Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II PEMBAHASAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Pengkajian
Proses pengkajian berlangsung sepanjang periode prenatal. Proses dimulai saat wanita
bertemu dengan tenaga kesehatan karna ia menduga dirinya hamil. Teknik engkajian
meliputi wawanara, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium.
a. Wawancara
Wawancara pada pengkajian pertama membina hubungan yang terapeutik antara
perawat dan ibu hamil wawancaa direncanakan dan berisis kounikasi berfokus pada
topik tertentu. Dua sumer biasanya dipakai dalam mengumpulkan daa:interpretasi
subektif pasien tentang status kesehatan dan observasi obyektif perawat. Selama
wawancara perawat mengobservasi afek klin, postur, bahasa tubuh, warna kulit, dan
tanda tanda fisik serta tanda emosional lain observasi ini menjadi data yang penting
dalam pengkajian.
Evaluasi awal meliputi riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan pada
kehamilan saat ini, kehamilan sebelumnya, keluarga, riwayat psikososial, riwayat
budaya, pengkajian fisik, tes diagnostik, dan pengkajian semua resiko yang mungkin
terjadi (NAACOG,1991).
1) Kehamilan saat ini
Biasanya pasien datang berkunjung arna adanya tanda-tanda presumsi kehamilan.
Suatu tinjauan ulang gejala-gejala yang ia rasakan dan bagaiana ia menanganinya
membantu perawat mengumpulkan data dasar untuk mengembangkan rencana
perawatan perhitungan TPP dapat dilakukan pada kesempatan ini.
2) Riwayat obsetri/ginekologi
Data yang dikumpulkan mencakup usia menarke dan riwayat menstruasi,
infertilitas, setiap anomaliginekologi (misalnya,fibroid),riwayat pengakit menular
seksual (PMS), riwayat seksual, semua kehamilan, termasuk kehamilan saat ini,
dan hasil akhirnya.
3) Riwayat medis
Pewawancara mencatat informasi, seperrti riwayat menstruasi wanita, aktivitas
seksual, dan kehamilan saat ini didasarkan pada laporan tentang kahamilan
terdahulu.
Riwayat medis menguraikan kondisi medis atau bedah yang mempengaruhi
perjalanan kehamilan atau dipengaruhi kehamilan. Misalnya, wanita hamil yang
menderita diabetes atau epilepsi membutuhkan perawatan spesifik. Karena
kebanyakan pasien merasa cemas selama wawancara pertama, penggunaan isyarat,
seperti gelang Medic Alert, membantu pasien menjeaskan alergi, penyakit kronis,
atau obat obatan yang dipakai (misalnya kortison, insulin, atau anti kejang).
2
Apabila wanita mengonsumsi obat, ia diminta menuliskan obat yang digunakan
dan menjelaskan penggunaannya.
Bedah terdahulu diuraikan. Apabila seseorang wanita pernah menjalani bedah
rahim atau perbaikan ekstensif dinding pelvis,kemungkinan ia perlu menjalani
bedah sesaria saat melahirkan. Apendektomi menghilangkan kemungkinan
apendisitis sebagai penyebab nyeri pada kuadran kanan bawah, bedah spinal
menjadi kontraindikasi anastesi spinal atau epidrual. Setiap cedera pada pelvis
diberi perhatian khusus.
4) Riwayat nutrisi
Aspek ini adalah komponen penting dalam riwayat prenatal. Ststus nutrisi seorang
wanita hamil memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dan wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari gizi yang baik.
Pengkajian diet dapat mengungkap data praktik diet khusus, alergi makanan dan
perilaku makan, serta faktor faktor lain yang terkait dengan status nutrisi.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat saat ini da pada waktu yang lalu perlu dikaji. Wanita perlu
ditanyai tentang penggunaan obat baik secara legal (obat-obatan bebas, tembakau,
obat yang dierespkan, rokok, kafein, alkohol) maupun ilegal (mariyuana,kokain).
Banyak substansi menembus plasenta dan dapat menimbulkan efek merugikan
pada janin yang berkembang. Skrining toksikologi urine periodik sering
direkomendasikan untu wanita hamil yang memiliki riwayat menggunakan obat-
obatan ilegal.
6) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga memberi informasi tetang keluarga dekat pasien, termasuk
oranng tua , saudara kandung, an anak anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik atau amilial dan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi
status kesehatan wanita atau janin.
3
memiliki bayi dirumah? Perubahan apa yang akan terjadi dalam hidup anda
dengan kehadiran bayi? Rencana apa yang tertunda karna kehadiran bayi?.
Mekanisme koping dan pola interaski diidentifikasi. Pada awal kehamilan
perawat menetukan pengetahuan wanita (pasangan)tentang kehamilan, perubahan
maternal, pertumbuhan janin, perawatan diri, perawatan bayi yang baru lahir
terasuk pemberian makanan. Adalah penting untuk menanyakan sikap wanita
terhadap persalinan dengan bantuan media atau tanpa atau tanpa bantuan medis
dan juga pengetahuan orang tua tentang adanya kelas keterampila untuk menjadi
orang tua.
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah, llemah, lelah, dan
pembesaran payudara. Akibatnya ibu meras tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Pada trimester I banyak ibu yang mersa kekecewaan, penolakan
dan, kecemasan, dan kesedihan.
Hasrat untuk berhubungan seks pada wanita trimester I berbeda-beda,bianaya
banyak mengalami penurunan. Banyak wanita merassa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, dan kekhawatiran.
Respons suami saat mengetahui istrinya hamil adalah kebanggaan atas
kemampuannya mempunyai keturunan bercampur keprihatinan kesiapannya
menjadi ayah. Suami akan memperhatikan keadaan istrinya yang hamil dan
menghindari hubungan seksual karna takut mencederai bayinya.
8) Rencana melahirkan
Persiapan wanita untuk melahirkan dikaji. Apakah ia merencanakan untuk
mengikuti kelas pendidikan untuk orang tua (dengan atau tanpa pasangannya)
selama trimester pertama? Apakah pasangan tersebut menyusun rencana
melahirkan? Kehadiran dikelas pendidikan untuk orang tua dan pengembangan
rencana melahirkan bervariasi menurut kebudayaan masing-masing wanita, koping
yang biasa digunakan (mengikuti pendidikan di kelas dan membaca materi atau
cara llain), dan perasaan tentang peran pemberi perawatan kesehatan. Beberapa
wanita datang dengan suatu bentuk rencana melahirkan, misalnya, setelah
melahirkan seorang bayi yan sakit, wanita yang engantisipasi kelahiran kedua
cenderung memilihi melahirkan di pusat perawatan tersier yang memiliki unit
perawatan inttensif untuk neonatus . wanita yang dependen mungkin embiarakna
tim kesehatan membuat keputusan tentang rencana melahirkan, menganggap
keputtusan tim sebagai keputusan yang aling bijaksana. Wanita yang lebih andiri
asertif mencari perawatan kesehatana yang sesuai dengan filosofinya tentang
perawtan kesehatan, keyakinannya dan pengetahuannnya. Ia berharap
keinginannya dihargai selama ia hamil, bersalin dan melahirkan juga pada periode
pascapartum.
4
9) Wanita yang cacat
Wanita yang mengalami acat fisik serius atau gangguan emosi, wanita yang
tuli, buta, depresi, secara fisik tidak mampu mengalami, retradasi mental atau
cedera otak harus dihargai dan pendekatan pengkajian harus disesuaikan dengan
kebutuhan mereka.
b. Pemeriksaan fisik
1. Kelenjar tiroid.
Pemerikasaan funngsi tiroid atau kemungkinan disfungsi memerlukan
pemeriksaan yang lebih dari sekedar observasi dan palpasi daerah lokasi kelenjar
tiroid. Tingkat metabolik dan ritme, termasuk keteraturan menstruasi pada wanita
usia subur, diatur oleh kelenjar tiroid. Efek aktivitas tiroid sangat luas. Oleh karena
itu, observasi tingkah laku, penampilan,kulit, mata, rambut, dan status
kardiovaskuler merupakan hal paling penting. Beberapa temuan memerlukan
perhatian lanjut.
2. Payudara
Pemeriksaan ginekologidilakukan mula mula memeriksa payudara untuk
menetapkan data dasar tentag keadaan normal. Akan tetapi, pemeriksa harus
waspada terhadap kemungkinan keganasan. Deteksi dini kemungkina keganasa
telah dan terus akan menjadi faktor yang sangat penting dalam keberhasilan terapi
penyakit ini. Karena pemeriksaan oleh ahli hanya dilakukan secara periodik, setiap
wanita dinasihatkan untuk melakukan pemeriksaan payudara mandiri setiap bulan
yakni pada waktu payudara paling sedikit siklus menstruasi, empat sampai 10 hari
setelah periode menstruasi berakhir. Karena payudara mengalami perubahan
selama masa hamil dan menyusui maka selama waktu ini pemeriksaan payudara
mandiri tidak dapat diandalkan.
3. Abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan denga hati hati dan sistematis. Pengkajian kulit
dilakukan untuk memperoleh gambaran keadaan umum, warna, ruam, tekstur dan
distribusi rambut. Kontur, kesimetrisan, dan adanya hernia juga harus dicatat.
Bunyi usus diauskultasi. Tinggi fundus dicatat jika pemeriksaan pertama dilakukan
pada tahap lanjut kehamilan.
4. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul bisa ditangguhkan sampai kunjungan berikutnya bila
wanita merasa cemas, tegang, atau menolak menjalani pemeriksaan saat ini.
Vagina mmebesar dan struktur penyokong menjadi lebih rileks dengan semakin
tuanya kehamilan. Apabila pemeriksaan dilakukan, tonus otot panggul dan
kebutuhan akan serta pengetahuan tentang laihan kegel juga dikaji. Selama
pemeriksaan panggul, perawat tetap mewasapadai hipotensi supine.
Banyak wanita terintimidasi oleh bagian ginekologi pada pemeriksaan fisik.
Dalam kasus ini perawat dapat berperan sebagai advokat yang menyokong
hubungan antara pasen dan pemberi perawatan kesehatan.
Wanita ini dibantu untuk mengambil posisi litotomi. Untuk diperiksa
panggulnya. Ketika ia berada di posisi litotomi, pangkal paha lutut fleksi dengan
bokng berada di tepi meja periksa dan kaki ditopang oleh penyangga. Beberapa
5
wanita lebih menyukai tetap mengunakan kaos kaki dan sepatunya terutama jika
penyangga tidak dilapisi bahan yang lunak.
Banyak wanita merasa tidak nayaman dan aneh bila ia harus mengambil
posisi litotomi. Selama pemeriksaan, perawat dapat membantu menenangkan
wanita ini butuh teknik relaksasi. Perilakubpemeriksa dan perawat terhadap wanita
tersebut pada saat ini dapat sangan mempengaruhi nya untuk menjad lebih tenang.
Salah satu cara untu membuatnya tenang ialah meminta klien meletakkan
tangannya di dada setinggi diafragma, melakukan napas dalam dengan
perlahan,(menghirup udara melalui hidungnya dan mengeluarkan melalui
mulutnya yang membentuk huruf O), berkonsentrasi pada irama napas, dan
mereaksasi semua otot tubuh saat mengeluarkan napas ( Barkauskas, dkk.,1994).
Cara benapas ini sangant baik untuk remaja atau wanita yang introitusnya sangan
sempit ata bagi mereka yang baru pertama kali menjalani pengalaman ini dan
merasa tegang.
Bebrapa wanita menjadi tenang apabila dilibatan dalam proses pemeriksaan
dengan menggunakan cermin, sehingga ia dapat melihat apa yang dikerjakan
pemeriksa. Partisipasi seperti ini sekaligus membantu upaya pemberian
pendidikan. Mengalihkan perhatian merupakan teknik lain yang biasa digunakan
denga efektif, misalnya menempatkan gambar yang menarik atau gambar yang
dapat bergerak di langit- langit kamar periksa.
Perawat diingatkan bahwa wanita tidak boleh memejamkan matanya dan atau
mengepalkan tanganyya apabila otot ini mengencang makan otot-otot perineum
juga mengencang.
5. Hipotensi supine
Ketika seorang wanita berbaring dengan posisi litotomi, berat isi abdomen
menekan vena kava dan aorta, sehingga tekanan darah menurun (hiptensi supine).
Tanda obyektif keadaan ini ialah palor, sesak naas, dan kulit lembap(keringat
dingin). Tindakan eperawatan yang biasa dilakukan ialah membaringkan wanita
tersebut pada salah satu sisi sampai tanda dan gejala mereda. Apabila wanita tidak
dapat menoleransi posisi litotomi, pemeriksa kelamin dapat dilakukan pada posisi
lateral.
a. Inspeksi luar
Pemeriksa duduk diujung kaki meja pemeriksa untuk menginspeksi genitalia
ekterna dan melakukan pemeriksaan dengan spekulum. Untuk memudahkan
komunikasi yang terbuka dan membantu wanita tersebut rileks, kepala
wanita diposisikan lebih tinggi dengan menggunakan bantal dan kain
penutup yang diletakkan sedimikan rupa sehingga kontak mata dapat
diertahankan. Dengan pencahayaan yang baik genitalia ekterna diinspeksi
untuk dinilai kemtangannya seksualnya: klitoris, labia, dan perineum dapat
dilihat. Apabila wanita tersebut pernah melahirkan atau mengalami trauma
lain, akan terlihat jaringan parut yang memulih.
b. Palpasi luar
Pemeriksa melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan palpasi dan
inspeksi. Pemeriksa menganakan sarung tangan steril (tanpa pelumas) saat
melakukan pemeriksan ini. Labia dibuka u tuk melihat struktur d
vestibulum; meatus urinaris, kelenjar skene, orifisium vaginalis, dan
6
kelenjar bartolini. Untuk menila eadaan kelenjar skene, pemeriksa
memasukan salah satu jari ke dalmavaginia dan memijat daerah uretra.
Setiap eksudat dar uretra atau kelenjar skene dikumpulkan untuk dibiakkan.
Adaya masa atau eritema pada struktur ini haraus diperiksa lebih lanjut.
Pada keadaan normal, muara kelenjar skene tidak terlihat. Muara yang
terlihat jelas dapat disebakna oleh adanya infeksi pada kelenjar
ini(misalnya,gonroe). Selama pemeriksaan harus tetap memngngat hal-hal
yang di ditemukan saat melakukan tinjauan ulang sistem, mis., adanya rasa
seperti terbakar saat berkemih.
Orifisium diperiksa. Karunkula mirtiformis (sisa himen) merupakan
temuan normal. Dengan satu jari masih di dalam vagina, pemeriksa
meletaknn ajari telunjuknnya didekat posterior orifisium. Dengan ibu jari
berada diluar bagian posterioe labia mayor, pemeriksa menkan bagian
daerah kelenjar bartholini yang terletak diposis jam 8 dan jam empat dan
mencari adanya pembengkakan, rabas, dang rasa nyeri.
Sokongan didnding vagina anterior dan posterior diperiksa.
Pemeriksa membuka labia denga jari telunjuk dan jari tengah dan kemudian
meminta wanita melemaskan otot-ototnya. Setiap tonjolan di dinding
anterior (urotokel atau sistokel) atau pada dinding posterior (rektokel)
dicatat dan dibandigkan dengan riwayat di masa lalu, misalnya adanya
kesulitan untuk memulai berkemih atau adnaya konstipasi.
Perineum (daerah antara vagina dan anus) diperiksa untuk
menemukan adanya jaringan parut akibat laserasi yang pernah terjadi
sebelumnya atau bekas episiotomi, juga periksa adanya penipisan, fistula,
massa, lesi, dan peradangan. Anus diperiksa untu mencari adnayawasir, sisa
wasir, dan integritas sfingter anus. Kadang kadang setelah mengalami suatu
persalinan traumatik disertai lasreasi yang mengenai sfingter anus, otot
belum benar bna pulh. Misalnya, pemeriksa akan menemukan lekukan
diantara ujung dua otot yang terpisah dan refelks menutup tidak sempurna
apabila sfingter anus tidak benar benar pulib, wanita mungkin memiliki
riwayat inkontinensia. Daerah ans jga dikai untu melihatn adanya
lesi,massa, abses, dan tumor. Apabila ada riwayat penyakit hubungan
seksual maka sewaktu melkukan pemeriksaan ini pemeriksa perlu
mengumpulkan spesimen dari saluran anus untuk di kultur.
Sepanjang peerikasan genitalia ini, pemeriksa juga harus
memperhatikan bau di daerah perineum. Bau tertentu dapat menunjukkan
adanya infeksi dan praktik higine yang buruk.
c. Palpasi dalam
Ketika seorang wanita mengadaka perjanjian untuk melakukan
pemeriksaan, ia diminta tidak melakukan irigasi (douching) selama 24 jam
sebelum melakukan pemeriksaan. Hal ini mengaburkan diagnosis yang
didasarkan pada diagnosis yang didasarkan pada sekresi, sel, dan bau. Selain
itu pemakain douching dapat menghilangkan sekret vagina, sehingga
pemasangan spekulum dvagina mejadi lebi suka. Beberapa wnaita merasa
sulit untu memenuhi permintaan ini, mereka tidak dapat datang ke dokter
atau klinik pemeriksaan karena merasa daerah genitalianya bersih.
7
Spekulum vagina memiliki dua tuas pada ujungnya dan satu gagang.
Spekulum terdiri dari berbagai tipe dan jenis. Spekulum vagina dipakai
untuk melihat kubah vaginia dan servks.
Tuas spekulum dibuka untuk melihat serviks da dikubis pada posisi
terbuka. Seviks diispeksi: posisi serviks dan penampilan muara, posis
serviks, warna, lesi, perdarahan dan sekret. Temuan pada serviks yang tidak
berada dalam batas normal(misalnya, jengger ayam,[tonjolan pada servis
yang menyerupai jengger ayam jantan], lipatan atau selaput pad aserviks),
dan polip harus diperhatikan.
Pengumpulan spesien untuk pemeriksaan sitologi adalha bagian
penting dalam pemeriksaan ginekologi. Infeksi dapa didiagosis melalui
pemeriksaan spesimen yang dikumpulkan selama pemeriksaan paggul.
Infeksi ini melputi gonroe,chlamydia trachomatis, streptokokus beta,
trichomnas vaginalis, dan herpes simpleks tipe 1 dan 2. Begitu diagnosis
ditegakkan, pengobatan dapat dilakukan. Kondisi karsiogenik, baik yang
sudah terjadi maupun yang mungkin terkadi, dapat ditentukan mealui
pemeriksaan sel serviks yang dikupulkan untuk pemeriksaan panggu dengan
menggnakan tes papanicolaou(Pap).
Setelah spesiemn diperoleh vagina disekitar serviks diperhatikan
dengan merotasi spekulum. Tuas sepkulum dilepas cari kuncinya dan sedikit
ditutup. Sewaktu mengeluarkan spekulum harus dilakukan sedikit rotasi dan
periks dinding vagina untuk melihat warna, lesi, rugae, fistula, dan
penonjolan.
Inkontinensia urine saat mengedan bukanlah temuan yang normal
dan perlu dicatat. Berbagai faktor dapat menyebabkan inkontinensia,
termasuk otot-otot pubokoksigis yang lemah karena kurang dilatih (kegel)
atau akibat trauma persalinan.
d. Palpasi bimanual
Untuk melakukan pemriksaan ini, pemeriksa harus berdiri, teteskan*
sedikit lubrian pada jari tangan yang dibungkus sarung tangan, yang akan
digunakan untuk melakukan pmeriksaan dalam. Untuk menghindari trauma
dan kontaminasi, ibu jari diabduksi, jari manis dan kelingking difleksi ke
arah telapak tangan.
Vagina dipalpasi untuk mengkaji kekenyalan, lesi, nyeri tekan.
Serviks diperiksa untuk mengetahui posis, bentuk, konsistensi, motilitas dan
lesi. Formiks disekitar serviks dipalpasi.
Tangan yang lain diletakkna diatas abdomn setinggi pertengahan
atara umbilikus dan simfisis pubis ditekan kebawah ke arah tangan yang ada
didalam anggul. Tkana ke arah atas dair tangan yang berada di anggl dapat
dpakai untuk menkaji struktur alat reproduksi dengan elakukan palasi.
Uterus dieriksa untuk mengetahui posisi, ukuraan tubuh, bnetuk,
konsistensi,regularitas,motilitas, masssa dan nyeri tekan.
Dengan meindahkan tangan yang berada di abdomen kekuadran kana
bawah dan jari jari tangan didalam panggul ke formiks d lateral kanan,
pemeriksa dapat mengkaji posisi, ukursn, neri tekan,lemah, wanita ditanyai
sejah mana pengetahuan nya tentang latihan kegel.
8
e. Palpasi rektovgina
Untuk mencegah kontaminasi pada rektum akibat organisme di
dalam vagina sarung tangan sebaiknya diganti, tambahkan lubrikan baru,
dan masukkan jari telunjuk vagina dan jari tengah ke rektum. Jari akan lebih
mudah dimasukkan jika wanita melemaskan otot-ototnya. Tidakan
pemeriksan abdominovagina diulang. Pemeriksaan rektovagina dapat
mengkaji septum rektovagina, permukaan posterior rahim, dan daerah
dibelakang serviks.
Setelah pemeriksaan panggul, wanita dibantu untuk duduk, diberi
tissu untuk membersihkan diri, dan diberi kesempatan untuk berpakaian
diruangan khusus terpisah. Wanita biasanya akan kembali keruangan
pemeriksa untuk mebahas teuan yang diperoleh, mendapat resep dan
konseling.
c. Uji laboratorium
Data yan diperoleh dari peeiksaan spesiemn d laboratorium menambah informasi
penting tentag gejala kehamilan dan satatus kesehatan. Baik diagnosa keperawata
maupun kedokteran ditegakkan dari informasi ini.
Spesiem ada kunjugan perama dikumpulkan, sehingga hasil pemeriksaan tersebut siap
digunakan untuk kunjungan berikutnya. Spesiemn urea bersih yang tidak
terkontaminasi, diperiksa juga dilakukan uji tiberkuosa dengan menggunakan deriat
protein yang dimurnikan purifed protein derivative (PFD). Saat emeriksaan panggguul
beangsung, pemeriksaan sitologi dan infeksi apusan vagina dan serviks dilakukan.
Pemeriksaan darah dapat berguna untuk berbagai nkeadaan; tes untuk sifilis; HIV
untuk menguji antibdiAIDS;hitung darah lengkap; (CBC, complete blood count) serta
hemoatokrit, hemoglobi dan hitung diferensial; golongan daah dan faktor Rh; skrining
antibodi (rubella,toksoplasmosis, dan anti-Rh); aeia sel sabit; kadar asam folat jika
diindikasikan. Air kemih diperiksa unt menegtahui kadar glukosa, prptein, dan aseton.
Biakan dan tes sensitivitas juga dilakukan bila diperlukan.
a. Perkembangan janin
Pada awal kehamilan (pada usia sekita 12 minggu), sebelu, rahim menjadi
organ abdomen, denyut jantung janin dapat didengar dengan menggunakan
fetoskop aultrasound ataustetoskop ultrasound. Alat ini diletakkna digaris tengah,
tepat di di anterir garis simfisi pubis. Sewaktu mendengarkan, stetoskop perlu
ditekan. Calon ibu dan keluarganya dapat diberi kesempatan untuk mendengar
denyut jantung janin ini.
Risiko pada janin terutama berasal dari serangan toksin terhadap
perembangan organ. Abortus spontannya yang ekologinya tidak diketahui terjadi
pada kira-kira satu dari enam kahamilan.
9
2.1.2. Diagnosa Keperawatan
1. nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh [potensial] b.d morning sickness.
2. Cedera potensial bagi ibu.
3. infeksi, potensi ISK, ibu.
4. cedera, berpotensi bagi janin.
5. Pengetahuan defisit [kebutuhan belajar], kehamilan b.d peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan.
6. pola seksual, perubahan dalam b.d rasa kurang nyaman pada awal kehamilan.
Perawatan Kolaboratif
Ibu dan orang-orang yang dekat dengannya merupakan elemen penting dalam
proses ini. Banyak masalah mereka berada di luar jangkauan kemampuan pekerja
professional manapun. Walaupun begitu, hal ini tidak boleh membuat perawat
mundur dalam memberi dorongan kepada wanita untuk menggunakan proses
pengambilan keputusan sebagai sarana untuk mengatasi masalah. Pada kesempatan
lain, hasil akhir yang sukses dapat mudah diperoleh. Seorang wanita, yang pada awal
kehamilannya menduga akan mengalami depresi berat setelah melahirkan,
sebaliknyaa menunjukan kegembiraan setelah melahirkan.
10
Pendidikan tentang perawatan diri
Infeksi saluran kemih bisa asimplomatik. Baik simplomatik atau tidak, infeksi
saluran kemih berisiko, baik bagi ibu maupun bagi janin. Pencegahan infeksi ini
sangatlah penting. Pengertian wanita dan penggunaan tindakan-tindakan hygiene
umum perlu dikaji. Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu
melakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang setiap kali selesai
berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tisu yang bersih setiap kali
membersihkannya. Membersihakan dari belakang ke depan akan membawa bakteri
dari daerah rectum ke muara uretra dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya,
gunakan tisu yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna putih dan
tidak diberi wewangian karena tisu yang kasar, diberi wewangian, atau yang
bergambar bisa menimbulkan iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau
pelindung celana dalam. Bakteri dapat berkembang biak pada pelapis yang kotor.
Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Wanita
sebaiknya tidak mengenakan celana ketat atau jins ketat untuk waktu yang lama.
Panas dan kelembaban di daerah genitalian, yang terbentuk akibat penggunaan
pakaian ketat, dapat mempermudah pertumbuhan bakteri.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu hamil harus
sering berkemih. Mereka harus cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan
jangan sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih. Apabila perasaan
ingin berkemih muncul, jangan diabaikan. Menahan berkemih akan membuat bakteri
di dalam kandung kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakan di muka
11
untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan, di mana ia tidak akan dapat berkemih
untuk waktu yang lama (misalnya, naik kendaran jarak jauh). Ia harus selalu berkemih
sebelum berangkat tidur di malam hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan
hubungan seksual. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan
sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kemihnya.
Latihan kegel
Pengajaran tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah diet, latihan
fisik, tidur, kebiasaan buang air besar, merokok, ingesti alcohol, pemakaian obat-
obatan, dan hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang
dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia
didiagnosakan hamil. Ibu dapat diberi informasi yang saat itu sudah tersedia, baik
berupa catatan kecil yang sudah disiapkan sebelumnya oleh perawat atau daftar buku
tentang kehamilan yang ditulis untuk orang awam. Apabila pilihan kedua yang
diambil, perawat harus membaca buku tersebut dan memastikan bahwa informasi
yang dibutuhkan tercantum dalam buku tersebut.
Jadwal perawatan
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahukan jadwal
kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu perlu datang berkunjung setiap selang waktu
empat minggu sampai usia kandungannya mencapai 2 minggu, kemudian setiap dua
minggu sampai minggu ke-36 dan sejak minggu ke-37 sampai melahirkan jadwal
kunjungan menjadi setiap minggu. Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin
12
diperlukan kunjungan yang lebih kerap. Kunjungan prenatal pertama biasanya
memakan waktu lama. Beri tahukan ibu ini apa saja yang akan dilakukan pada
kunjungan berikutnya.
Satu dari berbagai tanggung jawab utama pekerja yang terlibat dalam
perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang berpotensi
menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Ibu hamil harus mengetahui cara
melaporkan tanda-tanda bahaya seperti itu. Apabila seseorang bergelut dengan satu
gejala yang terus mengganggu, akan sulit baginya untuk mengingat tindakan-tindakan
yang perlu dilakukan. Karena itu ibu hamil dan keluarganya akan merasa lebih tenang,
bila mereka diberi daftar tanda dan gejala tertulis yang juga mencantumkan nomor
telepon yang bisa dihubungi bila berada dalam kondisi kedaruratan.
Ibu yang hamil untuk pertama kali dihadapkan pada gejala-gejala yang
dianggap abnormal dalam keadaan tidak hamil. Banyak pertanyaan dalam perawatan
prenatal, yang dilontarkan oleh ibu-ibu ini, merupakan upaya untuk meminta
penjelasan penyebab rasa tidak nyaman dan tindakan yang dapat mereka lakukan
untuk mengurangi gejala-gejala tersebut. Rasa tidak nyaman ini biasanya berbeda-
beda pada setiap trimester kehamilan. Informasi tentang fisiologi, pencegahan, dan
pengobatan rasa tidak nyaman yang dialami selama trimester pertama.
Pekerjaan
13
banyak bergerak dalam bekerja, harus berusaha untuk lebih sering berjalan di sekitar
tempat kerjanya dan upayakan untuk tidak duduk atau berdiri selama waktu yang
lama. Aktivitas diperlukan untuk mengatasi rasa malas yang biasa muncul, sirkulasi
dependen yang berpotensial menimbulkan varises dan tromboflebitis. Kursi untuk ibu
hamil harus cukup menopang punggung. Tempat pijakan kaki dapat membantu ibu
meredakan tekanan pada vena, sehingga menurunkan tegangan pada varises, dan
meminimalkan pembengkakan kaki. Pada jam isirahat kerja, ibu hamil sebaiknya
berbaring miring. Para pemimpin perusahan dianjurkan menyediakan suatu ruangan,
tempat ibu hamil dapat membaringkan tubuhnya. Standar perawatan maternitas dan
peraturan di tempat kerja bagi wanita pekerja yang memiliki anak dikeluarkan oleh
the united states children’s bereau dalam upaya memperhatikan kebutuhan ibu hamil.
Bepergian
Apabila bepergian jauh, jadwalkan waktu untuk melakukan gerakan bebas dan
beristirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat melakukan latihan napas dalam, memutar-
mutar kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan melemaskan otot di bagian
tubuh yang berlainan. Hindari keletihan.
Aktivitas fisik
Banyak wanita melakukan latihan fisik secara teratur selama tidak hamil.
Mereka takut kehilangan fisik yang fit selama periode mereka terpaksa mengurangi
kegiatan selama hamil(Culprepper,1990;Mettelmark,1991) wanita yang biasanya
tidak berolahraga harus memulai kegiatan fisik yang intensitasnya rendah dan
meningkatkan aktivitas secara bertahap (Fishbein dan Phillips,1990), sejumlah
peneliti merekomendasikan latihan moderat selama masa
hamil(Culpepper,1990;Mittelmark,1991). Akan tetapi, aktivitas, yang dilkukan terus-
menerus sampai ibu hamil menjadi terlalu lelah atau atau letih membuat perpusi darah
ke rahim berkurang dan pemberian oksigen ke fetoplasental juga menurun. Apabila
14
wanita tersebut sudah biasa melalakukan jogging, ia boleh melakukannya terus,tetapi
usahakan supaya tidak melewati batas. Stress panas juga dapat membahayakan
janin.Stress panas juga dapat membahayakan janin. Disamping itu, dengan
bertambahnya usia kehamilan, titik berat ibu hamil akan berubah, dukungan tulang
panggul melemah, koordinasi biasanya menurun, dan ia akan merasa tidak nyaman.
Kelelahan pada jaringan penyambung meningkatkan risiko cedera pada sendi.
Oleh karna itu, gerakan meregang tidak dapat dilakukan sampai titik
maksimum kemampuan. Gerakan fleksi dan ekstensi yang berlebihan harus di hindari.
Setiap. Aktivitas, seperti melompat, berputar atau mengubah arah gerakan secara
mendadak, merupakan kontra-indikasi karena persendian tidak stabil
(Fishbein,Philips, 1990) rasa tidak nyaman dapat menyebabkan ibu hamil kehilangan
keseimbangan dan jatuh, sehingga melukai dirinya sendiri.
Latihan fisik, diajarkan, baik di kelas prenatal atau oleh perawat di klinik, atau
balai kesehatan. Latihan yang menimbulkan rasa nyaman akan membantu
menyiapkan ibu hamil menghadapi persalinan.
Kesehatan gigi
Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat penting. Rasa
mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan higiene mulut dan karies
gigi dapat timbul. Tidak ada perubahan fisiologis selama masa hamil, yang dapat
menimbulkan karies gigi. Kalsium dan fosfor di dalam gigi menetap di email. Tidak
ada bukti ilmiah yang menunjang pendapat bahwa menambal gigi atau mencabut gigi
dengan mengunakan anastesi lokal atau oksida-oksigen yang mengandung nitrogen
dapat mengakibatkan abortus atau kelahiran prematur.
Obat-obatan
Walaupun selama tahun-tahun terakhir banyak penelitian tentang keracunan obat pada
janin (Appendikse) dilakukan masih banyak obat minum belum diketahui, baik itu
obat yang dijual bebas atau obat yang membutuhkan resep dokter. Hal ini terutama
untuk obat baru dan obat kombinasi. Selain itu, kesalahan subklinis tertentu atau
defiensi pada metabolisme intermediat pada janin bisa mengubah obat yang
sebenarnya tidak berbahaya menjadi obat yang berbahaya. Bahaya terbesar, yang
menyebabkan defek pada perkembangan janin akibat penggunaan obat-obatan,dapat
muncul sejak fertilisasi sampai sepanjang trimester pertama. Upaya mengobati diri
sendiri sebaiknya tidak dilakukan. Semua obat, termasuk aspirin, harus dibatasi dan
setiap obat yang digunakan harus dicatat dengan teliti (Dicke, 1989).
Imunisasi
Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik imunisasi selama
masa hamil (Barry, Bia, 1989; Cunningham et al, 1993). Imunisasi menggunakan
virus hidup yang dilemahkan dikondisikan selama kehamilan karena berpotensi
teratogenik. Vaksin menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan.
Vaksin virus hidup mencakup vaksin campak (rubeola dan rubella) (burgess,1990)
15
dan vaksin gondong. Ada beberapa wanita membutuhkan imunisasi terhadap
influenza. Untuk proteksi segera setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio yang
dimatikan. Imunisasi terhadap kolera, tifoid, dan poliomielitis diperlukan bila ibu
hamil harus mengadakan perjalanan ke daerah endernik. Toksoid tetanus atau imun
globulin varisela boleh diberikan bila perlu.
Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu evolusi alami gaya hidup kontemporer yang
berorientasi pada upaya menciptakan kesejahteraan. Upaya ini adalah suata alat yang
orang tua dapat gunakan untuk menelusuri pilihan dalam melahirkan anak dan pilihan
yang terpenting bagi diri mereka. Banyak orangtua terlebih dahulu menetapkan
pilihan dengan memilih jenis pelayanan kesehatan yang akan mereka gunakan dan
tempat untuk melahirkan (rumah sakit, termasuk semua pilihan yang ditawarkan oleh
rumah sakit itu atau rumah rumah bersalin yang tidak terikat dengan suatu rumah
sakit). Beberapa ibu hamil menulis daftar pelayanan tenaga kesehatan setelah mereka
16
mewawancarai dan mengunjungi fasilitas bersalin yang ada. Beberapa wanita lain
tidak memberi waktu khusus untuk memikirkan kehamilan, proses bersalin dan
melahirkan, pemulihan dan masa awal menjadi orangtua. Para ibu ini mungkin
memerlukan bantuan dalam mengambil keputusan. Setelah mendapat kepastian
tentang kehamilan, pasangan calon orangtua ini biasanya akan memusatkan pikiran
pada realitas keadaan dan respon emosi yang ada. Akan tetapi, adalah baik bagi
perawat untuk memulai suatu diskusi tentang rencana persalinan pada saat klien
melakukan kunjungan pertama dan kedua. Beberapa klinik maternitas memiliki brosur
yang menjelaskan pilihan pelayanan yang tersedia dan jawaban pertanyaan yang
sering diajukan. Selain itu, perjalanan mengunjungi tempat-tempat bersalin juga
ditawarkan oleh kebanyakan fasilitas yang menyediakan pelayanan perinatal.
Harapan pasien harus sejalan dengan kemampuan yang ada. Perawat dapat
menyediakan informasi bagi pasanagn calon orangtua agar mereka dapat mengambil
keputusan berdasarkan pengetahuan mereka, menyadarkan mereka tentang berbagai
pilihan yang ada serta keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan tersebut.
Perawat harus mengkaji kesiapan pasien untuk mempelajari apa yang diberikan.
Beberapa tenaga kesehatan memberi daftar rencana persalinan. Daftar tertulis ini
dapat dipakai sebagai sarana untuk memulai diskusi agar pasangan tersebut mulai
berfikir, berdiskusi, dan menentukan apa yang menjadi kepentingan pribadi mereka.
Topik untuk diskusi dan pengambilan keputusan bisa meliputi semua ayau
sebagian hal berikut :
Partisipasi pasangan. Menghadiri kunjungan prenatal ? kelas pendidikan
orangtua ? hadir selama persalinan ? selama operasi sesaria ?
Tempat melahirkan. Ruang bersalin (delivery room) di rumah sakit atau pusat
melahirkan (birthing center) (jika tersedia) ? pusat persalinan ?
Keterangan : (pusat persalinan (birth center) biasanya merupakan tempat
melahirkan dan biasanya hanya melayani kasus persalinan normal. Ruang
bersalin tampak seperti kamar tidur atau hotel tanpa banyak dilengkapi peralatan
kedokteran yang menakutkan, sehingga persalinan ditempat ini lebih alami).
Penatalaksanaan persalinan. Apakah anda suka berjalan-jalan selama masa
persalinan ? menggukan kursi goyang ? mandi dibawah pancuran ? jacuzzi
(melahirkan sambil didalam bak, tersedia di banyak ruang LDRP [bersalin,
melahirkan, pemulihan dan pasca partum]) persiapan perineum atau enema (jika
masih dilakukan secara rutin di tempat tersebut) ? pertimbangkan pantauan
denyut jantung janin dengan alat elektronik. Pertimbangkan stimulasi
persalinan. Pertimbangkan pengobatan apa jenisnya ? apakah klien tertarik
mendengarkan musik atau pencahayaan temaram ? anak-anak yang lebih besar
atau orang lain juga hadir ?
Kelahiran. Apakah anda sudah memikirkan berbagai posisi melahirkan
berbaring miring, litotomi, jongkok, berlutut ? atau memakai tempat tidur
bersalin ? atau meja bersalin ? apakah anda akan mengabadikan peristiwa ini
baik dengan foto atau video ? siapa saja yang anda perbolehkan masuk ke dalam
ruang pasangan anda, saudara yang lebih tua, anggota keluarga lain, teman ? apa
17
perasaan anda tentang forsep, epsiotomi ? apakah pasangan anda mau
memotong tali pusat ?
Topik lain yang relevan mungkin lebih baik disajikan pada trimester kedua.
Rencana persalinan ini juga dapat berfungsi sebagai alat membuka komunikasi
antara ibu hamil dan pasangannya dan antara mereka dan tenaga kesehatan.
Perkenalan dini tentang ide dan rencana persalinan membuat pasangan tersebut
memiliki waktu yang lebih panjang untuk memikirkan peristiwa-peristiwa tersebut,
sehingga pengalaman mendapatkan anak ini menjadi suatu pengalaman yang sangat
berarti bagi mereka juga memikirkan hal-hal yang tidak mereka sukai. Interaksi
antara perawat dan pasien tentang rencana persalinan harus terjadi dalam suasana
yang menyenangkan dimana ibu hamil dapat melihat diri mereka sendiri sebagai
suatu makhluk yang unik, tetapi normal.
18
vagina, maka tuntutan mereka untuk berintimasi dan bersatu dapat diekspresikan
dengan berbagai cara lain.
Sampai saat ini riset belum membuktikan dengan pasti bahwa koitus dan
orgasme dikontraindikasikan selama masa hamil untuk wanita yang sehat secara
medis dan memiliki kondisi obstetri yang prima (Enkin,1989; Scott, dkk, 1990;
Cunningham dkk, 1993). Akan tetapi riwayat abortus spontan atau ancaman abortus
lebih dari satu kali, keguguran yang nyaris terjadi pada trimester kedua, atau ketuban
pecah dini, perdarahan atau sakit perut pada kehamilan trimester ketiga merupakan
peringatan untuk tidak melakukan koitus dan orgasme (Rynerson, Lowdermilk, 1993).
Masturbasi bersama atau sendirian dan hubungan seksual oral-genital bisa
dipakai sebagai alternatif hubungan seksual penis-vagina. Pria yang menikmati
kunilingus (stimulasi oral genetalia wanita) bisa kehilangan gairahnya ketika
mendapati bahwa sekret vagina bertambah dan mengeluarkan bau berlebihan selama
masa hamil. Pasangan yang melakukan kunilingus harus berhati-hati untuk tidak
meniupkan udara ke dalam vagina, terutama selama beberapa minggu terakhir
kehamilan. Ada beberapa laporan kasus tentang kematian ibu dan kasus-kasus yang
hampir fatal akibat emboli udara yang disebabkan meniupkan udara kedalam vagina
(Bernhardt, dkk, 1988). Apabila serviks sedikit terbuka (karena sudah mendekati
aterm) ada kemungkinan udara akan terdesak di antara ketuban dan dinding rahim.
Udara kemungkinan bisa memasuki danau plasenta, dengan demikian ada
kemungkinan udara memasuki jaringan vaskular maternal.
Gambar yang menunjukkan berbagai variasi posisi sanggama sering
membantu. Posisi wanita di atas, sisi dengan sisi, dan memasukkan dari bawah adalah
posisi alternatif yang dapat menggantikan posisi pria di atas. Posisi wanita diatas
membuatnya dapat mengatur sudut dan kedalaman penetrasi penis serta melindungi
perut dan payudaranya. Posisi sisi dengan sisi adalah posisi pilihan terutama pada
trimester ketiga karena posisi ini mengurangi energi dan tekanan pada perut yang
hamil. (untuk posisi lain,pembaca dirujuk untuk membaca buku karya Rynerson,
Lowdermilk, 1993).
Wanita multipara melaporkan nyeri tekan berat di payudara pada trimester
pertama. Posisi koitus yang menghindari tekanan langsung pada payudara wanita dan
mengurangi tindakan merangsang pasangan pada payudara sangat di anjurkan untuk
keadaan ini. Ibu hamil ini juga harus diberi tahu bahwa keadaan normal dan bersifat
sementara. Ibu menyusui dapat mengeluarkan air susu tanpa dapat dikendalikan saat
berespons terhadap suatu stimulasi seksual. Pasangan yang sudah diberi tahu
sebelumnya akan menjadi siap jika hal ini terjadi.
The National Family Planning and Reproductive Health Association,
Washington, DC menyatakan bahwa untuk beberapa wanita, pemakaian kondom
harus dilanjutkan sepanjang masa kehamilan. Tujuannya ialah mencegah penularan
penyakit menular seksual (misalnya, virus herpes simpleks [HSV], gonore, acquired
immunodeficiency syndrome [AIDS]). (Gold smith. 1989).
19
Variasi budaya dalam perawatan prenatal
Sebagaimana kita ketahui,perawatan prenatal adalah suatu fenomena dalam
pengobatan di Barat. Model perawatan biomedis Barat menganjurkan wanita hamil
mencari perawatan prenatal sedini mungkin. Kunjungan biasanya dilakukan rutin dan
mengikuti suatu rangkaian yang sistematis, yakni kunjungan pertama diikuti bulanan
dan kemudian kunjungan mingguan. Pemantauan berat dan tekanan darah, pengujian
darah dan urine, penyuluhan informasi spesifik tentang diet, istirahat, dan aktivitas,
serta persiapan menghadapi kelahiran anak adalah komponen-komponen umum
perawatan prenatal.
Model ini bukan saja tidak familier, tetapi secara umum tampak aneh bagi
banyak kelompok (Lee, 1989; Kulig, 1990; Green, 1990). Banyak variasi budaya
dalam perawatan prenatal. Bahkan walaupun perawatan prenatal yang diuraikan
familier, beberapa praktik dapat bertentangan dengan praktik dan keyakinan suatu
kelompok sub-budaya. Karena hal ini dan faktor-faktor lain, seperti kurang biaya,
transportasi tidak adekuat, dna komunikasi buruk di antara para pemberi perawatan
kesehatan, banyak kelompok tidak berpartisipasi dalam sistem perawatan prenatal
(Lazarus, Philipson, 1990; Leatherman, Blackburn, Davidhizar, 1990; Scupholme,
Robertson, Kamons, 1991). Perilaku mereka bisa disalahinterpretasikan oleh perawat
sebagai tidak peduli, malas,atau acuh.
Masalah kesopanan juga merupakan penghambat perawatan prenatal pada
banyak orang. Pajanan bagian tubuh seseorang, khususnya pada pria, dapat
merupakan suatu masalah kesopanan. Oleh karena itu, banyak wanita lebih memilih
pemberian perawatan wanita dari pada pria. Kebanyakan wanita menghargai dan
menghormati upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kesopanan.
Walaupun kehamilan dianggap normal oleh banyak orang, semua budaya
mengharapkan wanita melakukan praktik tertentu untuk memastikan hasil yang baik.
Prescription menetapkan hal-hal yang dapat dilakukan wanita dan proscription
menetapkan hal yang tabu. Tujuan praktik ini ialah mencegah penyakit maternal
akibat ketidakseimbangan yang diinduksi-kehamilan dan melindungi janin yang
rentan. Prescription dan proscription berhubungan dengan respons emosional, cara
berpakaian, aktivitas dan istirahat, aktivitas seksual, serta praktik diet.
Respons Emosional
Sebenarnya semua budaya menekankan pentingnya lingkungan sosial yang
harmonis dan ramah. Kunjungan anggota keluarga jauh mungkin diperlukan untuk
menunjukkan kelangsungan hubungan yang menyenangkan dan tidak-kontroversi.
Apabila ada perbedaan dalam hubungan antar anggota keluarga, ini biasanya diatasi
dengan cara-cara yang ditetapkan budaya.
Kepercayaan takhayul (mitative magic) berfungsi sebagai larangan tambahan
terhadap larangan makanan. Orang meksiko menasihatkan ibu hamil untuk tidak
menyaksikan gerhana bulan karena mereka yakin hal itu akan menyebabkan celah
palatum pada bayi. (Snow, 1974) mencatat bahwa di antara beberapa keturunan
Afrika-Amerika, ada kepercayaan bahwa ibu hamil tidak boleh mengejek orang yang
cacat karena di khawatir bayinya akan lahir dengan cacat yang sama. Seorang ibu
20
sebaiknya tidak membenci seseorang karena di khawatirkan anaknya akan
menyerupai orang tersebut. Perbaikan gigi sebaiknya tidak dilakukan selama hamil
karena hal itu dapat menyebabkan memiliki bibir sumbing. Carrington (1978)
menguraikan keyakinan yang dipercaya rakyat dalam banyak kebudayaan, yang
meliputi larangan mengangkat tangan di atas kepala orang lain dan larangan membuat
simpul tali supaya tali pusat tidak melilit leher bayi dan membentuk ikatan.
Pakaian
Walaupun kebanyakan kelompok budaya tidak menetapkan penggunaan pakaian
tertentu selama hamil, banyak individu diharapkan berpakaian sopan (Clark. 1970;
Meleis, Sorrell, 1981). Orang-orang yang berbahasa spanyol di Barat Daya memasang
sebuah tali di bawah dada dan diikatkan di umbilikus. Tali yang disebut muneco ini,
dianggap dapat mencegah morning sickness dan menjamin keselamatan saat
melahirkan (Brown, 1976). Jimat, medali, dan tasbih dikenakan untuk menjauhkan
roh jahat.
Norma-norma yang mengatur aktivitas fisik ibu hamil sangat bervariasi. Banyak
kelompok (Carrington, 1978; Horn, 1982; Lee, 1989) menganjurkan ibu untuk aktif,
berjalan, dan terlihat dalam aktivitas-aktivatas normal, tetapi tidak melelahkan untuk
memastikan bayi yang dikandung sehat dan tidak terlalu besar. Di lain pihak, wanita
filipina diperingatkan bahwa setiap aktivitas berbahaya, sebaiknya orang lain yang
yang melakukan pekerjaan tersebut secara sukarela (Affonso, 1978; Stern, 1981).
Orang-orang filipina percaya bahwa dengan tidak melakukan aktivitas, ibu dan bayi
terlindungi. Ibu dianjurkan hanya untuk menghasilkan generasi selanjutnya. Pemberi
perawatan kesehatan dapat keliru dalam menginterpretasikan perilaku ini sebagai
suatu kemalasan atau tidak patuh terhadap program kesehatan yang diharapkan dalam
perawatan pranatal. Sekali lagi, penting bagi perawat untuk menentukan arti aktivitas
dan istirahat bagi setiap kelompok budaya.
Diagnosa keperawatan:
1. nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh [potensial] b.d morning sickness.
2. Cedera potensial bagi ibu.
3. infeksi, potensi ISK, ibu.
4. cedera, berpotensi bagi janin.
5. Pengetahuan defisit [kebutuhan belajar], kehamilan b.d peran diri sendiri pada
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan.
6. pola seksual, perubahan dalam b.d rasa kurang nyaman pada awal kehamilan.
21
No. Tujuan Intervensi Rasional
DX
1. Setelah dilakukan Independen
tindakan keperawatan 1.Nilai kecukupan kebiasaan gizi Kehamilan janin / ibu
1x24 jam klien akan: masa lalu / masa lalu dengan bergantung pada nutrisi ibu
: klien menjelaskan menggunakan recall 24 jam. catat selama kehamilan dan juga dua
komponen diet prenatal kondisi rambut, kuku, kulit. tahun sebelum kehamilan.
yang seimbang, malnutrisi maternal dapat
memberi sumber menyebabkan berkurangnya sel
makanan vitamin, otak pada janin dan kelambatan
mineral, protein, dan zat perkembangan pada masa bayi.
besi. Klien mengikuti
diet yang
direkomendasikan dan 2.Dapatkan riwayat kesehatan; Remaja mungkin rentan
memberi suplemen zat catatan usia (kurang dari 17 tahun, terhadap kekurangan gizi /
besi / vitamin sesuai lebih dari 35 tahun). anemia, sementara klien yang
resep. lebih tua mungkin rentan
terhadap obesitas / diabetes
gestasional. (lihat CPs: remaja
hamil; diabetes melitus
prenatal).
22
meningkatkan gizi ibu / janin
yang optimal.
23
komplikasi perdarahan adanya perdarahan vagina, nyeri ektopik penting untuk
dicegah / diminimalkan. perut akut. penanganan segera.
24
dalam katun dan penghindaran menjadi predisposisi klien
mandi jika klien memiliki riwayat prenatal terhadap ISK, terutama
ISK yang positif. jika riwayat meliputi masalah
saluran kemih / ginjal. Faktor
penyumbang seperti kain
buatan manusia dan duduk di
air mandi bisa menambah
potensi terkena infeksi.
Kolaborasi
1.Dapatkan urine rutin untuk Urine basa predisposisi klien
pemeriksaan mikroskopik, pH, terhadap kemungkinan infeksi
kehadiran sel darah putih, dan proteus vulgaris. sebanyak 2
budaya / sensitivitas, seperti yang sampai 10 persen wanita hamil
ditunjukkan. melaporkan jumlah memiliki bakteriuria
koloni lebih besar dari 100.000 asimtomatik (jumlah koloni
per ml. lebih besar dari 100.000 per
ml), yang meningkatkan risiko
pecahnya membran prematur
(PROM), persalinan prematur,
dan korioamnionitis.
25
dilemahkan hidup, kelompok mendorong keturunan yang
virus TORCH (toksoplasmosis, sehat.
rubella, sitomegalovirus, virus
herpes simpleks lainnya).
26
5.Evaluasi titer rubella untuk Skrining untuk kerentanan
kekebalan (lebih besar dari 1:10). memungkinkan klien
Perlu mencatat imunisasi pasca melakukan tindakan
persalinan. pencegahan yang tepat,
sehingga mengurangi
kemungkinan paparan prenatal.
27
bidan atau praktisi wanita. bidan / petugas kesehatan untuk
keadaan sehat persalinan.
kerendahan hati atau tuntutan
budaya mungkin melarang
perawatan oleh laki-laki atau
mungkin mengharuskan suami
tinggal di kamar saat perawatan
diberikan.
28
anggota tim kesehatan diajak
berkonsultasi.
Hasil klien secara umum 3.Nilai hubungan pasangan satu Sifat hubungan sebelum
: klien dan pasangannya sama lain dan kemampuan untuk kehamilan mempengaruhi
berbagi perasaan terkait mengatasi penurunan frekuensi seberapa baik pasangan
dengan perubahan hubungan seksual. mengatasi selama kehamilan.
dalam hasrat seksual
dan mengambil langkah 4.Nilai respon klien / pasangan Penerimaan perubahan
yang diinginkan untuk terhadap perubahan bentuk tubuh. seksualitas berhubungan
memperbaiki situasi. membuat rencana pengajaran langsung dengan konsep diri
untuk mendiskusikan perubahan dan rasa identitas positif.
seksual untuk klien prenatal pada
trimester kedua dan ketiga. (lihat
ND: konsep diri, gangguan pada,
citra tubuh / harga diri
[potensial]).
Kolaborasi
1.Rujuk pasangan untuk konseling Konseling profesional mungkin
jika masalah seksual tidak diperlukan untuk mengatasi
terselesaikan. masalah seksual secara positif
pada kehamilan.
29
2.1.4. Evaluasi
Keadaan janin dan ibu secara kontinu dievaluasi menurut kriteria yang ditetapkan dan
dapat diukur. Temuan klinis yang menunjukkan respons normal disajikan sebagai hasil
yang diharapkan / rencana dalam rencana perawatan untuk setiap pasien. Kriteria ini
dipakai sebagai dasar untuk memilih tindakan keperawatan yang sesuai dan
mengevaluasi keefektifannya(lihat Rencana Perawatan).
30
DAFTAR PUSTAKA
Marilynn, Kenty R. Janet & Moorhouse Frances Mary. Maternal / Newborn Care Plans.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi.4. Jakarta: EGC.
31