Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi skizofrenia
Skizofrenia adalah penyakit otak neurobiological yang serius dan menetap,
ditandai dengan kognitif dan persepsi serta afek yang tidak wajar (Laraia, 2009).
Penyakit ini bersifat kronik dan melalui 3 fase, yaitu fase prodromal, fase aktif,
dan fase residual. Fase prodromal dimulai dengan perubahan perasaan dan mood,
fase aktif biasanya disebut dengan psikosis yaitu munculnya gejala halusinasi,
delusi, dan ilusi (Sadock & Sadock, 2010) Skizofrenia bisa menyerang siapa saja
(Bustillo,2008)
2.2 Etiologi skizofrenai
Menurut Maramis (2009)teori mengenai skizofrenia yang saat ini banyak
anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9-1,8 %;
bagi saudara kandung 7-15%;bagi anak dengan salah satu orangtua yang
telur(monozigot) 61-86%.
2. Neurokimia
a. Hipotesis dopamin
5
pelepasan dopamin dapat menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia; dan obat
serotonin, noradrenalin, GABA, glutamat dan neuropeptid lain masih terus diteliti
morfologi otak penderita skizofrenia antara lain berupa berat otak yang rata-rata
lebih kecil 6% daripada otak normal dan ukuran anterior-posterior yang 4% lebih
frontal dan temporal; dan kelainan susunan seluler pada struktur saraf di beberapa
daerah kortex dan subkortex tanpa adanya gliosis yang menandakan kelainan
defisit di bidang atensi, pemilihan konseptual, fungsi eksekutif dan memori pada
saraf yang menyatakan bahwa perubahan patologis gangguan ini terjadi pada
tahap awal kehidupan, mungkin sekali akibat pengaruh genetik dan dimodifikasi
2.3 Klasifikasi
6
digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
proses berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali
mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam
pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran. Bila idak ada
merasa dikejar-kejar orang dan akan dibunuh. Gejala gejala yang mencolok
halusinasi. Baru dengan pemeriksaan yang teliti ternyata ada juga gangguan
proses berfikir, gangguan afek, emosi, dan kemauan. Jenis skizofrenia ini
digolongkan skizoid.
3. Skizofrenia Hebefrenik
7
remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok adalah : gangguan
Timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun, dan biasanya akut serta
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting dari skizofrenia tipe ini
topeng, Stupor(suatu
kondisi dimana penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama,
ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam mulut dan meleleh keluar, ari
5. Skizofrenia Residual
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala gejala berkembang ke arah gejala
sebagian besar mengenai daerah asosiasi korteks khususnya pada aspek medial
dari lobus temporal. Meskipun adanya NFTs dan plak senilis merupakan
dengan Alzheimer, seperti pada penyakit supranuklear palsy yang progresif dan
Distribusi NFTs dan plak senilis harus dalam jumlah yang signifikan dan
menempati topograpfik yang khas untuk Alzheimer. NFTs dengan berat molekul
yang rendah dan terdapat hanya di hippokampus, merupakan tanda dari proses
penuaan yang normal. Tapi bila terdapat di daerah medial lobus temporal, meski
9
hanya dalam jumlah yang kecil sudah merupakan suatu keadaaan yang abnormal.
Selain NFTs dan plak senilis, juga masih terdapat lesi lain yang dapat dijumpai
pada Alzheimer yang diduga berperan dalam gangguan kognitif dan memori,
meliputi :
degeneratif yang bersifat toksik terhadap sel-sel neuron terutrama pada daerah
di otak. Otak menjadi atropi dengan sulkus yang melebar dan terdapat peluasan
ventrikel-ventrikel serebral.
10
positif, gejala negatif dan gejala kognitif ( Maramis, 2005 & Sinaga,2007)
yaitu :
1. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
sebenarnya tidak ada atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada
tubuhnya. Auditory
hallucinations, gejala yang biasanya timbul yaitu klien merasakan ada suara dari
dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukan hati, memberi kedamaian,
tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya,
Misalnya penderita skizofrenia, lampu traffic di jalan raya yang berwarna merah,
kuning, hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa. Beberapa
emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang penderita skizofrenia tertawa atau berbicara
penderita skizofrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan
tidak bisa mengerti apa itu manusia, juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir,
dalam hidup yang membuat klien menjadi orang pemalas. Karena klien hanya
memiliki minat sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal lain selain tidur dan
skizofrenia tidak memiliki ekspresi yang baik dari raut muka maupun gerakan
tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Mereka mungkin bisa
menerima perhatian dari orang lain tapi tidak bisa mengekspresikan perasaan
mereka. Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu
menjadi bagian dari hidup klien skizofrenia. Mereka tidak merasa memiliki
perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang
lain. Depresi yang berkelanjutan akan membuat klien menarik diri dari
lingkungannya dan merasa aman bila sendirian. Dalam beberapa kasus skizofrenia
12
sering menyerang pada usia antara 15-30 tahun dan kebanyakan menyerang saat
bahwa walaupun tidak ada gejala-gejala patognomonik khusus, dalam praktek dan
yang penting untuk diagnosis dan yang sering terdapat secara bersama-sama
yaitu:
1. Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitas berbeda atau thought insertion or withdrawal yaitu isi pikiran yang
asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
mengetahuinya.
2. Waham atau Delusinasi
a. Delusion of control yaitu waham tentang dirinya sendiri dikendalilkan
pasien.
13
wajar dan mustahil seperti waham bisa mengendalikan cuaca. Atau paling
sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas.
e. Halusinasi yang menetap dari setiap panca indera baik disertai waham
afektif yang jelas atau ide-ide berlebihan yang menetap atau terjadi setiap
neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh, gelisah (excitement) sikap tubuh
stupor.
h. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara jarang serta respon emosional
dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi bahwa semua
gejala-gejala khas diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodormal). Harus
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara social.
2.9 Penatalaksanaan
14
penanganan skizofrenia. Kurang lebih dua sampai empat kali lipat pasien
mengalami relaps bila diobati dengan plasebo dibandingkan mereka yang diobati
dengan obat
antipsikotik. Namun obat-obat ini hanya menyembuhkan gejala, bukan
skizofrenia.obat ini juga memiliki efek samping mengganggu dan serius. Efek
samping yang paling sering mengganggu adalah akatisia dan gejala lir-
ekstrapiramidal yang minimal atau tidak ada, berinteraksi dengan subtipe reseptor
reseptor glutamat maupun serotonin. Obat ini juga disebut obat antipsikotik
atipikal yang tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang
lebih luas dibanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamin yang tipikal.
Golongan ini setidaknya sama efektifnya dengan halpoperidol untuk gejala positif
banyak berdasarkan profil efek samping dan respons pasien pada pengobatan
pada wanita hamil lebih dianjurkan haloperidol karena obat ini mempunyai data
keamanan yang paling baik. Pada pasien yang sensitif terhadap efek samping
yang menunjukkan gejala kongnitif atau gejala negatif yang menonjol. Untuk
pasien yang baru pertama kali mengalami episode skizofrenia, pemberian obat
pada pasien.
telah memberikan data bahwa terapi ini bermanfaat dan bersifat tambahan
terhadap efek terapi farmakologis (Sadock, et al., 2015). Psikoterapi dalam bentuk
psikoanalisis tidak membawa hasil yang diharapkan bahkan ada yang berpendapat
tidak boleh dilakukan pada penderita skizofrenia karena justru menambah isolasi
skizofrenia dengan hasil yang menjanjikan. Terapi kerja sangat baik untuk
mendorong penderita bergaul dengan orang lain, penderita lain, perawat dan
dokter dengan tujuan agar pasien tidak lagi mengasingkan diri. Perlu juga
sehingga ia tidak mengalami stres terlalu banyak. Lingkungan sekitar yang tidak
stabil serta hostilitas dan ikut campur emosional yang dialami pasien dari orang-
orang yang dekat dengannya akan membawa resiko tinggi untuk kambuh. Untuk
Skizofrenia dapat terjadi karena faktor genetic atau keturunan, jika seorang
Komposisi keluarga
2. Tipe keluarga
3. Suku bangsa
4. Agama
6. Aktivitas keluarga
17
skizofrenia.
Kemungkinan masalah
dapat di ubah 0
Mudah : 2
Sebagian 1
Tidak dapat :0
Potensial masalah
untuk di cegah 1
Tinggi : 3
Cukup rendah : 2
18
Rendah : 1
Meninjolnya masalah
Segera : 2 2
Tidak perlu segera : 1
Tidak di rasakan : 0