Вы находитесь на странице: 1из 32

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS-IFRS :

KAJIAN KEBERLANJUTAN USAHA –


PENGUKURAN KEKAYAAN

Disusun sebagai tugas Kajian Standar Akuntansi


Pada Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh:

Andriani Saputri (12030117420082)


Zainal Abidin (12030117420103)

KELAS : REGULER PAGI 38 A

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


karunia, dan anugerah-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam juga tidak
lupa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Laporan yang berjudul “Standar Akuntansi Keuangan Bisnis-IFRS :
Kajian Keberlanjutan Usaha-Pengukuran Kekayaan” ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian standar akuntansi yang diampu oleh Dr.
Jaka Isgiyarta, M.Si., Akt.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dan menyelesaikan laporan ini.

Semarang, 14 Sept 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2


2.1 Kekayaan Yang Harus Dilaporkan ................................................... 2
2.2 Pengelompokan Kekayaan ............................................................... 2
2.2.1 Aset Lancar (Current Assets) ................................................. 2
2.2.2 Aset Tetap (Fixed Assets)....................................................... 3
2.2.3 Aset Tetap Tak Berwujud (Intangible Fixed Assets) ............. 3
2.3 Sumber Dana Dari Kekayaan Yang Dikuasai Badan Usaha ............ 4
2.3.1 Liabilitas ............................................................................... 4
2.3.2 Ekuitas .................................................................................. 5
2.4 Analisis Standar Kelayakan Badan Usaha........................................ 6
2.4.1 Kas Dan Setara Kas .............................................................. 6
2.4.2 Piutang .................................................................................. 6
2.4.3 Persediaan ........................................................................... 12
2.4.4 Properti Investasi ................................................................ 14
2.4.5 Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Ventura Bersama ...... 17
2.4.6 Aset Tetap ........................................................................... 18
2.4.7 Aset Tak Berwujud ............................................................. 20
2.5 Konsep Harta dan Kekayaan Menurut Pandangan Islam ............... 23

BAB III KESIMPULAN................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Harta/aset/kekayaan adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan
manfaat usaha dikemudian hari. Harta/Aset/kekayaan dipahami sebagai harta total.
Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori,
seperti: aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, aset tidak berwujud, aset
pajak tangguhan, dan aset lain-lain.
Aset merupakan elemen laporan keuangan yaitu neraca yang akan
membentuk informasi berupa posisi keuangan perusahaan bila dihubungkan dengan
elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa
fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha/perusahaan untuk menyediakan
barang dan jasa.
Daftar harta/asset/kekayaan di dalam neraca disusun menurut tingkat
likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid, yaitu : mulai
dari aset lancar, aset tetap dan seterusnya.
Bagi manajemen, di dalam membaca neraca, nilai aset perlu dicermati karena
menjadi dasar pengukuran prestasi keuangan perusahaan. Ukuran ini menjadi
pembanding prestasi sesuatu perusahaan dengan prestasi perusahaan yang lain
dalam hal yang sama, apakah lebih baik atau tidak, sehingga dapat menjadi dasar
keputusan manajemen untuk mempertahankan atau meningkatkannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Kekayaan apa yang harus dilaporkan ?


2. Bagaimana pengelompokkan kekayaan ?
3. Bagaimana sumber dana dari kekayaan badan usaha ?
4. Bagaimana analisis standar usaha kekayaan badan usaha (kas, piutang usaha,
persediaan, investasi, aset tidak lancar, aset tak berwujud) ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kekayaan Yang Harus Dilaporkan

Aset/kekayaan adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai


akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset/kekayaan dipahami sebagai harta total.
Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori,
seperti: aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, aset tidak berwujud, aset
pajak tangguhan, dan aset lain-lain. Kekayaan yang harus dilaporkan oleh badan
usaha adalah seluruh aset yang dimiliki oleh badan usaha baik itu kas dan setara
kas, piutang usaha, persediaan, properti investasi, investasi pada entitas asosiasi,
tanah, gedung, mesin, peralatan toko dan kantor ataupun aset tak berwujud seperti
goodwill, hak cipta, hak paten dll.

2.2 Pengelompokan Kekayaan

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menjelaskan


bahwa “aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan”. Sedangkan International Financial Reporting Standards
(IFRS) mendefinisikan aset sebagai: “a resource controlled by the enterprise as a
result of past events and from which future economic benefits are expected to flow
to the enterprise”. Aset (kekayaan) terbagi ke dalam dua kelompok:

2.2.1 Aset Lancar (Current Assets)

Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat dicairkan (diuangkan) tidak
lebih dari 1 tahun atau 1 siklus akuntansi. Aset lancar terdiri dari:
a. Kas, semua aset yang tersedia di dalam kas perusahaan (cash on hand)
ataupun setara kas yang disimpan di Bank yang bisa diambil setiap saat.
b. Surat berharga, pemilikan saham atau juga obligasi perusahaan lain yang
mempunyai sifat sementara, yang sewaktu-waktu bisa dijual kembali.

2
c. Piutang dagang, tagihan dari perusahaan kepada pihak lain (debitur) yang
disebabkan karena penjualan barang atau jasa secara kredit.
d. Piutang wesel, surat perintah penagihan pada seseorang atau juga badan
untuk dapat membayar sejumlah uang di tanggal yang telah ditentukan
sebelumnya, pada orang yang namanya sudah disebut dalam surat.
e. Piutang pendapatan, pendapatan yang sudah menjadi hak, namun belum
diterima pembayarannya.
f. Beban dibayar di muka, pembayaran beban yang dibayar di awal, namun
belum menjadi suatu kewajiban pada periode yang bersangkutan.
g. Perlengkapan, seluruh perlengkapan yang dipakai demi suatu kelancaran
bisnis dan bersifat habis pakai.
h. Persediaan barang dagang, barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali
dengan mengharapkan untuk mendapat suatu laba.

2.2.2 Aset Tetap (Fixed Assets)

Aset tetap adalah suatu kekayaan yang dimiliki perusahaan di mana


pemakaiannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun, digunakan untuk proses
operasi, serta tidak untuk dijual. Contoh aset tetap antara lain tanah, gedung, mesin,
peralatan toko dan kantor, alat angkut dan sebagainya.

2.2.3 Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)

Aset tetap tak berwujud adalah suatu hak istimewa yang dimiliki perusahaan
dan memiliki nilai namun tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk didalam aset
tetap tak berwujud antara lain sebagai berikut:
a. Goodwill, nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan
tertentu.
b. Hak Paten, adalah tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang
atau badan dikarenakan penemuan tertentu.
c. Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada
seseorang atau badan dikarenakan adanya hasil karya seni atau tulisan atau
karya intelektual.

3
d. Merek Dagang, adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada suatu
badan untuk dapat menggunakan nama dan juga lambang bagi bisnisnya.
e. Hak Sewa, adalah hak untuk dapat menggunakan aset tetap pihak lain di
dalam waktu yang panjang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
f. Franchise, adalah suatu hak istimewa yang diterima oleh seseorang atau juga
suatu badan dari pihak lain untuk dapat mengkomersilkan formula, teknik
atau juga produk tertentu.

2.3 Sumber Dana Dari Kekayaan Yang Dikuasai Badan Usaha

Persamaan akuntansi atas aset adalah sebagai berikut :

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Dari persamaan akuntansi diatas menunjukkan hubungan antara aset,


liabilitas, dan ekuitas yang kemudian disebut sebagai persamaan akuntansi atau
accounting equation. Persamaan akuntansi merupakan perangkat dasar dalam
bidang akuntansi. Persamaan akuntansi menjelaskan bahwa nilai aset selalu sama
dengan penjumlahan nilai liabilitas dan ekuitas. Artinya aset dipengaruhi oleh dua
variabel yaitu liabilitas dan ekuitas.

2.3.1 Liabilitas

Liabilitas adalah kewajiban saat ini yang timbul akibat peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi. Liabilitas sering juga disebut klaim/hak tertentu
pihak lain terhadap aset perusahaan. Hal ini disebabkan suatu unit usaha dapat
memiliki aset/jasa karena adanya pihak lain yang menyediakan dana untuk
memperoleh aset/jasa tertentu. Oleh karena itu aset perusahaan dapat diperoleh
salah satunya adalah dengan membuat terbentuknya liabilitas atas perolehan aset
tersebut.
Liabilitas dalam hal ini dikelompokkan kedalam dua jenis :
a. Liabilitas pada kreditor

4
b. Liabilitas pada pemilik (owner equity).

Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika ( PSAK 1) :


a. Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya
b. Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (misalnya
instrumen derivatif)
c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan

Contoh liabilitas jangka pendek antara lain : utang dagang, biaya akrual
untuk karyawan,atau biaya operasi lain yang merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal.
Liabilitas yang tidak termasuk 4 kategori diatas, diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:
a. Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa
guna usaha, dan untang bank jangka panjang
b. Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi, seperti kewajiban pensiun, dan
kewajiban pajak ditangguhkan
c. Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa di
masa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi

2.3.2 Ekuitas

Dalam PSAK No. 21 menjelaskan bahwa “ekuitas merupakan bagian hak


pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara asset dan kewajiban yang ada, dan
dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut”. Ekuitas
pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual claim)
terhadap aset. Ekuitas dapat berupa modal untuk perusahaan bentuk perseorangan
atau persekutuan (firma atau commanditer vennootschap) atau laba ditahan
ditambah dengan modal saham yang diterbitkan kepada pemegang saham
perusahaan induk dan pemilik minoritas untuk perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas.

5
Komponen ekuitas terdiri dari :
a. Modal setoran (contributed capital), terdiri dari modal yuridiksi (legal
capital) yang dihitung berdasar nilai pari (par value) menunjukkan aset
netto yang tidak dapat distribusikan. Kelebihan nilai diatas nilai nominal
diakui sebagai agio saham (additional paid in capital).
b. Laba Ditahan (retained earnings) terdiri dari laporan laba rugi, penyesuaian
periode sebelumnya, dan deviden.
c. Penyesuaian modal belum terealisasi (unrealized capital adjustment).

2.4 Analisis Standar Kelayakan Badan Usaha


2.4.1 Kas dan Setara Kas

1. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand) deposit.
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dapat dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah yang dapat ditentukan dan memilki risiko perubahan nilai yang tidak
signifikan.
a) Investasi segera jatuh tempo  tiga bulan atau kurang
b) Saham tidak termasuk kecuali preferen yang jatuh temponya telah
ditentukan
c) Cerukan (bank overdraft) termasuk dalam kas / setara kas
3. Arus kas tidak termasuk mutasi antara pos-pos yang termasuk kas atau setara
kas

Penyajian Laporan Arus Kas


Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
1) Aktivitas Operasi
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi dalah:
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

6
d) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara spesifik
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan.
2) Aktivitas Investasi
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset tak berwujud,
dan aset jangka panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam
kaitannya dengan biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset
tetap yang dibangun sendiri;
b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset
jangka panjang lain;
c) Pembayaran kas untuk memperoleh instrumen utang atau instrumen
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
d) Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen
ekuitas entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain
penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau
instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan);
f) Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diberikan oleh lembaga keuangan);

7
g) Pembayaran kas untuk futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
dan
h) Penerimaan kas dari futures contracts, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts kecuali jika kontrak tersebut dimiliki
untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika
penerimaan tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3) Aktivitas Pendanaan
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
b) Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas;
c) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek , dan
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya;
d) Pelunasan pinjaman;
e) Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).

2.4.2 Piutang
Definisi Piutang
Menurut para ahli :
a. Kieso, Weygandt. (2011,347) menyatakan bahwa : “Piutang juga aset
keuangan yang merupakan instrumen keuangan. Piutang (sering disebut
sebagai pinjaman dan piutang) adalah klaim terhadap pelanggan, dan lain-lain
untuk uang, barang, atau jasa.
b. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (2009;01.23)
menyatakan bahwa : “Aset lancar mencakup aset (seperti piutang) yang dijual,
dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun
aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12

8
buan setelah periode pelaporan.”
c. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 43.
Menyebutkan bahwa : “Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan yang berasal dari transaksi usaha.”
d. Menurut Smith (2005:286), piutang dapat difenisikan dalam arti luas sebagai
hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk
tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang
diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas. Dengan adanya hak
klaim ini, perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau
penyerahan aset atau jasa lain kepada pihak siapa dia berhutang.
e. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 9 mendefinisikan piutang sebagai berikut : “Piutang usaha
meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa
dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.”

Pengakuan Piutang
Pengakuan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual produk secara
kredit atau memberi jasa namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan.
Istilah pengakuan itu sendiri mengandung arti “proses pembentukan suatu pos
yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau
laporan laba rugi”. (Ikatan Akuntansi Indonesia 2004:19).
Pengakuan piutang usaha sering berhubungan dengan pengakuan
pendapatan. Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses
menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka
piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak
milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi
sesuai dengan syarat-syarat penjualan maka piutang lazimnya diakui pada saat
barang dikirimkan ke pelanggan. Sedangkan untuk jasa kepada pelanggan
semestinya diakui pada saat jasa itu dilaksanakan.

9
Pengukuran Piutang
Piutang dagang selanjutnya diukur sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi (net realizable value). Dalam mengestimasi nilai bersih yang dapat
direalisasi, maka harus mempertimbangkan hal-hal berikut sebagai pengurang
nilai piutang:
a. Retur penjualan
b. Potongan penjualan
c. Cadangan piutang tak-tertagih (penurunan nilai)
Sedangkan piutang jangka panjang yang tidak dikenakan bunga
selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dikurangi penurunan
nilai yang mungkin timbul. Amortisasi dilakukan dengan menggunakan suku
bunga efektif, bukan garis lurus.

Penyajian Dan Pengungkapan Piutang


Penyajian piutang dalam laporan posisi keuangan harus tetap menyajikan
jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya
berdasarkan taksiran. (Prinsip Akuntansi Indonesia 3.1 Pasal 9). Harus
dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang
lainnya. Apabila suatu perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan suatu
pihak, sehingga terdapat piutang dagang dan juga utang dagang atau utang
lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dikompensasi akan tetapi harus
dinyatakan secara terpisah. Semua piutang ditebalkan sebagai penekanan.
Pada laporan posisi keuangan:
a. Sebutkan jenis-jenis utama piutang, di laporan posisi keuangan atau di catatan
atas laporan keuangan.
b. Laporkan piutang jangka pendek dalam kelompok aset lancar.
c. Sajikan jumlah kotor piutang serta cadangannya.
Pada laporan laba-rugi:
a. Laporkan beban kerugian piutang dan beban layanan kredit sebagai beban
penjualan jika perusahaan menyajikan laporan laba-rugi dengan klasifikasi
beban secara fungsional.

10
b. Laporkan penghasilan bunga dalam kelompok “Pendapatan lain-lain” dalam
seksi nonoperasi jika perusahaan menyajikan laporan laba-rugi dengan
klasifikasi beban secara fungsional.
Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka neraca
piutang dari klasifikasi menurut jenisnya atau dalam catatan atas laporan
keuangan.Wesel jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca
dibawah investasi sementara pada bagian aset lancar. Pelaporan piutang dalam
neraca suatu perusahaaan dapat dilihat pada contoh dibawah ini. Dalam laporan
rugi-laba biaya kerugian piutang dilaporkan dalam kelompok biaya penjualan
pada bagian biaya operasi, biaya bunga dikelompokkan dalam biaya lain-lain,
dan pendapatan bunga dalam kelompok pendapatan lain-lain.
Perbedaan Piutang
Piutang
Piutang wesel Piutang lain-lain
dagang/usaha
Jangka waktu Jangka waktu Jangka waktu lebih dari
kurang dari 1 tahun bermacam-macam tetapi satu tahun atau termasuk
2/10, n/30 pada umumnya paling dalam piutang jangka
sedikit 60 hari panjang.
Dimasukkan dalam Bagian yang jatuh Pada umumnya
aktiva lancar temponya dalam waktu termasuk dalam piutang
1 tahun diperlakukan jangka panjang.
sebagai aktiva lancar,
sedangkan yang lebih
dari satu tahun piutang
jangka panjang
Berkaitan dengan Mensyaratkan adanya Tidak berkaitan dengan
operasi utama jaminan sehingga jika operasi sehari-hari dan
perusahaan saat jatuh tempo tidak biasanya dilaporkan
sehingga harus dapat melunasi maka dineraca sebagai
dapat ditagih jaminan tersebut dapat kelompok aktiva tidak
dijual lancar.

11
2.4.3 Persediaan
Definisi Persediaan
Persediaan adalah aset:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.
2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
 Nilai realisasi neto
Adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi
biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan.
 Nilai wajar
Adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas diselesaikan, antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam
suatu transaksi yang wajar.

Pengukuran Persediaan
Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto,
mana yang lebih rendah. Biaya persediaan terdiri dari:
1. Biaya pembelian
Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya kecuali yang
dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung
serta dikurangkan dengan diskon dagang, rabat, dan hal serupa lain.
2. Biaya konversi
Meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi,
misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan variable. Overhead produksi tetap adalah biaya
produksi tidak langsung yang relatif konstan tanpa memperhatikan volume
produksi yang dihasilkan. Overhead produksi variable adalah biaya

12
produksi tidak langsung yang berubah secara langsung mengikuti
perubahan volume produksi. Pengalokasian overhead produksi tetap ke
biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal.
Overhead produksi variable dialokasikan pada unit produksi atas dasar
penggunaan aktual fasilitas produksi.
3. Biaya lain
Biaya ini hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan
overhead non produksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan
tertentu sebagai biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan
dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya
adalah:
 Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya
yang tidak normal
 Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya
 Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi
untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini
 Biaya penjualan
Rumus Biaya :
1. Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat ditukar dengan
persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan
berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing.
2. Biaya persediaan, kecuali yang ditulis dalam paragraf sebelumnya, harus
dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
 Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
 Rata-rata tertimbang (Weighted Average)

13
Pengakuan Persediaan
Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan. Setiap penurunan nilai
persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh
kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau
kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena
peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap
jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
Proses pengakuan nilai tercatat persediaan yang telah dijual sebagai beban
menghasilkan pengaitan (matching) beban dengan pendapatan. Beberapa
persediaan dapat dialokasikan ke rekening aset lainnya seperti misalnya persediaan
yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri, pabrik atau
peralatan. Persediaan yang dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai
beban selama masa manfaat aset tersebut.

Penyajian Persediaan
Perusahaan harus menyajikan persediaan dalam klasifikasi aset lancar di
laporan posisi keuangan (neraca). Beban pokok persediaan yang terjual (HPP atau
beban pokok penjualan) disajikan di laporan laba-rugi dan penghasilan
komprehensif lain.

2.4.4 Properti Investasi


Definisi Properti Investasi
Properti (tanah atau bangunan atau bagian dari bangunan atau keduanya)
yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk
tujuan administrative
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari

Pengakuan Properti Investasi


Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya
transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut.

14
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa
pembiayaan seperti diatur paragraf16 daiam PSAK 30. Sewa,dalam hal ini harus
diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari
Pemb ayaran sewa minimum. Jumlah.yang setara harus diakui sebagai kewajiban
sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama.

Pengukuran Properti Investasi


Pengukuran awal
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana
aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara:
 Nilai wajar property
 Nilai kini dari pembayaran sewa minimum.

Pengukuran setelah Pengakuan awal


Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai
properti Investasi. Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban yang
menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan
dari, asset tertentu termasuk properti investasi. Properti investasi yang nilai
wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan. Nilai wajar
properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. Laba atau
rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus diakui
dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya

Penyajian Dan Pengungkapan Properti Investasi


Penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh
penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan
serta memiliki pengalaman mutakkht di lokasi dan kategori properti investasi yang
dinilai. Jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk:
 Penghasilan rental dari properti investasi;

15
 Beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang
menghasilkan rental
 Beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan
rental selama periode tersebut; dan
 Perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba
rugi atas penjualan properti investasi
Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara
signifkan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut mengungkapkan
rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan seeara terpisah jumlah
agregat dari pengakuan kewajiban sewayang telah ditambahkan kembali, dan
penyesuaian signijikan lain.
Pengungkapan tambahan :
 Uraian mengenai properti investasi tersebut;
 Penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal;
 Apabila mungkin, kisaran estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar
berada dan
 Untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar:
 Fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti
investasiyang tidakdicatat dengan nilai wajar;
 Jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan
 Jumlah .Iaba ataurugi yang dlakui:
Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode, yang
menunjukkan:
 Penambahan
 Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha
 Aset diklasifikasikan untuk dijual
 Penyusutan
 Penurunan nilai
 Transfer ke klasifikasi lain

16
2.4.5 Investasi Pada Entitas Asosiasi Dan Ventura Bersama
Definisi
PSAK 15 diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan
pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee. Pengaruh signifikan
adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan
operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut
Indikasi kuantitatif
 Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya
 Hak suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali
dapat dibuktikan sebaliknya

Pengukuran
Metode ekuitas adalah metode akuntansi di mana investasi pada awalnya
diakui sebesar biaya perolehan.
 Ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian laba atau rugi investee
setelah tanggal perolehan.
 Pengakuan atas pendapatan komprehensif investee diakui sebagai
pendapatan komprehensif dan kenaikan investasi pada pembukuan
investor
 Distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.
Hak suara potensial tidak mempengaruhi bagian laba investor.

Pelaporan
Laporan keuangan investee
• Laporan keuangan perusahaan asosiasi dan ventura bersama yang tersedia
digunakan untuk menerapkan metode ekuitas.
• Jika berbeda maka dibuat LK dengan periode yang sama, kecuali tidak
praktis
• Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka penyesuaian dilakukan
terhadap transaksi dan peristiwa yang signifikan yang terjadi antara lap

17
investee dan investor. Perbedaan tidak boleh lebih 3 bulan. Panjang
periode pelaporan adalah sama.
• Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa.

2.4.6 Aset Tetap


Definisi Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
1) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2) Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

Karakteristik Aset Tetap


1) Used in operations” and not for resale.
2) Long-term in nature and usually depreciated.
3) Possess physical substance.

Pemgakuan Aset Tetap


1. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a) Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
b) Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan
dari asset tersebut
2. Entitas me-revaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk
memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya selanjutnya yang timbul
untuk menambah, mengganti bagian atau memperbaikinya.
Contoh:
1) Biaya penanganan kimiawi baru diakui sebagai aset (tanpa itu tidak dapat
berproduksi)
2) Biaya perawatan sehari-hari diakui dlm laba rugi

18
Pengukuran Saat Pengakuan Aset Tetap
Aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya
perolehan.
Komponen biaya perolehan :
1) Setiap biaya yang dapat diatribusikan scr langsung
2) Harga perolehan; termasuk bea impor dan pajak pembelian setelah disc.
pembelian dan potongan lain;
3) Estimasi awal biaya pembongkaran & pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset tetap
Contoh biaya yang dapat diatribusikan langsung :
1) Biaya imbalan kerja yang timbul scr langsung dari konstruksi atau
perolehan aset tetap
2) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
3) Biaya penanganan dan penyerahan awal
4) Biaya perakitan dan instalasi
5) Biaya pengujian aset
6) Komisi profesional

Pengukuran Setelah Pengakuan Aset Tetap


1. Model biaya
Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
2. Model revaluasi
Nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Hal ini untuk memastikan
tidak ada beda material. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama direvaluasi. Contoh: tanah, mesin, kapal, pesawat
Penyusutan
Metode penyusutan yang dapat digunakan antara lain:
1) Garis lurus
2) Saldo menurun

19
3) Unit produksi

Penghentian Pengakuan Aset Tetap


Keuntungan atau kerugiannya dimasukkan dalam laporan laba rugi entitas aset
tetap dihentikan pengakuannya hanya jika:
1) Pada saat pelepasan
2) Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis

Pengungkapan Aset Tetap


1. Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
1) Dasar pengukuran yang digunakan
1) Metode penyusutan
2) Umur manfaat
3) Jumlah tercatata bruto dan akumulasi penyusutan
4) Rekonsiliasi jumlah tercatat
5) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik
6) Jumlah pengeluaran yang diakui dlm aset tetap dlm konstruksi
7) Jumlah komitmen kontraktual u/ memperoleh
8) Jumlah kompensasi dari pihak ketiga
2. Jika aset direvaluasi, hal berikut harus diungkapkan:
1) Tanggal efektif revaluasi
2) Apakah melibatkan penilai independen
3) Metode dan asumsi
4) Penjelasan mengenai nilai wajar terhadap nilai pasar aktif atau lainnya
5) Kelompok yang menggunakan model biaya
6) Surplus revaluasi

2.4.7 Aset Tak Berwujud


Definisi Aset Tak Berwujud
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK no 19) aset tak
berwujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.

20
Karaktersitik Aset Tak Berwujud
Untuk dapat disebut sebagai aset tak berwujud, aset harus dapat memenuhi
kriteria antara lain:
1. Keteridentifikasian,
Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika dapat dipisahkan, yaitu dapat
dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan
kontrak terkait, aset teridentifikasi atau liabilitas teridentifikasi, terlepas
apakah entitas memiliki intensi untuk melakukan hal tersebut; atautimbul
dari hak kontraktural atau hak hokum lain, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban
lain.
2. Pengendalian atas sumber daya
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset dan dapat
membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomik tersebut.
Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tak berwujud biasanya timbul dari hak hukum yang dapat
dipaksakan dalam pengandilan.
3. Adanya manfaat ekonomik di masa depan.
Manfaat ekonomik masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar
atau pengetahuan teknis. Manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari
aset tak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau
jasa, atau manfaaf lain yang berasal dari penggunaan aset oleh entitas.

Pengakuan dan Pengukuran

1. Prinsip umum
Dalam mengakui suatu item sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu
menunjukkan bahwa item tersebut:
 Memenuhi definisi aset tidak berwujud
 Memenuhi kriteria pengakuan

21
2. Kriteria Pengakuan
Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
 Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aset tersebut, dan
 Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan:
 Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan
 Estimasi terbaik manajemen
3. Perolehan aset tak berwujud
Aset tak berwujud dapat diperoleh dari :
a) Perolehan terpisah
b) Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis
c) Pengakuisisian dengan hibah pemerintah
d) Pertukaran aset
e) Goodwill yang dihasilkan internal
f) Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal

Pengukuran Setelah Pengakuan


1. Model biaya
Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan
nilai
2. Model revaluasi
Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai

Penghentian dan Pelepasan


Dihentikan pengakuannya ketika:
 Dalam (proses) pelepasan; atau
 Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan
keuntungan / kerugian diakui di laporan laba rugi

Pengungkapan
1) Pengungkapan umum:

22
 Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya
 Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
 Metode amortisasi
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi
penurunan nilai pada awal dan akhir periode
 Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
 Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang
diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama periode.
2) Untuk aset tak berwujud tak terbatas
 Jumlah tercatat
 Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
3) Untuk yang menggunakan model revaluasi
 Tanggal efektif revaluasi
 Jumlah tercatat yang direvaluasi
 Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya
 Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
 Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset
4) Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya
selama periode.

2.5 Konsep Harta dan Kekayaan Menurut Pandangan Islam


1. Pemilik harta kekayaan
Semua harta kekayaan dan kekuasaan adalah mutlak milik ALLAH SWT.
Manusia sebenarnya tidak mempunyai harta, namun manusia diberi kekuasaaan
untuk memanfaatkan harta yang ada didalam dirinya.
2. Perolehan harta kekayaan
Dalam Al-Qur’an konsep perolehan harta kekayaan (rezeki) itu tergantung
dari kekuasaan ALLAH. Seperti yang tercantum dalam (QS.As Syuraa, 19)

23
‫ي ا ل ْ ع َ ِز ي ُز‬
ُّ ِ‫ق َم ْن ي َ ش َا ءُ َو ه ُ َو ا ل ْ ق َ و‬ ٌ ‫َّللا ُ ل َ ِط‬
ُ ‫يف ب ِ ِع ب َ ا ِد هِ ي َ ْر ُز‬ ‫ه‬
“ ALLAH maha lembut terhadap hamba-hambanya-Nya; Dia memberi
rezki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha
Perkasa”.

Kemudian dijelaskan juga dalam Al-Qur’an (QS. Al Israa’, 30):

ِ ُ ‫ص ي ًر ا ۚ إ ِ هن َر ب ه َك ي َ ب ْ س ُ ط‬
َ ‫الر ْز‬
ُ‫ق لِ َم ْن ي َ ش َا ء‬ َ ِ‫َو ي َ ق ْ ِد ُر إ ِ ن ه ه ُ كَا َن ب ِ ِع ب َ ا ِد ه‬
ِ َ ‫خ ب ِ ي ًر ا ب‬
“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi orang yang
dikehendaki-Nya dan Dia membatasi bagi orang yang dikehendaki-Nya,
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hamba-
Nya”.

Strategi kemudahan memperoleh rezeki atau tambahan memperoleh rezeki


itu ada beberapa cara menurut pandangan Islam, yaitu :
1) Taqwa
Allah menjanjikan kepada orang atau penduduk suatu negara suatu
keberkahan dan rezeki yang tidak disangka-sangka bilamana seseorang
itu betul-betul taqwa kepada-Nya.
2) Bersyukur
Syukur merupakan suasana hati yang penuh kebahagiaan atas karunia
yang diterima dan kemudian diwujudkan penggunaannya untuk
kepentingan di jalan Allah.
3) Shodaqoh
Shodaqoh adalah membelanjakan hartanya untuk digunakan jihad dijalan
Allah. Bilamana sebagian harta yang dikaruniakan kepada seseorang
digunakan untuk kebaikan akhlaq dan kemaslahatan umat, maka Allah
akan menambahkan berlipat-lipat.
4) Usaha
Usaha hanya bersifat sebagai pembuka jalan rezeki. Semakin banyak
usaha yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan jumlah rezeki yang

24
diperoleh. Datangnya karunia dalam hal ini rezeki harus melalui usaha
dan Allah lah yang kuasa menentukan jumlahnya.
5) Dzikir
Dzikir merupakan aktivitas mengingat Allah. Bilamana manusia itu
mengingat Allah maka manusia itu akan mendapatkan keberuntungan.
6) Silaturrahmi
Silaturrahmi dapat memudahkan orang untuk memperoleh rezeki. Seperti
yang terkandung dalam hadist berikut ini :
“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya,
maka hendaklah dia menghubungi sanak saudaranya”. (HR. Bukhari dari
riwayar Abu Hurairah ra).
3. Penggunaan Harta Kekayaan
Harta kekayaan sebaiknya digunakan untuk berjuang dijalan Allah. Harta
kekayaan dari Allah dan digunakan dijalan Allah. Harta kekayaan digunakan untuk
menegakkan aturan agama, antara lain : membantu fakir miskin, membantu anak
yatim, memudahkan orang-orang melakukan ibadah, mendanai amar ma’ruf nahi
munkar, membantu kemaslahatan umat,dll.
Pendirian usaha dapat juga dikatakan sebagai bentuk berjuang dijalan Allah,
bilamana pendirian perusahaan itu ditujukan untuk menegakkan aturan agama, dan
didalamnya termasuk meningkatkan kemaslahatan umat. Pendirian organisasi
politik juga merupakan suatu bentuk berjuang dijalan Allah bilamana organisasi
politik itu ditujukan untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam pengaturan negara,
dan lain-lain aktivitas yang ditujukan untuk menegakkan aturan agama.
4. Pembatasan Harta Kekayaan
Harta kekayaan yang merupakan karunia Allah, penggunaannya untuk diri
seorang umat tidak boleh melebihi batas dan tidak ada unsur pemborosan. Islam
tidak melarang umatnya untuk memiliki kekayaan atau sesuatu yang ada didunia
ini, sepanjang proses kepemilikannya melalui jalan yang halal. Namun jumlah
kepemilikan tidak boleh berlebihan dari apa yang diperlukan untuk menjalani
kehidupan.

25
5. Risiko-risiko dari Harta Kekayaan
Harta bagi sebagian besar manusia dipersepsikan sebagai suatu prestasi dan
atau kenikmatan, namun disisi Allah harta itu merupakan bentuk ujian atau cobaan
kepada umat manusia. Dalam (QS. Al Munaafiqquun, 9) menjelaskan bahawa
seseorang yang lebih mengingat hartanya daripada Tuhan Tang Maha Kaya, Dzat
yang memiliki alam semesta, maka itu adalah risiko yang terbesar dari kepemilikan
hartanya.

26
BAB III
KESIMPULAN

Kekayaan yang harus dilaporkan oleh badan usaha adalah seluruh aset yang
dimiliki oleh badan usaha baik itu kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan,
properti investasi, investasi pada entitas asosiasi, tanah, gedung, mesin, peralatan
toko dan kantor ataupun aset tak berwujud seperti goodwill, dll. Pengelompokkan
kekayaan atau aset terbagi kedalam tiga kelompok yaitu aset lancar, aset tetap dan
aset tak berwujud. Aset lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang,
beban dibayar dimuka, perlengkapan, persediaan barang dagang. Aset tetap terdiri
dari tanah, gedung, mesin, peralatan toko dan kantor, alat angkut dan sebagainya.
Dan aset tidak berwujud terdiri dari goodwill, hak paten, hak cipta, merk dagang,
hak sewa dll.
Sumber dana yang dimiliki perusahaan berasal dari 2 sumber, yaitu sumber
dana dari pihak ketiga (misalnya pinjaman bank, hutang kepada kreditor dll), juga
sumber dana dari ekuitas seperti modal dari pemilik atau pemegang saham.
PSAK No 2 menjelaskan bahwa kas terdiri dari saldo kas (cash on hand)
dan rekening giro (demand) deposit. Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. Piutang dagang selanjutnya diukur
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Penyajian piutang
dalam laporan posisi keuangan harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena
piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran. Juga harus
dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang
lainnya.
PSAK No. 14 menjelaskan bahwa persediaan adalah aset yang gtersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi atau dalam
perjalanan, dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa. Persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau

27
nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Perusahaan harus menyajikan
persediaan dalam klasifikasi aset lancar di laporan posisi keuangan (neraca).
Properti (tanah atau bangunan atau bagian dari bangunan atau keduanya)
yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya. Pengukuran
awal properti berdasarkan biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai
secara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30
Sewa, dimana aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar
property atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Penentuan nilai wajar
properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui
dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman
mutakkht di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
PSAK No. 16 menjelaskan bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan
digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap yang memenuhi syarat
pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan. Pengukuran Setelah
pengakuan aset tetap menggunakan model biaya atau model revaluasi.
PSAK No 19 menjelaskan bahwa aset tak berwujud adalah aset non moneter
teridentifikasi tanpa wujud fisik. Pengukuran setelah pengakuan menggunakan
model biaya atau model revaluasi. Pengungkapan umum meliputi, aset yang
dihasilkan internal dengan yang lainnya, masa manfaat terbatas atau tak terbatas ,
metode amortisasi, jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan
akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode, unsur – unsur dalam
laporan pendapatan komprehensif, penambahan, Penurunan, kerugian penurunan
nilai, amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama
periode.

28
DAFTAR PUSTAKA

Jaka Isgiyarta, 2011. “Teori Akuntansi dan Laporan Keuangan Islam”. Universitas
Diponegoro Semarang.

Imam Ghozali dan Anis Chariri, 2014. “Teori Akuntansi-International Financial


Reporting System (IFRS)”. Universitas Diponegoro Semarang.

PSAK 02 Laporan Arus kas per 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan Indonesia

PSAK 13 Properti investasi per 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan Indonesia

PSAK 14 Persediaan per 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan Indonesia

PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama per 1 Januari 2015.
Ikatan Akuntan Indonesia

PSAK 16 Aset Tetap per 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan Indonesia

PSAK 19 Aset Tidak Berwujud per 1 Januari 2015. Ikatan Akuntan Indonesia

29

Вам также может понравиться