikan
Gambar 1. Decision Support Framework [2]
dalam tiga tahap [Simon, 1977] sebagai
berikut :
Gambar di atas dibuat berdasarkan gagasan 1. Tahap intelegensi ( Intelligence phase )
Simon yang menyatakan bahwa proses Tahap ini merupakan proses penelusuran
pengambilan keputusan memiliki rentang dan pendeteksian dari lingkup
keputusan dari yang paling terstruktur problematika serta proses pengenalan
(disebut juga dengan istilah programmed) masalah. Data masukan diperoleh,
sampai pada keputusan yang paling tidak
diproses, dan diuji dalam rangka
terstruktur (disebut juga dengan istilah
mengidentifikasikan masalah.
nonprogrammed)
2. Tahap perancangan (design)
Proses terstruktur adalah rutinitas, dan Suatu tahap proses pengambilan
biasanya merupakan masalah yang sering keputusan setelah tahap intellegence
terjadi sehingga dibuatkan sebuah metode meliputi proses untuk proses
solusi yang standar. Proses yang tidak menformulasikan model yang
terstruktur adalah masalah yang fuzzy,
138
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

merepresentasikan sistem yang keputusan. Menurut [Smith, 1999],


dibangun. Hal ini dilakukan dengan kalaupun ada, perbedaan jenis kelamin
membuat asumsi-asumsi yang sangat kecil (tidak signifikan). Hasil dari
menyederhanakan realitas, dan beberapa penelitian yang dilakukan tidak
menuliskan hubungan-hubungan dari dapat memberikan kesimpulan yang cukup
variabel yang ada. berarti, sehingga tidaklah bijaksana bila kita
3. Tahap pilihan (choice phase) membedakan antara laki-laki atau
Pada tahap ini dilakukan proses perempuan sebagai pengambil keputusan
pemilihan diantara berbagai alternative yang terbaik atau terburuk.
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil
pemilihan tersebut kemudian Teori Pengamatan (Cognition Theory)
dimplementasikan dalam proses Pengamatan (Cognition) adalah sekumpulan
pengambilan keputusan. aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
yang meyakini adanya perbedaan antara
Pengaruh Kepribadian, Jenis Kelamin, pandangan secara internal terhadap
Pengamatan Manusia dengan Cara lingkungan dan apa yang sebenarnya terjadi
Pengambilan Keputusan dalam sebuah lingkungan. Dengan kata lain,
kemampuan untuk menanggapi dan
Jenis Kepribadian (Tabiat) mengerti informasi.
Jenis kepribadian atau tabiat mempengaruhi
pandangan seseorang terhadap pencapaian
Gaya Pengamatan (Cognitive Style)
tujuan, pemilihan alternatif, penanganan Cognitive Style adalah proses subjektif
resiko, dan reaksi yang dilakukan pada saat melalui bagaimana orang menanggapi,
tertekan. Kepribadian juga mempengaruhi mengorganisasi dan merubah informasi
kemampuan pengambil keputusan dalam selama proses pengambilan keputusan.
memproses informasi dalam jumlah besar Sering kali disebut dengan management
dan dalam waktu yang mendesak. Pengaruh style.
kepribadian juga berdampak pada aturan
dan pola komunikasi dari seorang Analytical Network Process (ANP)
pengambil keputusan. Metode Analytic Network Process (ANP)
adalah salah satu metode yang mampu
Jenis Kelamin merepresentasikan tingkat kepentingan
Uji empiris secara psikologi berbagai pihak dengan mempertimbangkan
mengindikasikan bahwa ada (sedikit) saling keterkaitan antar kriteria dan sub
perbedaan dan persamaan jenis kelamin kriteria yang ada. Model ini merupakan
dalam pengambilan keputusan, termasuk pengembangan dari AHP sehingga lebih
faktor-faktor seperti keberanian, kualitas, memiliki kompleksitas dibanding metode
kemampuan, penanganan resiko dan pola AHP. Metode Analytic Network Process
komunikasi [2]. (ANP) merupakan pengembangan metode
[Powell, Johnson, 1995] mengamati bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP).
decision support system dirancang dengan Metode ANP mampu memperbaiki
asumsi bahwa tidak ada perbedaan jenis kelemahan AHP berupa kemampuan
kelamin, tetapi orang dengan jenis kelamin mengakomodasi keterkaitan antar kriteria
yang berbeda mungkin saja mengambil atau alternatif [3]. Keterkaitan pada metode
keputusan dengan cara yang berbeda. Dalam ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam
review terhadap beberapa literatur, mereka satu set elemen (inner dependence) dan
menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin keterkaitan antar elemen yang berbeda
dihubungkan dengan kemampuan dan (outer dependence). Adanya keterkaitan
motivasi, penanganan resiko dan
kepercayaan diri, dan juga cara pengambilan
139
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

tersebut menyebabkan metode ANP lebih (Superdecisions) dan manual ANP juga
kompleks dibanding metode AHP. mudah didapat secara free download.
Menurut Saaty [4] ANP digunakan untuk e. ANP akan sangat membantu perusahaan
menurunkan rasio prioritas komposit dari dalam riset evaluasi dan pengambilan
skala rasio individu yang mencerminkan keputusan, terkait pengembangan
pengukuran relatif dari pengaruh elemen- organisasi & manajemen, produk,
elemen yang saling berinteraksi berkenaan layanan dan marketing, karena akan
dengan criteria kontrol. ANP merupakan lebih akurat dan sangat efisien.
teori matematika yang memungkinkan
Pada jaringan AHP terdapat level tujuan,
seseorang untuk memperlakukan
kriteria, subkriteria, dan alternatif, dimana
dependence dan feedback secara sistematis
masing-masing level memiliki elemen.
yang dapat menangkap dan mengkombinasi
Sementara itu, pada jaringan ANP, level
faktor-faktor tangible dan intangible.
dalam AHP disebut cluster yang dapat
Berbeda dengan Analytic Hierarchy Process
memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya,
(AHP), ANP dapat menggunakan jaringan
yang sekarang disebut simpul (Gambar 2).
tanpa harus menetapkan level seperti pada
hierarki yang digunakan dalam AHP.
Konsep utama dalam ANP adalah influence
‘pengaruh’, sementara konsep utama dalam
AHP adalah preferrence ‘preferensi’. AHP
dengan asumsi-asumsi dependensinya
tentang cluster dan elemen merupakan kasus
khusus dari ANP. [4]
Kelebihan ANP dari metodologi yang lain
(AHP) adalah :
a. Kekuatan (power) Analytic Network
Process (ANP) terletak dalam
penggunaan rasio skala untuk
menangkap semua jenis interaksi dan
membuat prediksi yang akurat, dan
bahkan lebih, untuk membuat keputusan Gambar 2. Perbandingan Hierarki Linier dan
yang lebih baik. Jaringan Feedback [4]
b. Kemampuannya untuk membantu kita
dalam melakukan pengukuran dan Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat
sintesis sejumlah faktor-faktor dalam bergantung/terikat pada kriteria seperti pada
hierarki atau jaringan. hierarki tetapi dapat juga bergantung/terikat
c. Kesederhanaan metodologinya membuat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi,
ANP menjadi metodologi yang lebih kriteria-kriteria itu sendiri dapat tergantung
umum dan lebih mudah diaplikasikan pada alternatif-alternatif dan pada sesama
untuk studi kualitatif yang beragam, kriteria. Oleh karena itu, hasil dari ANP
seperti pengambilan keputusan, diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan
forecasting, evaluasi, mapping, feedback pada gambar II.3 dapat dilihat
strategizing, alokasi sumber daya, dan bahwa simpul atau elemen utama dan
lain sebagainya. simpul-simpul yang akan dibandingkan
d. Dibandingkan dengan metodologi AHP, dapat berada pada cluster-cluster yang
ANP memiliki banyak kelebihan, seperti berbeda. Sebagai contoh, ada hubungan
komparasi yang lebih obyektif, prediksi langsung dari simpul utama C4 ke cluster
yang lebih akurat, dan hasil yang lebih lain (C2 dan C3), yang merupakan outer
stabil dan robust. Perangkat lunak ANP dependence. Sementara itu, ada simpul

140
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

utama dan simpul-simpul yang akan proses prioritas berdasarkan prioritas yang
dibandingkan berada pada cluster yang berasal melalui penilaian pada unsur pasang
sama, sehingga cluster ini terhubung dengan atau dari pengukuran langsung. Dalam AHP
dirinya sendiri dan membentuk hubungan unsur-unsur tersebut diatur dalam struktur
loop. Hal ini disebut inner dependence. keputusan hierarki sementara ANP
Elemen dalam suatu komponen/cluster dapat menggunakan satu atau lebih jaringan datar
mempengaruhi elemen lain dalam cluster yang mengandung unsur-unsur.
komponen/cluster yang sama (inner Sebagian besar metode pengambilan
dependence), dan dapt pula mempengaruhi keputusan menganggap kemerdekaan antara
elemen pada cluster yang lain (outer kriteria keputusan dan alternatif keputusan
dependence) dengan memperhatikan setiap itu, atau hanya di antara kriteria atau
kriteria. Akhirnya, hasil dari pengaruh ini diantara alternatif sendiri. Sementara ANP
dibobot dengan tingkat kepentingan dari tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi semacam
kriteria, dan ditambahkan untuk itu. Hal ini memungkinkan untuk semua
memperoleh pengaruh keseluruhan dari kemungkinan dan potensi dependensi.
masing-masing elemen [4]. ANP tidak membatasi pemahaman dan
pengalaman manusia untuk pengambilan
Perangkat Lunak SuperDecisions keputusan menjadi model yang sangat teknis
SuperDecisions mengimplementasikan yang tidak wajar dan dibuat-buat. Hal ini
Analytic Network Process yang pada dasarnya merupakan formalisasi dari
dikembangkan oleh Thomas Saaty. Program bagaimana orang-orang biasanya berpikir,
ini ditulis oleh Tim ANP, bekerja untuk dan membantu pembuat keputusan melacak
Yayasan Keputusan Creative. proses sebagai kompleksitas masalah dan
Berikut adalah gambaran menjalankan faktor-faktor keragaman meningkat.
perangkat lunak SuperDecisions dengan Kesaksian terbaik kekuatan dan
model burger cukup terkenal. keberhasilan aplikasi ANP adalah mereka
yang telah dilakukan yang diperoleh
prioritas yang berhubungan dengan jawaban
yang dikenal di dunia nyata atau yang telah
diprediksi hasil. Dari perspektif ini adalah
pendekatan yang dapat dipercaya dan
objektif untuk membuat keputusan
berdasarkan prioritas dan pentingnya dengan
yang satu memiliki pengalaman. Hal ini
agak berbeda daripada membuat dugaan-
dugaan mengenai probabilitas terjadinya
beberapa metode pembuatan keputusan yang
akan dilakukan.

Gambar 3. Sample SuperDecisions Penilaian Guru


Untuk menjadi seorang guru, dibutuhkan
SuperDecisions yang digunakan untuk kriteria tertentu. Menurut Undang-undang
pengambilan keputusan dengan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
ketergantungan dan umpan balik (itu Tentang Guru dan Dosen pada bab IV
mengimplementasikan Analytic Network mengenai Kualifikasi, Sertifikasi, dan
Process (ANP), dengan banyak tambahan). Sertifikasi Guru dimana dalam pasal 8
Masalah seperti itu sering terjadi dalam dikatakan bahwa setiap guru harus memiliki
kehidupan nyata. SuperDecisions kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
memperluas Analytic Hierarchy Process pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
(AHP) yang menggunakan dasar yang sama
141
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

memiliki kemampuan untuk mewujudkan dan mengacu pada buku “The Seven Laws
tujuan pendidikan nasional. Of Teaching” [1].
Metode guru mengajar adalah sebagian
Administrasi Guru suatu cara atau jalan yang dilakukan guru
Administrasi guru, penilaian yang dilakukan dalam rangka proses kegiatan belajar-
oleh wakil kepala sekolah bidang sarana mengajar, sehingga individu yang diajar
tentang kedisiplinan guru dalam mengajar. (dididik) akan dapat mencerna, menerima
Administrasi guru dibuat mengacu pada dan mampu mengembangkan bahan-
PERMENDIKNAS RI No. 19, 20 dan 41 bahan/materi yang diajarkannya.
tahun 2007, yang berarti segenap proses Komponen yang dinilai meliputi :
penataan yang bersangkut paut dengan para 1. Gaya dan penampilan mengajar
tenaga pengajar di sekolah secara efektif dan 2. Interaksi dengan siswa
efisien agar tujuan penyelenggaraan 3. Kelengkapan dan kesesuaian materi
pendidikan di sekolah tercapai secara 4. Kemampuan menyampaikan materi
optimal. 5. Kesempatan bertanya dan diskusi
Komponen yang dinilai meliputi : 6. Memotivasi siswa
1. Konfirmasi ketidakhadiran 7. Pemberian tugas dan contoh soal
2. Membuat laporan kinerja bulanan
3. Membuat program pembelajaran Tinjauan Studi
4. Membuat buku penilaian Analytic Network Process atau ANP
5. Mengisi absen harian merupakan pendekatan baru metode
6. Mengisi agenda mengajar kualitatif. Diperkenalkan oleh Thomas Saaty
pakar riset dari Pittsburgh University,
Kompetensi Guru dimaksudkan untuk menyempurnakan
Kompetensi guru, penilaian yang dilakukan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum dalam pengambilan keputusan. Beberapa
berdasarkan PP RI No. 19 tahun 2005 pasal model yang dibangun untuk menganalisis
28, PERMENDIKNAS RI No. 16 tahun dan memahami faktor-faktor yang
2007 tentang standar kualifikasi akademik mempengaruhi diterimanya penggunaan
dan kompetensi guru. metode ANP, diantaranya yang tercatat
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai dalam referensi hasil riset di bidang
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi informasi adalah seperti:
sikap yang diwujudkan dalam bentuk  Penelitan yang dilakukan oleh Iwan
perangkat tindakan cerdas dan penuh Vanany [5] membahas aplikasi Analytic
tanggung jawab yang dimiliki seorang guru Network Process (ANP) untuk
untuk memangku jabatan guru sebagai mendukung pembobotan pada
profesi. perancangan sistem pengukuran kinerja
Komponen yang dinilai meliputi : dengan metode Balanced Scorecard.
1. Kompetensi Pedagogik Hasil penelitiannya adalah pembobotan
2. Kompetensi Kepribadian dengan metode ANP menunjukkan
3. Kompetensi Sosial adanya kulminasi nilai bobot pada
4. Kompetensi Profesional perspektif finansial dari Strategy Map di
PT. X.
Metode Guru Mengajar  “Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan
Metode guru mengajar, penilaian yang Bagi Hasil Di Perbankan Syariah
dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang Indonesia” [4], penelitian ini
kesiswaan berdasarkan PERMENDIKNAS membuktikan bahwa ANP menjadi
RI No. 41 tahun 2007 tentang standar proses metodologi yang lebih umum dan lebih
mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif

142
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

yang beragam. Kecukupan data dalam Penentuan Guru Pengajar SMA”, alasan
ANP tidak menjadi syarat. Hal yang penulis menggunakan ANP dan perangkat
penting adalah responden harus lunak SuperDecisions adalah karena
menguasai/ahli dalam masalah yang metodologi yang lebih umum dan lebih
diteliti. Penelitian ini juga membuktikan mudah diaplikasikan untuk studi kualitatif
bahwa, kelebihan ANP dari AHP adalah yang beragam. Kecukupan data dalam ANP
komparasi yang lebih obyektif, prediksi tidak menjadi syarat. Hal yang penting
yang lebih akurat dan hasilnya lebih adalah responden harus menguasai/ahli
stabil. dalam masalah yang diteliti.
 “Multi Criteria Decision Model
Menggunakan AHP/Rating Model – Tinjauan Obyek Penelitian
Linier Goal Programming (Studi Kasus : SMA Negeri 5 Depok berdiri sejak tanggal
Pemilihan Proposal Investasi CPPU/PPU 1 Juli 2001 dan diresmikan oleh walikota
PT.Sarana Jatim Ventura)” [6]. Depok pada tanggal 24 Februari 2003. SMA
Penelitian ini meneliti proses pengambilan Negeri 5 Depok beralamat di Perumahan
keputusan pemilihan proposal investasi di Bukit Rivaria Sektor IV, Kecamatan
sebuah perusahaan modal ventura daerah, Sawangan. SMA Negeri 5 Depok
khususnya PT.Sarana Jatim Ventura. Dari merupakan salah satu sekolah favorit di
penelitian ini diperoleh beberapa Kota Depok, terutama dalam bidang non
kesimpulan sebagai berikut: Pertama, akademis.
Model AHP/Rating memberikan kerangka Visi SMA Negeri 5 Depok adalah
kerja yang logis, terstruktur dan koheren mewujudkan sekolah yang berprestasi dan
dalam melaksanakan sebuah proses berbudaya. Adapun misi yang diemban
pengambilan keputusan kelompok dimana SMA Negeri 5 Depok adalah :
proposal investasi dievaluasi dalam 1. Mengembangkan potensi warga sekolah
berbagai kriteria yang telah diprioritaskan. secara optimal.
Kedua, pemanfaatan Model AHP/Rating 2. Meningkatkan profesionalisme personal
untuk pengambilan keputusan pemilihan dengan budaya etos kerja yang tinggi.
proposal investasi secara multikriteria 3. Menjadikan sekolah unggulan di Kota
dalam sebuah kelompok dapat Depok.
memfasilitasi proses diskusi kelompok,
meningkatkan kerjasama dan 4. Menciptakan budaya sekolah bernuansa
memperbaiki kualitas keputusan yang kekeluargaan, norma, tertib, aman dan
akan diambil. Ketiga, Model AHP – LGP menyenangkan yang berwawasan
yang terintegrasi memberikan keleluasaan lingkungan.
dalam mengalokasikan sumber dana yang
Pada tahun pelajaran 2009/2010, SMA
terbatas hanya kepada proposal investasi
Negeri 5 Depok memiliki 27 lokal kelas
terpilih yang akan memaksimumkan
dengan pembagian sebagai berikut : 9 lokal
keuntungan atau manfaat perusahaan.
kelas X, 9 lokal kelas XI dan 9 lokal kelas
Dari ketiga penelitian yang telah diuraikan, XII, dengan jumlah siswa aktif sebanyak
maka penulis mencoba mengikuti penelitian 1080 siswa, jumlah guru PNS 52 orang dan
yang dilakukan oleh Saaty [2007] yang guru Non PNS 6 orang serta karyawan tata
menggunakan ANP dalam “Mencari Solusi usaha sebanyak 15 orang. Pelaksanaan
Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Di pembelajaran di SMA Negeri 5
Perbankan Syariah Indonesia”, penulis Depokdimulai dari hari Senin sampai
mencoba menerapkan pada “Kajian dengan hari Jumat dengan jumlah jam
Penggunaan Perangkat Lunak sebanyak 45 jam pelajaran, kegiatan belajar
SuperDecisions Dalam Proses Pengambilan mengajarnya dimulai sejak pukul 07.00
Keputusan Berulang : Studi Kasus WIB sampai dengan pukul 15.20 WIB.
143
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

c. Efficiency: jumlah sumber-sumber dan


Software Quality Assurance ( Kualitas kode yang dibutuhkan program untuk
Perangkat Lunak ) menjalankan fungsi-fungsi.
Definisi kualitas perangkat lunak terdiri dari d. Integrity: besarnya pengontrolan
3 point, yaitu : pengaksesan oleh seseorang yang tidak
a. Kebutuhan-kebutuhan perangkat lunak mempunyai otorisasi terhadap perangkat
merupakan fondasi darimana kualitas lunak atau data.
diukur. e. Usability: effort (usaha) yang
b. Standar-standar spesifik yang dibutuhkan untuk mempelajari,
menentukan kriteria pengembangan yang mengoperasikan, menyiapkan input dan
menuntun pembuatan suatu perangkat menginterpretasikan output program.
lunak. f. Maintainability: usaha yang dibutuhkan
c. Terdapat kebutuhan-kebutuhan yang untuk menempatkan dan menetapkan
implisit yang sering tidak diperhatikan suatu kesalahan pada program.
(misalnya: keinginan untuk g. Flexibility: usaha yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan yang terbaik) memodifikasi program yang
dioperasikan.
Faktor-faktor kualitas perangkat lunak,
h. Testability: usaha yang dibutuhkan untuk
yaitu:
menguji program dan menjamin telah
a. Yang dapat dihitung secara langsung
dijalankannya program yang diharapkan.
– Error (Kesalahan)
i. Portability: usaha yang dibutuhkan
– Kilobytes Lines of Code (KLOC)
untuk mentransfer program dari
b. Dihitung secara tidak langsung
lingkungan sistem perangkat lunak dan
– Usability (Kegunaan)
atau perangkat keras ke lingkungan lain.
– Maintainability (Pemeliharaan)
j. Reusability: besarnya program dapat
digunakan oleh aplikasi lain.
Berikut adalah gambaran faktor-faktor
k. Interoperability: usaha yang dibutuhkan
kualitas perangkat lunak menurut McCall’s.
untuk memasangkan satu sistem dengan
yang lain.

Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak

Kualitas perangkat lunak dapat diukur


dengan :
a. Auditability: mudah untuk dicek mengenai
konfirmansi standar.
b. Accuracy: presisi komputasi dan
pengontrolan.
c. Communication commonality: derajat
Gambar 4. McCall’s Triangle of Quality, [7] pengunaan interface, protokol dan
bandwidth yang standar.
Faktor-faktor kualitas perangkat lunak d. Completeness: derajat pencapaian
menurut McCall’s adalah: implementasi full dari fungsi-fungsi
a. Correctness: besarnya program dapat yang dibutuhkan.
memuaskan spesifikasi dan objektivitas e. Conciseness: kepadatan program dalam
dari misi pelanggan. lines of code.
b. Reliability: besarnya program dapat f. Consistency: penggunaan teknik
diharapkan memenuhi fungsi-fungsi dokumentasi dan perancangan yang
yang dikehendaki. seragam.

144
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

g. Data commonality: penggunaan struktur Kerangka Pemikiran


dan tipe data standar. Administra Kompetens Metode
h. Error tolerance: akibat yang timbul pada si Guru i Guru Guru

saat program menemui kesalahan.


i. Execution efficiency: kinerja waktu
eksekusi pada program. Kuesioner yang diolah
dengan SuperDecisions
j. Expandability: derajat dimana yang dilakukan oleh
perancangan terprosedur, data dan ketiga wakil kepala
SMAN 5 Depok
arsitektur dapat diperluas.
k. Generality: kelonggaran aplikasi dari Maka
komponen program. SuperDecisions
Y dapat digunakan
Guru
l. Hardware independence: derajat dimana Mata T karena diukur
Mata
Sesuai dengan
perangkat lunak dipisahkan dari Pelajar
pengujian
Pelajara
an ?
perangkat keras atau yang kualitas
perangkat lunak
mengoperasikannya.
m. Instrumentation: derajat dimana program
memonitor operasinya sendiri dan Kuesioner yang diolah
dengan SuperDecisions dan
mengindentifikasikan kesalahan- SQA yang dilakukan oleh
kesalahan yang timbul. Kepala SMAN 5 Depok

n. Modularity: kemandirian fungsional dari


komponen program.
o. Operability: kemudahan pengoperasian
Multicriteria berupa Pendapat Kepala Sekolah
program. Administrasi guru, kompetensi berdasarkan interview
p. Security: ketersediaan mekanisme yang guru, dan metode guru SQA (kualitas perangkat
mengajar lunak)
mengontrol atau memproteksi program
dan data.
q. Self-documentation: derajat dimana Gambar 5. Kerangka Konsep Pemikiran
source code menyediakan dokumentasi
yang berarti. Dalam menentukan seorang guru pengajar
r. Simplicity: derajat dimana program dapat yang sesuai, diperlukan suatu penilaian
dimengerti dengan mudah. guru, yang diambil dari Kuesioner
s. Software system independence: derajat SuperDecisions. Kuesioner SuperDecisions
dimana program berdiri sendiri dari fitur didapatkan melalui interview dan
bahasa pemrograman, karakteristik penyebaran kuesioner ke Kepala SMAN 5
sistem pengoperasian dan batasan Depok dan 3 orang Wakil Kepala SMAN 5
lainnya yang tidak standar. Depok. Kuesioner yang diberikan ke Kepala
t. Traceability: kemampuan untuk SMAN 5 Depok berupa multicriteria yang
menelusuri representasi perancangan terdiri dari administrasi guru, kompetensi
atau komponen program aktual, kembali guru, metode guru mengajar, matapelajaran
ke kebutuhan. dan guru matapelajaran yang berjumlah 3
u. Training: derajat dimana perangkat orang serta interview mengenai pengukuran
lunak dapat membantu pengguna yang kualitas perangkat lunak. Kuesioner yang
baru dalam mengaplikasikan sistem. diberikan ke 3 orang Wakil Kepala SMAN 5
Depok berupa administrasi guru,
kompetensi guru, metode guru mengajar,
matapelajaran dan guru matapelajaran yang
berjumlah 3 orang. Data tersebut diolah
dengan metode ANP dan perangkat lunak
SuperDecisions. Jika hasil pengolahan
kuesioner SuperDesicions yang dilakukan
145
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

oleh ketiga orang Wakil Kepala SMAN 5 dengan cara mempelajari literatur-literatur,
Depok sesuai dengan hasil pengolahan jurnal-jurnal penelitian, bahan kuliah dan
kuesioner SuperDecisions yang dilakukan sumber-sumber lain yang ada hubungannya
oleh Kepala SMAN 5 Depok maka dengan permasalahan yang penulis bahas.
perangkat lunak SuperDecisions dapat Kuesioner
digunakan karena diukur dengan pengujian Merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
kualitas perangkat lunak. dibuat oleh penulis untuk mengetahui
tentang proses belajar mengajar di SMAN 5
Hipotesis Depok, berupa administrasi guru,
Dengan terjadinya kesesuaian antara kompetensi guru dan metode guru mengajar.
Kuesioner SuperDecisions yang dilakukan Interview
oleh Kepala SMAN 5 Depok dengan Wakil Berupa wawancara langsung melalui Kepala
Kepala SMAN 5 Depok maka perangkat SMAN 5 Depok mengenai pengujian
lunak SuperDecisions layak untuk pengukuran kualitas perangkat lunak (SQA)
digunakan dan diterapkan oleh SMAN 5 SuperDecisions.
Depok secara berulang karena memiliki
penilaian pengukuran kualitas perangkat Instrumentasi Penelitian
lunak diatas 80. Penelitian ini menggunakan angket atau
kuesioner yang digunakan sebagai
3. Desain Penelitian instrumentasi guna memperoleh data dalam
proses penentuan guru pengajar yang sesuai
Jenis Penelitian untuk mengajar. Dan interview ke
Penelitian ini menggunakan metode analisis responden ahli guna mendapatkan uji
deskriptif yang bertujuan untuk kelayakan perangkat lunak.
mendapatkan gambaran yang lebih
mendalam dan lengkap dari obyek yang Teknik Analisis Data.
akan diteliti dengan melakukan pengamatan Analisis yang digunakan dalam penelitian
serta wawancara langsung di lapangan. ini adalah analisis deskriptif dan Analytic
Dalam penelitian ini untuk menentukan guru Network Process (ANP). Analisis deskriptif
pengajar, digunakan penilaian dari dilakukan melalui penyajian rangkuman
kuesioner SuperDecisions berupa penilaian hasil survey dan identifikasi dalam bentuk
dari responden ahli yang akan diolah dengan tabulasi dan/atau grafik. Dengan analisis ini
metode ANP dan perangkat lunak akan digambarkan kondisi pengambilan
SuperDecisions. Melalui perangkat lunak keputusan di SMAN 5 Depok pada saat ini.
dan metode ini, akan dihasilkan prioritas Sedangkan ANP digunakan sebagai
nama guru tertentu yang sesuai dalam instrumen untuk menentukan prioritas
mengajar. Kesesuaian antar responden ahli kebijakan dalam menentukan guru pengajar.
akan diukur dengan pengujian pengukuran
perangkat lunak berdasarkan interview yang 4. Analisis, Interpretasi dan
dilakukan oleh Kepala SMAN 5 Depok. Jika Implikasi
penilaian kualitas perangkat lunak berada
diatas 80 maka perangkat lunak Hasil Penelitian
SuperDecisions layak untuk diterapkan dan
digunakan di SMAN 5 Depok. Penelitian Penggunaan Perangkat Lunak
SuperDecisions
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, digunakan metode
Penelitian Perpustakaan ANP dengan bantuan perangkat lunak
SuperDecisions dengan mengambil
Dimaksudkan untuk mendapatkan data atau matapelajaran Ekonomi, dengan nama-nama
fakta yang bersifat teoritis yang diperoleh guru alternatif yang berbeda. Berikut adalah
146
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

hasil pengujian pada matapelajaran


Ekonomi.
Matapelajaran Ekonomi
Alternatif :
a) Guru A : Atib Taufik, S.Pd.
b) Guru B : Anah Mulyanti, S.Pd.
c) Guru C : Siti Sayidah Makrifah, SE.

Hasil penelitian dari masing-masing cluster:


a) Dari cluster : Administrasi Guru Gambar 8. Hasil penelitian rangking untuk
alternatif matapelajaran Ekonomi dalam
cluster Administrasi Guru

b) Dari cluster : Kompetensi Guru

Gambar 6. Hasil penelitian prioritas node


matapelajaran Ekonomi dalam cluster Gambar 9. Hasil penelitian prioritas node
Administrasi Guru matapelajaran Ekonomi dalam cluster
Kompetensi Guru

Gambar 7. Hasil penelitian prioritas


alternatif guru matapelajaran Ekonomi Gambar 10. Hasil penelitian prioritas
dalam cluster Administrasi Guru alternatif guru matapelajaran Ekonomi
dalam cluster Kompetensi Guru
Akan menghasilkan sebuah file Full Report
berupa sebuah file html yang dibuka dengan Akan menghasilkan sebuah file Full Report
browser: berupa sebuah file html yang dibuka dengan
browser:

147
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

Gambar 11. Hasil penelitian rangking untuk


alternatif matapelajaran Ekonomi dalam Gambar 14. Hasil penelitian ranking untuk
cluster Kompetensi Guru alternatif matapelajaran Ekonomi dalam
c) Dari cluster : Metode Guru Mengajar cluster Metode Guru Mengajar
Dengan keterkaitan semua cluster dalam
ANP, akan ditentukan prioritas dari cluster-
cluster yang terkait oleh Kepala SMAN 5
Depok.

Gambar 12. Hasil penelitian prioritas node


matapelajaran Ekonomi dalam cluster Gambar 15. Perbandingan cluster
Metode Guru Mengajar matapelajaran Ekonomi dalam ANP

Data tersebut diolah melalui perangkat


lunak SuperDecisions maka akan
dihasilkan:

Gambar 13. Hasil penelitian prioritas


alternatif guru matapelajaran Ekonomi
dalam cluster Metode Guru Mengajar
Gambar 16. Hasil penelitian prioritas
Akan menghasilkan sebuah file Full Report alternatif guru matapelajaran Ekonomi antar
berupa sebuah file html yang dibuka dengan semua cluster
browser :
148
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

Akan menghasilkan sebuah file Full Report tertentu. Oleh karena itu, SuperDecisions
berupa sebuah file html yang dibuka dengan layak untuk digunakan di SMAN 5 Depok.
browser :
Hasil Pengujian
Dari penelitian yang dilakukan, maka
didapatkan :
a) Faktor-faktor yang menentukan prioritas
Guru untuk mengajar matapelajaran
tertentu setiap periode menurut masing-
masing cluster.
i. Berdasarkan hasil interview atau
wawancara dan kuesioner, maka
Administrasi Guru menentukan 3
Gambar 17. Hasil penelitian ranking untuk
node atau faktor terbesar untuk
alternatif matapelajaran Ekonomi dalam menentukan guru pengajar
semua cluster matapelajaran. Dan berdasarkan hasil
Penelitian Pengukuran Kualitas Perangkat pengujian yang dilakukan pada
Lunak SuperDecisions metode ANP dengan perangkat lunak
Dalam penelitian pengukuran kualitas SuperDecisions maka didapatkan :
perangkat lunak ini diambil melalui
wawancara langsung/interview ke responden Tabel 1. Tabel Prioritas Faktor atau Node
ahli yaitu, Kepala SMAN 5 Depok. dalam Administrasi Guru
Penelitian ini berupa penilaian yang
Peringkat
diberikan oleh Kepala SMAN 5 Depok Node
Kepentingan
berupa pengukuran kualitas perangkat lunak
yang terdiri dari : Membuat program
1
a. Auditability = 5 pembelajaran
b. Accuracy = 15 Membuat penilaian
2
c. Completeness = 10 siswa
d. Error tolerance = 15 Membuat laporan
3
e. Execution efficiency = 10 kinerja bulanan
f. Operability = 15 ii. Berdasarkan hasil interview atau
g. Simplicity = 15 wawancara dan kuesioner, maka
h. Training = 15 Kompetensi Guru menentukan 2
Kualitas perangkat lunak yang digunakan node atau faktor terbesar untuk
akan berhasil baik dan dapat diterapkan menentukan guru pengajar
apabila responden memberikan penilaian matapelajaran. Dan berdasarkan hasil
lebih dari angka 80, dan sebaliknya jika nilai pengujian yang dilakukan pada
yang diberikan responden kurang dari angka metode ANP dengan perangkat lunak
80 maka kualitas perangkat lunak tersebut Super Decision maka didapatkan :
kurang dan perlu diadakan peninjauan
kembali untuk kelayakan pakainya. Tabel 2. Tabel Prioritas Faktor atau
Dari penilaian yang dilakukan oleh Kepala Node dalam Kompetensi Guru
SMAN 5 Depok memperlihatkan bahwa
kualitas perangkat lunak berada diatas angka Peringkat
80, hal ini membuktikan bahwa perangkat Node
Kepentingan
lunak SuperDecisions sangat berperan
Kompetensi Pedagogik 1
dalam menentukan kualitas guru pengajar
khususnya guru pengajar matapelajaran Kompetensi Kepribadian 2

149
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

iii. Berdasarkan hasil interview atau yang perlu mendapat perhatian, antara
wawancara dan kuesioner, maka lain adalah aturan atau kebijakan,
Metode Guru Mengajar peningkatan kualitas pelayanan guru
menentukan 4 Node atau faktor pengajar, dan dari sisi personil atau user
terbesar untuk menentukan pengajar yang menggunakan sistem.
matapelajaran. Dan berdasarkan hasil Untuk aturan atau kebijakan perlu
pengujian yang dilakukan pada adanya aturan yang menjelaskan alasan
metode ANP dengan perangkat lunak pemilihan kriteria ideal seorang guru
Super Decision maka didapatkan : pengajar. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan kejelasan dari pihak-pihak
Tabel 3.Tabel Prioritas Faktor atau Node yang terkait yang memberikan masing-
dalam Metode Guru Mengajar masing kriteria. Bentuk timbal balik dari
guru yang dipilih sebagai alternatif
Peringkat pengajar, adalah pengukuran kualitas
Node
Kepentingan diri. Sehingga guru dapat mengukur
Kelengkapan dan 1 kinerja mengajar masing-masing. Dalam
kesesuaian materi hal ini, kriteria guru pengajar yang
Kemampuan 2 dianalisa dan diteliti belum termasuk
menyampaikan materi kriteria Sertifikasi Guru yang dimiliki
Gaya dan penampilan 3 oleh masing-masing guru.
mengajar Pihak manajemen juga perlu
Memotivasi siswa 4 memperhatikan peningkatan kualitas
pelayanan bagi para guru pengajar. Hal
b) Guru yang paling tepat untuk mengajar ini dilakukan seiring dengan peningkatan
matapelajaran Ekonomi adalah ibu Siti standarisasi kriteria pengajar. Agar
Sayidah Makrifah, SE. seimbang dengan hasil sistem penelitian
c) Kualitas perangkat lunak yang diukur yang dianalisa.
oleh Kepala SMAN 5 Depok berada Untuk personilnya, pihak manajemen
diatas angka 80 maka perangkat lunak yang terkait perlu mempertimbangkan
SuperDecisions layak untuk diterapkan untuk adanya pelatihan user agar dapat
dan digunakan sebagai perangkat lunak menggunakan sistem tersebut dengan
yang dapat mengukur kualitas guru baik. Hal ini perlu dilakukan supaya
dalam mengajar. hasil yang diberikan oleh sistem adalah
d) Hasil pengujian ini telah diuji dengan hasil yang maksimal dan dapat
Kuesioner SuperDecisions berupa membantu pengambilan keputusan bagi
pendapat human yaitu responden yang pimpinan. Dalam hal ini, pimpinan yang
mengisi kuesioner dan tertuang dalam dimaksud adalah Kepala SMA Negeri 5
kuesioner, serta interview kualitas Depok.
perangkat lunak dengan responden ahli
yaitu Kepala SMAN 5 Depok. b) Dari segi Sistem :
Sistem pengambilan keputusan yang
Implikasi Penelitian menggunakan perangkat lunak
Dari penelitian yang telah dilakukan telah SuperDecisions dapat dilakukan secara
menghasilkan beberapa kesimpulan dan periodik/berulang, oleh karena itu sistem
implikasi penelitian. ini dapat menggantikan sistem lama
a) Dari segi Manajerial : (tradisional), yaitu pengambilan
Pihak manajemen yang terkait, perlu keputusan berdasarkan intuisi atau
memperhatikan beberapa hal sebagai hubungan kedekatan. Kemudian, agar
implikasi dari hasil tindak lanjut dapat mendukung hasil analisa
penelitian yang telah dilakukan. Hal
150
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

penelitian, perlu adanya penilaian dirasakan perlu dilibatkan dalam kriteria


kualitas perangkat lunak yang dilakukan pengajar matapelajaran.
oleh Kepala SMAN 5 Depok, yang Penelitian ini juga dapat dikembangkan
meliputi 8 komponen, antara lain : untuk menyelesaikan masalah bagaimana
Auditability, Accuracy, Completeness, menentukan guru koordinator
Error Tolerance, Execution Efficiency, matapelajaran, untuk membantu
Operability, Simplicity dan Training. Hal mempermudah menentukan jadwal
ini dilakukan agar sistem dapat mengajar bagi guru pengajar matapelajaran
memberikan dukungan hasil keputusan secara periodik/berulang.
untuk pimpinan, yaitu Kepala SMAN 5
Depok. Hasil yang diberikan oleh sistem, Penutup
adalah siapa guru pengajar terbaik untuk Kesimpulan
setiap matapelajarannya, dan kriteria apa Berdasarkan pembahasan dan analisa pada
saja yang ideal untuk guru pengajar. bagian sebelumnya, maka dapat
Hasil analisa berupa guru pengajar disampaikan beberapa kesimpulan sebagai
matapelajaran, akan diurutkan berikut:
berdasarkan prioritas ranking guru yang 1. Pengujian ini divalidasi dengan
didapatkan dari hasil kuesioner per nama Kuesioner SuperDecisions berupa
guru. Sedangkan node ideal yang pendapat human yaitu responden yang
dihasilkan adalah hasil penggabungan mengisi kuesioner dan tertuang dalam
beberapa node dari masing-masing kuesioner dan diolah datanya dengan
cluster, yaitu Administrasi Guru, perangkat lunak SuperDecisions. Hasil
Kompetensi Guru dan Metode Guru dari pengujian adalah terdapatnya
Mengajar. Node tersebut diambil kesesuaian antara keputusan responden
beberapa dari prioritas masing-masing ahli dengan output yang dikeluarkan
node. oleh perangkat lunak SuperDecisions.
Untuk mendapatkan sistem yang baik, 2. Dilakukan pengukuran kualitas
perlu adanya dukungan dari berbagai perangkat lunak SuperDecisions oleh
pihak. Di SMAN 5 Depok, pihak-pihak responden ahli yaitu Kepala SMAN 5
yang terlibat untuk dapat memberikan Depok sehingga didapatkan hasil berupa
dukungan sistem yang baik, antara lain penilaian yang berada diatas angka 80,
adalah Wakil kepala sekolah bidang yang berarti bahwa perangkat lunak
sarana, Wakil kepala sekolah bidang SuperDecisions layak untuk digunakan
kurikulum dan Wakil kepala sekolah dan diterapkan di SMAN 5 Depok.
bidang kesiswaan. 3. Hasil pengukuran kualitas perangkat
lunak SuperDecisions berada di atas
c) Untuk penelitian berikutnya : angka 80, hal ini menunjukkan bahwa
Penelitian ini dirasakan masih SuperDecisions memberi peran dalam
banyak kekurangan. Hal ini karena, pengambilan keputusan yang dilakukan
adanya beberapa kendala yang dihadapi oleh Kepala SMAN 5 Depok.
pada saat penelitian dan pengujian.
Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian Saran
lebih lanjut untuk melengkapi 1. Perlu adanya aturan dan kebijakan dari
kekurangan yang ada di penelitian ini. pihak manajemen untuk mendukung
Hal yang perlu dikembangkan, antara penerapan sistem yang dibutuhkan.
lain seperti belum dilibatkannya unsur 2. Perlu adanya dukungan dari berbagai
Sertifikasi Guru sebagai faktor dalam pihak yang terkait, supaya sistem dapat
menentukan guru pengajar berjalan dengan baik dan memberikan
matapelajaran. Kriteria sertifikasi guru

151
Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2 No.2, September 2010
ISSN 2085-725X

hasil yang mendukung keputusan Network Process (ANP) : Studi Kasus


pimpinan. Kelas Eksekutif Kampus Pusat,
3. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk Fakultas Teknologi Informasi,
menyelesaikan masalah bagaimana Universitas Budi Luhur”, Tesis, Jakarta,
menentukan guru koordinator, 2010.
menentukan siswa teladan dan [10] Mahkamah Agung, “Undang-Undang
menentukan guru teladan. Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen”
Daftar Pustaka http://legislasi.mahkamahagung.go.id/
docs/UU/2005/ UU_NO_14_2005.pdf
[1] John Milton Gregory, ‘The Seven Laws (diakses 20 Juni 2010)
Of Teaching”, Baker Books, Inggris, [11] Mahkamah Agung, “PP RI Nomor 19
Juni 1995 Tahun 2005 Pasal 28 Tentang
[2] Turban, Efraim, Jay E. Aronson, Ting Kompetensi Pendidik”
Peng Liang, ”Decision Support Systems http://legislasi.mahkamahagung.go.id/
and Intelligent Systems”, 7th edition, docs/UU/2005/UU_NO_19_2005.pdf
Prentice-Hall, New Jersey, 2005 (diakses 20 Juni 2010)
[3] Saaty, Thomas L, “The Essentials of the [12] PERMENDIKNAS RI No. 16, 18, 19,
Analytic Network Process with Seven 20, 40, 41, tahun 2007 dan
Examples”, Decision Making with PERMENDIKNAS RI No. 63 tahun
Dependence and Feedback: The Super 2009.
DecisionsSoftware [13] “Profil SMA Negeri 5 Kota Depok”,
[4] “Analytic Network Process (ANP): Dinas Pendidikan Kota Depok, Depok,
Pendekatan Baru Studi Kualitatif”, 2010
Pusat Pendidikan dan Studi [14] Saaty, Thomas L., Vargas, Luis G.,
Kebanksentralan Bank Indonesia. 2005 “Decision Making with the Analytic
[5] Iwan Vanany, Juni 2003, “Aplikasi Network Process”. 2006
Analytic Network Process (ANP) Pada [15] Buku 1 Naskah Akademik, Direktorat
Perancangan Sistem Pengukuran Jendral Pendidikan Menengah
Kinerja” (Studi Kasus pada PT. X), Departemen Pendidikan Nasional,
Jurnal Teknik Industri Vol. 5, No. 1, Jakarta, 2008
Surabaya. [16] http://www.superdecisions.com
[6] Fadjar Hutomo, Prosiding Seminar (diakses 20 Juli 2010)
Nasional Manajemen Teknologi I,
”Multi Criteria Decision Model
Menggunakan AHP/Rating Model –
Linear Goal Programming” (Studi
Kasus : Pemilihan Proposal Investasi
CPPU/PPU PT.Sarana Jatim Ventura),
Pebruari 2005, ISBN : 979-99302-0-0
[7] SQA (Pengukuran Kualitas Software),
Universitas Gunadarma, Jakarta, 2009
[8] “Analytic Network Process (ANP):
Pendekatan Baru Studi Kualitatif”,
Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan Bank Indonesia. 2007
[9] Anita Diana, “Multi Criteria Decision
Model Penentuan Dosen Pengajar
Matakuliah Menggunakan Analytical

152

Вам также может понравиться