Oleh: Guppianto Susilo, SE, MM I. PENDAHULUAN Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas. II. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar promosi kesehatan adalah (1) Pemberdayaan, (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas, strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut. III. SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATAN Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelengaraan promosi kesehatan di puskesmas adalah tanaga, sarana-prasarana dan dana atau anggaran. Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah adalah sebagai berikut: KWALIFIKASI JUMLAH KOPETENSI UMUM SDM kesehatan minimal D3 kesehatan+minat & bakat dibidang promosi 1 orang 1. Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaan kesehatan 2. Melakukan binasuasana & advokasi Standar sarana-prasarana promosi kesehatan puskesmas minimal sebagai berikut: NO JENIS SARANA-PRASARANA JUMLAH 1 Flipcharts & stand 1 set 2 LCD Projector 1 buah 3 Amplifier & wireless microphone 1 set 4 Kamera foto 1 buah 5 Megaphon/Public Address System 1 set 6 Portable Generator 1 buah 7 Tape/casset recorder/player 1 buah 8 Papan Informasi 1 buah Pada unsur pendanaan promosi kesehatan puskesmas memang tidak ditentukan standarnya, tetapi puskesmas/dinas kesehatan diharapkan menyediakan anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di puskesmas. IV. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas, dengan perincian sebagai berikut: A. Di Tempat Pendaftaran Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Alur pelayanan puskesmas 2. Jenis pelayanan kesehatan 3. Denah poliklinik 4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi issu pada saat itu 5. Peraturan kesehatan seperti; dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain. 6. Petugas memberikan salam dan sambutan yang menyenangkan pada pengunjung puskesmas dengan baik. B. Di Poliklinik Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien tentang penyakit & obatnya. 2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet). 3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, peutaran film, pemutaran radio, tape recorder dan media lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut. C. Di Ruang Pelayanan KB & KIA Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien tentang penyakit & obatnya serta pelayanan2 lain yang berhubungan dengan bayi, anak, ibu hamil, ibu menyusui maupun alat kontra sepsi. 2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster, gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah penyakit pada bayi, anak dan seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya termasuk informasi tentang Keluarga Berencanan (KB). 3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas tersebut terutama penyakit pada bayi dan anak, pentingnya memeriksakan kehamilannya secara teratur, tablet Fe bagi ibu hamil, imunisasi lengkap bagi bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain sebagainya. D. Di Ruang Perawatan Inap Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Di tempat tidur Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien yang masih belum dapat atau masih belum bisa meninggalkan tempat tidurnya, akan lebih efektif apabila menggunakan lembar balik (flashcard) yang sedikit kalimatnya dan atau alat peraga yang tepat lainnya. 2. Penggunaan bahan bacaan (biblioterapi) Dilakukan dengan peminjaman bahan2 bacaan dan atau bedside health promotion dengan cara patugas membacakan bahan bacaan sambil melakukan promosi kesehatan. 3. Penyuluhan berkelompok Dilakukan kepada pasien atau keluarga dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya aula) dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku sekaligus menjadi salah satu media sosialisasi antar pasien. Kegiatan ini lebih bersifat menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi (misalnya dihalaman puskesmas). Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau media promosi yang bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa digunakan antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan lain sebagainya. 4. Pemanfaatan ruang tunggu Ruang tunggu yang memadahi sangatlah cocok untuk digunakan sebagai sarana untuk binasuasana bagi para pengunjung. Di dalam ruang tunggu juga perlu disediakan berbagai media promosi seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio, TV dan media lain. 5. Pendekatan keagamaan Petugas kesehatan baik secara mandiri ataupun melalui bantuan pemuka agama dapat mengajak pasien/keluarga untuk berdo’a sesuai keyakinan agamanya, menyediakan bahan bacaan keagamaan, kitab suci dan membimbing membacanya atau membuat acara keagamaan yang dilakukan secara personal maupun kelompok. Frekwensinya bisa bersifat harian, mimgguan atau bulanan secara rutin. E. Di Laboratorium Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama menunggu, oleh kerena itu jenis informasi yang disediakan harus bersifat swalayan (self service) seperti poster/standing banner yang dapat di baca dan leaflet yang dapat diambil yang berisikan informasi tentang pentingnya penegakaan diagnosis, manfaat screening kesehatan secara berkala, jenis pelayanan maupun pola tarifnya dan lain sebagainya. F. Di Kamar Obat Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah poster/standing banner yang dapat di baca, leaflet yang dapat diambil , pemutaran TV, tape recorder atau player yang berisikan informasi tentang manfaat obat generik & keuntungan menggunakannya, kesabaran & kedisiplinan menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya Taman Obat Keluarga (TOGA). G. Di Tempat Pembayaran Sebelum pasien/keluarga pulang sebaiknya seluruh petugas memberi pelayanan yang hangat sebagai salam perpisahan, ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga bertambah sehat serta jangan lupa sampaikan kapanpun membutuhkan pelayanan lagi jangan ragu-ragu untuk datang lagi di Puskesmas anda. Akan lebih terkesan lebih baik apa bila fase terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan dengan memberikan cindera mata sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi kesehatan. H. Di Klinik Khusus Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas antara lain klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain sebaginya. Oleh karena itu promosi kesehatan yang paling efektif adalah berupa konseling dengan didukung oleh semua media dan alat peraga diatas sesuai kebutuhan masing- masing pasien/klien seperti; lembar balik, leaflet, poster, banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain sebagainya. I. Di Halaman Puskesmas Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah: 1. Di tempat parkir Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir, sebaiknya promosi kesehatan bersifat umum seperti himbauan ber-PHBS, larangan merokok, larangan menyalahgunakan Narkoba, bahaya napza dan lain sebagainya dengan menggunakan media baliho/bilboard, spanduk dan media serupa lainya. 2. Di taman puskesmas Taman puskesmas disamping diperlukan sebagai media memperindah halaman dapat dijadikan sebagai model promosi kesehatan dengan memberikan contoh-contoh Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan contoh tanaman bergizi seperti sayuran dan buah-buahan (warung hidup) sekaligus diberikan penjelasan kandungan gizi maupun manfaatnya. 3. Di dinding puskesmas Dinding puskesmas dapat dimanfaatkan untuk promosi kesehatan dengan menggunakan poster dan media serupa lainnya yang ditata seindah dan serapi mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesan-pesan umum tentang kesehatan dan PHBS. 4. Di pagar puskesmas Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), hari tembakau, hari gizi dan lain sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan sebagai media promosi melalui pemasangan spanduk, rontek, umbul-umbul atau bahkan murral, semuanya harus dipertimbangkan agar tidak merusak keindahan. 5. Di kantin/warung kawasan puskesmas Di tempat ini sebaiknya pesan yang disampaikan berisikan tentang makanan sehat, pesan gizi seimbang, keluarga sadar gizi dan PHBS dengan menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran dan lain sebagainya. 6. Di tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat digunakan untuk menyampaikan informasi seputar kesehatan rokhani (jiwa) dikaitkan dengan perintah-perintah agama dengan menggunakan poster, neon box, leaflet, selebaran buku saku, bahan bacaan dan lain sebagainya yang bersifat gratis. V. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes diluar gedung dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai fihak potensial melalui metode advokasi, binasuasana, gerakan pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan dengan kegiatan sebagai berikut: A. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu B. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna, posyandu, SBH, majlis taklim dan lain sebagainya) C. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas) seperti kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya D. Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui: 1. Kunjungan rumah 2. Pemberdayaan berjenjang 3. Pengorganisasian masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas membuat catatan secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kunjungan lapangan dibebepa lokasi terpilih. B. Evaluasi Evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap tahap menejerial mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap pertengahan tahun dan akhir tahun dengan menggunakan indikator pada setiap tahapan. C. Indikator Keberhasilan a. Indikator masukan 1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas. 2. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana Operasional Promkes Puskesmas 3. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes puskesmas 4. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain dipuskesmas yang sudah dilatih 5. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam standar sarana promkes puskesmas 6. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan promkes puskesmas. b. Indikator proses 1. Dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya 2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dan lain-lain) masih bagus dan relevan 3. Dilaksanakannya kegiatan promkes di masyrakat (kunjungan rumah & pengorganisasian masyarakat). c. Indikator keluaran 1. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes 2. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-lain) 3. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas 4. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat 5. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan jamban sehat d. Indikator dampak Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes dipuskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan. Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010). Adapaun indikator PHBS unruk 5 tatanan adalah sebagai berikut: 1. Tatanan Rumah Tangga 1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi bayi ASI ekslusif 3) Menimbang balita 4) Menggunakan air bersih 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun 6) Menggunakan jamban sehat 7) Memberantas jentik 8) Makan sayur buah 9) Melakukan aktifitas fisik 10) Tidak merokok didalam rumah 2. Tatanan Institusi Kesehatan 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di Institusi Kesehatan 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk 7) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun 3. Tatanan Institusi Pendidikan 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur 5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan 8) Membuang sampah pada tempatnya 4. Tatanan Institusi Tempat Kerja 1) Tidak merokok di tempat kerja 2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja 3) Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik 4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil 5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6) Menggunakan air bersih 7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan air besar 8) Membuang sampah pada tempatnya 9) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan 5. Tatanan Institusi Pasar 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di pasar 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk 6. Tatanan Institusi Tempat Ibadah 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di tempat ibadah 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk 7. Tempat Makan (Rumah Makan) 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 5) Tidak merokok di tempat makan 6) Menutup makanan dan minuman 7) Tidak meludah sembarangan 8) Memberantas jentik nyamuk 8. Transportasi Umum 1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban 3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di angkutan umum 5) Tidak meludah sembarangan VII. REFERANSI Pusat Promosi Kesehatan, 2013, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas, Kemenkes, Jakarta
Bagikan ke Pemberantasan Sarang Nyamuk
1. 1. PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
2. 2. PENDAHULUANPENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE• MASIH MENJADI MASALAH KESEHATAN DAN SAAT INI ENDEMIS PD BEBERAPA KAB./KOTA.• DISEBABKAN OLEH VIRUS DENGUE YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK AEDES AEGYPTY, DENGAN GEJALA DEMAM MENDADAK 2 – 7 HARI, LEMAH/LESU, NYERI PADA ULU HATI, DISERTAI TANDA PERDARAHAN DI KULIT BERUPA BINTIK PERDARAHAN, KADANG 2 DISERTAI DENGAN MIMISAN, BERAK BERDARAH, MUNTAH DARAH, KESADARAN MENURUN DAN DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN. 3. 3. PENYEBARAN KASUS* SEBAGIAN BESAR BERADA PADA KEC. DI PUSAT KOTA* KECENDERUNGAN KASUS TERJADI PADA KOMPLEKS PERUMAHAN* JMLH KASUS MENINGKAT SESUDAH MUSIM HUJAN, SEJALAN DENGAN MENINGKATNYA KEPADATAN VEKTOR 4. 4. FAKTOR PEMUNGKINBERKEMBANGNYA PENYAKIT DBDA. ADANYA TEMPAT PENAMPUNGAN AIRB. KEPADATAN DAN MOBILISASI PENDUDUKC. BANYAKNYA PEMUKIMAN BARUD. ADANYA VEKTOR PENYEBAR PENYAKIT 5. 5. KEBIJAKSANAAN UPAYA PENANGGULANGAN DBDA. PENINGKATAN UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)B. PERAN SERTA MASYARAKATC. KEMITRAAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORD. PENANGGULANGAN FOCUSE. KEWASPADAAN DINI PENEMUAN KASUS 6. 6. KEGIATAN POKOK UPAYA P2 DBDA. PROMOTIF : PENYULUHAN BAIK LANGSUNG, MAUPUN MELALUI MEDIAB. PREFENTIF :MENGAJAK MASY. MELAKUKAN KE GIATAN PSN DBD DENGAN 3 M PLUSC. KURATIF : PENGOBATAN DI PUSK & RMH SKTD. PENANGGULANGAN KASUS : * PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI * FOGGING FOCUSE. ABATISASI DAN PJB OLEH KADERG. SURVEILANS DI RUMAH SAKITH. PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNISH. MONITORING DAN EVALUASI 7. 7. H. PERMASALAHAN UTAMA :* Kesadaran/peran serta masy. blm Sepenuhnya kurangnya perhatianmendukung kegiatan PSN–DBD sebagian “Masyarakat” terhadap kebersihan lingkungan penggerakankhususnya dlm PSN-DBD peran serta masyarakat belum optimal.* ABJ < 95 %* Fogging Minded* Dana dan sarana terbatas. 8. 8. PEMECAHAN MASALAH :* Meningkatkan PSM dng Penyuluhan.* Mengoptimalkan fungsi Pokjanal DBD Tk.Kota,Kecamatan dan Pokja Kelurahan.* Meningkatkan Peran UKS dlm PSN– DBD* Mengusahakan dana dari berbagai sum- ber untuk P2 DBD. 9. 9. SIKLUS HIDUP NYAMUK Aedes aegypti Nyamuk dewasa betina + 14 hariPupae (1-2 hari) Larvae (5-7 hari) Telur 10. 10. CIRI-CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI Berwarna hitam & belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya. Berkembang biak di tempat penampungan air(TPA) – Bak Mandi/wc, tempayan, drum. – Tempat Minum Burung – Vas Bunga, Pot Tanaman Air. – Kaleng, Ban Bekas, Botol, plastik yang dibuang di sembarang tempat. Nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan/got, atau kolam yang airnya langsung berhbungn dngan tanah. Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari. Mampu terbang sampai 100 meter 11. 11. Habitat Genangan air atau wadah berisi air didalam atau sekitar rumah/bangunan Air bersih, bukan air kotor/comberan Tempat lembab, gelap/tidak langsung terkena sinar matahari Daratan rendah, iklim tropis-subtropis, kurang dari 1000 m dr permukaan laut. 12. 12. Tempat Berkembang biak Nyamuk Aedes Agypti 13. 13. Behavior/Tingkah laku Aktif Siang hari: 08-11°° dan sore 15-17° ° Betina menyukai darah manusia Jantan menyukai air disela-sela daun dan bangkai Terbang tidak terlalu jauh dari sarangnya ± 50-100 M 14. 14. Faktor utama penyebaran penyakit DBD3. Sumber infeksi (Manusia sakit yang terinfeksi virus aktif demam berdarah)5. Vektor (nyamuk Aedes Aegypty spp betina).7. Lingkungan. 15. 15. biologis Mekanis/fisik KimiaPencegahan dan Pengendalian 16. 16. Secara Kimia• Fogging/pengasapan-Malathion (jam aktif nyamuk, tidak ada angin/kuat)• Obat Nyamuk Bakar, semprot atau repelent.• Abatisasi/Penaburan Bubuk abate (1 x 3 bulan) ---- sulit air 17. 17. Secara MekanisGerakan 3MMenguras bak mandi, drum ataukolam, paling abatisasiMenutup gampang air, sulit air tidak seminggu sekali rapat-rapat tempatpenampung air, semacam tempayandan drum, agar nyamuk tidak masukdan berkembangMengubur barang2 bekas yang dapatmenampung air hujan 18. 18. Bersihkan lingkungan • Vas bunga • Wadah minum burung • Pasang kelambu • Pasang kasa pada setiap celah ventilasi • Jangan banyak gantungan baju • Jangan membiarkan ada air yang tergenang 19. 19. Secara Biologis Predator : Air kolam diisi ikan pemakan jentik – Memelihara Ikan yang relatif kuat dan tahan, misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau Insektisida Hayati (ekstrakTumbuh- Memanfaatkantumbuhan) Tanaman Pengusir Nyamuk populer 20. 20. Tanaman Pengusir Nyamuk Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah:Jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampumenghalau nyamuk, artinya tanpa diolahpun mampu mengusir nyamuk. 21. 21. Lantana camera L/ sebagaiTembelekanAplikasi Penggunaan pengusir nyamuk dengan cara membakar daun lantana kering. Bisa ditanam dipot/pekarangan bisa bikin nyamuk mabuk tapi tidak seefektif dibakar 22. 22. SelasihSelasih umum ditanaman diluar ruangan. Bisauntuk pagar maupun ditanam ditepi teras. Barisan selasih merupakan benteng ampuhuntuk menjauhkan nyamuk dari perkaranganrumah. Selain ditanaman, juga dapat dioles. Daunselasih diremas lantas dioleskan ketangan.Maka tangan akan terhindar dari gigitannyamuk. 23. 23. Tagetes patula Tahi Kotok/ Bunga Tahi ayam Cara Pemakaiannya Daun dan Tangkai tanaman tagetes mengandung minyak atsiri (Piperitol dan Bitienil). Aromanya tidak disenangi nyamuk dan serangga lain. Untuk membasmi larva, daun tagetes dicampur dengan air. Air disaring dibuang ampasnya. Air sari dimasukkan kedalam air yang ada jentiknya. Daun tagetes bisa juga dijadikan obat nyamuk bakar. CARAnya sebanyak 100g daun dikeringkan dan dibakar. Asap yang yang mengandung antinyamuk ini akan menyebar dalam ruangan dan membuat nyamuk mabok. 24. 24. Zodia (Evodiaa suaveolens) Aplikasi Penempatan. Jika anda dekat Zodia , anda akan mencium bau harum, apalagi tanaman ini digoyangkan. Namun lama kelamaan, bagi yang tidak tahan bakal pusing. Aroma khas Zodia ini tidak disukai nyamuk karena adanya senyawa Evodiamine dan rutaecarpine yang tidak disukai serangga Untuk mengusir nyamuk dalam ruangan, Zodia diletakkan di dekat jendela atau dipojok ruangan yang ada kipas anginnya 25. 25. Geranium 26. 26. Geranium homeanumGeranium ditanaman outdoor dan indoor.Caranya diletakkan dekat jendela atau tempatyang dilalui angin. Angin akan menggoyangtanaman sehingga aroma menyebar ke udara.Aroma ini yang tidak disukai nyamuk. Jika tidakada angin bisa dibantu dengan kipas angin. 27. 27. Geranium Ada juga yang menggunakan untuk dioleskan. Daun diremas-remas atau dihancurkan, kemudian dioleskan ketangan. Nyamuk tidak akan mendekat 28. 28. SerehMekanisme Pengusiran Nyamuk Caranya dengan menyemprotkan ekstrak ditempat persembunyian nyamuk. Bersifat racun kontak. Dapat menyebabkan kematian nyamuk akibat kehilangan cairan secara terus menerus sehingga tubuh nyamuk akan kekurangan cairan. Hal ini terjadi setelah nyamuk mencium ekstraks tamanan ini. Selain menggunakan eksraknya, daun kering dari sereh wangi dapat digosok-gosokkan ke kulit. Kulit akan terbebas dari gigitan nyamuk. 29. 29. Lavender spp. 30. 30. Masih jarang dan agak susah dikembangkan di Indonesia 31. 31. Kunci keberhasilan programpengendalian nyamuk tersebut adalah dengan Pembetantasan Sarang Nyamuk (3 M Plus) yang dilakukan oleh semua masyarakat Secara berkesinambungan 32. 32. Larvasiding Ikanisasi3M Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok plus Pencahayaan Ventilasi Kasa 33. 33. Kiat Sederhana Perangi Nyamuk Hindari genangan air, termasuk selokan mampat, cangkir minum burung Pokoknya, segala wadah yang berpotensi untuk berbiaknya nyamuk. Upayakan bebas bebauan dan menjaga tempat selalu kering.Beberapa species nyamuk tertarik pada aroma keringat, hair spray, parfum, sabun dan losion wangi Pilih busana warna KHAKI, karena warna tersebut tidak disukai nyamuk dibanding dengan warna cerah. Kalau terpaks berada dilokasi yang banyak nyamuk misalnya petang hari, daerah basah, penuh pepohonan, rawa atau danau sebaiknya digunakan lotion pengusir nyamuk. Hati-hati menggunakannya jangan kena bibir, mata, dahi 34. 34. Ada cara praktis, sederhana dan mudah menghindari gigit nyamuk dengan mengoleskan air jeruk dibagian tubuh yang rawan gigitan nyamuk. air jeruk yang baunya menyengat ini menyebabkan nyamuk ogah mendekat apalagi mengigit. Atau ambil beberapa lembar daun pepaya dan taruh diruangan. Pasukan nyamukpun tidak berani mendekat. Selain nyamuk bakar atau semprot, bisa menggunakan piring atau nampan yang dioles minyak goreng pada permukaanya. Lalu dikipaskan ditempat yang banyak nyamuk maka nyamuk akan banyak melekat dipermukaan yang ada minyaknya. 35. 35. OLA PERAN SERTA PEMBINAAN GERAKAN 3M mel. pok PKK PARIWI PERIN PEMDA DEPAG DIKNAS DKK ROTARY DIPENDA SATA DUS DLLAJ BAG SOS TRIAN KEC RS/ MASJID/ SEKOLAH PUS RUMAH HOTEL/ TERMI INSTI PASAR TEMPAT TTI KES TANGGA TTU NAL TUSI IBADAH MAS SUBDIN P2P / KESLING/ PROMKESUSULAN KEGIATAN TERPADUPERAN SERTA MASYARAKATDALAM PSN DBDKEGIATAN YG DILAKUKAN : 3. PELATIHAN/REFRESING 6. PENYULUHAN1. PENDATAAN 4. PENGGERAKAN PSN 7. MONITORING & EVALUASI2. T.L SRT EDRN MENDAGRI 5. PJB 36. 36. FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH DBD 37. 37. Pelaksanaan PJB - PSN 38. 38. KESIMPULAN PSN – DBD dengan kegiatan 3 M PLUS suatu metode TEPAT GUNA, MURAH dan MUDAH untuk mencegah penyakit DBD.