Вы находитесь на странице: 1из 17

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dibina oleh Bapak Djoko Kustono

Oleh:

Sadam Basiran 140513601026

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
Oktober 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu keselamatan dan kesehatan kerja.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 11 Oktober 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................... 3
2.1 Pengertian P2K3 ................................................................................ 2
2.2 Dasar Hukum P2K3........................................................................... 2
2.3 Tujuan dan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3 ............................ 2
2.4 Syarat Pembentukan P2K3 ................................................................ 3
2.5 Syarat Keanggotaan P2K3................................................................. 4
2.6 Struktur Organisasi P2K3 .................................................................. 5
2.7 Program Kerja P2K3 ......................................................................... 9
2.8 Peran dan Fungsi P2K3 ..................................................................... 10
2.9 Langkah-langkah Pembentukan P2K3 .............................................. 10
BAB III : PENUTUP.................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha untuk peningkatan keselamatan kerja dalam suatu industri,
pemerintah republik Indonesia dalam hal ini mengharuskan semua perusahaan
untuk membentuk suatu badan yang membantu perusahaan dalam bidang
kesehatan dan keselamatan kerja. Badan ini merupakan bipartit yaitu usaha yang
saling mendukung antara pengusaha dan karyawannya. Dalam hal ini diperkuat
melalui UU No.1 1970 pada pasal 10.
Sebagaimana yang kita ketahui keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan karena dampak terjadinya
suatu kecelakaan kerja tidak hanya merugikan karyawan tetapi juga perusahaan
secara langsung. Karena itu sudah selayaknya semua perusahaan menyambut baik
usaha pemerintah ini.
Dalam membentuk suatu Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) diperlukan suatu panduan yang teruang dalam suatu Manual P2K3.
Dibawah ini akan di jelaskan cara-cara dan struktur minimal yang ada dalam
manual P2K3 yang dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan perusahaan.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian P2K3.
2. Menjelaskan dasar hukum yang melandasi P2K3.
3. Menjelaskan tujuan pembentukan dan pelaksanaan P2K3.
4. Mendeskripsikan syarat pembentukan P2K3.
5. Mendeskripsikan syarat keanggotaan P2K3.
6. Menjelaskan struktur organisasi P2K3.
7. Menjelaskan program kerja P2K3.
8. Menjelaskan peran dan fungsi P2K3.
9. Menjelaskan langkah-langkah pembentukan P2K3.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian P2K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu
badan yang dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu melaksanakan dan
menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya
terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja. Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ialah suatu badan yang dibentuk baik di Pusat dan Wilayah-
wilayah untuk memberikan saran dan perimbangan kepada pemerintah tentang
usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2 Dasar Hukum P2K3


Sebagai dasar hukum pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan kerja ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1), (2) dengan peraturan pelaksanaannya yaitu :
1. Keputusan Menteri Tenaga kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
KEP-155/MEN/84.
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-04/MEN/87 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja.

2.3 Tujuan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3


Setiap kegiatan dan aktivitas panitia Pembina keselamatan dan kesehatan
kerja selalu memiliki maksud dan tujuan tertentu dan pada umumnya ditujukan
pada peningkatan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan
umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu :

2
1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu
terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan secara khusus antara lain :
1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan
penyakit akibat kerja.
2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil
produksi.
3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.

2.4 Syarat Pembentukan P2K3


Permenaker No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja Pasal 2, mensyaratkan bahwa setiap tempat
kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus WAJIB membentuk P2K3.
Kriteria tempat kerja dimaksud ialah:
1. Tempat kerja dimana pengusaha wajib membentuk P2K3 atau pengurus
mempekerjakan 100 orang atau lebih;
2. Setiap tempat kerja dengan criteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3. Kriteria yang dimaksud adalah :
 Tempat kerja dengan ≥ 50 orang pekerja
 Tempat kerja dengan < 50 orang (tingkat bahaya sangat besar)
 Kelompok tempat kerja (centra industri kecil) dimana dipekerjakan < 50
orang
3. Panitia Pembina keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk oleh pengusaha
atau pengurus dan disahkan oleh Menteri tenaga kerja atau pejabat yang
ditunjukkan.

3
Terdapat beberapa hal penting sebagai dasar pertimbangan pada saat
pembentukan P2K3. Tujuan pembentukan P2K3 harus dapat menjamin bahwa
organisasi yang akan dibentuk merupakan perwakilan seluruh komponen yang ada
di tempat kerja. Konsultasi antara pihak manajemen dengan pekerja harus
terfokus pada pengembangan struktur P2K3 yang betul-betul sesuai dengan
kebutuhan tempat kerja atau perusahaan. Pada saat memutuskan kebutuhan
organisasi P2K3 yang sesuai dengan tempat kerja atau perusahaan dan dapat
memenuhi tuntutan peraturan perundangan, hal-hal yang harus difikirkan antara
lain adalah :
1. Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan
2. Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja
3. Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja
4. Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan mengisi struktur
organisasi
5. Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif

2.5 Syarat Keanggotaan P2K3


1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas
unsur pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua,
sekretaris dan anggota.
2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yg sudah mendapatkan penujukan dari
Menteri atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan
yang ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra industri).
4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
sebagai berikut :
 Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih,
jumlah anggota sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri dari 6
(enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang
mewakili tenaga kerja.

4
 Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai 100
(seratus) orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri
dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga)
orang mewakili tenaga kerja.
 Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan tingkat
risiko bahaya sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam)
orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan
dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
 Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima
puluh) untuk setiap anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-kurangnya
6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan
perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.

2.6 Struktur Organisasi P2K3


1. Bentuk Organisasi dan Kepengurusan
Suatu organisasi P2K3 dapat mempunyai banyak variasi tergantung pada
besarnya, jenisnya bidang, bentuknya kegiatan dari perusahaan dan sebagainya.
Kepengurusan dari pada organisasi P2K3 terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua,
seorang atau lebih Sekretaris dan beberapa anggota yang terdiri dari unsur
pengusaha dan pekerja.
 Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan (Presdir/Direktur) yang
mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.
 Sekretaris dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang
dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
 Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan
telah memahami permasalahan K3 (akan mendapat pelatihan khusus dari
Depnaker). Anggota P2K3 :
 Ditunjuk untuk mewakili pekerja & manajemen
 Mewakili departemen/lokasi/divisi perusahaan
 Penunjukannya berdasarkan: sukarela, pemilihan oleh pekerja atau serikat
pekerja, dan tanggung jawab (Safety Rep/Coordinator)
 Bisa rotasi/bergiliran atau diganti sesuai kondisi.

5
Kepmenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina K3 dan tata cara
Penunjukan Ahli K3 pasal 3 , struktur organisasi P2K3 terdiri dari :
1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
2. Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan.
3. P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.
Gambar 2.1 Struktur Orangisasi P2K3

PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(P2K3)

KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA TETAP

ANGGOTA
PIC PROJECTS PENGAWAS / MANAJEMEN
TIM KHUSUS
ANGGOTA TIDAK TETAP

KARYAWAN

Keterangan :
Ketua : Direksi
Management Representative : Direktur Operation
Sekretaris : HSE Coordinator
Anggota tetap : HSE Field officer
Anggota tidak tetap, merupakan anggota tambahan bergilir dan anggotanya
disesuaikan dengan focus kegiatan K3 pada tahun berjalan. Anggota tidak tetap
ditunjuk oleh manajemen secara bergilir minimal untuk waktu 6 bulan, khususnya
untuk :

6
 perwakilan manajemen : Kepala Bagian/Departemen
 perwakilan karyawan : Kepala regu
 petugas K3 khusus : safety officer lapangan
2. Tugas-Tugas Pengurus P2K3
Tugas-tugas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota harus
diuraikan secara jelas dalam pembagian tugas (Job Discription) sebagai berikut :
1. Ketua
 Menetapkan jadwal dan memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk
anggota untuk memimpin rapat pleno.
 Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-
program P2K3.
 Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada
Depnaker melalui perusahaan.
 Mengesahkan hasil rapat P2K3 dan mendelegasikan tugas pada anggota.
 Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya
kepada Direksi.
 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di
perusahaan.
2. Wakil Ketua
 Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal
ketua berhalangan.
3. Sekretaris
 Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
 Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
 Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
 Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi
suksesnya program-program K3.
 Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan mengenai
adanya tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition) di tempat kerja.
 Menyebarluaskan hasil rapat kepada semua anggota P2K3.

7
 Membantu ketua dalam pemantauan pelaksanaan programprogram atau
rekomendasi dari P2K3.
4. Anggota
 Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan
yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-
masing.
 Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
 Menghadiri undangan untuk kegiatan rapat P2K3.
 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan rapat tersebut baik dalam hal
penyampaian saran atau alternatif solusi K3 dan masalahmasalah K3
(laporan bahaya, kecelakaan, dll).
3. Tugas dan Tanggungjawab Tim P2K3
1. Tugas
a. Ikut serta secara aktif berpartisipasi serta mendorong orang lain dalam
menegakan peraturan umum K3 dan prosedur K3.
b. Ikut serta dan mendorong orang lain dalam penanggulangan bahaya
kebakaran, baik pencegahan maupun pemadaman kebakaran.
c. Ikut serta aktif mencegah terjadinya kecelakaan.
d. Secara aktif memberikan laporan dan informasi tentang adanya keadaan
yang dapat membahayakan keselamatan perusahaan maupun yang dapat
mencelakakan manusia.
2. Kewajiban
a. Seluruh karyawan yang ditunjuk diwajibkan mengikuti latihan
pemadaman kebakaran serta latihan K3 yang diselenggarakan oleh seksi
K3.
b. Dalam hal terjadinya kecelakaan kerja, diwajibkan memberi pertolongan
pertama sesuai dengan prosedur keselamatan kerja tentang pertolongan
pertama.
c. Dalam hal terjadinya kebakaran, maka setiap anggota P2K3 dan karyawan
lainnya yang ditunjuk berkewajiban untuk memadamkan kebakaran sesuai
prosedur keselamatan kerja tentang penanggulangan bahaya kebakaran.

8
d. Setiap karyawan tanpa kecuali harus memelihara kebersihan lingkungan
kerjanya sehingga tercipta tempat kerja yang rapih, bersih dan
menggairahkan.
Dalam hal pelanggaran terhadap peraturan umum dan prosedur K3, setiap
anggota P2K3 berkewajiban turut serta memberikan tegoran kepada setiap
karyawan yang melakukan pelanggaran. Mencatat pelanggar, bagian/biro dimana
karyawan tersebut bekerja dan melaporkan kepada sekretaris P2K3 dan atasan
langsung pelanggar.

2.7 Program Kerja P2K3


1. Safety Meeting merupakan rapat yang membahas mengenai keseluruhan
elemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Rapat ini dihadiri
oleh tim P2K3 (pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja),
perwakilan dari setiap satuan kerja dan jajaran manajemen untuk membahas
perjalanan, perbaikan dan peluang peningkatan berkelanjutan dari sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Inventarisasi permasalahan K3 adalah dokumen – dokumen tentang
permasalahan terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta sumber – sumber
yang berpotensi membahayakan para pekerja.
3. Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya adalah mengidentifikasi dan
menginventarisasi sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan penyakit
akibat kerja maupun kerugian lainnya di tempat kerja.
4. Penerapan norma K3 adalah salah satu program kerja P2K3 yang memastikan
bahwa perusahaan benar-benar menerapkan norma-norma K3 dengan
meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab menciptakan perilaku
K3 sehingga K3 benar-benar menjadi budaya.
5. Inspeksi/safety patrol adalah mengadakan piket patroli harian yang berfungsi
untuk memantau kondisi operasional yang berlangsung selama jam kerja.
6. Penyelidikan dan analisa kecelakaan yaitu petugas P2K3 melakukan
penyelidikan dan analisis penyebab kecelakaan yang terjadi di perusahaan. Dan
selanjutnya petugas P2K3 memberikan rekomendasi kepada pihak top
manajemen untuk mencegah kecelakaan terjadi kembali.

9
7. Pendidikan dan latihan meliputi melakukan training safety untuk karyawan
disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar
perusahaan), memberikan pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-
spanduk K3, Membuat film-film tentang K3, buletin & majalah tentang K3,
serta melakukan seminar didalam atau diluar perusahaan dengan mengundang
tenaga ahli K3.
8. Prosedur dan tata cara evakuasi yaitu membuat prosedur dan tata cara evakuasi
dalam keadaan darurat yang efektif dan efisien.
9. Catatan dan data K3 adalah kegiatan P2K3 untuk senantiasa menghimpun data
dan membuat catatan serta laporan terkait penerapan K3 di perusahaan.
10. Laporan pertanggungjawaban adalah laporan atas hasil kegiatan P2K3 yang
dibuat oleh ketua P2K3.

2.8 Peran Dan Fungsi P2K3


1. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus tempat
kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah menghimpun
dan mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di tempat kerja yang bersangkutan, serta mendorong
ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

2.9 Langkah-Langkah Pembentukan P2K3


Untuk dapat pembentukan organisasi P2K3 yang baik perlu suatu langkah-
langkah efektif yang dimulai dari tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan pembentukan.
Tahap persiapan : Internal perusahaan harus mempersiapkan pembentukan P2K3
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat Kebijakan K3. Pengurus harus terlebih dulu menggariskan dan
menjalankan pokok-pokok kebijakan K3 secara umum dan menetapkan

10
maksud tujuan untuk membentuk P2K3. Kebijakan K3 tersebut lazin disebut
sebagai “SAFETY AND HEALTH POLICY”.
2. Perlu dilakukan pembinaan dan latihan secara terus menerus untuk peningkatan
kinerja K3.
3. Pengawasan dan pelaksanaan semua ketentuan K3 yang telah digariskan.
4. Perlu penyediaan anggaran operasional yang cukup.
5. P2K3 berfungsi sebagai penggerak dilaksanakannya K3 di perusahaan,
Kebijakan K3 harus dituangkan secara tertulis. Hal ini penting bagi semua
pihak yang terkait dengan K3 perusahaan dan beberapa alasan penting seperti:
 Mempermudah pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
 Mempermudah para pengawas K3 perusahaan melaksanakan kebijakan
tersebut
 Mempermudah para pekerja untuk mematuhi peraturan K3 beserta instruksi-
instruksi teknisnya, dll.
 Inventarisasi calon anggota P2K3.
Tahap Pelaksanaan Pembentukan :
1. Membentuk P2K3
Setelah pengurus berhasil mendapatkan dan menyusun calon anggota P2K3,
maka langkah berikutnya adalah melakukan pembentukan P2K3 secara resmi.
2. Melaporkan ke Disnakertrans setempat
Selanjutnya pimpinan perusahaan atau pengurus menyampaikan usulan
pembentukan P2K3 kepada Menteri Tenaga Kerja melalui Dinas atau Kantor
yang membidangi ketenagakerjaan setempat untuk mendapatkan pengesahan
dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai peraturan yang berlaku.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan
suatu badan yang dibentuk dalam perusahaan untuk membantu melaksanakan dan
menangani keselamatan dan kesehatan kerja yang anggotanya terdiri dari unsur
pengusaha dan tenaga kerja. P2K3 ini sangat penting dan harus ada di Perusahaan
supaya dapat membantu mengawasi tenaga kerja supaya tenaga kerja dapat
bekerja dengan aman dan nyaman serta terjaga dalam bahaya yang mungkin
mencederai tenaga kerja ditempat kerja. Selain itu P2K3 didasari dasar hokum
yang mengatur UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Pasal 10 ayat 1
dan 2 dengan pengaturan pelaksanaan keputusan menteri tenaga kerja.
Program Kerja P2K3 terdiri dari Safety meeting (membahas keseluruhan
elemen system manajemen K3), inventarilisasai permasalahan K3 (dokumen-
dokumen yang berisi permasalahan-pemasalahan K3), identifikasi dan
inventrarilisasi sumber daya yang menimbulkan PAK dan kerugian lainnya di
tempat kerja, penerapan norma K3 yang harus dipatuhi, pendidikan dan pelatihan
K3, prosedur dan tata cara evakuasi, catatan dan data K3 serta laporan
pertanggungjawaban P2K3. Dari semua program Kerja P2K3 ini yang sudah
dibuat diharapkan fungsi P2K3 dalam menghimpun dan mengolah segala data dan
atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang
bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan, pengawasan, latihan
dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja berjalan dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, Dirjen


Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (1994 / 1995)
Proyek Pengembangan Kondisi Lingkungan Kerja dan Perlindungan
Tenaga Kerja, Pembinaan Operasional P2K3 – Modul 3, Undang-undang
No. 1 Tahun 1970, Keselamatan Kerja Depnaker.
Isti Qomarya, Rizka. 2013. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
(Online). https://id.scribd.com/doc/147470911/MAKALAH-P2K3 diakses
11 Oktober 2015
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 Tahun 1987.
Silalahi, B.N.B. dan Silalahi, R.B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. PT. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.
Tim Penulis. 2013. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Universitas Sriwijaya: Palembang.

13
SOAL
1. Dalam langkah-langkah pembentukan P2K3 terdapat tahap persiapan yang
harus dilakukan perusahaan yaitu pembuatan kebijakan, sebutkan macam-
macam kebijakan tersebut.
2. Jelaskan pengertian anggota tidak tetap dalam struktur organisasi P2K3.
3. Hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan kebutuhan
organisasi P2K3 yang sesuai dengan tempat kerja atau perusahaan dan
dapat memenuhi tuntutan peraturan perundangan?

JAWABAN
1. Terdapat empat kebijakan yang dibuat perusahaan dalam tahap persiapan
pembentukan P2K3, yaitu:
 Mempermudah pelaksanaan kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
 Mempermudah para pengawas K3 perusahaan melaksanakan kebijakan
tersebut.
 Mempermudah para pekerja untuk mematuhi peraturan K3 beserta
instruksi-instruksi teknisnya, dll.
 Inventarisasi calon anggota P2K3.
2. Anggota tidak tetap pada struktur organisasi P2K3 merupakan anggota
tambahan bergilir. Anggota tidak tetap ditunjuk oleh manajemen secara
bergilir minimal untuk waktu 6 bulan, khususnya untuk :
 perwakilan manajemen : Kepala Bagian/Departemen
 perwakilan karyawan : Kepala regu
 petugas K3 khusus : safety officer lapangan
3. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan kebutuhan
organisasi P2K3 yang sesuai tuntutan peraturan perundangan, yaitu:
 Besar kecilnya tempat kerja atau perusahaan
 Jenis operasional dan pengaturan tempat kerja
 Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja
 Calon-calon anggota dari setiap kelompok kerja yang akan mengisi
struktur organisasi
 Ukuran ideal organisasi yanag dapat bekerja secara efektif

14

Вам также может понравиться