Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen Pembimbing :
Abdul Wasik, M.HI
Oleh :
Qoriatul Hasanah
201491010189
VI A PAI
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan hidayah untuk berfikir sehingga dapat melaksanakan tugas untuk
pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah
Masail Fiqh yang berjudul “Adzan Menggunakan Teknologi Mutaakhir
Untuk Ibadah ”.
Dalam penulisan makalah ini kami bermaksud untuk memenuhi tugas yang di
berikan dosen. Dan dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali
mengingat keterbatasan yang ada pada diri kami sehingga semua yang di tulis
masih sangat jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
makalah ini dapat bermanfaat dan kami minta maaf sebelumnya, apabila ini masih
belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas kritik dan saran-sarannya
yang sifatnya membangun tentunya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Adzan......................................................................................... 6
B. Syarat-syarat Muadzin................................................................................. 6
C. Rukun Adzan dan Sunnah Adzan................................................................. 7
D. Hukum Adzan Menggunakan Rekaman...................................................... 8
E. Dampak Adzan Dengan Rekaman................................................................ 9
F. Fatwa Majelis Ulama Indonesia...................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini kita hidup pada era informasi dan globalisasi yang ditandai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat nikmat Allah
kemudian kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita dapat memperoleh
kemudahan-kemudahan dalam hidup, termasuk dalam memanfaatkan hasil
teknologi sebagai sarana ibadah.
Di antara hasil teknologi yang dimanfaatkan oleh umat Islam sebagai
sarana ibadah adalah rekaman rekaman yang dipergunakan untuk
menyebarluaskan informasi tentang berbagai ajaran Islam kepada masyarakat,
menyimpan dan mengumandangkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan
juga adzan yang dilantunkan para muadzin baik dari dalam negeri maupun
luar negeri.
Demikian juga halnya dengan khutbah. Adanya fenomena pemanfaatan
rekaman rekaman untuk mengumandangkan adzan, baik melalui tape record,
radio, televisi maupun alat komunikasi lainnya, mengundang pertanyaan bagi
kita tentang hukumnya menurut pandangan syari’at Islam.
Maka dari itu, penulis membahas hal-hal yang berhubungan dengan
adzan dan khutbah yang sesuai dengan syariat Islam.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas timbul persoalan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian adzan ?
2. Apa saja syarat-syarat muadzin ?
3. Apa saja rukun adzan dan sunnah adzan ?
4. Bagaiaman hukum adzan menggunakan rekaman ?
5. Adakah dampak adzan menggunakan rekaman ?
6. Bagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang adzan
menggunakan rekaman ?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulisan
makalah ini bertujuan:
1. Untuk memahami pengertian adzan secara luas.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat adzan bagi muadzin.
4
3. Untuk mengetahui apa saja rukun adzan yang harus dipenuhi oleh muadzin
serta mengetahui sunnah-sunnah adzan agar dapat membedakannya
dengan rukun.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana hukum adzan menggunakan
rekaman yang sudah terjadi dalam masyarakat.
5. Mengetahui dampak yang diakibatkan ketika adzan menggunakan
rekaman.
6. Memahami bagaimana fatwa MUI tentang adzan menggunakan rekaman.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adzan
Adzan secara bahasa berarti pemberitahuan. Sedangkan secara istilah
adalah pemberitahuan tentang waktu shalat dengan menggunakan lafazh-
lafazh tertentu sesuai syari’at Islam. Adzan merupakan salah satu ibadah yang
sangat agung dan syi’ar Islam yang sangat nampak.
Adzan berisi kalimat-kalimat yang sangat dahsyat artinya berupa tauhid
dan keimanan yang dapat menggetarkan hati dan telinga. Adzan juga
merupakan penyebab terpeliharanya darah suatu kaum di masa Rasulullah.
Sahabat Anas bin Malik berkata:
6
1. Beragama Islam, karena adzan itu merupakan ibadah yang tidak boleh
dikerjakan oleh orang kafir.
2. Berakal. Menurut mayoritas ulama adzan orang gila atau mabuk tidak sah.
3. Laki-laki
4. Mumayyiz yaitu bisa membedakan antara baik dan buruk. Oleh karena itu,
para ulama bersepakat bahwa adzan anak kecil yang belum bisa
membedakan hal tersebut tidak sah.
5. Telah masuk waktu, kecuali adzan pertama shubuh.
C. Rukun Adzan dan Sunnah Adzan
1. Adapun rukun-rukun adzan adalah:
a. Berniat yaitu memasang niat dalam hati bahwa ia akan adzan karena
Allah semata
b. Membaca Allahu Akbar empat kali.
c. Membaca Asyhadu an La ilaaha illallah dua kali
d. Membaca Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah dua kali
e. Membaca Hayya ‘alas Shalah dua kali
f. Membaca Hayya ‘alal Falah dua kali
g. Membaca Allahu akbar dua kali
h. Membaca La ilaha illallah satu kali.
2. Adapun sunnah adzan yaitu :
Adzan memiliki beberapa adab dan sunnah yang selayaknya bagi
muadzin melakukannya, di antaranya adalah:
a. Irja` dan Tartil yaitu ada bacaan yang dilambatkan membacanya dan
ada yang dicepatkan.
b. Tarji yaitu membaca dua kalimat syahadat secara sir sebelum
dijaharkan.
c. Membaca “ash-shalatu khairun minan naum” dua kali dalam adzan
subuh.
d. Menghadap kiblat dan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri.
e. Adzan itu berdiri bukan duduk.
f. Adzan di tempat yang tinggi.
g. Bilal harus bersuara baik.
h. Bilal harus dalam keadaan berwudu`.
i. Menaruhkan dua anak jari pada telinganya.
j. Berdoa setelah adzan dengan do`a tertentu.
D. Hukum Adzan Menggunakan Rekaman
Pada zaman sekarang, di sebagian Negara Islam ada yang
mengumandangkan adzan dengan rekaman rekaman yang berisi suara
lantunan adzan. Adzan dengan rekaman rekaman tidaklah disyari’atkan dan
dikhawatrikan termasuk perkara bid’ah dalam agama. Dengan alasan-alasan
sebagai berikut :
7
1. Ibadah itu harus berdasarkan dalil. Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an
surah Asy-syuro ayat 21.
2. Adzan itu diperintahkan Rasulullah SAW. kepada manusia yaitu Bilal
bukan kepada benda mati seperti tape recorder, radio dan sebagainya. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
8
lain.karena Hukum Menjawab Adzan dari Radio/Tape tidak ada dalil
yang menjelaskannya.
E. Dampak Adzan Dengan Rekaman
9
meningkatkan perhatian serta melihat lebih sempurna akan suara dan gerak
khotib/imam/penceramah.
Mengingat :
10
mulutnya ke kanan dan ke kiri waktu mengucapkan ‘Hayya ‘alash-
sholah dan hayya ‘alal falah’.” Dan menurut Abu Daud, saya melihat
Bilal keluar lantas dia adzan tatkala sampai pada ‘Hayya ‘alash-sholah
dan hayya ‘alal falah’ dia memutarkan lehernya ke kanan. Dan dalam
satu riwayat menyebutkan: Bahwa semua ujung jari-jarinya
ditutupkannya di kedua telinganya.
g. “Tidak boleh adzan kecuali orang yang berwudhu”.
5. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI
Jakarta.
Mendengar :
Memutuskan :
11
2. Adzan yang dilakukan seperti di televisi atau radio-radio sebagai
petunjuk waktu shalat (seperti kebiasaan memukul bedug) boleh saja:
tetapi tidak sah untuk shalat lima waktu atau shalat Jum’at.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14