Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
2. Penerima manfaat subsidi pupuk
Hasil kajian Bank Dunia (2009) memberikan informasi bahwa pada usahatani padi tahun
2007, petani luas lebih banyak memperoleh manfaat subsidi pupuk dibanding petani kecil untuk
pupuk Urea, terlebih-lebih pupuk SP36 yang harganya lebih mahal. Petani luas yang jumlahnya
40% memperoleh 60% dari total subsidi pupuk. Hasil kajian IPB (2010) juga memperlihatkan
bahwa kebijakan subsidi pupuk tahun 2008 memberikan dampak lebih besar pada kelompok
pendapatan menengah keatas yaitu sebesar Rp.223,9 milyar, sedangkan kelompok
pendapatan rendah dan kelompok miskin masing-masing memperoleh peningkatan pendapatan
sebesar Rp 167,9 milyar dan Rp 65,2 milyar.
2
Lini-IV. Margin pupuk bersubsidi di Lini IV pada akhir tahun 2009 sebesar Rp. 60/kg termasuk
biaya transport dari Lini III ke kios, biaya bongkar muat, retribusi dan keuntungan penyalur.
Kecilnya margin di tingkat penyalur Lini IV mengakibatkan para pelaku distribusi pupuk tersebut
melakukan penyesuaian biaya pemasaran secara tidak resmi. Tindakan pelaku distribusi
tersebut menyebabkan meningkatnya marjin pemasaran diatas ketentuan, yang merupakan
salah satu penyebab harga beli oleh petani berada diatas HET.
4. Keterbatasan anggaran
Anggaran untuk subsidi pupuk semakin terbatas. Pada tahun 2010, anggaran subsidi pupuk
sebesar Rp.15.4 trilyun turun dari Rp 17,5 triliun pada tahun 2009. Dengan penurunan anggaran
subsidi pupuk tersebut, maka volume pupuk yang disubsidi berkurang sehingga alokasi pupuk
bersubsidi untuk tiap Kelompok Tani juga berkurang dan lebih kecil dari jumlah yang diajukan
oleh Kelompok Tani sesuai dengan RDKK. Di beberapa daerah jenis pupuk tertentu bahkan tidak
tersedia di penyalur. Anggaran untuk pengawasan pupuk juga terbatas yaitu hanya sekitar Rp
20 milyar untuk seluruh Indonesia atau rata-rata sekitar Rp 50 juta per kabupaten/kota untuk
jangka waktu setahun atau sekitar Rp 4 juta per bulan.
3