Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan kelainan yang ditandai dengan peningkatan tekanan

darah.1 Prevalensi penyakit hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya

usia, hal ini dapat terjadi karena suatu proses penuaan dan perubahan struktur dari

pembuluh darah sehingga menjadi lebih sempit dan kaku.2 Semakin meningkatnya

usia harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia juga akan berdampak pada

berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan.3 Semakin bertambahnya

usia maka akan lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik yang dapat

disebabkan oleh faktor alamiah ataupun penyakit.3

Berdasarkan data World Health Statistic 2015, prevalensi hipertensi di dunia

melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun yaitu pada pria 24,0% dan wanita

20,5% sedangkan di Indonesia pada pria 24% dan wanita 22,8%.4 Data dari riset

kesehatan dasar (riskesdas) 2013, penderita hipertensi di Provinsi Kalimantan

Selatan (30,8%) tertinggi kedua setelah Bangka Belitung (30,9%).5 Prevalensi

hipertensi menurut kelompok umur yaitu 15-24 tahun sebanyak 8,7%, umur 25-34

tahun 14,7%, umur 35-44 tahun 24,8%, umur 45-54 tahun 35,6%, umur 55-64

tahun 45,9%, umur 65-74 tahun 57,6% dan umur >75 tahun 63,8%.5

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2015 menunjukan

terdapat 3 besar kabupaten atau kota yang memiliki prevalensi tertinggi yaitu Kota

Universitas Lambung Mangkurat


2

Banjarmasin yaitu sebanyak 18.758 kasus, Tanah Laut 14.121 kasus, dan

Kotabaru 6.680 kasus.6 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin

2015 puskesmas yang memiliki kasus hipertensi tertinggi yaitu Puskesmas

Cempaka sebanyak 5.775 kasus.7 Kasus hipertensi terbanyak di Puskesmas

Cempaka terjadi pada lansia yaitu sebanyak 3.445 kasus dengan prevalensi

kelompok umur 55-64 sebanyak 1.842 kasus, umur 65-74 sebanyak 1.160 kasus,

dan umur ≥75 sebanyak 443 kasus.7 Peningkatan prevalensi penderita hipertensi

dapat disebabkan karena penderita tidak menyadari mengalami hipertensi,

penderita menganggap hipertensi merupakan penyakit yang ringan sehingga akan

meningkatkan risiko komplikasi yang lebih berat.8

Komplikasi hipertensi yang dapat terjadi adalah kerusakan pada organ target

seperti cardiovasculare disease (CVD), stroke, dan penyakit ginjal yaitu gagal

ginjal.9 Komplikasi CVD yang dapat terjadi misalnya hipertrofi vetrikel kiri

(LVH), infark miokard, gagal jantung (heart failure) serta fibrilasi atrium.10

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker

salah satu faktor risikonya adalah hipertensi yang tidak terkendali.10 Gagal ginjal

merupakan komplikasi dari hipertensi yang relatif kecil terjadi namun

prevalensinya terus meningkat dengan meningkatnya kejadian hipertensi.10

Komplikasi ini dapat memperburuk prognosis yang berakibat meningkatnya

morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi.9

Seiring dengan meningkatnya kejadian komplikasi pada hipertensi

diperlukan adanya upaya pencegahan yaitu dengan pengobatan yang terkontrol.

Pengobatan terhadap hipertensi meliputi nonfarmakologi dan farmakologi. Pasien

Universitas Lambung Mangkurat


3

yang dalam pengobatan antihipertensi diperlukan pemantauan yang intensif

karena termasuk dalam pengobatan jangka lama. Upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kedisiplinan pasien dalam pengobatan adalah dengan

meningkatkan kepatuhan pasien.9

Kepatuhan merupakan perilaku pasien untuk melaksanakan pengobatan

sesuai dengan regimen yang telah ditentukan.11 Penelitian Hairunisa12,

menunjukan hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat dengan

tekanan darah terkontrol, hal ini bearti semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien

maka akan semakin terkontrol tekanan darah pasien tersebut sehingga akan

meningkatkan kualitas hidup pasien dan dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Pasien yang patuh terhadap minum obat antihipertensi dapat mengurangi risiko

komplikasi stroke sebanyak 30-40%, 25% infark miokard, >50% gagal jantung

(heart failure).13

Penelitian Angelina14, menunjukkan faktor yang dapat mempengaruhi

kepatuhan pasien terhadap pengobatan adalah usia dan jenis kelamin. Usia

dibawah dari 64 tahun memiliki kepatuhan yang tinggi (56,8%) daripada usia

diatas 65 tahun (53,2%). Penyebab kepatuhan pada penelitian tersebut dipengaruhi

oleh keyakinan pasien tentang persepsi atau pandangan terhadap penyakitnya

seperti kondisi yang dialaminya adalah penyakit yang serius yang akan

mengancam jiwanya, penyakitnya rentan untuk menimbulkan suatu komplikasi

yang lebih berat.14 Hal ini menunjukkan faktor yang berpengaruh pada perilaku

pasien untuk patuh atau tidak patuh adalah keyakinan atau kepercayaan pasien.15

Persepsi pasien tentang ketakutan terhadap penyakit yang dialaminya akan

Universitas Lambung Mangkurat


4

menimbulkan persepsi bahwa penyakit tersebut merupakan suatu ancaman disebut

dengan persepsi ancaman.15

Persepsi ancaman penyakit yaitu penafsiran bahwa penyakit yang diderita

akan mengancam diri individu yang merupakan kombinasi antara persepsi

subjektif dari individu tentang risiko dan kerentanan terhadap penyakitnya

(perceived susceptibility) dan keseriusan terhadap keparahan penyakit yang

diderita (perceived severity). Persepsi ancaman penyakit merupakan komponen

yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk

bertindak.15

Ketika seseorang berpresepsi bahwa penyakit yang dialami akan

mengancam kualitas hidupnya seperti kecacatan ataupun kematian maka akan

menimbulkan rasa ketakutan yang besar yang akan berdampak pada perilaku

pasien untuk berupaya melakukan pencegahan dengan patuh terhadap pengobatan.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang hubungan persepsi

ancaman penyakit dengan tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada

lansia.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan persepsi ancaman penyakit dengan tingkat

kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien lansia wanita di Puskesmas

Cempaka Banjarmasin?

Universitas Lambung Mangkurat


5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

persepsi ancaman penyakit dengan tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi

pada pasien lansia wanita di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Menilai persepsi ancaman penyakit pada pasien lansia wanita yang menderita

hipertensi di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

2. Menilai tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien lansia wanita

yang menderita hipertensi di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

3. Menganalisis hubungan persepsi ancaman penyakit dengan tingkat kepatuhan

minum obat antihipertensi pada pasien lansia wanita yang menderita hipertensi

di Puskesmas Cempaka Banjarmasin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan untuk memperkuat bukti ilmiah

adanya hubungan persepsi ancaman penyakit dengan tingkat kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien lansia wanita. Selain itu, dapat memberikan

kontribusi ilmiah dalam pengembangan khazanah ilmu pengetahuan khususnya

ilmu perilaku dan promosi kesehatan.

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien lansia wanita di

Puskesmas Cempaka Banjarmasin sehingga dapat melakukan upaya peningkatan

kepatuhan minum obat pasien hipertensi

Universitas Lambung Mangkurat


6

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)
1. Wahjoe Pengaruh konseling - Variabel - Variabel bebas
Harijanto motivational terikat motivational
dkk.16 (2015) interviewing kepatuhan interviewing
terhadap kepatuhan minum obat - Desain penelitian
minum obat antihipertensi eksperimental
penderita pretest-posttest
Hipertensi group

2. Fajrin Violita Faktor yang - Variabel - Tempat penelitian


dkk.17 berhubungan dengan terikat di puskesmas
(2015) kepatuhan minum kepatuhan Segeri
obat minum obat - Variabel bebas
hipertensi di wilayah antihipertensi
kerja Puskesmas - Desain
Segeri penelitian
observasional
analitik

3. Kadek Agus Tingkat kepatuhan - Variabel - Desain penelitian


Putra pasien hipertensi kepatuhan deskriptif
Udayana18 dalam minum obat - Tempat penelitian
(2013) mengkonsumsi obat antihipertensi di puskesmas
dan menghindari Banjarangkan II
faktor risiko - Gambaran
di wilayah kerja menghindari faktor
Puskesmas risiko hipertensi
Banjarangkan - Teknik
pengambilan
sampel dengan
accidental/blocking

4. Anggelina Factors affecting - Dasar teori - Uji analisis


AJ15 (2012) treatmen compliance health belief pearson
among hypertension model (HBM) correlation dan
patients in three - Variabel chi-square
district hospitals- terikat - Tempat penelitian
Dar Es Salaam kepatuhan di 3 rumah sakit di
minum obat Dar Es Salaam
antihipertensi

5. Samuel Gambaran tingkat - Variabel - Desain penelitian


Rimporok pengetahuan tentang kepatuhan deskriptif
dkk.19 hipertensi sebagai minum obat - Tempat

Universitas Lambung Mangkurat


7

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)
(2012) Faktor risiko stroke antihipertensi penelitian di RSUP
dan kepatuhan Prof. DR.R.D.
mengkonsumsi obat Kandou Manado
antihipertensi pada
penderita hipertensi
di RSUP Prof.
DR.R.D.
Kandou Manado

6. Siah-Lian The impact of illness - Variabel - Variabel bebas


Chen et al.20 perception on terikat Ilness perseption
(2009) adherence to Kepatuhan - Tempat penelitian
therapeutic regimens minum obat di Taiwan
of patients with antihipertensi - Subjek penelitian
hypertension in - Desain pada usia 18 tahun
Taiwan penelitian dan lansia
dengan
pendekatan
cross
sectional

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi komponen

variabel terikat, populasi dan sampel, dan dasar teori. Persamaan variabel terikat

yang diteliti tentang tingkat kepatuhan minum obat. Responden yang menjadi

sampel penelitian adalah pasien mendapatkan terapi antihipertensi. Teori dasar

yang digunakan adalah teori health belief model (HBM).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi variabel

bebas, tempat penelitian dan analisis data. Variabel bebas penelitian ini adalah

persepsi ancaman penyakit. Tempat penelitian dilaksanakan di Puskesmas

Cempaka Banjarmasin. Analisis data yang digunakan yaitu uji somers’d.

Penelitian yang sudah pernah dilakukan lebih banyak pada gambaran faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap terapi hipertensi.

Universitas Lambung Mangkurat


8

Keunggulan pada penelitian ini yaitu menilai hubungan persepsi ancaman

penyakit dengan tingkat kepatuhan minum obat. Penelitian sebelumnya, hanya

membahas tentang hubungan teori health belief model terhadap kepatuhan minum

obat namun belum ada membahas secara spesifik pada salah satu faktor yaitu

persepsi ancaman penyakit dan menghubungkannya terhadap tingkat kepatuhan

minum obat antihipertensi dengan subjek penelitian pada lansia wanita.

Universitas Lambung Mangkurat

Вам также может понравиться