Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan cara sederhana untuk


mendeteksi kanker leher rahim atu kanker serviks (Aminati, 2013:99). Wanita
yang sudah pernah menikah dan sudah pernah berhubungan seksual, seharusnya
melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks setahun sekali atau menurut
petunjuk dokter (Setyarini,2009:31). Pada kenyataanya, saat ini cakupan deteksi
dini di negara berkembang dengan pemeriksaan IVA masih sangat rendah sekitar
5% dari populasi (Mas’adah, 2012:19). Sedangkan kejadian kanker serviks
semakin meningkat tiap tahunnya, hal ini dikarenakan bergesernya gaya hidup,
termasuk dalam pola makan, pola hub ungan seksual, maraknya bahan tambahan
makanan maupun minuman yang memicu timbulnya kanker serviks
(Wijayakusuma, 2008:8). Selain itu, menurut Aminati (2013:45-46) sel prakanker
pada umumnya lebih sering wanita yang paritasnya 2 atau lebih. Hal ini
dikarenakan melahirkan anak terlalu banyak dapat menimbulkan perubahan sel-
sel abnormal dari epitel pada mulut rahim dan dapat berkembang menjadi
keganasan.

Kanker serviks mempunyai insiden yang tinggi di negara-negara yang


sedang berkembang yaitu menempati urutan pertama, sedang di negara maju ia
menempati urutan ke-10 (Ramli, 2005:97-98). Angka insidensi kanker serviks di
Indonesia 100-182/100.000 penduduk. Pada tahun 2007 di RSU dr. Soeroto
selama 8 tahun terakhir ini morbiditas wanita terbanyak pada kanker serviks
sebesar 29,9% dan mortalitas pada kanker serviks sebesar 4,7% (Mas’adah,
2012:19). Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi tahun 2016 tercatat
sekitar 138608 PUS (Pasangan Usia Subur) dan hanya 3455 WUS (Wanita Umur
Subur) yang mendapatkan penyuluhan mengenai pemeriksaan IVA test, sekitar
508 (14,7%) dari WUS yang mendapat penyuluhan telah melakukan pemeriksaan
IVA test di unit Puskesmas Ngawi dan dinyatakan 31 (6,1%) IVA positif dan 477
(93,9) IVA negatif. Data dari poli kandungan RSUD Dr. Soeroto Ngawi tahun
2016 tercatat 63 WUS melakukan pemeriksaan IVA positif 2016 dan tercatat 22
(35%) wanita dengan pemeriksaan IVA negatif.

Salah satu program pemerintah saat ini adalah melakukan deteksi dini
kanker serviks dengan pemeriksaan IVA test. Kanker serviks pada stadium awal
dapat sembuh bila mendapat pengobatan secara tepat dan cepat. Dengan deteksi
dini pemeriksaan IVA test dapat menurunkan resiko kesakitan dan menekan
angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks (Mas’adah, 2012:19).
Skrining dengan metode IVA test dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,
murah, nyaman, praktis, dan mudah. Sederhana, yaitu pemeriksaan tidak perlu
dilakukan di laboratorium. Nyaman, yaitu prosedurnya tidak rumit, tidak
memerlukan persiapan, dan tidak menyakitkan. Murah, karena biaya yang
diperlukan hanya sekitar Rp. 10.000,- sampai Rp. 15.000,-/pasien. Praktis, artinya
dapat dilakukan dimana saja, tidak memerlukakn sarana khusus, cukup berbaring
tempat tidur, spekulum dan lampu. Mudah, karena dapat dilakukan oleh bidan dan
perawat yang terlatih (Nuranna, 2008:4)

Hasil pemeriksaan IVA yang mengarah ke sel pra kanker dapat di cegah
dengan melakukan beberapa tindakan salah satunya adalah pemeriksaan IVA test
secara teratur (Aulia, 2013:13). Semua perempuan yang pernah melakukan
aktivitas seksual perlu menjalani skrining leher rahim (Nuranna, 2008:35). Selain
itu wanita yang memiliki banyak anak atu melahirkan terlalu dekat, memiliki
resiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks (Setyarini, 2009:9). Skrining
pemeriksaan IVA dilakukan 2 kali berturut-turut dan hasilnya negatif,
pemeriksaan berikutnya dilakuakn setiap 3 bulan sampai berumur 65 tahun pada
wanita yang berisiko atau pernah mendapat hasil abnormal harus diperiksa setiap
tahun (Nuranna, 2008:4). Karena jumlah PUS yang banyak dan tenaga medis
yang ahli dalam skrining IVA terbatas maka pemerintah Indonesia mulai
menggalahkan pelatihan tenaga kesehatan khususnya bidan, tentang skrining
kanker serviks dengan metode IVA. Menurut Dinkes Ngawi, di Jawa Timur pun
sudah diadakan pelatihan untuk Dokter dan Bidan tentang See & Treat Project
oleh Divisi Onkologi Ginekologi FK Unair/RSUD Dr. Soetomo. Dan hasilnya di
beberapa wilayah Kabupaten Jawa Timur termasuk Kabupaten Ngawi sudah
melakukan pemeriksaan IVA test di unit puskesmas. Selain di Dinkes dan
Puskesmas, di tempat Bidan Prakter Mandiri pun sekarang sudah ada pelayanan
pemeriksaan IVA test.

Berdasarkan hasil pemeriksaan IVA di RSUD dr. Soeroto Ngawi, peniliti


tertarik untuk mengetahui hubungan paritas dengan hasil pemeriksaan IVA di
RSUD dr.Soeroto Ngawi tahun 2016

1.2 Identitas Faktor Penyebab Masalah

Penyebab perubahan hasil pemeriksaan IVA sesuai dengan teori


perubahan fisiologi epitel serviks belum jelas diketahui, namun ada beberapa
faktor dan predisposisi yang menonjol, antara lain: 1). Faktor resiko: makanan,
gangguan sistem kekebalan, pemakaian kontrasepsi pil, riwayat kanker, polusi
udara, pemakaian DES (dietilstilbestrol), golongan ekonomi rendah, terlalu sering
membersihkan vagina. 2). Faktor individu: HPV (Human Papiloma Virus),
merokok, penggunaan celana ketat, umur, paritas, umur wanita saat menikah. 3).
Faktor pasangan: hubungan seks pada umur muda, pasangan seksual lebih dari
satu (Aminati, 2013:41-48)

1.3 Batasan Masalah

Banyak faktor penyebab perubahan hasil pemeriksaan IVA dengan teori


perubahan fisiologi epitel serviks, maka peneliti membatasi penilitian yaitu faktor
paritas.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan


masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah ada
hubungan antara paritas dengan hasil pemeriksaan IVA di RSUD dr. Soeroto
Ngawi tahun 2016?
1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara paritas dengan hasil pemeriksaan IVA di


RSUD dr. Soeroto Ngawi tahun 2016

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik wanita dengan hasil pemeriksaan IVA


berdasarkan paritas di RSUD dr. Soeroto Ngawi tahun 2016.

2. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan IVA di RSUD dr. Soeroto Ngawi


tahun 2016.

3. Menganalisis tentang hubungan antara paritas dengan hasil pemeriksaan


IVA di RSUD dr. Soeroto Ngawi tahun 2016.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penting dan memperluas


kajian ilmu kebidanan khususnya bidang ginekologi yang menyangkut
pemeriksaan IVA sebagai salah satu sarana untuk deteksi dini kanker serviks.

1.6.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk memberikan informasi kepada


masyarakat tentang kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan IVA test secara
periodik dan teratur
2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil pnelitian ini memberikan manfaat bagi pelayanan kesehatan untuk


pedoman bahan penyuluhan kepada wanita umur subur perlunya untuk melakukan
pemeriksaan IVA dalam mendeteksi kanker serviks.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi


institusi yang memberikan pelayanan kesehatan untuk membuat suatu kebijakan
yang berkaitan dengan upaya penanggulangan kanker serviks pada wanita.

4. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ii memberikan manfaat bagi peniliti terutama sebagai


media belajar untuk menerapkan metode penelitian yang telah diperoleh di
bangku kuliah.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melakukan


penelitian lebih lanjut di bidang kesehatan reproduksi wanita utamanya deteksi
dini kanker serviks.

Вам также может понравиться