Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
1. Yohana Eka R Resbal, S. Kep. NIM. 131623143001
2. Adib Huda Mujtaba, S. Kep. NIM. 131623143035
3. Agus Saputro, S. Kep. NIM. 131623143036
4. Sri Hani Setyowati, S. Kep. NIM. 131623143037
5. Rum Setyowati, S. Kep. NIM. 131623143047
6. Nur mahfuzah Zein, S. Kep. NIM. 131623143084
Kepala Ruangan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan berkat rahmat dan
bimbingan-Nya. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada baginda besar
Rasulullah SAW kami dapat menyelesaikan makalah seminar kasus “Asuhan
Keperawatan Maternitas pada Ny. O dengan Diagnosa Medis Partus Prematurus
Imminens (PPI) di Ruang VK IRD Lantai 2 RSUDDr. Soetomo Surabaya.
Dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat
bimbingan, asuhan, bantuan, serta fasilitas lainnya dari berbagai pihak. Bersama ini
perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati
yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan, fasilitas
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp, M.Kes,selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Makhfudli, S.Kep., Ns., M.Ked.Trop., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Profesi Ners (P3N) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti program Profesi Ners.
4. Lilik Hidayati, Amd. Keb, selaku kepala ruangan dan pembimbing klinik di ruang
VK IRD Lantai 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah meluangkan waktu
dan tenaga dalam memberikan arahan dan bimbingan penyusunan dan
penyelesaian makalah ini.
5. Tyas Kusumaningrum, S, Kep., Ns., M. Kep.,selaku pembimbing akademik yang
telah sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, arahan dan saran kepada
kami sehingga makalah ini akhirnya terselesaikan.
iii
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah jauh dari sempurna, tetapi
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Surabaya,12Juli2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................... 33
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 33
4.2 Saran ............................................................. Error! Bookmark not defined.
...................................................................................................................................... 8
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi mahasiswa
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan maternitas
pada pasien dengan diagnosa medisPartus Prematurus Imminens (PPI)
sehingga menunjang pembelajaran praktik lapangan keperawatan maternitas
program pendidikan profesi ners.
2. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan maternitaspada pasien
Partus Prematurus Imminens (PPI) sehingga dapat digunakan di kemudian
hari.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Makalah ini dapat dijadikan refrensi atau kajian pustaka di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya jika akan dilakukan kegiatan ilmiah lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.3 Patofisiologis
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama kehamilan
atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan atau membebani
jalur persalinanan normal sehingga memicu dimulainya proses persalinan secara
dini. Empat jalur terpisah, yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan (Norwintz,
2007).
6
2.1.4 WOC
Faktor resiko plasenta dan janin : perdarahan trimester awal, gemeli
Faktor resiko ibu : DM, HT, preeclampsia, infeksi, demam riwayat abortus, stres
IBU JANIN
Lahir BB <2500gr
Kkontraksi uterus Perdarahan
pervaginam/keluar Kondisi paru Kulit tipis
Imunitas rendah
nya cairan ketuban imatur
Disertai dilatasi atau
pendataaran servik Terpapar Surfaktan Kemampuan
bedrest lingkungan luar belum termoregula
uterus matur si janin blm
Respon local serabut sempurna
saraf kelemahan Kemampuan
MK: resiko infeksi pemngemban
gan paru blm
Diteruskan ke otak MK: intoleransi MK:
sempurna
aktivitas hipotermi
IBU
MK: Resiko
infeksi
9
2.1.6 Diagnosis
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman PPI (Wiknjosastro,
2010), yaitu:
1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau antara 140 dan 259 hari,
2. Kontraksi uterus (his) teratur, yaitu kontraksi yang berulang sedikitnya setiap
7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit,
3. Merasakan gejala seperti rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa
tekanan intrapelvik dan nyeri pada punggung bawah (low back pain),
4. Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah,
5. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau
telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm,
6. Selaput amnion seringkali telah pecah,
7. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadika.
10
Kriteria lain yang diusulkan oleh American Academy of Pediatrics dan The
American Collage of Obstetricians and Gynecologists (1997) untuk mendiagnosis
PPI ialah sebagai berikut:
1. Kontraksi yang terjadi dengan frekuensi empat kali dalam 20 menit atau
delapan kali dalam 60 menit plus perubahan progresif pada serviks,
2. Dilatasi serviks lebih dari 1 cm,
3. Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendukung ketepatan
diagnosis PPI :
1. Pemeriksaan Laboratorium: darah rutin, kimia darah, golongan ABO, faktor
rhesus, urinalisis, bakteriologi vagina, amniosentesis : surfaktan, gas dan PH
darah janin.
2. USG untuk mengetahui usia gestasi, jumlah janin, besar janin, kativitas
biofisik, cacat kongenital, letak dan maturasi plasenta, volume cairan tuba dan
kelainan uterus
2.1.7 Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus iminens yang terjadi
pada ibu adalah terjadinya persalinan prematur yang dapat menyebabkan infeksi
endometrium sehingga mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka
episiotomi. Sedangkan pada bayi prematur memiliki resiko infeksi neonatal lebih
tinggi seperti resiko distress pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan
perdarahan intraventikuler.
Menurut Benson (2012), terdapat paling sedikit enam bahaya utama yang
mengancam neonatus prematur, yaitu gangguan respirasi, gagal jantung kongestif,
perdarahan intraventrikel dan kelainan neurologik, hiperilirubinemia, sepsis dan
kesulitan makan.
11
2.1.8 Penatalaksanaan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada PPI, terutama untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas neonatus preterm ialah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolitik, yaitu :
a. Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan
tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul
kontaksi berulang. dosis maintenance 3x10 mg.
b. Obat ß-mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol
dapat digunakan, tetapi nifedipin mempunyai efek samping yang lebih
kecil.Salbutamol, dengan dosis per infus: 20-50 µg/menit, sedangkan per
oral: 4 mg, 2-4 kali/hari (maintenance) atau terbutalin, dengan dosis per
infus: 10-15 µg/menit, subkutan: 250 µg setiap 6 jam sedangkan dosis per
oral: 5-7.5 mg setiap 8 jam (maintenance). Efek samping dari golongan
obat ini ialah: hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemi
miokardial, edema paru.
c. Sulfas magnesikus: dosis perinteral sulfas magnesikus ialah 4-6 gr/iv,
secara bolus selama 20-30 menit, dan infus 2-
4gr/jam (maintenance). Namun obat ini jarang digunakan karena efek
12
samping yang dapat ditimbulkannya pada ibu ataupun janin. Beberapa efek
sampingnya ialah edema paru, letargi, nyeri dada, dan depresi pernafasan
(pada ibu dan bayi).
d. Penghambat produksi prostaglandin: indometasin, sulindac, nimesulide
dapat menghambat produksi prostaglandin dengan
menghambat cyclooxygenases(COXs) yang dibutuhkan untuk produksi
prostaglandin. Indometasin merupakan penghambat COX yang cukup kuat,
namun menimbulkan risiko kardiovaskular pada janin. Sulindac memiliki
efek samping yang lebih kecil daripada indometasin. Sedangkan
nimesulide saat ini hanya tersedia dalam konteks percobaan klinis.Untuk
menghambat proses PPI, selain tokolisis, pasien juga perlu membatasi
aktivitas atau tirah baring serta menghindari aktivitas seksual.
Kontraindikasi relatif penggunaan tokolisis ialah ketika lingkungan
intrauterine terbukti tidak baik, seperti:
a. Oligohidramnion
b. Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
c. Preeklamsia berat
d. Hasil nonstrees test tidak reaktif
e. Hasil contraction stress test positif
f. Perdarahan pervaginam dengan abrupsi plasenta, kecuali keadaan pasien
stabil dan kesejahteraan janin baik
g. Kematian janin atau anomali janin yang mematikan
h. Terjadinya efek samping yang serius selama penggunaan beta-mimetik.
2. Akselerasi pematangan fungsi paru janin dengan kortikosteroid,
Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktan paru
janin, menurunkan risiko respiratory distress syndrome (RDS), mencegah
perdarahan intraventrikular, necrotising enterocolitis, dan duktus arteriosus, yang
akhirnya menurunkan kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan bilamana
usia kehamilan kurang dari 35 minggu.
13
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Partus Prematurus Imminens
(PPI)
2.2.1. Pengkajian
Fokus pengkajian keperawatan yaitu :
1. Sirkulasi
Hipertensi, Edema patologis (tanda hipertensi karena kehamilan (HKK),
penyakit sebelumnya.
2. Intregitas Ego
Adanya ansietas sedang.
3. Makanan/cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan.
4. Nyeri/Katidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit
selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.
5. Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya infeksi saluran kemih (ISK) dan atau infeksi
vagina)
6. Seksualitas : Tulang servikal dilatasi, Perdarahan mungkin terlihat, Membran
mungkin ruptur (KPD), Perdarahan trimester ketiga, Riwayat aborsi,
persalinan prematur, riwayat biopsi konus, Uterus mungkin distensi
berlebihan, karena hidramnion, makrosomia atau getasi multiple.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai
2500 gram)
b. Tes nitrazin : menentukan KPD
c. Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu
menandakan adanya infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap
sfingomielin (L/S) mendeteksi fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru
janin, atau infeksi amniotik
15
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan a. Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri
agen injuri (fisik, b. pain control, secara komprehensif termasuk
biologis, kimia, c. comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
psikologis), kontraksi Setelah dilakukan tinfakan frekuensi, kualitas dan faktor
otot dan efek obat- keperawatan selama 1x24 jam presipitasi
obatan. diharapkan pasien tidak 2. Observasi reaksi nonverbal
mengalami nyeri, dengan kriteria dari ketidaknyamanan
hasil: 3. Bantu pasien dan keluarga
a. Mampu mengontrol nyeri untuk mencari dan
(tahu penyebab nyeri, menemukan dukungan
mampu menggunakan tehnik 4. Kontrol lingkungan yang dapat
nonfarmakologi untuk mempengaruhi nyeri seperti
mengurangi nyeri, mencari suhu ruangan, pencahayaan
bantuan) dan kebisingan
b. Melaporkan bahwa nyeri 5. Kurangi faktor presipitasi
berkurang dengan nyeri
menggunakan manajemen 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri untuk menentukan intervensi
16
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
berhubungan dengan a. Self Care : ADLs 1. Observasi adanya pembatasan
hipersensitivitas b. Toleransi aktivitas klien dalam melakukan
otot/seluler, tirah baring, c. Konservasi eneergi aktivitas
kelemahan Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji adanya faktor yang
keperawatan selama 3x24 jam menyebabkan kelelahan
diharapkan pasienbertoleransi 3. Monitor nutrisi dan sumber
terhadap aktivitas dengan Kriteria energi yang adekuat
Hasil : 4. Monitor pasien akan adanya
a. Berpartisipasi dalam aktivitas kelelahan fisik dan emosi
fisik tanpa disertai secara berlebihan
peningkatan tekanan darah, 5. Monitor respon
nadi dan RR kardivaskuler terhadap
b. Mampu melakukan aktivitas aktivitas (takikardi, disritmia,
sehari hari (ADLs) secara sesak nafas, diaporesis, pucat,
mandiri perubahan hemodinamik)
c. Keseimbangan aktivitas dan 6. Monitor pola tidur dan
istirahat lamanya tidur/istirahat pasien
17
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas, ketakutan NOC : NIC:
berhubungan dengan a. Anxiety control Coping Enhancement
krisis situasional, b. Fear control 1. Jelaskan pada pasien tentang
ancaman yng dirasakan Setelah dilakukan tindakan proses penyakit
atau aktual pada diri dan keperawatan selama 1x24 jam 2. Jelaskan semua tes dan
janin. diharapkan takut klien teratasi pengobatan pada pasien dan
dengan kriteria hasil : keluarga
a. Memiliki informasi untuk 3. Sediakan reninforcement
mengurangi takut positif ketika pasien
b. Menggunakan tehnik melakukan perilaku untuk
relaksasi mengurangi takut
c. Mempertahankan hubungan 4. Sediakan perawatan yang
sosial dan fungsi peran berkesinambungan
b. d. Mengontrol respon takut 5. Kurangi stimulasi lingkungan
yang dapat menyebabkan
misinterprestasi
6. Dorong mengungkapkan
secara verbal perasaan,
persepsi dan rasa takutnya
7. Perkenalkan dengan orang
yang mengalami penyakit yang
sama
8. Dorong klien untuk
mempraktekan tehnik relaksasi
18
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kurang pengetahuan NOC: NIC :
mengenai persalinan a. Kowlwdge : disease process 1. Kaji tingkat pengetahuan
preterm, kebutuhan b. Kowledge : health Behavior pasien dan keluarga
tindakan dan prognosis Setelah dilakukan tindakan 2. Jelaskan patofisiologi dari
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam penyakit dan bagaimana hal ini
kurangnya keinginan diharapkan pasien menunjukkan berhubungan dengan anatomi
untuk mencari informasi, pengetahuan tentang proses dan fisiologi, dengan cara yang
tidak mengetahui penyakit dengan kriteria hasil: tepat.
sumber-sumber a. Pasien dan keluarga 3. Gambarkan tanda dan gejala
informasi. menyatakan pemahaman yang biasa muncul pada
tentang penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara yang
prognosis dan program tepat
pengobatan 4. Gambarkan proses penyakit,
b. Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang 5. Identifikasi kemungkinan
dijelaskan secara benar penyebab, dengan cara yang
c. Pasien dan keluarga mampu tepat
menjelaskan kembali apa 6. Sediakan informasi pada
yang dijelaskan perawat/tim pasien tentang kondisi, dengan
kesehatan lainnya cara yang tepat
7. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
8. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
10. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan, dengan
cara yang tepat
19
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Keluhan Utama:
Klien mengeluh kenceng-kenceng
Riwayat alergi:
Klien mengataakan tidak alergi terhadap obat dan makanan.
20
Menstruasi
Riwayat Banyaknya: -Lama: 7 hari
GIVP2012
1 3 bulan
(abortus)
ada gram
Keterangan:
: Laki-laki
Genogram
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
21
Mata:
konjungtiva ananemis; Sklera putih; Pupil isokor, 3mm/ 3mm
Hidung:
bersih, tidak epiktasis
Kepala dan leher
Mulut:
mukosa bibir lembab; lidah bersih; gigi tidak ada karies
Telinga:
bersih, tidak gangguan pendengaran, tidak ada tinitus, tidak ada otorhea; O
Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
Jantung:
Irama: sinus rhytm ;S1/S2: normal ;Nyeri dada: tidak ada;
Bunyi jantung: normal
Dada (Thoraks)
Paru:
Suara nafas: vesikuler; Batuk: tidak ada ; Sputum: tidak ada ;
Payudara:
konsistensi: tidak dikaji; areola: tidak dikaji; papilla : tidak dikaji Produksi ASI:
tidak dikaji
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
22
Postpartum:
Fundus uteri: - ;kontraksi uterus: -
Luka: - ;Lain-lain: -
Masalah keperawatan:
Ansietas
Intoleransi Aktivitas
Keputihan: - ;Perdarahan: -
Lain-lain:
Swab vagina tanggal 05 Juli 2017 terdapat bakteri
Masalah keperawatan:
Resiko Infeksi
5 5
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
23
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah
24
Urine lengkap
dan Terapi
GLU negatif
Bil negatif
Lab:
KET negatif
SG 1,010 (1,010-
1.015)
Ph 7,0
Pro negatif
Resiko Infeksi
DS:
Klien mengatakan cemas
dengan kondisi bayinya Partus prematurus imminens
DO:
Usia kehamilan 32/33 Perasaan takut akan
ancaman kematian Ansietas
minggu pasien tampak
takut dan meringis
kesakitan kurang informasi
TD: 110/70 mmhg
Nadi: 88x/ menit
Ansietas
26
14.00 Diagnosa 3
S : Pasien mengatakan lebih tenang
O :Pasien mampu melakukan teknik
relaksasi mandiri, pasien tampak
lebih rileks. 120/80mmhg, Nadi:
90x/menit, RR: 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur
dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang disertai
pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang
lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari
pertama haid terakhir. Menurut Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus
prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Partus
preterm adalah kelahiran setelah 20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu
dari hari pertama menstruasi terakhir (Benson, 2012). Menurut Rukiyah
(2010), partus preterm adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram.
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme yang
bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus selama
kehamilan atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya kehamilan
atau membebani jalur persalinanan normal sehingga memicu dimulainya proses
persalinan secara dini. Empat jalur terpisah, yaitu stress, infeksi, regangan dan
perdarahan (Norwintz, 2007).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan partus
prematurus Iminen (PPI) diantaranya intoleransi aktifitas b.d kelemahan;
Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
perubahan sekresi pH vagina; ansietas b.d krisis situasional
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Pernoll, Martin L. 2012. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hariadi, R. 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran
Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
NANDA. 2012-2014, Nursing Diagnosis: Definitions and Classification,
Philadelphia, USA
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Oxorn Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human
Labor and Birth). Yogyakarta : YEM.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuahan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Info
Media
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawirohardjo.
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R., 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa
NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Edisi Kesembilan. Jakarta :
EGC.