Вы находитесь на странице: 1из 8

CERAMAH AGAMA

Contoh Naskah Pidato


Berbakti Kepada Orang Tua
------------------------------

Assalamu'alaikum wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Rahmat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada seorang Nabi yang tidak akan ada Nabi sesudahnya, Nabi Muhammad Saw.
, kepada keluarga dan sahabatnya seluruhnya.

Yang terhormat bapak kepala sekolah, yang terhormat bapak dan ibu guru, yang saya banggakan
rekan-rekan sekalian.

Setiap manusia sudah pasti memiliki orang tua. Tidak satupun manusia yang lahir tanpa orang
tua. Kita pun menyadari bahwa orang tua berkuah keringat, siang dan malam banting tulang,
memeras pikiran, sekuat tenaga memperjuangkan agar anaknya bisa hidup seperti layaknya anak-
anak yang lain.
Karena itu saat ini ijinkan saya untuk menyampaikan betapa penting berbakti kepada orang tua.

Rekan-rekan dan para hadirin yang saya banggakan.

Alloh yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya.
Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan
perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)

Rekan-rekan dan para hadirin yang saya cintai.

Alangkah lebih baik jika kita memahami arti Penting dan Kedudukan Berbakti Pada Orang Tua.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang mulia bahkan
disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang tua. Alloh Ta’ala
berfirman:

“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada
dua orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan
bahwa amal ini pun sangat utama di sisi Alloh ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya martabat mereka
dipandang dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu
Mas’ud berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling dicintai
Alloh?’ Beliau menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku bertanya kembali,
‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau, ‘berbakti kepada orang tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi,
‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Alloh.’” (HR. Al Bukhori no. 5970). Demikian
agungnya kedudukan berbakti pada orang tua, bahkan di atas jihad fi sabililllah, padahal jihad
memiliki keutamaan yang sangat besar pula.

Rekan-rekan dan para hadirin yang saya mulyakan.

Janganlah sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya
ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua.Wahai saudaraku, Rosululloh
menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Alloh.
Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling
besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada
kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)

Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagaa perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti
terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua
orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat
Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)

Alloh pun menegaskan dalam surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua
saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat
baik pada orang tua.

Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita
ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita
tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat
kepada Alloh, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang
baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, ridho Alloh tergantung
pada ridho kedua orangtua.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada perkataan yang tidak berkenan.

Assalamu'alaikum wr.wb

Ceramah singkat tentang Birrul Walidain (Berbakti kepada orang tua)

Puji dan Syukur tak henti kita panjatkan kepada Allah SWT yang tiada henti memberikan nikmat,
berkah, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Karena nikmat dan hidayah dari Allah berupa
keimanan dan keislaman-lah yang membuat kita tetap kokoh berjalan di atas jalan Allah. Dan
nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah pula sehingga hari ini kita dapat berkumpul di
tempat ini dalam rangka melaksanakan salah satu aktivitas yang merupakan kewajiban kita sebagai
umat Islam, yakni menuntut ilmu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang
diutus oleh Allah SWT ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamiin, yang telah menggempur
kesesatan dan mengibarkan panji-panji kebenaran, serta memperjuangkan islam hingga sampai
kepada kita sebagai rahmat tak terperi dari allah SWT
“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik – baiknya. Jika salah
seorang diantara keduanya atau kedua – duanya sampai berumur lanjut dalam
pemliharaanmu, maka sekali – kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia” ( Al Isra’ ayat 23).
Begitulah Alquran menggambarkan tentang bagaimana manusia harus berbuat baik
kepada kedua orang tua. Karena memang sudah sepantasnya dan seharusnya bagi seorang
anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yang demikian itu karena betapa
besar jasa keduanya kepada sang anak.
Alqur’an juga menyinggung bagaimana pengorbanan orang tua terhadap anaknya ketika
sang anak masih dalam kandungan. Betapa susah dan payahnya sang ibu dalam menjaga
kandungannya agar sang anak terlahir dengan sehat dan sempurna. Bagaimana sakitnya
derita yang di tanggung sang ibu ketika menanti detik – detik kelahiran, dia berjuang
sekuat tenaga antara hidup dan mati demi si mungil pujaan hati. Dan seberapa banyak
keringat yang di keluarkan sang ayah dalam mencari nafkah untuk membahagiakan sang
anak yang nantinya akan menjadi pelita ke hidupan mareka, kata – kata lelah tidak
pernah terucap dari bibir sang ayah tatkala melihat senyum bahagia dari bibir mungil Si
Penyejuk Mata.
Maka dengan tegas Allah memerintahkan dalam al qur’an Surah Al luqman ayat
14 Firmannya.
“Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada dua orang ibu bapanya ;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah – tambah dan
menyapihnya dalam dua tahun ., bersyukurlah kepada –Ku dan kepada kedua orang ibu
bapakmu, hanya kepada –Kulah kembalimu”
Dengan konteks ayat tersebut Allah menghendaki agar sang anak berbakti kepada kedua
orang tua mereka dan bersifat lemah lembut kepada keduanya, itupun masih jauh dari
cukup bila dibandingkan dengan kepayahan dan kelelahan orang tua dalam mengandung ,
membesarkan dan mendidik sang anak hingga beranjak dewasa.
Melihat kebesaran perjuangan orang tua, Allah menghukumkan kepada sang anak wajib
bersifat lemah lembut kepada ibu bapaknya dalam berbagai macam dimensi kehidupan
Firmanya.
“ Maka sekali – kali kamu janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mareka”
Al qur’an adalah kitab pegangan umat Islam yang sangat sempurna, semua hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan ini telah tercantum dalam kitab yang mulia itu, dan tak
terkecuali tentang hakul awlad ‘alal walid dan hakul walid ‘alal awlad (hak anak terhadap
orang tua dan hak orang tua terhadap anak). Dalam kontiks ini tidak kurang dari 5 ayat
dalam al qur’an ungkapan yang menyinggung tentang birrul walidaini, yang menunjukkan
bahwa betapa pentingnya masalah ini.
Selama ini orang tua kebanyakannya hanya menuntut haknya saja, hak minta dihormati ,
hak minta ditaati, hak minta dikasihi oleh anak – anaknya. Para orang tua kelihatannya
terlena dalam memahami makna Birrul Walidaini dengan pemahaman yang sempit,
menurut mareka anak wajib tunduk dan taat ke pada mereka dan anak wajib
menerimanya.
Permasalahan semacam ini kelihatannya sudah menjadi rahasia umum, sering terjadi
beda pendapat antara orang tua dan anak. Dan yang sering menjadi korban Power Birrul
Walidain adalah anak.
Doktrin orang tua terhadap anaknya bahwa anaknya wajib taat terhadap mareka berdua.
Anak tidak di perbolehkan untuk protes apapun yang akan di bebankan kepadanya,
kalau anak berani protes maka power Birrul Walidain berkata ” Kamu akan menjadi
anak yang kualat berani membantah orang tua”.
Apakah benar yang di maksud Alqur’an semacam itu ? tidak ada diskusi dan musyawarah
dengan anak dalam mengambil keputusan, yang akhirnya keputusan itu membuat anak
terbebani dan kecewa, yang pada akhirnya kekecewaan itulah penyebab anak berani
dengan orang tuanya baik dengan tingkah laku atau perkataan.
Menurut Mahmud Mahdi Al Istanbuli dalam bukunya mendidik anak nakal ( Terjemhan)
Katanya “ Lemah lembutlah terhadap anak mu dan bantulah dia untuk mentaati mu,
mengoreksi kekurangannya dan memperbaiki kesalahannya janganlah engaku bersikap
keras dan kasar terhadapnya. Dalam suatu hadis Rasulullah SAW pernah bersabda:
Artinya: Allah mengasihi orang tua yang membantu anaknya dalam berbakti
kepadanya.Seharusnya orang tua bersikap lemah lembut dalam bertutur dan bertindak.
Lebih memikirkan perasaan anak ketimbang perasaan mareka sendiri. Dan mareka
seharusnya lebih bijak dalam mengambil keputusan yang nantinya keputusan itu akan di
bebankan kepada anak. Namun kebiasaan orang tua selalu otoreter terhadap anak apalagi
dalam masalah pendidikan dan perjodohan. Seolah – olah orang tua lebih mengetahui
nasib anaknya ketimbang anaknya sendiri, padahal anaklah yang menjalani hidupnya .
Sehingga sering terjadi kehancuran masa depan anak akibat keputusan orang tua yang
keliru.

Hukum Pacaran Menurut Agama Islam

“Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan
yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).

Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam
Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa
tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus,
tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa
pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman,
maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.
Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang
adalah haram. Mengapa haram?

Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk
dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya
berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan
jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya
orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling
memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.

PENCEGAHAN

Dalam hukum Islam umumnya, manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala
sesuatu yang berhubungan dengan yang diharamkan itu diharamkan juga. Misalnya
minum arak, bukan hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang
memproduksinya, yang menjualnya, yang membelinya, yang duduk bersama orang
yang minum tersebut juga diharamkan.

Demikian juga halnya dengan masalah zina. Oleh karena itu maka syariat Islam
memberikan tuntunan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu
tentang kelemahan manusia.

Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :

Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahram untuk berdua-duaan. Nabi Saw
bersabda : “Apabila laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka
yang ketiga adalah setan.” Setan juga pernah mengatakan kepada Nabi Musa AS
bahwa apabila laki dan perempuan berdua-duaan maka aku akan menjadi utusan
keduanya untuk menggoda mereka. Ini termasuk juga kakak ipar atau adik perempuan
ipar.
Harus menjaga mata atau pandangan, sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan
itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman : “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan
pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan
katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari
yang haram dan menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31).
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka
untuk memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk
suaminya. Dalam hadits dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan
berpakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya
semerbak, memakai make up dan sebagainya, setiap langkahnya dikutuk oleh para
malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya.
Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apalagi
masuk surga).
Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zina. Misalnya Nabi bersabda :
“lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan
yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). Dalam hadits yang lain :
“Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzina, maka Allah akan melepas
imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepaskan peci dari kepalanya (artinya
kalau yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina, ia tidak sempat bertobat lagi,
maka dia meninggal sebagai orang kafir yang akan kekal di neraka).

Oleh karena itu Syekh Sharwi menggambarkan : seandainya ada seorang wanita cantik
yang sudah hampir telanjang di sebuah kamar, kemudian ditawarkan kepada seorang
pemuda … “Maukah kamu saya kasihkan perempuan itu untuk kamu semalam suntuk,
tapi besok pagi saya akan masukan kamu ke kamar yang sebelahnya, yang penuh
dengan api, apakah mungkin anak muda itu akan mau untuk menikmati tubuh wanita
semalam suntuk kemudian digodok keesokan harinya dalam api?

Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita
meninggal ketika itu, bagaimana nasib kita? Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik
kepada Allah daripada meneteskan air mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang
tidak halal baginya. Neraka Jahannam mempunyai “Tujuh pintu gerbang” (QS. Al-Hijr :
44), dan pintu gerbang yang paling panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah
diperuntukan bagi orang-orang yang suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu
haram.

Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala sesuatu yang
diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif di masyarakat. Kita lihat
saja di Amerika Serikat, bagaimana akibat karena adanya apa yang disebut dengan
free sex, timbul berbagai penyakit. Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak
mengenal ayahnya, sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya. Oleh karena itu,
jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat menahannya adalah :

1. Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.


2. Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan berolahraga
3. Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan syahwat
4. Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al-Qur’an dan merenungkan
artinya. Banyak berzikir, membaca shalawat, shalat berjamaah di Masjid, menghadiri
pengajian-pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh yang akan selalu
mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.
5. Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak muda yang sabar
menahan pacaran dan zina yaitu dengan bidadari, yang kalau satu diantaranya
menampakkan wajahnya ke alam dunia ini, setiap laki-laki yang memandangnya pasti
akan jatuh pingsan karena kecantikannya. Coba anda bayangkan saja siapa menurut
anda wanita yang paling cantik di alam dunia ini, maka pastilah bidadari itu entah
berapa juta kali lebih cantik dari wanita yang anda bayangkan itu.
Azab Untuk Wanita Yang Tidak Menutup Aurat

Renungan khususnya untuk para kaum hawa.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia


datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.

Beliau menjawab,

"Pada malam aku diisra'kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa
dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena,
menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya."

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya.

"Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat
perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan
ke dalam tengkoraknya.

"Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke
ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

"Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan
api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya
sendiri.

"Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam
peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau
busuk karena penyakit sopak dan kusta.

"Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan


dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk
melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan
pentung dari api neraka," kata Nabi s.a.w.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

Rasulullah S.A.W menjawab,

"Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih
adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang
bukan muhrimnya.
*Perempuan yang digantung susunya adalah isteri yang 'mengotori' tempat
tidurnya.*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat
kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak
mau mandi suci dari haid dan nifas.*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah
karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang
lain.*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena
ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias
supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.*Perempuan yang diikat
kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking
padanya karena ia bisa solat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi
junub.*Perempuan yang kepalanya seperti **** dan badannya seperti himar ialah
tukang umpat dan pendusta.*Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan
yang suka memfitnah dan membenci suami.

Mendegar hal itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.

Smg bisa mjd bahan renungan dan muhasabah buat diri kita..

Wahai saudariQ sesama muslimah, tidakkah hati tergugah membaca hadist ini ???

Вам также может понравиться