Вы находитесь на странице: 1из 8

AUDIT KAS

Wardah F 9:43 PM

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Tahun 1994:


· Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

· Yang dimaksud dengan kas di bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas), Pos wesel, certified check,
cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di Bank yang
pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.

Pada materi kali ini penulis akan membahas audit proses kas untuk audit atas laporan
keuangan. Tujuan utama manajemen kas adalah untuk memastikan bahwa kas
mencukupi dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan entitas. Tujuan ini dapat dicapai
dengan melakukan peramalan yang baik atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan
teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan untuk (1) mengivestasikan
kelebihan kas, dan (2) bila terdapat kebutuhan akan kas, mendapatkan pinjaman dengan
tingkat bunga yang menguntungkan. Karena sangat likuid, kas dan investasi pada
umumnya merupakan area audit yang kritis.

Kas didalam perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu :


· Kas di Tangan (Kas Kecil)

Dana kas kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.

· Kas di bank

Dana kas di bank adalah uang kas yang berada di dalam rekening suatu bank yang
digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar dan tidak dimungkinkan
diberikan secara langsung dalam transaksi dikarenakan jumlah nominal dan rawannya
dari segi keamanan. Kas dibank selalu berhubungan rekening koran yang dihasilkan oleh
bank kepada perusahaan.

Ada 2 metode dalam pencatatan kas kecil yaitu:


1. Metode Imprest

Dalam sistem ini jumlah rekening dalam kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar yang
diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Apabila dan kas kecil
tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan meminta pengisian
kembali kas kecilnya sejumlah jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini
jumlah uang dalam kas kecil kembali lagi seperti semula. Pengisian kembali pada akhir
periode ini perlu dikatakan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat,
karena dalam sistem imprest, pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat
pengisian kembali.

2. Metode Fluktuasi

Dalam metode Fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama
seperti dalam sistem imprest. Perbedaannya dengan sistem imprest adalah bahwa dalam
metode fuktuasi, saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan
jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.

I. Jenis-Jenis Akun Kas Audit


1. Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran
dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan
penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun
tersebut.

2. Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Terdapat jenis akun
impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran.
Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan
disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara
periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda
dengan akun pengajian impres.
3. Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal
dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa
perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang
berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor
pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

4. Dana Kas Kecil Impres


Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada
bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya
yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih
mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk
memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.

5. Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian
tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan
bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan
dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak
dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas
yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih
panjang bukan merupakan setara kas.

II. Siklus Transaksi Kas di Bank


Siklus penjualan dan penerimaan kas meliputi keputusan dan proses yang dibutuhkan
untuk mengalihkan kepemilikan atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual
kepada pelanggan. Siklus ini dimulai dengan permintaan oleh pelanggan dan berakhir
dengan perubahan atau jasa menjadi piutang usaha dan akhirnya menjadi uang tunai.

Didalam penerimaan dan pengeluaran kas terdapat 5 siklus yang secara langsung
mempunyai hubungan dengan saldo rekening kas, yaitu :

 ™ - Siklus pendanaan
 ™ - Siklus pengeluaran
 ™ - Siklus Investasi
 ™ - Siklus pendanaan
 ™ - Siklus Jasa jasa Personel

Siklus produksi tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan penyajian saldo
rekening kas, meskipun diakui secara langsung hubungan tersebut ada. Transaksi yang
mempengaruhi siklus kas mempunyai mutasi yang tinggi, hal ini dikarenakan kas yang
menyangkut aktiva yang terkait dengan pengukuran nilai bersifat sangat likuid. Ini berarti
resiko melekat dalam siklus ini sangat tinggi. Semakin tinggi volume transaksi yang
terbentuk, maka akan meningkat pula resiko yang melekat dalam penyajian rekening kas
dalam neraca.

III. Audit Akun Kas Umum


Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini :

1. Salinan rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper)


Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien.
Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek
beredar, dan penyesuian lain, seperti biaya jasa bank, dan cek yang dikembalikan karena
pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek
kosong).

2. Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan
(standar bank confirmation form)
Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank
atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun. Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi
ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan
ternci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi.
Adapun isi konfirmasi bank antara lain sebagai berikut:

1. - Saldo tiap jenis rekening

2. - Saldo tiap jenis hutang

3. - Aktiva yang dijadikan jaminan hutang

4. - Batasan terhadap rekening klien di bank

3. Pisah batas rekening Koran (cut off bank statemen)


Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi bank adalah melakukan verifikasi atas
ketepatan unsur-unsur yang merekonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek
yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening koran untuk menguji unsur-unsur
yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.

IV. Prosedur berorientasi Kecurangan


Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan tugas
antara pemegang kas dan pencatatan transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan
kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan
auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan
sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari
kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang,
pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun
kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung
untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang
paling efektif untuk menemukan kecurangan.
Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga
terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang
lebih luas. Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan
kecurangan pada akun kas adalah :

1. Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas (Extented Bank Reconciliation Prosedur)


Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutup
penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan memanipulasi unsur yang harus
dirensiliasi dalam rekonsilasi bank.

2. Pembuktian kas (Proff Of Cash)

Pembuktian kas digunakaan untuk rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas yang
tercatat pada buku klien dengan kas yang disetorkan atau yang dikeluarkan dari akun
bank pada suatu periode tertentu.

Pembuktian kas sering kali disebut juga sebagai pembuktian kas empat kolom. Keempat
kolom terdiri atas:

1. - Rekonsiliasi bank di awal periode

2. - Rekonsiliasi antara kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan


kas yang dicatat pada jurnal -penerimaan kas

3. - Rekonsiliasi antara kas yang dikeluarkan dari akun bank dengan


pengeluaran kas yang dicatat pada jurnal pengeluaran kas

4. - Rekonsiliasi bank akhir periode

3. Pengujian untuk kitting (Test For Kitting)

Tehnik kitting digunakan untuk menyembunyikan adanya tindak penggelapan uang atau
kelebihan kas di bank untuk saldo yang ada pada tanggal neraca. Pendekatan yang
umumnya dilakukan auditor untuk pengujian kitting adalah membuat skedul transfer antar
bank. Daftar transfer antar bank dibuat auditor berdasarkan informasi yang diperoleh dari
laporan bank (bank statement), konfirmasi dari bank, serta informasi lain yang diperoleh.
Tehnik kitting ini hanya mungkin terjadi pada perusahaan yang sistem pengendalian
internnya lemah. Kelemahan dalam perusahaan ini ditunjukan dengan adanya
pengaturan seorang individu dapat melakukan pengeluaran cek dan sekaligus mencatat
pengeluaran cek tersebut. Hal ini berarti tidak ada pemisahan fungsi yang memadai
terhadap deskripsi tugas para pejabat perusahaan. Kemungkinan lain terjadinya kitting
adalah karena adanya kolusi diantara para pejabat yang terlibat dalam proses
pengeluaran dan pencatatan transaksi kas tersebut. Dalam hal persekongkolan ini,
biasanya sangat sulit dideteksi oleh pihak luar perusahaan. Usaha untuk mendeteksi
kemungkinan adanya kitting adalah sebagai berikut:

 - Buatalah cut off bank statement, dari daftar ini akan terlihat cek yang clearing
ternyata tidak cocok dengan daftar cek yang masih dalam peredaran.

 - Membuat cut of test, dari daftar ini akan diketahui pengeluaran terakhir
sebelum tanggal neraca tidak akan dicatat dalam register cek

 - Siap proff of cash


V. Transfer berorientasi Kecurangan
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut:

1. Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.

2. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.
Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya
pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.

3. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan
di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan
pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan
untuk menutupi berkurangnya kas.

4. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau


dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam
akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank.
Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.

5. Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan
dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer
rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank
mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk


menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank
tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
VI. Transfer Kas secara Elektronik
Banyak organisasi menggunakan transfer secara elektronik dimana mereka mentransfer
kas antar bank, menerima tagihan tunai dari pelanggannya, membayar pemasok.
Perusahaan melakukan kegiatan aktivitas penjualannya melalui e-commerce dapat
menerima dana secara elektronik dari agen kartu kredit yang menyerahkan pembayaran
atas nama pelanggan. Transfer secara elektronik berpotensi meningkatkan pengendalian
intern dimana tidak ada uang tunai yang ditangani pegawai. Namun terdapat juga potensi
resiko pencurian tunai melalui transfer kas yang tidak layak.

VII. Audit Kas Kecil Imprest


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Kemungkinan penyalahgunaan wewenang karena karyawan klien dapat melakukan
banyak transaksi kecurangan atas dana tersebut pada suatu bagian tahun. Audit kas kecil
dibagi menjadi dua, yaitu:

Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan
pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari
penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.
1. Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas
lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya
dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus
jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.

2. Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat
potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan. Prosedur
dalam pengujian kas kecil adalah:

 - Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah


pengeluaran

 - Memperhatikan urutan voucher kas kecil

 - Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil

 - Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan


register kas, faktur, dan bukti penerimaan.
VIII. Audit atas akun dan gaji Imprest
Pengujian rekonsiliasi bank atas gaji dan upah dapat dilaksanakan hanya dalam beberapa
menit jika ada akun gaji upah impes dan rekonsiliasi yang independen atas akun–akun
seperti yang diuraikan untuk akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek
beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan.

Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan
rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur
rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya
terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila
pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas
impres pada buku besar.

Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit
dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu
luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun
penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua,
jenis pengeluaran adalah homogeny.

=========

Вам также может понравиться