Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS INDIVIDU
SISTEM INFORMASI MANAGEMENT
Pengertian SIA, Pengertian system, dan Sub System
Disusun Oleh :
NAMA : ADETHIA JULIANA
NIM : 43216120148
BIDANG STUDI : S1-AKUNTANSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan Artikel
ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagai seorang manajer, anda perlu tahu mengenai hubungan antar organisasi, sistem
informasi, dan strategi bisnis. Anda perlu memahami bagaimana memanfaatkan sistem
informasi secara strategis dan bagaimana sistem bisa membantu anda membuat keputusan
secara lebih baik. Bab ini memperkenalkan ciri-ciri dari organisasi yang perlu anda pahami
saat anda mendesain, membangun, dan menjalankan sistem informasi manajemen.
Selanjutnya, kita mengulas masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dari kompetensi dan
berbagai macam cara sistem informasi memberikan keuntungan yang kompetitif.
Dari latar belakang di atas penulis membatasi pembahasan dalam Artikel ini dengan
merumuskan masalah dalam penulisan Artikel ini antara lain sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Sistem informasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling terkait satu sama
lain. Sistem informasi harus selalu disesuaikan dengan organisasi. Organisasi harus mampu
mengoptimalkan sistem informasi sehingga mendapatkan keuntungan dari teknologi-
teknologi yang ada. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sanat dipengaruhi
oleh faktor mediasi, yaitu lingkungan, kultur, struktur, prosedur baku, proses bisnis, politik,
keputusan manajemen, dan peluang. Manajer harus mampu memahami sistem informasi,
karena sangat akan mempengaruhi kehidupan organisasi. Manajer perlu memilih sistem apa
dan bagaimana yang akan dibangun didalam organisasi.
Organisasi (definisi teknis) adalah struktur sosial formal yang stabil yang memiliki
sumber-sumber berasal dari lingkungan untuk diproses sehingga menghasilkan output.
Organisasi (definisi bhavioral) adalah sekumpulan hak, hak khusus, kewajiban, dan tanggung
jawab yang harus diseimbangkan selama periode tertentu melalui konflik dan resolusi
konflik. Organisasi (perusahaan) menransformasi input-input ini menjadi produk dan jasa
didalam fungsi produksi. Produk dan jasa kemudian dikonsumsi oleh lingkungan dan
dikembalikan lagi sebagai input. Sebuah organisasi kelangsungan kegiatannya akan lebih
stabil dibandingkan sebuah kelompok.
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem informasi yang digunakan oleh
organisasi untuk mengelola semua transaksi yang mendukung fungsi manajemen, dan dapat
berguna untuk pengambilan keputusan. Atau sistem informasi manajemen yaitu sistem
informasi yang menghasilkan Output dengan masukan Inputdan berbagai proses lainnya yang
hasilnya dibutuhkan untuk tujuan tertentu dalam kegiatan manajemen.
Sistem informasi manajemen sering sekali disingkat dengan SIM, hasil dari SIM
umumnya selalu menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dalam sebuah
organisasi. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, berbagai macam pekerjaan
yang ada hubungannya dengan analisis manajemen selalu dapat diselesaikan dengan cepat.
Sistem Informasi Manajemen dapat berjalan secara baik jika didukung dengan teknologi yang
canggih, sumber daya manusia yang berkualitas dan komitmen organisasi. Sistem Informasi
Manajemen sangat berguna untuk mendukung fungsi manajemen, operasional dan
pengambilan suatu keputusan.
Kegiatan SIM juga dapat mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan dan
sangat penting untuk kelangsungan perusahaan. Jadi perusahaan harus memiliki komitmen
untuk menjalankan Sistem Informasi Manajemen, supaya berbagai proses pada perusahaan
termasuk proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tentunya dapat memberikan
keuntungan juga.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen dapat berguna
bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui berbagai macam kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya misalnya dengan mengetahui berbagai kegiatan pada masing-
masing tingkatan manajemen dalam organisasi dan tipe keputusan yang bisa diambil untuk
menyelesaikan permasalahan. Dapat dikatakan bahwa dibentuknya sistem informasi
manajemen atau SIM pada suatu perusahaan yaitu supaya manajemen dapat memiliki
berbagai informasi bermanfaat yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa
unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi
terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management,
distribution, project accounting, customer relationship management, human resources
management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform
Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya,
umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft
pada umumnya. Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan
mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya
sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu
mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan.
Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer
hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan.
Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada
20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20
buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua
buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk
komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih
keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-
solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung
perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi
global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata
uang yang berbeda. Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai
dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem
logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta
mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah
kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya
pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah
mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan
yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke
semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi
sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo
aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.
Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang
seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi
disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini
menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di
server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para
user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu
dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor
pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi
apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan
melalui sistem secara real time.
1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat
diproses dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua
hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan
para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki
kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.
Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan
kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan Pertimbangannya,
selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap relatif lebih mudah
digunakan (user-friendly). PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi
informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions – Axapta untuk
menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat
fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta
menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti
Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat
mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat.
Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa
unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi
terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management,
distribution, project accounting, customer relationship management, human resources
management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform
Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya,
umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft
pada umumnya. Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan
mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya
sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu
mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan.
Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer
hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan.
Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada
20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20
buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua
buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk
komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih
keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-
solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung
perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi
global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata
uang yang berbeda. Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai
dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem
logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta
mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah
kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya
pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah
mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan
yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke
semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi
sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo
aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.
Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang
seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi
disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini
menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di
server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para
user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu
dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor
pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi
apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan
melalui sistem secara real time.
Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari
tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil
mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses
dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor
pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih
ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data
– data perusahaan bangunan terbesar di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM
dengan dukungan TI sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam
hal pelayanan bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan
tugas manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para customer.
Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar.
Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah
keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut,
perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses manajemen menjadi semakin lancar.
2. Penggunaan strategis mana dari teknologi informasi yang dibahas dalam bab ini dan
dirangkum dalam Gambar 2.3 dan 2.5 yang menurut anda diterapkan dalam kasus ini?
Jelaskan alasan pilihan anda.
PENYELESAIAN
1. PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan
yang memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT
KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung
ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti
Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan dengan mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing
tinggi di industri.
2. INOVATIF
Mengembangkan pasar baru yang berbeda atau ceruk pasar baru dengan bantuan
TI
Membuat perubahan radikal bagi proses bisnis dengan TI yang secara dramatis
memotong biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan
(customer service) atau memperpendek waktu ke pasar.
Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari
tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil
mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat
diproses dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua
hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan
para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki
kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.
Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan
kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan terbesar di
Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI sangat diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan bagi para customer. Selain
itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas manajemen dalam mengatur
perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang bersangkutan tidak akan dapat memberikan
pelayanan yang maksimal bagi para customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan
pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen
berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan
adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan
proses manajemen menjadi semakin lancar.
Ciri-ciri Organisasi :
Semua organisasi tersusun dari rutinitas dan perilaku individu, kumpulan yang membentuk
proses bisnis. Sekumpulan proses bisnis membentuk perusahaan untuk memproduksi barang
dan untuk merubah guna mencapai tingkat kinerja organisasi yang tinggi.
2. Politik Organisasi
Orang-orang yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai sumber daya,
penghargaan, dan hukuman yang diberikan kepada baik karyawan maupun manajer di dalam
setiap organisasi.
3. Budaya Organisasi
Adalah seperangkat asumsi proses bisnis dalam menciptakan nilai dengan kekuatan pengikat
yang kuat yang menghambat konflik politik dan mendorong yang sama, perjanjian pada
prosedur, dan praktik yang umum.
4. Lingkungan Organisasi
5. Struktur Organisasi
Misal birokrasi professional, yaitu organisasi berbasis pengetahuan dimana barang dan jasa
bergantung pada keahlian dan pengetahuan professional. Contohnya seperti firma hukum,
sistem sekolah, rumah sakit.
Definisi teknis dan behavioral dari organisasi tidaklah saling kontradiksi. Sebaliknya,
masing-masing saling melengkapi. Definisi teknis menjelaskan kepada kita bagaimana
beribu-ribu perusahaan dalam pasar yang kompetitif mengkombinasikan modal, tenaga kerja,
dan teknologi informasi, sementara model behavioral membawa kita masuk kedalam masing-
masing perusahaan untuk melihat bagaimana teknologi itu mempengaruhi kerja internal
organisasi.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi
dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses Manajemen
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah
aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Organisasi mengatur tenaga ahli dalam sebuah struktur hierarki otoritas dimana setiap
orang bertanggung jawab terhadap seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan-tindakan
tertentu. Otoritas dan tindakan masih dibatasi lagi oleh aturan-aturan atau prosedur-prosedur
abstrak yang diinterpretasikan dan diterapkan untuk kasus-kasus tertentu. Aturan-aturan ini
menciptakan sistem pengambilan keputusan bersifat netral dan universal, setiap orang
diperlakukan sama. Organisasi berusaha menyewa dan mempromosikan karyawan
berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme. Organisme menerapkan prinsip efesiensi,
menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan usaha seminim mungkin.
Menurut Weber, birokrasi bersifat umum karena merupakan bentuk yang paling efisien dari
organisasi. Para ahli lainnya memberi tambahan atas pendapat Weber, mengidentifikasi fitur-
fitur tambahan dari organisasi. Semua organisasi mengembangkan prosedur standar
pengoperasian, politik, dan kultur.
Organisasi yang bertahan selama satu periode waktu tertentu menjadi sangat efisien,
menghasilkan jumlah produk dan jasa terbatas dengan mengikuti aturan-aturan standar.
Aturan-aturan rutinitas standar ini dikumpulkan menjadi aturan-aturan, prosedur, dan praktik-
praktik yang seksama dan rasional yang disebut prosedur standar pengoperasian (PSP) yang
akan dikembangkan untuk dapat mencakup semua situasi yang mungkin dihadapi. Prosedur
standar pengoperasian sangat membantu mempertahankan efisiensi organisasi modern.
Perubahan apapun dalam PSP memerlukan usaha organisasi yang besar.
2. Politik Organisasi
3. Kultur Organisasi
Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang umum, namun tidak ada dua
organisasi yang sama persis. Semua organisasi memiliki struktur, sasaran, konstituensi, gaya
kepemimpinan, tugas-tugas, dan lingkungan sekitar yang berbeda.
Tipe-tipe Organisasi
Satu hal penting yang membedakan tiap organisasi adalah struktur atau bentuknya.
Karakteristik perbedaan struktur itu ada beragam cara. Mintzberg menggolongkan,lima
bentuk dasar organisasi.
Tipe
Organisasi Keterangan Contoh :
Organisasi berbasis
pengetahuan dimana bentuk
barang-barang produksi dan
jasa tergantng pada keahlian
dan pengetahuan para
profesional. Didominasi oleh
kepala departemen dengan Perusahaan
Birokrasi otoritas sentralisasi yang Hukum, Sistem
Profesional lemah. sekolah
Struktur Formal
Politik
Kultur
Konstituensi
Fungsi
Kepemimpinan
Tugas-tugas
Teknologi
Proses bisnis
Tipe organisasi
Lingkungan
Tujuan
Kekuasaan
Sistem informasi mejadi alat integral, online, interaktif yang erat kaitannya dengan
tiap menit operasi dan pengambilan keputusan pada organisasi besar.
Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli, seperti programer, analisis sistem,
pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi. Programer adalah ahli teknis terlatih yang
membuat kode-kode instruksi perangkat lunak untuk komputer. Analis sistem bertugas
menyusun link-link utama antar kelompok sistem informasi dan kelompok-kelompok lainnya
dari organisasi. Merupakan tugas analis sistem untuk menerjemahkan masalah-masalah bisnis
dan persyaratannya untuk meenjadi prasyarat informasi dan sistem.
Manajer sistem informasi adalah pemimpin tim yang terdiri dari programer dan analis,
manajer proyek, manajer fasilitas fisik, manajer telekomunikasi, dan kepala kelompok sistem
kantor. Ia juga bertindak sebagai manajer untuk pengoperasian komputer dan staf pengetri
data. Juga para ahli luar, seperti penjual perangkat lunak dan konsultan sering berpartisipasi
dalam operasi harian dan perencanaan jangka panjang sistem informasi.
Dibanyak perusahaan, departemen sistem informasi dikepalai oleh seorang chief information
officer (CIO). Ia tergolong manajemen senior yang bertugas memperluas pemanfaatan
teknologi informas didalam perusahaan. End user adalah perwakilan diluar kelompok sistem
informasi sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi. End user atau pengguna akhir
memainkan peran yang semakin besar dalam perancangan dan pengembangan sistem
informasi.
1. Dampak Ekonomi
Faktor organisasi utama yang harus dipertimbangkan saat merencanakan sistem baru adalah
sebagai berikut :
Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi oleh sistem dan sikap dari karyawan
yang akan menggunakan sistem
Jenis tugas, keputusan dan proses bisnis dimana sistem info dirancang untuk
membantunya.
Internet, secara khusus World Wide Web, memiliki dampak yang penting bagi relasi
antara perusahaan dan entitas-entitas eksternalnya, bahkan antara perusahaan dengan proses
bisnis internalnya. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi
informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Intinya, Internet mampu secara dramatis
menekan biaya transaksi dan agensi. Misalnya, perusahaan perantara dan bank di New York
sekarang mampu “mengirim” manual prsedur internalnya kepada karyawannya pada jarak
yang jauh dengan mempostingnya di website perusahaan, sehinggu menghemat biaya
distribusi. Para tenaga penjua bisa mengetaui informasi harga produk dengan cepat melalui
web atau menerima instruksi dari manajemen via e-mail.
Bisnis secara cepat membangun kembali sebagian proses bisnis intinya melalui teknologi
Internet dan menjadikan teknologi ini sebagai komponen pokok bagi infrastruktur teknologi
informasi (TI). Jika jaringan lebih dimanfaatkan secara efisien, hasilnya adalah proses bisnis
lebih mudah dilakukan, karyawan yang dibutuhan lebih sedikit, dan organisasi menjadi lebih
ramping daripada dimasa lalu.
Dengan menganalisis perilaku manajer dari hari ke hari, Mintzberg menemukan bahwa ada
10 peran manajerial. Peran manajeria adalah akivitas yang harus dijalankan manajer didalam
sebuah organisasi. Mintzberg mengatakan peran-peran manajerial ini terbagi ke dalam 3
kategori yaitu interpersonal, informational, dan decisional.
Peran interpersonal. Manajer bertindak sebagai figur kepala untuk organisasi sewaktu
merepresentasi perusahaannya kedunia luar dan menjalankan tugas-tugas simbolis seperti
memberi penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin yang
memotivasi, memberi saran, dan mendukung bawahannya. Manajer juga bertindak sebagai
penghubung antara beragam level organisasi, didalam tiap level ini, mereka menjadi
penghubung antara para anggota tim manajemen.
Peran decisional. Manajer membuat keputusan. Mereka bertindak sebagai pengusaha dengan
menginisiasi tiap bentuk aktivitas baru, mereka menangani kesulitan-kesulitan yang muncul
diorganisasi, mereka mengalokasikan sumber-sumber kepada staf yang membutuhkan,
menegosiasikan konlik dan menjadi mediator antara kelompok-kelompok yang berkonflik
didalam organisasi.
Peran Interpersonal
Sistem komunikasi
Perantara———————————– elektronik
Peran Informational
Sistem informasi
Pusat nadi———————————- manajemen, SPP
work station
Peran decisional
Pengambilan keputusan sering menjadi peran manajer yang sangat menantang. Sistem
informasi telah membantu manajer untuk mengkomunikasikan dan mendistribusikan
informasi, namun hanya memberi bantuan terbatas untuk pengambilan keputusan
manajemen. Karena pengambilan keputusan merupakan wilayah yang terutama dirancang
untuk memperngaruhi keseluruhan proses bisnis.
Didalam tiap level pengambilan keputusan ini, para peneliti menggolongkan keputusan
menjadi keputusan terstruktur dan keputusan tidak testruktur. Keputusan tidak terstruktur
adalah keputusan-keputusan yang memerlukan evaluasi, pengertian, dan pertimbangan
terhadap definisi masalah. Tiap keputusan yang dihasilkan selalu baru, penting, dan besifat
non-rutin, dan tidak perlu kesepakatan prosedural dalam membuat (Corry dan Scott-Morton,
1971). Keputusan terstruktur, kebalikannya, adalah keputusan-keputusan yang bersifat rutin
dan berulang-ulang, dan memerlukan prosedur baku untuk menanganinya supaya lebih
praktis. Ada juga keputusan yang bersifat semi terstruktur, yaitu hanya bagian tertentu dari
masalah yang memiliki jawaban yang jelas sesuai dengan prosedur tertentu, sedangkan
bagian lainnya masih belum jelas penyelesaiannya.
Selama melakukan perancangan atau desain solusi atas masalah individu merancang
kemungkinan solusi atas masalah. Sistem SPK yang sederhana ideal untuk tingkat
pengambilan keputusan ini karena mampu menjalankan model-model sederhana, bisa
dikembangkan dengan cepat, dan bisa dioperasikan dengan data yang terbatas.
Pilihan terdiri penentuan dari beraganm solusi alternatif. Di sisi para pengambil
keputusan memerlukan sistem SPK yang lebih kompleks untuk mengembangkan data
ekstensif yang lebi banyak pada beragam alternatif dan model-model kompleks atau atau alat
bantu analisis data untuk mengkakulasi semua eban, konsekuensi, dan peluang.
Kritik untuk model ini menunjukan bahwa nyatanya orang tidak bisa mengkhususkan semua
alternatif, dan sebagian besar individu tidak memiliki satu sasaran sehingga tidak mampu
menyusun semua prioritas alternatif dan konsekuensi. Sebagian besar keputusan bersifat
kompleks sehingga mengkalkulasi pilihan. (bahkan jika dilakukan dengan komputer) hampir
tidak dimungkinkan. Daripada mencari di semua alternatif, orang cenderung memilih
alternatif pertama yang tersedia yang membawanya kepada sasaran tersebut. Dalam
mengambil kebijakan, orang memili kebijakan yang hampir serupa dengan kebijakan yang
diambil sebelumnya (Lindbom, 1959). Akhirnya, sebagian ahli menganggap bahwa
pengambilan keputusan merupakan proses berkesinambungan dimana keputusan final selalu
dimodifikasi.
Penelitian lain menyimpulkan bahwa manusia berbeda dalam hal bagaimana mereka
memaksimalkan nilai dan dalam hal rujukan yang digunakan untuk menginterpretasikan
informasi dan membuat pilihan. Tversky dan kahneman menunjukan bahwa manusia
memiliki prasangka-prasangka yang bisa mendistorsi pengambilan keputusan. Orang-orang
bisa termanipulasi utnuk memilih salah satu alternatif hanya dengan mengubah kerangka
rujukannya.
Acapkali pengambilan keputusan dilakukan oleh satu individu, tetapi oleh kelompok
atau organisasi keseluruhan. Pengambilan keputusan model organisasional memperhitungkan
karakteristik politik dan struktural dari organisasi. Model-model birokratik, politis, dan
bahkan model-model “keranjang sampah” telah diajukan untuk menggambarkan bagaimana
pengambilan keputusan terjadi didalam organisasi.
Agar mampu memberikan manfaat, sistem informasi harus dibangun dengan suatu
pemahaman yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem
informasi secara tepat memberi konstribusi untuk pengambilan keputusan manajerial.
Dalam pengalaman kami, faktor-faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan sistem adalah :
Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi
Sistem harus dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan kelompok dan organisasi.
Para perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki karakteristik berikut
:
Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi sistem
Mampu mendukung beragam gaya, keterampilan, dan pengetahuan juga mampu melacak
banyak alternatif dan konsekuensi
Tipe sistem informasi tertentu sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan
hidup jangka panjang suatu perusahaan. Sistem tersebut, yang merupaka alat ampuh untuk
tetap terdepan dalam persaingan, disebut sistem informasi srategis.
Sistem informasi stategis mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa atau relasi
lingkungan organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Sistem yang
mampu memberi efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.
Sistem informasi strategis harus dibedakan dengan sistem level-strategis untuk manajr senior
yang fokus pada permasalahan pengambilan keputusan jangka panjang. Sistem informasi
strategis bisa digunakan disemua level pada satu organisasi, dengan jangkauan yang lebih
luas dan lebih dalam ketimbang sistem lainnya sebagaimana sudah dijelaskan. Sistem
informasi strategis secara intens mengubah cara suatu perusahaan menjalankan bisnisnya.
Organisasi perlu mengubah proses pengoperasian internal dan relasinya dengan pelanggan
serta pemasok sehingga memperoleh keuntungan dari teknologi sistem informasi yang baru.
Pada level bisnis dari strategi, pertanyaan pokoknya adalah, “Bagaimana kita
berkompetisi dalam pasar tertentu ini?” Yang menjadi obyek untuk pasar mungkin saja bolam
lampu, televisi kabel, atau perkakas bangunan. Strategi yang paling umum untuk level ini
adalah : (1) menjadi penghasil produk dengan biaya yang rendah, (2) mendiferensiasikan
produk dan jasa, dan atau (3) mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas
pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar-yaitu fokus hanya pada
wilayah yang tidak terjangkau dengan baik oleh pesaing lain. Perusahaan digital memberi
kemampuan baru untuk mendukung level strategi dengan cara mengelola rantai persediaan,
membangun sistem “nikmati dan beri tanggapan” bagi pelanggan., dan memanfaatkan fungsi
web dalam melakukan distribusi produk-produk baru dan jasa ke pasar.
Pada level bisnis, alat bantu analisis yang paling umum adalah analisis rantai nilai.
Model rantai nilai memberi pehatian pada aktivitas khusus dimanastrategi kompetitif bisa
diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi paling memiliki
dampak strategis. Model rantai nilai mengidentifikasi poin-poin pengaruh yang khusus dan
penting dimaa perusahaan dapat memanfaatkan teknoligi informasi secara paling efektif
untuk memperluas posisi kompetitifnya. Tepatnya, dimanakah keuntungan terbesa dari sistem
informasi strategis bisa diperoleh –aktivitas khusus apa yang bisa digunakan untuk
menciptakan produk dan jasa baru, memperluas penetrasi pasar, mengikat pelanggan dan
pemasok, dan menekan biaya oprasional? Model ini memandang perusahaan sebagai
rangkaian atau “rantai” dari aktivitas dasar yang menambah nilai bagi produk dan jasa
perusahaan. Aktivitas ini bisa dikategorikan baik sebagai aktivitas primer maupun aktivitas
pendukung.
Aktivitas primer adalah aktivitas yang paling berhubungan secara langsng dengan
produksi dan distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai untuk pelanggan.
Aktivitas primer mencakup logistik inboud, pengoperasian, logistik outbound, penjualan dan
pemasaran, dan jasa. Logistik inbound meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan-bahan
material untk produksi. Pengoperasian bertugas mentransformasi input-input menjadi produk
jadi. Logistik outbound meliputi penyimpanan dan pendistribusian produk jadi. Penjualan dan
pemasaran meliputi promosi dan penjualan produk-produk perusahaan. Aktivitas jasa
meliputi pemeliharaan dan perbaikan atas produk dan jasa perusahaan. Aktivitas pendukung
memungkinkan proses pengiriman barang pada aktivitas primer dapat dijalankan. Aktivitas
pendukung terdiri dari infrastruktur organissi (administrasi dan manajemen), sumber daya
manusia (rekrutmen karyawan, kontrak karyawan, dan pelatihan), teknologi (perbaikan dan
proses produksi), dan pengadaan (pembelian barang-barang sebagai input produksi).
Organisasi memiliki keunggulan kompetitif jika mampu menyediakan lebih banyak nilai
kepada pelanggannya, atau jika memberi nilai yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Sistem informasi dapat memiliki dampak strategis jika ia mampu membantu perusahaan
untuk menyediakan produk dan jasa dengan harga lebih murah daripada pesaingnya tetapi
memiliki nilai yang lebih baik. Aktivitas yang memberi nilai kepada produk dan jasa
tergantung pada fitur dari setiap perusahaan tertentu.
Rantai nilai perusahaan bisa dihubungkan ke rantai nilai mitraya yang lain, termasuk
pemasok, distributor dan pelanggan. Perusahaan bisa mencapai keuntungan strategis dengan
memberi nilai, tidak hanya melalui proses rantai nilai internal, tetapi juga melalui hubungan
erat yang efisien dengan mitra nilai indurstrinya.
Bisnis harus mengusahakan perkembangan sistem informasi strategis baik untuk aktivitas
rantai nilai inteernal maupun eksternalyang paling memberi nilai lebih. Rantai nilai dan value
web tidaklah statis. Dari waktu ke waktu keduanya selalu didesain kembali agar selalu
mengikui perubahan dalam lapangan persaingan (Fine dkk, 2002). Perusahaan perlu
mengorganisasi dan membentuk kembali sistemnya untuk membuka jalan bagi sumber-
sumber nilai yang baru.
Perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi untuk umenciptakan produk dan jasa
baru yang unik yang bisa dengan mudah dibedakan dari produk pesaingnya. Sistem informasi
strategis untuk diferensiasi produk dapat mencegah salah repons, yaitu seakan-akan
perusahaan yang memiliki produk dan jasa yang berbeda tidak perlu lagi dalam hal basis
biaya.
Sebagian besar prouk dan jasa berbasis teknologi informasi ini diciptakan oleh
institusi finansial. City bank mengembangkan anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu debit
di tahun 1977. City Bank pada satu waktu menjadi bank terbesar di Amerika Serikat. ATM
City bank sangat berhasil sehingga para pesainnya ikut-ikutan membuat juga sistem ATM
mereka. City Bank, Wells Pargo Bank dan yang lainnya terus berinovasi dalam memberi
layanan online elektronic banking sehingga pelanggan bisa melakukan sebagian besar
transaksi perbankan melalui komputernya dirumah yang terhubung jaringa internet.
Bank-bank tersebut, akhir-akhir ini telah meluncurkan kumpulan jasa rekening yang
memungkinkan pelanggan mengetahui semua rekeningnya, termasuk kartu kredit, deposito,
online travel reward,dan bahkan mengetahui semua rekening miliknya dibank lainnya, dari
satu sumber online. Sebagian perusahaan seperti Net Bank memanfaatkan web untuk
menciptakan virtual bank yang menawarkan layanan perbankan kompleks tanpa perlu ada
cabang-cabang bank secara fisik.
Bisnis dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan cara mengidentifikasi target
tertentu atas produk atau jasa yang mampu menanggapi secara paling baik selera pelanggan.
Melalui diferensiasi terfokus, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa khusus bagi
target pasar ceruk ini secara lebih baik ketimbang pesaingnya.
Data berasal dari suatu sumber tertentu, misalnya transaksi kartu kredit, data
demografis, data pembelian dari menindaian barcode pada kounter di supermarket atau toko-
toko retail, dan data yang terkumpul sewaktu orang berinteraksi pada website. Perangkat
lunak yang canggih bisa menemukan pola dalam kumpulan besar data sepeti ini, kemudian
menarik kesimpulan berdasarkan pola-pola itu yang bisa membantu serta menuntun
pengambilan keputusan. Analis data seperti ini menampilkan model pemasaran one to one
dimana pesan-pesan personal tercipta berdasarkan pilihan-pilihan individual.
Biaya yang diperlukan untuk mendapatkan pelanggan baru diperkirakan lima kali dari
biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Melalui pengujian secara teliti
terhadap transaksi pembelian dan aktivitas pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi
pelanggan mana yang paling menguntungkan dan semakin banyak memenangkan bisnis
mereka. Sejalan dengan itu, perusahaan bisa menggunakan data-data tersebut untuk
mengidentifikasi pelanggan yang kurang menguntungkan. Perusahaan yang terampil
memanfaatkan data pelanggan akan fokus kepada identifikasi pelanggan mana yang paling
berharga dan akan mengguaan data dari beagam sumber untuk memahami kebutuan mereka
(Reinartz dan Kumar, 2002; Davenport, Harris, dan Kohli, 2001; Clemons dan Weber, 1994).
Dengan menjaga agar tetap rendah dan rak-rak persediaan tetap terisi dengan menggunakan
sistem pengisian kembali inventori, Sistem manajemen rantai persediaan tidak hana
menekanbiaya inventori, namun juga dapat mengantarkan barang atau jasa dengan cepat
kepada pelanggan. Manajemen rantai persediaan dengan demikian bisa digunakan untuk
menciptakan sistem respons pelanggan yang efisien yang mampu menanggapi permintaan
pelanggan secara lebih efisien.Sistem respons pelanggan yang efisien secara langsung
menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distribusi, produksi, dan rantai persediaan.
Manajemen rantai persediaan dan sistem respons pelanggan efisien merupakan dua contoh
bagaimana perusahaan digital bisa menjalankan strategi bisnis yang tidak terdapat di
perusahaan tradisional. Kedua model sistem itu memerlukan investasi infrastruktur teknologi
informasi berbasis jaringan dan perangkat lunak yang sesuai agar data konsumen dan
persediaan mengalir lancar antar beragam organisasi. Kedua model strategi itu memperluas
efisiensi dari perusahaan perseorangan dan ekonomi secara keseluruhan dengan cara
mengarahkan visi ke depan, yaitu ke sistem produksi berdasarkan permintaan, dan semakin
melepaskan sistem ekonomi tradisional berdasarkan informasi cepat pembelian pelanggan.
Sistem informasi apapun yang melakukan sharing pengetahuan lintas unit bisnis bisa
memperluas kompetensi. Sistem seperti ini memperluas kompetensi dan membantu karyawan
untuk sadar akan munculnya pengetahuan-pengetahuan baru, juga membantu bisnis untuk
mempengaruhi kompetensi yang sudah ada kepada pasar terkait,
Perusahaan terdiri dari industri, misalnya industi otomotif, telepon, pemancar televisi,
dan industri produk perhutanan, dan seterusnya. Pertanyaan strategis yang utama untuk level
analis ini adalah, “Bagaimana dan bilamana kita harus berkompetisi dengan yang lainnya
dalam industri?” Oleh karena sebagian besar analis strategis menekankan persaingan, maka
keuntungan besar bila diperoleh dengan cara bekerja sama dengan perusahaan lain pada
industri terkait. Misalnya perusahaan bisa bekerja sama untuk mengembangkan standar baku
industri di sejumlah wilayah, mereka bisa bekerja sama membangun costumer awareness, dan
secara kolektif dengan pemasok untuk menekan biaya-biaya (Shapiro dan Varian, 1999).
Tiga konsep utama analisis strategi pada level industri adalah kemitraan informasi, model
kekuatan kompetitif, dan perekonomian jaringan.
Kemitraan Informasi
Perusahaan dapat membentuk kemintraan informasi dan bahkan menghubungkan satu
sama lain sistem informasinya utuk mencapai sinergi yang unik. Didalam kemitraan
informasi, kedua perusahaan yang saling bermitra bisa menggabungkan kekuatan dengan
saling berbagi informasi tanpa secara nyata/fisik bergabung (Konsynski dan MzFarlan, 1990).
Suatu contoh kerja sama level-industri bisa ditemukan pada Covisint yang
menciptakan pasar elektronik dimana pabrik-pabrik besar pembuat komponen-komponen
kendaraan ikut ambil bagian didalamnya. Walaupun General Motor, Vord, dan
DaimelerChrysler secara agresif bersaing dalam hal desain , layanan, kualitas, dan harga,
mereka bisa meningkatan produktivitas industri dengan cara bekerja bersama menciptakan
rantai persediaan terpadu. Hadirnya sistem Covisint memungkinkan semua pemanufaktur dan
pemasok untuk berdagang melalui satu situs internet, pemanufaktur tidak perlu membangun
sendiri pasar berbasis-web milik mereka.
Dalam era perusahaan digital, model kekuatan kompetitif perlu dimodifikasi. Model
tradisional Porter mengasumsikan lingkungan industri yang relatif statis, batasan-batasan
industri relatif terlihat secara jelas, dan kumpulan pemasok, pesaing dan pelanggan relatif
stabil. Namun dewasa ini perusahaan tidak lagi berpartisipasi dalam satu jenis industri.
Sekarang mereka lebih ambil bagian pada suatu “Set Industry” atau kumpulan industri
beragam yang saling berhubungan sehingga dihadapkan pada beragam pilihan produk dan
jasa (lihat gambar dibawah ini).
Namun demikian, model kekuatan kompetitif tetap merupakan model yang sah untuk
penganalisisan strategi, bahkan jika memperhitungkan dampak teknologi internet. Teknologi
internet telah mempengaruhi struktur industri dengan memberikan teknologi yang
mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada
pasar. Keuntungan juga makin berkurang karena internet secara dramatis meningkatan
informasi yang tersedia bagi para pelanggan dalam hal perbandingan harga, dengan demikian
meningkatkan kekuatan penawaran mereka. Walaupun internet bisa memberikan keuntungan,
misalnya pengadaan saluran-sauran baru bagi pelanggan konsumen dan efisiensi
pengoperasian baru, namun perusahaan tidak bisa mendapatkan keuntungan kompetitif
kecuali mereka mengintegrasikan fungsi-fungsi internet ke dalam strategi dan operasional
mereka secara keseluruhan.Dalam era internet, kekuatan-kekuatan kompetitif tradisional
masih tetap bekerja, namun persaingan menjadi lebih intens (Porter, 2001).
Perekonomian Jaringan
Dalam beberapa keadaan, hukum laba tidak berlaku . Misalnya, didalam suatu
jaringan, biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya adalah nol, sebaliknya
keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Semakin banyak jumlah pelanggan pada
sistem telepon, atau internet, semakin besar nilai bagi semua partisipan. Mengoperasikan
stasiun pemancar televisi dengan 1000 pelanggan ketimbang dengan 10 juta pelanggan,
bukan lagi hal yang mahal untuk dilakukan. Dan jumlah komunitas orang-orang yang
tergabung semakin bertambah, sebaliknya biaya penambahan anggota baru tidak diperlukan.
Dari perspektif perekonomian jaringan ini, teknologi informasi bisa berguna secara
strategis. Situs-situs internet dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membangun
pelanggan berpola “komunitas pengguna” yang ingin berbagi pengalaman. Hal ini bisa
menciptakan loyalitas pelanggan dan kesenangan, da membangun ikatan unik dengan
pelanggan. Ebay, situs lelang online raksasa dan iVillage, komunitas online untuk wanita
adalah contoh hal tersebut. Kedua bisnis itu didasarkan pada jaringan dari jutaan pengguna
dan kedua perusahaan memanfaatkan web dan alat komunikasi internet untuk membangun
komunitas.
Teknologi informasi menyediakan alat bantu bagi para manajer untuk menyelesaikan baik
peran baru maupun peran tradisionalnya, memampukan manajer untuk memonitor,
merencanakan, dan memprediksi dengan lebih tepat dan cepat untuk merespons dengan cepat
perubahan lingkungan bisnis. Menemukan cara dalam memanfaatkan teknologi informasi
untuk mencapai keuntungan kompetitif pada bisnis, perusahaan, dan level-industri
merupakan tanggung jawab kunci bagi manajemen. Sebagai tambahan untuk identifikasi
proses bisnis, kompetensi inti, dan hubungan dengan yang lain didalam industri yang dapat
ditingkatkan dengan teknologi informasi, para manajer harus mengawasi perubahan sosio –
teknis yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem strategis.
Pada level perusahaan, sistem informasi bisa digunakan untuk memperoleh efisiensi
dengan cara mengikat semua pengoperasian unit bisnis sehingga bisa berfungsi secara
keseluruhan atau dengan cara menyediakan wadah untuk berbagi informasi pengeahuan lintas
bisnis. Pada level industri, sistem bisa memberi keuntungan kompetitif dengan cara
memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan lainnya didalam indusri, menciptakan
konsorsium atau komunitas untuk berbagi informasi, tukar-menukar transaksi, atau
mengkoordinasi aktivitas. Moel kekuatan kompetitif, kemitraan informasi, dan perekonomian
jaringan adalah konsep-konsep yang berguna untuk mengidentifikasi peluang-peluan strategis
bagi sistem pada level-industri.
Daftar Pustaka
(http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/17/sistem-informasi-organisasi-dan-strategi/
(http://agusfirnanda.blogspot.com/2011/10/bab-3-sistem-informasi-organisasi-dan.html
https://nicohernawan.wordpress.com/artikel-sim-sistem-informasi-manajemen/