Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa hukum islam mengenai LGBT, tatto, clonning, operasi kecantikan dan
penggunaan alat kecantikan ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti hukum islam mengenai
LGBT, tatto, clonning, operasi kecantikan dan penggunaan alat kecantikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. LGBT
1. Pengertian Homoseksual dan Sejarahnya
Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis
antara pribadi yang berjenis kelamin sama. Pada penggunaan mutakhir, kata
sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim atau hubungan sexual di
antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak
mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas,
sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan
heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu
yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian
adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita
homoseks. LGBT merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki
kepuasan berhubungan seksual sesama gender ataupun bioseksual. (Swain
Keith, 2007)
Definisi tersebut bukan definisi mutlak mengingat hal ini diperumit
dengan adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan
gender, dan dengan itu seseorang mungkin tidak seratus persen pas dengan
kategori di mana ia digolongkan. Beberapa orang bahkan menganggap ofensif
perihal pembedaan gender (dan pembedaan orientasi seksual).
Homoseksualitas dapat mengacu kepada:
a) Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan
orang lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas
gender yang sama.
b) Perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak
peduli orientasi seksual atau identitas gender.
c) Identitas seksual atau identifikasi diri yang mungkin dapat mengacu
kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.
2
Artinya: “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, Dan
kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang- orang yang melampaui batas” (QS. As-Syu’ra : 165-166).
Oleh karena itulah ancaman hukuman terhadap pelaku homoseksual
jauh lebih berat dibandingkan dengan hukuman bagi pelaku pezina. Didalam
perzinahan, hukuman dibagimenjadi dua yaitu bagi yang sudah menikah
dihukum rajam, sedangkan bagi yang belum menikah di cambuk 100 kali dan
diasingkan selama satu tahun. Adapaun dalam praktek homoseksual tidak ada
pembagian tersebut. Asalkan sudah dewasa dan berakal (bukan gila) maka
hukumannya sama saja (tidak ada perbedaan hukuman bagi yang sudah
menikah atau yang belum menikah). Sebenarnya ulama-ulama fiqh bebeda
pendapat mengenai hukuman bagi pelaku homoseksual. Diantara pendapat
para ulama tersebut adalah :
1) Fuqoha Madzhaf Hanbali: Mereka sepakat bahwa hukuman bagi pelaku
homoseksual sama persis dengan hukuman bagi pelaku perzinahan. Yang
sudah menikah di rajam dan yang belum menikah dicambuk 100 kali dan
diasingkan selama setahun. Adapun dalil yang mereka pergunakan adalah
Qiyas. Karena defenisi Homoseksual (Liwath) menurut mereka adalah
menyetubuhi sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah. Maka mereka
menyimpulkan bahwa hukuman bagi pelakunya adalah sama persis
dengan hukuman bagi pelaku perzinahan. Tetapi qiyas yang mereka
lakukan adalah qiyas ma’a al-fariq (mengqiyaskan sesuatu yang berbeda)
karena liwath (homoseksual) jauh lebih mejijikkan dari pada perzinahan.
2) Pendapat yang benar adalah pendapat kedua yang mengatakan bahwa
hukuman bagi pelaku homoseksual adalah hukuman mati. Karena virus
ini kalau saja tersebar dimasyarakat maka ia akan menghancukan
masyarakat tersebut.
3) Syekh Ibnu Taymiyah mengatakan bahwa seluruh sahabat Rasulullah
SAW sepakat bahwa hukuman bagi keduanya adalah hukuman mati.
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
Artinya:
“Barangsiapa kamu temui melakukan perbuatan kaum Luth
(Homoseksual), maka bunuhlah al-fail dan al-maf’ul bi (kedua-duanya)”.
3
dari khalifah pertama Abu Bakar As-Shiddiq. Sahabat yang lain berpendapat
bahwa cara ekskusinya sama persis dengan hukuman bagi pezina yang sudah
menikah (rajam). Adapun pendapat yang ketiga adalah keduanya dibawa
kepuncak yang tertinggi di negeri itu kemudian diterjunkan dari atas dan
dihujani dengan batu. Karena dengan demikianlah kaum Nabi Luth A.S
dihukum oleh Allah SWT.
Yang terpenting keduanya harus dihukum mati, karena ini adalah
penyakit yang sangat berbahaya dan sulit di deteksi. Jika seorang laki-laki
berjalan berduaan dengan seorang perempuan mungkin seseorang akan
bertanya:”Siapa perempuan itu?”. Tetapi ketika seseorang laki-laki berjalan
dengan laki-laki lain akan sulit di deteksi karena setiap laki-laki berjalan
dengan laki-laki lain. Tetapi tentunya tidak semua orang bisa menjatuhkan
hukuman mati, hanya hakim atau wakilnyalah yang berhak, sehingga tidak
terjadi perpecahan dan kezaliman yang malah menyebabkan munculnya
perpecahan yang lebih dahsyat.
4
4. Hukuman terhadap kaum homoseks
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka
mengatakan hukumannya sebagaimana hukuman zina yaitu dirajam bagi yang
muhshan (sudah pernah menikah) dan dicambuk dan diasingkan bagi yang
belum menikah. Sebagian yang lain mengatakan, kedua-duanya dirajam dalam
keadaan apapun, menerapkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Tirmidzi, “Bunuhlah yang menyetubuhi dan yang disetubuhi”
B. Tatto
Tato merupakan bagian dari body painting adalah salah satu produk dari
kegiatan menggambar pada kulit tubuh menggunakan alat sejenis jarum atau
benda dipertajam yang terbuat dari flora. Gambar tersebut dihias dengan pigmen
berwarna-warni (Dwi, Marianto, 2000). Konon kata tato berasal dari bahasa
Tahiti yakni “tatau” yang berarti menandai, dalam arti bahwa tubuh ditandai
dengan menggunakan alat berburu yang runcing untuk memasukkan zat pewarna
dibawah permukaan kulit.
Menurut Prof Helen, logam-logam yang terdapat dalam tato yang digunakan
pada kulit telah diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi, eksim, jaringan parut,
dan juga dapat menyebabkan sensitivitas terhadap merkuri. Warna lain dari tinta
tato standar juga berasal dari logam berat (termasuk timah, antimon, berilium,
kromium nikel, kobalt, dan arsen). Sama seperti logam berat pada tinta merah,
tinta-tinta ini juga dapat menyebabkan reaksi kulit pada beberapa orang. Untuk itu
menurutnya bahan tato harus mencantumkan resiko dari kandungan logam berat,
termasuk timbal, arsen, dan lain-lain serta yang banyak dikaitkan dengan kanker
dan cacat lahir.Paparan benda-benda berat itu biasanya muncul bertahun-tahun
setelah orang membuat tato. Saat diperiksa dengan Magnetic Resonance Imaging
(MRI) misalnya, orang bisa terbakar atau tersengat tato karena logam berat dalam
tintanya terpengaruh oleh medan magnet.
Dari segi sosial budaya, tato juga tidak ada pengaruh positifnya. Karena
banyak masyarakat yang menilai atau berpendapat bahwa tato itu sebagai identitas
seseorang yang nakal, dengan berbagai alasan. Tato mendapatkan citra yang
buruk di masyarakat karna identic dengan urakan, nakal, dan lain sebagainya.
Dari segi agamapun demikian. Allah melaktnat orang- orang yang minta
dibuatkan tato dan orang-orang yang mentato. Dalam alqur’an sudah dijelaskan
pada surat an-Nisa ayat 119. Artinya: "Dan aku benar-benar akan menyesatkan
mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan
5
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-
benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan setan
menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang
nyata". (QS. An-Nisa:119).
Lalu di saat kita shalat ataupun mengerjakan ibadah lainnya, maka shalat kita
tidak sah karena adanya najis yang melekat, yaitu tato tersebut (karena bercampur
dengan darah). Jadi ini adalah alasan utama mengapa tato dilarang dan
menyebabkan shalat atau ibadah lain kita tidak sah. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT yang mengharamkan darah, “Diharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi..” (QS. Al-Maidah: 3) Rasulluallah juga melarang, melaknat orang-
orang yang minta dibuatkan tato dan orang-orang yang mentato. Sebagai mana
6
hadist dibawah ini: Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al
Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari
Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Allah
melaknat wanita yang mentato dan yang minta ditato dan wanita yang mencukur
alis matanya serta yang merenggangkan giginya (dengan kawat dll) untuk
kecantikan dengan merubah ciptaan Allah, kenapa saya tidak melaknat orang yang
dilaknat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sementara telah tertulis dalam
kitabullah." (HR. BUKHARI).
C. Clonning
1. Iastilah Clonning dan prosesnya
Istilah loning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau
klona, yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman. Dalam hal ini
tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat
penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman
jantan dan betina. Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti
bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat penampangan potongan/pangkasan
tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya keterlibatan jenis
kelamin, maka yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara
perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil
perbanyakan lewat cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat
diartikan sebagai individu atau organisme yang dimiliki genotipus yang
identik.
Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara
umum sesuai dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat
dikerjakan pada berbagai aras, yaitu klonasi pada aras sel, aras jaringan dan
aras individu. Pada organisme sel tunggal atau unisel seperti bakteri,
perbanyakan diri untuk menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat
klonasi sel. Dalam hal ini klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi
individu pada hewan dan manusia dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran
kembar satu telur. Masing-masing anak di sini merupakan klonus yang
memiliki susunan genetis identik.
Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil
rekayasa manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik
secara genetis dari suatu organisme. Kloning adalah keturunan aseksual dari
individu tunggal. Setelah keberhasilan kloning domba bernama Dolly pada
tahun 1996, para ilmuwan berpendapat bahwa tidak lama lagi kloning
7
manusia akan menjadi kenyataan. Kloning manusia hanya membutuhkan
pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif (seperti sel telur
atau sperma) dari seseorang, kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer
ke dalam sel telur seseorang wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus
semua karakteristik genetisnya dengan cara membuang inti sel (yakni DNA)
yang ada dalam sel telur itu. Kemudian, arus listrik dialirkan pada sel telur itu
untuk mengelabuinya agar merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai membelah.
Sel yang sudah dibuahi ini kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita
yang ditugaskan sebagai ibu pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis
akan sama dengan genetika orang yang mendonorkan sel somatis tersebut.
“… Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …” (QS.
22/al-Hajj: 5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di atas, bahwa
ayat tersebut menampakkan paradigma al-Qur’an tentang penciptan manusia
mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada kloning. Dari awal
kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan Tuhan. Segala
bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang
melampaui batas.
Pada surat yang sama juga dikemukakan:
8
ْت إِذ ِ َِب َك ِل َمة يُبَش ُِر ِك للاَ إِ َّن يَا َم ْريَ ُم ْال َمالَئِ َكةُ قَال ُسى ْال َمسِي ُح ا ْس ُمهُ ِم ْنه َ الد ْنيَا فِي َو ِجي ًها َم ْريَ َم ا ْبنُ ِعي
ْ اس َويُك َِل ُم
ِال ُمقَ َّربِينَ َو ِمنَ َو ْاْل ِخ َرة. َ َّْال َم ْه ِد فِي الن ًصا ِل ِحينَ َو ِمنَ َو َك ْهال
َّ ال. ت ِ َولَد ِلي َي ُكونُ أَنَّى َر
ْ َب قَال
َ َعمران ال( فَيَ ُكونُ ُك ْن لَهُ يَقُو ُل فَإِنَّ َما أ َ ْم ًرا ق:
َ ضى إِذَا يَشَا ُء َما يَ ْخلُ ُق للاُ َكذَ ِل ِك قَا َل بَشَر يَ ْم
س ْسنِي َولَ ْم
45- 47).
9
Sedangkan ulama yang membolehkan melakukan kloning mengemukakan
alasan sebagai berikut:
1. Mengobati penyakit
2. Infertilitas
3. Organ-organ untuk transplantasi
D. Operasi Kecantikan
1. Pengertian oprasi kecantikan (Operasi plastik)
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang artinya
“pembedahan” dan “Plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein
(Bahasa Kunonya), plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin),
plastics (Bahasa Inggris), yang kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di
dalam Ilmu Kedokteran dikenal dengan “plastics of surgery” yang artinya
“pembedahan plastik.” Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah
bentuk dengan cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik
menurut ilmu kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan
dioperasi dengan memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke
tempat lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi. Jaringan
adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang sama dan
mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang
mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang
mempunyai fungsi tertentu.
10
Berdasarkan fenomena dilakukannya operasi plastik tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan operasi plastik adalah:
a. Perbaikan Fungsi, maksudnya adalah bahwa fungsi organ yang tadinya
kurang sempurna, dengan dilakukan operasi pastik, maka fungsi organ
tersebut dapat berfungsi lagi dengan sempurna. Misalnya, mata yang tadinya
buta setelah diganti korneanya menjadi dapat melihat kembali.
b. Perbaikan Bentuk, maksudnya adalah bahwa organ yang bentuknya kurang
menarik, setelah dilakukan operasi bentuk tersebut akan kelihatan lebih
menarik. Misalnya, hidung yang tadinya pesek setelah dioperasi menjadi
mancung, sehingga orang tersebut tampak menarik dalam penampilan
jasmani.
c. Pengobatan, yaitu anggota organ tubuh yang tadinya rusak akibat dari suatu
penyakit, dengan dilakukan operasi anggota organ tersebut akan kembali
normal. Misalnya, orang yang mempunyai penyakit ginjal, yaitu salah satu
ginjalnya tidak dapat berfungsi lagi, dengan dilakukan operasi pencangkokan,
ginjal tersebut akan dapat berfungsi kembali.
11
pelaksanaan operasi plastik tersebut si penderita dapat terlepas dari beban
yang dideritanya, karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali
dengan usahanya sendiri. Berdasarkan firman Allah SWT yang artinya: “Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya). (QS.An-najm ayat 39-41)
12
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
b. Operasi plastik yang dilakukan pada orang yang telah sempurna bentuk
organ tubuhnya, karena hal ini sama saja merubah ciptaan Allah
SWT, karena merubah bentuk yang telah sempurna termasuk berhias
dengan perhiasan palsu sedangkan Allah melarangnya, karena hal
itu berbahaya dan merupakan kebiasaan wanita- wanita kafir,
sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al- ahzab ayat 33 yang
artinya: “Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang
dahulu”.
13
ْال ُمس ِْرفِينَ ي ُِحب َل ِإنَّهُ تُس ِْرفُوا َو َل َوا ْش َربُوا َو ُكلُوا َمس ِْجد ُك ِل ِع ْندَ ِزينَتَ ُك ْم ُخذُوا آدَ َم يَابَنِي
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid,
makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-A’raf: 31).
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman :
14
sedang bentuk malu yang lebih tegas ialah menundukkan pandangan. Seperti
yang difirmankan Allah, “Katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan
hendaklah mereka itu menundukkan sebagian pandangannya.” tidak bergaul
bebas sehingga terjadi persentuhan antara laki-laki dengan perempuan, seperti
yang biasa terjadi di gedung-gedung bioskop, ruangan-ruangan kuliah,
perguruan-perguruan tinggi, kendaraan-kendaraan umum di zaman sekarang
ini. Sebab Ma’qil bin Yasar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah
bersabda: “Sungguh kepala salah seorang di antara kamu ditusuk dengan
jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang perempuan yang
tidak halal baginya.” (HR. Thabrani, Baihaqi). Pakaiannya harus selaras
dengan tata kesopanan Islam. Sedangkan pakaian menurut tata kesopanan
Islam memiliki sifat-sifat yakni menutup aurat, tidak ketat atau menampakkan
bagian tubuh yang menarik dan tidak transparan. Sedangkan berkaitan dengan
penggunaan kosmetik, Islam tidak menghendaki adanya sesuatu yang
membahayakan bagi penggunanya. Dalam sebuah kaidah dijelaskan:
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Restulita, Ervantia. 2016. Pro dan Kontra Keberadaan LGBT di Indonesia. (Online)
(http://stahntp.ac.id/v2/index.php/imfo/iu/artikel/225-pro-dan-kontra-
keberadaan-lgbt-di-indonesia 29 April 2016)
Swain, Keith W. 2007. Gay Pride Needs New Direction. In Denver Post, 21 June.
Melysa. 2013. Operasi Plastik Menurut Pandangan Islam.
(Online)(https://www.google.co.id/amp/s/kitabsalafindonesia.wordpress.co
m/2013/09/19/operasi-plastik-menurut-pandangan-islam/amp/?espv 19
September 2013).
Marianto, Dwi dkk. 2000. TATTO. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni
Indonesia.
Romo, Ujang. 2009. Kloning Dalam Prespektif Islam. (Online)
(http://kajianmujaddid.blogspot.com/2009/10/kloning-dalam-perspektif-
islam23Oktober2009).
M. Daud Adli. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Tata Hukum Islam Di
Indonesia Edisi 5, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet.5. 1996.
17