Вы находитесь на странице: 1из 31

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester Pertama.......................... 2

2.1.1. Pengkajian ........................................................................................ 2

2.1.2. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 10

2.1.3. Intervensi Keperawatan ................................................................... 10

2.1.4. Evaluasi ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil Trimester Pertama

2.1.1. Pengkajian

Proses pengkajian berlangsung sepanjang periode prenatal. Proses dimulai saat wanita
bertemu dengan tenaga kesehatan karna ia menduga dirinya hamil. Teknik engkajian
meliputi wawanara, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium.

a. Wawancara
Wawancara pada pengkajian pertama membina hubungan yang terapeutik antara
perawat dan ibu hamil wawancaa direncanakan dan berisis kounikasi berfokus pada
topik tertentu. Dua sumer biasanya dipakai dalam mengumpulkan daa:interpretasi
subektif pasien tentang status kesehatan dan observasi obyektif perawat. Selama
wawancara perawat mengobservasi afek klin, postur, bahasa tubuh, warna kulit, dan
tanda tanda fisik serta tanda emosional lain observasi ini menjadi data yang penting
dalam pengkajian.
Evaluasi awal meliputi riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan pada
kehamilan saat ini, kehamilan sebelumnya, keluarga, riwayat psikososial, riwayat
budaya, pengkajian fisik, tes diagnostik, dan pengkajian semua resiko yang mungkin
terjadi (NAACOG,1991).
1) Kehamilan saat ini
Biasanya pasien datang berkunjung arna adanya tanda-tanda presumsi kehamilan.
Suatu tinjauan ulang gejala-gejala yang ia rasakan dan bagaiana ia menanganinya
membantu perawat mengumpulkan data dasar untuk mengembangkan rencana
perawatan perhitungan TPP dapat dilakukan pada kesempatan ini.

2) Riwayat obsetri/ginekologi
Data yang dikumpulkan mencakup usia menarke dan riwayat menstruasi,
infertilitas, setiap anomaliginekologi (misalnya,fibroid),riwayat pengakit menular
seksual (PMS), riwayat seksual, semua kehamilan, termasuk kehamilan saat ini,
dan hasil akhirnya.

3) Riwayat medis
Pewawancara mencatat informasi, seperrti riwayat menstruasi wanita, aktivitas
seksual, dan kehamilan saat ini didasarkan pada laporan tentang kahamilan
terdahulu.
Riwayat medis menguraikan kondisi medis atau bedah yang mempengaruhi
perjalanan kehamilan atau dipengaruhi kehamilan. Misalnya, wanita hamil yang
menderita diabetes atau epilepsi membutuhkan perawatan spesifik. Karena
kebanyakan pasien merasa cemas selama wawancara pertama, penggunaan isyarat,
seperti gelang Medic Alert, membantu pasien menjeaskan alergi, penyakit kronis,
atau obat obatan yang dipakai (misalnya kortison, insulin, atau anti kejang).

2
Apabila wanita mengonsumsi obat, ia diminta menuliskan obat yang digunakan
dan menjelaskan penggunaannya.
Bedah terdahulu diuraikan. Apabila seseorang wanita pernah menjalani bedah
rahim atau perbaikan ekstensif dinding pelvis,kemungkinan ia perlu menjalani
bedah sesaria saat melahirkan. Apendektomi menghilangkan kemungkinan
apendisitis sebagai penyebab nyeri pada kuadran kanan bawah, bedah spinal
menjadi kontraindikasi anastesi spinal atau epidrual. Setiap cedera pada pelvis
diberi perhatian khusus.

4) Riwayat nutrisi
Aspek ini adalah komponen penting dalam riwayat prenatal. Ststus nutrisi seorang
wanita hamil memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dan wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari gizi yang baik.
Pengkajian diet dapat mengungkap data praktik diet khusus, alergi makanan dan
perilaku makan, serta faktor faktor lain yang terkait dengan status nutrisi.

5) Penggunaan obat
Penggunaan obat saat ini da pada waktu yang lalu perlu dikaji. Wanita perlu
ditanyai tentang penggunaan obat baik secara legal (obat-obatan bebas, tembakau,
obat yang dierespkan, rokok, kafein, alkohol) maupun ilegal (mariyuana,kokain).
Banyak substansi menembus plasenta dan dapat menimbulkan efek merugikan
pada janin yang berkembang. Skrining toksikologi urine periodik sering
direkomendasikan untu wanita hamil yang memiliki riwayat menggunakan obat-
obatan ilegal.

6) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga memberi informasi tetang keluarga dekat pasien, termasuk
oranng tua , saudara kandung, an anak anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik atau amilial dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi
status kesehatan wanita atau janin.

7) Riwayat sosial dan psikologis


Faktor faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan,
status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosioekonomi,
ditetapkan dalam riwayat sosial.
Persepsi tentang kehamilan saat ini digali. Apakah kehamilan ini diinginkan,
direncanaka? Apakah wanita (pasangannya) senang, tidak senang, menerima atau
tidak menerima? Apakah kehamilan ini milik “ibu” atau milik “mereka”? masalah
apa yang timbul akibat kehamilan: finansial, karie, tempat tinggal? Sistem
dukungan keluarga ditetapkan. Dukungan primer aa yang dapat diperoleh ibu?
Apakah ada perubahan yang dipelukan suaya ibu mndapat dukungan yang
adekuat? Bagaimana hubungan wanita tersebut dengan ibu, ayah, saudara
kandung. Dan kluarga mertua? Persiapan apa yang dilakukan untuk perawatan
wanita dan anggota keluarga yang masih ditanggung selaa persalinan dan untuk
perawatan bayi setelah dilahirkan? Apakah perlu diberi dukungan komunitas,
seperti keuangan, penyuluhan? Apa yang dipikirkan wanita (pasanganya) tentang
masa usia subur, arapan akan perilaku bayi, dan pandangan tentang kehidupan dan
peran wanita? Pertanyaan yang perlu diajukan mencakup: akan seperti apa rasanya

3
memiliki bayi dirumah? Perubahan apa yang akan terjadi dalam hidup anda
dengan kehadiran bayi? Rencana apa yang tertunda karna kehadiran bayi?.
Mekanisme koping dan pola interaski diidentifikasi. Pada awal kehamilan
perawat menetukan pengetahuan wanita (pasangan)tentang kehamilan, perubahan
maternal, pertumbuhan janin, perawatan diri, perawatan bayi yang baru lahir
terasuk pemberian makanan. Adalah penting untuk menanyakan sikap wanita
terhadap persalinan dengan bantuan media atau tanpa atau tanpa bantuan medis
dan juga pengetahuan orang tua tentang adanya kelas keterampila untuk menjadi
orang tua.
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah, llemah, lelah, dan
pembesaran payudara. Akibatnya ibu meras tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Pada trimester I banyak ibu yang mersa kekecewaan, penolakan
dan, kecemasan, dan kesedihan.
Hasrat untuk berhubungan seks pada wanita trimester I berbeda-beda,bianaya
banyak mengalami penurunan. Banyak wanita merassa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, dan kekhawatiran.
Respons suami saat mengetahui istrinya hamil adalah kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur keprihatinan kesiapannya
menjadi ayah. Suami akan memperhatikan keadaan istrinya yang hamil dan
menghindari hubungan seksual karna takut mencederai bayinya.

8) Rencana melahirkan
Persiapan wanita untuk melahirkan dikaji. Apakah ia merencanakan untuk
mengikuti kelas pendidikan untuk orang tua (dengan atau tanpa pasangannya)
selama trimester pertama? Apakah pasangan tersebut menyusun rencana
melahirkan? Kehadiran dikelas pendidikan untuk orang tua dan pengembangan
rencana melahirkan bervariasi menurut kebudayaan masing-masing wanita, koping
yang biasa digunakan (mengikuti pendidikan di kelas dan membaca materi atau
cara llain), dan perasaan tentang peran pemberi perawatan kesehatan. Beberapa
wanita datang dengan suatu bentuk rencana melahirkan, misalnya, setelah
melahirkan seorang bayi yan sakit, wanita yang engantisipasi kelahiran kedua
cenderung memilihi melahirkan di pusat perawatan tersier yang memiliki unit
perawatan inttensif untuk neonatus . wanita yang dependen mungkin embiarakna
tim kesehatan membuat keputusan tentang rencana melahirkan, menganggap
keputtusan tim sebagai keputusan yang aling bijaksana. Wanita yang lebih andiri
asertif mencari perawatan kesehatana yang sesuai dengan filosofinya tentang
perawtan kesehatan, keyakinannya dan pengetahuannnya. Ia berharap
keinginannya dihargai selama ia hamil, bersalin dan melahirkan juga pada periode
pascapartum.

4
9) Wanita yang cacat
Wanita yang mengalami acat fisik serius atau gangguan emosi, wanita yang
tuli, buta, depresi, secara fisik tidak mampu mengalami, retradasi mental atau
cedera otak harus dihargai dan pendekatan pengkajian harus disesuaikan dengan
kebutuhan mereka.

b. Pemeriksaan fisik
1. Kelenjar tiroid.
Pemerikasaan funngsi tiroid atau kemungkinan disfungsi memerlukan
pemeriksaan yang lebih dari sekedar observasi dan palpasi daerah lokasi kelenjar
tiroid. Tingkat metabolik dan ritme, termasuk keteraturan menstruasi pada wanita
usia subur, diatur oleh kelenjar tiroid. Efek aktivitas tiroid sangat luas. Oleh karena
itu, observasi tingkah laku, penampilan,kulit, mata, rambut, dan status
kardiovaskuler merupakan hal paling penting. Beberapa temuan memerlukan
perhatian lanjut.

2. Payudara
Pemeriksaan ginekologidilakukan mula mula memeriksa payudara untuk
menetapkan data dasar tentag keadaan normal. Akan tetapi, pemeriksa harus
waspada terhadap kemungkinan keganasan. Deteksi dini kemungkina keganasa
telah dan terus akan menjadi faktor yang sangat penting dalam keberhasilan terapi
penyakit ini. Karena pemeriksaan oleh ahli hanya dilakukan secara periodik, setiap
wanita dinasihatkan untuk melakukan pemeriksaan payudara mandiri setiap bulan
yakni pada waktu payudara paling sedikit siklus menstruasi, empat sampai 10 hari
setelah periode menstruasi berakhir. Karena payudara mengalami perubahan
selama masa hamil dan menyusui maka selama waktu ini pemeriksaan payudara
mandiri tidak dapat diandalkan.

3. Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan denga hati hati dan sistematis. Pengkajian kulit
dilakukan untuk memperoleh gambaran keadaan umum, warna, ruam, tekstur dan
distribusi rambut. Kontur, kesimetrisan, dan adanya hernia juga harus dicatat.
Bunyi usus diauskultasi. Tinggi fundus dicatat jika pemeriksaan pertama dilakukan
pada tahap lanjut kehamilan.

4. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul bisa ditangguhkan sampai kunjungan berikutnya bila
wanita merasa cemas, tegang, atau menolak menjalani pemeriksaan saat ini.
Vagina mmebesar dan struktur penyokong menjadi lebih rileks dengan semakin
tuanya kehamilan. Apabila pemeriksaan dilakukan, tonus otot panggul dan
kebutuhan akan serta pengetahuan tentang laihan kegel juga dikaji. Selama
pemeriksaan panggul, perawat tetap mewasapadai hipotensi supine.
Banyak wanita terintimidasi oleh bagian ginekologi pada pemeriksaan fisik.
Dalam kasus ini perawat dapat berperan sebagai advokat yang menyokong
hubungan antara pasen dan pemberi perawatan kesehatan.
Wanita ini dibantu untuk mengambil posisi litotomi. Untuk diperiksa
panggulnya. Ketika ia berada di posisi litotomi, pangkal paha lutut fleksi dengan
bokng berada di tepi meja periksa dan kaki ditopang oleh penyangga. Beberapa

5
wanita lebih menyukai tetap mengunakan kaos kaki dan sepatunya terutama jika
penyangga tidak dilapisi bahan yang lunak.
Banyak wanita merasa tidak nayaman dan aneh bila ia harus mengambil
posisi litotomi. Selama pemeriksaan, perawat dapat membantu menenangkan
wanita ini butuh teknik relaksasi. Perilakubpemeriksa dan perawat terhadap wanita
tersebut pada saat ini dapat sangan mempengaruhi nya untuk menjad lebih tenang.
Salah satu cara untu membuatnya tenang ialah meminta klien meletakkan
tangannya di dada setinggi diafragma, melakukan napas dalam dengan
perlahan,(menghirup udara melalui hidungnya dan mengeluarkan melalui
mulutnya yang membentuk huruf O), berkonsentrasi pada irama napas, dan
mereaksasi semua otot tubuh saat mengeluarkan napas ( Barkauskas, dkk.,1994).
Cara benapas ini sangant baik untuk remaja atau wanita yang introitusnya sangan
sempit ata bagi mereka yang baru pertama kali menjalani pengalaman ini dan
merasa tegang.
Bebrapa wanita menjadi tenang apabila dilibatan dalam proses pemeriksaan
dengan menggunakan cermin, sehingga ia dapat melihat apa yang dikerjakan
pemeriksa. Partisipasi seperti ini sekaligus membantu upaya pemberian
pendidikan. Mengalihkan perhatian merupakan teknik lain yang biasa digunakan
denga efektif, misalnya menempatkan gambar yang menarik atau gambar yang
dapat bergerak di langit- langit kamar periksa.
Perawat diingatkan bahwa wanita tidak boleh memejamkan matanya dan atau
mengepalkan tanganyya apabila otot ini mengencang makan otot-otot perineum
juga mengencang.

5. Hipotensi supine
Ketika seorang wanita berbaring dengan posisi litotomi, berat isi abdomen
menekan vena kava dan aorta, sehingga tekanan darah menurun (hiptensi supine).
Tanda obyektif keadaan ini ialah palor, sesak naas, dan kulit lembap(keringat
dingin). Tindakan eperawatan yang biasa dilakukan ialah membaringkan wanita
tersebut pada salah satu sisi sampai tanda dan gejala mereda. Apabila wanita tidak
dapat menoleransi posisi litotomi, pemeriksa kelamin dapat dilakukan pada posisi
lateral.
a. Inspeksi luar
Pemeriksa duduk diujung kaki meja pemeriksa untuk menginspeksi genitalia
ekterna dan melakukan pemeriksaan dengan spekulum. Untuk memudahkan
komunikasi yang terbuka dan membantu wanita tersebut rileks, kepala
wanita diposisikan lebih tinggi dengan menggunakan bantal dan kain
penutup yang diletakkan sedimikan rupa sehingga kontak mata dapat
diertahankan. Dengan pencahayaan yang baik genitalia ekterna diinspeksi
untuk dinilai kemtangannya seksualnya: klitoris, labia, dan perineum dapat
dilihat. Apabila wanita tersebut pernah melahirkan atau mengalami trauma
lain, akan terlihat jaringan parut yang memulih.

b. Palpasi luar
Pemeriksa melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan palpasi dan
inspeksi. Pemeriksa menganakan sarung tangan steril (tanpa pelumas) saat
melakukan pemeriksan ini. Labia dibuka u tuk melihat struktur d
vestibulum; meatus urinaris, kelenjar skene, orifisium vaginalis, dan

6
kelenjar bartolini. Untuk menila eadaan kelenjar skene, pemeriksa
memasukan salah satu jari ke dalmavaginia dan memijat daerah uretra.
Setiap eksudat dar uretra atau kelenjar skene dikumpulkan untuk dibiakkan.
Adaya masa atau eritema pada struktur ini haraus diperiksa lebih lanjut.
Pada keadaan normal, muara kelenjar skene tidak terlihat. Muara yang
terlihat jelas dapat disebakna oleh adanya infeksi pada kelenjar
ini(misalnya,gonroe). Selama pemeriksaan harus tetap memngngat hal-hal
yang di ditemukan saat melakukan tinjauan ulang sistem, mis., adanya rasa
seperti terbakar saat berkemih.
Orifisium diperiksa. Karunkula mirtiformis (sisa himen) merupakan
temuan normal. Dengan satu jari masih di dalam vagina, pemeriksa
meletaknn ajari telunjuknnya didekat posterior orifisium. Dengan ibu jari
berada diluar bagian posterioe labia mayor, pemeriksa menkan bagian
daerah kelenjar bartholini yang terletak diposis jam 8 dan jam empat dan
mencari adanya pembengkakan, rabas, dang rasa nyeri.
Sokongan didnding vagina anterior dan posterior diperiksa.
Pemeriksa membuka labia denga jari telunjuk dan jari tengah dan kemudian
meminta wanita melemaskan otot-ototnya. Setiap tonjolan di dinding
anterior (urotokel atau sistokel) atau pada dinding posterior (rektokel)
dicatat dan dibandigkan dengan riwayat di masa lalu, misalnya adanya
kesulitan untuk memulai berkemih atau adnaya konstipasi.
Perineum (daerah antara vagina dan anus) diperiksa untuk
menemukan adanya jaringan parut akibat laserasi yang pernah terjadi
sebelumnya atau bekas episiotomi, juga periksa adanya penipisan, fistula,
massa, lesi, dan peradangan. Anus diperiksa untu mencari adnayawasir, sisa
wasir, dan integritas sfingter anus. Kadang kadang setelah mengalami suatu
persalinan traumatik disertai lasreasi yang mengenai sfingter anus, otot
belum benar bna pulh. Misalnya, pemeriksa akan menemukan lekukan
diantara ujung dua otot yang terpisah dan refelks menutup tidak sempurna
apabila sfingter anus tidak benar benar pulib, wanita mungkin memiliki
riwayat inkontinensia. Daerah ans jga dikai untu melihatn adanya
lesi,massa, abses, dan tumor. Apabila ada riwayat penyakit hubungan
seksual maka sewaktu melkukan pemeriksaan ini pemeriksa perlu
mengumpulkan spesimen dari saluran anus untuk di kultur.
Sepanjang peerikasan genitalia ini, pemeriksa juga harus
memperhatikan bau di daerah perineum. Bau tertentu dapat menunjukkan
adanya infeksi dan praktik higine yang buruk.

c. Palpasi dalam
Ketika seorang wanita mengadaka perjanjian untuk melakukan
pemeriksaan, ia diminta tidak melakukan irigasi (douching) selama 24 jam
sebelum melakukan pemeriksaan. Hal ini mengaburkan diagnosis yang
didasarkan pada diagnosis yang didasarkan pada sekresi, sel, dan bau. Selain
itu pemakain douching dapat menghilangkan sekret vagina, sehingga
pemasangan spekulum dvagina mejadi lebi suka. Beberapa wnaita merasa
sulit untu memenuhi permintaan ini, mereka tidak dapat datang ke dokter
atau klinik pemeriksaan karena merasa daerah genitalianya bersih.

7
Spekulum vagina memiliki dua tuas pada ujungnya dan satu gagang.
Spekulum terdiri dari berbagai tipe dan jenis. Spekulum vagina dipakai
untuk melihat kubah vaginia dan servks.
Tuas spekulum dibuka untuk melihat serviks da dikubis pada posisi
terbuka. Seviks diispeksi: posisi serviks dan penampilan muara, posis
serviks, warna, lesi, perdarahan dan sekret. Temuan pada serviks yang tidak
berada dalam batas normal(misalnya, jengger ayam,[tonjolan pada servis
yang menyerupai jengger ayam jantan], lipatan atau selaput pad aserviks),
dan polip harus diperhatikan.
Pengumpulan spesien untuk pemeriksaan sitologi adalha bagian
penting dalam pemeriksaan ginekologi. Infeksi dapa didiagosis melalui
pemeriksaan spesimen yang dikumpulkan selama pemeriksaan paggul.
Infeksi ini melputi gonroe,chlamydia trachomatis, streptokokus beta,
trichomnas vaginalis, dan herpes simpleks tipe 1 dan 2. Begitu diagnosis
ditegakkan, pengobatan dapat dilakukan. Kondisi karsiogenik, baik yang
sudah terjadi maupun yang mungkin terkadi, dapat ditentukan mealui
pemeriksaan sel serviks yang dikupulkan untuk pemeriksaan panggu dengan
menggnakan tes papanicolaou(Pap).
Setelah spesiemn diperoleh vagina disekitar serviks diperhatikan
dengan merotasi spekulum. Tuas sepkulum dilepas cari kuncinya dan sedikit
ditutup. Sewaktu mengeluarkan spekulum harus dilakukan sedikit rotasi dan
periks dinding vagina untuk melihat warna, lesi, rugae, fistula, dan
penonjolan.
Inkontinensia urine saat mengedan bukanlah temuan yang normal
dan perlu dicatat. Berbagai faktor dapat menyebabkan inkontinensia,
termasuk otot-otot pubokoksigis yang lemah karena kurang dilatih (kegel)
atau akibat trauma persalinan.

d. Palpasi bimanual
Untuk melakukan pemriksaan ini, pemeriksa harus berdiri, teteskan*
sedikit lubrian pada jari tangan yang dibungkus sarung tangan, yang akan
digunakan untuk melakukan pmeriksaan dalam. Untuk menghindari trauma
dan kontaminasi, ibu jari diabduksi, jari manis dan kelingking difleksi ke
arah telapak tangan.
Vagina dipalpasi untuk mengkaji kekenyalan, lesi, nyeri tekan.
Serviks diperiksa untuk mengetahui posis, bentuk, konsistensi, motilitas dan
lesi. Formiks disekitar serviks dipalpasi.
Tangan yang lain diletakkna diatas abdomn setinggi pertengahan
atara umbilikus dan simfisis pubis ditekan kebawah ke arah tangan yang ada
didalam anggul. Tkana ke arah atas dair tangan yang berada di anggl dapat
dpakai untuk menkaji struktur alat reproduksi dengan elakukan palasi.
Uterus dieriksa untuk mengetahui posisi, ukuraan tubuh, bnetuk,
konsistensi,regularitas,motilitas, masssa dan nyeri tekan.
Dengan meindahkan tangan yang berada di abdomen kekuadran kana
bawah dan jari jari tangan didalam panggul ke formiks d lateral kanan,
pemeriksa dapat mengkaji posisi, ukursn, neri tekan,lemah, wanita ditanyai
sejah mana pengetahuan nya tentang latihan kegel.

8
e. Palpasi rektovgina
Untuk mencegah kontaminasi pada rektum akibat organisme di
dalam vagina sarung tangan sebaiknya diganti, tambahkan lubrikan baru,
dan masukkan jari telunjuk vagina dan jari tengah ke rektum. Jari akan lebih
mudah dimasukkan jika wanita melemaskan otot-ototnya. Tidakan
pemeriksan abdominovagina diulang. Pemeriksaan rektovagina dapat
mengkaji septum rektovagina, permukaan posterior rahim, dan daerah
dibelakang serviks.
Setelah pemeriksaan panggul, wanita dibantu untuk duduk, diberi
tissu untuk membersihkan diri, dan diberi kesempatan untuk berpakaian
diruangan khusus terpisah. Wanita biasanya akan kembali keruangan
pemeriksa untuk mebahas teuan yang diperoleh, mendapat resep dan
konseling.

c. Uji laboratorium
Data yan diperoleh dari peeiksaan spesiemn d laboratorium menambah informasi
penting tentag gejala kehamilan dan satatus kesehatan. Baik diagnosa keperawata
maupun kedokteran ditegakkan dari informasi ini.
Spesiem ada kunjugan perama dikumpulkan, sehingga hasil pemeriksaan tersebut siap
digunakan untuk kunjungan berikutnya. Spesiemn urea bersih yang tidak
terkontaminasi, diperiksa juga dilakukan uji tiberkuosa dengan menggunakan deriat
protein yang dimurnikan purifed protein derivative (PFD). Saat emeriksaan panggguul
beangsung, pemeriksaan sitologi dan infeksi apusan vagina dan serviks dilakukan.
Pemeriksaan darah dapat berguna untuk berbagai nkeadaan; tes untuk sifilis; HIV
untuk menguji antibdiAIDS;hitung darah lengkap; (CBC, complete blood count) serta
hemoatokrit, hemoglobi dan hitung diferensial; golongan daah dan faktor Rh; skrining
antibodi (rubella,toksoplasmosis, dan anti-Rh); aeia sel sabit; kadar asam folat jika
diindikasikan. Air kemih diperiksa unt menegtahui kadar glukosa, prptein, dan aseton.
Biakan dan tes sensitivitas juga dilakukan bila diperlukan.
a. Perkembangan janin
Pada awal kehamilan (pada usia sekita 12 minggu), sebelu, rahim menjadi
organ abdomen, denyut jantung janin dapat didengar dengan menggunakan
fetoskop aultrasound ataustetoskop ultrasound. Alat ini diletakkna digaris tengah,
tepat di di anterir garis simfisi pubis. Sewaktu mendengarkan, stetoskop perlu
ditekan. Calon ibu dan keluarganya dapat diberi kesempatan untuk mendengar
denyut jantung janin ini.
Risiko pada janin terutama berasal dari serangan toksin terhadap
perembangan organ. Abortus spontannya yang ekologinya tidak diketahui terjadi
pada kira-kira satu dari enam kahamilan.

9
2.1.2. Diagnosa Keperawatan

1. nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh [potensial] b.d morning sickness.
2. Cedera potensial bagi ibu.
3. infeksi, potensi ISK, ibu.
4. cedera, berpotensi bagi janin.
5. Pengetahuan defisit [kebutuhan belajar], kehamilan b.d peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan.
6. pola seksual, perubahan dalam b.d rasa kurang nyaman pada awal kehamilan.

2.1.3. Intervensi Keperawatan

Perawatan Kolaboratif

Walaupun tenaga kesehatan yang lain juga terlibat dalam memberikan


perawatan kesehatan prenatal kepada ibu-ibu hamil, tetapi hubungan pasien-perawat
merupakan aspek yang penting untuk menentukan intensitas interaksi selanjutnya.
Teknik mendengar disertai perhatian, sentuhan, dan kontak mata memiliki tempat
tersendiri, demikian pula dengan teknik untuk mengenali perasaan ibu dan hak ibu
untuk mengutarakan perasaannya. Untuk individu tertentu, keterlibatan dalam
kelompok kesehatan, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, tidak
memungkinkan atau bahkan tidak dapat diterima. Kadang-kadang calon ibu ini
mencari informasi tentang suatu masalah tertentu bukan untuk mendapatkan nasihat,
tetapi untuk menarik perhatian perawat terhadap dirinya.

Dalam memberikan dukungan kepada pasien, setiap orang harus menyadari


bahwa baik perawat maupun pasien turut memberi sumbangsih untuk membangun
hubungan yang baik di antara mereka. Perawat juga perlu menerima kenyataan bahwa
calon ibu harus merupakan mitra kerja yang berkeinginan menjalin hubungan yang
sifatnya benar-benar sukarela. Oleh karena itu , hubungan ini bisa berakhir setiap saat
karena ibu atau keluarganya menolak meneruskannya. Perawatan suportif meliputi
upaya mengembangkan, menguatkan, dan mengubah mekanisme yang dipakai oleh
wanita dan keluarganya untuk mengatasi stress. Usahakan untuk meningkatkan
partisipasi aktif individu dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.

Ibu dan orang-orang yang dekat dengannya merupakan elemen penting dalam
proses ini. Banyak masalah mereka berada di luar jangkauan kemampuan pekerja
professional manapun. Walaupun begitu, hal ini tidak boleh membuat perawat
mundur dalam memberi dorongan kepada wanita untuk menggunakan proses
pengambilan keputusan sebagai sarana untuk mengatasi masalah. Pada kesempatan
lain, hasil akhir yang sukses dapat mudah diperoleh. Seorang wanita, yang pada awal
kehamilannya menduga akan mengalami depresi berat setelah melahirkan,
sebaliknyaa menunjukan kegembiraan setelah melahirkan.

10
Pendidikan tentang perawatan diri

Menjaga kesehatan merupakan aspek penting perawatan prenatal. Partisipasi


pasien dalam hal ini menjamin adanya laporan dini tentang respons yang tidak
diharapkan dalam kehamilan. Tanggung jawab pasien untuk menjaga kesehatannya
terlihat dari pemahamannya tentang perubahan-perubahan maternal dalam
menghadapi pertumbuhan anak yang belum lahir dan kesiapannya untuk belajar.
Perawat sebagai pengajar, memberi pasien informasi yang diperlukan menaati
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.

Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama pemeriksaan


kesehatan pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar
aktivitas merawat diri sendiri, seperti mencegah infeksi saluran kemih dan latihan
kegel.

Mencegah infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih bisa asimplomatik. Baik simplomatik atau tidak, infeksi
saluran kemih berisiko, baik bagi ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini
sangatlah penting. Pengertian wanita dan penggunaan tindakan-tindakan hygiene
umum perlu dikaji. Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu
melakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai
berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tisu yang bersih setiap kali
membersihkannya. Membersihakan dari belakang ke depan akan membawa bakteri
dari daerah rectum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya,
gunakan tisu yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan
tidak diberi wewangian karena tisu yang kasar, diberi wewangian, atau yang
bergambar bisa menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau
pelindung celana dalam. Bakteri dapat berkembang biak pada pelapis yang kotor.
Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Wanita
sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jins ketat untuk waktu yang lama.
Panas dan kelembaban di daerah genitalian, yang terbentuk akibat penggunaan
pakaian ketat, dapat mempermudah pertumbuhan bakteri.

Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan cairan. Setelah


mengemukakan makanan pilahannya, perawat harus menganjurkan agar wanita ini
meminum 8 sampai 12 gelas cairan setiap hari. Delapan sampai 10 ons jus kranberi
juga dapat digunakan karena bahan ini lebih asam daripada cairan lain dan dapat
menurunkan pH saluran kemih, sehingga mempersulit pertumbuhan bakteri. Yogurt
dan susu asam juga bisa membantu mencegah infeksi saluran kemih atau vagina.

Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus
sering berkemih. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan
jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan
ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan membuat bakteri
di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakan di muka

11
untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan, di mana ia tidak akan dapat berkemih
untuk waktu yang lama (misalnya, naik kendaran jarak jauh). Ia harus selalu berkemih
sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan
sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kemihnya.

Latihan kegel

Latihan kegel (latihan dasar pinggul) memperkuat otot-otot di sekitar organ


reproduksi dan memperbaiki tonus otot-otot tersebut. Banyak wanita tidak mengenali
otot-otot di dasar panggul sampai-sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot-otot
yang dipakai ketika mereka berkemih dan melakukan hubungan seksual dan oleh
karena itu otot-otot ini dapat dikendalikan secara sadar. Karena otot-otot dasar
panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot-otot ini dilatih karena
otot yang terlatih dapat meregang dan berkontraksi dengan baik selama proses
kelahiran.

Untuk membantu otot-otot dasar panggul kembali ke fungsi normal, latihan


kegel harus dilatih dilakukan setelah melahirkan. Latihan kegel memperkuat otot-otot
ini dan memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini
membantu mencegah prolapse uterus dan stress inkontinensia di kemudian hari.

Pengajaran tambahan

Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan
fisik, tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alcohol, pemakaian obat-
obatan, dan hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia
didiagnosakan hamil. Ibu dapat diberi informasi yang saat itu sudah tersedia, baik
berupa catatan kecil yang sudah disiapkan sebelumnya oleh perawat atau daftar buku
tentang kehamilan yang ditulis untuk orang awam. Apabila pilihan kedua yang
diambil, perawat harus membaca buku tersebut dan memastikan bahwa informasi
yang dibutuhkan tercantum dalam buku tersebut.

Nutrisi adalah faktor penting untuk mempertahankan kesehatan ibu selama


hamil dan memberikan cukup nutrien untuk perkembangan embrio/janin. Mengkaji
status nutrisi dan menyediakan informasi tentang nutrisi atau rujukan ke ahli gizi
merupakan bagian dari tanggung jawab perawat dalam pemeriksaan prenatal.

Jadwal perawatan

Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal
kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu
empat minggu sampai usia kandungannya mencapai 2 minggu, kemudian setiap dua
minggu sampai minggu ke-36 dan sejak minggu ke-37 sampai melahirkan jadwal
kunjungan menjadi setiap minggu. Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin

12
diperlukan kunjungan yang lebih kerap. Kunjungan prenatal pertama biasanya
memakan waktu lama. Beri tahukan ibu ini apa saja yang akan dilakukan pada
kunjungan berikutnya.

Tanda komplikasi potensial

Satu dari berbagai tanggung jawab utama pekerja yang terlibat dalam
perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi
menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Ibu hamil harus mengetahui cara
melaporkan tanda-tanda bahaya seperti itu. Apabila seseorang bergelut dengan satu
gejala yang terus mengganggu, akan sulit baginya untuk mengingat tindakan-tindakan
yang perlu dilakukan. Karena itu ibu hamil dan keluarganya akan merasa lebih tenang,
bila mereka diberi daftar tanda dan gejala tertulis yang juga mencantumkan nomor
telepon yang bisa dihubungi bila berada dalam kondisi kedaruratan.

Rasa tidak nyaman pada masa hamil

Ibu yang hamil untuk pertama kali dihadapkan pada gejala-gejala yang
dianggap abnormal dalam keadaan tidak hamil. Banyak pertanyaan dalam perawatan
prenatal, yang dilontarkan oleh ibu-ibu ini, merupakan upaya untuk meminta
penjelasan penyebab rasa tidak nyaman dan tindakan yang dapat mereka lakukan
untuk mengurangi gejala-gejala tersebut. Rasa tidak nyaman ini biasanya berbeda-
beda pada setiap trimester kehamilan. Informasi tentang fisiologi, pencegahan, dan
pengobatan rasa tidak nyaman yang dialami selama trimester pertama.

Perawat dapat mengantisipasi gejala-gejala ini dan memberi pedoman


antisipasi untuk ibu hamil. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa
tidak nyaman akibat kehamilan cenderung tidak terlalu khawatir akan kondisi
kesehatannya. Pemahan tentang rasional pengobatan akan membuat para ibu ini
berpartisipasi dalam perawat diri mereka sendiri. Perawat harus memakai istilah yang
dipahami oleh ibu hamil atau pasangannya.

Pekerjaan

Pemeriksaan yang berkesinambungan selama masa prenatal sangatlah penting


untuk menentukan apakah bekerja menimbulkan stress atau rasa letih. Dengan
rekomendasi dari tenaga kesehatan, ibu hamil dapat dipindahkan untuk bekerja
dibagian lain. Beberapa wanita tidak lagi merasa senang bekerja setelah memasuki
trimester kedua mereka menjadi semakin tertutup. Respons semacam ini bisa menjadi
sesuatu yang sulit diterima terutama oleh wanita yang sebelum hamil selalu tampil
mandiri dan merasa yakin akan kemampuannya.

Aktivitas yang bergantung kepada keseimbangan yang baik harus dikurangi,


terutama pada pertengahan kedua kehamilan. Pada umumnya, rasa letih berlebihan
menjadi faktor penentu bagi ibu hamil untuk berhenti bekerja. Ibu hamil yang tidak

13
banyak bergerak dalam bekerja, harus berusaha untuk lebih sering berjalan di sekitar
tempat kerjanya dan upayakan untuk tidak duduk atau berdiri selama waktu yang
lama. Aktivitas diperlukan untuk mengatasi rasa malas yang biasa muncul, sirkulasi
dependen yang berpotensial menimbulkan varises dan tromboflebitis. Kursi untuk ibu
hamil harus cukup menopang punggung. Tempat pijakan kaki dapat membantu ibu
meredakan tekanan pada vena, sehingga menurunkan tegangan pada varises, dan
meminimalkan pembengkakan kaki. Pada jam isirahat kerja, ibu hamil sebaiknya
berbaring miring. Para pemimpin perusahan dianjurkan menyediakan suatu ruangan,
tempat ibu hamil dapat membaringkan tubuhnya. Standar perawatan maternitas dan
peraturan di tempat kerja bagi wanita pekerja yang memiliki anak dikeluarkan oleh
the united states children’s bereau dalam upaya memperhatikan kebutuhan ibu hamil.

Perawat dapat memberi setiap wanita nasihat untuk mempertimbangkan efek


yang mungkin timbul akibat bekerja pada masa pascanatal, baik bagi ibu itu sendiri
maupun bagi bayinya. Apabila memungkinkan, usahakan untuk bekerja dengan jam
kerja dan jadwal kerja yang fleksibel, sehingga ibu dapat untuk menyusui bayinya.
Wanita yang merencanakan untuk kembali bekerja setelah melahirkan akan sangat
menghargai informasi tentang tempat penitipan bayi.

Bepergian

Apabila bepergian jauh, jadwalkan waktu untuk melakukan gerakan bebas dan
beristirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat melakukan latihan napas dalam, memutar-
mutar kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan melemaskan otot di bagian
tubuh yang berlainan. Hindari keletihan.

Walaupun perjalanan itu sendiri bukanlah penyebab abortus atau persalinan


premature, tetap direkomendasikan tindakan kewaspadaan tertentu. Ibu hamil yang
tidak menggunakan sabuk pengaman di dalam kendaran merisikokan keselamatan
bayi dan dirinya sendiri. Kematian ibu akibat cedera merupakan penyebab palingan
umum kematian janin (Crosby, 1983). Penyebab umum kedua ialah separasi plasenta.
Kontur tubuh berubah akibat kekuatan benturan. Rahim sebagai organ berotot dapat
beradaptasi untuk menyesuaikan bentuk tubuh.

Aktivitas fisik

Banyak wanita melakukan latihan fisik secara teratur selama tidak hamil.
Mereka takut kehilangan fisik yang fit selama periode mereka terpaksa mengurangi
kegiatan selama hamil(Culprepper,1990;Mettelmark,1991) wanita yang biasanya
tidak berolahraga harus memulai kegiatan fisik yang intensitasnya rendah dan
meningkatkan aktivitas secara bertahap (Fishbein dan Phillips,1990), sejumlah
peneliti merekomendasikan latihan moderat selama masa
hamil(Culpepper,1990;Mittelmark,1991). Akan tetapi, aktivitas, yang dilkukan terus-
menerus sampai ibu hamil menjadi terlalu lelah atau atau letih membuat perpusi darah
ke rahim berkurang dan pemberian oksigen ke fetoplasental juga menurun. Apabila

14
wanita tersebut sudah biasa melalakukan jogging, ia boleh melakukannya terus,tetapi
usahakan supaya tidak melewati batas. Stress panas juga dapat membahayakan
janin.Stress panas juga dapat membahayakan janin. Disamping itu, dengan
bertambahnya usia kehamilan, titik berat ibu hamil akan berubah, dukungan tulang
panggul melemah, koordinasi biasanya menurun, dan ia akan merasa tidak nyaman.
Kelelahan pada jaringan penyambung meningkatkan risiko cedera pada sendi.
Oleh karna itu, gerakan meregang tidak dapat dilakukan sampai titik
maksimum kemampuan. Gerakan fleksi dan ekstensi yang berlebihan harus di hindari.
Setiap. Aktivitas, seperti melompat, berputar atau mengubah arah gerakan secara
mendadak, merupakan kontra-indikasi karena persendian tidak stabil
(Fishbein,Philips, 1990) rasa tidak nyaman dapat menyebabkan ibu hamil kehilangan
keseimbangan dan jatuh, sehingga melukai dirinya sendiri.

Latihan fisik, diajarkan, baik di kelas prenatal atau oleh perawat di klinik, atau
balai kesehatan. Latihan yang menimbulkan rasa nyaman akan membantu
menyiapkan ibu hamil menghadapi persalinan.

Kesehatan gigi

Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat penting. Rasa
mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan higiene mulut dan karies
gigi dapat timbul. Tidak ada perubahan fisiologis selama masa hamil, yang dapat
menimbulkan karies gigi. Kalsium dan fosfor di dalam gigi menetap di email. Tidak
ada bukti ilmiah yang menunjang pendapat bahwa menambal gigi atau mencabut gigi
dengan mengunakan anastesi lokal atau oksida-oksigen yang mengandung nitrogen
dapat mengakibatkan abortus atau kelahiran prematur.

Obat-obatan

Walaupun selama tahun-tahun terakhir banyak penelitian tentang keracunan obat pada
janin (Appendikse) dilakukan masih banyak obat minum belum diketahui, baik itu
obat yang dijual bebas atau obat yang membutuhkan resep dokter. Hal ini terutama
untuk obat baru dan obat kombinasi. Selain itu, kesalahan subklinis tertentu atau
defiensi pada metabolisme intermediat pada janin bisa mengubah obat yang
sebenarnya tidak berbahaya menjadi obat yang berbahaya. Bahaya terbesar, yang
menyebabkan defek pada perkembangan janin akibat penggunaan obat-obatan,dapat
muncul sejak fertilisasi sampai sepanjang trimester pertama. Upaya mengobati diri
sendiri sebaiknya tidak dilakukan. Semua obat, termasuk aspirin, harus dibatasi dan
setiap obat yang digunakan harus dicatat dengan teliti (Dicke, 1989).

Imunisasi
Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik imunisasi selama
masa hamil (Barry, Bia, 1989; Cunningham et al, 1993). Imunisasi menggunakan
virus hidup yang dilemahkan dikondisikan selama kehamilan karena berpotensi
teratogenik. Vaksin menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan.
Vaksin virus hidup mencakup vaksin campak (rubeola dan rubella) (burgess,1990)

15
dan vaksin gondong. Ada beberapa wanita membutuhkan imunisasi terhadap
influenza. Untuk proteksi segera setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio yang
dimatikan. Imunisasi terhadap kolera, tifoid, dan poliomielitis diperlukan bila ibu
hamil harus mengadakan perjalanan ke daerah endernik. Toksoid tetanus atau imun
globulin varisela boleh diberikan bila perlu.

Alkohol, Asap Rokok, dan Substansi lain


Sampai saat ini belum ada standar penggunaan alkohol yang aman untuk ibu
hamil. Walaupun minum alkohol sesekali tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun
perkembagan embrio atau janinnya, sangat dianjurkan untuk tidak minum alkohol
sama sekali. Ketergantungan alkohol pada ibu hamil dikaitkan dengan tingginya
angka abortus spontan. Risiko abortus spontan berbanding lurus dengan dosis
pemakaian alkohol (tiga gelas alkohol atau lebih dalam sehari) pada trimester pertama
(Cook, dkk, 1990).
Merokok atau terus-menerus menghirup asap rokok orang lain (walaupun ibu
itu sendiri tidak merokok) dikaitkan dengan retardasi pertumbuhan janin dan
peningkatan mortalitas dan morbiditas bayi dan perinatal. Merokok juga
meningkatkan frekuensi persalinan prematur, ketuban pecah dini, abropsioplasenta,
plasenta previa, dan kematian janin (McDonal, Armstrong, Sloan, 1992). Penelitian
laboratorium mengindikasikan kadar PO2 yang rendah, baik pada ibu maupun pada
janin, selama ia terpapar rokok. Merokok juga bisa menyebabkan jumlah air susu
menurun selama masa menyusui dan bahan-bahan berbahaya dapat ditransfer ke bayi
memalui air susu.
Apabila ibu hamil adalah seorang perokok, perawat perlu membahas metode
yang dapat dipilih untuk membantunya menghentikan kebiasaannya. Apabila ibu
memilih untuk tetap merokok, perawat bisa menawarkan cara untuk menurunkan
jumlah rokok yang diisap (Ershoff, dkk., 1989).
Kebanyakan penelitian tidak melaporkan adanya hubungan penggunaan kafein
dengan cacat pada bayi atau berat badan rendah (Leviton, 1988; Cunningham, dkk.,
1993). Efek lain tidak diketahui. Karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk membatasi
pemakaian kafein.
Setiap zat, yang mengubah kejiwaan merusak janin dan tidak boleh digunakan.
Mariyuana, heroin, dan kokain (Peters, Theorell, 1991). Adalah contoh zat yang
sangat populer.

Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu evolusi alami gaya hidup kontemporer yang
berorientasi pada upaya menciptakan kesejahteraan. Upaya ini adalah suata alat yang
orang tua dapat gunakan untuk menelusuri pilihan dalam melahirkan anak dan pilihan
yang terpenting bagi diri mereka. Banyak orangtua terlebih dahulu menetapkan
pilihan dengan memilih jenis pelayanan kesehatan yang akan mereka gunakan dan
tempat untuk melahirkan (rumah sakit, termasuk semua pilihan yang ditawarkan oleh
rumah sakit itu atau rumah rumah bersalin yang tidak terikat dengan suatu rumah
sakit). Beberapa ibu hamil menulis daftar pelayanan tenaga kesehatan setelah mereka

16
mewawancarai dan mengunjungi fasilitas bersalin yang ada. Beberapa wanita lain
tidak memberi waktu khusus untuk memikirkan kehamilan, proses bersalin dan
melahirkan, pemulihan dan masa awal menjadi orangtua. Para ibu ini mungkin
memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan. Setelah mendapat kepastian
tentang kehamilan, pasangan calon orangtua ini biasanya akan memusatkan pikiran
pada realitas keadaan dan respon emosi yang ada. Akan tetapi, adalah baik bagi
perawat untuk memulai suatu diskusi tentang rencana persalinan pada saat klien
melakukan kunjungan pertama dan kedua. Beberapa klinik maternitas memiliki brosur
yang menjelaskan pilihan pelayanan yang tersedia dan jawaban pertanyaan yang
sering diajukan. Selain itu, perjalanan mengunjungi tempat-tempat bersalin juga
ditawarkan oleh kebanyakan fasilitas yang menyediakan pelayanan perinatal.
Harapan pasien harus sejalan dengan kemampuan yang ada. Perawat dapat
menyediakan informasi bagi pasanagn calon orangtua agar mereka dapat mengambil
keputusan berdasarkan pengetahuan mereka, menyadarkan mereka tentang berbagai
pilihan yang ada serta keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan tersebut.
Perawat harus mengkaji kesiapan pasien untuk mempelajari apa yang diberikan.
Beberapa tenaga kesehatan memberi daftar rencana persalinan. Daftar tertulis ini
dapat dipakai sebagai sarana untuk memulai diskusi agar pasangan tersebut mulai
berfikir, berdiskusi, dan menentukan apa yang menjadi kepentingan pribadi mereka.
Topik untuk diskusi dan pengambilan keputusan bisa meliputi semua ayau
sebagian hal berikut :
 Partisipasi pasangan. Menghadiri kunjungan prenatal ? kelas pendidikan
orangtua ? hadir selama persalinan ? selama operasi sesaria ?
 Tempat melahirkan. Ruang bersalin (delivery room) di rumah sakit atau pusat
melahirkan (birthing center) (jika tersedia) ? pusat persalinan ?
Keterangan : (pusat persalinan (birth center) biasanya merupakan tempat
melahirkan dan biasanya hanya melayani kasus persalinan normal. Ruang
bersalin tampak seperti kamar tidur atau hotel tanpa banyak dilengkapi peralatan
kedokteran yang menakutkan, sehingga persalinan ditempat ini lebih alami).
 Penatalaksanaan persalinan. Apakah anda suka berjalan-jalan selama masa
persalinan ? menggukan kursi goyang ? mandi dibawah pancuran ? jacuzzi
(melahirkan sambil didalam bak, tersedia di banyak ruang LDRP [bersalin,
melahirkan, pemulihan dan pasca partum]) persiapan perineum atau enema (jika
masih dilakukan secara rutin di tempat tersebut) ? pertimbangkan pantauan
denyut jantung janin dengan alat elektronik. Pertimbangkan stimulasi
persalinan. Pertimbangkan pengobatan apa jenisnya ? apakah klien tertarik
mendengarkan musik atau pencahayaan temaram ? anak-anak yang lebih besar
atau orang lain juga hadir ?
 Kelahiran. Apakah anda sudah memikirkan berbagai posisi melahirkan
berbaring miring, litotomi, jongkok, berlutut ? atau memakai tempat tidur
bersalin ? atau meja bersalin ? apakah anda akan mengabadikan peristiwa ini
baik dengan foto atau video ? siapa saja yang anda perbolehkan masuk ke dalam
ruang pasangan anda, saudara yang lebih tua, anggota keluarga lain, teman ? apa

17
perasaan anda tentang forsep, epsiotomi ? apakah pasangan anda mau
memotong tali pusat ?

Topik lain yang relevan mungkin lebih baik disajikan pada trimester kedua.

Rencana persalinan ini juga dapat berfungsi sebagai alat membuka komunikasi
antara ibu hamil dan pasangannya dan antara mereka dan tenaga kesehatan.
Perkenalan dini tentang ide dan rencana persalinan membuat pasangan tersebut
memiliki waktu yang lebih panjang untuk memikirkan peristiwa-peristiwa tersebut,
sehingga pengalaman mendapatkan anak ini menjadi suatu pengalaman yang sangat
berarti bagi mereka juga memikirkan hal-hal yang tidak mereka sukai. Interaksi
antara perawat dan pasien tentang rencana persalinan harus terjadi dalam suasana
yang menyenangkan dimana ibu hamil dapat melihat diri mereka sendiri sebagai
suatu makhluk yang unik, tetapi normal.

Konseling Seksual Selama Masa Hamil


Konseling seksual meliputi penjelasan tentang informasi yang salah di dalam
masyarakat, memberi rasa tenang dan perasaan bahwa semua ini adalah kejadian yang
normal, dan menganjurkan perilaku alternatif. Keunikan setiap pasangan harus
dihargai dalam kerangka kerja biopsikososial.
Memberi konseling kepada pasangan tentang penyesuaian seksual selama
masa hamil menuntut perawat untuk mawas diri dan memahami respons fisik, sosial,
dan emosi terhadap seks selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993). Tidak
semua perawat maternitas merasa nyaman untuk membahas masalah seksual uang
ingin diketahui pasien. Perawat yang menyadari kekuatan dan keterbatasan pribadinya
tentang masalah seksual akan lebih mudah menentukan saat ia harus merujuk pasien.
Sejumlah besar pasien hanya memerlukan persetujuan untuk melakukan
tindakan seksual selama masa hamil. Banyak klien lain memerlukan informasi tentang
perubahan psikologis yang timbul selama masa hamil. Memberi persetujuan dan
menyediakan informasi merupakan ruang lingkup perawat maternitas dan harus
menjadi komponen integral dalam memberikan pelayanan kesehatan (pendekatan
pengajaran).
Beberapa pasangan harus dirujuk, baik ke ahli terapi seks atau terapi keluarga.
Pasangan yang sejak lama memiliki masalah disfungsi seksual, dan menjadi semakin
berat karena hamil, harus dirujuk ke ahli terapi seks. Apabila masalah seksual
merupakan suatu gejala dari masalah interaksi yang lebih serius, pasangan ini akan
terbantu jika pergi ke ahli terapi keluarga.
Pasangan akan merasa lega ketika mempelajari bahwa ketakutan dan
kecemasan mereka tidak membuat mereka “aneh” atau “sinting”. Adalah penting bagi
konselor untuk memandang seksualitas dari aspek yang lebih luas. Berciuman,
berpelukan, saling memijat,bermain dengan bagian sensitif, dan tindakan yang lembut
dan sensitif adalah bentuk-bentuk normal ekspresi seksual dan tanda kasih sayang.
Setiap tindakan ini adalah tidakan yang menyenangkan dan tidak selalu menjadi
tindakan awal yang berlanjut ke hubungan seksual. Apabila satu pasangan tidak boleh
melakukan atau memilih untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan penis-

18
vagina, maka tuntutan mereka untuk berintimasi dan bersatu dapat diekspresikan
dengan berbagai cara lain.
Sampai saat ini riset belum membuktikan dengan pasti bahwa koitus dan
orgasme dikontraindikasikan selama masa hamil untuk wanita yang sehat secara
medis dan memiliki kondisi obstetri yang prima (Enkin,1989; Scott, dkk, 1990;
Cunningham dkk, 1993). Akan tetapi riwayat abortus spontan atau ancaman abortus
lebih dari satu kali, keguguran yang nyaris terjadi pada trimester kedua, atau ketuban
pecah dini, perdarahan atau sakit perut pada kehamilan trimester ketiga merupakan
peringatan untuk tidak melakukan koitus dan orgasme (Rynerson, Lowdermilk, 1993).
Masturbasi bersama atau sendirian dan hubungan seksual oral-genital bisa
dipakai sebagai alternatif hubungan seksual penis-vagina. Pria yang menikmati
kunilingus (stimulasi oral genetalia wanita) bisa kehilangan gairahnya ketika
mendapati bahwa sekret vagina bertambah dan mengeluarkan bau berlebihan selama
masa hamil. Pasangan yang melakukan kunilingus harus berhati-hati untuk tidak
meniupkan udara ke dalam vagina, terutama selama beberapa minggu terakhir
kehamilan. Ada beberapa laporan kasus tentang kematian ibu dan kasus-kasus yang
hampir fatal akibat emboli udara yang disebabkan meniupkan udara kedalam vagina
(Bernhardt, dkk, 1988). Apabila serviks sedikit terbuka (karena sudah mendekati
aterm) ada kemungkinan udara akan terdesak di antara ketuban dan dinding rahim.
Udara kemungkinan bisa memasuki danau plasenta, dengan demikian ada
kemungkinan udara memasuki jaringan vaskular maternal.
Gambar yang menunjukkan berbagai variasi posisi sanggama sering
membantu. Posisi wanita di atas, sisi dengan sisi, dan memasukkan dari bawah adalah
posisi alternatif yang dapat menggantikan posisi pria di atas. Posisi wanita diatas
membuatnya dapat mengatur sudut dan kedalaman penetrasi penis serta melindungi
perut dan payudaranya. Posisi sisi dengan sisi adalah posisi pilihan terutama pada
trimester ketiga karena posisi ini mengurangi energi dan tekanan pada perut yang
hamil. (untuk posisi lain,pembaca dirujuk untuk membaca buku karya Rynerson,
Lowdermilk, 1993).
Wanita multipara melaporkan nyeri tekan berat di payudara pada trimester
pertama. Posisi koitus yang menghindari tekanan langsung pada payudara wanita dan
mengurangi tindakan merangsang pasangan pada payudara sangat di anjurkan untuk
keadaan ini. Ibu hamil ini juga harus diberi tahu bahwa keadaan normal dan bersifat
sementara. Ibu menyusui dapat mengeluarkan air susu tanpa dapat dikendalikan saat
berespons terhadap suatu stimulasi seksual. Pasangan yang sudah diberi tahu
sebelumnya akan menjadi siap jika hal ini terjadi.
The National Family Planning and Reproductive Health Association,
Washington, DC menyatakan bahwa untuk beberapa wanita, pemakaian kondom
harus dilanjutkan sepanjang masa kehamilan. Tujuannya ialah mencegah penularan
penyakit menular seksual (misalnya, virus herpes simpleks [HSV], gonore, acquired
immunodeficiency syndrome [AIDS]). (Gold smith. 1989).

19
Variasi budaya dalam perawatan prenatal
Sebagaimana kita ketahui,perawatan prenatal adalah suatu fenomena dalam
pengobatan di Barat. Model perawatan biomedis Barat menganjurkan wanita hamil
mencari perawatan prenatal sedini mungkin. Kunjungan biasanya dilakukan rutin dan
mengikuti suatu rangkaian yang sistematis, yakni kunjungan pertama diikuti bulanan
dan kemudian kunjungan mingguan. Pemantauan berat dan tekanan darah, pengujian
darah dan urine, penyuluhan informasi spesifik tentang diet, istirahat, dan aktivitas,
serta persiapan menghadapi kelahiran anak adalah komponen-komponen umum
perawatan prenatal.
Model ini bukan saja tidak familier, tetapi secara umum tampak aneh bagi
banyak kelompok (Lee, 1989; Kulig, 1990; Green, 1990). Banyak variasi budaya
dalam perawatan prenatal. Bahkan walaupun perawatan prenatal yang diuraikan
familier, beberapa praktik dapat bertentangan dengan praktik dan keyakinan suatu
kelompok sub-budaya. Karena hal ini dan faktor-faktor lain, seperti kurang biaya,
transportasi tidak adekuat, dna komunikasi buruk di antara para pemberi perawatan
kesehatan, banyak kelompok tidak berpartisipasi dalam sistem perawatan prenatal
(Lazarus, Philipson, 1990; Leatherman, Blackburn, Davidhizar, 1990; Scupholme,
Robertson, Kamons, 1991). Perilaku mereka bisa disalahinterpretasikan oleh perawat
sebagai tidak peduli, malas,atau acuh.
Masalah kesopanan juga merupakan penghambat perawatan prenatal pada
banyak orang. Pajanan bagian tubuh seseorang, khususnya pada pria, dapat
merupakan suatu masalah kesopanan. Oleh karena itu, banyak wanita lebih memilih
pemberian perawatan wanita dari pada pria. Kebanyakan wanita menghargai dan
menghormati upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kesopanan.
Walaupun kehamilan dianggap normal oleh banyak orang, semua budaya
mengharapkan wanita melakukan praktik tertentu untuk memastikan hasil yang baik.
Prescription menetapkan hal-hal yang dapat dilakukan wanita dan proscription
menetapkan hal yang tabu. Tujuan praktik ini ialah mencegah penyakit maternal
akibat ketidakseimbangan yang diinduksi-kehamilan dan melindungi janin yang
rentan. Prescription dan proscription berhubungan dengan respons emosional, cara
berpakaian, aktivitas dan istirahat, aktivitas seksual, serta praktik diet.

Respons Emosional
Sebenarnya semua budaya menekankan pentingnya lingkungan sosial yang
harmonis dan ramah. Kunjungan anggota keluarga jauh mungkin diperlukan untuk
menunjukkan kelangsungan hubungan yang menyenangkan dan tidak-kontroversi.
Apabila ada perbedaan dalam hubungan antar anggota keluarga, ini biasanya diatasi
dengan cara-cara yang ditetapkan budaya.
Kepercayaan takhayul (mitative magic) berfungsi sebagai larangan tambahan
terhadap larangan makanan. Orang meksiko menasihatkan ibu hamil untuk tidak
menyaksikan gerhana bulan karena mereka yakin hal itu akan menyebabkan celah
palatum pada bayi. (Snow, 1974) mencatat bahwa di antara beberapa keturunan
Afrika-Amerika, ada kepercayaan bahwa ibu hamil tidak boleh mengejek orang yang
cacat karena di khawatir bayinya akan lahir dengan cacat yang sama. Seorang ibu

20
sebaiknya tidak membenci seseorang karena di khawatirkan anaknya akan
menyerupai orang tersebut. Perbaikan gigi sebaiknya tidak dilakukan selama hamil
karena hal itu dapat menyebabkan memiliki bibir sumbing. Carrington (1978)
menguraikan keyakinan yang dipercaya rakyat dalam banyak kebudayaan, yang
meliputi larangan mengangkat tangan di atas kepala orang lain dan larangan membuat
simpul tali supaya tali pusat tidak melilit leher bayi dan membentuk ikatan.

Pakaian
Walaupun kebanyakan kelompok budaya tidak menetapkan penggunaan pakaian
tertentu selama hamil, banyak individu diharapkan berpakaian sopan (Clark. 1970;
Meleis, Sorrell, 1981). Orang-orang yang berbahasa spanyol di Barat Daya memasang
sebuah tali di bawah dada dan diikatkan di umbilikus. Tali yang disebut muneco ini,
dianggap dapat mencegah morning sickness dan menjamin keselamatan saat
melahirkan (Brown, 1976). Jimat, medali, dan tasbih dikenakan untuk menjauhkan
roh jahat.

Aktivitas Fisik dan Istirahat

Norma-norma yang mengatur aktivitas fisik ibu hamil sangat bervariasi. Banyak
kelompok (Carrington, 1978; Horn, 1982; Lee, 1989) menganjurkan ibu untuk aktif,
berjalan, dan terlihat dalam aktivitas-aktivatas normal, tetapi tidak melelahkan untuk
memastikan bayi yang dikandung sehat dan tidak terlalu besar. Di lain pihak, wanita
filipina diperingatkan bahwa setiap aktivitas berbahaya, sebaiknya orang lain yang
yang melakukan pekerjaan tersebut secara sukarela (Affonso, 1978; Stern, 1981).
Orang-orang filipina percaya bahwa dengan tidak melakukan aktivitas, ibu dan bayi
terlindungi. Ibu dianjurkan hanya untuk menghasilkan generasi selanjutnya. Pemberi
perawatan kesehatan dapat keliru dalam menginterpretasikan perilaku ini sebagai
suatu kemalasan atau tidak patuh terhadap program kesehatan yang diharapkan dalam
perawatan pranatal. Sekali lagi, penting bagi perawat untuk menentukan arti aktivitas
dan istirahat bagi setiap kelompok budaya.

Diagnosa keperawatan:

1. nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh [potensial] b.d morning sickness.
2. Cedera potensial bagi ibu.
3. infeksi, potensi ISK, ibu.
4. cedera, berpotensi bagi janin.
5. Pengetahuan defisit [kebutuhan belajar], kehamilan b.d peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan.
6. pola seksual, perubahan dalam b.d rasa kurang nyaman pada awal kehamilan.

21
No. Tujuan Intervensi Rasional
DX
1. Setelah dilakukan Independen
tindakan keperawatan 1.Nilai kecukupan kebiasaan gizi Kehamilan janin / ibu
1x24 jam klien akan: masa lalu / masa lalu dengan bergantung pada nutrisi ibu
: klien menjelaskan menggunakan recall 24 jam. catat selama kehamilan dan juga dua
komponen diet prenatal kondisi rambut, kuku, kulit. tahun sebelum kehamilan.
yang seimbang, malnutrisi maternal dapat
memberi sumber menyebabkan berkurangnya sel
makanan vitamin, otak pada janin dan kelambatan
mineral, protein, dan zat perkembangan pada masa bayi.
besi. Klien mengikuti
diet yang
direkomendasikan dan 2.Dapatkan riwayat kesehatan; Remaja mungkin rentan
memberi suplemen zat catatan usia (kurang dari 17 tahun, terhadap kekurangan gizi /
besi / vitamin sesuai lebih dari 35 tahun). anemia, sementara klien yang
resep. lebih tua mungkin rentan
terhadap obesitas / diabetes
gestasional. (lihat CPs: remaja
hamil; diabetes melitus
prenatal).

3.Nilai tingkat pengetahuan Menentukan kebutuhan belajar


kebutuhan makanan. apa yang mungkin ada dan
meningkatkan kemungkinan
bahwa klien akan memilih diet
yang seimbang.

4.Berikan informasi lisan / tertulis Bahan referensi bisa ditinjau


yang sesuai tentang diet prenatal, ulang di rumah. tambahan 800
suplemen vitamin / zat besi mg zat besi diperlukan selama
harian. kehamilan untuk
mengembangkan jaringan ibu /
janin dan penyimpanan janin.
(catatan: zat besi dapat
dikontraindikasikan pada klien
dengan anemia sel sabit karena
kemungkinan kelebihan zat
besi).

5.Nilai motivasi / sikap. Jika klien tidak termotivasi


untuk memperbaiki pola
makan, intervensi lain mungkin
ditunjukkan.

6. Munculkan keyakinan Dapat mempengaruhi motivasi


mengenai diet dan tabu yang mengikuti rekomendasi dari
direproduksi secara budaya penyedia layanan kesehatan.
selama kehamilan. mengacu pada Sebagai contoh, beberapa
program makanan wanita, bayi, budaya menolak zat besi,
dan anak-anak (WIC) jika klien percaya bahwa itu mengeras
memenuhi kriteria. tulang ibu dan membuat
pengiriman menjadi sulit.
Program makanan vegan
tambahan membantu

22
meningkatkan gizi ibu / janin
yang optimal.

7. Perhatikan kehadiran pica. Konsumsi zat non-makanan


menilai pilihan zat bukan dalam kehamilan dapat
makanan dan tingkat motivasi didasarkan pada kebutuhan
untuk memakannya. psikologis. fenomena budaya,
respons terhadap kelaparan,
dan / atau respons tubuh
terhadap kebutuhan nutrisi
(mis., mengunyah es dapat
mengindikasikan anemia).

8.Timbang klien; memastikan Penambahan berat badan yang


berat badan normal. Memberikan tidak memadai dan / atau di
informasi tentang kenaikan berat bawah normal kehamilan
badan yang normal. kehamilan meningkatkan risiko
retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin
dan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah.

9.Nilai frekuensi dan tingkat Mual atau muntah trimester


keparahan mual / muntah. pertama dapat berdampak
Hitunglah muntah-muntah yang negatif terhadap status gizi
menyerang (hiperemesis prenatal, terutama pada periode
gravidarum). (lihat CP: klien kritis dalam perkembangan
berisiko tinggi, ND: nutrisi, janin.
perubahan, kurang / lebih dari
kebutuhan tubuh [potensial]).

10. monitor kadar hemoglobin. Menilai anemia dan


mengurangi kapasitas pembawa
oksigen.

11. Uji urine untuk aseton, Menetapkan baseline dan


albumin, glukosa. dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi potensi situasi
berisiko tinggi seperti konsumsi
karbohidrat yang tidak adekuat,
diabetes, hipertensi yang
diinduksi kehamilan (PIH), dan
diabetes gestasional, yang
biasanya tidak terjadi sampai
trimester kedua atau ketiga.
Kolaborasi
1. Buat referrais yang diperlukan Klien mungkin memerlukan
seperti yang ditunjukkan bantuan tambahan dengan
(misalnya, ahli gizi, layanan pilihan nutrisi: mungkin
sosial). memiliki kendala anggaran /
keuangan.

2. Setelah dilakukan Independen


tindakan keperawatan 1.Instruksikan klien untuk Deteksi dini komplikasi yang
1x24 jam klien akan: mengamati dan melaporkan akan datang seperti kehamilan

23
komplikasi perdarahan adanya perdarahan vagina, nyeri ektopik penting untuk
dicegah / diminimalkan. perut akut. penanganan segera.

2.Berikan informasi tentang Ferrous sulfate dan asam folat


kebutuhan akan ferrous sulfate, membantu menjaga kadar
asam folat. hemoglobin normal. Defisiensi
asam folat berkontribusi
terhadap anemia megaloblastik,
kemungkinan abruptio plasenta,
aborsi, dan malformasi janin.
(catatan: zat besi dapat
dikontraindikasikan dengan
adanya anemia sel sabit karena
kemungkinan kelebihan beban,
namun klien memerlukan
peningkatan asam folat selama
/ setelah krisis).

3. Faktor pendukung / Independen


penyumbang data: pada 1. Berikan informasi tentang Infeksi maternal mungkin tidak
trimester pertama, tanda / gejala. stres perlu serius, namun bisa berimplikasi
uterus yang membesar melaporkan tanda-tanda infeksi ke serius pada janin.
memberi tekanan pada penyedia layanan kesehatan, dan
kandung kemih, untuk menghindari pengobatan
menghasilkan frekuensi sendiri sampai setelah
kencing. tingkat pemberitahuan tersebut dilakukan.
penyaringan glomerulus
yang meningkat (GFR),
mungkin karena 2.Berikan informasi tentang Membantu mencegah
peningkatan kadar tindakan kebersihan lainnya, kontaminan E.coli dubur agar
laktogen plasenta termasuk menyeka vulva dari tidak sampai ke vagina. dapat
manusia (HPL) dan depan ke belakang setelah membantu mencegah penularan
peningkatan tingkat kencing dan buang air kecil saat PMS, terutama
reaktan tabung ginjal, bersenggama. CMV(Cytomegalovirus) dan
tempat menuntut pada nongonococal urethri (NGU).
sistem saluran kemih,
sementara efek 3.Tinjau perubahan fisiologis Menginformasikan klien
vasodilatasi progesteron yang mengakibatkan frekuensi terhadap penyebab gejala
pada ureter kencing. fisiologis mengurangi /
menghasilkan stasis, menghilangkan kecemasan.
meningkatkan risiko
dari UTI. 4.Dorong klien untuk minum 6 Membantu mencegah stasis di
sampai 8 gelas cairan setiap hari. saluran kemih, mengasamkan
Hasil klien secara umum diskusikan peran residu asam urin, dan dapat membantu
: infeksi diminimalkan / dalam makanan, penambahan jus mencegah ISK.
dicegah. cranberry / orange.

5.Dorong latihan latihan kegel Meningkatkan dukungan pada


(pengencangan perineum) organ pelvis dengan
sepanjang hari. memperkuat dan meningkatkan
elastisitas otot pubococcygeal;
memberikan lebih banyak
kendali atas buang air kecil.

6.Dorong penggunaan pakaian Statik urin dan glikosuria dapat

24
dalam katun dan penghindaran menjadi predisposisi klien
mandi jika klien memiliki riwayat prenatal terhadap ISK, terutama
ISK yang positif. jika riwayat meliputi masalah
saluran kemih / ginjal. Faktor
penyumbang seperti kain
buatan manusia dan duduk di
air mandi bisa menambah
potensi terkena infeksi.

Kolaborasi
1.Dapatkan urine rutin untuk Urine basa predisposisi klien
pemeriksaan mikroskopik, pH, terhadap kemungkinan infeksi
kehadiran sel darah putih, dan proteus vulgaris. sebanyak 2
budaya / sensitivitas, seperti yang sampai 10 persen wanita hamil
ditunjukkan. melaporkan jumlah memiliki bakteriuria
koloni lebih besar dari 100.000 asimtomatik (jumlah koloni
per ml. lebih besar dari 100.000 per
ml), yang meningkatkan risiko
pecahnya membran prematur
(PROM), persalinan prematur,
dan korioamnionitis.

4. Faktor pendukung data / Independen


kontribusi : 1.Nilai riwayat kesehatan / Mengidentifikasi faktor risiko
kesejahteraan janin obstetris untuk faktor risiko tinggi fisik dan psikologi. menetapkan
berhubungan langsung (misalnya, gaya hidup, ketinggian, basis data
dengan kesejahteraan budaya, penggunaan obat-obatan,
ibu, terutama selama potensi teratogen seperti alkohol
trimester pertama, atau pemberitahuan, atau paparan
ketika mengembangkan terhadap PMS).
sistem organ paling
rentan terhadap cedera 2. Nilai kemungkinan situasi Klien yang berisiko mengalami
dari faktor lingkungan / berisiko tinggi dengan kelainan kelainan genetik tertentu
keturunan. genetik (misalnya, memajukan mungkin menginginkan
Hasil klien secara usia ibu untuk sindroma bawah, amniosentesis untuk
umum: klien memulai latar belakang orang tua untuk menentukan apakah janin
perilaku yang penyakit akut). Pilihan yang terpengaruh.
mempromosikan membingungkan, termasuk
kesehatan untuk dirinya amniosentesis pada trimester
sendiri dan janinnya, kedua. (Lihat CP: konseling
dan menahan diri untuk genetik).
tidak berobat sendiri
tanpa terlebih dahulu 3.Nilai kebiasaan makan, praktik Malnutrisi pada ibu dikaitkan
menghubungi praktisi budaya. timbang klien Diskusikan dengan bayi dengan berat lahir
kesehatan obstetris. kurva kenaikan berat badan rendah (BBLR), IUGR pada
normal untuk setiap trimester. janin.

4.Asumsikan asupan protein. Asupan protein sangat penting


monitor kadar hemoglobin. (Lihat untuk pengembangan jaringan
ND: nutrisi, perubahan, kurang otak janin, Hb untuk
dari kebutuhan tubuh [potensial]). transportasi oksigen.

5.Berikan informasi tentang Membantu klien membuat


potensi teratogen seperti sinar-x, keputusan / pemilihan tentang
alkohol, nikotin, virus yang lingkungan yang dapat

25
dilemahkan hidup, kelompok mendorong keturunan yang
virus TORCH (toksoplasmosis, sehat.
rubella, sitomegalovirus, virus
herpes simpleks lainnya).

6.Berikan informasi tentang Sekitar 5 sampai 15 persen


menghindari kontak dengan orang wanita di usia subur masih
yang diketahui memiliki infeksi rentan terhadap rubella, yang
rubella jika klien tidak kebal, dan disebarkan oleh infeksi tetesan.
tentang kebutuhan untuk paparan mungkin memiliki efek
diimunisasi setelah melahirkan. negatif pada perkembangan
(Lihat CP: infeksi prenatal). janin, terutama pada trimester
trimester. imunisasi setelah
melahirkan menghasilkan
kekebalan selama kehamilan
berikutnya.

7. auskultasi nada jantung janin. FHT menegaskan adanya janin.

8.Diskusikan tingkat aktivitas Arus darah ke rahim bisa turun


normal dan latihan. dorong klien 70 persen dengan olahraga
untuk berolahraga moderat, tanpa berat, menghasilkan
beban (berenang, bersepeda). bradikardia janin transien,
kemungkinan hipertermia janin,
dan IURG.

9.Dorong penghentian Dapat mempengaruhi sirkulasi


penggunaan tembakau. plasenta secara negatif. skor
apgar rendah (di bawah 7 pada
lima menit) berhubungan
dengan merokok.
Kolaborasi
1.Nilai pertumbuhan rahim Memberikan informasi tentang
melalui ujian internal. kehamilan janin, layar untuk
IUGR, mengidentifikasi
beberapa kehamilan.

2.Dapatkan kultur vagina / dubur Pengobatan yang tepat dapat


untuk menyingkirkan PMS. dilakukan berdasarkan laporan
budaya.

3.Lakukan pengujian serologis. Diagnosis positif kondisi


seperti toxoplasmosis dapat
dilakukan.

4.Perlakukan klien dengan benar Dalam kasus herpesvirus


saat kultur herpes positif. hominus tipe 2, klien harus
memiliki setidaknya dua
budaya negatif berturut-turut,
yang paling baru dalam waktu
empat hari setelah melahirkan,
untuk memungkinkan
persalinan per vagina.

26
5.Evaluasi titer rubella untuk Skrining untuk kerentanan
kekebalan (lebih besar dari 1:10). memungkinkan klien
Perlu mencatat imunisasi pasca melakukan tindakan
persalinan. pencegahan yang tepat,
sehingga mengurangi
kemungkinan paparan prenatal.

6.Mengacu pada sumber daya Bantuan lebih lanjut mungkin


yang tepat jika ada diperlukan untuk mengatasi
penyalahgunaan zat. penyelesaian masalah.

7.Jelaskan konseling genetik jika Informasi tambahan mungkin


tepat. diperlukan.

5. Faktor pendukung data / Independen


kontribusi : kehamilan 1.Terapkan hubungan perawat / Peran pengajar / konselor dapat
sering menimbulkan klien yang berkelanjutan dan memberikan panduan
pertanyaan dan suportif. antisipatif dan meminta
kekhawatiran yang pertanggungjawaban individu
timbul dari -3 untuk kesehatan.
kurangnya pemahaman
tentang perubahan 2.Evaluasi pengetahuan dan Menyediakan informasi untuk
fisiologis / psikologis kepercayaan budaya saat ini membantu mengidentifikasi
normal dan dampaknya mengenai perubahan fisik / kebutuhan dan membuat
terhadap klien dan psikologis normal kehamilan serta rencana perawatan.
keluarga. kepercayaan tentang aktivitas,
Hasil klien secara umum perawatan diri, dan sebagainya.
: klien menjelaskan
perubahan fisiologis / 3.Jelaskan kesalahpahaman. Ketakutan sering muncul
psikologis normal yang karena salah informasi.
terkait dengan trimester
pertama, menampilkan 4.Nilai motivasi belajar. Klien mungkin memiliki
perilaku perawatan kesulitan pembelajaran kecuali
mandiri yang kebutuhan untuk itu sudah
meningkatkan jelas.
kesehatan, dan
mengidentifikasi tanda 5.Identifikasi siapa yang Membantu memastikan kualitas
bahaya kehamilan. memberikan dukungan / instruksi / kelangsungan perawatan
dalam budaya (mis., Nenek, karena orang yang mendukung
penyembuh lainnya). bekerja mungkin lebih berhasil
dengan orang yang mendukung daripada dokter / perawat /
bila memungkinkan, bidan dalam menyajikan
menggunakan juru bahasa sesuai informasi kepada klien.
kebutuhan.

6.Pertahankan sikap terbuka Penerimaan penting untuk


terhadap kepercayaan klien / mengembangkan dan
pasangan. memelihara suatu hubungan.

7.Tentukan sikap terhadap Beberapa budaya memandang


perawatan yang diberikan oleh dokter sebagai seseorang yang
dokter pria dibandingkan dengan terlihat sakit dan menggunakan

27
bidan atau praktisi wanita. bidan / petugas kesehatan untuk
keadaan sehat persalinan.
kerendahan hati atau tuntutan
budaya mungkin melarang
perawatan oleh laki-laki atau
mungkin mengharuskan suami
tinggal di kamar saat perawatan
diberikan.

8.Jelaskan rutinitas kunjungan Memperkuat hubungan antara


kantor dan alasan untuk intervensi penilaian kesehatan dan hasil
(mis., Tes urine, pemantauan BP, positif ibu / bayi. budaya yang
berat badan). memperkuat berbeda memberi penekanan
pentingnya menjaga janji temu pada fase kehamilan yang
reguler. berbeda (mis., fase prenatal,
persalinan, atau
pascakelahiran), dan kelompok
budaya klien mungkin tidak
menganggap kunjungan
prenatal penting.

9.Berikan panduan antisipatif Informasi mendorong


untuk meningkatkan kesehatan penerimaan tanggung jawab
dan kebersihan optimal selama dan kemauan untuk mengasuh
trimester pertama. termasuk diri.
diskusi tentang nutrisi, olahraga,
kenyamanan, istirahat, suplemen
vitamin, pekerjaan, perawatan
payudara, dan aktivitas seksual.

10.Diskusikan perkembangan Visualisasi meningkatkan


janin dengan menggunakan kesadaran anak dan
gambar. memperkuat proses belajar.

11.Jawab pertanyaan tentang Memberikan informasi yang


perawatan bayi dan makan. bisa berguna dalam membuat
pilihan.

12.Identifikasi bahaya sinyal Membantu klien membedakan


kehamilan, seperti perdarahan, normal dari temuan abnormal.
kram, sakit punggung, gangguan sehingga membantu dia dalam
penglihatan, atau sakit kepala. mencari tepat waktu, perawatan
kesehatan yang tepat. (tanda /
gejala dapat dilihat sebagai
kejadian "normal" untuk
kehamilan, dan bantuan
mungkin tidak dicari).

13.Identifikasi agen yang Janin paling rentan pada


berbahaya bagi janin. menilai trimester pertama selama
penggunaan obat-obatan oleh periode kritis perkembangan
klien (nikotin, alkohol, ganja, dan organ.
sebagainya). Penstabil harus
menghindari semua obat sampai

28
anggota tim kesehatan diajak
berkonsultasi.

14.Rujuk klien / pasangan ke Pengetahuan yang didapat


kelas pendidikan persalinan. membantu mengurangi rasa
berikan daftar pembacaan yang takut yang tidak diketahui.
disarankan.

6. Mendukung data / faktor Independen


pendukung : pada 1.Gunakan alat penilaian seksual Cara pasangan menghadapi
trimester pertama, klien bila tersedia, untuk menentukan perubahan seksualitas dan pola
prenatal mungkin pola aktivitas seksual pasangan seksual selama kehamilan dapat
mengalami kehilangan yang biasa. menilai dampak mempengaruhi relasi. Klien /
keinginan untuk kehamilan terhadap pola dan pasangan dapat terbantu untuk
melakukan hubungan tanggapan pasangan terhadap mengetahui bahwa keinginan
seksual, karena perubahan. dapat berkurang karena wanita
kelembutan payudara, tersebut tidak merasa sehat,
kelelahan, mual, namun juga dapat diterima
muntah, dan citra tubuh untuk melanjutkan aktivitas
yang berubah. seksual yang biasa atau
Keinginan yang mencari alternatif lain.
menurun ini mungkin
sulit bagi pasangan, dan 2.Tinjau informasi tentang Membantu pasangan
terutama bagi pasangan normalitas perubahan ini; benar memahami perubahan dari
pria, untuk mengerti. kesalahpahaman. sudut pandang fisiologis.

Hasil klien secara umum 3.Nilai hubungan pasangan satu Sifat hubungan sebelum
: klien dan pasangannya sama lain dan kemampuan untuk kehamilan mempengaruhi
berbagi perasaan terkait mengatasi penurunan frekuensi seberapa baik pasangan
dengan perubahan hubungan seksual. mengatasi selama kehamilan.
dalam hasrat seksual
dan mengambil langkah 4.Nilai respon klien / pasangan Penerimaan perubahan
yang diinginkan untuk terhadap perubahan bentuk tubuh. seksualitas berhubungan
memperbaiki situasi. membuat rencana pengajaran langsung dengan konsep diri
untuk mendiskusikan perubahan dan rasa identitas positif.
seksual untuk klien prenatal pada
trimester kedua dan ketiga. (lihat
ND: konsep diri, gangguan pada,
citra tubuh / harga diri
[potensial]).

5.Tinjau sejarah obstetris dengan Hubungan seksual biasanya


pasangan. menilai perdarahan / tidak dikontraindikasikan pada
bercak vagina. trimester pertama kecuali jika
klien mengalami komplikasi
seperti pendarahan selama
kehamilan ini atau kehamilan
di masa lalu.

Kolaborasi
1.Rujuk pasangan untuk konseling Konseling profesional mungkin
jika masalah seksual tidak diperlukan untuk mengatasi
terselesaikan. masalah seksual secara positif
pada kehamilan.

29
2.1.4. Evaluasi

Keadaan janin dan ibu secara kontinu dievaluasi menurut kriteria yang ditetapkan dan
dapat diukur. Temuan klinis yang menunjukkan respons normal disajikan sebagai hasil
yang diharapkan / rencana dalam rencana perawatan untuk setiap pasien. Kriteria ini
dipakai sebagai dasar untuk memilih tindakan keperawatan yang sesuai dan
mengevaluasi keefektifannya(lihat Rencana Perawatan).

30
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn, Kenty R. Janet & Moorhouse Frances Mary. Maternal / Newborn Care Plans.

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi.4. Jakarta: EGC.

31

Вам также может понравиться