Вы находитесь на странице: 1из 8

ARTIKEL

ADMINISTRASI LABORATORIUM PATOLOGY ANATOMI

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Yusril
2. Sulistia
3. Susie Marahty Friday
4. Siti Saudah
5. Rehka Yuniar
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya sehingga artikel
ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan kami semoga artikel ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi artikel agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam artikel
ini,

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki artikel ini.
Banjarmasin,16 september 2018

penulis
BAB I
ISI

A. Pengertian Patologi Anatomi


Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit
berdasarkan pada pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan molekuler atas organ,
jaringan, dan sel. Di berbagai negeri, dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi
anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan
tubuh.

Patologi Anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara
klinis melalui pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis pada jaringan, dengan pengecatan
khusus dan imunohisto kimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus
dan zat lain pada sekeliling sel. Kini patologi anatomi mulai menggunakan biologi molekuler
untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.

Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yang dilakukan yaitu pemeriksaan
Histopatologi dan Sitopatologi. Pemeriksaan Histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan
tubuh manusia, dimana jaringan dilakukan pemeriksaan dan pemotongan makroskopis,
diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang kemudian dilakukan pembacaan secara
mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pemeriksaan Sitopatologi adalah pemeriksaan cairan
tubuh manusia yang kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen
kemudian dilakukan pembacaan dengan mikroskop. Perbedaan utama antara pemeriksaan
Histopatologi dan Sitopatologi adalah dimana pemeriksaan Histopatologi akan tampak
struktur jaringan, sedangkan pada pemeriksaan Sitopatologi hanya tampak gambaran sel-
selnya tanpa terlihat struktur jaringannya.

B. Pemeriksaan Patologi Anatomi


1. Pemeriksaan Sitopalogi
Pemeriksaan sitopatologi terbagi dalam 3 pemeriksaan, yaitu :
a. Pap Smear
b. Fine Needle Aspiration–Biopsy (FNA-B) /Aspirasi Jarum Halus(AJH)
c. Core Biopsy Pada sediaan sitopatologi,
Sampel dilakukan dua jenis cara fiksasi,yaitu :

a. Fiksasi Basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar, sediaan dimasukkan
segera kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat
dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim
dalam keadaan terendam cairan fiksasi di dalam botol.
b. Fiksasi Kering
Setelah sediaan selesai dibuat, sewaktu sediaan masih segar,semprot segera dengan
hair spray pada objeck glass yangmengandung secret tersebut, dengan jarak kurang lebih
10–15 cmdari objeck glass, sebanyak 2–3x semprotan. Kemudian sediaan dikeringkan di
udara terbuka selama 5–10 menit. Setelah kering,sediaan siap dikirim ke laboratorium
sitologi.

Adapun proses pengerjaan pemeriksaan sitopatologi adalah sebagai berikut:

A. Pap Smear
Prosedur Pelaksanaan :

1. Administrasi Penerimaan
Sampel beserta blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim diterima
oleh petugas administrasi kemudiaan diserahkan kepada analis dilaboratorium.
2. Persiapan Sampel
a. Dicocokkan nomer sampel pada slide yang diterima dengan blanko permintaan
pemeriksaan dari dokter pengirim.
b. Disusun sampel sesuai blanko permintaan pemeriksaan (jika sampel yang
diterima dalam jumlah yang banyak).
c. Sampel siap untuk tahap selanjutnya
3. Proses Pengolahan Sediaan
a. Diberi tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan pemeriksaan.
b. Diskripsikan keadaan makroskopis sampel pada slide.
c. Diberi nomer pada slide dengan menggunakan pensil 2B.
d. Sampel siap dilakukan proses pewarnaan.
Catatan : sebelum dilakukan pewarnaan sediaan harusdifiksasi terlebih dahulu.

4. Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2,yaitu :

a. Pewarnaan Diffquick
1. Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hair dryer.
2. Dicelupkan dalam pewarna:
a. Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hair dryer.
b. Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hair dryer
c. Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air sampai bersih
lalu keringkan dengan hair dryer.
3. Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
4. Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label
5. Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.

B. Administrasi Hasil
Hasil yang telah didiagnosa oleh dokter PA diserahkan kembali ke bagian
administrasi untuk diketik hasilnya dan ditandatangani oleh dokter PA kemudian
diarsipkan. Bagian administrasi menghubungi kontak pasien untuk mengambil hasil
dengan membawa blanko pengambilan hasil. Sebelum hasil diserahkan, petugas
terlebih dahulu mencocokkan blanko hasil dengan blanko pengambilan hasil

C. FNA-B / AJH
FNA-B Biasa
Prosedur Pelaksanaan :

1. Administrasi Penerimaan
a. Penyerahan blanko permintaan pemeriksaan dari dokter pengirim beserta
sampel ke bagian administrasi
b. Penandatangan persetujuan dari pihak pasien
c. Lampiran hasil pemeriksaan sebelumnya.
2. Persiapan Pasien
a. Dicocokkan blanko permintaan dengan pasien yang akan dilakukan FNA-B
b. Dibaringkan pasien dan dicek tekanan darahnya
c. Pasien siap untuk dilakukakan FNA-B

3. Pelaksanaan FNA-B
a. Bagian massa tumor disterilisasi dengan antiseptik.
a. Dilakukan pembiusan lokal jika diperlukan.
b. Dilakukan tindakan FNA-B dengan menggunakan spuit oleh dokter PA.
c. Dilakukan penutupan bekas FNA-B
d. Diproses sampel hasil FNA-B
4. Pengolahan Sediaan
a. Diswab sampel di objek glass, bila ada endapan atau kista diolah di cyto scan
terlebih dahulu.
b. Diberi nomor sesuai blanko permintaan pemeriksaan
c. Siap dilakukan pewarnaan
5. Pewarnaan
Pewarnaan pada pemeriksaan pap smear terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Pewarnaan Diffquick
a. Dikeringkan slide terlebih dahulu dengan menggunakan hairdryer.
b. Dicelupkan dalam pewarna :
1. Methanol ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
2. Eosin ( 20 celup ), keringkan dengan hairdryer
3. Harris Hematoksilin ( 20 celup ), kemudian dicuci dengan air sampai
bersih lalu keringkan dengan airdryer.
4. Ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.
5. Diurutkan sesuai dengan blanko, kemudian slide diberi label.
6. Sediaan siap diperiksa oleh dokter Patologi Anatomi.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Patologi Anatomi (PA) berasal dari kata “Pato” yang artinya kelainan, “logi”
artinya ilmu, dan Anatomi artinya susunan organ tubuh. Sehingga Patologi
anatomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kelainan pada
susunan atau bagian dari organ-organ tubuh.
2. Ada 3 pemeriksaan patologi anatomi, yaitu :
a. Sitopatologi : Pap Smear, FNA-B, Core Biopsi
b. Histopatologi : jaringan dengan pengawet dan jaringan dengan tanpa pengawet
atau segar (PC)
3. Imunohisto kimia

B. DAFTAR ISI
Arifin, N. (2015) Makalah Sitohistoteknologi Laboratorium Patologi Anatomi.
Banjarmasin

Вам также может понравиться