Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jawab :
Penyuluhan harus selalu mengacu pada kenyataan yang ada dan dapat ditemui
di lapangan atau harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi.
Penyuluhan harus melakukan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan, bukannya
mengajar kondisi terbaik yang sulit direalisir. Beberapa falsafah penyuluhan
antara lain :
a. Falsafah Pendindikan / Mendindik dalam bukannya klien “dipaksa-
terpaksa terbiasa”)
Ki Hajar Dewantoro (Syarif Tayeb, 1977) menyebutkan bahwa dalam
proses pendidikan digunakan falsafah : “hing ngarsa sung tulada (mampu
memberikan contoh atau teladan bagi masyaraka sasarannya), hing madya
mangan karsa (mampu menumbuhkan inisiatif dan mendorong kreatifitas,
serta semangat dan motivasi untuk selalu belajar dan mencoba), dan tut
wuri handayani (mau menghargai dan mengikuti keinginan-keinginan
serta upaya yang dilakukan masyarakat, sepanjang tidak menyimpang
atau meninggalkan acuan yang ada, demi tercapainya tujuan perbaikan
kesejahteraan hidup)”.
b. Falsafah pentingnya individu : Pentingnya individu ditonjolkan dalam
pendidikan/penyuluhan pada umumnya, sebab potensi diri pribadi
seseorang individu merupakan hal yang tiada taranya untuk berkembang
dan dikembangkan.
c. Falsafah Demokrasi : Klien diberi kebebasan untuk berkembang agar
mereka dapat mandiri sekaligus dapat bertanggungjawab sesuai dengan
perkembangan intelektualnya.
d. Falsafah Bekerjasama : Falsafah Ki Hadjar Dewantoro “hing madya
mangun karsa” mengandung makna adanya kerjasama antara
penyuluh/agen pembaruan dengan klien. Penyuluh bekerjasama dengan
klien agar klien aktif berprakarsa (dalam proses belajar) mengembangkan
usaha bagi dirinya.
e. Falsafah “Membantu Klien Membantu Diri Sendiri.” Thompson Repley
Bryant (Vines dan Anderson, 1976 :81 dalam Asngari, 2001), seorang
penyuluh kawakan Amerika Serikat, menggaris bawahi falsafah ini
dengan mengatakan : Makna falsafah ini menunjukkan landasan orientasi
pentingnya individu membantu diri sendiri. Dari falsafah ini pula
dikembangkan landasan kegiatan “dari mereka, oleh mereka, dan untuk
mereka.”
f. Falsafah Kontinyu/berkelanjutan : Dunia berkembang, manusia
berkembang, ilmu berkembang, teknologi berkembang, sarana
berkembang, usaha berkembang, jadi harus sesuai dengan perkembangan:
1) materi yang disajikan,
2) cara penyajian, dan
3) alat bantu penyajian.
g. Falsafah Membakar Sampah (secara tradisional, baik individual, maupun
berkelompok).
Ini analogi ; kemungkinan sampahnya “basah semua” siram dengan
minyak tanah (jangan sekali-kali dengan bensin) lalu dibakar (kadang-
kadang perlu beberapa kali disiram minyak tanah dan dibakar sampai
ada yang kering dan merambat mempengaruhi kekeringan yang lain),
ini pendekatan kelompok yang semuanya belum membangun.
Bagi seorang individu, falsafah ini pun berlaku, dengan bertahap
penuh kesabaran menunggu perkembangan. Falsafah ini memang
harus dilandasi adanya kesabaran menunggu perkembangan individu
klien. Inilah kunci proses mendidik/menyuluh untuk mengembangkan
dan mewujudkan potensi individu lebih berdaya dan mandiri. Individu
lebih berdaya sebagai hasil mendinamiskan diri, sehingga individu
mampu berprestasi prima secara mandiri.
Dari penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa falsafah
penyuluhan adalah proses pendidikan/mendidik untuk mencapai perubahan
perilaku dan meningkatkan sasaran penyuluhan serta diharapkan eksistensi dan
esensi penyuluhan dapat diakui dan dikembangkan lagi semata-mata untuk
mencapai perubahan perilaku masyarakat yang tidak akan pernah berkesudahan.