Вы находитесь на странице: 1из 16

2.

2 Sistem Bahan Bakar

Gambar 2.2 Fuel Oil System

Sistem bahan bakar merupakan salah satu sistem terpenting yang


menunjang kerja mesin utama kapal. Perpipaan yang ada didalam sistem bahan
bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem suplai bahan
bakar dari proses pengisian (filling process) hingga menuju tanki-tanki seperti
bunker (fuel storage tank), tanki pengendapan (fuel service tank) dan tanki
harian (fuel daily tank) serta sistem injeksi (fuel injection system) bahan bakar
yang terjadi didalam mesin.

Berikut merupakan sub sistem bahan bakar diantaranya :

1. Transfer System
2. Feed System
3. Supply System
4. Circulating System

Sistem bahan harus mampu menyedikan bahan bakar yang bersih pada
sebelum dimasukkan kedalam mesin, sehingga diperlukan peralatan yang
mampu memurnikan bahan bakar tersebut. Selain itu, jumlah dan waktu
pemasukan bahan bakar kedalam mesin juga harus dilakukan dengan tepat dan
sesuai dengan kebutuhan mesin (engine requirement).

Dalam sistem bahan bakar terdapat 3 jenis bahan bakar, diantaranya :

1. Minyak Bakar
2. Minyak Solar
3. Minyak Diesel

2.3 Jenis Bahan Bakar

2.3.1 Minyak Bakar

Minyak bakar atau minyak berat adalah hasil distilasi dari


penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari proses
penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah
hitam . Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan bahan
bakar diesel. Secara umum kegunaan minyak bakar adalah untuk bahan
bakar pengapian langsung pada industri - industri besar, PLTU dan juga
digunakan sebagai salah satu alternatif bahan bakar pada industri
menengah kecil lainnya. Minyak bakar juga sering dikenal dengan istilah
fuel oil.

Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Bakar


2.3.2 Minyak Solar

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning


kecoklatan yang jernih. Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah
untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi
(diatas 1000 Rpm) yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar
pada pembakaran langsung dalam dapur – dapur kecil, yang terutama
diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga
Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.

Tabel 2.2 Spesifikasi Minyak Solar


2.3.3 Minyak Diesel

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna


hitam yang berbentuk cair pada temperature rendah. Biasanya memiliki
kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed
Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itu diesel oil juga disebut
Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

Tabel 2.3 Spesifikasi Minyak Diesel


2.4 Sifat Bahan Bakar

Sifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari suatu


mesin diesel :

1. Penguapan
2. Residu karbon
3. Viskositas
4. Kandungan blerang
5. Abu
6. Air dan endapan
7. Titik nyala, dan
8. Mutu pelayanan

Untuk mesin diesel dalam skala kecil dibutuhkan penguapan bahan bakar
yang tinggi dari mesin diesel besar agar didapatkan penggunaan bahan bakar
yang lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap minimum.

Residu karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan


pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada bagian
mesin ( torak ) diperbolehkan residu karbon sebesar 0,1 %.

Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari minyak


untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin rendah jumlah
detiknya makin rendah viskositasnya. Alat untuk mengukur viskositas bahan
bakar adalah viskosimeter saybolt.

Dalam sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan


gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang
didinginkan, terutama kalau mesin beroprasi dengan beban rendah dan suhu
silinder menurun. Korosi yang sering disebabkan oleh gas balerang sering
didapati dalam sistem buang dari mesin diesel.

Berbagai spesifikasi tidak mengijinkan kandungan balerang lebih dari


0,5-1,5%. titik nyala meruapakan suhu yang paling rendah yang harus di capai
dalam pemenasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat terdapat dalam
jumlah yang cukup untuk menyala/terbakar sesaat.

Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang penting,
terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan mudahnya
penyalaan dan start mesin dingin.

Jenis pembakaran yang di peroleh dari bahan bakar dengan mutu


penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu
pelayanan diukur dengan indek yang disebut angka setana, nilai bilangan ini
sebagi karakteristik bahan bakar diesel serupa dengan angka oktana pada motor
bensin.

2.5 Sistem Transfer, Filtering, dan Purifikasi


Gambar 2.3 Transfer System

Sistem ini bertugas memindahkan bahan bakar dari storage tank ke


settling tank, serta membersihkan bahan bakar dari kotoran yang berasal dari
storage tank. Heavy fuel oil harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
melewatkanya melalui centrifuge sebelum masuk ke daily tank. Pada centrifuge
nantinya kotoran-kotoran yang terdapat pada HFO yang terdiri atas partikel dan
air akan dipisahkan dari HFO.

HFO :

Storage Tank > Heater > Transfer Pump > Settling Tank > Filter > Heater >
Centrifuge > Service Tank (HFO)

MDO :

Storage Tank > Filter > Heater > Centrifuge > Service Tank (MDO)
1. Storage Tank / Bunker / Tangki penyimpanan
Storage tank adalah tanki induk dari keseluruhan bahan bakar yang
dibutuhkan motor induk selama berlayar.
- Volume FO storage tank mengcover kebutuhan FO selama waktu
pelayaran.
- Lokasi : Berada di double bottom
- VHFO = BHP x SFOC x t x 10-6
- VMDO = Disesuaikan dengan kebutuhan A/E
2. Settling Tank
Tangki ini didesain agar dapat mengendapkan kotoran dan air yang
ikut terbawa oleh bahan bakar. Kapasitas settling tank didesain untuk
mampu menyuplai bahan bakar minimum selama 24 jam (I hari)
operasi mesin ketika tangki settling diisi penuh. Desain tangki dibuat
sedemikian sehingga pengeluaran kotoran /endapan dan air dapat
dilakukan secara efisien.
- Berfungsi sebagai tangki pengendapan.
- Berjumlah 2 atau 1 dengan dilengkapi continous purifying process
ke day tank.
- Lokasi : sejajar dengan FO purifier dan service tank (keterbatasan
head dari FO purifier).
- Vol = to be settled down min 24 jam.
- Vol = f(sfoc, BHP, 24 jam) + allowance.
3. Filter
Filter adalah alat yang berfungsi menyaring kotoran yang tercampur
dalam bahan bakar.
4. Heater Tank
Merupakan pemanas bahan bakar, sehingga dapat menjaga viscositas
bahan bakar yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi.
- Terletak dalam storage tank dan mengelilingi sisi isap pompa.
- Panas berasal dari steam atau thermal oil heater (coil pipes) yang
dihasilkan oleh boiler.
- Heat = f(kapasitas transfer pump, ΔT –sampai 500C)
5. FO Transfer Pump
Pompa yang digunakan adalah gear pump yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dari tanki storage ke tanki settling untuk
diendapkan.
- Q = f(volume settling tank, waktu pengisian).
- Kecepatan aliran = berdasar project guide > biasanya 0,6 m/s (for
HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Lokasi : Tanktop
- Tipe pompa : Gear pump atau screw pump.
- Total Head = Hp + Hv + Hs + Hloss
- Dimana : Tidak terdapat perbedaan tekanan dan kecepatan.
- Sehingga, Htotal = Hs + Hloss
6. FO Feed Pump
Berfungsi memindahkan bahan baker dari Setling tank ke service
tank. Pompa yang digunakan adalah pompa jenis roda gigi.
7. Centrifuges
Centrifuges berfungsi memisahkan bahan bakar dengan air dan bahan
bakar yang bersih dialirkan ke service tank sedangkan kotoran dan air
disalurkan ke sludge tank. Centrifuges pada prinsipnya dilengkapi
dengan 2 set dengan type yang sama dimana 1 set digunakan untuk
service dan yang kedua sebagai stand-by.
8. Pipe
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran = berdasar project guide -> biasanya 0,6 m/s (for
HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Diameter pipa berdasar : f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa : Klas N atau M (tabel 11.4 BKI)
- Material : Steel –untuk HFO pipa diberi insulasi.
- Pipa tidak diijinkan melintas pada area : LO, FW, Cargo Tank

2.6 Fuil Oil Feed System

Gambar 2.4 Feed System

Sistem ini bertugas memindahkan bahan bakar dari settling tank ke


service tank. Berikut merupakan alur kerja dari sistem :

i. Settling Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Centrifuge > Service
Tank (HFO)
ii. Storage Tank > Filter > Feed Pump > Heater > Service Tank (MDO)

1. Pipa
- Q = f (volume settling tank, dan lama pengisian tangki)
- Kecepatan aliran= berdasar project guide → biasanya 0,6 m/s
(for HFO) dan 1,0 m/s (for MDO).
- Diameter pipa berdasar: f(Q, Vflow).
- Ketebalan pipa: Klas N atau M (tabel11.4 BKI)
- Material : Steel → untuk HFO pipa diberi insulasi.
2. Fuel Oil Feed Pump
- Lokasi : Platform
- Jenis : Screw atau Gear Pump
- Head total = Hs + Hloss
- Dimana : Hs = perbedaan ketinggian service tank dan settling
tank.
3. Fuel Oil Preheater
- Berfungsi untuk mengurangi viskositas sebelum masuk proses
purifier.
- Type : Electric heater, heat excanger (from steam or thermal oil)
4. Fuel Oil Purifier
- Berfungsi untuk memisahkan HFO dari kandungan air dan
partikel padat.
- Q = f(BHP) -> biasanya 0,2lt/BHP-h
- Lokasi : Sejajar dengan settling tank (keterbatasan head dari
separator).
- Jumlah : 2 (for HFO) atau 1 (for MDO - tapi tidak harus)
- Tipe : Centrifuge
5. Service Tank
- Berfungsi untuk menampung FO hasil purifier dan mensuplay
FO ke M/E.
- Lokasi : Biasanya terletak pada platform
- Kapasitas = f(sfoc, BHP, time) + allowance.
- Waktu : didesain untuk (8, 10, atau 12 jam)
- Lama pengisian : 0,5 sampai 1 jam.

2.7 Fuel Oil Supply System

Gambar 2.5 Fuel Oil Supply System

Sistem ini bertugas untuk mensuply bahan bakar ke engine. Sistem ini
lebih dikenal dengan nama “Fuel Oil Supply Unit”

MDO :

Service Tank > Supply Pump > ME

HFO :
Service Tank > Supply Pump > Circulating Pump

1. Service Tank
Adalah tanki yang berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke engine
selama operasi dan mempunyai kapasitas 8 -12 jam. Pada tangki ini
dilengkapi dengan hetar tank. Pemanasan ini bertujuan agar viskositas
HFO tetap terjaga.
2. Three Way Cock
Katup ini digunakan ketika terjadi pergantian bahan baker yang
disuplai ke mesin induk dari HFO ke MDO atau sebaliknya.
3. Supply Pump
Pompa yang digunakan adalah pompa jenis screw atau gear. Pompa
ini menghisap bahan bakar dari service tank. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow……………………………………… 0.6 m3/h
- Pump head………………………………………...4 bar
- Delivery pressure…………………………………..4 bar
- Working temperature………………………………1000C
Karena pompa ini digunakan untuk mengalirkan zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
4. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15% to
cover back-flushing of filter
- Valiran= referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk HFO
and 1.0 m/s untuk MDO)
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness: class N or M (tabel11.4. BKI)
2.8 Fuel Oil Circulating Pump

Gambar 2.6 Fuel Oil Circulating Pump

Circulating Pump > Heater > Filter > M/E > FO Return > Venting box / de –
aerating tank > Back to Circulating Pump

1. Circulating Pump
Pompa ini berfungsi meneruskan mengangkut bahan bakar dari
supply pump dan juga dari venting box. Pompa yang digunakan
adalah screw wheel atau gear wheel. Syarat pompa adalah :
- Fuel oil viscosity, specified up to ……………….700 cSt at 500C
- Fuel oil viscosity normal……………..…………..20 cSt
- Fuel oil viscosity maximum………………………1000 cST
- Fuel oil flow………………………………………2 m3/h
- Pump head………………………………………...6 bar
- Delivery pressure………………………………….10 bar
- Working tempereture……………………………...1500C
Karena pompa ini digunakan untuk mengaliran zat cair dengan
temperatur tinggi maka sebelum dioperasikan terlebih dahulu
dilakukan pemanasan sebelum pompa di jalankan.
2. Fuel Oil Heater
Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke engine
sesuai dengan temperatur yang direkomendasikan. Type heater yang
dipakai adalah tube type atau plate heat exchanger type. Heater harus
dapat bekerja pada :
- Recommended viscosity meter setting………….10-15 cSt
- Fuel oil viscocsty, specified up to ………………700 cSt at 500C
- Fuel oil flow……………………………………..2m3/h
- Heat dissipation………………………………… kWh
- Pressure drop on oil side………………………...maximum 1 bar
- Working pressure…...…………………………....1500C
- Fuel oil inlet temperature………………………...approx. 1000C
- Fuel oil outlet temperature………………….........1500C
- Steam supply, saturated…………………………..7 bar abs
3. Fuel Flow Filter
Filter yang digunakan dapat berupa type duplex dengan pembersihan
manual atau automatic filter dengan pembersihan manual by-pass
filter. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
- Fuel oil filer harus berdasar HFO dengan : 130 cSt at 800C = 700
cSt at 500C = 7000 sec Red-wood l/100 0F.
- Working pressure……………………………..10 bar
- Absolute fineness……………………………..50μ m
- Working temperature………………………….maksimum 1500C
- Oil Viscosity at working temperature…………15 cSt
- Pressure drop at clean filter……………………maximum 0,3 bar
4. Fuel Oil Venting Box
Bertugas untuk membebaskan gas/udara yang ada dan akan
menampung cairan/liquid
- FO vapor: to service tank
- FO liquid: to suction of circulating pump
5. Auto de – aerating tank
Adalah peralatan yang digunakan untuk memisahkan sisa bahan bakar
dari keluaran main engine, bahan bakar cair masuk ke venting box
sedangkan bahan bakar berbentuk uap dialirkan ke service tank.
6. Pipe
- Q = f (BHP) referensi ke project guide + toleransi 0% -15% untuk
menutupi pembilasan balik dari filter
- Valiran = referensi ke project guide (umumnya: 0.6 m/s untuk HFO
and 1.0 m/s untuk MDO)
- Din pipe = f (Q,Vflow) untuk HFO membutuhkan insulasi
- Thickness : class N or M (tabel11.4. BKI)

Вам также может понравиться