Вы находитесь на странице: 1из 8

Berita

PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS


Rabu Pahing, 19 Maret 2014 14:35 WIB 54445

Oleh: Guppianto Susilo, SE, MM I. PENDAHULUAN Puskesmas sebagai ujung tombak


pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi
menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada
upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu
upaya wajib di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam
memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan
menanggulanginya. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih
aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung
maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat dimasyarakat
dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung puskesmas yaitu
para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau
kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah
kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat
melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas. II. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar promosi
kesehatan adalah (1) Pemberdayaan, (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi serta dijiwai semangat
(4) Kemitraan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas,
strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi dasar tersebut dan dapat
dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut. III.
SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATAN Sumber daya utama yang diperlukan untuk
penyelengaraan promosi kesehatan di puskesmas adalah tanaga, sarana-prasarana dan dana atau
anggaran. Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas menurut Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di
Daerah adalah sebagai berikut: KWALIFIKASI JUMLAH KOPETENSI UMUM SDM
kesehatan minimal D3 kesehatan+minat & bakat dibidang promosi 1 orang 1. Membantu tenaga
kesehatan lain merancang pemberdayaan kesehatan 2. Melakukan binasuasana & advokasi
Standar sarana-prasarana promosi kesehatan puskesmas minimal sebagai berikut: NO JENIS
SARANA-PRASARANA JUMLAH 1 Flipcharts & stand 1 set 2 LCD Projector 1 buah 3
Amplifier & wireless microphone 1 set 4 Kamera foto 1 buah 5 Megaphon/Public Address
System 1 set 6 Portable Generator 1 buah 7 Tape/casset recorder/player 1 buah 8 Papan
Informasi 1 buah Pada unsur pendanaan promosi kesehatan puskesmas memang tidak ditentukan
standarnya, tetapi puskesmas/dinas kesehatan diharapkan menyediakan anggaran yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di puskesmas. IV. KEGIATAN PROMOSI
KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS Promosi kesehatan di dalam gedung
puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas
seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat
pembayaran dan halaman puskesmas, dengan perincian sebagai berikut: A. Di Tempat
Pendaftaran Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Alur pelayanan puskesmas 2.
Jenis pelayanan kesehatan 3. Denah poliklinik 4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi issu
pada saat itu 5. Peraturan kesehatan seperti; dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan,
membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain. 6. Petugas memberikan salam dan sambutan
yang menyenangkan pada pengunjung puskesmas dengan baik. B. Di Poliklinik Jenis informasi
yang disediakan antara lain adalah: 1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2
pasien tentang penyakit & obatnya. 2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik
(flashcard), poster, gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet). 3. Di ruang tunggu perlu
dipasang media seperti poster, brosur, peutaran film, pemutaran radio, tape recorder dan media
lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa
diperoleh dipuskesmas tersebut. C. Di Ruang Pelayanan KB & KIA Jenis informasi yang
disediakan antara lain adalah: 1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien
tentang penyakit & obatnya serta pelayanan2 lain yang berhubungan dengan bayi, anak, ibu
hamil, ibu menyusui maupun alat kontra sepsi. 2. Menyediakan berbagai media seperti lembar
balik (flashcard), poster, gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah
penyakit pada bayi, anak dan seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya termasuk
informasi tentang Keluarga Berencanan (KB). 3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti
poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara
pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut
terutama penyakit pada bayi dan anak, pentingnya memeriksakan kehamilannya secara teratur,
tablet Fe bagi ibu hamil, imunisasi lengkap bagi bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain
sebagainya. D. Di Ruang Perawatan Inap Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1.
Di tempat tidur Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien yang masih belum dapat
atau masih belum bisa meninggalkan tempat tidurnya, akan lebih efektif apabila menggunakan
lembar balik (flashcard) yang sedikit kalimatnya dan atau alat peraga yang tepat lainnya. 2.
Penggunaan bahan bacaan (biblioterapi) Dilakukan dengan peminjaman bahan2 bacaan dan atau
bedside health promotion dengan cara patugas membacakan bahan bacaan sambil melakukan
promosi kesehatan. 3. Penyuluhan berkelompok Dilakukan kepada pasien atau keluarga
dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya aula) dengan maksud untuk meningkatkan
pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku sekaligus menjadi salah satu media sosialisasi
antar pasien. Kegiatan ini lebih bersifat menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi (misalnya
dihalaman puskesmas). Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau media
promosi yang bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa digunakan
antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan lain sebagainya. 4.
Pemanfaatan ruang tunggu Ruang tunggu yang memadahi sangatlah cocok untuk digunakan
sebagai sarana untuk binasuasana bagi para pengunjung. Di dalam ruang tunggu juga perlu
disediakan berbagai media promosi seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio, TV
dan media lain. 5. Pendekatan keagamaan Petugas kesehatan baik secara mandiri ataupun
melalui bantuan pemuka agama dapat mengajak pasien/keluarga untuk berdo’a sesuai keyakinan
agamanya, menyediakan bahan bacaan keagamaan, kitab suci dan membimbing membacanya
atau membuat acara keagamaan yang dilakukan secara personal maupun kelompok.
Frekwensinya bisa bersifat harian, mimgguan atau bulanan secara rutin. E. Di Laboratorium
Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama menunggu, oleh kerena itu jenis informasi
yang disediakan harus bersifat swalayan (self service) seperti poster/standing banner yang dapat
di baca dan leaflet yang dapat diambil yang berisikan informasi tentang pentingnya penegakaan
diagnosis, manfaat screening kesehatan secara berkala, jenis pelayanan maupun pola tarifnya dan
lain sebagainya. F. Di Kamar Obat Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah
poster/standing banner yang dapat di baca, leaflet yang dapat diambil , pemutaran TV, tape
recorder atau player yang berisikan informasi tentang manfaat obat generik & keuntungan
menggunakannya, kesabaran & kedisiplinan menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta
pentingnya Taman Obat Keluarga (TOGA). G. Di Tempat Pembayaran Sebelum pasien/keluarga
pulang sebaiknya seluruh petugas memberi pelayanan yang hangat sebagai salam perpisahan,
ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga bertambah sehat serta jangan lupa sampaikan
kapanpun membutuhkan pelayanan lagi jangan ragu-ragu untuk datang lagi di Puskesmas anda.
Akan lebih terkesan lebih baik apa bila fase terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan
dengan memberikan cindera mata sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain
sebagainya yang bermanfaat bagi kesehatan. H. Di Klinik Khusus Pada umumnya poliklinik
khusus di puskesmas antara lain klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi remaja, klinik PHBS
dan lain sebaginya. Oleh karena itu promosi kesehatan yang paling efektif adalah berupa
konseling dengan didukung oleh semua media dan alat peraga diatas sesuai kebutuhan masing-
masing pasien/klien seperti; lembar balik, leaflet, poster, banner, buku saku, CD, pantoom, TV
dan lain sebagainya. I. Di Halaman Puskesmas Jenis informasi yang disediakan antara lain
adalah: 1. Di tempat parkir Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya
promosi kesehatan bersifat umum seperti himbauan ber-PHBS, larangan merokok, larangan
menyalahgunakan Narkoba, bahaya napza dan lain sebagainya dengan menggunakan media
baliho/bilboard, spanduk dan media serupa lainya. 2. Di taman puskesmas Taman puskesmas
disamping diperlukan sebagai media memperindah halaman dapat dijadikan sebagai model
promosi kesehatan dengan memberikan contoh-contoh Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan
contoh tanaman bergizi seperti sayuran dan buah-buahan (warung hidup) sekaligus diberikan
penjelasan kandungan gizi maupun manfaatnya. 3. Di dinding puskesmas Dinding puskesmas
dapat dimanfaatkan untuk promosi kesehatan dengan menggunakan poster dan media serupa
lainnya yang ditata seindah dan serapi mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesan-pesan
umum tentang kesehatan dan PHBS. 4. Di pagar puskesmas Pada waktu-waktu tertentu,
misalnya pada waktu peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), hari tembakau, hari gizi dan
lain sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan sebagai media promosi melalui pemasangan spanduk,
rontek, umbul-umbul atau bahkan murral, semuanya harus dipertimbangkan agar tidak merusak
keindahan. 5. Di kantin/warung kawasan puskesmas Di tempat ini sebaiknya pesan yang
disampaikan berisikan tentang makanan sehat, pesan gizi seimbang, keluarga sadar gizi dan
PHBS dengan menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran dan lain sebagainya. 6. Di
tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat digunakan untuk
menyampaikan informasi seputar kesehatan rokhani (jiwa) dikaitkan dengan perintah-perintah
agama dengan menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran buku saku, bahan bacaan dan
lain sebagainya yang bersifat gratis. V. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR
GEDUNG PUSKESMAS Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran
masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk
meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes diluar gedung
dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai fihak potensial melalui metode advokasi,
binasuasana, gerakan pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan dengan kegiatan sebagai
berikut: A. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu B. Promosi kesehatan melalui
pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna, posyandu, SBH, majlis taklim dan lain
sebagainya) C. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas) seperti
kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya D. Penggerakan dan pengorganisaian
masyarakat melalui: 1. Kunjungan rumah 2. Pemberdayaan berjenjang 3. Pengorganisasian
masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) VI.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui
sejauhmana pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas membuat catatan
secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kunjungan lapangan dibebepa
lokasi terpilih. B. Evaluasi Evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap tahap menejerial mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap pertengahan tahun dan akhir
tahun dengan menggunakan indikator pada setiap tahapan. C. Indikator Keberhasilan a. Indikator
masukan 1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam Rencana Umum
Pengembangan promkes Puskesmas. 2. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam
Rencana Operasional Promkes Puskesmas 3. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam
standar SDM promkes puskesmas 4. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain
dipuskesmas yang sudah dilatih 5. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai
acuan dalam standar sarana promkes puskesmas 6. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi
untuk penyelenggaraan promkes puskesmas. b. Indikator proses 1. Dilaksanakannya kegiatan
promkes didalam gedung (setiap tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan
klinik khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya 2. Kondisi media
komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dan lain-lain) masih bagus dan relevan 3.
Dilaksanakannya kegiatan promkes di masyrakat (kunjungan rumah & pengorganisasian
masyarakat). c. Indikator keluaran 1. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan
promkes 2. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes
dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-lain) 3. Berapa banyak keluarga yang telah
mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas 4. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah
digarap puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat 5. Puskesmas sebagai model institusi
kesehatan yang ber-PHBS, yaitu dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik
dan jamban sehat d. Indikator dampak Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya
promkes dipuskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan. Tatanan yang
dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional
Promkes tahun 2010). Adapaun indikator PHBS unruk 5 tatanan adalah sebagai berikut: 1.
Tatanan Rumah Tangga 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi bayi ASI
ekslusif 3) Menimbang balita 4) Menggunakan air bersih 5) Mencuci tangan dengan air bersih
dan memakai sabun 6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik 8) Makan sayur buah
9) Melakukan aktifitas fisik 10) Tidak merokok didalam rumah 2. Tatanan Institusi Kesehatan 1)
Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4)
Tidak merokok di Institusi Kesehatan 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik
nyamuk 7) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun 3. Tatanan Institusi Pendidikan 1)
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur 5)
Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah 7) Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya 4. Tatanan Institusi
Tempat Kerja 1) Tidak merokok di tempat kerja 2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari
tempat kerja 3) Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik 4) Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil 5)
Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6) Menggunakan air bersih 7) Menggunakan jamban
saat buang air kecil dan air besar 8) Membuang sampah pada tempatnya 9) Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan 5. Tatanan Institusi Pasar 1) Menggunakan air
bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di
pasar 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk 6. Tatanan Institusi
Tempat Ibadah 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada
tempatnya 4) Tidak merokok di tempat ibadah 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas
jentik nyamuk 7. Tempat Makan (Rumah Makan) 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan
jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 5)
Tidak merokok di tempat makan 6) Menutup makanan dan minuman 7) Tidak meludah
sembarangan 8) Memberantas jentik nyamuk 8. Transportasi Umum 1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di angkutan
umum 5) Tidak meludah sembarangan VII. REFERANSI Pusat Promosi Kesehatan, 2013,
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas, Kemenkes, Jakarta

Bagikan ke
Pemberantasan Sarang Nyamuk

1. 1. PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK


2. 2. PENDAHULUANPENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE• MASIH MENJADI MASALAH
KESEHATAN DAN SAAT INI ENDEMIS PD BEBERAPA KAB./KOTA.• DISEBABKAN OLEH VIRUS
DENGUE YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK AEDES AEGYPTY, DENGAN GEJALA DEMAM
MENDADAK 2 – 7 HARI, LEMAH/LESU, NYERI PADA ULU HATI, DISERTAI TANDA PERDARAHAN DI
KULIT BERUPA BINTIK PERDARAHAN, KADANG 2 DISERTAI DENGAN MIMISAN, BERAK
BERDARAH, MUNTAH DARAH, KESADARAN MENURUN DAN DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN.
3. 3. PENYEBARAN KASUS* SEBAGIAN BESAR BERADA PADA KEC. DI PUSAT KOTA*
KECENDERUNGAN KASUS TERJADI PADA KOMPLEKS PERUMAHAN* JMLH KASUS MENINGKAT
SESUDAH MUSIM HUJAN, SEJALAN DENGAN MENINGKATNYA KEPADATAN VEKTOR
4. 4. FAKTOR PEMUNGKINBERKEMBANGNYA PENYAKIT DBDA. ADANYA TEMPAT PENAMPUNGAN
AIRB. KEPADATAN DAN MOBILISASI PENDUDUKC. BANYAKNYA PEMUKIMAN BARUD. ADANYA
VEKTOR PENYEBAR PENYAKIT
5. 5. KEBIJAKSANAAN UPAYA PENANGGULANGAN DBDA. PENINGKATAN UPAYA PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN)B. PERAN SERTA MASYARAKATC. KEMITRAAN LINTAS PROGRAM DAN
LINTAS SEKTORD. PENANGGULANGAN FOCUSE. KEWASPADAAN DINI PENEMUAN KASUS
6. 6. KEGIATAN POKOK UPAYA P2 DBDA. PROMOTIF : PENYULUHAN BAIK LANGSUNG, MAUPUN
MELALUI MEDIAB. PREFENTIF :MENGAJAK MASY. MELAKUKAN KE GIATAN PSN DBD DENGAN 3
M PLUSC. KURATIF : PENGOBATAN DI PUSK & RMH SKTD. PENANGGULANGAN KASUS : *
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI * FOGGING FOCUSE. ABATISASI DAN PJB OLEH KADERG.
SURVEILANS DI RUMAH SAKITH. PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNISH. MONITORING DAN
EVALUASI
7. 7. H. PERMASALAHAN UTAMA :* Kesadaran/peran serta masy. blm Sepenuhnya kurangnya
perhatianmendukung kegiatan PSN–DBD sebagian “Masyarakat” terhadap kebersihan
lingkungan penggerakankhususnya dlm PSN-DBD peran serta masyarakat belum optimal.* ABJ
< 95 %* Fogging Minded* Dana dan sarana terbatas.
8. 8. PEMECAHAN MASALAH :* Meningkatkan PSM dng Penyuluhan.* Mengoptimalkan fungsi
Pokjanal DBD Tk.Kota,Kecamatan dan Pokja Kelurahan.* Meningkatkan Peran UKS dlm PSN–
DBD* Mengusahakan dana dari berbagai sum- ber untuk P2 DBD.
9. 9. SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti Nyamuk dewasa betina + 14 hariPupae (1-2 hari)
Larvae (5-7 hari) Telur
10. 10. CIRI-CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI Berwarna hitam & belang-belang (loreng) putih pada
seluruh tubuhnya. Berkembang biak di tempat penampungan air(TPA) – Bak Mandi/wc,
tempayan, drum. – Tempat Minum Burung – Vas Bunga, Pot Tanaman Air. – Kaleng, Ban Bekas,
Botol, plastik yang dibuang di sembarang tempat. Nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat
berkembang biak di selokan/got, atau kolam yang airnya langsung berhbungn dngan tanah.
Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari. Mampu terbang
sampai 100 meter
11. 11. Habitat Genangan air atau wadah berisi air didalam atau sekitar rumah/bangunan Air
bersih, bukan air kotor/comberan Tempat lembab, gelap/tidak langsung terkena sinar
matahari Daratan rendah, iklim tropis-subtropis, kurang dari 1000 m dr permukaan laut.
12. 12. Tempat Berkembang biak Nyamuk Aedes Agypti
13. 13. Behavior/Tingkah laku Aktif Siang hari: 08-11°° dan sore 15-17° ° Betina menyukai darah
manusia Jantan menyukai air disela-sela daun dan bangkai Terbang tidak terlalu jauh dari
sarangnya ± 50-100 M
14. 14. Faktor utama penyebaran penyakit DBD3. Sumber infeksi (Manusia sakit yang terinfeksi virus
aktif demam berdarah)5. Vektor (nyamuk Aedes Aegypty spp betina).7. Lingkungan.
15. 15. biologis Mekanis/fisik KimiaPencegahan dan Pengendalian
16. 16. Secara Kimia• Fogging/pengasapan-Malathion (jam aktif nyamuk, tidak ada angin/kuat)•
Obat Nyamuk Bakar, semprot atau repelent.• Abatisasi/Penaburan Bubuk abate (1 x 3 bulan) ----
sulit air
17. 17. Secara MekanisGerakan 3MMenguras bak mandi, drum ataukolam, paling
abatisasiMenutup gampang air, sulit air tidak seminggu sekali rapat-rapat tempatpenampung
air, semacam tempayandan drum, agar nyamuk tidak masukdan berkembangMengubur barang2
bekas yang dapatmenampung air hujan
18. 18.  Bersihkan lingkungan • Vas bunga • Wadah minum burung • Pasang kelambu • Pasang
kasa pada setiap celah ventilasi • Jangan banyak gantungan baju • Jangan membiarkan ada air
yang tergenang
19. 19. Secara Biologis Predator : Air kolam diisi ikan pemakan jentik – Memelihara Ikan yang
relatif kuat dan tahan, misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau Insektisida Hayati
(ekstrakTumbuh- Memanfaatkantumbuhan) Tanaman Pengusir Nyamuk populer
20. 20. Tanaman Pengusir Nyamuk Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah:Jenis tanaman yang
dalam kondisi hidup mampumenghalau nyamuk, artinya tanpa diolahpun mampu mengusir
nyamuk.
21. 21. Lantana camera L/ sebagaiTembelekanAplikasi Penggunaan pengusir nyamuk dengan cara
membakar daun lantana kering. Bisa ditanam dipot/pekarangan bisa bikin nyamuk mabuk tapi
tidak seefektif dibakar
22. 22. SelasihSelasih umum ditanaman diluar ruangan. Bisauntuk pagar maupun ditanam ditepi
teras. Barisan selasih merupakan benteng ampuhuntuk menjauhkan nyamuk dari
perkaranganrumah. Selain ditanaman, juga dapat dioles. Daunselasih diremas lantas dioleskan
ketangan.Maka tangan akan terhindar dari gigitannyamuk.
23. 23. Tagetes patula Tahi Kotok/ Bunga Tahi ayam Cara Pemakaiannya Daun dan Tangkai
tanaman tagetes mengandung minyak atsiri (Piperitol dan Bitienil). Aromanya tidak disenangi
nyamuk dan serangga lain. Untuk membasmi larva, daun tagetes dicampur dengan air. Air
disaring dibuang ampasnya. Air sari dimasukkan kedalam air yang ada jentiknya. Daun tagetes
bisa juga dijadikan obat nyamuk bakar. CARAnya sebanyak 100g daun dikeringkan dan dibakar.
Asap yang yang mengandung antinyamuk ini akan menyebar dalam ruangan dan membuat
nyamuk mabok.
24. 24. Zodia (Evodiaa suaveolens) Aplikasi Penempatan. Jika anda dekat Zodia , anda akan
mencium bau harum, apalagi tanaman ini digoyangkan. Namun lama kelamaan, bagi yang tidak
tahan bakal pusing. Aroma khas Zodia ini tidak disukai nyamuk karena adanya senyawa
Evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai serangga Untuk mengusir nyamuk dalam
ruangan, Zodia diletakkan di dekat jendela atau dipojok ruangan yang ada kipas anginnya
25. 25. Geranium
26. 26. Geranium homeanumGeranium ditanaman outdoor dan indoor.Caranya diletakkan dekat
jendela atau tempatyang dilalui angin. Angin akan menggoyangtanaman sehingga aroma
menyebar ke udara.Aroma ini yang tidak disukai nyamuk. Jika tidakada angin bisa dibantu
dengan kipas angin.
27. 27. Geranium Ada juga yang menggunakan untuk dioleskan. Daun diremas-remas atau
dihancurkan, kemudian dioleskan ketangan. Nyamuk tidak akan mendekat
28. 28. SerehMekanisme Pengusiran Nyamuk Caranya dengan menyemprotkan ekstrak ditempat
persembunyian nyamuk. Bersifat racun kontak. Dapat menyebabkan kematian nyamuk akibat
kehilangan cairan secara terus menerus sehingga tubuh nyamuk akan kekurangan cairan. Hal ini
terjadi setelah nyamuk mencium ekstraks tamanan ini. Selain menggunakan eksraknya, daun
kering dari sereh wangi dapat digosok-gosokkan ke kulit. Kulit akan terbebas dari gigitan
nyamuk.
29. 29. Lavender spp.
30. 30. Masih jarang dan agak susah dikembangkan di Indonesia
31. 31. Kunci keberhasilan programpengendalian nyamuk tersebut adalah dengan Pembetantasan
Sarang Nyamuk (3 M Plus) yang dilakukan oleh semua masyarakat Secara berkesinambungan
32. 32. Larvasiding Ikanisasi3M Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok plus Pencahayaan
Ventilasi Kasa
33. 33. Kiat Sederhana Perangi Nyamuk Hindari genangan air, termasuk selokan mampat, cangkir
minum burung Pokoknya, segala wadah yang berpotensi untuk berbiaknya nyamuk. Upayakan
bebas bebauan dan menjaga tempat selalu kering.Beberapa species nyamuk tertarik pada
aroma keringat, hair spray, parfum, sabun dan losion wangi Pilih busana warna KHAKI, karena
warna tersebut tidak disukai nyamuk dibanding dengan warna cerah. Kalau terpaks berada
dilokasi yang banyak nyamuk misalnya petang hari, daerah basah, penuh pepohonan, rawa atau
danau sebaiknya digunakan lotion pengusir nyamuk. Hati-hati menggunakannya jangan kena
bibir, mata, dahi
34. 34.  Ada cara praktis, sederhana dan mudah menghindari gigit nyamuk dengan mengoleskan
air jeruk dibagian tubuh yang rawan gigitan nyamuk. air jeruk yang baunya menyengat ini
menyebabkan nyamuk ogah mendekat apalagi mengigit. Atau ambil beberapa lembar daun
pepaya dan taruh diruangan. Pasukan nyamukpun tidak berani mendekat. Selain nyamuk bakar
atau semprot, bisa menggunakan piring atau nampan yang dioles minyak goreng pada
permukaanya. Lalu dikipaskan ditempat yang banyak nyamuk maka nyamuk akan banyak
melekat dipermukaan yang ada minyaknya.
35. 35. OLA PERAN SERTA PEMBINAAN GERAKAN 3M mel. pok PKK PARIWI PERIN PEMDA DEPAG
DIKNAS DKK ROTARY DIPENDA SATA DUS DLLAJ BAG SOS TRIAN KEC RS/ MASJID/ SEKOLAH PUS
RUMAH HOTEL/ TERMI INSTI PASAR TEMPAT TTI KES TANGGA TTU NAL TUSI IBADAH MAS
SUBDIN P2P / KESLING/ PROMKESUSULAN KEGIATAN TERPADUPERAN SERTA
MASYARAKATDALAM PSN DBDKEGIATAN YG DILAKUKAN : 3. PELATIHAN/REFRESING 6.
PENYULUHAN1. PENDATAAN 4. PENGGERAKAN PSN 7. MONITORING & EVALUASI2. T.L SRT
EDRN MENDAGRI 5. PJB
36. 36. FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH DBD
37. 37. Pelaksanaan PJB - PSN
38. 38. KESIMPULAN PSN – DBD dengan kegiatan 3 M PLUS suatu metode TEPAT GUNA, MURAH
dan MUDAH untuk mencegah penyakit DBD.

Вам также может понравиться