Вы находитесь на странице: 1из 6

Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1.

Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)


ISSN 2460-6804 (online)

JURNAL BIOSAINS
(Journal of Biosciences)
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/biosains
email : jbiosains@unimed.ac.id

TINJAUAN EKOLOGI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

Ahmad Shafwan S. Pulungan


Jurusan Biologi, Universitas Negeri Medan
Email : pulungan@unimed.ac.id

ABSTRAK

Fungi mikoriza arbuskula merupakan asosiasi antara fungi dengan akar tanaman. Asosiasi ini
berkembang luas dialam, hampir sebagian besar tanaman mampu bersimbiosis dengan fungi mikoriza
arbuskula. Kehadiran FMA pada akar tanaman dapat memberikan berbagai keuntungan kepada tanaman
inang seperti perluasan daerah serapan hara, toleransi terhadap cekaman kekeringan, menghindarkan
tanaman inang dari patogen tanah. Selain keuntungan tersebut, FMA dapat berkolaborasi dengan
mikroorganisme tanah lainnya seperti dengan rhizobium. Secara umum, keduanya mempunyai
kemampuan yang sama untuk membantu dan meningkatkan pertumbuhan tanaman inang. Hal lain yang
menarik dari FMA adalah kemampuannya untuk ikut meningkatkan agregasi tanah. Kemampuan ini
dapat digunakan untuk bidang pertanian dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen. Asosiasi
antara tanaman dengan FMA, tanaman dapat lebih efisien dalam penyerapan unsur hara.

Kata kunci : simbiosis, pospat, patogen, pertumbuhan, miselia

REVIEW OF ECOLOGY FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

ABSTRACT

Arbuscular mycorrhizal fungi is an association between fungi and plant roots. This association
develops widely in the deep, almost most plants are able to symbiosis with arbuscular mycorrhizal fungi.
The presence of FMA in plant roots can provide various benefits to host plants such as nutrient uptake
areas, tolerance to drought stress, avoid host plants from soil pathogens. In addition to these advantages,
FMA can collaborate with other soil microorganisms such as with rhizobium. In general, both have the
same ability to help and improve the growth of host plants. Another interesting feature of the FMA is its
ability to help increase soil aggregation. This capability can be used for agriculture in improving growth
and yields. Association of plants with FMA, plants can be more efficient in the absorption of nutrients

Key words : symbiosis, fosfat, pathogen, growth, mycelia

Pendahuluan Assosiasi dapat diklasifikasikan ke salah satu dari


Fungi mikoriza arbuskula merupakan beberapa jenis asosiasi yang terbentuk, seperti
salah satu bentuk simbiosis mutualisme yang fungi mikoriza arbuskula, ectomikoriza,
terjadi antara akar tanaman dengan fungi. Saat ini ektendomikoriza, ericoid, arbutoid, berdasarkan
diketahui hampir 80% tanaman bersimbiosis jenis fungi yang terlibat dan berbagai struktur
dengan fungi mikoriza arbuskula (Humphreys, yang dihasilkan yang diproduksi oleh fungi dan
2010). Sebaran yang luas dilingkungan akar tanaman (Smith, 1997). Penelitian mikoriza
menunjukkan pola simbiosis ini merupakan suatu selama 50 tahun terakhir telah bergerak di sekitar
hal yang penting untuk terus diobservasi. paradigma bahwa FMA memiliki akses untuk
Simbiosis terjadi di dalam akar tanaman dengan memobilisasi ion mineral sederhana dari tanah ke
cara fungi mengolonisasi apoplast dan sel korteks tanaman inang. Sebuah konsep mendapatkan
untuk memperoleh karbon yang berasal dari hasil alasan bahwa seleksi alam mungkin lebih
fotosintesis dari tanaman. Perbedaan lokasi dan memiliki hubungan antara tumbuhan dan
rizosfer menyebabkan perbedaan tanaman mutualists yang mampu mendukung
keanekaragaman spesies dan populasi FMA. penyerapan N dan P sebagai nutrisi tanaman

17
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

inang. Secara umum pola pergerakan karbon penelitian tentang FMA tetap menggunakan akar
dominan berasal dari tanaman ke fungi. Pola tanaman sebagai media pertumbuhan FMA.
asosiasi ini seringkali menunjukkan kepada Vesikular merupakan struktur fungi yang berasal
sistem pertahanan tanaman, serapan hara, dari pembengkakan hifa internal, berbentuk bulat
perbaikan struktur tanah dan ketahanan terhadap telur dengan ukuran 30-50 μm – sampai 80 μm-
cekaman kekeringan. Penelitian berikutnya 100 μm, yang berisi banyak senyawa lemak
menunjukkan hubungan yang terus menerus sehingga merupakan organ penyimpanan
antara fungi dan akar tanaman tanpa melihat cadangan makanan dan pada kondisi tertentu
kehadiran miselia (Gosling, 2006). Penelitian dapat berperan sebagai spora atau alat untuk
awal tentang fungi mikoriza arbuskula telah mempertahankan kehidupan fungi. Jika suplai
digambarkan mulai tahun 1842 (Nägeli, 1842). metabolik dari tanaman inang berkurang, maka
Kehadiran FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada cadangan makanan itu akan digunakan oleh fungi
akar tanaman memberikan keuntungan kepada sehingga vesikular mengalami degenerasi
tanaman tersebut dalam penyerapan unsur hara. (Brundrett, 2004). Jika dalam keadaan tidak
Terdapat pemahaman yang terus tumbuh menguntungkan maka akan terbnetuk spora
dari pentingnya kehidupan pertanian yang sebagai sel vegetatig. Secara umum spora yang
berkesinambungan, termasuk asosiasi tanaman berkecambah mengandung cadangan makanan
simbiotik. Di antara simbiosis ini, yang paling dalam bentuk lemak netral (TAG) yang
utama adalah mikoriza, asosiasi simbiotik yang berperan mendukung pertumbuhan. Lemak ini
tersebar luas antara fungi dengan akar tanaman. merupakan bentuk utama karbon pada spora,
Pembahasan simbiosis FMA sangat menarik hifa dan vesikel FMA, meliputi 45-95 % pol
dibahas dalam konteks pertanian, (i) karena FMA karbon spora (Pfeffer, 1999) tergantung pada
dominan yang dibentuk oleh sebagian besar spesies. Triacyglycerides merupakan bagian
tanaman (kecuali misalnya pada tanaman di terbesar dari lemak pada spora
Brassicaceae); (ii) karena peran FMA yang Asosiasi fungi dan tanaman dapat
berpotensi positif dan multifungsi dalam nutrisi menguntungkan tanaman terutama dengan
tanaman, perlindungan patogen, toleransi stres meningkatkan serapan ion fosfat, karena
dan penyediaan struktur tanah (iii) karena kemampuan miselia fungi untuk tumbuh di luar
banyak praktik pertanian (misalnya, persiapan zona penipisan fosfat yang dengan cepat
lahan, pemupukan, tanaman non-inang) berkembang di sekitar akar (Wu, 2013; Hodge,
cenderung berdampak negatif pada kehadiran 2015; Maiti, 2017). Sebagai imbalannya, fungi
FMA. kelimpahan dan keragaman jamur, sehingga menerima karbon (C) dari tanaman inang.
berpotensi memengaruhi fungsi; dan (iv) karena Manfaat lain untuk tanaman yang telah
FMA dapat dikelola. diidentifikasi meliputi: peningkatan resistensi
terhadap serangga pemakan daun (Melo, 2010),
Klasifikasi dan Kehadiran FMA meningkatkan ketahanan terhadap cekaman
Fungi mikoriza arbuskula termasuk kekeringan (Asrianti, 2016)(Pebriansyah, 2012),
kedalam zygomicota dengan famili peningkatakn resistensi dari infeksi patogen
Acaulosporaceace, Gigasporaceae dan Glomaceae. tanah (Manila, 2017; Tkacz, 2015), peningkatan
Masing – masing genusnya adalah Acaulospora kemampuan toleransi terhadap kadar salinitas
dan Enthrophospora untuk Acaulosporaceae, dan logam berat (Mollavali, 2016; Miransari,
Gigaspora dan Scutellospora untuk 2017), Peningkatan penyerapan macronutrients
Gigasporaceae, Glomus dan Sclerocystis untuk selain P, termasuk nitrogen (N) potassium (K) dan
Glomaceae (Dalpé, 1993; Schussler, 2001). magnesium (Mg)(Rosenstock, 2016; Dominguez,
Namun, tanah pertanian umumnya didominasi 2016).
oleh kehadiran hanya beberapa jenis FMA yang
termasuk dalam ordo Glomerales. FMA terdiri Pola interaksi di rhizosper
dari fase internal di dalam fase akar dan fase Fungi mikoriza arbuskula diketahui
eksternal, atau fase extraradical mycelium (ERM), dapat mempengaruhi pola keanekaragaman
yang dapat membentuk jaringan luas di dalam tumbuhan dalam berbagai ekosistem secara
tanah. Asosiasi FMA terjadi karena pembentukan global. Mikroorganisme tanah mempengaruhi
struktur fungi intraseluler yang sangat bercabang perkembangan fungi dan pembentukan simbiosis.
atau “arbuscules” yang diyakini sebagai tempat Pembentukan simbiosis dapat terjadi maupun
pertukaran fosfat antara fungi dan tanaman. tidak terjadi (Cruz, 2014; Ramírez, 2016).
Vesikula yang mengandung lipid dan dianggap Dampak negatif pada FMA termasuk pengurangan
sebagai struktur penyimpanan karbon juga dapat perkecambahan spora dan panjang hifa,
terbentuk dalam beberapa kasus, meskipun ini penurunan kolonisasi akar dan penurunan
akan tergantung pada simbion jamur serta aktivitas metabolik miselium internal
kondisi lingkungan (Smith, 1997). Sebagian besar (Muthukumar, 2017). Dampak positif pada

18
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

simbiosis FMA setelah penambahan rhizobacteria pertumbuhan FMA. FMA sangat tergantung pada
(PGPR), termasuk pseudomonas fluorescent dan pengiriman karbon yang merupakan hasil
mikroorganisme berspora. Sebagai contoh, fotosintesis tanaman inangnya. Bakteri dalam
inokulasi ganda dari PGPR dan FMA dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur karbon
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan (C) sebagai sumber energi untuk kegiatan
bintil akar kedelai (Pratama, 2017), pertumbuhan metabolisme dan perbanyakan sel, sedangkan
tinggi tanaman (Irianto, 2015; Sitepu, 2010). unsur nitrogen (N) dimanfaatkan untuk
Pada beberapa penelitian terdahulu mensintesis protein atau pembentukan
dapat disimpulkan bahwa Inokulasi dengan PGPR protoplasma (Simamora, 2006). Akan tetapi,
dapat meningkatkan kolonisasi akar oleh FMA bahan organik yang mempunyai kandungan C
pada awal infeksi, setelah 10-12 minggu tingkat terlalu tinggi menyebabkan proses peruraian
kolonisasi akar terlepas dari kehadiran PGPR. terlalu lama, sebaliknya jika kandungan karbon
Dengan demikian, kehadiran PGPR dapat juga rendah sisa nitrogen akan membentuk amonia
diartikan untuk meningkatkan tingkat kolonisasi dengan konsentrasi tinggi yang toksik bagi
FMA pada akar tanaman. Selain itu, antara bakteri bakteri walaupun dalam kondisi aman amonia
bintil akar dengan FMA juga bekerja secara akan dirubah bakteri menjadi nitrit. Akar
sinergis pada akar tanaman. Dipercaya bahwa tanaman dapat berasosiasi dengan berbagai
simbiosis FMA dapat mengurangi tekanan P macam fungi di tanah, walaupun tidak spesifik,
untuk tanaman yang pada gilirannya memiliki sehingga pandangan tentang satu fungi satu jenis
manfaat peningkatan fikasi nitrogenase, yang tanaman adalah kurang tepat.
pada akhirnya memberikan keuntungan untuk

Gambar 1. Interaksi Antara FMA, PGPR dan Akar Tanaman


(Sumber : Nadeem, 2014)

FMA Pada Agroekosistem pospat (Verzeaux, 2017). Hal ini yang


Peningkatan penyerapan unsur pospat memungkinkan keterkaitan dengan peningkatan
umumnya dianggap sebagai manfaat penting yang pertumbuhan dan hasil tanaman. Ketika
diberikan FMA untuk tanaman inangnya, dan kolonisasi oleh FMA terganggu, maka
konsentrasi pospat sering menjadi faktor pertumbuhan dapat juga terganggu dalam
pengontrol utama dalam hubungan tanaman- beberapa kasus. FMA telah banyak digunakan
fungi. FMA dapat memainkan peran penting untuk mengurangi efek stres pada tanaman inang
dalam peningkatan jumlah serapan pospat, dengan meningkatkan ketersediaan nutrisi dan
sehingga tanaman lebih efisien dalam penyerapan meningkatkan produktivitas pada tanaman inang.

19
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Meskipun serapan hara telah menjadi bakteri dan fungi, yang menghasilkan percepatan
fokus banyak penelitian pada asosiasi FMA ada imobilisasi dan translokasi senyawa polutan.
bukti bahwa FMA juga memainkan peran dalam
menekan hama dan penyakit tanaman, khususnya Peningkatan Agregasi Tanah
penyakit yang dibawa oleh mikroorganisme. Ketertarikan pada FMA cenderung
Penurunan tingkat penyakit pada tanaman yang berfokus pada perannya yang langsung
telah diinokulasi FMA terjadi, walaupun fakta mempengaruhi pertumbuhan tanaman inang.
menunjukkan bahwa infeksi patogen umumnya Namun, FMA juga memiliki efek langsung pada
mengurangi kolonisasi FMA. Dalam beberapa struktur tanah, yang sangat penting dalam bidang
kasus, ketahanan tanaman terhadap hama atau pertanian, di mana budidaya, dan tingkat bahan
penyakit mungkin hanyalah hasil dari organik tanah yang rendah cenderung akan
peningkatan nutrisi, meskipun terdapat beberapa menghasilkan struktur tanah yang rusak.
penelitian untuk beberapa mekanisme resistensi, Tanaman inang mentranfer sebanyak 20%
mungkin berlangsung secara bersamaan. karbon ke fungi, dan di laha pertanian, FMA dapat
Mekanisme yang telah diketahui adalah unsur menghasilkan biomassa yang signifikan (Hodge,
patogen dikeluarkan dari tanaman setelah adanya 2015).
kolonisasi FMA pada akar tanaman, maka kontrol FMA mempunyai kemampunan untuk
yang paling efektif adalah, kolonisasi FMA memantapkan struktur tanah. FMA melalui
berlangsung terlebih dahulu untuk lebih jaringan hifa eksternal dapat memperbaiki dan
meningkatkan ketahanan tanaman dari patogen memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-
(Al-Hmoud, 2015). Faktor lain yang menyebabkan senyawa polisakarida, asam organik dan lendir
tingkat ketahanan terhadap patogen tanah adalah oleh jaringan hifa eksternal yang mampu
perubahan pada eksudat akar yang dapat mengikat butir-butir primer menjadi agregat
menyebabkan perubahan pada komunitas mikro. Proses ini sangat penting artinya dalam
mikroba rhizosfer, perubahan pada biokimia akar stabilisasi agregat mikro. Kemudian agregat
yang terkait dengan mekanisme pertahanan mikro melalui proses "mechanical binding action"
tanaman. FMA dapat mempengaruhi penyakit oleh hifa eksternal akan membentuk agregat
yang disebabkan oleh patogen tanah yang makro yang mantap. Agregasi tanah adalah
mempengaruhi sistem akar. Perubahan pada proses kunci dalam ekosistem yang menghasilkan
mekanisme pertahanan tanaman atau resistensi pembentukan dan stabilisasi struktur tanah, yang
yang diinduksi, dihasilkan dari efek utama dari terdiri dari agregat tanah dan matriks yang
kolonisasi FMA untuk merespon lebih cepat dihasilkan pada pori – pori tanah. Agregasi tanah
terhadap infeksi oleh fungi patogen penting untuk pertumbuhan akar dan untuk fitur
Secara umum, tanaman mikoriza kurang tanah dan tingkat proses ekosistem, seperti
mengalami kerusakan dan perkembangan penyimpanan karbon dan ketahanan terhadap
patogen akan terhambat. FMA dapat membatasi erosi (Coleman, 2017). Agregasi tanah adalah
penyakit akar jamur dengan memperkuat ciri suatu proses yang kompleks, diatur oleh berbagai
morfologi tanaman dengan beberapa modifikasi faktor abiotik (misalnya tekstur) dan dimediasi
fisiologis dan mikroba di rhizosfer dan dengan oleh tanaman dan berbagai kelompok biota
mengubah komposisi kimia dari jaringan termasuk interaksinya, terlepas dari kerumitan
tanaman (Akkpru, 2005). Gangguan dapat ini, akar tanaman dan FMA secara konsisten
mempengaruhi kehadiran FMA di ekosistem ditemukan dan menjadi kekuatan penting dalam
pertanian dan alam. Seperti perubahan kondisi meningkatkan agregasi tanah. Spesies tanaman
kimia, fisika dan biologi tanah. Praktik agronomi dan FMA, masing-masing, berbeda dalam
seperti penanaman monokultur, pembajakan, kontribusinya terhadap agregasi tanah (Li, 2015;
atau pemupukan memiliki dampak negatif pada Leifheit, 2015).
jumlah serta keragaman FMA yang ada di tanah. FMA menghasilkan senyawa glycoprotein
Pengurangan biomassa fungi akan menghasilkan glomalin yang sangat berkorelasi dengan
efek negatif pada stabilitas tanah dan akibatnya peningkatan kemantapan agregat tanah. faktor-
dapat meningkatkan risiko erosi tanah. Karena faktor yang terlibat dalam pembentukan struktur
tanah adalah sumber daya tak terbarukan, adalah organisme, seperti hifa fungi yang dapat
dampak erosi sering bersifat kumulatif dan dalam mengikat satu partikel tanah dan partikel lainnya
banyak hal tidak dapat diubah. Dalam lingkungan Selain akibat dari perpanjangan dari hifa-hifa
yang tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak eksternal pada FMA, sekresi dari senyawa-
bumi dan unsur-unsur lainnta, belum didapat senyawa polisakarida, asam organik dan lendir
bukti yang jelas bahwa FMA langsung dapat yang di produksi oleh hifa-hifa eksternal, mampu
mendegradasi senyawa hidrokarbon minyak mengikat butir-butir mikro tanah menjadi agregat
bumi, namun, mungkin merangsang aktivitas makro. Mekanisme kerja FMA dalam
metabolisme mikroorganisme tanah, khususnya meningkatkan agregart tanah dengan melakukan

20
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

kolonisasi akar tanaman dengan menginfeksi D. J. (2010). Mutualistic mycorrhiza-like


sistem perakaran tanaman inang, memproduksi symbiosis in the most ancient group of
jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang land plants. Nature communications, 1,
mengandung FMA tersebut akan mampu 103
meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur Irianto, R. S. (2015). Efektifitas Fungi Mikoriza
hara. Arbuskula Dan Plant Growth Promoting
Bacteria Terhadap Pertumbuhan
Daftar Pustaka Aquillaria Crassna. Jurnal Pemuliaan
Akkopru A, Demir S (2005) Biological Control of Tanaman Hutan, 9(3), 149-158.
Fusarium Wilt in Tomato Caused by Leifheit, E. F., Verbruggen, E., & Rillig, M. C.
Fusarium oxysporum f sp lycopersici by (2015). Arbuscular mycorrhizal fungi
AMF Glomus intraradices and some reduce decomposition of woody plant
Rhizobacteria. Journal of Phytopathology litter while increasing soil aggregation.
153: 544-550 Soil Biology and Biochemistry, 81, 323-
Al-Hmoud, G., & Al-Momany, A. (2015). Effect of 328.
Four Mycorrhizal Products on Fusarium Li, X., Zhang, J., Gai, J., Cai, X., Christie, P., & Li, X.
Root Rot on Different Vegetable Crops. (2015). Contribution of arbuscular
Journal of Plant Pathology & mycorrhizal fungi of sedges to soil
Microbiology, 6(2), 1. aggregation along an altitudinal alpine
Asrianti, A., Tuheteru, F. D., Kandari, A. M., & grassland gradient on the Tibetan
Mekuo, I. S. (2016). Status and Culture of Plateau. Environmental microbiology,
Arbuscular Mycorrhizal Fungi isolated 17(8), 2841-2857.
from rhizosphere of Endemic and Maiti, D., Toppo, N. N., Nitin, M., & Kumar, B.
Endangered Species of Kalapi (Kalappia (2017). Arbuscular Mycorrhizal
celebica Kosterm). European Journal of Technology Based on Ecosystem Services
Sustainable Development, 5(4), 395. Rendered by Native Flora for Improving
Nägeli C (1842). Pilze im Innern von Zellen. Phosphorus Nutrition of Upland Rice:
Linnaea 16:278–285 Status and Prospect. In Mycorrhiza-Eco-
Cruz, A. F., Soares, W. R. O., & Blum, L. E. B. (2014). Physiology, Secondary Metabolites,
Impact of the arbuscular mycorrhizal Nanomaterials (pp. 87-105). Springer,
fungi and bacteria on biocontrol of white Cham.
root rot in fruit seedlings. J Plant Physiol Manila, R., & Nelson, R. (2017). Nutrient uptake
Pathol 2, 1, 2. and promotion of growth by Arbuscular
Coleman, D. C., Callaham, M. A., & Crossley Jr, D. A. Mycorrhizal Fungi in Tomato and their
(2017). Fundamentals of soil ecology. role in Bio-protection against the tomato
Academic press. wilt pathogen. Journal of Microbiology
Dalpé, Y. (1993). Vesicular-arbuscular and Biotechnology Research, 3(4), 42-46.
mycorrhiza. Soil sampling and methods Melo, C. A. D. (2010). Arbuscular mycorrhizal
of analysis. Lewis Publishers, Boca Raton, fungal diversity and composition in
287-301. pastures of the Azores: assessing the
Dominguez-Nuñez, J. A., Benito, B., Berrocal-Lobo, impact of management practices
M., & Albanesi, A. (2016). Mycorrhizal (Doctoral dissertation).
fungi: role in the solubilization of Miransari, M. (2017). Arbuscular Mycorrhizal
potassium. In Potassium solubilizing Fungi and Heavy Metal Tolerance in
microorganisms for sustainable Plants. In Arbuscular Mycorrhizas and
agriculture (pp. 77-98). Springer, New Stress Tolerance of Plants (pp. 147-161).
Delhi. Springer, Singapore.
Gosling, P., Hodge, A., Goodlass, G., & Bending, G. Mollavali, M., Bolandnazar, S. A., Schwarz, D.,
D. (2006). Arbuscular mycorrhizal fungi Rohn, S., Riehle, P., & Zaare Nahandi, F.
and organic farming. Agriculture, (2016). Flavonol glucoside and
ecosystems & environment, 113(1-4), 17- antioxidant enzyme biosynthesis affected
35. by mycorrhizal fungi in various cultivars
Hodge, A., & Storer, K. (2015). Arbuscular of onion (Allium cepa L.). Journal of
mycorrhiza and nitrogen: implications agricultural and food chemistry, 64(1),
for individual plants through to 71-77.
ecosystems. Plant and soil, 386(1-2), 1- Muthukumar, T., Bagyaraj, D. J., & Ashwin, R.
19. (2017). Arbuscular Mycorrhizal Fungi:
Humphreys, C. P., Franks, P. J., Rees, M., Role in Alleviating Salt Stress in Crop
Bidartondo, M. I., Leake, J. R., & Beerling, Plants.

21
Jurnal Biosains Vol. 4 No. 1. Maret 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Nadeem, S.M., Ahmad, M., Zahir, Z.A., Javaid, A., & Tkacz, A., & Poole, P. (2015). Role of root
Ashraf, M. (2014). The role of microbiota in plant productivity. Journal
mycorrhizae and plant growth promoting of experimental botany, 66(8), 2167-
rhizobacteria (PGPR) in improving crop 2175.
productivity under stressful Verzeaux, J., Hirel, B., Dubois, F., Lea, P. J., & Tétu,
environments. Biotechnology advances, T. (2017). Agricultural practices to
32 2, 429-48. improve nitrogen use efficiency through
Pebriansyah, A., Karti, P. D. M. H., & Permana, A. T. the use of arbuscular mycorrhizae: Basic
2012. EFFECT OF DROUGHT STRESS AND and agronomic aspects. Plant Science,
ADDITION OF ARBUSCULA 264, 48-56.
MYCORRHIZAL FUNGI (AMF) ON Wu, F., Wang, W., Ma, Y., Liu, Y., Ma, X., An, L., &
GROWTH AND PRODUCTIVITY OF Feng, H. (2013). Prospect of beneficial
TROPICAL GRASSES (Chloris gayana, microorganisms applied in potato
Paspalum dilatatum, and Paspalum cultivation for sustainable agriculture.
notatum). Journal of Tropical Forage African Journal of Microbiology Research,
Science, 2:1, 41-48 7(20), 2150-2158.
Pratama, R. A. (2017). Pengaruh Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) dan PGPR
terhadap Bintil Akar Tanaman Kedelai
Hitam. Jagros: Jurnal Agroteknologi dan
Sains (Journal of Agrotechnology
Science), 2(1), 36-41.
feffer, hilip , avid ouds r ,
uillaume e card, and air hachar-
Hill. 1999. Carbon Uptake and the
Metabolism and Transport of Lipids in an
Arbuscular Mycorrhiza. Plant Physiology.
American Society of Plant Physiologists.
Vol.120 : 587–598
Ramírez, J. G., Osorno, L., & Osorio, N. W. (2016).
Presence of mycorrhizal fungi and a
fluorescent Pseudomonas sp. in the
rhizosphere of cacao in two
agroecosystems and their effects on
cacao seedling growth. Agronomía
Colombiana, 34(3), 385-392.
Rosenstock, N. P., Berner, C., Smits, M. M., Krám,
P., & Wallander, H. (2016). The role of
phosphorus, magnesium and potassium
availability in soil fungal exploration of
mineral nutrient sources in Norway
spruce forests. New Phytologist, 211(2),
542-553.
Simamora H, Salundik. 2006. Meningkatkan
Kualitas Kompos. Jakarta : PT Agro Media
Pustaka
Sitepu, I. R., & Mansur, I. (2010). Utilization of
Rhizoplane Bacteria and Arbuscular
Fungi Mycorrhizal (AFM) to Improve
Growth of Jelutong Seedling (Dyera
polyphylla Miq. Steenis. Jurnal Silvikultur
Tropika, 1(1).
Schussler, A., Schwarzott, D., Walker, C., 2001. A
new fungal phylum, the Glomeromycota:
phylogeny and evolution. Mycol. Res. 105,
1413–1421
Smith, S.E. and Read, D.J. (1997) Mycorrhizal
Symbiosis. Academic Press, London

22

Вам также может понравиться