Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2) Pekerjaan
Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI Eksklusif
pada bayi karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian
ASI pun berkurang. Akan tetapi seharusnya seorang ibu yang bekerja
tetap memberia ASI secara eksklusif kepada bayinya dengan
pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah
ASI, dan dukungan lingkungan kerja. Status ibu bekerja tentu saja
memilki dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak,
khususnya anak balita. Dampak tersebut dibagi menjadi dua yaitu
dampak positif dan dampak negatif. Adapun jika ditinjau dari segi
dampak negatif ibu bekerja dalam pemberian ASI eksklusif adalah,
terjadinya status gizi kurang atau gizi buruk yang dialami balita sebagai
akibat dari memendeknya durasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) oleh ibu
karena harus bekerja (Fikawati dan Syafiq, 2010).
3) Tingkat pendidikan
Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang
diperhatikan, dipahami dan diingatnya. Informasi dapat berasal dari
berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formal,
percakapan harian, membaca, mendengar radio, menonton televisi dan
dari pengalaman hidup lainnya (Aprilia, 2009).Tingkat pendidikan
seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih mudah
menangkap dan memahami suatu informasi. Mereka yang
berpendidikan tinggi akan berbeda dengan mereka yang berpendidikan
rendah. Tingkat pendidikan seorang ibu yang rendah memungkinkan ia
lambat dalam mengadopsi pengetahuan baru khususnya hal-hal yang
berhubungan dengan ASI Eksklusif (Fikawati dan Syafiq, 2010).
4) Kepercayaan Ibu
Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui.
Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI
umunya produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidak
bahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam
mensukseskan pemberian ASI ekslusif. Peran keluarga dalam
10
2.2. Puskesmas
2.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
1) Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia (Kepmenkes No 128 Tahun 2004).
2) Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal (Kepmenkes No 128 Tahun 2004).
3) Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya
(Kepmenkes No 128 Tahun 2004).
4) Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari
satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Kepmenkes No 128 Tahun 2004).
15
3. Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi
dan bila mana masalah itu terjadi (What, who, when, where dan
how).
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Mencari akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan metode diagram sebab akibat dari Ishikawa
(disebut juga diagram tulang ikan karena digambarkan
membentuk tulang ikan). Kemungkinan penyebab masalah dapat
berasal dari :
a) Input (sumber daya) : Jenis dan jumlah alat, obat, tenaga
serta prosedur kerja manajemen alat, obat dan dana
b) Proses (Pelaksanaan kegiatan) : frekuensi, kepatuhan
pelayanan medis dan non medis
c) Lingkungan
d) Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah man,
money, material dan methode.
22
MANUSIA METODE
MANUSIA
Masalah
5. Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat
dilakukan dengan kesepakatan diantara anggota tim. Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks.Untuk itu
harus dicari alternative pemecahan masalahnya (Depkes, 2006).
6. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi
kegiatan tahunan yang akan datang, kebutuhan sumber daya
berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada, rekapitulasi
rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke
dalam format RUK puskesmas (Depkes, 2006).
7. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik
upaya kesehatan wajib, upaya pengembangan upaya kesehatan
penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama,
terpadu dan terintegritasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan (Depkes, 2006).