Вы находитесь на странице: 1из 43

SISTEM INFORMASI MANAJEMENT

TUGAS INDIVIDU
SISTEM INFORMASI MANAGEMENT
Pengertian SIA, Pengertian system, dan Sub System

Disusun Oleh :
NAMA : ADETHIA JULIANA
NIM : 43216120148
BIDANG STUDI : S1-AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan Artikel
ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, September 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang manajer, anda perlu tahu mengenai hubungan antar organisasi, sistem
informasi, dan strategi bisnis. Anda perlu memahami bagaimana memanfaatkan sistem
informasi secara strategis dan bagaimana sistem bisa membantu anda membuat keputusan
secara lebih baik. Bab ini memperkenalkan ciri-ciri dari organisasi yang perlu anda pahami
saat anda mendesain, membangun, dan menjalankan sistem informasi manajemen.
Selanjutnya, kita mengulas masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dari kompetensi dan
berbagai macam cara sistem informasi memberikan keuntungan yang kompetitif.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis membatasi pembahasan dalam Artikel ini dengan
merumuskan masalah dalam penulisan Artikel ini antara lain sebagai berikut:

1. Apa yang di maksud dengan Pengertian Sistem Informasi ?


2. Apa yang di maksud dengan Pengertian Sistem Informasi Manajement ?
3. Apa saja proses Manajement sebagai aktivitas ?
4. Apa saja struktur oraganisasi dalam Sistem informasi ?
5. Apa saja tujuan umum dari Sistem Informasi manajement ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan artikel ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Informasi


2. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Informasi Mananjement
3. Untuk memahami SIA dala proses manajement sebagai aktivitas
4. Untuk memahami tentang struktur organisasi dalam SIA
5. Untuk memahami tujuan utama dari SIA
BAB 2

PEMBAHASAN

Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi,Sia

1.1 Organisasi dan Sistem Informasi

Sistem informasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling terkait satu sama
lain. Sistem informasi harus selalu disesuaikan dengan organisasi. Organisasi harus mampu
mengoptimalkan sistem informasi sehingga mendapatkan keuntungan dari teknologi-
teknologi yang ada. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sanat dipengaruhi
oleh faktor mediasi, yaitu lingkungan, kultur, struktur, prosedur baku, proses bisnis, politik,
keputusan manajemen, dan peluang. Manajer harus mampu memahami sistem informasi,
karena sangat akan mempengaruhi kehidupan organisasi. Manajer perlu memilih sistem apa
dan bagaimana yang akan dibangun didalam organisasi.

Organisasi (definisi teknis) adalah struktur sosial formal yang stabil yang memiliki
sumber-sumber berasal dari lingkungan untuk diproses sehingga menghasilkan output.
Organisasi (definisi bhavioral) adalah sekumpulan hak, hak khusus, kewajiban, dan tanggung
jawab yang harus diseimbangkan selama periode tertentu melalui konflik dan resolusi
konflik. Organisasi (perusahaan) menransformasi input-input ini menjadi produk dan jasa
didalam fungsi produksi. Produk dan jasa kemudian dikonsumsi oleh lingkungan dan
dikembalikan lagi sebagai input. Sebuah organisasi kelangsungan kegiatannya akan lebih
stabil dibandingkan sebuah kelompok.
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem informasi yang digunakan oleh
organisasi untuk mengelola semua transaksi yang mendukung fungsi manajemen, dan dapat
berguna untuk pengambilan keputusan. Atau sistem informasi manajemen yaitu sistem
informasi yang menghasilkan Output dengan masukan Inputdan berbagai proses lainnya yang
hasilnya dibutuhkan untuk tujuan tertentu dalam kegiatan manajemen.

Sistem informasi manajemen sering sekali disingkat dengan SIM, hasil dari SIM
umumnya selalu menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dalam sebuah
organisasi. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, berbagai macam pekerjaan
yang ada hubungannya dengan analisis manajemen selalu dapat diselesaikan dengan cepat.
Sistem Informasi Manajemen dapat berjalan secara baik jika didukung dengan teknologi yang
canggih, sumber daya manusia yang berkualitas dan komitmen organisasi. Sistem Informasi
Manajemen sangat berguna untuk mendukung fungsi manajemen, operasional dan
pengambilan suatu keputusan.

3.1 Kegiatan SIM

Kegiatan SIM juga dapat mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan dan
sangat penting untuk kelangsungan perusahaan. Jadi perusahaan harus memiliki komitmen
untuk menjalankan Sistem Informasi Manajemen, supaya berbagai proses pada perusahaan
termasuk proses produksi dapat berjalan dengan baik dan tentunya dapat memberikan
keuntungan juga.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen dapat berguna
bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui berbagai macam kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya misalnya dengan mengetahui berbagai kegiatan pada masing-
masing tingkatan manajemen dalam organisasi dan tipe keputusan yang bisa diambil untuk
menyelesaikan permasalahan. Dapat dikatakan bahwa dibentuknya sistem informasi
manajemen atau SIM pada suatu perusahaan yaitu supaya manajemen dapat memiliki
berbagai informasi bermanfaat yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

4.1 CONTOH KASUS SISTEM INFORMASI MANAJEMAN

KOKOH INTI AREBAMA

Kokoh Inti Arebama merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-bahan


bangunan yang didirikan pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya, perusahaan telah
berhasil mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung oleh jaringan distribusi yang kuat
di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004, perusahaan telah mendistribusikan produk-
produk bahan bangunan kepada sekitar 2.500 outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia. Salah
satu prinsipal terbesar perusahaan saat ini adalah PT KIA Keramik yang baru-baru ini
memenangkan ICSA Awards kedua kalinya dari majalah SWA. Tahun ini, PT Kokoh Inti
Arebama berencana menambah jaringan distribusinya menjadi 16 cabang di akhir tahun nanti
dan target menjadi 20 cabang di 20 kota pada tahun 2006 mendatang. Dengan penambahan
jumlah cabang diharapkan perusahaan dapat melayani sekitar 2.940 outlet pada akhir tahun
ini dan sebanyak 3.500 di tahun 2006. Sebagai salah satu pemain di industri bahan bangunan,
PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan yang
memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT KIA
menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung ambisi menjadi
distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti
sistem TI yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan mengintegrasikan proses
bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.

Untuk mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia,


PT Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa
memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan akurat bagi
manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah SOP internal untuk menentukan sistem TI
yang hendak diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh lebih dulu melakukan benchmarking
ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya Toto) dan distribusi farmasi (PT Anugerah
Pharmindo Lestari); disusul dengan mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan
Microsoft). Setelah melakukan evaluasi, akhirnya diputuskan untuk memakai solusi dari
Microsoft. Pertimbangannya, selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap
relatif lebih mudah digunakan (user-friendly). PT KIA memutuskan mengimplementasikan
sistem teknologi informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions –
Axapta untuk menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta
yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi
serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti
Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat
mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat.

Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa
unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi
terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management,
distribution, project accounting, customer relationship management, human resources
management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform
Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya,
umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft
pada umumnya. Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan
mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya
sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu
mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan.
Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer
hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan.
Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada
20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20
buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua
buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk
komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih
keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.

Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-
solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung
perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi
global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata
uang yang berbeda. Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai
dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem
logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta
mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah
kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya
pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah
mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan
yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke
semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi
sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo
aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.

Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang
seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi
disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini
menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di
server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para
user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu
dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor
pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi
apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan
melalui sistem secara real time.

PT KIA juga tak segan mengimplementasi modul Warehouse Management System


(WMS). Dengan adanya implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses
penentuan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain itu, bisa
diperoleh informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan pengiriman (bagian transporter
dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang dipakai, serta memudahkan analisis ongkos
angkut dan biaya lainnya, seperti untuk loading dan unloading barang. Setiap hari diusahakan
tidak ada DO yang belum selesai diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan
kata lain, untuk setiap DO yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya
harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di warehouse.
Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai penjualan untuk kemudian
ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan secara otomatis muncul di Bagian
Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor kapan jatuh tempo dan pembayarannya.
Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari
tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil
mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :

1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat
diproses dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua
hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan
para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki
kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang


baru, manajemen lebih mudah menentukan keputusan – keputusan apa yang akan
diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada pemesanan dari customer di
kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan informasi dan memproses
pemesanan tersebut.

3. Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan


kompetitor. Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru,
PT KIA dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk
mengungguli kompetitornya, PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang
baru guna menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan
kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan Pertimbangannya,
selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap relatif lebih mudah
digunakan (user-friendly). PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi
informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions – Axapta untuk
menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat
fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta
menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti
Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat
mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat.
Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa
unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi
terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management,
distribution, project accounting, customer relationship management, human resources
management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform
Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya,
umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft
pada umumnya. Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan
mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya
sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu
mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan.
Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer
hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan.
Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada
20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20
buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua
buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk
komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih
keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.

Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-
solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung
perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi
global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata
uang yang berbeda. Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai
dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem
logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta
mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah
kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya
pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah
mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan
yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke
semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi
sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo
aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.

Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang
seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi
disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini
menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di
server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para
user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu
dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor
pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi
apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan
melalui sistem secara real time.

PT KIA juga tak segan mengimplementasi modul Warehouse Management System


(WMS). Dengan adanya implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses
penentuan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain itu, bisa
diperoleh informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan pengiriman (bagian transporter
dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang dipakai, serta memudahkan analisis ongkos
angkut dan biaya lainnya, seperti untuk loading dan unloading barang. Setiap hari diusahakan
tidak ada DO yang belum selesai diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan
kata lain, untuk setiap DO yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya
harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di warehouse.
Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai penjualan untuk kemudian
ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan secara otomatis muncul di Bagian
Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor kapan jatuh tempo dan pembayarannya.

Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari
tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil
mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :

Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses
dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor
pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih
ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data
– data perusahaan bangunan terbesar di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM
dengan dukungan TI sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam
hal pelayanan bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan
tugas manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang
bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para customer.
Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar.
Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah
keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut,
perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses manajemen menjadi semakin lancar.

PERTANYAAN STUDI KASUS

1. Apakah manfaat bisnis dari menggunakan teknologi informasi untuk membangun


hubungan pelanggan strategis bagi PT. Kokoh Inti Arebama ? Apa manfaat bisnis
untuk pelanggan mereka?

2. Penggunaan strategis mana dari teknologi informasi yang dibahas dalam bab ini dan
dirangkum dalam Gambar 2.3 dan 2.5 yang menurut anda diterapkan dalam kasus ini?
Jelaskan alasan pilihan anda.

3. Bagaimana perusahaan lain memperoleh manfaat dari penggunaan TI untuk


membangun hubungan pelanggan strategis?

PENYELESAIAN

1. PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan
yang memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT
KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung
ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti
Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan dengan mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing
tinggi di industri.

 Untuk mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di


Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk
menentukan SIM yang bisa memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta
informasi yang cepat dan akurat bagi manajemen.
 PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi informasi
terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions – Axapta untuk
menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta
yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang
terintegrasi serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses
bisnis PT Kokoh Inti Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time
tersebut, PT KIA dapat mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan
lebih mudah, cepat dan akurat.

2. INOVATIF

 Menciptakan produk dan layanan baru yang menyertakan komponen TI

 Mengembangkan pasar baru yang berbeda atau ceruk pasar baru dengan bantuan
TI

 Membuat perubahan radikal bagi proses bisnis dengan TI yang secara dramatis
memotong biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan
(customer service) atau memperpendek waktu ke pasar.

Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari
tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil
mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :

1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih
efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat
diproses dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua
hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan
para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki
kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.

2. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang


baru, manajemen lebih mudah menentukan keputusan – keputusan apa yang akan
diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada pemesanan dari customer di
kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan informasi dan memproses
pemesanan tersebut.

3. Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan


kompetitor. Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru,
PT KIA dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk
mengungguli kompetitornya, PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang
baru guna menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan
kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan terbesar di
Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI sangat diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan bagi para customer. Selain
itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas manajemen dalam mengatur
perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang bersangkutan tidak akan dapat memberikan
pelayanan yang maksimal bagi para customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan
pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen
berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan
adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan
proses manajemen menjadi semakin lancar.

3. Teknologi Informasi sudah umum dan sistematis.setiap bisnis tunggal dapat


memperoleh manfaat dari penggunaan TI untuk membangun hubungan
strategis terhadap pelanggan. Pelanggan adalah aset yang paling penting untuk setiap
organisasi bisnis sehingga mereka perlu mempersiapkan diri dengan pemeliharaan
yang tinggi dan fasilitas pelayanan untuk menjaga pelanggan mereka. Dengan
menggunakan Teknologi Informasi dalam manajemen hubungan pelanggan yang
strategis mereka dapat memastikan efisiensi dan efektivitas sesuai dengan harapan
pelanggan mereka, menghemat biaya dan waktu pelanggan mereka serta
meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Membuat pelanggan senang dan
puas, Sehingga organisasi dapat menggunakan TI untuk menyediakan fasilitas
layanan yang nyaman kepada pelanggan bersama dengan informasi yang akurat dan
fakta tentang produk dan layanan organisasi.

Peningkatan kualitas informasi yang diberikan dan penurunan biaya manajemen


informasi.
Hal ini dapat membuat pelanggan yakin dan percayaterhadap organisasi. Dan
organisasi memiliki manfaat untuk menjaga konsumen dan profitabilitas yang lebih
tinggi karena manajemen informasi yang efisien.

Waktu dan peningkatan produktivitas.


Organisasi dapat menghemat waktu untuk menemukan sesuatu yang keluar dari
kekacauan dan pelanggan dapat menikmati fasilitas lokasi cepat dan solusi dari
masalah mereka.

Pengembangan paket layanan produktif dan user-friendly. Ini bermanfaat


bagi pelanggan dan organisasi dalam hal profitabilitas dan produktivitas.

Ciri-ciri Organisasi :

1. Rutinitas dan Proses Produksi

Semua organisasi tersusun dari rutinitas dan perilaku individu, kumpulan yang membentuk
proses bisnis. Sekumpulan proses bisnis membentuk perusahaan untuk memproduksi barang
dan untuk merubah guna mencapai tingkat kinerja organisasi yang tinggi.

2. Politik Organisasi

Orang-orang yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai sumber daya,
penghargaan, dan hukuman yang diberikan kepada baik karyawan maupun manajer di dalam
setiap organisasi.

3. Budaya Organisasi

Adalah seperangkat asumsi proses bisnis dalam menciptakan nilai dengan kekuatan pengikat
yang kuat yang menghambat konflik politik dan mendorong yang sama, perjanjian pada
prosedur, dan praktik yang umum.

4. Lingkungan Organisasi

Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan memberi dan menerima. Lingkungan


membentuk apa yang dapat dilakukan organisasi, tetapi organisasi dapat mempengaruhi
lingkungannya dan sekaligus memutuskan untuk mengubah lingkungan.

5. Struktur Organisasi

Misal birokrasi professional, yaitu organisasi berbasis pengetahuan dimana barang dan jasa
bergantung pada keahlian dan pengetahuan professional. Contohnya seperti firma hukum,
sistem sekolah, rumah sakit.

Definisi teknis dan behavioral dari organisasi tidaklah saling kontradiksi. Sebaliknya,
masing-masing saling melengkapi. Definisi teknis menjelaskan kepada kita bagaimana
beribu-ribu perusahaan dalam pasar yang kompetitif mengkombinasikan modal, tenaga kerja,
dan teknologi informasi, sementara model behavioral membawa kita masuk kedalam masing-
masing perusahaan untuk melihat bagaimana teknologi itu mempengaruhi kerja internal
organisasi.

Tujuan Umum SIM :

 Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,


produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

 Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,


pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

 Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi
suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi
dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan).

Proses Manajemen

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:

 Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah
aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.

 Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana


dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus
memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan
tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.

 Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan


proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara
perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan
metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang
dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Stuktur Organisasi

Semua organisasi memiliki bentuk atau stuktur. Klasifikasi Mintzbegt(1979)


menunjukkan lima jenis struktur organisasi: struktur wirausaha, birokrasi mesin, birokrasi
dengan divisi, birokrasi professional, adhocracy. Pada perusahaan wirausaha kecil anda akan
sering menemukan sistem yang dirancang dengan buruk yang dikembangkan terburu-buru
yang sering melebihi kegunaannya dengan cepat. Pada rerusahaan multidivisi yang besar
yang beroperasi pada rarusan lokasi anda akan sering menemukan bahwa tidak terdapat satu
sistem informasi tunggal yang terintegrasi, tatapi justru setiap divisi memilik perangkat
sistem informasinya sendiri.

Ciri-ciri lain Organisasi

Organisasi memiliki tujuan yang menggunakan sarana yang berbeda untuk


mencapainya. Beberapa organisasi memiliki tujuan yang koersif (misalnya sebagai penjara)
lainnya memiliki tujuan manfaat (missal untuk bisnis). Yang lainnya lagi memiliki
tujuannormatif (universal, kelompok religious). Organisasi juga melayani kelompok yang
berbeda atau memiliki anggota yang berbeda,beberapa menguntungkan anggotanya, yang
lainnya menguntungkan klien, pemegang saham atau masyarakat.

1. Fitur-Fitur Umum Organisasi

Organisasi mengatur tenaga ahli dalam sebuah struktur hierarki otoritas dimana setiap
orang bertanggung jawab terhadap seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan-tindakan
tertentu. Otoritas dan tindakan masih dibatasi lagi oleh aturan-aturan atau prosedur-prosedur
abstrak yang diinterpretasikan dan diterapkan untuk kasus-kasus tertentu. Aturan-aturan ini
menciptakan sistem pengambilan keputusan bersifat netral dan universal, setiap orang
diperlakukan sama. Organisasi berusaha menyewa dan mempromosikan karyawan
berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme. Organisme menerapkan prinsip efesiensi,
menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan usaha seminim mungkin.
Menurut Weber, birokrasi bersifat umum karena merupakan bentuk yang paling efisien dari
organisasi. Para ahli lainnya memberi tambahan atas pendapat Weber, mengidentifikasi fitur-
fitur tambahan dari organisasi. Semua organisasi mengembangkan prosedur standar
pengoperasian, politik, dan kultur.

1. Prosedur Standar Pengoperasian

Organisasi yang bertahan selama satu periode waktu tertentu menjadi sangat efisien,
menghasilkan jumlah produk dan jasa terbatas dengan mengikuti aturan-aturan standar.
Aturan-aturan rutinitas standar ini dikumpulkan menjadi aturan-aturan, prosedur, dan praktik-
praktik yang seksama dan rasional yang disebut prosedur standar pengoperasian (PSP) yang
akan dikembangkan untuk dapat mencakup semua situasi yang mungkin dihadapi. Prosedur
standar pengoperasian sangat membantu mempertahankan efisiensi organisasi modern.
Perubahan apapun dalam PSP memerlukan usaha organisasi yang besar.

2. Politik Organisasi

Para anggota organisasi menduduki beragam posisi dengan beragam spesialisasi,


perhatian, dan prespektif. Akibatnya, mereka memiliki sudut pandang berbeda mengenai
bagaimana sumber-sumber, penghargaan, dan hukuman dilaksanakan. Perbedaan-perbedaan
ini menjadi persoalan bagi manajer dan karyawan, dan hasilnya adalah pergolakan politik,
persaingan, dan konflik didalam organisasi. Hambatan politik adalah salah satu dari sekian
banyak kesulitan terbesar untuk membawa perubahan organisasi khususnya perkembangan
sistem informasi yang baru. Hampir semua sistem informasi yang mebawa perubahan-
perubahan signifikan mengenai tujuan yang hendak dicapai perusahaan, prosedur,
produktifitas, dan personil berpotensi menghaus oposisi politis yang serius

3. Kultur Organisasi

Kultur organisasi merupakan kumpulan asumsi fundamental seperti mengenai produk


apa yang harus dihasilkan organisasi, bagaimana prosesnya, dimana, dan untuk siapa.
Umumnya asumsi-asumsi kultural ini seluruhnya diyakini begitu saja dan arang diutarakan
secara publik (Schein,1985). Kultur organisasi merupakan kekuatan besar yang
mempersatukan yang menghambat konflik politik dan membawa pemahaman, persetujuan
prosedur, dan praktik-praktik lainnya. Jika kita semua berbagi asumsi kultural mendasar,
maka persetujuan dalam hal-hal lainnya dapat dimungkinkan. Namun, selain itu kultur
organisasi juga menjadi penghalang besar bagi perubahan khususnya perubahan teknologi.
Sebagian besar organisasi akan melakukan apapun untuk mencegah perubahan asumsi dasar.
Setiap perubahan teknologi apapun akan mengancam asumsi kultural yang sudah umum
diterima pada organisasi. Namun demikian, ada kalanya satu-satunya cara yang bijaksana
bagi bagi perusahaan agar selangkah lebih maju adalah dengan menerapkan teknologi baru
yang secara langsung melawan kultur organisasi. Jika ini terjadi, maka teknologi sering
bertahan sementara kultur perlahan-lahan menyesuaikan.

1. Fitur-Fitur Khusus Organisasi

Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang umum, namun tidak ada dua
organisasi yang sama persis. Semua organisasi memiliki struktur, sasaran, konstituensi, gaya
kepemimpinan, tugas-tugas, dan lingkungan sekitar yang berbeda.

Tipe-tipe Organisasi

Satu hal penting yang membedakan tiap organisasi adalah struktur atau bentuknya.
Karakteristik perbedaan struktur itu ada beragam cara. Mintzberg menggolongkan,lima
bentuk dasar organisasi.

Tipe
Organisasi Keterangan Contoh :

Perusahaan kecil, baru mulai,


dalam lingkungan yang cepat
berubah. Ia memiliki struktur
sedehana dan dikelola
usahawan yang bertindak
Struktur sebagai direktur pelaksana Bisnis kecil
Usahawan tunggal. yang baru mulai

Birokrasi besar yang ada


dilingkungan yang lambat
berubah, menghasilkan
barang-barang produksi Perusahaan
standar. Didominasi oleh tim pabrikan
Birokrasi dan pengambilan keputusan berskala
Mesin tersentralisasi. menengah

Birokrasi Kombinasi dari beragam General motor


Divisional birokrasi mesin, masing- yang memiliki
masing menghasilkan produk anak perusahaan
dan layanan yang berbeda, sejumlah 500
semua dikendalikan dari
kantor pusat.

Organisasi berbasis
pengetahuan dimana bentuk
barang-barang produksi dan
jasa tergantng pada keahlian
dan pengetahuan para
profesional. Didominasi oleh
kepala departemen dengan Perusahaan
Birokrasi otoritas sentralisasi yang Hukum, Sistem
Profesional lemah. sekolah

Organisasi “satan tugas”


yang harus merespons
lingkungan yang berubah
dengan pesat. Terdiri dari
sejumlah besar kelompok
spesialis yang terorganisasi Perusahaan
kedalam tim multidispliner konsultan
jangka pendek dan memiliki seperti Rand
Adhokrasi kelemahan manajemen pusat. Coorporation

Organisasi dan Lingkungan

Organisasi terletak didalam lingkungan. Disana organisasi mengambil sumber-sumber


dan menyediakan barang-barang dan jasake lingkungan. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik. Pada satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada lingkungan
sosial dan fisik disekitarnya. Tanpa sumber daya keuangan dan manusia, tidak mungkin ada
organisasi. Organisasi harus merespons legislatif dan aturan-aturan main yang dikeuarkan
oleh pemerintahan, termasuk segala aksi yang dilakukan pelanggan dan pesaing.
Disisi lain, organisasi yang berasal dari aliansi bisa mempengaruhi proses politik dan dan
penerimaan konsumen terhadap produk-produk mereka. Lingkungan biasanya berubah secara
lebih cepat dari pada organisasi. Alasan utama atas kegagalan organisasi adalah
ketidakmampuan untuk mengadaptasi perubahan lingkungan yang cepat dan kurangnya
sumber daya .

Jadi secara garis besar .

Fitur umum organisasi terdiri dari :

 Struktur Formal

 Prosedur Standar Pengoperasian (PSP)

 Politik

 Kultur

 Konstituensi

 Fungsi

 Kepemimpinan

 Tugas-tugas

 Teknologi

 Proses bisnis

Fitur khusus organisasi terdiri dari :

 Tipe organisasi

 Lingkungan

 Tujuan

 Kekuasaan

1. Perubahan Ssitem Informasi dalam Organisasi

Sistem informasi mejadi alat integral, online, interaktif yang erat kaitannya dengan
tiap menit operasi dan pengambilan keputusan pada organisasi besar.

Infrastruktur Teknologi Informasi dan Layanan Teknologi Informasi

Satu cara agar organisasi bisa mempengaruhi bagaimana teknologi informasi


digunakan adalah melalui keputusan-keputusan mengenai konfigurasi teknis dan
organisasional dari sistem. Cara lain organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah
melalui keputusan-keputusan mengenai siap yang akan mendesain, membangun, dan
memelihara infrastruktur TI organisasi. Keputusan-keputusan ini menentukan bagaimana
layanan teknologi informasi di kirim. Unit atau fungsi organisasi formal yang bertanggung
jawab untuk layanan tenologi disebut departemen sistem informasi. Departemen sistem
informasi bertanggung jawab untuk memelihara perangkat lunak, perangkat keras,
penyimpanan data, dan jaringan yang menyusun infrastruktuk perusahaan.

Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli, seperti programer, analisis sistem,
pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi. Programer adalah ahli teknis terlatih yang
membuat kode-kode instruksi perangkat lunak untuk komputer. Analis sistem bertugas
menyusun link-link utama antar kelompok sistem informasi dan kelompok-kelompok lainnya
dari organisasi. Merupakan tugas analis sistem untuk menerjemahkan masalah-masalah bisnis
dan persyaratannya untuk meenjadi prasyarat informasi dan sistem.

Manajer sistem informasi adalah pemimpin tim yang terdiri dari programer dan analis,
manajer proyek, manajer fasilitas fisik, manajer telekomunikasi, dan kepala kelompok sistem
kantor. Ia juga bertindak sebagai manajer untuk pengoperasian komputer dan staf pengetri
data. Juga para ahli luar, seperti penjual perangkat lunak dan konsultan sering berpartisipasi
dalam operasi harian dan perencanaan jangka panjang sistem informasi.

Dibanyak perusahaan, departemen sistem informasi dikepalai oleh seorang chief information
officer (CIO). Ia tergolong manajemen senior yang bertugas memperluas pemanfaatan
teknologi informas didalam perusahaan. End user adalah perwakilan diluar kelompok sistem
informasi sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi. End user atau pengguna akhir
memainkan peran yang semakin besar dalam perancangan dan pengembangan sistem
informasi.

Bagaimana Sistem Informasi mempengaruhi Organisasi

1. Dampak Ekonomi

Ukuran perusahaan biasanya berkembang untuk mengurangi biaya transaksi.


Teknologi informasi secara potensial mengurangi biaya pada ukuran tertentu, membuka
kemungkinan pertumbuhan pendapatan tanpa menambah ukuran, atau bahkan pertumbuhan
pendapatan yang disertai ukuran yang menyusut.

2. Dampak Organisasi dan Perilaku


a) Teknologi Informasi atau TI meratakan organisasi, yaitu perataan hierarki dengan
memperluas distribusi informasi untuk memberikan kekuatan kepada karyawan tingkat
rendah dan meningkatkan efisiensi manajemen

b) Organisasi pascaindustri, yaitu wewenang semakin bergantung kepada pengetahuan dan


kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal.

c) Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan. Terdapat beberapa cara untuk


memvisualisasikan penolakan organisasi yang saling berhubungan untuk membawa
perubahan dengan mengubah teknologi, tugas, struktur, dan orang-orang secara bersamaan.

3. Internet dan Organisasi

Internet meningkatkan aksesibiltas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan pengetahuan


untuk organisasi, dan untuk mengurangi biaya transaksi dan keagenan yang dihadapi
kebanyakan organisasi.

4. Implikasi Rancangan dan Pemahaman Sistem Informasi

Faktor organisasi utama yang harus dipertimbangkan saat merencanakan sistem baru adalah
sebagai berikut :

 Lingkungan dimana organisasi berfungsi

 Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, rutinitas, proses bisnis

 Budaya dan politik organisasi

 Jenis organisasi dan gaya kepemimpinan

 Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi oleh sistem dan sikap dari karyawan
yang akan menggunakan sistem

 Jenis tugas, keputusan dan proses bisnis dimana sistem info dirancang untuk
membantunya.

Internet dan Organisasi

Internet, secara khusus World Wide Web, memiliki dampak yang penting bagi relasi
antara perusahaan dan entitas-entitas eksternalnya, bahkan antara perusahaan dengan proses
bisnis internalnya. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi
informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Intinya, Internet mampu secara dramatis
menekan biaya transaksi dan agensi. Misalnya, perusahaan perantara dan bank di New York
sekarang mampu “mengirim” manual prsedur internalnya kepada karyawannya pada jarak
yang jauh dengan mempostingnya di website perusahaan, sehinggu menghemat biaya
distribusi. Para tenaga penjua bisa mengetaui informasi harga produk dengan cepat melalui
web atau menerima instruksi dari manajemen via e-mail.

Bisnis secara cepat membangun kembali sebagian proses bisnis intinya melalui teknologi
Internet dan menjadikan teknologi ini sebagai komponen pokok bagi infrastruktur teknologi
informasi (TI). Jika jaringan lebih dimanfaatkan secara efisien, hasilnya adalah proses bisnis
lebih mudah dilakukan, karyawan yang dibutuhan lebih sedikit, dan organisasi menjadi lebih
ramping daripada dimasa lalu.

1. Manajer, Pengambilan Keputusan, dan Sistem Informasi

Peran Manajer Dalam Organisasi

Manajer memainkan pran didalam organisasi.Tanggung jawabnya meliputi


pengambilan keputusan, membuat laporan, menghadiri pertemuan, mengatur perayaan-
perayaan. Menuru Henri Fayol fungsi klasik dari manajer yaitu perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, pengambilan keputusan, dan kontrol. Penjelasan aktivitas
manajemen ini mendominasi pemikiran mengenai manajemen dalam jangka waktu yang
lama, dan sampai sekarang pun masih tetap populer. Model behavioral menyatakan bahwa
perilaku aktual manajer kurang sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, lain
dengan yang diindikasikan oleh model klasik. Para peneliti mengetaui bahwa perilaku
manajerial nyatanya memiliki 5 atribut yang sangat berbeda dari deskripsi klasik: pertama,
manajer menjalankan 600 aktivitas yang berbeda tiap hari tanpa ada jeda. Kedua, aktivitas
manajerial terfragmentasi, sebagian besar aktivtas berlangsung selama kurang dari 9 menit,
dan hanya 10 persen aktivitas berlangsung selama 1 jam. Ketiga, manajer lebih suka
menerima infomasi dari spekulasi, anggapan orang lain, gosip yang beredar, dan tak
terencana sebelumnya. (informasi yang tercetak didalam kertas sering dianggap ketinggalan
zaman). Keempat, mereka lebih suka bentuk komunikaso secara oral ketimbang tertulis
karena lebih fleksibel, hanya memerlukan sedikit usaha. Dan lebih cepat direspon. Kelima,
manajer memberi prioritas utama untuk memelihara sekumpulan daftar kontak personal yang
beragam serta kompleks yang bertindak sebagai sistem informasi informal dan membantu
mereka untuk menjalankan agenda-agendanya dan sasaran jangka pendek dan jangka
panjang.

Dengan menganalisis perilaku manajer dari hari ke hari, Mintzberg menemukan bahwa ada
10 peran manajerial. Peran manajeria adalah akivitas yang harus dijalankan manajer didalam
sebuah organisasi. Mintzberg mengatakan peran-peran manajerial ini terbagi ke dalam 3
kategori yaitu interpersonal, informational, dan decisional.

Peran interpersonal. Manajer bertindak sebagai figur kepala untuk organisasi sewaktu
merepresentasi perusahaannya kedunia luar dan menjalankan tugas-tugas simbolis seperti
memberi penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin yang
memotivasi, memberi saran, dan mendukung bawahannya. Manajer juga bertindak sebagai
penghubung antara beragam level organisasi, didalam tiap level ini, mereka menjadi
penghubung antara para anggota tim manajemen.

Peran informational. Manajer bertindak sebagai pusat nadi organisasi, menerima


informasi yang paling up to date, konkrit dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak
terkait. Manajer menjadi penyebar informasi dan pembicara untuk organisasinya.

Peran decisional. Manajer membuat keputusan. Mereka bertindak sebagai pengusaha dengan
menginisiasi tiap bentuk aktivitas baru, mereka menangani kesulitan-kesulitan yang muncul
diorganisasi, mereka mengalokasikan sumber-sumber kepada staf yang membutuhkan,
menegosiasikan konlik dan menjadi mediator antara kelompok-kelompok yang berkonflik
didalam organisasi.

Peran Perilaku Sistem Pendukung

Peran Interpersonal

Figur kepala——————————- Tidak ada

Pemimpin—————interpersonal– Tidak ada

Sistem komunikasi
Perantara———————————– elektronik

Peran Informational

Sistem informasi
Pusat nadi———————————- manajemen, SPP

Penyebar—————–Pemrosesan– Sistem kantor, surat

Pembicara—————–imformasi— Kantor dan sistem


profesional,

work station

Peran decisional

Pemilik usaha————Pengambilan- Tidak ada

Pengendali kesulitan—-Keputusan— Tidak ada

Alokator sumber————————– Sistem SPK

Negosiator——————————— Tidak ada

1. Manajer dan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sering menjadi peran manajer yang sangat menantang. Sistem
informasi telah membantu manajer untuk mengkomunikasikan dan mendistribusikan
informasi, namun hanya memberi bantuan terbatas untuk pengambilan keputusan
manajemen. Karena pengambilan keputusan merupakan wilayah yang terutama dirancang
untuk memperngaruhi keseluruhan proses bisnis.

Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan strategis menentukan sasaran-sasaran jangka panjang, smber-


sumber, dan kebijakan organisasi. Pengambilan keputusan untuk kontrol manajemen secara
prinsip memberi perhatian pada bagaimana sumber-sumber digunakan secara efektif dan
efisien, dan bagaimana unit-unit operasional menjalankan tugasnya. Pengambilan keputusan
kontrol operasional menentukan bagaimana melaksanakan tugas-tugas khusus yang
berasal dari manajemen madya. Pengambilan keputusan level-pengetahuan berhubungan
dengan pengevaluasian gagasan-gagasan baru untuk menciptakan produk dan layanan, cara-
cara untuk mengkomunikasikan pengetahuan baru, dan cara-cara untuk mendistribusikan
informasi keseluruh organisasi.

Didalam tiap level pengambilan keputusan ini, para peneliti menggolongkan keputusan
menjadi keputusan terstruktur dan keputusan tidak testruktur. Keputusan tidak terstruktur
adalah keputusan-keputusan yang memerlukan evaluasi, pengertian, dan pertimbangan
terhadap definisi masalah. Tiap keputusan yang dihasilkan selalu baru, penting, dan besifat
non-rutin, dan tidak perlu kesepakatan prosedural dalam membuat (Corry dan Scott-Morton,
1971). Keputusan terstruktur, kebalikannya, adalah keputusan-keputusan yang bersifat rutin
dan berulang-ulang, dan memerlukan prosedur baku untuk menanganinya supaya lebih
praktis. Ada juga keputusan yang bersifat semi terstruktur, yaitu hanya bagian tertentu dari
masalah yang memiliki jawaban yang jelas sesuai dengan prosedur tertentu, sedangkan
bagian lainnya masih belum jelas penyelesaiannya.

Tingkatan Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan mengandung beberapa aktivitas yang saling berbeda.


Simon (1960) menggambarkan 4 tingkat dalam pengambilan keputusan yaitu kecerdasan,
perancangan atau desain, pilihan, dan penerapan. Kecerdasan terdiri dari pengidentifikasian
dan pemahaman masalah-masalah yang muncul didalam organisasi mengenai mengapa
masalah itu muncul, dimana, dan apa saja akibatnya. Sistem tradisional SIM yang
menawarkan variasi rincian informasi dapat membantu mengidentifikasikan masalah,
khususnya jika sistem yang bersangkutan memberi beberapa alternatif pemecahan masalah
sebagai outputnya.

Selama melakukan perancangan atau desain solusi atas masalah individu merancang
kemungkinan solusi atas masalah. Sistem SPK yang sederhana ideal untuk tingkat
pengambilan keputusan ini karena mampu menjalankan model-model sederhana, bisa
dikembangkan dengan cepat, dan bisa dioperasikan dengan data yang terbatas.

Pilihan terdiri penentuan dari beraganm solusi alternatif. Di sisi para pengambil
keputusan memerlukan sistem SPK yang lebih kompleks untuk mengembangkan data
ekstensif yang lebi banyak pada beragam alternatif dan model-model kompleks atau atau alat
bantu analisis data untuk mengkakulasi semua eban, konsekuensi, dan peluang.

Selama melakukan implementasi, ketika keputusan dijalankan, manajer dapat menggunakan


sistem pelaporan yang bisa mengerjakan laporan-laporan rutin untuk kemajuan solusi
tertentu.

Model-Model Pengambilan Keputusan

Ada beberapa model yang berusaha menggambarkan bagaimana orang-orang


membuat keputusan. Sebagian model ini fokus kepada pengambilan keputusan individual,
sebagian lagi fokus kepada pengambilan keputusan dalam kelompok.

Model-model pengambilan keputusan individual mengasumsikan bahwa manusia


adalah rasional. Model rasional dari perilaku manusia terbentuk berdasarkan gagasan bahwa
orang-orang menjalankan semacam kalkulasi pemaksimalan nilai, kalkulasi rasio, kalkulasi
konsisten. Menurut model ini, seorang individu mengidentifikasi sasaran, tujuan dan semua
prioritas tindakan alternatif berdasarkan kontribusinya terhadap sasaran tersebut, kemudian
memilih satu yang paling memberi kontribusi atas sasaran tujuan itu.

Kritik untuk model ini menunjukan bahwa nyatanya orang tidak bisa mengkhususkan semua
alternatif, dan sebagian besar individu tidak memiliki satu sasaran sehingga tidak mampu
menyusun semua prioritas alternatif dan konsekuensi. Sebagian besar keputusan bersifat
kompleks sehingga mengkalkulasi pilihan. (bahkan jika dilakukan dengan komputer) hampir
tidak dimungkinkan. Daripada mencari di semua alternatif, orang cenderung memilih
alternatif pertama yang tersedia yang membawanya kepada sasaran tersebut. Dalam
mengambil kebijakan, orang memili kebijakan yang hampir serupa dengan kebijakan yang
diambil sebelumnya (Lindbom, 1959). Akhirnya, sebagian ahli menganggap bahwa
pengambilan keputusan merupakan proses berkesinambungan dimana keputusan final selalu
dimodifikasi.

Penelitian lain menyimpulkan bahwa manusia berbeda dalam hal bagaimana mereka
memaksimalkan nilai dan dalam hal rujukan yang digunakan untuk menginterpretasikan
informasi dan membuat pilihan. Tversky dan kahneman menunjukan bahwa manusia
memiliki prasangka-prasangka yang bisa mendistorsi pengambilan keputusan. Orang-orang
bisa termanipulasi utnuk memilih salah satu alternatif hanya dengan mengubah kerangka
rujukannya.

Model kognitif menggambarkan disposisi kepribadian yang mendasar terhadap


perlakuan atas informasi, alternatif pilihan, dan evaluasi konsekuensi. Pembuat keputusan
sistematis mendekati permasalahan dengan cara menstrukturisasi masalah berdasarkan
beberapa metode formal. Mereka mengevaluasi dan mengumpulkan informasi berdasarkan
metode terstrukturnya. Para pembuat keputusan intuitif mendekati permasalahan dengan
beragam metode, menggunaka cara trial and error untuk mencari solusi. Tidak ada satupun
metode yang lebih superior daripada yang lainnya dan masing-masing metode bisa
menguntungkan untuk situasi tertentu. Sementara masalah terstruktur dengan pokok-pokok
yang sudah jelas bisa ditangani dengan “berfikir dahulu” berdasarkan langkah-langkah logis,
masalah lainnya memerlukan solusi kreatif yang baru melalui intuisi atau mencoba beberapa
bentuk tindakan tersebut sesuai sebagai solusi (Mintzberg dan Westley, 2001).

Acapkali pengambilan keputusan dilakukan oleh satu individu, tetapi oleh kelompok
atau organisasi keseluruhan. Pengambilan keputusan model organisasional memperhitungkan
karakteristik politik dan struktural dari organisasi. Model-model birokratik, politis, dan
bahkan model-model “keranjang sampah” telah diajukan untuk menggambarkan bagaimana
pengambilan keputusan terjadi didalam organisasi.

Menurut pengambilan keputusan model birokratis tujuan terpenting organisasi


adalanh memelihara organisasi itu sendiri. Tujuan utama lainnya adalah merduksihal-hal lain
yang kurang diperlukan. Kebijakan cenderung meningkat dan hanya sedikit berbeda dari
masa lalu. Hal ini karena masuknya kebijakan radikal melibatkan sekian banyak hal yang
kurang diperlukan. Model ini menunjukan organisasi secara umum bukan sebagai
“pemilihan” atau “keputusan” dalam arti rasional; tetapi menurut model-model birokratis,
lebih kepada apapun yang dilakukan organisasi merupakan hasil dari prosedur standar
pengoperasian yang dijalankan secara aktif.

Organisasi jagang mengubah prosedur standar karena memerlukan pula perubahan


personil dan menimbulkan risiko. Walaupun manajemen senior dan pemimpin diberi tugas
untuk memimpin organisasi, namun mereka secara eektif terperangkap oleh solusi standar
organisasi. Tentu saja sebagian organisasi melakukan perubahan, mereka menemukan cara-
cara baru dalam berperilaku, dan bisa dipimpin.Namun, semua perubahan itu membutuhkan
waktu yang lama.

Dalam pengambilan keputusan model politis, yang dikerjakan oleh organisasi


merupakan hasil tawar-menawar politik antara para pemimpin dan kelompok-kelompok yang
terlibat. Organisasi tidak memiliki keputusan yang berasal dari “pilihan” untuk memecahkan
“permasalahan”. Keputusan berasal dari kesepakatan atau kompromi yang menghasilkan
konflik, munculnya pengendali-pengendali utama, perbedaan minat, kekuatan yang berbeda,
dan kebingungan politik.

Teori pengambilan keputusan yang disebut model “keranjang sampah”, menyatakan


bahwa organisasi tidaklah rasional. Pengambilan keputusan bersifat insidental dan merupakan
produk dari aliran solusi, masalah, dan situasi yang digabungkan secara acak. Model ini bisa
menjelaskan mengapa organisasi kadang kala menerapkan solusi yang tidak sesuai untuk
masalah yang dihadapi.

1. Implikasi untuk Perancangan dan Pemahaman Sistem Informasi

Agar mampu memberikan manfaat, sistem informasi harus dibangun dengan suatu
pemahaman yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem
informasi secara tepat memberi konstribusi untuk pengambilan keputusan manajerial.

Dalam pengalaman kami, faktor-faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan sistem adalah :

 Lingkungan dimana organisasi harus berfungsi

 Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, dan prosedur standar pengoperasian

 Kultur dan politik organisasi

 Tipe organisasi dan gaya kepemimpinannya


 Kelompok-kelompok utama terkait yang mempengaruhi sistem dan perilaku para pekerja
yang akan menggunakan sistem itu

 Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi

Sistem harus dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan kelompok dan organisasi.
Para perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki karakteristik berikut
:

 Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi sistem

 Mampu mendukung beragam gaya, keterampilan, dan pengetahuan juga mampu melacak
banyak alternatif dan konsekuensi

 Sensitif atau birokrasi organisasi dan ketentuan-ketentuan politik

1. Sistem Informasi dan Strategi Bisnis

Tipe sistem informasi tertentu sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan
hidup jangka panjang suatu perusahaan. Sistem tersebut, yang merupaka alat ampuh untuk
tetap terdepan dalam persaingan, disebut sistem informasi srategis.

Apa yang Dimaksudkan dengan Sistem Informasi Strategi?

Sistem informasi stategis mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa atau relasi
lingkungan organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Sistem yang
mampu memberi efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.

Sistem informasi strategis harus dibedakan dengan sistem level-strategis untuk manajr senior
yang fokus pada permasalahan pengambilan keputusan jangka panjang. Sistem informasi
strategis bisa digunakan disemua level pada satu organisasi, dengan jangkauan yang lebih
luas dan lebih dalam ketimbang sistem lainnya sebagaimana sudah dijelaskan. Sistem
informasi strategis secara intens mengubah cara suatu perusahaan menjalankan bisnisnya.
Organisasi perlu mengubah proses pengoperasian internal dan relasinya dengan pelanggan
serta pemasok sehingga memperoleh keuntungan dari teknologi sistem informasi yang baru.

Model-model tradisional sedang dimodifikasi untuk mengakomondasi dampak dari


perusahaan digital dan alur informasi yang baru. Sebelum lahirnya perusahaan digital,
strategi bisnis menekankan persaingan head to head terhadap perusahaan lainnya pada pasar
yang sama. Saat ini, penekanan tersebut semakin meningkat dalam hal eksplorasi,
identifikasi, dan penguasaan wilayah pasar; juga dalam hal pemahaman rantai nilai pelanggan
secara lebih baik; dan belajar lebih cepat dan mendalam ketimbang pesaing lain.
Umumnya tidak ada sistem strategis tunggal, namun ada sejumlah sistem yang beroperasi
pada beragam level dari strategi bisnis, perusahaan, dan industri. Untuk tiap level pada
strategi bisnis, terdapat pemanfaatan strategis dari sistem. Dan untuk tiap level strategi bisnis,
terdapat model yang sesuai yang digunakan untuk analisis.

Strategi Level-Bisnis dan Model Rantai Nilai

Pada level bisnis dari strategi, pertanyaan pokoknya adalah, “Bagaimana kita
berkompetisi dalam pasar tertentu ini?” Yang menjadi obyek untuk pasar mungkin saja bolam
lampu, televisi kabel, atau perkakas bangunan. Strategi yang paling umum untuk level ini
adalah : (1) menjadi penghasil produk dengan biaya yang rendah, (2) mendiferensiasikan
produk dan jasa, dan atau (3) mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas
pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar-yaitu fokus hanya pada
wilayah yang tidak terjangkau dengan baik oleh pesaing lain. Perusahaan digital memberi
kemampuan baru untuk mendukung level strategi dengan cara mengelola rantai persediaan,
membangun sistem “nikmati dan beri tanggapan” bagi pelanggan., dan memanfaatkan fungsi
web dalam melakukan distribusi produk-produk baru dan jasa ke pasar.

Mendongkrak Teknologi dalam Rantai Nilai

Pada level bisnis, alat bantu analisis yang paling umum adalah analisis rantai nilai.
Model rantai nilai memberi pehatian pada aktivitas khusus dimanastrategi kompetitif bisa
diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi paling memiliki
dampak strategis. Model rantai nilai mengidentifikasi poin-poin pengaruh yang khusus dan
penting dimaa perusahaan dapat memanfaatkan teknoligi informasi secara paling efektif
untuk memperluas posisi kompetitifnya. Tepatnya, dimanakah keuntungan terbesa dari sistem
informasi strategis bisa diperoleh –aktivitas khusus apa yang bisa digunakan untuk
menciptakan produk dan jasa baru, memperluas penetrasi pasar, mengikat pelanggan dan
pemasok, dan menekan biaya oprasional? Model ini memandang perusahaan sebagai
rangkaian atau “rantai” dari aktivitas dasar yang menambah nilai bagi produk dan jasa
perusahaan. Aktivitas ini bisa dikategorikan baik sebagai aktivitas primer maupun aktivitas
pendukung.

Aktivitas primer adalah aktivitas yang paling berhubungan secara langsng dengan
produksi dan distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai untuk pelanggan.
Aktivitas primer mencakup logistik inboud, pengoperasian, logistik outbound, penjualan dan
pemasaran, dan jasa. Logistik inbound meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan-bahan
material untk produksi. Pengoperasian bertugas mentransformasi input-input menjadi produk
jadi. Logistik outbound meliputi penyimpanan dan pendistribusian produk jadi. Penjualan dan
pemasaran meliputi promosi dan penjualan produk-produk perusahaan. Aktivitas jasa
meliputi pemeliharaan dan perbaikan atas produk dan jasa perusahaan. Aktivitas pendukung
memungkinkan proses pengiriman barang pada aktivitas primer dapat dijalankan. Aktivitas
pendukung terdiri dari infrastruktur organissi (administrasi dan manajemen), sumber daya
manusia (rekrutmen karyawan, kontrak karyawan, dan pelatihan), teknologi (perbaikan dan
proses produksi), dan pengadaan (pembelian barang-barang sebagai input produksi).

Organisasi memiliki keunggulan kompetitif jika mampu menyediakan lebih banyak nilai
kepada pelanggannya, atau jika memberi nilai yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Sistem informasi dapat memiliki dampak strategis jika ia mampu membantu perusahaan
untuk menyediakan produk dan jasa dengan harga lebih murah daripada pesaingnya tetapi
memiliki nilai yang lebih baik. Aktivitas yang memberi nilai kepada produk dan jasa
tergantung pada fitur dari setiap perusahaan tertentu.

Rantai nilai perusahaan bisa dihubungkan ke rantai nilai mitraya yang lain, termasuk
pemasok, distributor dan pelanggan. Perusahaan bisa mencapai keuntungan strategis dengan
memberi nilai, tidak hanya melalui proses rantai nilai internal, tetapi juga melalui hubungan
erat yang efisien dengan mitra nilai indurstrinya.

Jaringan yang beroperasi secara digitaldibanyak perusahaan independen bisa


dimanfaatkan tidak hanya untuk membeli barang-barang persediaan, tetapi juga untuk
berkoordinasi dengan erat mengenai produk. Teknologi internet memungkinkan perluasan
rantai nilai sehingga bisa mengikat semua pemasok, mitra bisnis da pelanggan dalam satu
value web. Value web merupakan kumpulan perusahaan independen yang menggunakan
teknologi internet untuk mengkoordinasi rantai nilai untuk secara kolektif menghasilkan
produk atau jasa bagi pasar. Value web lebih bersifat dikendalikan oleh konsumen dan
berjalan secara kurang linier daripada rantai nilai tradisional. Value web berfungsi seperti
ekosistem bisnis yang dinamis, mensinkronisasi proses bisnis dari pelanggan, pemasok, mitra
dagang diantaara beragam perusahaan didalam suatu industri atau bisnis terkait. Value web
bersifat fleksibel dan adaptif terhadap perubahan persediaan dan permintaan. Relasi bisa
dibangun atau diputuskan sebagai respons atau perubahan kondisi pasar. Perusahaan bisa
memanfaatkan value web untuk mempertahankan relasi dengan banyak pelanggan yang telah
lama terjalin, atau untuk merespon cepat transaksi pelanggan secara individual. Perusahaan
bisa mempercepat waktu peluncuran produk ke pasar dan ke pelanggan dengan mengoptimasi
relasi value web dalam hal pengambilan keputusan mengenai siapa yang bisa mengantarkan
produk atau jasa yang diperlukan dengan harga dan lokasi yang tepat.

Bisnis harus mengusahakan perkembangan sistem informasi strategis baik untuk aktivitas
rantai nilai inteernal maupun eksternalyang paling memberi nilai lebih. Rantai nilai dan value
web tidaklah statis. Dari waktu ke waktu keduanya selalu didesain kembali agar selalu
mengikui perubahan dalam lapangan persaingan (Fine dkk, 2002). Perusahaan perlu
mengorganisasi dan membentuk kembali sistemnya untuk membuka jalan bagi sumber-
sumber nilai yang baru.

Produk dan Jasa Sistem Informasi

Perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi untuk umenciptakan produk dan jasa
baru yang unik yang bisa dengan mudah dibedakan dari produk pesaingnya. Sistem informasi
strategis untuk diferensiasi produk dapat mencegah salah repons, yaitu seakan-akan
perusahaan yang memiliki produk dan jasa yang berbeda tidak perlu lagi dalam hal basis
biaya.

Sebagian besar prouk dan jasa berbasis teknologi informasi ini diciptakan oleh
institusi finansial. City bank mengembangkan anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu debit
di tahun 1977. City Bank pada satu waktu menjadi bank terbesar di Amerika Serikat. ATM
City bank sangat berhasil sehingga para pesainnya ikut-ikutan membuat juga sistem ATM
mereka. City Bank, Wells Pargo Bank dan yang lainnya terus berinovasi dalam memberi
layanan online elektronic banking sehingga pelanggan bisa melakukan sebagian besar
transaksi perbankan melalui komputernya dirumah yang terhubung jaringa internet.

Bank-bank tersebut, akhir-akhir ini telah meluncurkan kumpulan jasa rekening yang
memungkinkan pelanggan mengetahui semua rekeningnya, termasuk kartu kredit, deposito,
online travel reward,dan bahkan mengetahui semua rekening miliknya dibank lainnya, dari
satu sumber online. Sebagian perusahaan seperti Net Bank memanfaatkan web untuk
menciptakan virtual bank yang menawarkan layanan perbankan kompleks tanpa perlu ada
cabang-cabang bank secara fisik.

Sistem reservasi terkomputerisasi seperti perusahaan penerbangan Amerika SABRE


pada mulanya merupakan sistem tradisional yang melakukan diferensiasi produk untuk
urusan jasa penerbangan dan perjalanan. Kemudian, sistem tradisionalnya dikembangkan
sehingga pelanggan bisa memesan secara langsung trayek penerbangan, hotel, sewa mobil
melalui web- tidak perlu melalui agen-agen perjalananatau intermediari yang lain.
Sistem yang Fokus pada Ceruk Pasar

Bisnis dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan cara mengidentifikasi target
tertentu atas produk atau jasa yang mampu menanggapi secara paling baik selera pelanggan.
Melalui diferensiasi terfokus, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa khusus bagi
target pasar ceruk ini secara lebih baik ketimbang pesaingnya.

Sistem informasi dapat memberi perusahaan keuntungan kompetitif dengan


menyediakan data untuk menyusun teknik pemasaran dan penjualan yang tepat. Sistem
seperti ini memperlakukan informasi yang ada sebagai sumber yang bisa “ditambang” oleh
perusahaan untuk meningkatkan perusahaan untuk menganalisis dengan baik pola pembelian
konsumen, seleranya, dan pilihannya sehingga periklanan dan promosi pemasaran secara
efisien mencapai puncak pada target pasar yang lebih kecil.

Data berasal dari suatu sumber tertentu, misalnya transaksi kartu kredit, data
demografis, data pembelian dari menindaian barcode pada kounter di supermarket atau toko-
toko retail, dan data yang terkumpul sewaktu orang berinteraksi pada website. Perangkat
lunak yang canggih bisa menemukan pola dalam kumpulan besar data sepeti ini, kemudian
menarik kesimpulan berdasarkan pola-pola itu yang bisa membantu serta menuntun
pengambilan keputusan. Analis data seperti ini menampilkan model pemasaran one to one
dimana pesan-pesan personal tercipta berdasarkan pilihan-pilihan individual.

Biaya yang diperlukan untuk mendapatkan pelanggan baru diperkirakan lima kali dari
biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Melalui pengujian secara teliti
terhadap transaksi pembelian dan aktivitas pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi
pelanggan mana yang paling menguntungkan dan semakin banyak memenangkan bisnis
mereka. Sejalan dengan itu, perusahaan bisa menggunakan data-data tersebut untuk
mengidentifikasi pelanggan yang kurang menguntungkan. Perusahaan yang terampil
memanfaatkan data pelanggan akan fokus kepada identifikasi pelanggan mana yang paling
berharga dan akan mengguaan data dari beagam sumber untuk memahami kebutuan mereka
(Reinartz dan Kumar, 2002; Davenport, Harris, dan Kohli, 2001; Clemons dan Weber, 1994).

Manajemen Rantai Persediaan dan Sistem Respons Pelanggan Efisien

Perusahaan digital memiliki kemampuan mencakup wilayah sampai diluar sistem


strategi tradisional untuk memperoleh keuntungan dari link secara digital ke organisasi
lainnya. Strategi level bisnis yang ampuh yang tersedia pada perusahaan digital terdiri dari
link-link rantai ilai vendor dan pemasok ke rantai nilai perusahaan. Integrasi rantai nilai bisa
dijalankan lebih jauh lagi dengan menghubungkan rantai nilai pelanggan ke rantai nilai
perusahaan melalui sebuah “sistem respons pelanggan efisien.” Perusahaan yang
memanfaatkan sistem untuk berhubungan dengan pelanggan dan pemasoknya bisa mereduksi
biaya inventorinya sementara merepons dengan cepat permintaan pelanggan.

Dengan menjaga agar tetap rendah dan rak-rak persediaan tetap terisi dengan menggunakan
sistem pengisian kembali inventori, Sistem manajemen rantai persediaan tidak hana
menekanbiaya inventori, namun juga dapat mengantarkan barang atau jasa dengan cepat
kepada pelanggan. Manajemen rantai persediaan dengan demikian bisa digunakan untuk
menciptakan sistem respons pelanggan yang efisien yang mampu menanggapi permintaan
pelanggan secara lebih efisien.Sistem respons pelanggan yang efisien secara langsung
menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distribusi, produksi, dan rantai persediaan.

Kenyamanan dan kemudahan menggunakan sistem informasi telah meningkatkan biaya


penggantian (beban biaya yang dikeluarkan untuk beralih dari satu produk ke produk
bersaing), yang menyebabkan pelanggan enggan beralih ke pesaing. Membandingkan metode
stockless inventory dengan metode persediaan tepat waktu dan metode pengiriman
tradisional. Pada metode persediaan tepat waktu, pelanggan dimungkinkan untuk menekan
inventorinya dengan memesan hanya barang-barang yang diperlukan untuk beberapa hari,
sedangkan metode stockless inventory memungkinkan mereka untuk mengeliminir inventori
secara keseluruhan. Semua kewajiban inventori diserahkan kepada distributor, yang
mengelola alur persediaan. Metode stockless inventory merupakan alat yang ampuh untuk
“mengunci” paara pelanggan, dengan demikian memberi keuntungan kompetitif kepada
pemasok. Sistem informasi juga bisa meningkatkan biaya penggantian dengan membuat
layanan dukungan produk dan interaksi lainnya dengan pelanggan secara lebih nyaman dan
terpercaya (Vandenbosh dan Dawar, 2002; Chen dan Hitt, 2002).

Manajemen rantai persediaan dan sistem respons pelanggan efisien merupakan dua contoh
bagaimana perusahaan digital bisa menjalankan strategi bisnis yang tidak terdapat di
perusahaan tradisional. Kedua model sistem itu memerlukan investasi infrastruktur teknologi
informasi berbasis jaringan dan perangkat lunak yang sesuai agar data konsumen dan
persediaan mengalir lancar antar beragam organisasi. Kedua model strategi itu memperluas
efisiensi dari perusahaan perseorangan dan ekonomi secara keseluruhan dengan cara
mengarahkan visi ke depan, yaitu ke sistem produksi berdasarkan permintaan, dan semakin
melepaskan sistem ekonomi tradisional berdasarkan informasi cepat pembelian pelanggan.

1. Strategi Level-Perusahaan dan Teknologi Informasi


Suatu perusahaan bisnis biasanya merupakan kumpulan bisnis. Perusahaan
terorganisasi secara finansial sebagai suat kumpulan unit bisnis strategis, dan keuntungan
perusahaan secara langsung terkait erat dengan kinerja unit bisnis strategis. Sistem informasi
bisa menjalankan kinerja keseluruhan dari unti bisnis ini berdasarkan sinergi dan kompetensi
intinya. Gagasan mengenai kendali sinergis adalah jika beberapa unti bisa digunakan sebagai
input bagi unit lainnya, atau dua organisasi meraup pasar dan keahlian, maka relasi ini dapat
menekan biaya dan menghasilkan keuntungan.

Memperluas Kompetensi Inti

Konsep kedua untuk strategi level-perusahaan adalah gagasan mengenai “kompetensi


inti”, alasannya adalah bahwa kinerja semua unit bisnis dapat meningkat sejauh unit bisnis
tersebut mengembangkan, atau menciptakan inti pusat kompetensi Kompetensi inti adalah
aktivitas yang menyebabkan perusahaan menjadi pemimpin kelas dunia. Kompetensi
menyebabkan perusahaan menjadi perancang komponen miniatur di dunia, atau layanan
pengiriman barang terbaik, atau pabrik membuat film terbaik. Singkatnya, kompetemsi inti
bersandar pada; pengetahuan yang dikembangkan bertahun-tahun, dan organisasi penelitian
terpercaya atau orang-orang yang mengikuti literatur dan pengetahuan baru lainnya.

Sistem informasi apapun yang melakukan sharing pengetahuan lintas unit bisnis bisa
memperluas kompetensi. Sistem seperti ini memperluas kompetensi dan membantu karyawan
untuk sadar akan munculnya pengetahuan-pengetahuan baru, juga membantu bisnis untuk
mempengaruhi kompetensi yang sudah ada kepada pasar terkait,

1. Strategi Level-Industri dan Sistem Informasi: Kekuatan-Kekuatan Kompetitif dan


Perekonomian Jaringan

Perusahaan terdiri dari industri, misalnya industi otomotif, telepon, pemancar televisi,
dan industri produk perhutanan, dan seterusnya. Pertanyaan strategis yang utama untuk level
analis ini adalah, “Bagaimana dan bilamana kita harus berkompetisi dengan yang lainnya
dalam industri?” Oleh karena sebagian besar analis strategis menekankan persaingan, maka
keuntungan besar bila diperoleh dengan cara bekerja sama dengan perusahaan lain pada
industri terkait. Misalnya perusahaan bisa bekerja sama untuk mengembangkan standar baku
industri di sejumlah wilayah, mereka bisa bekerja sama membangun costumer awareness, dan
secara kolektif dengan pemasok untuk menekan biaya-biaya (Shapiro dan Varian, 1999).
Tiga konsep utama analisis strategi pada level industri adalah kemitraan informasi, model
kekuatan kompetitif, dan perekonomian jaringan.

Kemitraan Informasi
Perusahaan dapat membentuk kemintraan informasi dan bahkan menghubungkan satu
sama lain sistem informasinya utuk mencapai sinergi yang unik. Didalam kemitraan
informasi, kedua perusahaan yang saling bermitra bisa menggabungkan kekuatan dengan
saling berbagi informasi tanpa secara nyata/fisik bergabung (Konsynski dan MzFarlan, 1990).

Kemitraan seperti ini membantu perusahaan memperoleh akses untuk mendapatkan


pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk penjualan dan penargetan produk.
Perusahaan yang telah menjadi pesaing tradisional akan menemukan bahwa aliasi seperti itu
sangat menguntungkan kedua belah pihak.

Model Kekuatan Kompetitif

Menurut model kekuatan kompetitif yang dikemukakan oleh Porter, Seperti


digambarkan diatas, Perusahaaan menghadapi sejumlah ancaman dan peluang eksternal :
ancaman dari pemain-pemain baru dipasar, tekanan dari produk atau jasa subtitusi, kekuatan
penalaran dari para pelanggan, kekuatan penawaran dari para pemasok, dan posisi pesaing
industri tradisional (Poter, 1985).

Keuntungan kompetitif bisa diperoleh dengan memperluaskemampuan perusahaan


untuk berhadapan dengan pelanggan, pemasok, produk atau jasa subtitusi, dan pemain-
pemain baru dipasar, yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan antara perusahaan
dan pesaing lainnya dalam industri terkait.

Suatu contoh kerja sama level-industri bisa ditemukan pada Covisint yang
menciptakan pasar elektronik dimana pabrik-pabrik besar pembuat komponen-komponen
kendaraan ikut ambil bagian didalamnya. Walaupun General Motor, Vord, dan
DaimelerChrysler secara agresif bersaing dalam hal desain , layanan, kualitas, dan harga,
mereka bisa meningkatan produktivitas industri dengan cara bekerja bersama menciptakan
rantai persediaan terpadu. Hadirnya sistem Covisint memungkinkan semua pemanufaktur dan
pemasok untuk berdagang melalui satu situs internet, pemanufaktur tidak perlu membangun
sendiri pasar berbasis-web milik mereka.

Dalam era perusahaan digital, model kekuatan kompetitif perlu dimodifikasi. Model
tradisional Porter mengasumsikan lingkungan industri yang relatif statis, batasan-batasan
industri relatif terlihat secara jelas, dan kumpulan pemasok, pesaing dan pelanggan relatif
stabil. Namun dewasa ini perusahaan tidak lagi berpartisipasi dalam satu jenis industri.
Sekarang mereka lebih ambil bagian pada suatu “Set Industry” atau kumpulan industri
beragam yang saling berhubungan sehingga dihadapkan pada beragam pilihan produk dan
jasa (lihat gambar dibawah ini).

Namun demikian, model kekuatan kompetitif tetap merupakan model yang sah untuk
penganalisisan strategi, bahkan jika memperhitungkan dampak teknologi internet. Teknologi
internet telah mempengaruhi struktur industri dengan memberikan teknologi yang
mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada
pasar. Keuntungan juga makin berkurang karena internet secara dramatis meningkatan
informasi yang tersedia bagi para pelanggan dalam hal perbandingan harga, dengan demikian
meningkatkan kekuatan penawaran mereka. Walaupun internet bisa memberikan keuntungan,
misalnya pengadaan saluran-sauran baru bagi pelanggan konsumen dan efisiensi
pengoperasian baru, namun perusahaan tidak bisa mendapatkan keuntungan kompetitif
kecuali mereka mengintegrasikan fungsi-fungsi internet ke dalam strategi dan operasional
mereka secara keseluruhan.Dalam era internet, kekuatan-kekuatan kompetitif tradisional
masih tetap bekerja, namun persaingan menjadi lebih intens (Porter, 2001).
Perekonomian Jaringan

Konsep strategis ketiga yang juga bermanfaat pada level-industri adalah


perekonomian jaringan. Dalam ekonomi tradisional-perekonomian pabrik dan pertanian-
produksi mengalami penurunan laba. Semakin banyak sumber yang digunakan untuk
produksi, semakin rendah perolehan keuntungannya, sampai tercapai satu titik dimana input-
input tambahan tidak lagi menghasilkan output tambahan. Ini adalah hukum penurunan laba,
dan menjadi dasar bagi sebagian besar perekonomian modern.

Dalam beberapa keadaan, hukum laba tidak berlaku . Misalnya, didalam suatu
jaringan, biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya adalah nol, sebaliknya
keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Semakin banyak jumlah pelanggan pada
sistem telepon, atau internet, semakin besar nilai bagi semua partisipan. Mengoperasikan
stasiun pemancar televisi dengan 1000 pelanggan ketimbang dengan 10 juta pelanggan,
bukan lagi hal yang mahal untuk dilakukan. Dan jumlah komunitas orang-orang yang
tergabung semakin bertambah, sebaliknya biaya penambahan anggota baru tidak diperlukan.

Dari perspektif perekonomian jaringan ini, teknologi informasi bisa berguna secara
strategis. Situs-situs internet dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membangun
pelanggan berpola “komunitas pengguna” yang ingin berbagi pengalaman. Hal ini bisa
menciptakan loyalitas pelanggan dan kesenangan, da membangun ikatan unik dengan
pelanggan. Ebay, situs lelang online raksasa dan iVillage, komunitas online untuk wanita
adalah contoh hal tersebut. Kedua bisnis itu didasarkan pada jaringan dari jutaan pengguna
dan kedua perusahaan memanfaatkan web dan alat komunikasi internet untuk membangun
komunitas.

1. Memanfaatkan Sistem Demi Keuntungan Kompetitif: Pokok-Pokok Manajemen

Sistem informasi strategis sering mengubah organisasi termasuk produk-produk, jasa,


prosedur pengoperasiannya, mengendalikan organisasi menuju ke pola-pola perilaku yang
baru. Pemanfaatan teknologi untuk mendapatkan keuntungan strategis memerlukan
perencanaan dan pengelolaan yang cermat. Manajer yang berminat dalam hal pemanfaatan
sistem informasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif perlu menjalankan analisis
sistem strategis. Bagian Alat Bantu Manajer diuraikan sejumlah pokok analisis tersebut.

Mengelola Peralihan Strategis


Pengadaptasian dari beragam sistem strategis yang diuraikan pada bab ini umumnya
memerlukan perubahan sasaran bisnis, relasi dengan pelanggan dan pemasok, operasi
internal, dan arsitektur informasi. Perubahan-perubahan sosio-teknis ini, yang mempengaruhi
unsur-unsur sosial dan teknis dari organisasi, bisa dianggap sebagai peralihan strategis-suatu
perpindahan antar level sistem sosio-teknis.

Perubahan-perubahan seperti ini sering mengaburkan batasan-batasan organisasi, baik


eksternal maupun internal. Pemasok dan pelanggan harus terhubung erat dan bisa berbagi
masing-masing kewajiban. Misalnya, dalam sistem inventori stockless dari Baxter
diasumsikan bahwa Baxter memiliki kewajiban untuk mengelola inventori pelanggan
(Jonhston dan Vitale, 1988). Manajer perlu merencanakan proses bisnis baru untuk
mengkoordinasi aktivitas perusahaannya dengan pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya.

Teknologi informasi menyediakan alat bantu bagi para manajer untuk menyelesaikan baik
peran baru maupun peran tradisionalnya, memampukan manajer untuk memonitor,
merencanakan, dan memprediksi dengan lebih tepat dan cepat untuk merespons dengan cepat
perubahan lingkungan bisnis. Menemukan cara dalam memanfaatkan teknologi informasi
untuk mencapai keuntungan kompetitif pada bisnis, perusahaan, dan level-industri
merupakan tanggung jawab kunci bagi manajemen. Sebagai tambahan untuk identifikasi
proses bisnis, kompetensi inti, dan hubungan dengan yang lain didalam industri yang dapat
ditingkatkan dengan teknologi informasi, para manajer harus mengawasi perubahan sosio –
teknis yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem strategis.

Masing-masing organisasi mempunyai konstelasi untuk sistem informasi yang berasla


dari interaksinya dengan teknologi informasi. Teknologi informasi zaman ini dapat
mendorong ke arah efisiensi dan perubahan utama organisasi dengan mengurangi iaya-biaya
agensi dan biaya transaksi dan bisa juga menjadi sumber keuntungan kompetitif.
Pengembangan sistem strategis biasanya memerlukan perubahan luas di dalam struktur
organisasi, kultur, dan proses bisnis. Perubahan-perubahan tersebut sering menghadapi
perlawanan.

Teknologi informasi menawarkan cara-cara baru untuk mengorganisasi kerja dan


menggunakan informasi yang dapat meningkatkan kekayaan serta mempertahankan
kelangsungan organisasi. Teknologi dapat digunakan untuk membedakan produk yang ada,
menciptakan produk dan jasa yang baru, memelihara kompetensi inti, dan mengurangi biaya
operasional. Pemilihan teknologi yang sesuai untuk strategi kompetitif perusahaan
merupakan keputusan kunci.
Bisnis bisa menggunakan sistem informasi strategis untuk memperkuat posisi di antara para
pesaing. Sistem seperti ini mengubah sasaran oranisasi , proses bisnis, produk, jasa, atau
relasi dengan lingkungan, sehingga membawa kepada bentuk-bentuk perilaku baru. Sistem
informasi bisa digunakan untuk mendukung strategi pada level bisnis, perusahaan, dan
industri. Pada strategi level bisnis, sistem informasi bisa digunakan untuk membantu
perusahaan menjadi produser barang berharga murah, membedakan produk dan jasa, atau
melayani. Sistem infomasi juga bisa digunakan utntuk “mengunci” pelanggan dan pemasok
menggunakan aplikasi manajemen rantai persediaan. Analisis rantai nilai berguna pada level
bisnis untuk menggarisbawahi aktivitas tertentu dalam bisnis dimana sistem informasi
memperoleh dampak strategis.

Pada level perusahaan, sistem informasi bisa digunakan untuk memperoleh efisiensi
dengan cara mengikat semua pengoperasian unit bisnis sehingga bisa berfungsi secara
keseluruhan atau dengan cara menyediakan wadah untuk berbagi informasi pengeahuan lintas
bisnis. Pada level industri, sistem bisa memberi keuntungan kompetitif dengan cara
memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan lainnya didalam indusri, menciptakan
konsorsium atau komunitas untuk berbagi informasi, tukar-menukar transaksi, atau
mengkoordinasi aktivitas. Moel kekuatan kompetitif, kemitraan informasi, dan perekonomian
jaringan adalah konsep-konsep yang berguna untuk mengidentifikasi peluang-peluan strategis
bagi sistem pada level-industri.
Daftar Pustaka

Laudon, Kenneth C; Jane P. Laudon.2005.Sistem Informasi Manajemen :

Mengelola Perusahaan Digital.Penerbit Andi : Yogyakarta

(http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/17/sistem-informasi-organisasi-dan-strategi/

(http://agusfirnanda.blogspot.com/2011/10/bab-3-sistem-informasi-organisasi-dan.html

https://nicohernawan.wordpress.com/artikel-sim-sistem-informasi-manajemen/

Вам также может понравиться