Вы находитесь на странице: 1из 12

Keuntungan dan Kelemahan Herbal Medicine

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini pengobatan alternatif atau ramuan tradisional mulai naik daun. Dimana-

mana mulai banyak bermunculan klinik-klinik pengobatan tradisional yang sangat diminati

oleh masyarakat luas. Bahkan juga masyarakat sering mengupayakan terapi kesembuhan

dengan cara yang terkadang tidak masuk akal. Jika selama ini untuk kesembuhan suatu

penyakit hanya bergantung pada dokter dan kata-kata dokter seperti sebuah “aturan yang tak

terbantahkan dan mutlak harus dituruti”, namun kini lain ceritanya, masyarakat mulai

menyadari ternyata obat tradisional tidak kalah hebat dengan obat modern. Ada pula sebagian

golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan realitis yaitu dengan tetap melakukan

diagnosa medis dan ingin tahu proses perkembangan penyakitnya tetap menggunakan jasa

dokter, namun proses pengobatannya menggunakan obat tradisional/herbal.

Pengembangan obat herbal merupakan amanat UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Meski pemakaian obat herbal di Indonesia telah dikenal sejak dulu, tapi sebagian besar belum

memiliki latar belakang ilmiah yang shahih. Hal ini menjadi kendala ketika masuk dalam

layanan kesehatan formal. Pasalnya, dunia kedokteran modern saat ini berpegang kuat pada

evidence base medicine setiap mengambil keputusan medis. Bukti-bukti ilmiah diperoleh dari

uji klinis terstandar,

Saat ini penggunaan herbal dalam pengobatan komplementer dan alternatif di Indonesia

semakin populer, terutama sejak Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan

sekitar tahun 1997. Selain itu, bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah yang semakin banyak

terhadap khasiat herbal menyebabkan herbal semakin populer di kalangan masyarakat


Indonesia. Saat ini herbal dalam bentuk jamu banyak digunakan oleh masyarakat untuk

pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit-penyakit berat seperti

kanker, diabetes mellitus, jantung, hipertensi, stroke, hepatitis, dan AIDS. Di Indonesia,

masyarakat dapat menggunakan herbal secara bebas tanpa harus berkonsultasi dengan dokter

atau tenaga medis lainnya. Kecenderungan yang ada adalah masyarakat telah bertindak

menjadi “dokter” untuk dirinya sendiri dalam penggunaan herbal, bahkan tidak jarang mereka

mengkonsumsinya bersamaan dengan obat konvensional. Dosis dan waktu yang tepat dalam

mengkonsumsi herbal dan jamu seringkali diabaikan. Masyarakat seringkali “bereksperimen”

dalam penggunaan herbal dan jamu untuk mengobati penyakitnya. Hal ini terjadi karena

mayoritas dari mereka menganggap herbal adalah aman untuk dikonsumsi karena berasal dari

alam dan sudah digunakan secara turun temurun. Fenomena ini tentu saja sangat

mengkhawatirkan karena paradigma “alami berarti aman” dan “herbal dan jamu pasti aman”

merupakan hal yang salah. Faktanya adalah, walaupun herbal bersifat “alami”, namun

kenyataannya banyak jenis herbal yang dalam penggunaannya perlu pengawasan ketat dari

tenaga medis professional karena cukup berbahaya, bahkan ada beberapa jenis herbal yang

sudah dilarang penggunaannya oleh Badan POM karena malah dapat merugikan kesehatan

yang serius. Selain itu, penggunaan herbal seringkali memiliki interaksi negatif bila

dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional. Dari penelitian diungkap bahwa sekitar

63% tanaman obat tradisional Indonesia dapat menyebabkan interaksi farmakokinetik dengan

obat-obat konvensional bila dikonsumsi secara bersamaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1. Apakah manfaat/kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia?

2. Apakah kelemahan/kekurangan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia?


1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui manfaat/kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia?

2. Untuk mengetahui kelemahan/kekurangan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia?

1.4 Manfaat

Adapun penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan praktis.

1. Manfaat teoritis penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan masukan untuk

pengembangan teori pembelajaran Galenika, dalam hal ini di khususkan untuk materi

“Manfaat dan Kelemahan Herbal Medicine”.

2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini, dapat berguna bagi teman-teman mahasiswa

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman dalam hal “Manfaat dan Kelemahan Herbal Medicine”.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Obat Herbal

Herbal medicine merupakan cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan herbal klasik

yang telah teruji secara ilmiah, yang digunakan dalam upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitative, dengan berpedoman pada bukti klinis (evidence-based medicine)


Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Menurut

WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai

pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari

populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor

pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia

harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya

kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta

semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan

kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis,

penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan

keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Penggunaan obat tradisional secara

umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat

tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih tinggi di

Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah :

1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.

2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat

menguntungkan pengobatan tradisional.

3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan modern.

4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit

tertentu.

5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan (obat) yang berasal dari

alam (back to nature).

6. Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.


7. Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.

8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.

9. Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.

10. Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tradisional.

2.2 Ketepatan Penggunaan Obat Tradisional

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi :

a. Kebenaran Bahan

Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk

dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek

terapi yang diinginkan.

2003).

b. Ketepatan Dosis

Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi

sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Hal ini

menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan bila obat

tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah keliru. Sampai batas-

batas tertentu, mungkin benar. Akan tetapi bila sudah melampaui batas, justru

membahayakan.

Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung

oleh data hasil penelitian. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput,

segenggam atau pun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya. Penggunaan takaran yang

lebih pasti dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak

diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah tipis. Dosis
yang tepat membuat tanaman obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi

racun.

c. Ketepatan Waktu Pengguna

Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek

yang diharapkan.

d. Ketepatan Cara Penggunaan

Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya.

Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam

penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun Kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat

bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat

menyebabkan keracunan / mabuk (Patterson S, dan O’Hagan D., 2002).

e. Ketepatan Telaah Informasi

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang

mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai

dan telaah atau kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang menyesatkan.

Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan.

f. Tanpa Penyalahgunaan

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan

karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan

manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.

g. Ketepatan Pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu

Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam

terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi

pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.
2.3 Manfaat/kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia

Adapun yang menjadi kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia

diantaranya :

a. Tidak ada efek samping

Obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari

semua jenis efek samping. Orang Indonesia telah berabad-abad meminum berbagai macam

jamu tradisional dan belum pernah tercatat ada kasus efek samping yang mematikan. Namun

Anda tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak

secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi tubuh. Dalam hal

ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur dan zat tambahannya.

b. Bebas toksin

Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa pun, bahkan seringkali

memberikan efek meluruhkan racun dalam tubuh (detoksifikasi).

c. Mudah diproduksi

Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas akar, umbi, buah, bunga, kulit

kayu dan bagian tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan obat

herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal

yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu ke pintu. Berkat

internet, kini distribusi obat herbal semakin mudah dan mendunia.

d. Menghilangkan akar penyebab penyakit

Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga

menghilangkannya hingga ke akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat

holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga

pada peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

e. Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja


Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda tidak perlu resep dokter atau

pergi ke apotik untuk membelinya. Namun, sebaiknya konsumen berkonsultasi dengan dokter

bila mengkonsumsi obat herbal bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan terjadi

interaksi obat.

f. Murah

Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih murah. Hal ini

karena obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa

mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih murah bila skala produksinya

lebih efisien.

g. Multi-khasiat

Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu penyakit. Misalnya

Habbatussauda (jintan hitam) bisa membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren,

kanker sampai hepatitis. Bawang putih tidak hanya bersifat antivirus namun juga menurunkan

kadar kolesterol dan menguatkan jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-

khasiat seperti itu.

Dalam literature lain disebutkan pula beberapa kelebihan herbal medicine dalam

pengobatan di Indonesia diantaranya :

a. Efek samping tidak ada jika penggunaannya secara benar, hal ini mengingat tanaman obat

bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang bersifat kompleks dan organis,

sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi

dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.

b. Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker, tumor,

darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan

lain-lain.
c. Harga relatif murah, karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat jika diperoleh

dalam bentuk kering, dan akan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan.

Harga akan menjadi sangat mahal apabila diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa

tertentu yang diperoleh dari ekstrak tanaman, seperti vincristine, obat kanker yang diisolasi

dari ekstrak tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor.

d. Tidak perlu bantuan tenaga medis, Apabila diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat

dilakukan oleh anggota keluarga sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis

atau paramedis. Dokter dibutuhkan untuk diagnosa yang benar dengan bantuan analisa

laboratorium klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat diberikan oleh dokter).

2.4 Kelemahan/kekurangan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia

Adapun yang menjadi kekurangan/kelemahan herbal medicine dalam pengobatan di

Indonesia diantaranya :

a. Efek samping langsung atau terakumulasi, hal ini terjadi karena obat modern terdiri dari

bahan kimia yang murni baik tunggal maupun campuran. Bahan kimia bersifat tidak organis

dan murni sehingga bersifat tajam dan reaktif (mudah bereaksi) sedangkan tubuh kita bersifat

organis dan kompleks, sehingga bahan kimia bukan merupakan bahan yang benar-benar

cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia untuk tubuh terpaksa dilakukan dengan

berbagai batasan dan dalam tingkat masih dapat diterima atau ditoleransi oleh tubuh.

b. Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu, hal ini dapat kita lihat banyak penyakit belum

ditemukan obatnya, sehingga obat yang digunakan lebih banyak bersifat simptomatis dan

digunakan terus menerus sesuai gejalanya. Beberapa penyakit bahkan belum diketahui

sebabnya. Pasien sering harus berulang-ulang ke klinik dan tidak mengalami banyak

kemajuan atau bahkan memburuk keadaannya.

Herbal tidak mungkin tanpa kekurangan. Secara tiba-tiba, penyakit serius, obat utama

masih menjadi pilihan. Herbalis tidak dapat mengobati trauma serius seperti patah kaki, tidak
juga menyembuhkan radang usus buntu atau serangan jantung seefektif dokter yang

menggunakan pengujian diagnosis modern, operasi, dan obat-obatan. Ilmu kedokteran

modern mengobati penyakit tiba-tiba dan kecelakaan lebih efektif dibanding herbal atau

pengobatan alternatif lainnya. Kelemahan yang lain adalah risiko nyata apabila melakukan

pengobatan herbal sendiri karena ketidaktahuan dosis. Sementara pihak lain dapat

berargumentasi bahwa hal yang sama dapat terjadi pada obat-obatan, seperti kecelakaan

overdosis obat flu, banyak herbal yang tidak memiliki instruksi atau sisipan paket. Ada risiko

yang sangat nyata pada overdosis. Pemanenan herbal di alam liar beresiko, jika tidak nekat,

beberapa orang mencoba mengidentifikasi dan mengambil herbal liar. Mereka menjalankan

risiko besar untuk meracuni tubuh mereka sendiri jika mereka tidak mengidentifikasi herbal

secara benar. Atau jika mereka menggunakan bagian tanaman yang salah.

Pengobatan herbal dapat berinteraksi dengan obat. Hampir semua herbal memiliki

peringatan yang sama, dan banyak, seperti tumbuhan yang digunakan untuk anxiety seperti

Valerian dan St. John’s Wort, dapat interaksi dengan resep obat seperti antidepresi. Sangat

penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda mengenai herbal dan obat lainnya.

Karena produk herbal tidak diatur secara ketat, konsumen juga beresiko karena membeli

herbal dengan kualitas rendah. Kualitas produk herbal dapat berbeda antara merek atau

produsen. Hal ini mempersulit mengatur dosis herbal. Jadi, gunakan herbal sesuai dengan

anjuran dokter.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi

kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan,

ketepatan telaah informasi, dan tanpa penyalahgunaan obat tradisional itu sendiri.

2. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia

harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat

3. Meneliti herbal dengan menggunakan metode ilmiah untuk diketahui efektifitas dan

keamanannya dan juga melalui saintifikasi jamu untuk diintegrasikan ke dalam system

kesehatan formal, dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative, dan paliatif, agar

diperoleh hasil yang optimal.

3.2 Saran

Sebaiknya pemanfaatan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia lebih di

tingkatkan untuk menuju program kesehatan Back To Nature. Namun sebaiknya pemanfaatan

herbal medicine harus sesuai dengan ketentuan dan prosedu berlaku yang telah ditetapkan

agar penggunaannya lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Green Magz Matoa. 2011. Kekurangan dan kelebihan Herbal. Blog http://www.google.kekurangan-
kelebihan-herbal/matoa.org)

Harmanto. 2012. Herbal dan Jamu (Pengaruh Dan Efek Sampingnya) Kumpulan Jurnal Farmasi.
Jakarta
Kumala Lusia. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan
Kemanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol III. Jakarta

Muhtadi.2008. Sosialisasi Pengobatan Herbal Dengan Strategi Peningkatan Pemahaman dan


pelayanan Terapi Secara Langsung Bagi Warga Kab. Sukoharjo. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah. Surakarta

Pranata Hardihi. Peran Herbal Medik Bagi Pelayanan kesehatan. Perhimpunan Dokter Herbal
Medik Indonesia (Blog Scribd http://www.google.Peranan-herbal-galenik.com)

Diposting oleh Rhiny Sagita di 22.14


Kirimkan Ini lewat Email

Вам также может понравиться