Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAGISTER AKUNTANSI
Oleh :
Nim : 17062103037
Sebagai sebuah perusahaan, program tanggung jawab sosial menjadi bagian yang
sangat penting untuk kelangsungan usaha. Tak terkecuali bagi perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Dalam perusahaan BUMN, program tanggung jawab ini dikenal
dengan istilah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
PKBL sendiri terdiri dari dua jenis program yakni Program Kemitraan (PK) dan Bina
Lingkungan (BL). Program kemitraan adalah suatu program yang mewajibkan BUMN
untuk memberikan pinjaman usaha dan pembinaan kepada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Sedangkan bina lingkungan adalah sebuah program yang diberikan
melalui bantuan dana untuk keperluan program/kegiatan pengembangan masyarakat.
Fokus area kedua program tersebut adalah wilayah lokasi dimana suatu BUMN
beroperasi. Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan UMKM
agar menjadi tangguh dan mandiri. Sasaran utama dari program ini adalah para UMKM
yang dapat dikatakan dalam status non bankable atau belum mendapatkan akses
pinjaman modal dari bank.
Jika dilihat secara sepintas, program kemitraan dalam pengertian PKBL memiliki fungsi
yang hampir sama dengan perbankan. Namun keistimewan program kemitraan
dibandingkan bank adalah pinjaman yang diberikan suatu entitas PKBL kepada para
mitra binaannya diberikan dengan bunga rendah dan flat. Selain itu, dalam program
kemitraan, setiap UMKM akan diberikan pembinaan secara “gratis” berupa
peningkatakan kapasitas usaha mereka.
Setiap calon mitra binaan yang mengajukan pinjaman melalui program kemitraan akan
dievaluasi dengan mengacu prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, and
Condition) yang sudah terkenal pada dunia kredit perbankan. Namun program kemitraan,
memiliki standar yang mungkin tidak seketat perbankan.
Kedua, mengestimasi, mencatat, dan melaporkan dampak, costs, serta benefits dari
suatu proyek baik yang terukur maupun sulit terukur terhadap masyarakat dan
lingkungan. Metode akuntansinya disebut socio-economic accounting. Perlakuan
akuntansi atas costs tersebut adalah sebagai beban periodik atau sebagai pengeluaran
investasi, tergantung pada estimasi tingkat kesuksesan atau umur manfaat ekonomis
suatu proyek.
Jika tingkat kesuksesan dan umur manfaat ekonomisnya sulit diprediksi, semua
costs-nya bisa langsung diakui sebagai beban periodik dan dilaporkan dalam laporan
laba-rugi. Namun, jika manfaat ekonomisnya bisa diestimasi, semua costs-nya bisa
diakui sebagai investasi yang bisa dikapitalisasi. Harus diingat, karena benefits-nya sulit
diukur secara moneter, pengungkapannya dalam pelaporan keuangan bisa dinyatakan
secara kualitatif.
3. Penggunaan CSR
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236 /MBU/2003 yang mengikat BUMN untuk
menyelenggarakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL)
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236 /MBU/2003 menyatakan bahwa BUMN
wajib melaksanakan PKBL dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada. (Lihat
pasal 2 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236 /MBU/2003 Tentang Program
kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina
Lingkungan) Kinerja Program Kemitraan tersebut merupakan salah satu indikator
penilaian tingkat kesehatan BUMN (Lihat pasal 27 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep
-236 /MBU/2003 Tentang Program kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha
Kecil Dan Program Bina Lingkungan). Dana Program Kemitraan bersumber dari:
penyisihan laba setelah pajak sebesar 1% (satu persen) sampai dengan 3% (tiga
persen), hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari Dana Program
Kemitraan setelah dikurangi beban operasional, dan dari pelimpahan dana Program
Kemitraan dari BUMN lain (jika ada). Sedangkan Dana Program BL (Bina Lingkungan)
bersumber dari penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 1% (satu persen) dan
dari hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL(Lihat pasal 8
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236 /MBU/2003 Tentang Program kemitraan
Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan) Bentuk
Program Kemitraan berupa: Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian
aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, serta pinjaman khusus
yang berupa: pembiayaan kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan
yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra
Binaan dan Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 (tiga) pihak yaitu BUMN Pembina,
Mitra Binaan dan rekanan usaha Mitra Binaan dengan kondisi yang ditetapkan oleh
BUMN Pembina. Sedangkan bentuk terakhir dari Program Kemitraan, adalah hibah.
Hibah digunakan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,
promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta
untuk pengkajian atau penelitian. Berbeda dengan Bentuk Program Kemitraan, Dana
Program BL yang digunakan untuk tujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di
wilayah usaha BUMN, yang berbentuk bantuan: Korban bencana alam, pendidikan dan
atau pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan prasarana dan sarana umum,
serta sarana ibadah ( Lihat pasal 10 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236
/MBU/2003 Tentang Program kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil
Dan Program Bina ).
CSR merupakan penggunaan sumber daya alam yang efisien sekaligus berkeadilan.
Perusahaan diberikan kesempatan mencari keuntungan tetapi tidak boleh melupakan
lingkungannya. Dalam mengambil keputusan perusahaan yang bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan internal dulu baru kemudian menyebarkan kesejahteraan di
luar. Di sini, CSR merupakan kegiatan sukarela (voluntary) kepada masyarakat di luar
perusahaan.
Penerapan CSR di luar negeri BERBEDA dalam hal law inforcement-nya. Di beberapa
negara, CSR dilakukan untuk kelancaran bisnis dan harus dilaporkan sebagai bentuk
pengawasan. Sedangkan, pengawasan CSR di Indonesia yang lebih ketat berasal dari
lembaga swadaya masyarakat (NGO) ketimbang pemerintah.
Jika pengawasan dilakukan ketat, maka tidak ada celah bagi perusahaan untuk
mengklaim sudah memberikan manfaat bagi masyarakat. Pengusaha dalam
melaksanakan CSR akan menciptakan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Contohnya, di daerah tertentu berlimpah sumber daya alam tetapi penduduknya
tergolong miskin. Di sinilah tanggung jawab sosial perusahaan memberikan dampak
positif kepada lingkungan sekitar.
CSR merupakan penggunaan sumber daya alam yang efisien sekaligus berkeadilan.
Perusahaan diberikan kesempatan mencari keuntungan tetapi tidak boleh melupakan
lingkungannya.
CSR berpedoman pada ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai
tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap
masyarakat dan lingkungan. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat. Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder. Sesuai
hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional. Terintegrasi di
seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun
jasa.